Anda di halaman 1dari 18

R.

DIMAS HAIDAR W (1915011048)

1. Bagaimana Menghitung Nilai Debit Rencana Berdasarkan kala ulang


untuk perencanaan bendungan, Jelaskan Langkah Langkahnya
dengan contoh perhitungan dan Data yang digunakan.

Debit rencana adalah debit banjir yang diharapkan terjadi dengan frekuensi
tertentu, yang biasanya ditentukan oleh kala ulang. Kala ulang adalah
periode rata-rata antara dua kejadian banjir yang sama atau lebih besar dari
debit tertentu. Debit rencana digunakan sebagai dasar untuk merancang
struktur hidraulik seperti bendungan, saluran, jembatan, dan sebagainya.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung debit


rencana, tergantung pada ketersediaan dan jenis data yang ada. Beberapa
metode yang umum digunakan adalah:

- Metode statistik, yang menggunakan data debit banjir historis untuk


menyesuaikan fungsi distribusi probabilitas dan mengestimasi debit
rencana untuk kala ulang tertentu. Contoh fungsi distribusi yang sering
digunakan adalah Gumbel, Pearson, Log Pearson, Gamma, Log Gamma,
Normal, dan Log Normal
.
- Metode rasional, yang menggunakan data curah hujan untuk menghitung
debit puncak yang ditimbulkan oleh hujan dengan intensitas, durasi, dan
frekuensi tertentu. Rumus yang digunakan adalah:

Q adalah debit puncak (m³/detik), C adalah koefisien aliran, I t adalah


intensitas hujan (mm/jam), dan A adalah luas daerah tangkapan (km²)

- Metode hidrograf satuan sintesis, yang menggunakan data curah hujan


untuk menghasilkan hidrograf aliran masuk (inflow) ke suatu daerah
tangkapan, kemudian mengalikannya dengan faktor kala ulang untuk
mendapatkan hidrograf aliran keluar (outflow) yang merepresentasikan
debit rencana. Contoh metode hidrograf satuan sintesis yang sering
digunakan adalah Nakayasu
Perhitungan curah hujan efektif dengan 7 2019 103
menganggap proses transformasi hujan 8 2020 179
menjadi limpasan langsung mengikuti Sumber : Pengamat Bendung Mencongah
proses linear dan tidak berubah oleh waktu.
Analisis Frekuensi Curah Hujan

2. METODE PENELITIAN Ada beberapa j enis distribusi

Metode yang digunakan dalam penenelitian statistik yang dapat diapaki untuk
ini adalah Studi Kasus dengan menentukan besarnya hujan rencana,
menggunakan Data curah hujan selama 8 seperti distribusi Gumbel, Log Person Type
tahun yaitu tahun 2013-2020. Selanjutnya III, Log Normal dan beberapa cara lain.
dilakukan analisis curah hujan maksimum Metode ini harus diuji mana yang bisa dipai
harian rata-rata, perhitungan curah hujan
dalam perhitungan. Pengujian tersebut
maksimum harian rata-rata pada daerah
melalui pengukuran dispresi.
aliran sungai mencongah, data klimatologi
 Pengukuran Dispersi
Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data diperoleh dari data Tidak semua nilai dari suatu
sekunder, data yang dikumpulkan peneliti variabel hidrologi terletak atau sama
dari berbagai sumber yang telah ada, yaitu dengan nilai rata-ratanya, tetapi
data curah hujan 2013-2020 dan studi
kemungkinan ada nilai yang lebih besar
pustaka, berbagai literature seperti buku,
jurnal penelitian, artikel-artikel ilmiah, serta atau kecil dari nilai rata- ratanya. Besarnya
standar-standar pengujian. dispersi dilakukan dengan pengukuran
dispersi, yakni melalui perhitungan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN parametrik statistik untuk (Xi–X), (Xi–
Analisis hidrologi digunakan untuk X)2, (Xi–X)3, (Xi–X)4 terlebih dahulu.
menentukan besarnya debit banjir rencana
pada suatu perencanaan bangunan air. Data dimana :
untuk penentuan debit banjir rencana pada Xi = Besarnya curah hujan DAS (mm)
tugas akhir ini adalah data curah hujan, X = Rata-rata curah hujan maksimum
dimana curah hujan merupakan salah satu daerah (mm)
dari beberapa data yang dapat digunakan
untuk memperkirakan besarnya debit banjir
Macam pengukuran dispersi antara lain
rencana.
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Curah Hujan Bulanan 1. Standart Deviasi (S)
Hujan ∑𝑛 (𝑋𝑖−𝑋𝑟)2
No Tahun Sx = √ 𝑖=1
Harian (mm) 𝑛−1
1 2013 104
dimana :
2 2014 112
Sx = Standar deviasi
3 2015 113
Xi = Curah hujan rata-rata
4 2016 205
Xr = Harga rata – rata
5 2017 196
n = Jumlah data
6 2018 185
2. Koefisien Skewness (Cs) 4. Koefisien Variasi (Cv)
𝑆𝑑
𝐶𝑣 =
𝑛 ∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟)3 𝑋𝑟
Cs =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑆𝑑3 Dalam perhitungan diperlukan beberapa
3. Koefisien Kurtosis (Ck) parameter yang disajikan dalam tabel
𝑛 ∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟)4 dibawah ini :
Ck =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑥𝑆𝑑4

Tabel 4.2 Perhitungan Statistik Normal Curah Hujan Bendung Mencongah


No Tahun Xi (Xi-Xr) (Xi-Xr)2 (Xi-Xr)3 (Xi-Xr)4
1 2013 104 -45.625 2081.641 -94974.9 4333228
2 2014 112 -37.625 1415.641 -53263.5 2004038
3 2015 113 -36.625 1341.391 -49128.4 1799329
4 2016 205 55.375 3066.391 169801.4 9402751
5 2017 196 46.375 2150.641 99735.96 4625255
6 2018 185 35.375 1251.391 44267.94 1565978
7 2019 103 -46.625 2173.891 -101358 4725800
8 2020 179 29.375 862.8906 25347.41 744580.2
Jumlah (Xi) =1.197 14343.88 40428.28 2920096
Xr =149,625
Sumber : Hasil Perhitungan
323426,24
=
Hasil perhitungan parameter statistik 210340,62

distribusi curah hujan seperti berikut :


= 1,537
1. Perhitungan Standar Deviasi (Sd)
3. PerhitunganKoefisienKurtosi (Ck)
∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟)2
Sd = √ 𝑛 ∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟)4
𝑛−1 Ck =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑥𝑆𝑑4

14343.88 8 (2920096)
Sd = √ Ck =
8−1 (8 − 1)(8 − 2)𝑥17,1094

23360768
17,109 Ck =
3598717,82
2. PerhitunganKoefisienKemencengan
Ck =6,491
𝑛 ∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟)3
Cs =
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2)𝑆𝑑3 4. Perhitungan Koefisien Variasi (Cv)

8 x (40428,28 ) 17,109
Cs = 𝐶𝑣 = = 0,114
(8 − 1)(8 − 2) x 17,1093 149,625

Perhitungan Curah Hujan Rencana


Metode Gumbel
Distribusi Gumbel digunakan untuk dimana:
analisis data maksimum, misalnya untuk Sd = standar deviasi
analisa frekwensi banjir. Xi = curah hujan rata-rata
Distribusi Gumbel mempunyai Xr = harga rata-rata
koefisien kemencengan (coefisient of n = jumlah data
skewness) atau Cs = 1.139 dan koefisien 2. Hitung nilai faktor (K)
𝑌𝑡−𝑌𝑛
kurtosis (coeficient curtosis) atau Ck < 4,002. K=
𝑆𝑛
Pada metode ini biasanya menggunakan Dimana:
distribusi dan nilai ektrim dengan distribusi K = faktor frekwensi
dobel eksponensial (Soemarto,1995) Yn = harga rata-rata reduce variate
Langkah – langkah perhitungan curah (Tabel)
hujan rencana dengan Metode Gumbel Yt = Reducet variated (tabel)
adalah sebagai berikut: Sn = reduce standarad deviation
1. Hitung standar deviasi (tabel)
∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟)2
Sd = √
𝑛−1

Adapun proses perhitungan Metode Gumbel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3 Perhitungan Sebaran Metode Gumbel


No Tahun Xi (Xi – Xr) (Xi – Xr)2
1 2013 104 -45.6 246.49
2 2014 112 -37.6 1413.76
3 2015 113 -36.6 1339.56
4 2016 205 55.4 3069.16
5 2017 196 46.4 2152.96
6 2018 185 35.4 1253.16
7 2019 103 -46.6 2171.56
8 2020 179 29.4 864.36
Jumlah 1197 0.2 12511.01
Xr 149.6
N 8
Sumber : Hasil Perhitungan

1. Harga rata-rata ( Xr ) Yt = − ln ( )
∑𝑖𝑛 𝑋𝑖 𝑛−1
8
𝑋𝑟 = Yt = − ln ( )
𝑛 8 −1
1197
𝑋𝑟 = = 0.1052
8 dimana :
= 149.6 n = periode ulang 8 tahun
Untuk data hujan selama 8 tahun maka
2. Hitung nilai faktor (K)
Yn dan Sn diambil dalam tabel
Untuk mendapatkan:
Dari tabel Yn untuk n = 10 tahun Yn = = 42,276
0,4952
4. Besarnya curah hujan rencana untuk
Dari tabel Sn untuk n = 10 tahun Sn =
periode ulang 5 tahun adalah sebagai
0,9496 berikut:
𝑌𝑡 − 𝑌𝑛
K= XTr = Xr + K.Sx
𝑆𝑛
−0,223 − 0,5202 = 149.6 + (0,411 x 42.276)
K=
1,0493 = 166.97 mm
−0,7432
K=
1,0493 Untuk perhitungan curah hujan
= 0,708 rancangan distribusi Gumbel kala ulang
5 tahun dapat dilihat pada tabel berikut :
3. Simpangan baku (S):
∑(𝑋𝑖 − 𝑋𝑟)2
Sx = √
𝑛−1
12511,01
Sx = √
8−1

Tabel 4.4 Hasil Analisis Hujan Rancangan Metode Gumbel

Tr Xr Sx
Yt Yn Sn K XTr
(Thn) (mm) (mm)
5 149,6 -0.223 0.5202 1.0493 -0,708 42,276 119.213
10 149,6 -0.105 0.5202 1.0493 -0,595 42,276 124.202
20 149,6 -0.051 0.5202 1.0493 -0,544 42,276 126.485
25 149,6 -0.040 0.5202 1.0493 -0,533 42,276 126.950
50 149,6 -0.020 0.5202 1.0493 -0,514 42,276 127.795
100 149,6 -0,013 0.5202 1.0493 -0,508 42,276 128.091
Sumber : Hasil Perhitungan

Jadi besarnya curah hujan rencana periode


ulang T tahun dengan metode Gumbel
dapat disajikan dalam tabel seperti berikut:
Berdasarkan perbandingan hasil
Tabel 4.5 Curah Hujan Rencana Periode perhitungan dan syarat di atas, maka dapat
Ulang T Tahun Metode Gumbel dipilih jenis distribusi yang memenuhi
syarat, yaitu distribusi Gumbel.
Periode Ulang Curah Hujan Rencana
(Tahun) (mm) Perhitungan Debit Banjir Rancangan
5 119.213
10 124.202 Analisa debit banjir rencana data
20 126.485 curah hujan dengan berbagai kala ulang
seperti pada perhitungan diatas diperoleh
25 126.950
debit rencana dengan metode Gumbel
50 127.795
dengan kala ulang 2 tahun 5 tahun 10
100 128.091
Sumber : Hasil Perhitungan
tahun 20 tahun 25 tahun 50 tahun dan 100 a. Metode Haspers
tahun. b. Metode Weduwen
Dalam perhitungan debit banjir
rencana dalam analisa ini akan
menggunakan metode sebagai berikut :

Tabel 4.6. Perbandingan syarat-syarat distribusi dan hasil perhitungan analisis frekuensi
curah hujan
Hasil
No Jenis Distribusi Syarat
Perhitungan
Cs ≈ 0 Cs = 1.431
1 Normal
Cv = 3 Ck = 2.309
Cs = 0,8325 Cs = 1.952
2 Log-Person Tipe III
Ck = 2,865 Ck = 4.546
Cs ≈ 1,1396 Cs = 1.230
3 Gumbel
Ck ≈ 5,4002 Ck = 2.122
Sumber : Hasil Analisis
1 + 0.012 x 170.2980,70
 Perhitungan Debit Banjir rencana =
1 + 0.075 x 170.2980,70
Metode Haspers
= 0.5473
Metode dapat digunakan apabila 4. Hitung curah hujan harian maksimum
luas DAS <300 km2,(Suyono Sosrodarsono rencana periode ulang T tahun
𝑡 𝑥 𝑅𝑛
Kensaku Takadea,1977). r =
t+1
Langka perhitungan debit banjir 5.583 𝑥 10.5708
rencana metode Hasper adalah sebagai =
5.583 + 1
berikut: = 8.965
Q = α∗ β * q * A 5. Hitung Intensitas yang diperlukan
1. Menentukan waktu konsentrasi (t)
t = 0.10 x L0.8 x i-0.3 𝑡 𝑥 𝑅𝑛
q =
= 0.10 x 47.106 0.8 x 0.0435 -0.3
3.6 x t
5.583 𝑥 10.5708
= 5.583 =
2. Menghitung koefisien reduksi (β) 3.6 x 5.583
𝑡+3.70𝑥10−0.4𝑡 𝐴0,75 = 29.365 m3/det
1 =1+ −
β 𝑡2 +15 12 6. Hitung debitbanjir rencana periode
5.583+3.70𝑥10−0.4𝑥5.583 170.2980,75
= 1+ − ulang T tahun
5.5832 +15 12
Q = α∗ β * q * A
= 0.894 = 0.5473 ∗ 0.894 * 29.365 *
170.298
3. Hitung koefisien run off (α) = 2446.82 m3/det
1 + 0.012 x 𝐴0,70
α=
1 + 0.075 x 𝐴0,70

Tabel ; 4.7 Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana Metode Haspers


Kala
Q
Ulang R24 R α β
(m /det)
3
(Tahun)
2 10,571 5.583 0.547 0.894 2446.82
5 12,558 5.436 0.547 0.894 3252.03
10 13,873 4.345 0.547 0.894 3244.54
20 15,778 4.263 0.547 0.894 3243.70
25 15,535 3.237 0.547 0.894 3331.98
50 15,657 3.351 0.547 0.894 3217.05
100 10,571 2.572 0.547 0.894 3237.87
Sumber : Hasil Perhitungan 𝑅𝑛 67.65
q= x
240 𝑡 + 1.45
 Perhitungan Debit banjir Rencana 10.571 67.65
= x
Metode Weduwen 240 5.583 + 1.45
Syarat dalam perhitungan debit = 0.423 m3/det/km2
banjir rencana Metode Weduwen adalah 4.1
α= 1−
sebagai berikut: β x q+7
A = luas daerah pengaliran < 100 km2 4.1
= 1−
t = 1/6 samapi 12 jam 0.799 x 0.423 + 7
Adapun rumus yang digunakan = 0.441
dalam perhtiungan debit banjir rencana t = 0.25 x L x q−0.125 𝑥 I−0.25
Metode Weduwen sebagai berikut:
Q = α∗ β *q * A = 0.25 x 47.160 x 0.423−0.125 𝑥 0.044−0.25
𝑡+1 = 28.665
120 + 𝑥 𝐴
β= 1+9
120 + A Q= α x βxqxA
5.583 + 1 𝑥 170.298 = 0.999 x 0.799 x 0.423 x
120 +
= 1+9 170.298
120 + 170.298
= 0.799 = 5093.685 m3/det

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Debit Banjir Rencana Metode Der Weduwen
Kala
Q
Ulang R24 R α β
(m /det)
3
(Tahun)
2 10,571 5.583 0.441 0.799 25423.01
5 12,558 5.436 0.441 0.799 30846.43
10 13,873 4.345 0.441 0.799 40491.93
20 15,778 4.263 0.441 0.799 46713.15
25 15,535 3.237 0.441 0.799 56061.9
50 15,657 3.351 0.441 0.799 55160.52
100 10,571 2.572 0.441 0.799 25423.01
Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel : 4.9 Penyimpangan Metode Haspers


Kala Penyimpangan
Q Q
Ulang (%)
Terukur Haspers
(Tahun) (m /det)
3 (%)
2 423.674 2446.82 2023.146 0.082
5 514.055 3252.03 2737.975 0.084
10 674.797 3244.54 2569.743 0.079
20 778.474 3243.70 2465.226 0.076
25 934.271 3331.98 2397.709 0.071
50 919.249 3217.05 2297.801 0.071
100 423.674 3237.87 2814.196 0.086

Tabel ; 4.10 Penyimpangan Metode Der Weduwen

Kala Q Penyimpangan
Q
Ulang Der (%)
Terukur
(Tahun) Weduwen (m /det)
3 (%)
2 423.674 25423.01 24999.336 5.901
2 423.674 25423.01 24999.336 5.901
5 514.055 30846.43 30332.375 5.901
10 674.797 40491.93 39817.133 5.901
20 778.474 46713.15 45934.676 5.901
25 934.271 56061.9 55127.629 5.901
50 919.249 55160.52 54241.271 5.901
100 423.674 25423.01 24999.336 5.901
Sumber : Hasil Perhitungan

4. KESIMPULAN

Setelah dilakukan analisa hidrologi tabel 4.9 dan tabel 4.10 diatas, dengan debit
dengan menggunakan data curah hujan rancangan pada masing-masing kala ulang.
bulanan yang diperoleh dari petugas
pencatat bendung dengan lama
pengamatan 8 (delapan) tahun maka
dihitung distribusi hujan dengan
mengunakan distribusi metode Gumbel.

Perhitungan debit rancangan


menggunakan dua metode yaitu metode
Hasper dan metode Der Weduwen lalu
kedua metode tersebut akan dicari metode
yang memiliki nilai penyimpangan yang
terkecil. Setelah dilakukan analisa maka
diperoleh nilai penyimpangan seperti pada
2. Jelaskan Langkah Langkah Perencanaan Bendungan

Tahapan dalam perencanaan


1. Studi kelayakan pendahuluan (Pre Feasibility Study)
2. Studi kelayakan (Feasibility Study)
3. Perencanaan teknis (Detailed Design)
4. Pelaksanaan pembangunan (Contruction)

A. Studi Kelayakan Pendahuluan


Pencarian informasi data perencanaan diperlukan kegiatan penyelidikan pada
data-data yang akan dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan studi
kelayakan pendahuluan terdiri dari : pengumpulan data, dan pengujian data yang sudah
terkumpul, selanjutnya diadakan perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap dan
penelitian geologi di beberapa tempat. Kemudian diadakan perhitungan-perhitungan teknis
dan ekonomis yang masih bersifat sederhana, penentuan lokasi proyek dan desain yang
sederhana pula.

1. Pengumpulan data-data
Data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
a. Peta-peta topografi
b. Peta-peta geologi
c. Foto udara
d. Data klimatologi
e. Data hidrologi
f. Data jaringan irigasi (pengairan)
g. Lain-lain (Land use, kehutanan, perkebunan, data tenaga listrik, bangunan-
bangunan lama).
2. Pengujian
Pengujian yang dimaksudkan adalah melakukan kalibrasi data-data yang sudah
terkumpul. Pada hakekatnya data-data yang terkumpul tidaklah semuanya dapat
dipercaya dan langsung digunakan, sehingga perlu dilakukan pengujian tingkat
keandalannya. Pengujian dilakukan dengan membandingkan, pemeriksaaan dan
mencari kesamaan dari data-data yang terkumpul dengan kondisi yang sebenarnya,
sehingga pada tahap ini perlu dilakukan peninjauan ke beberapa lokasi di lapangan.

B. Studi Kelayakan
Di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali semua perhitungan dan desain
yang telah dibuat terdahulu. Lalu melakukan pemetaan topografi dengan skala yang lebih
kecil, memasang alat-alat pengukur parameter hidrologi dan klimatologi, serta penyelidikan
geologi.
Dari data yang diperoleh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa bangunan
terutama yang diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis proyek.
Pada tahap ini sudah dapat ditentukan lokasi proyeknya, hanya saja untuk tipe
dan letak as bendungan masih terdapat beberapa alternatif.
1. Penelitian Topografi
Kegiatan penelitian topografi dilaksanakan dalam areal rencana genangan waduk,
axis bendungan, tanggul dan lokasi fasilitas bangunan serta rencana saluran
pensuplai air ke areal daerah irigasi.
Lingkup kegiatan penelitian topografi akan dilakukan meliputi :
a. Pemasangan Bench Mark (BM) baru
b. Pengukuran poligon dan waterpass pada areal rencana waduk dan daerah
genangannya
c. Pengukuran situasi detail areal rencana waduk dan daerah genangannya.
d. Pengukuran profil memanjang dan melintang sungai di sekitar axis Dam hingga
batas daerah genangan
e. Pengolahan dan analisa data hasil pengukuran di lapangan
f. Penggambaran hasil pengukuran situasi detail, dalam daerah genangan, yang
disajikan dalam bentuk peta situasi bendungan dan daerah genangan dengan
beda kontur 1 m.
2. Penelitian meteorologi dan klimatologi
Data yang diperoleh adalah temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan
udara, radiasi matahari dan penguapan di suatu daerah selama periode tertentu.
3. Penelitian hidrologi
Tujuan penelitian adalah untuk mencari parameter hidrologi yaitu besaran hujan dan
debit air sebagai data masukan dalam perhitungan saluran pengelak, bendungan
utama, bangunan pelimpah, sedimentasi dan volume waduk
4. Penelitian Geoteknik
Penelitian Geoteknik dan Mekanika Tanah adalah untuk meneliti, mempelajari,
menyelidiki keseimbangan dan perubahan dari tanah, jenis dan sifat tanah, pelapukan,
zone gempa baik di lapangan maupun di laboratorium. Data-data yang didapat dari
hasil penelitian geoteknik dan mekanika tanah tersebut akan dapat menentukan axis
bendungan, tipe dan bahan bendungan serta parameter-parameter lain yang akan
digunakan dalam perhitungan pondasi dan stabiltas.
5. Penelitian Sosial Ekonomi
Kegiatan penelitian sosial ekonomi meliputi pengumpulan data sekunder sosial
ekonomi, untuk memberi gambaran kondisi yang ada dalam wilayah studi.
Pengumpulan data dilakukan dengan pola pendekatan langsung pada instansi yang
terkait sesuai kebutuhan data yang diperlukan. Sehingga akan didapatkan data pada
kondisi sebelum adanya pembangunan, sebagai bahan pengembangan pada saat
pelaksanaan dan pasca proyek.

C. Perencanaan Teknis

1. Analisis Hidrologi
Perencanaan bangunan-bangunan air sama halnya dengan bendungan, hasil analisis
hidrologi merupakan informasi yang sangat penting untuk pekerjaan perhitungan
pendimensian dan karakteristik bangunannya. Tanpa diketahui secara jelas sifat dan
besaran hidrologinya, maka tidak akan dapat menentukan sifat dan besaran
hidrauliknya.
Perancangan hidraulik bangunan diperlukan patokan rancangan yang benar, sehingga
akan mendapatkan bangunan yang berfungsi secara optimal baik secara struktural
maupun fungsionalnya. Patokan rancangan didapatkan setelah dilakukan pemahaman
konsep-konsep dasar hidrologi dan menganalisisnya dengan pemahaman kondisi
lapangan atau daerah lokasi rencana proyek.
Analisis hidrologi yang dihasilkan dan sebagai informasi (data) perencanaan hidraulik
dari bangunan yang akan dibuat adalah :
a. Evapotranspirasi
b. Infiltrasi
c. Curah hujan
d. Ketersediaan air
e. Kebutuhan air
f. Debit banjir
g. Patokan rancangan
h. Volume genangan
i. Sedimentasi
Langkah dan metode-metode perhitungan pada butir-butir (a) sampai (g) telah
dijelaskan oleh makalah-makalah sebelumnya. Sehingga penjelasannya dapat dilihat
pada isi makalah tersebut.
2. Analisis Hidroulik
Analisis disini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mendapatkan dimensi bangunan
secara hidrolis dengan mendapatkan parameter-parameter bangunan baik ukuran
maupun parameter hidraulik lainnya. Adapun bangunan-bangunan yang perlu
direncanakan dalam rangka perencanaan bendungan yaitu :
a. Saluran pengelak
b. Cofferdam
c. Mein Bandungan
- Dimensi
Dimensi bendungan merupakan ukuran ketinggian, lebar mercu, panjang,
kemiringan bagian hulu dan hilir, tinggi jagaan, volume, dari bendungan serta
parameter-parameter hidroulis lainnya.
- Pondasi
Pondasi sebagai penahan gaya berat dari tubuh bendungan dan gaya-gaya
hidrostatik harus memenuhi persyaratan. Persyaratan tersebut adalah
mempunyai daya dukung, penghambat aliran filtrasi dan tahan terhadap
terjadinya sufosi (piping).
3. Perhitungan Stabilitas
Untuk mendapatkan tingkat stabilitas dari bendungan perlu dilakukan analisis gaya-
gaya yang akan bekerja pada bendungan. Gaya-gaya yang bekerja pada bendungan
adalah akibat berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis, tekanan air pori, dan
beban seismis. Analisis stabilitas bendungan biasanya dilakukan terhadap lereng
bendungan (tipe urugan) dan akibat filtrasi.
4. Bangunan pelengkap
Operasional bendungan perlu ditunjang oleh bangunan pelengkap agar fungsi dari
bendungan dapat dicapai dengan baik. Tanpa adanya bangunan pelengkap
memungkinkan akan membahayakan konstruksi atau bendungan tidak dapat berfungsi
dengan baik. Adapaun bangunan pelengkap yang diperlukan adalah :
a. Bangunan pelimpah
Tujuannya adalah untuk mengalirkan air banjir agar tidak membahayakan
keamanan bendungan. Dimensi dari bangunan pelimpah perlu diperhitungkan
secara matang sehingga diharapkan dapat mengantisipasi debit banjir yang besar.
Jenis dan model bangunan pelimpah biasanya disesuaikan dengan kondisi
geologi dan tipe bandungan.
b. Bangunan penyadapan
Tujuan bangunan penyadapan adalah untuk mengeluarkan air dari bendungan
dan memasukkannya ke dalam saluran dan mengatur debit airnya agar dapat
dipakai untuk memenuhi salah satu atau lebih keperluan yang direncanakan
(Soedibyo, 1993). Pendimensian bangunan penyadapan didasarkan pada
kebutuhan air yang direncanakan.
5. Penggambaran
Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas ditranformasikan kedalam
bentuk gambar dengan skala tertentu. Penggambaran dilakukan mulai dari topografi
genangan, lokasi, denah, potongan memanjang dan melintang bendungan, dan detail-
detail. Hasil penggambaran tersebut merupakan informasi mengenai jenis bangunan,
ukuran dan bahan yang akan digunakan pada pembangunannya. Sehingga akan
dijadikan dasar untuk perhitungan anggaran biaya dan bestek dalam pelaksanaan
proyek.
6. Analisa Ekonomi
Hasil perhitungan anggaran biaya dari informasi gambar bestek didapatkan besaran
tertentu. Hitungan ini juga dapat dijadikan informasi pembuatan jadwal kerja (time
schedule), kebutuhan bahan dan material (material schedule) dan kebutuhan tenaga
kerja (man power schedule).

Analisa ekonomi ini bertujuan untuk memperoleh perbandingan antara investasi dan
keuntungan setelah pembangunan bendungan selesai dan dioperasikan. Nilai
investasi merupakan harga fisik dari bendungan dan biaya operasional untuk tiap
tahunnya. Sedangkan keuntungan didapatkan dari perkiraan nilai jual air yang
digunakan baik untuk PLTA, irigasi, kebutuhan domestik maupun penggunaan lainnya.

D. Pelaksanaan Pembangunan
Rencana pelaksanaan konstruksi dibuat sedemikian rupa sehingga urutan-urutan
pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan tidak tumpang tindih. Jadwal kerja yang telah
dibuat dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan konstruksi di lapangan. Walaupun
demikian kondisi alam terkadang akan merubah jadwal dan sistem kerja. Sehingga
diperlukan pengawasan dan tata kerja yang disiplin.
Secara umum urutan pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan jalan akses
(acces road), pembuatan base camp dan mobilisasi, pembuatan saluran pengelak,
pembuatan cofferdam, penggalian pondasi, penimbunan, penutupan alur sungai dan
penutupan saluran pengelak. Urutan pekerjaan tersebut berbeda untuk setiap tipe
bendungan.
Program dan skedul pelaksanaan serta jenis dan kapasitas pekerjaan supaya disusun
secara teliti yang didasarkan pada karakteristik masing-masing pekerjaan dari setiap
komponen bendungan. Juga perlu dipertimbangan terhadap kondisi medan pelaksanaannya.

3. Komponen apa saja yang harus ada dalam Perencanaan Bendungan

o Data dan informasi, yang meliputi data kebutuhan air, data topografi, data
hidrologi, data morfologi sungai, data geologi, data mekanika tanah, data
lingkungan dan ekologi, data bahan bangunan, dan standar untuk
perencanaan.

o Desain tiga dimensi, yang meliputi desain tubuh bendung, desain pintu air,
desain bangunan pengambilan, desain kolam peredam energi, desain
pintu penguras, dan desain bangunan pelengkap lainnya.

o Rencana pelaksanaan konstruksi, yang meliputi rencana anggaran biaya,


rencana jadwal kerja, rencana metode pelaksanaan, rencana kualitas,
rencana keselamatan, dan rencana lingkungan.

4. Coba Jelaskan Langkah dan cara pembuatan :


 Potongan memanjang Bendungan
 Potongan melintang Bendungan
 Lengkapi Dengan Gambar, dan fungsi kita membuat potongan
memanjang dan potongan melintang.

Untuk membuat potongan memanjang dan potongan melintang bendungan,


berikut adalah langkah-langkahnya :

1. Menentukan lokasi bendungan yang sesuai dengan syarat-syarat teknis,


sosial, ekonomi, dan lingkungan.

2. Melakukan survei topografi dan hidrologi untuk mengukur kondisi sungai,


elevasi, lebar, kedalaman, kecepatan, debit, dan curah hujan di lokasi
bendungan.
3. Melakukan penyelidikan geologi dan mekanika tanah untuk mengetahui
karakteristik pondasi, jenis tanah, kekuatan, dan stabilitas di lokasi bendungan.

4. Menentukan jenis, bentuk, dan dimensi bendungan yang sesuai dengan


tujuan, fungsi, dan kapasitas bendungan, serta kondisi sungai, pondasi, dan
lingkungan.

5. Menggambar potongan memanjang bendungan yang menunjukkan profil


sungai, elevasi bendungan, elevasi muka air normal, elevasi muka air banjir,
elevasi dasar sungai, dan elevasi pondasi bendungan.

6. Menggambar potongan melintang bendungan yang menunjukkan lebar, tinggi,


tebal, dan sudut kemiringan bendungan, serta struktur dan material yang
digunakan untuk tubuh, ambang, pintu, kolam olak, dan bangunan pelengkap
bendungan.

7. Menghitung beban-beban yang bekerja pada bendungan, seperti beban berat


sendiri, beban air, beban angin, beban gempa, beban sedimen, dan beban
lainnya.

8. Mengevaluasi kestabilan, keamanan, dan kinerja bendungan terhadap beban-


beban tersebut, serta menentukan faktor keamanan minimum yang harus
dipenuhi.

9. Melakukan analisis hidrolis dan hidraulis untuk menentukan debit rencana,


debit banjir, debit limpasan, debit pengambilan, debit pengurasan, dan debit
sedimen, serta menentukan dimensi dan kapasitas saluran, pintu, kolam olak,
dan bangunan pelengkap lainnya.

10. Melakukan analisis ekonomi dan finansial untuk menentukan biaya


pembangunan, operasi, dan pemeliharaan bendungan, serta manfaat dan
kelayakan bendungan.

Fungsi dari membuat potongan memanjang dan potongan melintang


bendungan adalah:

- Untuk mengetahui geometri, dimensi, dan spesifikasi teknis bendungan, serta


hubungannya dengan sungai, pondasi, dan lingkungan.

- Untuk mengetahui struktur, material, dan komponen-komponen yang digunakan


untuk membangun dan mengoperasikan bendungan, serta fungsi dan
kapasitasnya.
- Untuk mengetahui beban-beban yang bekerja pada bendungan, serta
kestabilan, keamanan, dan kinerja bendungan terhadap beban-beban tersebut.

- Untuk mengetahui debit-debit yang terkait dengan bendungan, serta dimensi


dan kapasitas saluran, pintu, kolam olak, dan bangunan pelengkap lainnya.

- Untuk mengetahui biaya, manfaat, dan kelayakan bendungan, serta


dampaknya terhadap sosial dan lingkungan.

Potongan memanjang :
Potongan melintang :

5. Sebutkan Literatur yang saudara Jadikan Pedoman dalam merencanakan


Perencanaan Bendungan

- [Perencanaan Bendungan Bendo Ponorogo


- [Langkah-Langkah Perencanaan dan Perancangan Sebuah
Bendungan/Waduk.
- [Handbook Standar Nasional Indonesia Bendung: Tatacara
- [Studi Alternatif Perencanaan Tubuh Bendungan Tanju di Kabupaten Malang
- simantu PU

Anda mungkin juga menyukai