Experience :
Definisi
Air Limbah Domestik
Air limbah yang berasal dari
aktivitas hidup sehari-hari
manusia yang berhubungan
dengan pemakaian air
Sumber Air Limbah Domestik
Karakteristik
Limbah Air 26
Karakteristik Air Limbah Domestik
Baku Mutu
Oil &
Grease
tinggi
Amoniak Deterjen/Sabun
tinggi
Material PRE
Panas
disinfektan TREATME
NT
Manfaat Mapping
• Memudahkan troubleshooting
Mapping Air Limbah Domestik
Debit Air Limbah
Penghitungan Baku Mutu Air
Limbah Domestik Terintegrasi
Untuk Kadar Parameter Yang Berbeda
1. Parameter dari salah satu kegiatan lain yang tidak diatur di dalam baku
mutu air limbah domestik dalam lampiran I PermenLH No. 68 Tahun 2016,
maka parameter tersebut wajib ditambahkan dalam baku mutu air limbah
yang ditetapkan dalam izin
2. Dalam hal terdapat parameter yang sama dari beberapa kegiatan lain yang
tidak diatur di dalam baku mutu air limbah domestik dalam lampiran
peraturan menteri ini maka parameter tersebut wajib ditambahkan dalam
baku mutu air limbah yang ditetapkan dalam izin dengan kadar yang
paling ketat.
Septic Tank
STP
Terima Kasih
Prinsip Prinsip Pemilihan
Teknologi dalam Perancangan
Air Limbah Industri
• Pengantar
• Prinsip Pengolahan Air
limbah
• Pemilihan Proses
Isi Bahasan Pengolahan Air Limbah
• Garis Besar
• Pengolahan Awal dan
Primer
• Pengolah Sekunder
(Biologi)
2
Pengantar
Sumber :
Lampiran XLVII PerMen LH No. 5/2014
Pengolahan Air Limbah
Ditujukan untuk mengurangi kandungan bahan
pencemar, seperti :
senyawa organik
senyawa organik yang tidak dapat diuraikan
oleh mikroorganisme yang ada di alam
Senyawa anorganik
padatan tersuspensi (TSS)
mikroba patogen
Pengolahan Air Limbah
Dapat dibagi menjadi 5 tahap pengolahan :
1. Pengolahan Awal (Pretreatment)
2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Returned
Activated Sludge
Waste
Activated
Sludge
Sludge Sludge
Thickener
Sludge
Incinerator/landfill Decanter
Sludge treatment
BEBERAPA PROSES PENGOLAHAN
LIMBAH INDUSTRI
Primary treatment Secondary treatment Liqu
Pretreatment Suspended Tertiary Sludge treatment
Chemical Pysical Dissolved id
solids treatment
organics removal disp
Dilute wastewater osal
Trickling Carbon
Oil seperation Filtration Ocean
filter adsorption
Digestion Surface
Aerated applications or
Ion exchange or wet groudwater
lagoons
combustion seepage
Rotating Thickening
Pressure Evaporation
biological gravity or Landfill
filtration inceneration
contactor flotation
Anaerobic
Vacuu Ocean
contactors &
m disposal
filter
filtration
Centrifugatio Deep well
Sedimentation injection
n
Neutralization
Equalization Lagooning or Incineration
Filtration
&storage drying bed
Anorganik Organik
Inorganik O rganik Of f -gas tr eatment
• Secara umum, tahap pra pengolahan dapa mengurangi konsentrasi parameter BOD
(Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) hingga 35 %, serta
parameter minyak-lemak sebesar 65 %
Pengolahan primer (primary treatment)
Teknologi Proses
Proses Biofilm
Proses rotating
biological contactor
Bakteri aerobik tumbuh pada disk/piringan yang sekitar 40% bagiannya
terendam dalam air limbah. Piringan tersebut berputar agar mikroba
Aerobik memperoleh oksigen dari udara untuk mengurai senyawa organik
(RBC)
Pengolahan Air
Limbah
Proses aerasi Penguraian senyawa organik dalam air limbah dengan cara melekatkan
kontak mikroorganisme pada media filter terendam
Dikenal juga dengan sistem kolam dalam (deep pond), di mana kondisi
Anaerobic lagoon lagun bebas dari oksigen; dilakukan pada kolam yang dalam
Proses
Anaerobik
1
5
PROSES AEROBIK
energ
limbah organik i CO2 + H2O
mikroorganis
ma
sintesis respirasi
baru
endogenous
nonbiodegradable
residu
79
Proses biologis dapat pula dikelompokkan atas dasar
proses operasinya. Ada tiga macam proses yang
termasuk dalam cara pengelompokan ini, yaitu :
proses kontinyu dengan atau tanpa daur ulang
proses batch
proses semi batch
Proses kontinyu biasa digunakan untuk pengolahan
aerobik air limbah kota dan industri, sedangkan
proses batch atau semi batch lebih banyak digunakan
untuk sistem anaerobik.
80
Lumpur Aktif
waste
sludge
AIRBLOWER
CHLORINE
CONTACT TANK
AERATIONTANK
SETTLINGTANK
COMMUNITOR
BARSCREEN MACRATOR
PUMP
ActivatedSludge
AIRLIFTPUMP Sludge
SLUDGEDISPOSALPIT
Pengolahan dengan Lumpur
Aktif
88
Bak aerasi
89
Sistem Aerasi: Diffuser System
Contoh Diffuser bentuk selinder
Contoh:
Diffuser
bentuk Disc
Sistem Aerasi:
Surface
Aeration
Bak Aerasi di Singapura
Udara dari Bak Aerasi: Diolah
3
4
Berbentuk kolam dengan kedalaman
2,5 ~ 5 meter dan luas hingga
Laguna
beberapa hektar
96
Aerated
Lagoon
Laguna Hanya bagian permukaan yang diaduk
endapan lumpur
pencampuran
terdekomposisi
sempurna sisa lumpur
secara anaerobik
3 3
1 6
2 4 5
3 3
Keterangan :
1. Outfall sewer
2. Preliminary treatment (bar screen communitor)
3. Area-fac lagoon series
4. Maturing lagoon
5. Chlorination chamber
6. Effluent to Outfall
Saringan Percik
(Trickling Filters)
• Merupakan sistem biologis unggun-
terjejal (packed bed). Terdiri dari
tumpukan batu atau bahan plastik
sebagai medium penunjang (support
medium) pertumbuhan lapisan
mikroorganisma aerobik (biofilm) di
permukaannya.
• Tinggi media batu adalah 1 hingga
3 m, dengan ukuran media antara 6
-10 cm.
• Media plastik dapat ditumpukkan
hingga ketinggian 13 m dan dapat
beroperasi dengan laju 4
gal/ft2.minute. Hal ini disebabkan
hilang-tekan (pressure drop) dari
bahan plastik lebih rendah
• Saringan percik tidak dapat
mengurangi kandungan BOD lebih
dari 85% secara ekonomis.
• Sistem ini lebih mudah dan murah
untuk dioperasi-kan dibandingkan
dengan proses lumpur aktif.
waste
recycle effluent
water
Trickling
Filter
effluent
Clarifier
rock or
plastic
packing sludge
oksigen
medium
karbon dioksida
produk akhir
4
5
Skema sederhana proses saringan percik
Kontaktor Biologis Putar • Terdiri dari sejumlah piringan (discs)
(Rotary Biological Contactors) yang dipasang pada poros yang
berputar.
• Sekitar 40% dari volumenya terendam
dalam tangki yang berisi air limbah.
• Piringan adalah tempat
pertumbuhan mikroorganisma
(bio-film), dengan ketebalan 1 ~ 4
mm.
• Piringan-piringan umumnya terbuat
dari high density polyethylene
dengan luas permukaan sekitar 37
ft2/ft3.
Suatu unit dapat berukuran hingga diameter 4 m
dan panjang 8 m dengan luas permukaan 10.000
m2 dengan jumlah piringan mencapai ratusan.
Kinetika pengurangan BOD akan lebih baik bila
dilaksanakan secara bertahap.
rotating
biological
contactor plastic-disc media
treated
waste water effluent
RECHARGE
EFFLUENT
INFLUENT
RECYCLING
SLUDGE
REMOVAL
1% Sodium Hipoklorit
CHLORINE
Solution in Water
INJECTION
TANK
AIR BLOWER
PRIMARY
SEDIMEN CHLORINE
FINAL CONTACT
TATION CLARI TANK
AERATED FLOW TANK FIER
EQUALIZATION PUMP ROTATING
SLUDGE
COMMUNITOR DIGESTION BIODISK
TANK
RECIRCULATING
PUMP
Sludge Cake to
Landfill
11
5
MBR tipe Side Stream
PROSES ANAEROBIK
Aerobic vs Anaerobic Processes
Aerobic
Anaerobic
•Faster process and
more stable • Slower process and
• Need higher energy more complicated
• Low energy needed
• Higher OPEX
• Higher CAPEX
• Sludge Production : • Lower OPEX
High
• Lower sludge
production
• Produce energy (by
product)
Introduction
Anaerobic Treatment
CSTR UASB
Covered
lagoon
https://images.app.goo.gl/agHAogh9Uw5xmMg
m6
https://images.app.goo.gl/mdpLjdSVTK59YN
bZ6
Anaerobic Filter Reactor
Offgas
Effluent
Packed
Bed
Effluent
recycle
Wastewater
Anaerobic Contact Reactor
Offgas
Degasifier
Wastewater
Effluent
Clarifier
Solid recycle
Fluidized-Bed Reactor
Offgas
Effluent
Fluidized bed
(sand)
Effluent
recycle
Wastewater
Upflow Anaerobic Sludge Blanket (UASB)
Offgas
Effluent
Sludge
blanket
Wastewater
Application of Anaerobic Process in
Industrial Scale
Wastewater Contact UASB FB/EB AF DSFF
Alcohol distillery + + + + +
Beet sugar +
Brewery + +
Cellulose condensate +
Chemical + +
Citric acid + +
Confectionery +
Domestic sewage + + +
Enzyme manufacture +
TERIMA KASIH
PENGOLAHAN FISIKA DAN KIMIA
influen
PRE PRIMARY SECONDARY ADVANCED
efluen
TREATMENT TREATMENT TREATMENT TREATMENT
ke disposal
disposal
• Secondary Treatment
Menghilangkan kandungan organik terlarut
• Sludge Handling
• Mengolah lumpur yang dihasilkan dalam proses sebelumnya
sehingga siap dibuang ke lingkungan atau dilakukan
pemanfaatan
• Prinsip dasar : Solid-liquid separation
• Presipitasi : Memisahkan padatan dari
larutan dengan berdasarkan karakteristik
Pengolahan Fisika fisik pencemar
• Bahasan :
• Pengendapan
• Pemisahan Minyak
• Flotasi
• Filtrasi Dalam & Filtrasi Membran
• Adsorpsi Fisik
Pengendapan dan Faktor- faktor yang
mempengaruhi
Unit Operasi
Bentuk segiempat atau lingkaran This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-ND
Waktu Detensi Beban Permukaan Kecepatan melimpah Kecepatan penggerusan Kecepatan penggerusan
(surface loading) (overflow rate) (scour velocity) (scour velocity)
Dasar-dasar
Perancangan
Unit Pengendap
Konfigurasi
DAF
02
Dengan Recycle
Source: Metcalf & Eddy, 2014
Filtrasi • Filtrasi:
• Depth Filtration:
• Rapid sand filtration: 2 – 5 m3/m2/hr
• Slow sand filtration: 0.15 – 0.35 m3/m2/hr
• Surface Filtration:
• Filter cloth
• Membrane
Mekanisme Proses Filtrasi
1. Straining:
- Mechanical: solids larger than pore space
- Chance contact: solids smaller than pore size are trapped
within the filter
Efisiensi
pengolahan
Kelebihan tinggi
Biaya cukup
tinggi
Kelemahan
• Prinsip dasar : Presipitasi (kecuali proses
desinfeksi)
• Presipitasi : Mengubah materi yang
Pengolahan Kimia terlarut menjadi bentuk yang lrbih
manageable: solid state (presipitat)
• Bahasan :
• Penyisihan logam berat
• Koagulasi
• AOP
Facts about heavy metals
1. Logam berat sebagai free 2. Logam berat yg berbahaya dlm
element: tdk berbahaya, bahkan bentuk cationic yang cenderung
dicari terlarut
Cu
0,02 – 0,07 hidroksida presipitasi
Source: http://www.eca-europe.com/index.php/eng/Products/ENVIFLOC-R-
consommable-multi-composant
Source: https://www.koshland-science-
museum.org/water/html/en/ImageView/00000292.html
Koagulasi
Koagulasi adalah destabilisasi partikel koloid.
01 Koagulasi
rapid mixing (pengadukan
02 Flokulasi
slow mixing (pengadukan
cepat, 100 – 150 rpm) lambat, 25 – 75 rpm
Koagulasi A
Ion Adsorpsi B
Demulsifier C B C
Salting Out D
D E
Penurunan pH E
• Minyak:
– Non emulsi
– Emulsi
• Limbah minyak non emulsi: disisishkan secara fisik melalui
mekanisme pengapungan (flotasi): DAF
• Limbah Minyak Emulsi (umumnya diameter 10-4 mm) :
Droplet minyak
Limbah Mengandung Minyak
Salting out penurunan pH
Free Oil
Netralisasi
Pemecahan sifat emulsi
• Teknis
• Installed equipment:
• Flowmeter, pump, blower,
etc.
• Available maintenance tools,
simple portable measurement
devices (pH, DO meter),
operation manual and
maintenance procedure, etc.
Aspek-aspek O&M
• Kelengkapan data
monitoring:
• Berkala (sebulan sekali) lab
analysis (mengacu pada peraturan
yang berlaku KepMen LH)
Untuk mengetahui performance
𝐶𝑂𝐷𝑖𝑛 −𝐶𝑂𝐷 𝑜𝑢𝑡
IPAL.
Eff. COD
Misal: Hitung effisiensi COD
𝐶𝑂𝐷removal:
𝑖𝑛
𝑥
removal = 100`%
= ((362,75 – 48,35)/362,75) x
100%
= 87%
𝑁𝐻 𝑖𝑛 −𝑁𝐻3
Eff. NH3 removal 3
𝑁𝐻3 𝑖
𝑜𝑢𝑡
𝑥
= 100
= ((36,22 – 19,84)/36,22) x 100
𝑛
21
5
OPERATIONAL & MAINTENANCE
Pemeliharaan pada Proses Secondary Treatment Secondary treatment
• Pretreatment menurunkan/
memisahkan sebagian
besar padatan (SS), • Dampak tidak ada pretreatment:
• Turunnya DO level di reaktor (high SS)
colloidal, FOG atau toxic
material. Particulates • Pollutant removal menjadi lambat
(terutama untuk COD partikel/colloid)
COD removal eff.
±60 – 90%. • Scum formation
To be maintained:
• Detention time (waktu tinggal) yang cukup (3-5
jam) kiri: influent (high organic kiri: influent (less solids join)
• Aktifitas rutin: Pengeluaran padatan secara solids) kanan: setelah kanan: setelah secondary
berkala secondary treatment (keruh, treatment (lebih jernih, COD
(kapan harus dilakukan?)
offset COD) ok)
Visual observation dari overflow (feed)
Contoh (2) O&M pada unit Pretreatment
(Industrial wastewater)
• Industrial wastewater high SS
and high in FOG misal dairy
industry, pemotongan hewan,
poultry, dll.
• Sulit mengendap dengan cara
gravitasi pilih teknologi
flocculation/coagulation lalu
sedimentasi atau flotation
system (Dissolved Air
Flotation)
To be maintained:
- pH
- Dosing coagulant Floated suspended solids Treated wastewater (from Pre-
- Dosing PE (polymer) (SS). treatment),
dosing Removal ~95-98% very low SS to Activated Sludge
2-5ppm Process
Pemeliharaan pada unit
Secondary Treatment
1.Maintain microbial
community
2.Maintain Operational
Parameters
• F/M ratio
• SVI
• HRT
• SRT
• Nutrients
concentration Conventional Activated
sludge
3. Maintain Environmental
Parameters
• DO • Menghindari sludge bulking (sludge mengembang
level dan sulit settle)
• pH, T • Menghindari washed-out bacteria (hilangnya mikro-
organisme
dari reactor)
1. Menjaga (Maintain) Microbial Community
• Bacteria (paling banyak di AS
system)
• Protozoa
• Amoeba, Flagellates, Free-
swimming ciliates, Crawling
ciliates, Stalked ciliates
Bacteria Protozoa &
• Metazoa (rotifers, Metazoa
nematodes, water bear,
etc.)
• Filamentous bacteria
• Algae and fungi (jamur)
Filamentous algae
bacteria
2. Maintain Operational Parameters – F/M Ratio
Filamentous
bacteria growing
with floc
• Check your F/M ratio!
• Exercise:
• V aeration = 50 m3
• Q (flow inlet) = 40 m3/d
• Food = BOD5 inlet is 600 ppm = 0,6
kg/m3
• Microorganism = VSS = 2000 ppm = 2
kg/m3
F/M is basically
F/M = (Q x [BOD] )/(V x [MLVSS]) maintained by adjusting
= (40 x 0,6) /(50 x 2) the recirculation ratio
= 0,24 kg-BOD/kg- MLVSS.d
= 0,24 kg/kg.d
2. Maintain Operational Parameters – SVI (mL/g)
• Exercise:
• Portion of settled sludge after 30 min = 350 mL/L
• MLSS (TSS) = 3000 mg/L = 3 g/L
• SVI = 350 mL/L : 3 g/L = • SVI < 80 fast settling, excellent
SVI = 116 mL/g good settling • SVI 80 - good, excellent settling
120 poor settling (bulking
(untuk CAS biasa dikisaran 100 – 150 • SVI > 150 sludge)
mL/g)
Case study 1: Beverage Industry (West Java)
Problem:
• SVI = tidak bisa
ditentukan
• Return sludge ke
reaktor tidak rutin
• Settling cukup lama
untuk mencapai effluent
yang jernih
Action
Settled bacteria after 30 (troubleshooting):
minutes (left) and after 24 Increase the RAS flow!
hours (right)
Case study 2: Sludge bulking at Recycling paper factory – West Java Liquor from reactor
Problem:
• MLSS = 8020 mg/L= 8 g/L
(lab result)
• Hasil kalkulasi SVI = 400
mL/g (thick sludge),
seharusnya <120 mL/g
Action
Increase the WAS flow
Pengenceran 4x untuk (troubleshooting):
mengetahui actual SVI
After 2 hours settling
Difficult to observe the sludge
level
2. Maintain Operational Parameters – SV30 (mL/L)
-In practice monitoring bisa SV30 saja yang rutin diukur di level
mis. 350 mL/L
2. Maintain Operational Parameters – HRT (hour)
- Impact:
- Short HRT Removal polutan tidak optimum,
terutama ammonia
- Long HRT Proses lebih optimum, colloidal &
partikel COD solubilized - Solution
- Too long HRT atau HRT tidak rata Dapat - Flow harus rata di setiap jam,
• menyebabkan: (1) starvation caranya: Buffer tank yang
(kelaparan) pada bakteri, (2) cukup, minimal 60% dari flow
pengurangan massa sludge, (3) per hari
Organic shock load
2. Maintain Operational Parameters – SRT (day)
• Calculation example:
• Vaer= 50 m3
• Qi = 40 m3/d
• Qw= 6 m3/d (WAS)
• Qe = 40-6 =34 m3/d
• TSSeff= 20 mg/L
• MLSS= 4000 mg/L = 4 kg/m3 (reactor)
• Konsentrasi WAS=RAS (Xr) = 6000
mg/L = 6
kg/m3
COD : N : P = 100 :
5:1
Correct
composition: 692
mg/L COD
7,0 mg/L P
35mg/L N
• Impact on nutrients deficiency:
• Bacteria washed-out
• High COD concentration in the effluent
• Bulking sludge
• Check hydraulic flow (untuk sistem continuous disarankan feeding scenario sekurang-
kurangnya di-bagi ke 16-20 jam per hari. Dibutuhkan buffer yang cukup untuk
pembagian feed.
• Check apakah banyak organic particles yang join di inlet. Degradasi partikel COD
membutuhkan DO.
3. Maintain Environmental Parameters – pH
Troubleshoot:
• Biological processoptimum
• Bila ada komponen NO3 di
pada: effluent dalam jumlah yang
• pH 7.0 untuk COD removal relative cukup consider pre-
denitrification process.
• 7.0 – 8.0 untuk nitrifikasi (N
removal) • Denitrification akan
• Save range at 6,8 – 8,5 mengembalikan
• pH < 6,5 slow removal rate of alkalinitas ke limbah/liquor
COD & N sehinggapH naik (save
aeration too).
• Case:
• Jika pH drop dibawah 6.0 tapi
ammonium
• masih melebihi baku mutu.
• Penyebab:
• Turunnya buffering • Check kebutuhan external Carbon
capacity/alkalinitas dari for nitrification
limbah/liquor di aeration tank
Any
Question
s?
24
3
DAUR ULANG OLAHAN AIR LIMBAH
Meningkatnya kegiatan industri dan perkantoran menyebabkan
pemakaian air tanah yang terus menerus serta jumlahnya yang
semakin besar dapat mengakibatkan berkurangnya cadangan
air tanah, menurunnya muka air tanah dan berkurangnya
kualitas air tanah karena instrusi air laut.
Penyebab menurunnya kualitas air tanah selain disebabkan
oleh intrusi air laut, adalahakibat pencemaran limbah cair.
Sumber daripencemaran limbah cair tesebut tidak hanya
Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari daur ulang air limbah, antara
lain :
• Mengurangi ketergantungan pada air PAMdan air tanah,
• Mengurangi pemakaian air PAM dan airtanah, sekaligus menghemat
biaya untukpengadaan air bersih,
• Mengurangi jumlahair limbah yang dibuangke badan penerima.
• Menghemat penggunaan sumber daya alamdan ikut melestarikan
lingkungan,
• Dengan teknologi yang semakin maju, dapatmelakukan proses daur
ulang yang lebihmurah sehingga dapat menghematpengeluaran.
Daur ulang air limbah
265
PENGANTAR
• Mengapa Perencanaan dan Pelaksanaan Pelaksanaan perlu
dipantau?
266
PENGERTIAN TENTANG PEMANTAUAN
270
PENDEKATAN PEMANTAUAN
• Pendekatan Teknologi
(Menggunakan rekayasa teknik atau rekayasa
sosial)
• Pendekatan ekonomi
(Pertimbangan dana/biaya)
• Pendekatan institusi
(Keterlibatan pihak lain untuk pemantauan)271
WAKTU PEMANTAUAN
272
PERIODE PEMANTAUAN
273
PARAMETER YANG DIPANTAU
• Sesuai dengan dokuemn RPT
• Parameter indikator, misalnya
- pH (untuk mengetahui potensi AAT)
- BOD, COD (untuk mengetahui pencemaran air)
• Untuk uji coba/evaluasi kinerja pengelolaan (pengapuran,
pemupukan, dll.)
274
PROSEDUR PEMANTAUAN
• Lokasi pemantauan
• Pengamatan lapangan
• Peralatan
• Pengambilan, penanganan dan analisis
contoh
• Pengelolaan/pemanfaatan hasil pemantaun
275
LOKASI PEMANTAUAN
277
PERALATAN PEMANTAUAN (LAPANGAN)
278
PENGAMBILAN DAN PREPARASI CONTOH
280
PENGELOLAAN HASIL PEMANTAUAN
• Bank data
• Inventarisasi (filling)
• Alat bukti di penyelesaian sengketa
• Umpan balik bagi strategi pengelolaan
lingkungan
• Analisis data (trend data, dan statistik
lainnya)
281
LOKASI PEMANTAUAN AIR
282
PENGAWETAN CONTOH AIR
Pengelompokan parameter:
• Tak dapat diawetkan (suhu, pH, DO, DHL)
• Dapat diawetkan untuk waktu lama
• Dapat diawetkan untuk waktu 24 jam
283
CARA PENGAWETAN CONTOH AIR
284
PEMANTAUAN KUALITAS UDARA
• Cara pengambilan
- random
- menerus 285
PEMANTAUAN KUALITAS TANAH
• Parameter kunci (pH, C-organik, N, P, K, kapasitas tukar
kation, unsur mikro, kedalaman lapisan, tekstur)
• Lokasi pengambilan contoh (hindari tempat yang berdekatan
dengan saluran air, bekas erosi parit, tempat penimbunan
bahan kimia, tempat pembuangan, bengkel, tempat
pengolahan)
• Cara pengambilan contoh tanah utuh (ring sample) atau
contoh tanah terganggu (komposit)
• Kedalaman contoh: lapisan atas (0-30 cm) dan subsoil (30-60
cm)
286
PETA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
287
288
RENCANA PELAKSANAAN PENGUKURAN DAN
PEMANTAUAN KUALITAS AIR LIMBAH
289
JADWAL
NO JENIS PEMANTAUAN LOKASI PARAMETER
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des
A. Kualitas Air
1. Air permukaan / sungai S. Kuatan, S. Kumpang, S. Uring, temperatur, TDS, TSS, pH, DO,
S. Uring, S. Kenceng, S. Briwit BOD, COD, amoniak bebas, Cu,
Pb, Zn, SO4, Cd, Hg, NO3, Al, Fe,
Mn
B. Kualitas Udara
1. Udara ambien Area PIT, jalan hauling, SO2, CO, NO2, O3, HC, PM10, TSP
pemukiman penduduk terdekat (debu), Pb, Dustfall, Total
(Sereak & Buhut) Fluorides, Fluor Indeks, Khlorine &
Khlorine Indeks
2. Emisi udara
C. Kualitas Tanah
D. Lainnya
1. Kebisingan Generator
1. Penggunaan air Pengolah - Pengambilan - Pemeriksaan air Zat Padat = 177.0 Mg/L Menjaga dan
untuk an Air sample dilakukan dilaksanakan ke Terlarut mempertahanka
operasional Bersih pada bak Laboratorium Kekeruhan = 0.4 NTU n kualitas air
penampungan air terakreditasi dengan Suhu = 23.7 oC bersih agar tidak
(Ground standar pemeriksaan Air Raksa = < 0.0003 melebih baku
Reservoir) kualitas air minum Mg/L mutu
Besi (Fe) = < 0.08
- Pemantauan Mg/L
kualitas air telah Fluorida = 0.29 Mg/L
dilakukan setiap 6 Ca Hardness = 10.37 Mg/L
(enam) bulan Mg Hardness = 6.98
sekali ke Total = 40.28 Mg/L
Laboratorium Hardness
terakreditasi. Chlorida = 20.46 Mg/L
Mangan (Mn) = < 0.05
Mg/L
Nitrat = 0.74 Mg/L
Nitrit = 0.004 Mg/L
pH = 7.1
Seng (Zn) = 0.01 Mg/L
Sulfat = 34.62 Mg/L
Senyawa = 0.04 Mg/L
Aktif Biru
Metilen
Organik = 3.42 Mg/L
(KMnO4)
291
292
.
293
Identifikasi Bahaya
Hazard Identification
&
Penilaian Resiko
Risk Assessment
MENGAPA ?
1. PERSYARATAN HUKUM DI SEBAGIAN BESAR NEGARA
a) UUD 1945 pasal 27 ayat (2)
b) UU No.14 tahun 1969 pasal 3,9 dan 10
c) UU No.1 tahun 1970 pasal 4, 27
d) Per.Menaker No. PER.05/MEN/1996
e) Kep.Menaker No.KEP-19/MEN/1996
f) Dan beberapa Peraturan dan Perundangan yang terkait lainnya
Hazard ( Bahaya )
dapat berupa bahan-bahan,
bagian-bagian mesin, bentuk
energi, metode kerja atau
situasi kerja.
“DANGER”
Berbahaya
LINGKUNGAN
ENVIRONMENTAL
GELAP – DARKNESS
BASAH / KERING – WET / DRY
KEMIRINGAN - INCLINATION
Mengidentifikasi Bahaya
Potensi Resiko =
Kemungkinan Keparahan Frekwensi
Risk Potential =
Probability Severity Frequency
Hitung Resiko !!
KEMUNGKINAN / PROBABILITY
Kesempatan timbulnya cedera, kerusakan atau kerugian
FREKWENSI / FREQUENCY
Seberapa sering kejadian berbahaya itu muncul
KEPARAHAN / SEVERITY
Keparahan / dampak akibat yang bisa terjadi
P R O B A B I L I T Y ( KEMUNGKINAN )
Sistem
Pemeriksaan & Kemampuan
perlindungan
Pemeliharaan personil
N Frekuensi
o Kejadian
Prosed Schedu Inspe Follow
Standar Fungsi Job LK3
ur le ksi up
Sekali seumur
1 Hidup Sesuai Baik Ada Ada Ada Ya Baik Baik
Tidak
Sekali dalam 10
2 Sesuai Baik Ada Ada Ada Tidak Baik Kurang
tahun
Ada /
Tidak Tidak Tidak
3 Sekali setahun Baik Tidak Ada Tidak Baik
Sesuai pasti pernah
ada
PROBABILITY
4
II I
( Kemungkinan )
3
2
IV III
1 2 3 4 5
SAVERITY
( Keparahan )
MATRIKS RESIKO / RISK MATRIX
PROBABILITY (P) / KEMUNGKINAN (P)
SEVERITY (S) / KEPARAHAN (S)
1 No Probability of Occurrence/
Tidak terdapat kemungkinan terjadi
1 Minor Injury or (Property Damage < Rp. 1 Juta)
Cedera Ringan (Kerugian Harta Benda > Rp. 1 Juta ) 2 Less than Average Probability of Occurrence/
Kemungkinan terjadi lebih kecil daripada ratar ata
2 Lost Time Injury with No Permanent Disability or 3 Average Probability of Occurrence/
( Rp. 1 Juta < MI / PD < Rp. 5 Juta ) Kemungkinan terjadi rata rata
Cedera Hari Hilang tanpa Cacat Permanen atau 4 Good Probability of Occurrence
Kemungkinan besar terjadi
( Rp. 1 Juta < MI / Kerugian Harta Benda < Rp. 5 Juta
5 Will Definitely Occur
3 Lost Time Injury with Permanent Disability or Pasti akan terjadi
( Rp. 5 Juta < LTI / PD < Rp. 25 Juta
Cedera Hari Hilang dengan Cacat Permanen atau FREQUENCY (F) / FREKUENSI (F)
(Rp. 5 Juta < LTI / PD < Rp. 25 Juta 1 Few persons once per year (Rare)
Sedikit orang sekali dalam setahun / jarang
4 Fatal Injury to One Employee or 2 Some persons monthly (Unusual)
(Rp. 25 Juta < DI / Property Damage < Rp. 50 Juta ) Beberapa orang setiap bulan / tidak biasa
Cedera Berakibat Kematian pada Satu Karyawan atau
3 Some persons weekly (Seldom)
(Rp. 25 Juta < DI / Kerugian Harta < Rp. 50 Juta) Beberapa orang setiap minggu / kadang kadang
1 Minor Injury or (Property Damage < Rp. 5 Juta) Fix when posible
Cedera Ringan (Kerugian Harta Benda > Rp. 1 Juta )
C / IV 1~8 LOW
Perbaiki jika dapat
Kesehatan &
Rank Deskripsi Nilai uang Lingkungan Lingkungan sosial Reputasi
Keselamatan
1 Tidak penting < $ 500 Tidak ada luka Polusi ringan Tingkat rendah, gangguan Dilaporkan di koran
ringan pinggiran (bukan di halaman
utama)
2 Ringan $ 500 – 5000 Luka ringan Kerusakan lingkungan Gangguan jangka pendek Dilaporkan di koran
kecil pinggiran
3 Sedang $ 5000 - 10.000 Luka LTI s/d Permanen Polutan yang dilepaskan Masalah sosial lebih Dilaporkan di koran lokal
cukup signifikan panjang, gangguan 1 minggu (bukan halaman utama)
dan/atau penyelidikan
regional.
4 Berat $ 10.000 - Fatalitas tunggal atau Memiliki dampak penting Gangguan dan dampak Dilaporkan di TV lokal
50.000 luka menyebabkan jangka panjang sosial sangat serius, dan/atau penyelidikan
cacat gangguan operasi 1 bulan departemen
5 Bencana > $ 50.000 Multiple fatality Bencana, dampak penting Kerusakan tidak dapat Dilaporkan di TV nasional
pada lingkungan jangka ditanggulangi, gangguan (berita utama) dan/atau
panjang operasi beberapa bulan penyelidikan pemerintah
LIKELIHOOD MATRIX / Probability
LIKELIHOOD MATRIX
Probability
Rating Descriptor Description Frequency
of Occurring
The event may occur only in exceptional Will occur in exceptional
1 Rare < 10%
circumstances circumstances
2 Unlikely The event could occur at some time Will occur once every 10 years 10%-20%
TETAPI
Penerapan
Application IBPR Choice
Alokasi
Sumber
Keikutsertaan
HIRA Sumber
Resource
Allocation
Participation Komitmen
Commitment
Training
Empat Pendekatan
untuk meminimalisasi Resiko
Toleransi
Treat or Reduce / Menangani atau
Mengurangi
Transfer / Memindahkan
Terminate / Mengakhiri
Tujuan / Objective Identifikasi
( HAZARD CONTROL )
Menyingkirkan / Eliminasi / Elimination