Mengubah Data Curah Hujan Titik Menjadi Data Curah Hujan Wilayah
NPM : 1713034017
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hujan merupakan salah satu bagian dari proses siklus air. Dalam bahasa
ilmiah hujan disebut dengan istilah prestisipasi atau jatuhnya titik titik air
ke permukaan bumi.
Curah hujan di setiap permukaan bumi berbeda-beda.Untuk mengetahui
curah hujan di masing-masing wilayah maka setiap wilayah tertentu harus
memiliki beberapa titik-titik stasiun pengamatan yang menghitung curah
hujan.Untuk menghitung rata-rata curah hujan di wilayah tersebut kita
perlu menggabungkan data dari titik-titik stasiun pengamatan untuk
dihitung rata-ratanya dengan berbagai cara dan rumus yang telah ada .
Hasil dari penghitungan akan disajikan dalam bentuk data curah hujan
wilayah .
Menghitung data curah hujan disuatu wilayah sangatlah penting. Salah
satunya adalah untuk menyusun strategi dalam memanfaatkan air dan
mengendalikan banjir pada musim hujan.
B. Tujuan praktikum
Dalam mengubah data curah hujan titik menjadi data curah hujan
wilayah dapat menggunakan berbagai cara. Diantaranya adalah :
Keterangan :
R = Curah hujan rerata tahunan ( mm )
n = Jumlah stasiun yang digunakan
R1 + R2 + R3 +Rn = Curah hujan rerata tahunan di tiap titik
pengamatan (mm)
Keterangan :
R = Curah hujan rerata tahunan (mm)
R1,R2,R3 = Curah hujan rerata tahunan di tiap titik pengamatan
(mm)
Rn = Jumlah titik pengamatan
A1,A2 = Luas wilayah yang dibatasi polygon
A = Luas daerah penelitian
Keterangan :
R = Curah hujan rerata tahunan
A1, A2 = Luas bagian antar dua garis isohyets
R1, R2, Rn = Curah hujan rata – rata tahunan pada bagian A1,
A2, .., An
Cara ini adalah cara rasoinal yang terbaik jika garis – garis isohyets
dapat digambarkan dengan teliti. Akan tetapi jika titik – titik
pengamatan itu banyak sekali dan variasi curah hujan di daerah
bersangkutan besar, maka pada pembuatan peta isohyet ini akan
terdapat kesalahan – kesalahan si pembuat. Namun teknik
perhitungan curah hujan dengan menggunakan metode ini
menguntungkan karena memungkinkan dipertimbangkannya
bentuk bentang lahan dan tipe hujan yang terjadi, sehingga dapat
menunjukkan besarnya curah hujan total secara realistis
1. Cara aritmatik
R = 1/8 ( 125+150+325+225+300+250+175+250 )
= 1800 / 8
= 225 mm
Jadi berdasarkan rumus Aritmatik Curah Hujan Wilayahnya adalah
225 mm.
NO R CH (mm) A
Luas wilayah (km)
1 R1 125 A1 15.16
2 R2 150 A2 17.18
3 R3 325 A3 12.1
4 R4 225 A4 31.38
5 R5 300 A5 9.6
6 R6 250 A6 33
7 R7 175 A7 34
8 R8 250 A8 35.64
R = 15.16 ( 125 )+ 17.18 ( 150 )+ 12.1 ( 325 )+ 31.38 (225)+ 9.6 ( 300 )+
33 (250) + 34 ( 175 ) + 35.64 ( 250 ) /
15.16+17.18+12.1+31.38+9.6+33+34+35.64
= 1895+ 2557+3932.5+7060.5+2880+8250+5950+8910 / 188.06
= 41.455 / 188.06
= 220.45 mm
Jadi curah hujan wilayah yang diperoleh dari cara polygon theisen adalah
220.45 mm
3. Cara isohyet
NO R CH (mm) A
Luas wilayah (km)
1 R1 125 A1 16.54
2 R2 150 A2 21.2
3 R3 325 A3 11.5
4 R4 225 A4 20.86
5 R5 300 A5 14.92
6 R6 250 A6 63
7 R7 175 A7 29.58
8 R8 250 A8 63
R = 16.54 ( 125 )+ 21.2 ( 150 )+ 11.5 ( 325 )+ 20.86 (225)+ 14.92 ( 300 )+
63 (250) + 29.58 ( 175 ) + 63 ( 250 ) /
16.54+21.2+11.5+20.86+14.92+63+29.58+63
= 2067.5+ 3180+3737.5+4693.5+4476+15750+5176.5+15750 / 240.6
= 54831 / 240.6
= 228 mm
Jadi curah hujan wilayah yang diperoleh dari cara isohyet adalah 228
mm.
BAB III
KESIMPULAN
Jadi perhitungan curah hujan dengn ketiga cara tersebut bisa dikatakan
akurat karena hasil dari perhitungan, selisihnya tidak jauh berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?
q=perhitungan+curah+hujan+wilayah&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox-b-ab