Tujuan
Prosedur ini menguraikan persyaratan minimum dalam pengelolaan air limbah domestik untuk memastikan
penaatan terhadap persyaratan kontrak dan peraturan perundangan. Hal ini berlaku untuk semua proyek Thiess di
Indonesia
Prosedur ini tidak bermaksud untuk menggantikan standar yang lebih tinggi yang dimiliki oleh pemerintah, klien
dan Thiess.
Key Deliverables
Indonesia Prosedur Pengelolaan Air Limbah Domestik harus dilengkapi di setiap site sehingga:
» Thiess memenuhi dengan regulasi, approval, dan kontrak
» Air Limbah Domestik dapat terkelola dengan baik dan memenuhi seluruh aspek legal
» Pemantauan kualitas dilakukan selama operasional penambangan dilakukan
» Site memiliki perlengkapan dan prosedur yang dikomunikasikan dimana menjadi persyaratan Thiess Global
untuk pengelolaan Air Limbah Domestik
Legislasi
Segala aspek dari kegiatan pengelolaan air limbah domestik harus memenuhi semua ketentuan dari peraturan
perundangan berikut:
» Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
» Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara
» Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik
» Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 142 Tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara
Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air
» Peraturan daerah terkait yang berlaku
» AMDAL atau UKL/UPL yang telah disetujui oleh pemerintah terkait
» Izin pembuangan limbah cair yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait
» Kontrak kerja yang disepakati dengan klien atau subkontraktor terkait
Ruang Lingkup
Prosedur ini mencakup pada semua sistem instalasi pengolahan air limbah domestik pada fasilitas seperti Camp
dan Office
Terminologi
» Air Limbah Domestik: air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan
dengan pemakaian air, meliputi air dari aktivitas mandi cuci kakus (MCK), air dari aktivitas kantin, maupun
kotoran.
» IPAL: Instalasi Pengolahan Air Limbah merupakan bangunan instalasi sistem pengolah limbah rumah tangga
atau limbah cair domestik.
Prosedur
1. Perencanaan
Akuntabilitas: Penanggung Jawab Area & Site Environmental Representative
Kapasitas bangunan instalasi pengolahan air limbah domestik dapat ditentukan berdasarkan 2 parameter, yaitu
jumlah debit air limbah yang masuk baik pada kondisi minimum, rata-rata, maupun maksimum dan kualitas air
limbah domestik berdasarkan pengujian laboratorium.
» Kedalaman sumur pengumpul direncanakan dengan mempertimbangkan jenis atau tipe pompa.
» Penentuan dimensi, panjang dan lebar, sumur pengumpul dapat ditentukan menyesuaikan dengan kondisi
lahan
» Lokasi grease trap atau food trap harus mempertimbangkan lokasi pompa dan jenis pompa yang digunakan
guna mencegah penyumbatan pada pompa.
1.1.7. Penentuan Kapasitas dan Desain Bangungan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik
Kapasitas bangunan instalasi pengolahan air limbah domestik dapat ditentukan berdasarkan 2 parameter, yaitu
debit air masuk dan rencana waktu tinggal air.
» Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P68 Tahun 2016
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan air limbah
domestik wajib melakukan pengelolaan air limbah domestik yang dihasilkannya dengan mengalirkan air limbah
ke dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah.
» Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 142 Tahun 2003 tentang
Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air
atau Sumber Air setiap usaha dan/atau kegiatan yang menghasilkan air limbah wajib melakukan kajian teknis
mengenai penanganan air limbah domestik.
2. Perizinan
Akuntabilitas: Penanggung Jawab Operasional, Project Technical Service Lead/Occupational Health & Safety Lead,
Penanggung Jawab Area, dan Site Environmental Representative
» Setiap bangunan atau fasilitas pengelolaan air limbah domestik yang mengalirkan air limbah menuju lingkungan
harus memiliki izin pembuangan limbah cair yang masih berlaku dari pemerintah terkait.
» Environmental representative wajib untuk membuat kajian teknis sebagai syarat pengajuan perizinan ke
pemerintah
» Environmental representative bersama penanggung jawab area melengkapi semua persyaratan yang ada
didalam kajian teknis terpenuhi dan dilaksanakan di lapangan
» Technical Service Dept. Head/Occupational Health & Safety Dept. Head harus memastikan semua persyaratan
yang ada di dalam kajian teknis terpenuhi dan dilaksanakan di lapangan
» Pengurusan izin pembuangan limbah cair termasuk perpanjangannya ke pemerintah dilakukan oleh klien
» Environmental representative dan Technical Service Dept. Head/Occupational Health & Safety Dept. Head
berkoordinasi dengan klien untuk proses pengajuan maupun perpanjangan izin pembuangan limbah cair
» Penanggung jawab operasional wajib berkoordinasi dengan pemegang otoritas tertinggi dalam organisasi klien
(KTT) guna memantau dan menindak lanjuti dari proses pengajuan dan perpanjangan izin pembuangan limbah
cair.
3. Pengaturan Operasional
Akuntabilitas: Penanggung Jawab Area & Site Environmental Representative
3.1. Konstruksi
» Instalasi Pengolah Air Limbah Domestik dibuat dan memiliki izin dari pemerintah daerah, dan dilakukan
perpanjangan setiap 5 Tahun sekali dan memiliki titik penaatan
» Mengalirkan sumber limbah cair yang dihasilkan masuk ke instalasi pengolahan air limbah domestik
» Memisahkan saluran pengumpul air limbah domestik saluran air hujan
» Menggunakan instalasi pengolahan air limbah domestik dan saluran air limbah domestik kedap air sehingga
tidak terjadi perembesan air limbah domestik ke lingkungan;
» Instalasi pengolahan air limbah domestik dilengkapi dengan saluran drainase dan bak kontrol yang dirancang
sesuai dengan kapasitas air limbah yang diolah
» Instalasi dibuat dengan fasilitas pengolah fisik, pengolah biologis dan pengolah kimia
» Memasang alat ukur debit atau laju alir air limbah domestik di titik penaatan
Title: Indonesia Prosedur Pengelolaan Air Limbah Domestik
ID: MSID-#-### Version: 1.0 Date: 00/00/0000
Thiess Governance System – Uncontrolled Document when Printed
6 of 9
» Fasilitas keselamatan dalam sarana instalasi dibuat dengan baik seperti platform dan tangga
» Menyediakan papan pemantauan air limbah harian yang memuat informasi nomor izin pembuangan air limbah,
lokasi titik penaatan beserta titik koordinatnya, bulan pemantauan, dan parameter yang dipersyaratkan dalam
izin untuk dipantau sebagai sarana dokumentasi kegiatan pemantauan harian yang telah dilakukan.
3.2. Pengelolaan
» Penanggung jawab area bertanggung jawab untuk mengontrol penanganan limbah, tata cara pembuangan dan
pemindahan limbah dari area yang menjadi tanggung jawabnya.
» Pengolahan air limbah domestik dilakukan untuk memastikan air limbah yang keluar sesuai dengan baku mutu
» Environmental representative memastikan pengolahan air limbah domestik telah sesuai dan air hasil olahan
telah memenuhi baku mutu limbah domestik
» Melakukan pengukuran terhadap parameter pH,TSS, dan debit harian pada air keluaran IPAL
» Jika nilai pH dan TSS melebihi ketentuan baku mutu air limbah domestik yang ditetapkan, maka harus
dilakukan pengolahan sesuai prosedur tanggap darurat air limbah domestik
» Pengelolaan Air Limbah Domestik perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
3.3. Pemeliharaan
3.3.1. Pemeliharaan
» Jadwal pengurasan bak kontrol disesuaikan dengan kondisi masing - masing bak.
» Pemeriksaan kondisi bak kontrol dilakukan seminggu sekali, meliputi kondisi kebersihan permukaan air yang
akan diolah dan kedalaman lumpur yang terbentuk.
» Environment Representative sebaiknya meninjau akses tiap bak penampungan dan IPAL untuk memastikan
apakah akses cukup aman untuk melakukan pembersihan atau pengurasan.
» Pekerjaan harus dilakukan secara berkelompok, minimal dilakukan oleh 2 (dua) orang
» Pemeliharaan non rutin dilakukan apabila ditemukan ketidaksesuaian dari hasil inspeksi instalasi pengolahan
air limbah domestik, dan/ atau kualitas air yang dialirkan ke badan air memiliki kualitas dibawah baku mutu yang
telah ditentukan.
3.3.2. Pembersihan
» Pembersihan atau pengurasan wajib dilakukan secara rutin sesuai dengan kajian teknis yang telah dibuat
3.3.3. Perbaikan
» Environment Representative dengan berkonsultasi dengan penanggung jawab area akan menentukan waktu
yang tepat guna perbaikan perbaikan yang akan dilaksanakan.
» Environment Representative bertanggung jawab untuk berkoordinasi dengan penanggung jawab area untuk
pengerahan alat gali yang akan digunakan
» Environment Representative harus memastikan pemeliharaan dan pembersihan lumpur dari instalasi
pengolahan air limbah domestik dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan.
» Perbaikan-perbaikan yang terpisah mungkin memerlukan JSEA atau Prosedur yang khusus, hal-hal ini harus
dipersiapkan oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab pada saat adanya kebutuhan untuk proses perbaikan
instalasi pengolahan air limbah domestik
4.1. Monitoring
4.1.1. Pengambilan Sampel Awal
» Pekerjaan harus dilakukan secara berkelompok, minimal dilakukan oleh 2 (dua) orang.
» Environment representative memastikan akses ke pengambilan sampel aman dan terpelihara.
» Environmental Representative harus memastikan alat ukur telah terkalibrasi
4.2. Pelaporan
» Environmental representative melakukan pengukuran dan pencatatan debit, TSS, dan nilai pH harian atau
parameter lainnya yang dipersyaratkan dalam izin.
» Environmental representative bertanggung jawab membuat laporan hasil monitoring harian outlet air limbah
domestik dan melaporkan kepada pihak terkait
» Environmental representative melakukan pengujian kualitas air limbah ke laboratorium eksternal yang
terakreditasi KAN setiap bulan.
» Environment reps bertanggung jawab membuat laporan swapantau dan melaporkan kepada klien setiap bulan
» Membuat event di Synergy jika hasil monitoring bulanan tidak memenuhi standard bakumutu yang ditetapkan
Jika dari hasil pemantauan harian didapatkan bahwa air keluaran dari STP melebihi baku mutu baik itu pH maupun
TSS, maka langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu:
» Penutupan valve pada pipa outlet agar air limbah tidak mengalir ke badan air (rawa atau sungai)
» Melaporkan pada pengawas atau Environmental Representative
» Semua keadaan tanggap darurat dan insiden harus ditangani sesuai dengan prosedur tanggap darurat air
limbah domestik dan Pedoman klasifikasi dan definisi kejadian
» Penentuan dari jenis dan kelas insiden lingkungan harus berdasarkan Matrix klasifikasi kejadian