Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PEMBEKALAN PESERTA PLPG TAHUN 2017

Nama Peserta : VIDYA YULIASTUTI, S.Pd


NUPTK : 4051762663300003
Nomor Peserta PLPG : 17140418010051
Bidang Studi Sertifikasi : Matematika
Sekolah Asal : SMPN 3 Pulau Hanaut

I. LAPORAN KEMAJUAN BELAJAR MANDIRI KEDUA


Sumber Belajar Bidang Studi
A. Ringkasan Materi
1. BAB 1 PELUANG
1. Kaidah Pencacahan
Kaidah pencacahan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan menentukan
banyaknya cara suatu percobaan dapat terjadi. Menentukan banyakya cara suatu
percobaan dapat terjadi dilakukan dengan: aturan penjumlahan, aturan perkalian.
a. Aturan Penjumlahan
Jika ada sebanyak a benda pada himpunan pertama dan ada sebanyak b benda
pada himpuan kedua, dan kedua himpuan itu tidak beririsan, maka jumlah total
anggota di kedua himpuan adalah a + b.
b. Aturan Perkalian
Pada aturan perkalian ini dapat diperinci menjadi dua, namun keduanya saling
melengkapi dan memperjelas. Kedua kaidah itu adalah menyebutkan kejadian
satu persatu dan aturan pemngisian tempat yang tersedia.

2. Permutasi
Permutasi dari sejumlah objek adalah susunan objek dalam urutan berhingga
a. Notasi Faktorial
Untuk masing-masing bilangan bulat positif n,
n! = �∙(�−1)∙(�−2)∙ ∙ ∙3∙2∙1
Demikian juga, 0! = 1.
b. Notasi nPr
Untuk semua bilangan positif n dan r, dengan �≤�, banyaknya permutasi dari n
objek yang diambil r objek pada satu waktu adalah
n!
n Pr 
(n  r ) !
c. Permutasi dengan Pengulangan
Untuk semua bilangan positif n dan r dengan � ≤ �, banyaknya permutasi yang
berbeda dari n objek, r diantaranya sama, adalah
n Pr n!

r Pr r!
Secara umum, jika ada r1 objek jenis pertama, r2 objek jenis kedua, dan
n!
seterusnya, ada permutasi dari n objek yang berbeda
r1 ! r2 !...
3. Kombinasi
Kombinasi adalah pemilihan objek tanpa memperhatikan urutannya.
a. Notasi C rn
Untuk semua bilangan positif n dan r, dengan � ≤ �, banyaknya kombinasi n
objek yang diambil 4 objek pada suatu waktu adalah
n Pr n!
n Cr  
r Pr (n  r )!r!

4. Peluang (Probabilitas).
a. Konsep dasar Peluang
Peluang (Probabilitas) merupakan suatu konsep matematika yang digunakan
untuk melihat kemungkinan terjadinya sebuah kejadian. Beberapa istilah yang
perlu diketahui dalam mempeajari konsep peluang adalah sebagai berikut:
1) Ruang sampel merupakan himpunan semua hasil yang mungkin dari sebuah
percobaan
2) Titik sampel merupakan anggota yang ada pada ruang sampel
3) Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel

Peluang suatu kejadian dapat didefinisikan, Jika N adalah banyaknya titik sampel
pada ruang sampel S suatu percobaan dan E merupakan suatu kejadian dengan
banyaknya n pada percobaan tersebut, maka peluang kejadian E adalah
n
P( E ) 
N
b. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang suatu kejadian.
1) Peluang suatu kejadian, jika � (�) = banyak kejadian �, maka peluang kejadian
� adalah :
n( A)
( P)  ,A S
n( S )
2) Peluang komplemen suatu kejadian
� (�′) = 1 − � (�)

3) Frekuensi harapan suatu kejadian


Frekuensi harapan suatu kejadian adalah hasil kali munculnya suatu kejadian
dengan banyaknya percobaan yang dilakukan �ℎ = � (�) × �

4) Peluang dua kejadian tidak saling lepas


Dua kejadian dikatakan tidak saling lepas jika kedua kejadian tersebut dapat
terjadi secara bersamaan � (� ∪�)= � (�) +� (�)− � (� ∩�)

5) Peluang dua kejadian saling lepas


Dua kejadian dikatakan saling lepas jika kedua kejadian tersebut tidak dapat
terjadi secara bersamaan � (� ∪�)= � (�)+ � (�)

6) Peluang dua kejadian saling bebas


Kejadian A dan Kejadian B dikatakan kejadian saling bebas jika kejadian A
tidak dipengaruhi oleh kejadian B atau sebaliknya maka berlaku:
� (� ∩�)= � (�)×� (�)
7) Peluang dua kejadian tidak saling bebas (disebut juga peluang bersyarat)
Dua kejadian disebut kejadian bersyarat apabila terjadi atau tidak terjadinya
kejadian A akan mempengaruhi terjadi atau tidak terjadinya kejadian B atau
sebaliknya. � (� ∩�)= � (�)×� (�⎹ �)

2. BAB II STATISTIKA
1. Menghitung ukuran pemusatan dari data dalam bentuk tabel, diagram atau
grafik.
Mean (Nilai rata-rata)
x 
 f i xi
 fi
Median (Nilai Tengah)
1 
 n  fk 
Me  Tb   2 c
 f Me 
 
 
Modus (nilai sering muncul)
 d1 
Mo  Tb    c
 d1  d 2 

2. Menghitung ukuran letak dari data dalam bentuk tabel, diagram atau grafik.
a. Kuartil(𝑄�)
Terdapat 3 buah kuartil, yaitu kuartil bawah atau kuartil pertama dilambangkan
𝑄1, kuartil tengah atau kuartil kedua atau median dilambangkan 𝑄2, dan kuartil
atas atau kuartil ketiga dilambangkan 𝑄3.
Sama halnya dengan median, maka nilai kuartil dapat dihitung dengan
cara,Menentukan kelas dimana kuatrtil itu terletak yaitu 14(�),
Gunakan aturan :
 in 
  fk 
Qi  Tb  c  4 
 f 
 
 
Dengan:
� = jumlah data dan i =1,2,3…
𝑇� = batas bawah kelas Q,
� = panjang kelas Qi
𝑓� = Jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Qi
𝑓 = frekuensi

b. Desil (𝐷�)
Desil merupakan nilai yang membagi data menjadi 10 bagian yang sama
banyak, setelah data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar.
Untuk menentukan desil digunakan rumus sebagai berikut.
 in 
  fk 
Di  Tb  c  10 
 f 
 
 

� = jumlah data dan i =1,2,3…


𝑇� = batas bawah kelas D,
� = panjang kelas Di
𝑓� = Jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Di
𝑓 = Frekuensi

3. Menghitung ukuran Penyebaran data dari data dalam bentuk tabel, diagram atau
grafik
Ukuran penyebaran data yang biasa digunakan untuk data tunggal antara lain
rentang, hamparan simpangan kuartil, simpangan rata-rata, ragam dan
simpangan baku.
a. Rentang atau jangkauan (J)
Jangkauan data atau rentang data adalah selisih antara data terbeasar (xmaks)
dengan data terkecil (xmin).
�=�𝑚𝑎��−�𝑚��

b. Simpangan Kuartil (𝑄�)


Jangkauan semi antarkuartil atau simpangan kuartil adalah setengah kali
panjang hamparan.
1
Qd   Q3  Q1 
2

c. Simpangan rata – rata


Simpangan rata – rata atau deviasi rata – rata merupakan rata – rata jarak suatu
data terhadap rataan hitungan. Nilai simpangan rata – rata (SR) untuk data
tunggal dapat ditentukan dengan rumus:
1 n
SR   xi  x
n i 1

Dengan:
n = banyaknya data
xi = nilai data ke-i
x = rataan hitung

d. Ragam dan simpagan baku


Misalnya data x1 , x2 , x3 ,… xn mempunyai rataan, maka ragam atau varians (S2)
dapat ditentukan dengan rumus:
S 2

 (x i  x )2
n 1

Sementara simpangan baku atau standard deviasi (S) dapa ditentukan dengan

rumus: S   (x i  x) 2
n 1

3. BAB III FUNGSI


1. Konsep fungsi
Definisi:
Relasi dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi atau pemetaaan, jika dan
hanya jika setiap unsur dalam himpunan A berpasangan tepat dengan satu unsur
dalam himpunan B.
Fungsi Linier atau fungsi berderajat satu ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari
variabelnya adalah pangkat satu. Setiap persamaan linier apabila digambarkan akan
menghasilkan sebuah garis lurus.

2. Menentukan Persamaan Fungsi Linear


Persamaan garis yang melalui dua titik, misalkan A (x 1, y1) dan B(y1, y2) ada pada
suatu garis lurus, maka persamaan garis yang melalui dua titik tersebut adalah :

y 2  y1
y  y1  ( x  x1 )  y  m  x  x1   y1
x 2  x1

Persamaan garis melalui titik (a, 0) dan (0, b) adalah :


Jika (x1, y1) = (0, b) dan (x2, y2)= (a, 0) maka persamaan garis tersebut adalah :

y 2  y1 0b
y  y1  ( x  x1 )  y  b   x  0
x 2  x1 a0

Persamaan garis melalui (x1, y1) dan memiliki kemiringan sebesar m adalah:
y - y1 = m (x - x1)

4. BAB IV PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN


1. Persamaan Linier
a. Konsep Dasar
Persamaan linear adalah suatu persmaan dengan satu variabel (satu peubah) yang
memiliki pangkat bulat positif dan pangkat tertinggi variabelnya satu.
Bentuk umum persamaan linear adalah 𝑎�+�=0

b. Mengubah masalah ke dalam matematika berbentuk persamaan linear satu


variabel
Berikut langkah-langkah menyusun Model Matematika :
1) Buatlah sketsa atau diagram jika soal memerlukan.
2) Data yang ada dalam soal tersebut diterjemahkan dalam satu atau beberapa
persamaan atau pertidaksamaan linear satu variabel (Kalimat Matematika atau
Model Matematika).

2. Pertidaksamaan
a. Konsep dasar
Pertidaksamaan adalah kalimat matematika terbuka yang memuat ungkapan >, ≥,
<, atau ≤.
b. Sifat – sifat pertidaksamaan
1) Sifat tak negatif , untuk 𝑎∈� maka ≥ 0.
2) Sifat transitif, untuk 𝑎,�,� ∈�
Jika 𝑎<� dan �<� maka 𝑎<�;
Jika 𝑎>� dan �>� maka 𝑎>�;

3) Sifat penjumlahan, untuk 𝑎,�,� ∈�


Jika 𝑎<� maka 𝑎+�<�+c
Jika a >b maka a+c>b+c
Jika kedua ruas pertidaksamaan dijumlahakan dengan bilangan yang sama tidak
mengubah tanda ketidaksamaan
4) Sifat perkalian
Jika a < b , c>0 maka ac<bc
Jika a > b , c >0 maka ac > bc
Jika a < b , c <0 maka ac < bc
Jika kedua ruas dikalikan bilangan rill positif tidak akan mengubah tanda
keridaksamaan, sedangkan jika dikalikan dengan bilangan negatif maka
mengubah tanda ketidaksmaan
5) Sifat kebalikan
1
Jika a > 0 maka >0.
a
1
Jika a < 0 maka <0.
a
Suatu bilangan dan kebalikannya memilki tanda yang sama baik untuk bilangan
positif maupun negatif
c. Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan
Himpunan penyelesaian pertidaksamaan dapat ditunjukkan pada garis bilangan
seperti pada gambar berikut:

d. Mengubah masalah ke dalam matematika berbentuk pertidaksamaan linear satu


variabel
Untuk membuat kalimat matematika atau model matematika pada
pertidaksamaan sama seperti yang kita lakukan pada persamaan.

5. BAB V SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA PEUBAH


1. Konsep Dasar
Sistem persamaan dua peubah atau system persamaan dua variable(SPLDV) adalah
suatu sistem persamaan yang terdiri atas dua persamaan linear (PLDV) dan setiap
persamaan mempunyai dua variabel. Bentuk umum SPLDV adalah
𝑎�+��=� dan ��+𝑒�=𝑓

Dalam sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) terdapat pengganti-


pengganti dari variabel sehingga kedua persamaan menjadi benar. Pengganti-
pengganti variabel yang demikian disebut penyelesaian atau akar dari sistem
persamaan linear dua variabel. Apabila pasangan pengganti menyebabkan salah
satu atau kedua persamaan menjadi kalimat tidak benar disebut bukan penyelesaian
atau bukan akar dari SPLDV tersebut.

2. Penyelesaian SPLDV
Untuk menentukan penyelesaian atau akar dari SPLDV dapat ditentukan dengan 3
cara, yaitu metode grafik, metode substitusi, metode eliminasi.
a. Metode grafik
Prinsip dari metode grafik yaitu mencari koordinat titik potong grafik dari kedua
persamaan.

b. Metode substitusi
Hal ini dilakukan dengan cara memasukkan atau mengganti salah satu variabel
dengan variabel dari persamaan kedua.

c. Metode eliminasi
Caranya sebagai berikut:
1) Menyamakan salah satu koefisien dan pasangan suku dua persamaan bilangan
yang sesuai.
2) Jika tanda pasanganan suku sama, kedua persamaan di kurangkan.
3) Jika tanda pasangan suku berbeda, kedua suku persamaan ditambahkan

B. Materi yang sulit dipahami


Materi yang sulit dipahami adalah materi pada KD menggunakan konsep-konsep
statistika dan peluang.karena cakupan materi yang luas sehingga perlu pemahaman
lebih mendalam.

C. Materi esensial apa saja yang tidak ada dalam sumber belajar
Semua materi esensial ada di dalam sumber belajar seperti pada KI Menguasai
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran
yang diampu.

D. Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam Sumber Belajar
Semuanya adalah materi esensial atau dengan kata lain tidak terdapat materi tidak
esensial pada sumber belajar. Materi pada sumber belajar yang menjelaskan tentang
menggunakan konsep-konsep statistika dan peluang, menggunakan pola dan fungsi,
menggun\akan konsep-konsep aljabar pada pembelajaran semua penting (esensial)
bagi guru.

Anda mungkin juga menyukai