Anda di halaman 1dari 4

Apa itu pengolahan air limbah anaerobik?

Pengolahan air limbah anaerobik adalah proses biologis dimana mikroorganisme mendegradasi
kontaminan organik tanpa adanya oksigen.

Bagaimana cara kerja pengolahan air limbah anaerobik?

Pengolahan air limbah anaerobik adalah jenis pengolahan biologis di mana mikroorganisme
anaerob digunakan untuk mengurai dan menghilangkan kontaminan organik dari air limbah.
Sementara sistem pengolahan anaerob dapat mengambil berbagai bentuk, pada umumnya
mencakup beberapa bentuk bioreaktor atau tempat penyimpanan yang mampu menjaga
lingkungan bebas oksigen yang diperlukan untuk mendukung proses pencernaan anaerobik.

pH

Parameter pertama yang digunakan dalam menguji limbah cair adalah pH di dalam limbah
tersebut. pH ini adalah derajat keasaman menjadi parameter acuan yang perlu digunakan oleh
industri sebelum membuang limbah ke lingkungan agar tidak membahayakan.
Kadar netral pH dengan nilai 6-8, di Permen KLHK 68 Tahun 2016 adalah 6-9. Air dengan kadar
dibawah angka 6 memiliki tingkat keasaman yang tinggi dan bahaya bagi lingkungan, begitu
juga jika kadar pH air mencapai diatas 9 akan memiliki kadar basa yang cukup tinggi yang bisa
berbahaya kepada lingkungan.

BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BOD menjadi salah satu parameter yang tertuang dalam Permen KLHK 68 Tahun 2016, BOD
mengutip dari wwdmag.com adalah kadar oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri dan
mikroorganisme saat mereka mengurai bahan organik dalam aerob pada suhu tertentu.

Pembusukan bahan organik dalam air membutuhkan BOD, tetapi limbah yang dibuang tanpa
diuji parameternya akan mempengaruhi oksigen yang terlarut didalam air. Kadar maksimal BOD
yang dibuang oleh limbah cair maksimal 30 mg/L.

COD (Chemical Oxygen Demand)

Parameter berikutnya yang digunakan dalam melakukan pengujian limbah cair adalah COD.
COD adalah kapasitas air dalam mengkonsumsi oksigen selama waktu penguraian bahan organik
secara kimia di dalam air.

Nilai COD yang tinggi pada air limbah menunjukan bahwa air limbah tersebut belum bisa
dibuang ke lingkungan, karena akan berbahaya untuk kehidupan keragaman hayati di sumber air.
Zat tersebut perlu dilakukan netralisir terlebih dahulu dengan bantuan bakteri atau bahan kimia
lainnya. Nilai maksimal COD adalah 100 mg/L.

TSS (Total Suspended Solids)

Dalam bahasa Indonesia TSS lebih dikenal dengan sebutan Total Padatan Terlarut. Ini
merupakan partikel yang memiliki ukuran sekitar 2 mikron yang ditemukan di dalam air.
Umumnya air yang terkena TSS tinggi akan membuat air menjadi keruh.

Kekeruhan pada air akan menyebabkan sulitnya cahaya matahari masuk ke dalam air, sehingga
menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis, yang menyebabkan tanaman dalam air dan
ganggang akan sulit tumbuh.

Cara yang dilakukan untuk mengurangi TSS adalah dengan metode filtrasi atau penyaringan.
Untuk mendapatkan kadar nilai TSS yang dapat dibuang ke lingkungan adalah 30 mg/L.

Minyak & Lemak

Minyak dan lemak yang bersumber dari limbah, jika tidak dilakukan pengukuran parameter jika
dibuang ke sumber air dalam jumlah yang cukup banyak akan menyebabkan endapan yang
berbahaya bagi kehidupan di dalam air. Karena minyak dan lemak tidak dapat terlarut oleh air.
Agar limbah pabrik yang digunakan dapat terlarut dengan baik meski ada minyak dan lemak,
perlu diukur nilai baku mutunya yaitu 5 mg/L. Jika diatas tersebut, maka perlu dilakukan
pengurangan batasnya dengan metode penguapan.

Amonia

Amonia merupakan zat kimia yang bisa muncul dari berbagai wujud, baik itu padat, cair, dan
gas. Jika dalam bentuk cair, dalam Permen KLHK 68 Tahun 2016, kadar amonia di dalam
limbah harus memiliki nilai 10 mg/L. Jika lebih dari angka tersebut akan berbahaya bagi kondisi
sumber air.

Sebelum dibuang ke sumber air, amonia perlu dijadikan nitrit dan nitrat yang akan terbuang
dalam proses aerasi dan penguapan. Caranya dengan menambahkan mikroba di dalam amonia.

Total Coliform

Coliform adalah bakteri yang bisa ditemukan di setiap lingkungan termasuk dalam air. Sumber
dari coliform ini adalah kotoran hewan dan manusia. Bakteri coliform memiliki ini bersifat
patogen. Sehingga perlu diawasi dalam limbah.

Apabila ditemukan Coliform, maka perlu dilakukan pengecekan kadar coliform dalam air. Nilai
kadar Coliform di Indonesia adalah 100 mL.

Fosfat merupakan senyawa kimia dalam bentuk ion yang dapat menurunkan kualitas perairan
dan membahayakan kehidupan makhluk hidup. Penurunan kadar fosfat dapat dilakukan dengan
penambahan koagulan. fosfat dalam air hingga konsentrasi P maksimal 2 mg/L

Pemeriksaan Parameter Fisika

Pemeriksaan bau dan rasa dilakukan secara organoleptik, yaitu langsung dibau dan dirasakan.
Pemeriksaan suhu dilakukan dengan menggunakan termometer dalam derajat Celsius.
Pemeriksaan kekeruhan dilakukan dengan turbidimeter. Pemeriksaan warna dilakukan
menggunakan Portable Datalogging Spectrophotometer pada panjang gelombang 455 nm dengan
membandingkan warna sampel dan standar larutan platina-kobalt. Sedangkan zat padat terlarut
(TDS) diperiksa menggunakan metode potensiometri.

Pemeriksaan Parameter Kimia

Pemeriksaan Kadar Khromium dilakukan dengan Spektrofotometer pada Panjang gelombang


540 nm. Sedangkan pemeriksaan kadar kadmium dilakukan dengan spektrofotometer serapan
atom pada Panjang gelombang 228,8 nm (Sudarmaji, 1993).

Pemeriksaan Parameter Mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi dilakukan dengan metode pembiakan tabung ganda.


Parameter fisika merupakan parameter yang dapat diamati berdasarkan perubahan fisika air
seperti suhu, kecerahan, kekeruhan, warna, padatan tersuspensi dan padatan terlarut.

Anda mungkin juga menyukai