Dosen Pembimbing
YUDI HERNAWAN,ST
Disusun :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir praktikum fisika dasara 1
yang berjudul dasar pengukuran dan ketidakpastian ini sesuai dengan petunjuk, kemampuan, serta ilmu
pengetahuaan yang penulis miliki.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penyusunan laporan akhir ini, semoga lporan akhir ini bemanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi
siapa saja yang membacanya.
Dalam penulisan laporan akhir paraktikum ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Dahlan Suhendar
2018/1120009
DAFTAR ISI
BAB 1. Pendahuluan.
BAB 2. Bandul Sederhana
2.1 Tujuan Percobaan
2.2 Alat-alat yang digunakan
2.3 Teori terkait
2.4 Prosedur percobaan
2.5 Hasil Pengamatan
2.6 Perhitungan data beserta ketidakpastian
2.7 Kesimpulan
2.8 Daftar Pustaka.
BAB. 2 BANDUL SEDERHANA
1. Jangka Sorong
2. Micrometer skrup
3.Balok besi
4.bola-bola baja
5.silinder besi.
1 2 3 4 5 6 7 8
Gambar1 Skala utama suatu alat ukur dengan NST= 0,2 satuan.
Nonius
Untuk membantu mengukur dengan lebih teliti melebihi yang dapat ditunjukan oleh NST,maka
digunakanlah skala nonius. Skala noniusakan meningkatkan ketelitian pembaca alat ukur.Umumnya
terdapat suatu pembagian sejumlah skala utama dengan sjumlah sekala nonius yang akan menyebabkan
garis skala titik nol dan titik maksimum skala nonius berhimpit dengan skala utama.Cara membaca skala
adalah sebagi berikut :
1. Baca posisi 0 dari skala nonius pada skala utama.
2. Angka decimal dibelakang koma
Gambar 2 Skala utama dan nonius dengan M = 9, N = 10,dan Nɪ = 7
7
Pada gambar 2,hasil pembacaan tanpa nonius adalah 6,7 satauan dan dengan nonius 6,7 + x ( 10-
10
9)x0,1 = 6,77 satuan.Kadang-kadang skala utama dan nonius dapat berbentuk lingkaran seperti dapat di
jumpai pada meja putar untuk alat spektroskopi yang ditunjukan oleh gambar 3.
Dalam gambar 3b dapat dilihat bahwa pembacaan tanpa nonius memberikan hasil 60º sedangkan
3
dengan menggunakan nonius hasilnya adalah 60 + x ( 4 – 1 ) x 10 = 67,5ᴼ
4
Pada pengukuran tunggal ketidakpastian umumnya digunakan bernilai setengah dari NST.Untuk
suatu besaran X maka ketidakpastian mutlak adalah :
1
∆ x= NST
2
X = x± ∆ x
∆x
KTP relative =
x
Apabila menggunakan KTP relative maka hasil pengukuran dilaporkan sebagai X = x ± KTP relative x
100
x 1+ x 2+ …… …… ..+ x
2. Cari nilai rata – ratanya yaitu x= n
n
3. Tentukan x max dan x min dari kumpulan data x tersebut dan ketidakpastian dapat dituliskan
tersebut
( x min −x max )
∆ x=
2
4. Untuk jelasnya sebuah contoh dari hasil pengukuran ( dalam mm ) suatu besaran x yang dilakukan
empat kali yaitu 153,2 153,6 152,8 153,0
Rata-ratanya adalah :
153 ,2+153 ,6+ 152, 8+153 , 0
x= =153 , 2 mm
4
Nilai terbesar dalam hasil pengukuran tersebut adalah 153,6 mm dan nilai terkecilnya adalah 152,8 mm.
Maka rentang pengukuranya adalah ( 153,6 – 152,8 ) = 0,8 mm.Sehingga ketidakpastian pengukuran
adalah
0,8
∆ x= =0 , 4 mm
2
Maka hasil pengukuran yang dilaporkan adalah
X = ( 153,6 ± 0 , 4 ) mm.
Sebagai sebuah contoh suatu hasil pengukuran dan cara menyajikanya untuk beberapa AB yang akan
disajikan dalam daftar berikut ini :
Tabel 1. Contoh penggunaan AB
Ketidakpastia
Variabel yang dilibatkan Operasi Hasil
n
Penjumlahan p=a+b ∆p = ∆a ± ∆b
Pengurangan q=a-b ∆q = ∆a ± ∆b
∆r ∆a
= +
r a
Perkalian
a ± ∆a ∆b
b ± ∆b r=axb b
Pembagian a ∆ s ∆a ∆b
s= = +
b s a b
Pangkat ∆t ∆a
=n
t = an t a
Jenis pengukuran berdasarkan metoda
Pengukuran Langsung
Pengukuran ini di lakukan dengan cara membandingkan langsung sesuatu yang akan diukur dengan
sebuah standar yang dipakai sebagai alat ukurnya. Misalnya seseorang mengukur panjang seutas
tali, ia akan membandingkan panjang tali tersebut dengan mistar yang dimilikinya.Pengukuran tidak
langsungPengukuran ini terpaksa dilakukan karena berbagai macam sebab, antara lain keterbatasan panca
indera manusia sebagai sensor terhadap gejala alam yang akan diukur. Untuk melihat bendabenda
mikroskop manusia perlu alat bantu yaitu mikroskop. Untuk mengukur arus listrik manusia perlu
mengubah dulu gejala listrik menjadi gejala mekanik jarum amperemeter.Pengukuran dengan
perhitunganPengukuran ini dilakukan berdasarkan pada hasil hasil pengukuran yang dilakukan
sebelumnya. Hasil ukurnya didapat melalui suatu perhitungan data pengukuran langsung maupun tak
langsung. Volume tabung dapat diukur langsung dengan gelas ukur, dan dapat juga dihitung dari hasil
ukur diameter dan tingginya. Contoh lain adalah massa jenis suatu zat cair dapat diukur dengan
densimeter, dan dapat juga dihitung dengan mengukur lebih dulu massa dan volumenya.
Didalam laboratorium menggunakan alat-alat ukur dasar seperti penggaris ,jangka sorong dan
micrometer skrup,balok,silinder dan bola baja dan lain-lain seperti tertulis pada bagian alat-alat yang
digunakan.Melakukan percobaan-percobaan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tertera dalam
tugas akhir dan pertayaan.
a.Penentuan NST alat ukur
1. Melakukan pengukuran tiga buah benda yang berbed yaitu balok,silinder dan bola baja dengan
menggunakan jangka jangka sorong dan micrometer skrup pada posisi yang berbeda
2. Mencatat hasil percobaan dengan menggunakan tabel sebaga berikut :
NO OBJEK HASIL ̶Ẍ ∆x x = Ẍ ± ∆x
1 20,15 mm
2 20,15 mm
1 Balok 3 20,15 mm 20,164 mm 0,4 mm 20,164 ± 0,4 mm
4 20,15 mm
5 20,15 mm
1 19,05 mm
2 19,05 mm
2 Silinder 3 19,05 mm 19,05 mm 0 19,05 mm
4 19,05 mm
5 19,05 mm
1 14,26 mm
2 14,26 mm
3 Bola baja 3 14,26 mm 14,26 mm 0 14,26 mm
4 14,26 mm
5 14,26 mm
Perhitungan data beserta ketidakpastiannya
∆x = ½ NST
= ½ (1mm) = 0,02 mm
1) Balok
19 ,05+ 19 ,75+19 , 05+19 , 75+19 , 05
x=
5
¿ 19,33 mm
( X ¿ ¿ max− X min )
∆X= ¿
2
(19 , 05−19 , 75)
¿
2
¿0,35mm
X = x ±∆ X
=19,33 ± 0,35
Silinder
16 ,33+ 16 ,33+ 16 ,33+ 16 , 33+16 , 33
x=
5
¿ 16,33 mm
( X ¿ ¿ max− X min )
∆X= ¿
2
(16 , 33−16 ,33)
¿
2
¿0 mm
Maka : X = x ± ∆ X
=16,33 mm
2) Bola Besi
14 , 15+14 , 15+14 , 15+14 ,15+14 ,15
x=
5
¿ 14,15mm
( X ¿ ¿ max− X min )
∆X= ¿
2
(14 ,15−0)
¿
2
¿0 mm
Maka : X = x ± ∆ X
= 14,15 ± 0 mm
x1 +X + X + X + X5
1. x¿ 2 3 4
5
20 ,16+ 20 ,16 +20 ,16 +20 ,16 +20 , 16
¿
5
= 20,16 mm
( X ¿ ¿ max− X min )
2. ∆ X = ¿
2
20 ,16−0 , 4
∆X=
2
= 9,9 mm ( 2 AB)
X = X ±∆ X
= 20,16 ± 0,4 mm
2 Pengukuran Silinder
Kepastian relative
∆x
KTP = X 100 %
x
X = x ± KTP relative x 100℅
1.Pengukuran silinder besi
0
a. X 100 %
19 ,05
0,1 % ( 4 AB )
X = X ±∆ X
19,05 mm
5
19 ,05+ 19 ,05+ 19 ,05+ 19 ,05+19 ,05
¿
5
= 19,05 mm
( X ¿ ¿ max− X min )
2. ∆ X = ¿
2
19 ,05−0
∆X=
2
= 9,5 mm ( 2 AB)
X = X ±∆ X
= 19,05 mm
3. Pengukuran Bola baja
Kepastian relative
∆x
KTP = X 100 %
x
X = x ± KTP relative x 100℅
1.Pengukuran silinder besi
0
a. X 100 %
14 , 26
0,1 % ( 4 AB )
X = X ±∆ X
14,26 mm
x1 +X + X + X + X5
1. x¿ 2 3 4
5
14 , 26+14 , 26+14 , 26+14 , 26+14 ,26
¿
5
= 14,26 mm
( X ¿ ¿ max− X min )
2. ∆ X = ¿
2
14 , 26−0
∆X=
2
= 7,1 mm ( 2 AB)
X = X ±∆ X
= 14,26 mm
ANALISIS PERCOBAAN
Percobaan pengukuran panjang,diameter menggunakan alat-alat ukur dasar seperti penggaris
plastic,jangka sorong dan juga micrometer. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan ketidakpastian
tunggal dan berulang pada pengukuran.
Dari hasil pengamatan didapat bahwa pangukuran berulang untuk balok,silinder dan bola baja dengan
mnggunakan jangka sorong ,micrometer skrup secara berurutan adalah balok besi 19,33 ± 0,35
mm ,pengukuran silinder 16,32 mm,pengukuran bola baja 14,15 mm. Dalam suatu percobaan kita harus
berusaha mempelajari caranya ,kita harus mempunyai data kuantitatif atas percobaan yang telah kita
lakukan . setiap pengukuran pasti memunculkan sebuah ketidakpastian pengukuran yaitu perbedaan
antara dua hasil pengukuran .Ketidakpastian juga disebut kesalahan,karena menujukkan perbedaan antara
nilai ukur dan nilai sebenarnya. Factor penyebab nya yaitu kesalahan bersistem , ksalahan acak, skala
terkecil dan kesalahan kalibrasi, titk nol , paralaks,fluktuasi pegas serta adanya kemungkinan gesekkan.
.
KESIMPULAN
1.Memastikan bahwa dalam pengukuran selalu terdapat ketidakpastian hasil pengukuran karena setiap
orang memiliki prediksi hasil yang berbeda-beda dalam mengukur benda. Oleh karena itu, pada settiap
alat ukur terdapat angka ketelitian . jangka sorong memiliki angka ketelitian 0,02 dan 0,05 mm dan
micrometer skrup memiliki angka ketelitian 0,01 mm.
2.Ketidakpastian pengukuran adalah suatu rentan nilai dimana disekitar nilai suatu pengukuran terdapat
nilai yang sebenarnya. Nilai ketidakpastian dari suatu alat ukur diharapkan berada dibawah nilai yang
telah ditentukan dalam table/grafik sehingga dianggap masih mempunyai nilai akurasi yang tinggi untuk
pengukuran digunakan hasil/nilai rata-rata yang kemudian dijadikan hasil pengukuran.
3.Metode kuadrat terkcil digunakan untuk melakukan regresi dan pencocokan kurva
yang diharapkan dapat membentuk persamaan matematis tertentu.
Daftar Pustaka