Anda di halaman 1dari 8

WASTEWATER QUANTITIES AND WASTEWATER QUALITY

Tugas ini Dibuat dalam Rangka Memenuhi Komponen


Tugas Mata Kuliah Satuan Operasi (STL 2320)

Oleh :

Radiah Sida Sitepu (180407015)

FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KUALITAS DAN KUANTITAS AIR LIMBAH

Kuantitas Air Limbah

Desain instalasi pengolahan air limbah membutuhkan pengetahuan tentang kuantitas


air limbah (laju aliran), kualitas air limbah yang belum diolah, dan kualitas air limbah
yang ditetapkan. Kuantitas air limbah diperlukan untuk menentukan kapasitas dari
berbagai unit operasi maupun proses. Kualitas air limbah yang belum diolah
diperlukan untuk memenentukan unit operasi dan proses yang digunakan sedangkan
kualitas air yang diperlukan untuk air limbah, diperlukan untuk menentukan tingkat
pengobatan air limbah.

Tujuan daripada pembuatan saluran pembuangan saniter ialah untuk menampung


limbah cair dari perumahan, bangunan, institusi, dan sebagainya serta mengalirkannya
menuju instalasi pengolahan air limbah tanpa menciptakan kondisi yang
membahayakan pada lingkungan. saluran pembuangan ini terdiri dari beberapa pipa
dan berbagai pelengkap lainnya seperti perangkap minyak dan lemak, manhole, sifon
terbalik (inverted siphone), serta pompa bila perlu.

Saluran pembuangan saniter terdiri dari saluran pembuangan gabungan dan saluran
pembuangan terpisah. Saluran gabungan membawa tidak hanya limpasan air hujan
dan air limbah domestik saja namun terkadang termasuk limbah industri. Saluran
gabungan dianggap tidak baik karena sebagian daripada air limbah diteruskan ke
instalasi pengolahan air limbah, dan kelebihan daripada air limbah dialirkan menuju
badan air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Badan Perlindungan Lingkungan tidak
akan menyetujui sistem saluran pembuangan limbah gabungan, dengan demikian
sistem yang baru biasanya merupakan sistem saluran pembuangan limbah secara
terpisah.

Sumber Air Limbah


Air limbah terdiri dari limbah cair domestik, komersil dan industri. Air limbah yang
dihasilkan berkaitan erat dengan permintaan air. Porsi air yang di konsumsi akan
mencapai sistem pembuangan limbah tergantung pada kondisi setempat. Hubungan
antara permintaan air dan aliran air limbah bervariasi dari kota ke kota, tetapi aliran
air limbah biasanya 50 hingga 100% berasal dari kebutuhan air.

Variasi Aliran
Seperti halnya kebutuhan air, variasi dalam debit air limbah terjadi setiap hari,
minggu, dan bulan. Dapat dilihat pada grafik hidrogaf harian, terjadi peningkatan air
limbah pada jam 6 pagi, dimana aktivitas harian dimulai. dan puncak debit air limbah
sebelum jam makan siang dan setelah jam makan malam. Variasi mingguan juga
terjadi, dimana puncak maksimum debit air limbah pada hari senin dan minimum
debit pada hari minggu. Pada variasi bulanan debit maksimum terjadi pada musim
panas dan debit minimum pada musim dingin.
Namun puncak debit aliran air limbah tidak selalu sama, puncak tersebut dapat dicari
menggunakan rumus
!" !
!"
= ! !,!

dimana,
Qp = puncak debit aliran
Qa = debit aliran rata-rata
P = jumlah populasi

Kualitas Air Limbah


Tingkat pengolahan air limbah tergantung daripada karakteristik air limbah tersebut
dan kualitas air limbah yang akan dihasilkan. Karakteristik dapat diklasifikasikan
sebagai fisik, kimia, dan biologis, sesuai dengan sifatnya, Ada banyak tes yang dapat
dilakukan pada pengolahan air limbah, namun hanya beberapa yang diperlukan saja
yang dilakukan guna memenuhi izin pembuangan. Berikut merupakan karakteristik
air limbah

Karakteristik fisik air limbah


karakteristik fisik utama dari limbah cair ialah kekeruhan, warna, bau, total solids (
baik tersuspensi maupun yang larut) dan temperatur.
1. kekeruhan
kekeruhan pada air limbah diakibatkan adanya material organik tersuspensi.
Air limbah terdiri dari 99,9% air dan sisanya merupakan padatan organik.
Dimana padatan organik ini memberikan efek terhadap biological oxygen
demand (BOD) atau permintaan oksigen biokimia.
2. warna
warna pada air limbah yang baru ( usia 2 – 6 jam) bewarna cokelat muda. Air
limbah yang sudah busuk ( usia > 6 jam) telah mengalami oksidasi biokimia,
bewarna abu- abu. Air limbah yang sangat busuk telah mengalami oksidasi
biokimia yang luas dalam kondisi anaerob, akan memiliki warna abu-abu
gelap atau hitam. Menghitamnya air diakibatkan diproduksinya ferrous
sulfida, dimana hidrogen sulfida yang diproduksi pada kondisi anaerob
bereaksi dengan ion besi pada air limbah, menghasilkan ferrous sulfida yang
mengakibatkan air limbah bewarna hitam.
3. bau
bau pada air limbah yang masih baru biasanya bau sabun atau minyak atau bau
yang tidak terlalu mengganggu. Pada air limbah yang sudah busuk, dimana
terjadi aktivitas bakteri anaerob, dihasilkan hidrogen sulfida, mercaptans,
indol, dan skatol. Hidrogen sulfida yang dihasilkan menyebabkan bau busuk
pada air limbah.
4. total solid (total padatan)
Total padatan pada air limbah terdiri dari padatan tersuspensi (TSS) dan
padatan terlarut (TDS). Suspended solid ( padatan tersuspensi) merupakan
padatan yang tersaring . Dissolve solid merupakan padatan yang tersisa setelah
penguapan, yang meninggalkan residu garam. Volatile solid merupakan
padatan yang hilang ketika pembakaran padatan tersaring maupun padatan
yang tersisa setelah penguapan, pada suhu 550OC. Volatile solid teridiri dari
volatile suspended solid dan volatile dissolve solid. Volatile solid dapat
dijadikan ukuran adanya material organik pada air limbah. Dimana substansi
organik biasanya peka terhadap panas. Material organik yang biasanya
terdapat pada air limbah ialah protein, karbohidrat, dan lemak serta minyak.
Fixed solid merupakan padatan yang tetap ada setelah pembakaran terjadi.
Fixed solid terdiri dari fixed suspended solid dan fixed dissolved solid.
Sedangkan settleable solids merupakan padatan yang terendapkan pada
kerucut imhoff. Pada air limbah, sekitar 50% padatannya merupakan padatan
tersuspensi, dengan 60-65% dapat diendapkan.
5. suhu
suhu pada air limbah penting karena proses biologis bergantung dengan suhu
air limbah. Suhu air limbah biasanya sedikit lebih tinggi dari rata-rata suhu
udara bulanan selama musim dingin dan biasanya sedikit lebih rendah dari
suhu udara rata-rata bulanan selama musim panas.

Karakteristik kimia air limbah


Karakter kimia utama air limbah meliputi chemical oxygen demand (COD). total
karbon organik (TOC), nitrogen, fosfor. klorida, sulfat, alkalinitas, pH, logam berat,
dan polutan.
1. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD merupakan oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik
secara kimia. COD diukur dengan merebus sampel air limbah dengan zat
pengoksidasi kuat lalu menentukan jumlah zat pengoksidasi yang digunakan
pada air limbah
2. Total Organic Carbon (TOC)
Total Organic Carbon (TOC) adalah jumlah karbon yang
menempel/terkandung didalam senyawa organik. TOC diukur dengan
menghilangkan karbon dioksida, membakar sampel, dan mengukur jumlah
karbon pada karbon dioksida.
3. Nitrogen organik
Nitrogen organik merupakan nitrogen yang terdapat pada substansi organik
misalnya protein dan urea. Nitrogen ammonia merupakan jumlah nitrogen
yang terdapat pada amonia. Nitrit nitrogen merupakan nitrogen yang terdapat
pada ion nitrit (NO2-.). Nitrat nitrogen adalah jumlah nitrogen yang terdapat
pada nitrat (NO3-). Amonia, nitrit, dan nitrat nitrogen dalam air limbah berasal
dari substansi organic seperti protein, urea dan degradasinya juga hasil
dekomposisi bakteri.
4. fosfor organik
Fosfor organik adalah jumlah fosfor yang terdapat pada senyawa organik,
seperti protein dan produk degradasinya. Fosfor anorganik adalah jumlah
fosfor yang terkandung dalam senyawa anorganik, seperti ion fosfat (P043-).
Sebagian besar fosfor anorganik berasal dari dekomposisi bakteri senyawa
fosfor organik.
5. klorida (CI-), sulfat (S042-), alkalinitas, dan pH
klorida (CI-), sulfat (S042-), alkalinitas, dan pH merupakan indikator utama
yang digunakan untuk menilai penggunaan ulang air limbah yang sudah
diolah. Mengetahui Ph dan alkalinitas pada air sangat diperlukan untuk
mengontrol beberapa proses pengolahan, misalnya ph air limbah harus
berkisaran 6,5 sampai 9 apabila diolah dengan proses biokimia, karena
beberapa proses mengharuskan range pH yang terbatas.
6. lemak
Adanya lemak pada air limbah mengganggu aktivitas biologis, dimana kadar
lemak pada air limbah lebih banyak 5-7% dari lumpur kering aktif (activated
sludge dry), menyebabkan terbentuknya lapisan lemak diatas flok lumpur
sehingga menganggu proses pengambilan oksigen.
7. logam berat
Kandungan logam-logam berat seperti merkuri (Hg), arsenik (As), timbal (Pb),
seng (Zn), kadmium (Cd), tembaga (Cu), nikel (Ni), Krom (Cr), dan silver
(Ag), diperlukan untuk menilai pengolahan air limbah. Adanya logam-logam
tersebut dapat menghalangi proses pengolahan biologi.
8. mikronutrien
kandungan mikronutrien, dimana terdiri dari logam-logam berat. Seperti seng,
tembaga, dan besi. Kandungan tersebut jarang dianalisis pada air limbah
perkotaan namun merupakan senyawa essensial dalam proses biologis.

Limbah organik industri umumnya memiliki konsentrasi COD dan TOD, jauh lebih

tinggi daripada air limbah kota. Jumlah nitrogen organik, nitrogen amonia, nitrogen

nitrit, nitrogen nitrat, organik fosfor, fosfor anorganik, dan ion logam berat, serta

alkalinitas, kadar lemak, dan pH, bervariasi sesuai dengan sumber air limbah.

Sedangkan limbah anorganik industri memiliki tingkat COD dan TOC yang rendah

dan konsentasi logam yang tinggi.


Karakteristik biologi air limbah

Karakteristik biologis utama dari air limbah, seperti air limbah kota, adalah

permintaan oksigen biokimia (BOD), BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan

oleh mikroba, terutama bakteri, untuk menstabilisasi bahan organik di bawah kondisi

aerobik. Tes standar dilakukan selama lima hari pada suhu 20 °C, dengan nilai yang

dihasilkannya disebut sebagai permintaan oksigen biokimia lima hari (BOD5).

Air limbah mengandung berbagai macam kehidupan bakteri, protozoa, jamur,

virus, ganggang, dan cacing. Sebagian besar bakteri masuk melalui infiltrasi dan

berperan penting dalam proses pengolahan biologis.

Bakteri coliforms, seperti Escherichia coli dan Aerobacter aerogenes,

ditemukan di usus manusia dan hewan berdarah panas lainnya, serta Patogen, atau

organisme penyebab penyakit, hadir dalam air limbah. Pengujian terhadap total

coliform bertujuan untuk mengetahui kadar coliform setelah dilakukan proses

pengolahan dan untuk menentukan kesesuaian pembuangan air limbah yang diolah ke

intake air, hilir, dan perairan rekreasi.

Pengukuran material organik

Pengukuran konsentrasi material organik pada limbah cair sangat penting dalam

mendesign dan mengolah air limbah, berikut beberapa pengukuran:

1. Biological Oxygen Demand (BOD)

BOD adalah jumlah oksigen yang digunakan oleh mikroba, untuk

menguraikan bahan organik pada air limbah dalam kondisi aerob. Tes standar

dilakukan selama lima hari pada suhu 20 °C, dengan nilai yang dihasilkannya

disebut sebagai permintaan oksigen biokimia lima hari (BOD5).


2. Chemical Oxygen Demand (COD)

Tes diakukan dengan mengoksidasi sampel dengan oksidator kuat seperti

potassium dikromat, serta mengukur konsentrasinya, pengukuran dialkuakn

dengan mentitrasi potassium dikarbonat dengan ferrous ammonium sulfat,

untuk mengukur oksigen yang dibutuhkan.

3. Total Organic Carbon (TOC)

Tes ini dilakukan dengan mengasamkan sampel dan dipisahkan dengan CO2

kemudian sampel dibakar dan dihitung jumlah CO2 yang terbentuk dengan

analisator infra merah.

4. Theoretical Oxygen Demand (TOC)

Kebutuhan Oksigen yang diperlukan untuk mengubah unsur-unsur dalam

bahan organik menjadi stabil.

Anda mungkin juga menyukai