KOAGULASI - FLOKULASI
OLEH:
Diny Setyanti
21080112130075
Indra Hukama A.
21080112140134
Debby Valentina
21080112130081
Julius Alex F
21080112130087
21080112140092
21080112130100
Rapinsho Nuradi P. D
21080112130103
21080112130107
21080112140128
21080110141015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air yang memenuhi syarat kesehatan dengan jumlah yang cukup, serta terjamin
ketersediaannya adalah harapan seluruh pelanggan air bersih. Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) sebagai pengelola tunggal sistem penyediaan air bersih perkotaan
telah berusaha dengan berbagai macam cara untuk dapat memenuhi harapan tersebut,
tetapi sampai saat ini belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan oleh
pemerintah yaitu : melayani sampai 80% penduduk perkotaan dan penekanan angka
kehilangan air sampai kurang dari 25%.
Pada tahun 2015, jumlah penduduk perkotaan menjadi lebih besar dibandingkan
dengan perkotaan dengan perbandingan 53% : 47%. Pergeseran ini mengindikasikan
semakin meningkatnya kebutuhan akan air minum per kapita, karena konsumsi air
masyarakat perkotaan lebih besar daripada masyarakat perdesaan.Peningkatan jumlah
penduduk ini tidak diimbangi dengan ketersediaan air yang sangat terbatas.
Penggundulan hutan telah tidak terkendali sehingga semakin mengganggu
ketersediaan air baku. Sedangkan sumber air baku terutarna air permukaan
mengalarni pencemaran yang semakin meningkat akibat domestik, industri dan
pertanian. Sehingga ketersediaan air baku semakin tidak bisa dijamin, baik kuantitas
dan kualitas. Air baku di sebagian besar wilayah Indonesia sebenarnya tersedia
dengan cukup, tetapi terancam keberadaannya akibat pengelolaan yang buruk, baik
oleh pencemaran maupun kerusakan alam yang menyebabkan terhambatnya
konservasi air.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan koagulasi?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan flokulasi?
1.2.3 Bagaimana proses koagulasi-flokulasi?
1.2.4 Bagaimana kriteria desain koagulasi-flokulasi?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan apa yang dimaksud dengan koagulasi
1.3.2 Memaparkan apa yang dimaksud dengan flokulasi
1.3.3 Menjelaskan proses koagulasi-flokulasi
1.3.4 Menjelaskan cara kriteria desain koagulasi-flokulasi
1.4 Manfaat
Melalui makalah ini pembaca diharapkan dapat mengetahui tentang seluk beluk
tentang flokulasi dan koagulasi pada pengolahan air minum.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Proses Koagulasi-Flokulasi
Koagulasi merupakan proses destabilisasi muatan partikel koloid, suspended
solid halus dengan penambahan koagulan disertai dengan pengadukan cepat untuk
mendispersikan bahan kimia secara merata. (Reynolds, 1982). Dalam suatu suspensi,
koloid tidak mengendap (bersifat stabil) dan terpelihara dalam keadaan terdispersi,
karena mempunyai gaya elektrostatis yang diperolehnya dari ionisasi bagian permukaan
serta adsorpsi ion-ion dari larutan sekitar.
Koagulasi-flokulasi merupakan dua proses yang terangkai menjadi kesatuan
proses tak terpisahkan. Pada proses koagulasi terjadi destabilisasi koloid dan partikel
dalam air sebagai akibat dari pengadukan cepat dan pembubuhan bahan kimia (disebut
koagulan). Akibat pengadukan cepat, koloid dan partikel yang stabil berubah menjadi
tidak stabil karena terurai menjadi partikel yang bermuatan positif dan negatif.
Pembentukan ion positif dan negatif juga dihasilkan dari proses penguraian koagulan.
Proses ini berlanjut dengan pembentukan ikatan antara ion positif dari koagulan (misal
Al3+) dengan ion negatif dari partikel (misal OH-) dan antara ion positif dari partikel
(misal Ca2+) dengan ion negatif dari koagulan (misal SO42-) yang menyebabkan
pembentukan inti flok (presipitat) (Kawamura, 1991).
Segera setelah terbentuk inti flok, diikuti oleh proses flokulasi, yaitu
penggabungan inti flok menjadi flok berukuran lebih besar yang memungkinkan partikel
dapat mengendap Penggabungan flok kecil menjadi flok besar terjadi karena adanya
tumbukan antar flok. Tumbukan ini terjadi akibat adanya pengadukan lambat. Proses
koagulasi-flokulasi dapat digambarkan secara skematik pada Gambar 2.1.
2.2
Pengadukan
2.2.2
Untuk pengadukan cepat dengan static mixer besarnya P dapat diperoleh melalui
persamaan (Kawamura, 1991) :
P = Qwh
Dimana :
P = energi pengadukan, (Watt = N.m/s)
= viskositas absolut air (N.s/m2) = 1,336.10-3 N.s/m2 pada 10 C
V = volume zone pengadukan (m3)
Q = debit aliran (m3/s)
w = berat air = 1000,15615 kg/m3
h = tekanan jatuh (m)
S = specific gravity = 1,00
N = jumlah elemen pengadukan
2.2.3 Mechanical mixing (Gambar 2.4)
Pengaduk mekanis sering dirancang dengan penggerak shaft vertikal dengan
sebuah penurun kecepatan dan motor elektrik.
2.2.5
Energi
20 C (AWWA, 1997).
: 400-1000 /dt
G x td
: 20.000 30.000
dimana, G =gradien kecepatan (1/detik)
g
=tinggi terjunan
=viskositas kinematis
= 2.5 4 m/detik
= kapasitas pengolahan (m3/detik)
td
2.3
Perancangan Koagulasi-Flokulasi
Tabel 2.1 Kriteria Desain Unit Koagulasi
No
Keterangan
Unit
Kawamura1
dtk-1
300
Td
dtk
10 30
3
4
G x Td
Al-Layla2
30 - 60
Reynolds3
Darmasetia
wan4
Peavy5
Montgomery6
700 - 1000
700 - 1000
600 - 1000
1000
20 - 40
10 - 60
20 - 60
20000 30.000
300 - 1600
pH alum opt.
Sumber :
.Kawamura, 1991;
.Al-Layla, 1980;
4,5 - 8,0
3
.Reynolds, 1982;
1000 - 2000
5,0 - 7,5
.Darmasetiawan, 2001;
5
.Pe
avy, 1985;
6
. Montgomery, 1985
Pengadukan cepat dengan in-line static mixer mempunyai kriteria desain tersendiri
yaitu (Kawamura, 1991) :
Gxt
= 1 5 detik
zona flokulasi. Sedangkan bak flokulasi yang disarankan adalah rektangular karena dapat
menghasilkan pengadukan yang sempurna (AWWA, 1997).
Parameter desain untuk flokulasi adalah G x t (tanpa satuan). Nilai G x t yang umum
digunakan berkisar antara 104 sampai 105. Nilai G yang besar dengan waktu yang
singkat cenderung menghasilkan flok padat yang kecil, sedangkan nilai G yang
rendah dan waktu yang lama menghasilkan flok yang ringan dan lebih besar
(Peavy,1985). Menurut Kawamura (1991), nilai gradien kecepatan masing-masing
tipe flokulasi dapat ditentukan sebagai berikut :
1. Baffle Channel
Persamaan yang digunakan :
G = {(g.h)/(v.td)}1/2
hL = K. (V2/2g)
Dengan :
G
= gradien kecepatan
td
hL
= 1,5
Dimana :
CD
= koefisien drag yang tergantung pada bentuk paddle dan kondisi aliran
(nilainya 1,8)
A
1
-1
60 -
10 -
30 -
10 104-
Gx
80 -
70 -
>
10 5
104-
10 5
104-
15 5
Dalam
Kec.
0,15
0,1 -
Luas
5 - 20
area
15 - 20
area
15 - 20
area
20 %
Contoh perhitungan :
Contoh 1- Koagulasi
Aliran air = 0,05 m3/s
Diameter pipa = 8 inchi = 0,2032 m
Panjang pengadukan (L) = 2,5 X 0,2032 m 0,5 m
V = D2.L = (0,2032)2.(0,5)m = 0,016 m3
Dengan persamaan diatas :
h = 0,009(2 1)(0,05) (1)(1,336.10-3 )0,1 x 2 = 0,013m
(0,2032)4
Dengan persamaan diatas
P = (0,05)x (1000,15615)x (0,013) = 0,66Nm/s
Dengan waktu detensi (t) = 2 detik maka nilai G x t = 175,7 x 2 = 351,4(memenuhi)
Perhitungan kebutuhan PAC (Poly Aluminium Chloride)
Pembubuhan PAC untuk 1 (satu) line = 150 ppm = 150 mg/L
Pembubuhan PAC untuk 2 (dua) line = 300 ppm = 300 mg/L
Debit yang diolah untuk 2 (dua) line = (180+180) m3/jam = 360 m3/jam
Kebutuhan PAC
= 360.103 L/jam
= 360.103 L/jam x 300 mg/L = 1,08.108 mg/jam
= 1,08.108 mg/jam x 10-6 kg/mg x 24 jam/hari
= 2592 kg/hari
Perhitungan kebutuhan NaOCl (Sodium Hypochloride)
Debit yang diolah dalam 1 (satu) line = 50 L/s
DPC (daya pengikat Chlor) = 1,2 mg/L
Sisa Chlor = 0,4 mg/L
Jadi, dosis chlor = (1,2 + 0,4) mg/L
NaOCl mengandung 17,5 % chlor, sehingga dosis NaOCl adalah
= 100/17,5 x 1,6mg / L 9,14mg / L 10mg / L 10ppm
NaOCl yang dibutuhkan 1 (satu) line
= 50 L/s x 9,14 mg/L = 457 mg/L
= 457 mg/L x 10-6 kg/mg x 3600 s/jam
= 1,6452 kg/jam = 39,4848 kg/hari 39,5 kg/hari
Flokulator
Kapasitas Instalasi = 50 L/s = 0,05 m3/s
Viskositas kinematis () = 1,306.10-6 m2/s pada suhu 10C
Percepatan gravitasi = 9,81 m/s2
Dimensi :
Diameter flokulator = 4,8 m
Tinggi air existing = 3,6 m
Volume tangki berdasarkan tinggi air :
= D2 x t = x (3,14) x (4,8)2 x 3,6 = 65,11m3
Waktu Detensi (td) = Volume/Q = 65,11 m3 / 0,05 m3/det
= 1302,2 detik = 21,70 menit......(memenuhi)
Luas lintasan paddle = 20 % luas bak = 20 % x D2
= 20 % x (3,14) (4,8)2 = 3,62 m2
Gradien kecepatan (G) dengan kecepatan aliran 0,5 m/s (Persamaan diatas)
= {(Cp Av3) / (2vV)} = 1,8. (3,62). (0,5)3
2.(1,306.10-5) (65,11)
= 69,20/detik.... (memenuhi)
Gxtd = 69,20 / detik x 1302,2 detik
= 90.112,24...... (memenuhi)
DAFTAR PUSTAKA
Al-Layla , M.Anis , Ahmad S. dan Middlebrooks, E.J ,. 1978. Water Supply Engineering
Design. Ann Arbor Science : Michigan USA
Kawamura, Susumu. 1991. Integrated Design of Water Treatment Facilities. John Willey &
Sons, Inc. New York
Metcalf dan Eddy.1991. Waste Water Engineering, Treatment and reuse, Fourth Edition,
Revised by G. Tchobanoglous, F. Burton, H. David Stanseal, International Edition.
Reynold, Tom D., dan Richard, Paul A.1996.Unit Operation and Process in Environmental
Engineering, PWS Publishing Company.Boston