Debit rencana adalah debit banjir yang diharapkan terjadi dengan frekuensi
tertentu, yang biasanya ditentukan oleh kala ulang. Kala ulang adalah
periode rata-rata antara dua kejadian banjir yang sama atau lebih besar dari
debit tertentu. Debit rencana digunakan sebagai dasar untuk merancang
struktur hidraulik seperti bendungan, saluran, jembatan, dan sebagainya.
Metode yang digunakan dalam penenelitian statistik yang dapat diapaki untuk
ini adalah Studi Kasus dengan menentukan besarnya hujan rencana,
menggunakan Data curah hujan selama 8 seperti distribusi Gumbel, Log Person Type
tahun yaitu tahun 2013-2020. Selanjutnya III, Log Normal dan beberapa cara lain.
dilakukan analisis curah hujan maksimum Metode ini harus diuji mana yang bisa dipai
harian rata-rata, perhitungan curah hujan
dalam perhitungan. Pengujian tersebut
maksimum harian rata-rata pada daerah
melalui pengukuran dispresi.
aliran sungai mencongah, data klimatologi
Pengukuran Dispersi
Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data diperoleh dari data Tidak semua nilai dari suatu
sekunder, data yang dikumpulkan peneliti variabel hidrologi terletak atau sama
dari berbagai sumber yang telah ada, yaitu dengan nilai rata-ratanya, tetapi
data curah hujan 2013-2020 dan studi
kemungkinan ada nilai yang lebih besar
pustaka, berbagai literature seperti buku,
jurnal penelitian, artikel-artikel ilmiah, serta atau kecil dari nilai rata- ratanya. Besarnya
standar-standar pengujian. dispersi dilakukan dengan pengukuran
dispersi, yakni melalui perhitungan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN parametrik statistik untuk (Xi–X), (Xi–
Analisis hidrologi digunakan untuk X)2, (Xi–X)3, (Xi–X)4 terlebih dahulu.
menentukan besarnya debit banjir rencana
pada suatu perencanaan bangunan air. Data dimana :
untuk penentuan debit banjir rencana pada Xi = Besarnya curah hujan DAS (mm)
tugas akhir ini adalah data curah hujan, X = Rata-rata curah hujan maksimum
dimana curah hujan merupakan salah satu daerah (mm)
dari beberapa data yang dapat digunakan
untuk memperkirakan besarnya debit banjir
Macam pengukuran dispersi antara lain
rencana.
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Curah Hujan Bulanan 1. Standart Deviasi (S)
Hujan ∑𝑛 (𝑋𝑖−𝑋𝑟)2
No Tahun Sx = √ 𝑖=1
Harian (mm) 𝑛−1
1 2013 104
dimana :
2 2014 112
Sx = Standar deviasi
3 2015 113
Xi = Curah hujan rata-rata
4 2016 205
Xr = Harga rata – rata
5 2017 196
n = Jumlah data
6 2018 185
2. Koefisien Skewness (Cs) 4. Koefisien Variasi (Cv)
𝑆𝑑
𝐶𝑣 =
𝑛 ∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟)3 𝑋𝑟
Cs =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑆𝑑3 Dalam perhitungan diperlukan beberapa
3. Koefisien Kurtosis (Ck) parameter yang disajikan dalam tabel
𝑛 ∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟)4 dibawah ini :
Ck =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑥𝑆𝑑4
14343.88 8 (2920096)
Sd = √ Ck =
8−1 (8 − 1)(8 − 2)𝑥17,1094
23360768
17,109 Ck =
3598717,82
2. PerhitunganKoefisienKemencengan
Ck =6,491
𝑛 ∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟)3
Cs =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑆𝑑3 4. Perhitungan Koefisien Variasi (Cv)
8 x (40428,28 ) 17,109
Cs = 𝐶𝑣 = = 0,114
(8 − 1)(8 − 2) x 17,1093 149,625
1. Harga rata-rata ( Xr ) Yt = − ln ( )
∑𝑖𝑛 𝑋𝑖 𝑛−1
8
𝑋𝑟 = Yt = − ln ( )
𝑛 8 −1
1197
𝑋𝑟 = = 0.1052
8 dimana :
= 149.6 n = periode ulang 8 tahun
Untuk data hujan selama 8 tahun maka
2. Hitung nilai faktor (K)
Yn dan Sn diambil dalam tabel
Untuk mendapatkan:
Dari tabel Yn untuk n = 10 tahun Yn = = 42,276
0,4952
4. Besarnya curah hujan rencana untuk
Dari tabel Sn untuk n = 10 tahun Sn =
periode ulang 5 tahun adalah sebagai
0,9496 berikut:
𝑌𝑡 − 𝑌𝑛
K= XTr = Xr + K.Sx
𝑆𝑛
−0,223 − 0,5202 = 149.6 + (0,411 x 42.276)
K=
1,0493 = 166.97 mm
−0,7432
K=
1,0493 Untuk perhitungan curah hujan
= 0,708 rancangan distribusi Gumbel kala ulang
5 tahun dapat dilihat pada tabel berikut :
3. Simpangan baku (S):
∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟)2
Sx = √
𝑛−1
12511,01
Sx = √
8−1
Tr Xr Sx
Yt Yn Sn K XTr
(Thn) (mm) (mm)
5 149,6 -0.223 0.5202 1.0493 -0,708 42,276 119.213
10 149,6 -0.105 0.5202 1.0493 -0,595 42,276 124.202
20 149,6 -0.051 0.5202 1.0493 -0,544 42,276 126.485
25 149,6 -0.040 0.5202 1.0493 -0,533 42,276 126.950
50 149,6 -0.020 0.5202 1.0493 -0,514 42,276 127.795
100 149,6 -0,013 0.5202 1.0493 -0,508 42,276 128.091
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 4.6. Perbandingan syarat-syarat distribusi dan hasil perhitungan analisis frekuensi
curah hujan
Hasil
No Jenis Distribusi Syarat
Perhitungan
Cs ≈ 0 Cs = 1.431
1 Normal
Cv = 3 Ck = 2.309
Cs = 0,8325 Cs = 1.952
2 Log-Person Tipe III
Ck = 2,865 Ck = 4.546
Cs ≈ 1,1396 Cs = 1.230
3 Gumbel
Ck ≈ 5,4002 Ck = 2.122
Sumber : Hasil Analisis
1 + 0.012 x 170.2980,70
Perhitungan Debit Banjir rencana =
1 + 0.075 x 170.2980,70
Metode Haspers
= 0.5473
Metode dapat digunakan apabila 4. Hitung curah hujan harian maksimum
luas DAS <300 km2,(Suyono Sosrodarsono rencana periode ulang T tahun
𝑡 𝑥 𝑅𝑛
Kensaku Takadea,1977). r =
t+1
Langka perhitungan debit banjir 5.583 𝑥 10.5708
rencana metode Hasper adalah sebagai =
5.583 + 1
berikut: = 8.965
Q = α∗ β * q * A 5. Hitung Intensitas yang diperlukan
1. Menentukan waktu konsentrasi (t)
t = 0.10 x L0.8 x i-0.3 𝑡 𝑥 𝑅𝑛
q =
= 0.10 x 47.106 0.8 x 0.0435 -0.3
3.6 x t
5.583 𝑥 10.5708
= 5.583 =
2. Menghitung koefisien reduksi (β) 3.6 x 5.583
𝑡+3.70𝑥10−0.4𝑡 𝐴0,75 = 29.365 m3/det
1 =1+ −
β 𝑡2 +15 12 6. Hitung debitbanjir rencana periode
5.583+3.70𝑥10−0.4𝑥5.583 170.2980,75
= 1+ − ulang T tahun
5.5832 +15 12
Q = α∗ β * q * A
= 0.894 = 0.5473 ∗ 0.894 * 29.365 *
170.298
3. Hitung koefisien run off (α) = 2446.82 m3/det
1 + 0.012 x 𝐴0,70
α=
1 + 0.075 x 𝐴0,70
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana Metode Der Weduwen
Kala
Q
Ulang R24 R α β
(m /det)
3
(Tahun)
2 10,571 5.583 0.441 0.799 25423.01
5 12,558 5.436 0.441 0.799 30846.43
10 13,873 4.345 0.441 0.799 40491.93
20 15,778 4.263 0.441 0.799 46713.15
25 15,535 3.237 0.441 0.799 56061.9
50 15,657 3.351 0.441 0.799 55160.52
100 10,571 2.572 0.441 0.799 25423.01
Sumber : Hasil Perhitungan
Kala Q Penyimpangan
Q
Ulang Der (%)
Terukur
(Tahun) Weduwen (m /det)
3 (%)
2 423.674 25423.01 24999.336 5.901
2 423.674 25423.01 24999.336 5.901
5 514.055 30846.43 30332.375 5.901
10 674.797 40491.93 39817.133 5.901
20 778.474 46713.15 45934.676 5.901
25 934.271 56061.9 55127.629 5.901
50 919.249 55160.52 54241.271 5.901
100 423.674 25423.01 24999.336 5.901
Sumber : Hasil Perhitungan
4. KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisa hidrologi tabel 4.9 dan tabel 4.10 diatas, dengan debit
dengan menggunakan data curah hujan rancangan pada masing-masing kala ulang.
bulanan yang diperoleh dari petugas
pencatat bendung dengan lama
pengamatan 8 (delapan) tahun maka
dihitung distribusi hujan dengan
mengunakan distribusi metode Gumbel.
1. Pengumpulan data-data
Data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Peta-peta topografi
b. Peta-peta geologi
c. Foto udara
d. Data klimatologi
e. Data hidrologi
f. Data jaringan irigasi (pengairan)
g. Lain-lain (Land use, kehutanan, perkebunan, data tenaga listrik, bangunan-
bangunan lama).
2. Pengujian
Pengujian yang dimaksudkan adalah melakukan kalibrasi data-data yang sudah
terkumpul. Pada hakekatnya data-data yang terkumpul tidaklah semuanya dapat
dipercaya dan langsung digunakan, sehingga perlu dilakukan pengujian tingkat
keandalannya. Pengujian dilakukan dengan membandingkan, pemeriksaaan dan
mencari kesamaan dari data-data yang terkumpul dengan kondisi yang sebenarnya,
sehingga pada tahap ini perlu dilakukan peninjauan ke beberapa lokasi di lapangan.
B. Studi Kelayakan
Di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali semua perhitungan dan desain
yang telah dibuat terdahulu. Lalu melakukan pemetaan topografi dengan skala yang lebih
kecil, memasang alat-alat pengukur parameter hidrologi dan klimatologi, serta penyelidikan
geologi.
Dari data yang diperoleh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa bangunan
terutama yang diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis proyek.
Pada tahap ini sudah dapat ditentukan lokasi proyeknya, hanya saja untuk tipe
dan letak as bendungan masih terdapat beberapa alternatif.
1. Penelitian Topografi
Kegiatan penelitian topografi dilaksanakan dalam areal rencana genangan waduk,
axis bendungan, tanggul dan lokasi fasilitas bangunan serta rencana saluran
pensuplai air ke areal daerah irigasi.
Lingkup kegiatan penelitian topografi akan dilakukan meliputi :
a. Pemasangan Bench Mark (BM) baru
b. Pengukuran poligon dan waterpass pada areal rencana waduk dan daerah
genangannya
c. Pengukuran situasi detail areal rencana waduk dan daerah genangannya.
d. Pengukuran profil memanjang dan melintang sungai di sekitar axis Dam hingga
batas daerah genangan
e. Pengolahan dan analisa data hasil pengukuran di lapangan
f. Penggambaran hasil pengukuran situasi detail, dalam daerah genangan, yang
disajikan dalam bentuk peta situasi bendungan dan daerah genangan dengan
beda kontur 1 m.
2. Penelitian meteorologi dan klimatologi
Data yang diperoleh adalah temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan
udara, radiasi matahari dan penguapan di suatu daerah selama periode tertentu.
3. Penelitian hidrologi
Tujuan penelitian adalah untuk mencari parameter hidrologi yaitu besaran hujan dan
debit air sebagai data masukan dalam perhitungan saluran pengelak, bendungan
utama, bangunan pelimpah, sedimentasi dan volume waduk
4. Penelitian Geoteknik
Penelitian Geoteknik dan Mekanika Tanah adalah untuk meneliti, mempelajari,
menyelidiki keseimbangan dan perubahan dari tanah, jenis dan sifat tanah, pelapukan,
zone gempa baik di lapangan maupun di laboratorium. Data-data yang didapat dari
hasil penelitian geoteknik dan mekanika tanah tersebut akan dapat menentukan axis
bendungan, tipe dan bahan bendungan serta parameter-parameter lain yang akan
digunakan dalam perhitungan pondasi dan stabiltas.
5. Penelitian Sosial Ekonomi
Kegiatan penelitian sosial ekonomi meliputi pengumpulan data sekunder sosial
ekonomi, untuk memberi gambaran kondisi yang ada dalam wilayah studi.
Pengumpulan data dilakukan dengan pola pendekatan langsung pada instansi yang
terkait sesuai kebutuhan data yang diperlukan. Sehingga akan didapatkan data pada
kondisi sebelum adanya pembangunan, sebagai bahan pengembangan pada saat
pelaksanaan dan pasca proyek.
C. Perencanaan Teknis
1. Analisis Hidrologi
Perencanaan bangunan-bangunan air sama halnya dengan bendungan, hasil analisis
hidrologi merupakan informasi yang sangat penting untuk pekerjaan perhitungan
pendimensian dan karakteristik bangunannya. Tanpa diketahui secara jelas sifat dan
besaran hidrologinya, maka tidak akan dapat menentukan sifat dan besaran
hidrauliknya.
Perancangan hidraulik bangunan diperlukan patokan rancangan yang benar, sehingga
akan mendapatkan bangunan yang berfungsi secara optimal baik secara struktural
maupun fungsionalnya. Patokan rancangan didapatkan setelah dilakukan pemahaman
konsep-konsep dasar hidrologi dan menganalisisnya dengan pemahaman kondisi
lapangan atau daerah lokasi rencana proyek.
Analisis hidrologi yang dihasilkan dan sebagai informasi (data) perencanaan hidraulik
dari bangunan yang akan dibuat adalah :
a. Evapotranspirasi
b. Infiltrasi
c. Curah hujan
d. Ketersediaan air
e. Kebutuhan air
f. Debit banjir
g. Patokan rancangan
h. Volume genangan
i. Sedimentasi
Langkah dan metode-metode perhitungan pada butir-butir (a) sampai (g) telah
dijelaskan oleh makalah-makalah sebelumnya. Sehingga penjelasannya dapat dilihat
pada isi makalah tersebut.
2. Analisis Hidroulik
Analisis disini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mendapatkan dimensi bangunan
secara hidrolis dengan mendapatkan parameter-parameter bangunan baik ukuran
maupun parameter hidraulik lainnya. Adapun bangunan-bangunan yang perlu
direncanakan dalam rangka perencanaan bendungan yaitu :
a. Saluran pengelak
b. Cofferdam
c. Mein Bandungan
- Dimensi
Dimensi bendungan merupakan ukuran ketinggian, lebar mercu, panjang,
kemiringan bagian hulu dan hilir, tinggi jagaan, volume, dari bendungan serta
parameter-parameter hidroulis lainnya.
- Pondasi
Pondasi sebagai penahan gaya berat dari tubuh bendungan dan gaya-gaya
hidrostatik harus memenuhi persyaratan. Persyaratan tersebut adalah
mempunyai daya dukung, penghambat aliran filtrasi dan tahan terhadap
terjadinya sufosi (piping).
3. Perhitungan Stabilitas
Untuk mendapatkan tingkat stabilitas dari bendungan perlu dilakukan analisis gaya-
gaya yang akan bekerja pada bendungan. Gaya-gaya yang bekerja pada bendungan
adalah akibat berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis, tekanan air pori, dan
beban seismis. Analisis stabilitas bendungan biasanya dilakukan terhadap lereng
bendungan (tipe urugan) dan akibat filtrasi.
4. Bangunan pelengkap
Operasional bendungan perlu ditunjang oleh bangunan pelengkap agar fungsi dari
bendungan dapat dicapai dengan baik. Tanpa adanya bangunan pelengkap
memungkinkan akan membahayakan konstruksi atau bendungan tidak dapat berfungsi
dengan baik. Adapaun bangunan pelengkap yang diperlukan adalah :
a. Bangunan pelimpah
Tujuannya adalah untuk mengalirkan air banjir agar tidak membahayakan
keamanan bendungan. Dimensi dari bangunan pelimpah perlu diperhitungkan
secara matang sehingga diharapkan dapat mengantisipasi debit banjir yang besar.
Jenis dan model bangunan pelimpah biasanya disesuaikan dengan kondisi
geologi dan tipe bandungan.
b. Bangunan penyadapan
Tujuan bangunan penyadapan adalah untuk mengeluarkan air dari bendungan
dan memasukkannya ke dalam saluran dan mengatur debit airnya agar dapat
dipakai untuk memenuhi salah satu atau lebih keperluan yang direncanakan
(Soedibyo, 1993). Pendimensian bangunan penyadapan didasarkan pada
kebutuhan air yang direncanakan.
5. Penggambaran
Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas ditranformasikan kedalam
bentuk gambar dengan skala tertentu. Penggambaran dilakukan mulai dari topografi
genangan, lokasi, denah, potongan memanjang dan melintang bendungan, dan detail-
detail. Hasil penggambaran tersebut merupakan informasi mengenai jenis bangunan,
ukuran dan bahan yang akan digunakan pada pembangunannya. Sehingga akan
dijadikan dasar untuk perhitungan anggaran biaya dan bestek dalam pelaksanaan
proyek.
6. Analisa Ekonomi
Hasil perhitungan anggaran biaya dari informasi gambar bestek didapatkan besaran
tertentu. Hitungan ini juga dapat dijadikan informasi pembuatan jadwal kerja (time
schedule), kebutuhan bahan dan material (material schedule) dan kebutuhan tenaga
kerja (man power schedule).
Analisa ekonomi ini bertujuan untuk memperoleh perbandingan antara investasi dan
keuntungan setelah pembangunan bendungan selesai dan dioperasikan. Nilai
investasi merupakan harga fisik dari bendungan dan biaya operasional untuk tiap
tahunnya. Sedangkan keuntungan didapatkan dari perkiraan nilai jual air yang
digunakan baik untuk PLTA, irigasi, kebutuhan domestik maupun penggunaan lainnya.
D. Pelaksanaan Pembangunan
Rencana pelaksanaan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga urutan-urutan
pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan tidak tumpang tindih. Jadwal kerja yang telah
dibuat dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan. Walaupun
demikian kondisi alam terkadang akan merubah jadwal dan sistem kerja. Sehingga
diperlukan pengawasan dan tata kerja yang disiplin.
Secara umum urutan pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan jalan akses
(acces road), pembuatan base camp dan mobilisasi, pembuatan saluran pengelak,
pembuatan cofferdam, penggalian pondasi, penimbunan, penutupan alur sungai dan
penutupan saluran pengelak. Urutan pekerjaan tersebut berbeda untuk setiap tipe
bendungan.
Program dan skedul pelaksanaan serta jenis dan kapasitas pekerjaan supaya disusun
secara teliti yang didasarkan pada karakteristik masing-masing pekerjaan dari setiap
komponen bendungan. Juga perlu dipertimbangan terhadap kondisi medan pelaksanaannya.
o Data dan informasi, yang meliputi data kebutuhan air, data topografi, data
hidrologi, data morfologi sungai, data geologi, data mekanika tanah, data
lingkungan dan ekologi, data bahan bangunan, dan standar untuk
perencanaan.
o Desain tiga dimensi, yang meliputi desain tubuh bendung, desain pintu air,
desain bangunan pengambilan, desain kolam peredam energi, desain
pintu penguras, dan desain bangunan pelengkap lainnya.
Potongan memanjang :
Potongan melintang :