Anda di halaman 1dari 10

SOAL 4

DEBIT BANJIR RANCANGAN


4.1 Distribusi Frekuensi
Pada umumnya distribusi frekuensi pada data hidrologi bertujuan untuk melihat
hubungan antara besarnya kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian munculnya dengan
menggunakan metode distribusi probabilitas, sebagai contoh banjir. Semakin besarnya
kejadian tesebut maka semakin kecil nilai probabilitas kejadian. Berbeda dengan hal tersebut
hubungan besarnya kejadian ekstrim dan kala ulang berbanding lurus.
Besarnya nilai kejadian ekstrim tersebut mempengaruhi dimensi bangunanbangunan air
seperti bendung, bendungan, dan lain-lain. Menurut Triamodjo (2008), bangunan-bangunan
tersebut harus direncanakan untuk dapat melewati debit banjir maksimum yang mungkin
terjadi. Dalam distribusi frekuensi, perlu dicari beberapa hal yaitu:
a. Rata-Rata
Rata-rata adalah hasil pembagian antara total besarnya nilai dari keseluruhan data
dan jumlah anggota data.
n

∑ (x i )
x= i=1
n
Keterangan:
x = Rerata
x i = Nilai data ke-i

n = Jumlah data
b. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah besar perbedaan dari nilai sampel terhadap rata-rata untuk
mengetahui variabilitas dan distribusi.


n

∑ ( x i− x ) 2
i=1
Sd=
n−1
Keterangan:
Sd = Standar deviasi
x = Rerata
xi = Nilai data ke-i
n = Jumlah data
c. Koefisien Kepencengan / Skewness
Koefisien kepencengan adalah suatu nilai yang menunjukkan derajat ketidak
simetrisan dari suatu bentuk distribusi.
n
n ∑ ( x i−x )
3

i=1
Cs=
( n−1 ) ( n−2 ) S d 3
Keterangan:
Cs = Koefisien kepencengan
Sd = Standar deviasi
x = Rerata
xi = Nilai data ke-i
n = Jumlah data
4.2 Metode-Metode yang Digunakan pada Distribusi Frekuensi
Untuk menyelesaikan distribusi frekuensi terdapat beberapa metode diketahui besaran
peluang atau kala ulang untuk terjadinya setiap nilai yang ingin dihitung pada data hidrologi
tersebut, yaitu: Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Distribusi Gumbel, dan Distribusi
Log Pearson III (Ponce, 1989). Namun dalam penyelesaian ini metode yang digunakan hanya
Distribusi Gumbel dan Distribusi Log Pearson III.
4.2.1. Metode Gumbel
Dalam menggunakan distribusi Gumbel terdapat beberapa syarat yaitu
mempunyai koefisien kepencengan (Cs) = 1,139 dan koefisien kurtosis (Ck) < 4,002.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan distribusi dan nilai ekstrim
dengan distribusi dobel eksponensial (Soewarno,1995). Metode Gumbel sendiri
dipengaruhi oleh nilai rata-rata dan standar deviasi.
Gumbel menggunakan teori nilai ekstrim untuk deret nilai ekstrim X 1, X2, X3, ….
Xn,, dengan sampel yang sama besar, nilai X adalah variable yang bersifat eksponensial,
sehingga probabilitas kumulatifnya dimisalkan dengan P, untuk sembarang nilai Xn akan
−a( X −b )
−e
lebih kecil dari nilai X tertentu mengikuti bentuk persamaan P( X )=e . Menurut
Chow (1964), untuk menghitung distribusi Gumbel dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
x=x + K × Sd
Keterangan:
x = Data yang ingin dicari
x = Rerata sampel
K = Faktor frekuensi metode Gumbel
Sd = Standar deviasi sampel

Faktor frekuensi K untuk distribusi Gumbel dengan rumus berikut:


YT −Y n
K=
Sn
Keterangan:
K = Faktor frekuensi metode Gumbel
YT = Variabel acak yang direduksi
Yn = Rerata yang direduksi
Sn = Standar deviasi yang direduksi
Ahli-ahli Teknik sangat berkepentingan dengan persoalan-persoalan pengendalian banjir
sehingga lebih mementingkan waktu balik Tr(X) daripada probabilitas P(X), untuk itu rumus
di atas diubah menjadi:

YT =−ln ln
[ ( )]
Tr
Tr−1
Keterangan:
YT = Variabel acak yang direduksi
Tr = Kala ulang

Agar suatu data dapat dihitung melalui Distribusi Gumbel, terdapat syarat yang harus
terpenuhi yaitu Koefisien Kepencengan (Cs) = 1,14 dan Koefisien Puncak (Ck) = 5,4
4.2.2. Metode Log Pearson III
Metode Log Pearson III menggunakan nilai logaritma dalam menghitung banjir
perencanaan dalam praktek, The Hidrology Commite ofthe Water Resources Council,
USA, menyarankan langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengubah data ke
dalam bentuk nilai logaritmanya, selanjutnya barulah kita menghitung
parameterparameter statistiknya. akibat pengubahan bentuk data tersebut ke dalam bentuk
log, maka cara ini disebut Log Pearson III. Pada umumnya metode ini digunakan dalam
perhitungan hidrologi dengan nilai varian minimum dengan syarat mempunyai koefisien
kemencengan (Coeffisien of skewness) atau Cs ≠ 0. Sehingga dapat kita simpulkan
distribusi ini dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: rerata, standar deviasi, dan kepencengan.
Garis besar cara tersebut adalah sebagai berikut:
 Ubah data banjir tahunan sebanyak n buah X 1, X2, X3,…., dan Xn menjadi log
X1, log X2, log X3,…, dan log Xn.
 Hitung nilai standar deviasinya dengan rumus berikut ini:

n
∑ |( log x−log x )|3
i=1

Sd = ( n−1)

 Hitung koefisien kemencengannya dengan rumus:


Cs=n . ∑ ¿¿ ¿
 Hitung logaritma debit dengan waktu balik yang dikehendaki dengan rumus:

Log Q = Log Q+K .Sd


 Cari antilog dari log Q untuk mendapatkan debit banjir rancangan.
4.3 Analisis Perhitungan
Tabel 4.1. Data untuk Perhitungan Debit Banjir Rancangan

Q
No Tahun 3
(m /dt)
1 2002 26,5
2 2003 23,6
3 2004 43,7
4 2005 64,8
5 2006 34,9
6 2007 171,1
7 2008 143,2
8 2009 186,3
9 2010 15,4
10 2011 68,5
11 2012 137,6
12 2013 37,7
13 2014 44,8
14 2015 36,9
15 2016 28
16 2017 27,1
17 2018 16,2
18 2019 23,3
19 2020 17,4
20 2021 70,5
Sumber: Data Perhitungan Excel, 2023
4.3.1. Metode Gumbel
Tabel 4.2. Hasil Perhitungan Metode Gumbel

DISTRIBUSI GUMBEL

No Tahun Q (m3/dt) X - Xrerata (X - Xrerata)2 (X - Xrerata)3 (X - Xrerata)4

1 2002 26,5 -34,375 1181,641 -40618,896 1396274,567


2 2003 23,6 -37,275 1389,426 -51790,840 1930503,567
3 2004 43,7 -17,175 294,981 -5066,292 87013,569
4 2005 64,8 3,925 15,406 60,467 237,333
5 2006 34,9 -25,975 674,701 -17525,349 455220,933
6 2007 171,1 110,225 12149,551 1339184,218 147611580,389
7 2008 143,2 82,325 6777,406 557949,918 45933227,006
8 2009 186,3 125,425 15731,431 1973114,686 247477909,509
9 2010 15,4 -45,475 2067,976 -94041,192 4276523,186
10 2011 68,5 7,625 58,141 443,322 3380,332
11 2012 137,6 76,725 5886,726 451659,024 34653538,584
12 2013 37,7 -23,175 537,081 -12446,843 288455,598
13 2014 44,8 -16,075 258,406 -4153,870 66773,467
14 2015 36,9 -23,975 574,801 -13780,845 330395,759
15 2016 28 -32,875 1080,766 -35530,170 1168054,336
16 2017 27,1 -33,775 1140,751 -38528,852 1301311,988
17 2018 16,2 -44,675 1995,856 -89164,850 3983439,676
18 2019 23,3 -37,575 1411,881 -53051,414 1993406,899
19 2020 17,4 -43,475 1890,076 -82171,038 3572385,868
20 2021 70,5 9,625 92,641 891,666 8582,285
Jumlah 1217,5 55209,638 3785432,848 496538214,853
Rerata 60,875 2760,482 189271,642 24826910,743
Standar
Deviasi 53,905
n 20
Yn 0,5235
Sn 1,0628

Contoh perhitungan menggunakan metode Gumbel


Menghitung Koef. Kepencengan:
n ∑ ( x−x )
3
Cs=
( n−1 ) ( n−2 ) S3
20 ×3785432,848
Cs= 3
19 ×18 ×5 3,905
Cs=1, 4 1
Koef. Puncak:
Ck=
n
2
∑ ( x−x )4
( n−1 )( n−2 ) (n−3) S 4
2
20 × 496538214,853
Ck= 4
19 ×18 ×17 ×53,905
Ck=4 , 0 5
Maka, didapat Koefisien Kepencengan dan Koefisien Puncak masing-masing
sebesar 1,41 dan 4,05.
Sebenernya dengan nilai Cs dan Ck tersebut tidak memenuhi syarat
perhitungan dengan menggunakan Distribusi Gumbel, namun dalam tugas besar
ini dianggap bahwa Koefisien Kepencengan (Cs) dan Koefisien Puncak (Ck) telah
memenuhi syarat perhitungan.
Diketahui:
n = 20
X = 60,875
Sd = 53,905
Untuk n = 20, dari Tabel Gumbel diperoleh:
Yn = 0,5235
Sn = 1,0628

Menghitung nilai:
Untuk kala ulang 10 tahun, maka:

YT =−ln ⁡[ln ( Tr−1


Tr
)]
YT =−ln ⁡[ln ( )]
10
9
YT =2 , 25
Sehingga, didapat nilai debit rancangan:
YT−Yn
x=x + Sd
Sn
2,2504−0,5235
x=6 0,875+ ×5 3,905
1,0628
3
x=148 , 4 6 m /dt
Dengan melanjutkan perhitungan diatas didapatkan tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3. Hasil Perhitungan Banjir Rancangan dengan Distribusi Gumbel

Tr Yt K Sd.K Q rancangan

2 0,3665 -0,15 -7,96 52,91


5 1,4999 0,92 49,53 110,40
10 2,2504 1,62 87,59 148,46
25 3,1985 2,52 135,68 196,55
50 3,9019 3,18 171,35 232,23
100 4,6001 3,84 206,77 267,64
200 5,2958 4,49 242,05 302,93
1000 6,9073 6,01 323,78 384,66
Rerata 211,97

Plotting Metode Gumbel


200
180
160
Tinggi Hujan (mm)

140
120
100
80
60
40
20
0
0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000
Probabilitas

Gambar 4.1 Plotting Metode Gumbel


Sumber: Data Perhitungan Excel, 2023
4.3.2. Metode Log Pearson III
Tabel 4.4. Hasil Perhitungan Metode Log Pearson III

DISTRIBUSI LOG PEARSON III

No. Tahun Q (m3/dt) Log X (Log X - Log Xrerata)2 (Log X - Log Xrerata)3

1 2002 26,5 1,423 0,0902 -0,027097


2 2003 23,6 1,373 0,1230 -0,043130
3 2004 43,7 1,640 0,0069 -0,000574
4 2005 64,8 1,812 0,0077 0,000681
5 2006 34,9 1,543 0,0327 -0,005908
6 2007 171,1 2,233 0,2597 0,132374
7 2008 143,2 2,156 0,1869 0,080811
8 2009 186,3 2,270 0,2988 0,163315
9 2010 15,4 1,188 0,2874 -0,154064
10 2011 68,5 1,836 0,0126 0,001408
11 2012 137,6 2,139 0,1722 0,071480
12 2013 37,7 1,576 0,0217 -0,003194
13 2014 44,8 1,651 0,0052 -0,000378
14 2015 36,9 1,567 0,0245 -0,003839
15 2016 28 1,447 0,0764 -0,021127
16 2017 27,1 1,433 0,0845 -0,024550
17 2018 16,2 1,210 0,2643 -0,135868
18 2019 23,3 1,367 0,1269 -0,045213
19 2020 17,4 1,241 0,2333 -0,112718
20 2021 70,5 1,848 0,0155 0,001934
Jumlah 25,8541 1,6060 0,1908
Rerata 1,7236
n 20
Standar
0,291
Deviasi
Cs 0,454

Contoh perhitungan menggunakan metode Log Pearson III


Diketahui:
n = 20
log X = 1,7236
Sd = 0,291
Cs = 0,454
Menghitung nilai
Untuk kala ulang 10 tahun, maka:
Tr = 10
Pr = 100% / 10 = 10%
Untuk mendapatkan nilai K dari Cs = 0,454 dan Pr = 10%, dibutuhkan interpolasi
yang akan mendapatkan nilai K dari tabel distribusi Log Pearson III
Tabel 4.5. Hasil Interpolasi Distribusi Log Pearson III
Interpolasi 50 20 10 4 2 1 0,5 0,1
- 0,70 1,33
1,4 2,128 2,706 3,271 3,828 5,110
0,225 5 7
- 0,71 1,33
1,317 2,111 2,673 3,221 3,759 4,990
0,213 7 9
0,71 1,33
1,3 -0,21 2,108 2,666 3,211 3,745 4,965
9 9

K = 1,339
Xrancangan = log X + K × Sd
= 1,7236 + 1,339 × 0,291
= 0,3892
Debit banjir rancangan dengan mengubah bentuk log dengan mengantilog data
XTr = 100,3892
= 129,66
Dengan melanjutkan perhitungan diatas, didapatkan tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Banjir Rancangan dengan Distribusi Log Pearson III

Tr Pr (%) K Sd.K X rancangan

2 50 -0,213 -0,0618 45,90


5 20 0,717 0,2083 85,50
10 10 1,339 0,3892 129,66
25 4 2,111 0,6139 217,50
50 2 2,673 0,7771 316,72
100 1 3,221 0,9365 457,21
200 0,5 3,759 1,0929 655,40
1000 0,1 4,990 1,4507 1493,72
Rerata 425,20
Plotting Metode Log Pearson III
200
180
160
140
Tinggi Hujan (mm)

120
100
80
60
40
20
0
0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000
Probabilitas

Gambar 4.2 Plotting Metode Log Pearson Tipe III


Sumber: Data Perhitungan Excel, 2023
4.3.3. Kesimpulan
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Banjir
PERBANDINGAN
Debit Banjir Rancangan
Kala Ulang
Gumbel Log Pearson III
2 52,913 45,900
5 110,400 85,497
10 148,462 129,658
25 196,553 217,502
50 232,229 316,724
100 267,643 457,215
200 302,927 655,405
1000 384,659 1493,724
Rerata 211,973 425,203

Tabel diatas menunjukkan hasil perbadingan debit banjir rancangan dengan


metode Gumbel dan metode Log Pearson III. Hasil rerata perhitungan dengan metode
Gumbel memberikan nilai debit rancangan yang lebih kecil dibandingkan metode Log
Pearson III. Hal ini terjadi karena masing-masing metode mempunyai sifat-sifat khas
tersendiri dan perbedaan jumlah variabel yang digunakan. Dengan demikian, setiap data
hidrologi harus diuji kesesuaiannya.

Anda mungkin juga menyukai