Anda di halaman 1dari 115

MEM13014A : Apply Principles

of occupational health and


safety in the work
environment

Tabang, 10 Juni 2018

PT Petrosea Tbk.
No Document : PTP-CC-TPL-G-0006
ATURAN UMUM

2
PERSYARATAN PELATIHAN

Fasilitas

Situasi Darurat

Waktu Pelatihan

Penilaian

HP/Radio

Pro aktif

Tambahan?

3
Tujuan Pelatihan

Tujuan implementasi occupational health and safety (OHS) in the work


environment adalah:

a. Menyediakan kerangka kerja untuk mengelola implementasi kesehatan kerja


agar sesuai dengan standar perusahaan, dan peraturan perundangan yang
berlaku.

b. Menyediakan informasi terkait identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan


pengendalian risiko khususnya pada bahaya kesehatan pada lingkungan
kerja.

4
LANDASAN PROSEDUR:

1.1 Prosedur kerja aman sesuai undang undang

• UU No. 1 tahun 1970 : Keselamatan Kerja


• UU No. 36 Tahun 2009 Kesehatan (Bab XI Kesehatan Lingkungan & Bab XII Kesehatan
Kerja)
• UU No. 3 Tahun 1992 : Jaminan Sosial Tenaga Kerja
• PP No. 50 Tahun 2012 : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan
Kerja, Pasal 16 Ayat 2 (Penjelasan).
• Permenkes No. 70 Tahun 2016 : Standard dan Persyaratan Kesehatan lingkungan kerja
Industri.
• PERMENAKERTRANS Nomor : Per.03/Men/1982 : Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
• PERMENAKERTRANS Nomor : Per.15/Men/Viii/2008 : Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan Di Tempat Kerja.
• PERMENAKERTRANS No. 1 Tahun 1981 : Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja.
• PTP-HSE-PR-G-0054 Workstation Ergonomic at Petrosea Office
5
Follow safe work practices

UU No. 1 tahun 1970 : Keselamatan Kerja

Kewajiban Pengusaha/Perusahaan;
• Menyediakan tempat kerja yang aman
• Menyediakan alat kerja & peralatan yang aman
• Melindungi karyawan seoptimal mungkin dari bahaya-bahaya yang
dapat mencelakakan

Kewajiban Pekerja;
• Mematuhi peraturan-peraturan K3 yang di tetapkan
• Memakai alat pelindung diri yang disediakan
• Memastikan lingkungan dan alat kerja yang di gunakan aman
• Melaporkan bahaya yang ada di tempat kerja
6
Follow safe work practices

UU No. 36 Tahun 2009 Kesehatan BAB XI

Pasal(3)
Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang
menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi.

7
Follow safe work practices

UU No. 36 Tahun 2009 Kesehatan BAB XII


Kewajiban Perusahaan
Pasal 164 Ayat (6)
Pengelola tempat kerja wajib menaati standar kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) dan menjamin lingkungan kerja yang sehat serta bertanggung jawab atas
terjadinya kecelakaan kerja.
Ayat (7)
Pengelola tempat kerja wajib bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di
lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 165 ayat (1)


Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya
pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja.

Kewajiban Pekerja
Pasal 165 ayat (2)
Pekerja wajib menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat dan menaati
peraturan yang berlaku di tempat kerja.
8
Follow safe work practices
1.2 Housekeeping
PENDAHULUAN

PTP-HSE-PR-G-0018 IND Housekeeping ind


Prosedur ini memberikan arahan dalam berhubungan dengan standar
persyaratan housekeeping di semua operasi lingkungan kerja Proyek Petrosea.

Pendapat Nawar (2002:2) Housekeeping


adalah bagian departemen yang mengatur
atau menata peralatan, menjaga kebersihan,
memperbaiki kerusakan, dan memberi
dekorasi dengan tujuan rapi, bersih, menarik
dan menyenangkan bagi penghuni

9
Follow safe work practices

PTP-HSE-PR-G-0018 IND Housekeeping ind

Housekeeping yang baik adalah mengelola standar yang dibutuhkan dalam


kebersihan dan kerapihan tempat kerja untuk menjaga tempat kerja dan site
bebas dari kepadatan dan peralatan yang tidak perlu.

‘Tempat untuk semuanya dan semuanya ditempatnya’

10
Follow safe work practices

Poor Housekeeping

11
Follow safe work practices

Poor Housekeeping

12
Follow safe work practices

Housekeeping adalah salah satu metode kerja yang diatur dengan tujuan
meningkatkan keteraturan dan kebersihan secara signifikan.

Meningkatkan pengaturan dan penataan tempat kerja untuk mendapatkan


keuntungan sebagai berikut:

• Meningkatkan keamanan dan keselamatan


• Meningkatkan suasana kerja dan lingkungan yang baik
• Meningkatkan kualitas kerja dan produk
• Memungkinkan pemeliharaan yang efisien
• Meningkatkan citra dan kepercayaan client

13
Follow safe work practices

Suksesnya penerapan housekeeping terletak pada sejauh mana orang melakukan


housekeeping sebagai suatu kebiasaan (habit) bukan paksaan sehingga inisiatif perbaikan
akan muncul dengan sendirinya.

Penerapan keteraturan:
• Membutuhkan keterlibatan/partisipasi semua orang dalam organisasi dari level atas
sampai level bawah.
• Membutuhkan komitmen manajemen untuk memastikan kegiatan housekeeping
dilakukan setiap hari dan dianggap sebagai prioritas.
• Merubah perspektif semua orang dalam organisasi bahwa housekeeping lebih dari
sekedar program kebersihan maupun housekeeping management.
• Menerapkan aturan housekeeping secara konsisten untuk perubahan budaya.
• Menggunakan sistem visual display untuk mengkomunikasikan aktivitas
housekeeping secara efektif.
• Melakukan audit secara teratur (mingguan, bulanan, dan surprise audit) untuk
menilai performance.
• Membutuhkan edukasi tentang konsep dan keuntungan aktivitas kebersihan. 14
Follow safe work practices

Contoh penerapan sistem housekeeping

5S adalah landasan untuk membentuk perilaku manusia agar memiliki kebiasaan


(habit) mengurangi pembororsan di tempat kerjanya.
Isi dari 5S / 5R antara lain :
• Seiri / Ringkas merupakan kegiatan menyingkirkan barang-barang yang tidak
diperlukan sehingga segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang yang
benar- benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja
• Seiton / Rapi, segala sesuatu harus diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan
sehingga siap digunakan pada saat diperlukan.
• Seiso / Resik, merupakan kegiatan membersihkan peralatan dan daerah kerja
sehingga segala peralatan kerja tetap terjaga dalam kondisi yang baik.
• Seiketsu / Rawat, merupakan kegiatan menjaga kebersihan pribadi sekaligus
mematuhi ketiga tahap sebelumnya.
• Shitsuke / Rajin, yaitu pemeliharaan kedisiplinan pribadi masing-masing pekerja
dalam menjalankan seluruh tahap 5S.

15
Follow safe work practices
1.3 Responsibilities and duties of employees

Semua Karyawan Petrosea memiliki tanggungjawab untuk mengambil langkah


yang sewajarnya untuk memastikan bahwa tindakan mereka tidak menimbulkan
risiko kepada orang lain dan bahwa semua pedoman housekeeping Proyek
diikuti.

1.3a Lantai dan Akses

1.3.1a Tangga
 Bebas dari obstacle matrial
 Memiliki Penerangan dan handrail
 Memiliki anti slip
 Memiliki (landing) / Tempat berhenti
 Dirancang dengan variasi minimal di lebar
tapaknya

16
Follow safe work practices

1.3.2a access ways and passageway


 Clean at all time
 No Obstcle Material
 Jalur akses termudah

1.3.3a overhead walkway


 No drop the Object / Material cross level
 Don’t put any material without guard/protection
 Routine inspection overhead walkway

1.3.4a Floor
 No Obstcle Material / Keep Clean
 Install warning sign if any harm

17
Follow safe work practices

1.3b Penyimpanan Material

 Penyimpanan khusus untuk meminimalkan resiko.


 Jarak penempatan terkait proteksi kebakaran.
 Pemasangan ganjal (chocks) terkait dimensi benda.
 Install safety device for above gound level storage
 Meminimalkan penanganan manual
 Letakkan benda berat dekat dengan tanah dengan
benda ringan di atas
 Kontainer harus memiliki ikatan rak dibagian
belakang. Atap TIDAK untuk digunakan sebagai
penyimpanan.
 Flammable material (Ventilasi baik dan tangki yang
sesuai)
18
Follow safe work practices

1.3c Office

 Tempat yang benar tidak berserakan atau


tumpukan darurat.
 Selalu Tutup laci filing cabinet
 Laci lemari arsip tidak boleh dipergunakan
sebagai pijakan.
 Electrical equipment (rapi, tertutup)
 Emergency Exit / APAR bebas dari hambatan

Can You imagine it !!!

19
Follow safe work practices

1.3d Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah di petrosea telah


diatur dalam PTP-HSE-PR-G-0021

 Hukum dan peraturan lainnya


 Penilaian risiko
 Identifikasi limbah
 Penanganan Limbah Berbahaya
 Penanganan Limbah Padat tidak
berbahaya
 Dokumentasi, pencatatan, dan Laporan

20
Follow safe work practices
1.4 Personal protective equipment
Mengapa APD penting?

Menjadikan tempat kerja aman termasuk memberikan instruksi, prosedur, pelatihan dan
pengawasan untuk mendorong orang untuk bekerja dengan aman dan bertanggung
jawab.

Penerapan pengendalian teknik dan sistem kerja yang aman, belum mencukupi untuk
mengendalikan bahaya dari suatu pekerjaan / cedera seperti:
• Paru-paru, misalnya dari menghirup udara yang terkontaminasi
• Kepala dan kaki, misalnya dari material yang jatuh
• Mata, misalnya dari partikel terbang atau percikan cairan kimia
• Kulit, misalnya dari kontak dengan bahan korosif
• Tubuh, misalnya dari ekstrem panas atau dingin.

APD diperlukan untuk mengurangi risiko.

21
Follow safe work practices

Karyawan harus dilatih untuk mengetahui setidaknya hal-hal berikut:

• Kapan APD diperlukan.


• APD apa yang diperlukan.
• Cara memasang, melepas, menyesuaikan, dan mengenakan APD dengan
benar.
• Keterbatasan APD.
• Perawatan yang tepat, pemeliharaan, masa penggunaan dan pembuangan
APD.

22
Follow safe work practices

APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi


seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh pekerja dari
potensi bahaya yang ada di tempat kerja

(PerMenaker No.08 Tahun 2010: APD)

PTP-HSE-PR-G-0028 Personal Protective Equipment


Kriteria APD :
• Memberikan perlindungan terhadap risiko tanpa menyebabkan peningkatan
risiko sendiri.
• Cocok untuk personil, termasuk sesuai dan nyaman.
• Serasi dengan aktivitas kerja dan jenis-jenis APD lain yang dipakai .
• Mematuhi standar nasional atau internasional yang diakui konstruksi atau
desainnya.
23
Follow safe work practices

Saat memilih dan menggunakan APD:

• Pilih produk yang ditandai CE sesuai dengan Peraturan Alat Pelindung Diri
• Pilih peralatan yang sesuai dengan pengguna
• pertimbangkan ukuran,
• ukuran dan berat dari APD.
• Jika lebih dari satu item APD dipakai pada saat yang sama, pastikan mereka dapat
digunakan bersamaan, misalnya memakai kacamata pengaman dapat mengganggu
segel respirator, menyebabkan kebocoran udara.
• Instruksikan dan latih orang / pekerja bagaimana menggunakannya, misalnya
• latih orang-orang untuk mengangkat sarung tangan tanpa mencemari kulit
mereka.
• Katakan kepada mereka mengapa itu diperlukan
• kapan menggunakannya dan apa keterbatasannya

24
Follow safe work practices

Pemakaian yang Tepat

 Fitting (explain)
Benar dan tepat adalah pra-syarat untuk penggunaan alat pelindung
diri yang efektif.

 Pemeliharaan (explain)
• Pemeriksaan APD secara rutin
• Ganti APD yang rusak

 Spesifikasi Penggunaan
Semua area di Proyek yang memerlukan penggunaan alat pelindung
diri, harus memasang tanda / symbol penggunakaan APD.

25
Follow safe work practices

Penyimpanan Alat Pelindung Diri dan


perawatan

 Terhindar dari paparan cuaca


 Tidak boleh di cat, perekat pelarut.
 Tidak memodifikasi alat Pelindung diri
 Dibersihkan secara berkala (kotoran,
debu, minyak atau lumpur, dll.)

 Diganti, jika:
– Setelah 5 tahun atau sesuai label pabrik
– Setelah mengalami ketegangan yg kuat
(kejadian jatuh)
– Jika mengalami perubahan/kerusakan
– Jika terpotong, terkena bahan kimia,
terbakar, buruk karena sinar ultraviolet
26
Follow safe work practices

Karyawan harus menggunakan APD dengan benar dan


melaporkan kehilangan atau perusakan atau kesalahan apa
pun di dalamnya

27
Follow safe work practices
1.5 safety equipment and devices (explain by audient)

28
Follow safe work practices

KEBIJAKAN HSE PETROSEA

29
Follow safe work practices

ATURAN PEMERINTAH

UU No.1 Tahun 1970: Keselamatan & Kesehatan Kerja

Pasal 3 (1)- Dengan Peraturan Perundangan, ditetapkan syarat-syarat


keselamatan kerja untuk:
f). Memberi Alat-alat Perlindungan Diri pada para Pekerja

Pasal 9 (1)- Pengurus diwajibkan menunjukan dan menjelaskan pada tiap tenaga
kerja baru tentang:
b). Semua pengaman dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat
kerjanya
c). Alat-alat Perlindungan Diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan

30
Follow safe work practices

ATURAN PEMERINTAH

UU No.1 Tahun 1970: Keselamatan & Kesehatan Kerja

Pasal 12 - Dengan Peraturan Perundangan, diatur kewajiban dan atau hak


Tenaga Kerja untuk:
b). Memakai Alat-alat Perlindungan Diri yang diwajibkan
e). Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan
kesehatan kerja serta Alat-alat Perlindungan Diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan oleh pegawai pengawas dalam
batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan
Pasal 13 – Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan
mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan

31
Follow safe work practices

ATURAN PEMERINTAH

UU No.1 Tahun 1970: Keselamatan & Kesehatan Kerja

Pasal 14 – Pengurus diwajibkan:


b). Memasang semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua
bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Keselamatan Kerja
c). Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tsb,
disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja

32
Follow safe work practices

ATURAN PEMERINTAH

PerMenaker No.08 Tahun 2010: APD

Pasal 2 :
1. Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/buruh di tempat kerja
2. APD harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Standar
yang berlaku
3. APD wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-cuma

33
Follow safe work practices

ATURAN PEMERINTAH
Pasal 3 : PerMenaker No.08 Tahun 2010: APD
(1). APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, meliputi:
a. Pelindung Kepala
b. Pelindung Mata & Muka
c. Pelindung Telinga
d. Pelindung Pernafasan beserta perlengkapannya
e. Pelindung Tangan dan/atau
f. Pelindung Kaki
(2). Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk APD:
a. Pakaian Pelindung pengelasan
b. Alat pelindung Jatuh Perorangan; dan/atau
c. Pelampung

34
Follow safe work practices

ATURAN PEMERINTAH

PerMenaker No.08 Tahun 2010: APD

Pasal 5 :
Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan
memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat
kerja

Pasal 6 :
(1)Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib
memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan
risiko
(2)Pekerja/buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan
pekerjaan apabila APD yang disediakan tidak memenuhi ketentuan dan
persyaratan

35
Follow safe work practices

ATURAN PEMERINTAH

PerMenaker No.08 Tahun 2010: APD


Pasal 7 :
(1)Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan Manajemen APD di
tempat kerja
(2)Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD
b. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya &
kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh
c. Pelatihan
d. Penggunaan, perawatan & penyimpanan
e. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan
f. Pembinaan
g. Inspeksi dan
h. Evaluasi dan pelaporan

36
Follow safe work practices

ATURAN PEMERINTAH

PerMenaker No.08 Tahun 2010: APD


Pasal 8 :
(1)APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus
dibuang dan/atau dimusnahkan
(2)APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung bahan
berbahaya harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundang-
perundangan
(3)Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus dilengkapi
dengan berita acara pemusnahan

Pasal 9 :
Pengusaha atau pengurus yang tidak memenuhi ketentuan sebagimana
dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 4 dan Pasal 5 dapat dikenakan sanksi sesuai
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970

37
Follow safe work practices

ATURAN PEMERINTAH

PerMenaker No.08 Tahun 2010: APD


Pasal 8 :
(1)APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus
dibuang dan/atau dimusnahkan
(2)APD yang habis masa pakainya/kadaluarsa serta mengandung bahan
berbahaya harus dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundang-
perundangan
(3)Pemusnahan APD yang mengandung bahan berbahaya harus dilengkapi
dengan berita acara pemusnahan

Pasal 9 :
Pengusaha atau pengurus yang tidak memenuhi ketentuan sebagimana
dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 4 dan Pasal 5 dapat dikenakan sanksi sesuai
Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970

38
Follow safe work practices

ATURAN PEMERINTAH

Kep.MPE No.555k Tahun 1995: K3 Pertambangan Umum


Pasal 4 : Kewajiban
(4)Pengusaha harus menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung diri
yang diperlukan sesuai dengan jenis, sifat dan bahaya pada pekerjaan
yang dilakukannya dan bagi setiap orang yang memasuki tempat usaha
pertambangan

Pasal 24 : Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Bagian K3 mempunyai tanggungjawab sebagai berikut:
b. Mengumpulkan data mengenai daerah-daerah dan kegiatan-kegiatan
yang memerlukan pengawasan yang lebih ketat dengan maksud untuk
memberi saran kepada KTT tentang tatacara kerja, alat-alat
penambangan dan penggunaan alat-alat deteksi serta alat-alat pelindung
diri

39
Follow safe work practices

ATURAN PEMERINTAH

Kep.MPE No.555k Tahun 1995: K3 Pertambangan Umum


Pasal 32 : Kewajiban
(4)Pekerja tambang wajib menggunakan dan merawat alat-alat pelindung
diri dalam melaksanakan tugasnya
(7)Pekerja tambang berhak menyatakan keberatan kerja kepada atasannya
apabila persyaratan K3 tidak dipenuhi

Pasal 33 : Setiap pekerja tambang wajib untuk:


c. Menggunakan alat-alat keselamatan dan pelindung diri dengan benar

40
Follow safe work practices

ATURAN PERUSAHAAN 2016-2018

Pasal 36 : Keselamatan Kerja


36.1 Perusahaan bersama pekerja menjunjung tinggi aspek K3 dan patuh
terhadap ketentuan peraturan perundangan yang berlaku
36.2 Perusahaan berdasarkan identifikasi bahaya dan penilaian risiko
pekerjaan, akan menyediakan/meminjamkan perlengkapan penunjang
keselamatan, alat keselamatan dan alat pelindung diri yang layak dan
sesuai untuk mengendalikan bahaya, memperkecil risiko dan
menunjang proses tanggap darurat; Penggantian APD yang baru
hanya dilakukan jika APD yang lama sudah rusak.
36.4 Setiap pekerja wajib memberikan kontribusi dalam program
keselamatan kerja, dengan cara:
c. Wajib menggunakan dan merawat alat keselamatan kerja serta
segala sesuatu yang telah ditetapkan dan disediakan oleh
perusahaan, spt; pakaian kerja khusus, APD, dll untuk kepentingan
K3

41
Follow safe work practices

1.6 Safety signs/symbols

A. Safety Sign & Marking

 Prohibition sign (Rambu larangan)


 Mandatory sign (Rambu perintah)
 Limitation/Restriction sign (Rambu pembatasan)

B. Hazard Sign (Rambu Bahaya)


 Danger sign (Rambu Bahaya)
 Warning sign (Rambu Peringatan)

C. Emergency Service Sign (Rambu Layanan Darurat)

D. Fire Sign (Rambu Kebakaran)


42
Follow safe work practices

Safety Sign & Marking

Mudah Meledak Gas Beracun Beracun Berbahaya

Gas Mudah Terbakar Padat Mudah Terbakar Bahan Infeksi

Gas Bertekanan Basah Berbahaya Bahan Beradiasi

Cairan Mudah
Mengoksidasi Bahan Korosif
Menyala

Padat Mudah Menyala Beracun Mematikan Berbahaya Lain-lain

43
Follow safe work practices

Safety Sign & Marking

Pipa harus diberi label bercat kode warna sesuai dengan


bahan cair atau gas yang ada didalam pipa dan dilekatkan
pada beberapa titik di jalur pipa, kabel atau saluran agar
bahaya dan kegunaannya dapat diketahui

Warna khusus (dibawah) ditentukan untuk masing-masing jenis zat dan


kegunaannya.

ASAM- UNGU LISTRIK - ORANYE OLI - COKLAT


API - MERAH UDARA – BIRU TERANG GAS - KUNING TUA
AIR - HIJAU UAP - PERAK MISCELLANEOUS - HITAM
44
Follow safe work practices

Safety Sign & Marking

Pita Pembatas daerah berbahaya digunakan sementara, untuk


mengidentifikasi adanya bahaya keselamatan, atau menentukan sebuah
daerah yang tidak boleh dimasuki.

Merah dan Putih:


Pita Tanda “Bahaya”, dimana orang
tidak diperkenankan masuk / lewat

Kuning dan Hitam:


Pita Tanda “Awas”: Daerah boleh dimasuki
tetapi gunakan peringatan / perhatian

45
Follow safe work practices

1.7 Manual Handling

PTP-HSE-GD-G-0011 Manual Handling

suatu kegiatan atau aktivitas yang memerlukan penggunaan tenaga oleh


seseorang untuk mengangkat, menurunkan, menarik, mendorong atau
menahan sebuah benda dari satu lokasi ke lokasi lain

46
Follow safe work practices

Kegiatan Manual Handling

Mengangkat Menurunkan Mendorong Membawa

Menarik Menahan Menyusun

47
Follow safe work practices

General Risk Assessment Guidelines

Source: Health & Safety Executive, UK 48


Follow safe work practices

Manual Handling techniques

Untuk safety, saat mengangkat benda, pastikan:

• Keadaan Anda aman


• Keadaan orang-orang di sekitar Anda aman
• Material (benda) telah dilindungi
• Peralatan terlindung dari kerusakan

49
Follow safe work practices

Manual Handling techniques

Cedera punggung disebabkan oleh:

 kecelakaan karena melakukan pengangkatan


 cedera kumulatif
• Cedera kumulatif adalah kerusakan yang
ditimbulkan karena waktu yang lama
melakukan pengangkatan, membawa
sesuatu, mendorong dan menarik.
• Postur yang salah dan posisi bekerja dapat
menyebabkan cedera pada punggung dan
leher (bekerja dengan cara posisi memutar,
atau punggung yang menekuk dalam waktu
yang lama).
50
Follow safe work practices

Sebelum mengangkat: Stop and think

 Perkirakan berat benda


 Pastikan benda tidak jatuh saat digerakkan
 Periksa rintangan yang menghalangi jalan
 Periksa ukuran atau bentuk benda yang akan
diangkat
 Apakah benda atau lantai dalam keadaan licin atau
tidak stabil?
 Apakah benda berjenis padat?
 Apakah Anda mengangkat benda pada jarak yang
jauh?

51
Follow safe work practices

Mengangkat Beban
• Perkirakan besar benda sebelum melakukan pengangkatan:

 Bertanyalah kepada supervisor


 Periksa apakah berat benda tertulis pada muatan
 Periksa dengan mendorong atau mengangkat salah
satu sudutnya
• Pastikan muatan tidak akan jatuh saat digerakkan

• Periksa ukuran atau bentuk dari benda tersebut

• Bahan berbahaya atau muatan yang memiliki label


barang yang mudah rusak atau pecah harus dilakukan
dengan hati-hati.
Periksa muatan sebelum diangkat! Jangan membawa muatan yang
tidak dapat Anda angkat dengan mudah 52
Follow safe work practices

Ergonomic workplace

53
Follow safe work practices
1.8 Emergency equipment PTP-HSE-PR-G-3002 Emergency Situations For Petrosea Main Office
PTP-HSE-PR-G-0014: Emergency Response Procedure)

KLASIFIKASI KEBAKARAN

Bahan yang dapat terbakar berupa materi berserat


seperti, kayu, kertas, kain, karet dan plastik.

Cairan yang dapat atau mudah terbakar seperti


bensin, kerosin, cat dan gas propana

Peralatan listrik, seperti peralatan rumah


tangga, saklar, panel dan peralatan sumber
listrik lainnya.

Logam yang dapat terbakar, seperti magnesium, titanium


PP. NO 04/MEN/1980 D dan potasium. Logam tersebut dapat bereaksi dengan
cepat dengan air dan harus ditangani dengan hati-hati.
54
Follow safe work practices

CARA MENGGUNAKAN APAR

P ULL
Tarik Pin & Seal

A IM
Arahkan Pada Sumber Api

S
QUEEZE
Tekan picu

S
WEEP
Semprot satu sisi ke sisi lainnya

55
Follow safe work practices

1. Berjalanlah perlahan, jangan berlari

2. Perhatikan rintangan, khususnya yang terdapat di


lantai

3. Pastikan berada diatas angin, ambil jarak tembak


sekitar 8 – 10 feet ( 2- 3 Meter) dari sumber api.

4. Overhoul dan check 360O Jika kebakaran/ api mati,


tinggalkan tempat kebakaran dengan berjalan
mundur, perhatikan arah kebakaran.

5. Persiapkan alat pemadam untuk menjaga kalau-kalau


api menyala lagi

56
Follow safe work practices

JANGAN BERUSAHA MEMADAM KAN API JIKA;

1. Anda mengalami kesulitan mencari jalan keluar


2. Alat pemadam mungkin habis (isi tabungnya)
3. Anda memiliki alat pemadam yang rusak
4. Anda sudah tidak dapat lagi memadamkan api dengan aman

LAKUKAN LAH ;

1. Berteriaklah : Kebakaran ! Kebakaran ! Kebakaran !


2. Merunduk untuk menghindari asap dan gas
3. Merangkak jika perlu, udara yang terbaik berada
dekat lantai
4. JANGAN mengunci pintu atau jalan keluar.
57
Follow safe work practices

APA YANG HARUS DILAKUKAN JIKA ADA ORANG YANG TERBAKAR

 STOP  Berhenti
 DROP  Merebah kelantai
 ROLL  Berguling di lantai

• JIKA ORANG LAIN TERBAKAR, SURUHLAH MELAKUKAN LANGKAH DI ATAS


• AMBIL SELIMUT ATAU PERMADANI BUNGKUS ORANG TERSEBUT UNTUK
MENAHAN API

58
Report workplace hazards and accidents

2.1 workplace hazards

WORKPLACE HAZARD ANALYSIS


OHSAS berpendapat bahwa bahaya merupakan:
Bahaya merupakan segala kondisi yang dapat merugikan baik cidera atau
kerugian lainnya, atau bahaya adalah sumber, situasi atau tindakan yang
berpotensi menciderai manusia atau sakit penyakit atau kombinasi dari
semuanya.

HAZARD IDENTIFICATION

Tinjauan rinci pada sebuah operasinal kerja dengan


tujuan mengidentifikasi langkah kerja dan bahaya
yang terkait untuk menentukan perbaikan/ tindakan
preventif yang diperlukan untuk setiap langkah.

59
Report workplace hazards and accidents

Hazard at Workplace
Jamur
Faktor Bahaya Virus
Biologi Bakteri
Binatang
Tanaman

Faktor Bahaya Kimia

60
Report workplace hazards and accidents

Semua aktifitas terkait bahan kimia harus


dilengkapi dengan MSDS

Apa itu Lembar (MSDS)?


Adalah dokumen teknis yang memberikan rincian
dan informasi lengkap tentang produk yang terkait
dengan:
• Efek kesehatan dari paparan produk
• Evaluasi bahaya terkait dengan penanganan,
penyimpanan, atau penggunaan produk
• Melindungi pekerja yang berisiko terpapar
• Prosedur darurat.

61
Report workplace hazards and accidents

Hazard at Workplace

Faktor Bahaya Fisik/Mekanik

Mesin/Alat Konstruksi Ketinggian Ruangan Terbatas Radiasi

Suhu Listrik Getaran Kebisingan Tekanan

62
Report workplace hazards and accidents

Faktor Bahaya Biomekanik

Postur/Posisi Kerja Pengangkutan Manual Desain tempat kerja

Faktor Bahaya Sosial-Psikologis

Stress Kekerasan Pengucilan Intimidasi Bulliying

63
Report workplace hazards and accidents

Tujuan Analisis Bahaya Kerja (JHA)

a) Mendeteksi dan mengurangi bahaya fisik menjadi serendah mungkin.


b) Mendeteksi dan membenahi tindakan, posisi dan kebiasaan kerja yang tidak
aman.
c) Memastikan alat dan perlengkapan yang tepat tersedia.
d) Memastikan semua orang telah dilatih dengan cukup dalam praktek kerja
aman.
e) Memastikan semua pekerjaan dilakukan dengan cara yang aman dan
terkendali.
f) Melibatkan karyawan dan supervisor dalam proses konsultasi

64
Report workplace hazards and accidents

65
Report workplace hazards and accidents

Penilaian Risiko
” Keseluruhan Proses dari Mengidentifikasi Risiko, Menganalisa Risiko Dan
Mengevaluasi Risiko.” (PTP-HSE-PR-G-0003: HSE Risk Management Procedure)

 RESIKO = Kemungkinan x Akibat


 Identifikasi Kontrol yang sudah ada
 Menentukan Tingkat Kemungkinan (Likelihood)
– Frekuensi paparan: Berapa kali dan untuk berapa lama
– Kondisi lingkungan & peralatan kerja
– Keahlian dari personil yang terlibat
– Sejarah/Record insiden
 Menentukan Tingkat Akibat (Consequency)
– Upaya perlindungan yang ada ditempat kerja
– Tingkat akibat yang layak untuk suatu bahaya
 Resiko Awal vs Resiko Sisa
66
Report workplace hazards and accidents

67
Report workplace hazards and accidents

68
Report workplace hazards and accidents

Mengendalikan Risiko

Memasang Machine Guarding Mengganti Jenis Cat Mengganti Metode Pengecatan

69
Report workplace hazards and accidents

OBSERVASI BAHAYA (HAZOB)

• HAZOB merupakan alat bantu dalam melaporkan KONDISI TIDAK AMAN


yang ada di lokasi kerja.
• Semua pekerja wajib melaporkan jika ada bahaya yang belum ditangani
• Setiap HAZOB harus ditandatangani oleh Pengawas Kerja. Jika tidak, maka
laporan tersebut belum sah.
• Kondisi tidak aman  Minta tanda tangan pengawas / departemen
terkait  Laporkan dengan segera
• Setiap karyawan mempunyai target melaporkan 1 HazOb setiap bulannya

70
Report workplace hazards and accidents

Hazard Observation (PTP-HSE-PR-G-0007)


Program Pengamatan/Identifikasi dan
Pengendalian Bahaya di Lingkungan Kerja

Pekerja :
Mengambil tindakan segera untuk memperbaiki bahaya. Jika
tidak mampu/berwenang, laporkan dengan mengisi form HazObs

Pengawas :
Melakukan penilaian bahaya dan melakukan tindakan perbaikan
terhadap bahaya yang ditemukan/dilaporkan di tempat kerjanya

Safety Dept. :
Mendata /Meregister & mengklasifikasikan laporan hazObs yang
dilaporkan; Memastikan tindakan perbaikan telah dilakukan;
Melaporkan status Hazard Observation kpd Manager

Supt./Manager :
Review, monitor & Memberikan komentar tindakan yg telah dilakukan; Menilai apakah laporan insiden;
diperlukan

71
Report workplace hazards and accidents
OBSERVASI BAHAYA (HAZOB)

Tuliskan tindakan apa yang dilakukan ketika


mengetahui adanya kondisi bahaya tersebut
Tuliskan informasi umum

Lakuan penilaian resiko


Uraikan kondisi tidak aman yang ditemukan

Tuliskan tindakan apa yang harus dilakukan


kedepannya agar kondisi bahaya tersebut
tidak terjadi lagi

Jika termasuk nearmiss, uraikan kejadiannya


Lalu buat laporan nearmiss Tuliskan apakah bahaya sudah dikendalikan atau
belum

Tanda tangan pengawas


72
Report workplace hazards and accidents

Job Hazard Analysis, JHA


Analisa keselamatan suatu tugas atau operasional kerja yang bertujuan
mengidentifikasi tahapan langkah kerja beserta bahaya, insiden dan nilai
risikonya serta menentukan langkah pencegahan/preventif yang diperlukan agar
pekerjaan/tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan aman

73
Report workplace hazards and accidents

2.2 Accidents and incidents reported

Tujuan
• Investigasi yang tepat dan tindakan korektif dapat dilakukan untuk
mencegah berulangnya kecelakaan;
• Analisis tren informasi yang dikumpulkan dapat dilakukan, sehingga
memungkinkan Petrosea untuk fokus dalam upaya pencegahan di area
yang penting;
• Catatan formal disimpan untuk Petrosea dan karyawan, akan dibutuhkan
pada waktu tertentu sebagai bukti terjadinya kecelakaan; dan
• Persyaratan hukum terkait dengan pelaporan cidera dan kompensasi
karyawan harus ditaati.

74
Report workplace hazards and accidents

MODEL INSIDEN 1
DEFENSE FAILURES/KEGAGALAN OUTCOMES/HASIL

Nearmiss/Hampir
Celaka

Wham! Injury/Cidera

HAZARD/
Damage/Kerusakan
BAHAYA

Pre Event / Event / Post Event /


Sebelum Kejadian Kejadian Setelah Kejadian

Pro-Active Measures / Reactive Measures /


Langkah Pro Aktif Langkah Reaktif
75
Report workplace hazards and accidents

MODEL INSIDEN 2

Loss

LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB ACCIDENT KERUGIAN


KONTROL DASAR LANGSUNG (Kecelakaan)

PROGRAM
TAK MEMADAI KONTAK DENGAN CIDERA
FAKTOR PERBUATAN
PERORANGAN TAK AMAN ENERGI ATAU ATAU
STANDAR BAHAN/ZAT
& KERUSAKAN
TAK MEMADAI YANG MELEBIHI
FAKTOR KONDISI YANG TAK
PEKERJAAN TAK AMAN BATAS
PELAKSANAAN KEMAMPUAN DIHARAPKAN
TAK DIPATUHI

76
Report workplace hazards and accidents

Investigasi Insiden

Suatu proses langkah demi langkah yang logis untuk mengetahui


fakta-fakta insiden, menganalisa faktor penyebab, membuat rekomendasi
dan melaksanakan semua tindakan perbaikan/rekomendasi investigasi

Bagaimana Dampak Insiden Yang Terjadi - Baik Terhadap Korban, Anda


Sebagai Pengawas Atau Terhadap Perusahaan ???

77
Report workplace hazards and accidents

Dampak Insiden Terhadap KORBAN

• Meninggal
• Cidera/Cacat dan Menderita
• Kehilangan Penghasilan
• Pengeluaran Extra
• Ketidaksanggupan untuk kembali bekerja~Trauma
• Merasa tak berguna, Stress
• Berakibat kepada tanggungan

78
Report workplace hazards and accidents

Dampak Insiden Terhadap PENGAWAS

• Kehilangan pekerja handal


• Melatih karyawan baru
• Kerja ekstra untuk investigasi
• Kehilangan prestise/harga diri
• Kekuatiran untuk dapat mencegahnya

79
Report workplace hazards and accidents

Dampak Insiden Terhadap PERUSAHAAN

• Kehilangan/stop produksi
• Kerusakan mesin dan peralatan
• Premi asuransi bertambah
• Kehilangan prestise perusahaan
• Kehilangan kontrak ~ klien mengukur kinerja pengelolaan HSE dari angka
kecelakaan

80
Report workplace hazards and accidents

Keterlibatan Pengawas Dalam Proses Investigasi ;


– Mengetahui bagaimana pekerjaan itu seharusnya dilakukan.
– Mengetahui bahaya-bahaya penyebab insiden dan tindakan
pencegahannya
– Mengetahui dengan jelas kondisi kerja dan bawahannya
– Memiliki Accountability-Tanggunggugat HSE
– Bertanggung jawab melaksanakan tindakan perbaikan/rekomendasi
investigasi insiden.

81
Report workplace hazards and accidents

Bentuk informasi yang dikumpulkan dilokasi insiden, dapat berupa:

– Rekaman Video
– Rekaman Suara
– Surat Pernyataan/Statement/BA Insiden/Witness Form
– Foto – foto Insiden & rekonstruksi
– Sket dan catatan lokasi Insiden

82
Report workplace hazards and accidents

STEP 1
Pengambilan foto insiden
Pastikan saat mengambil foto insiden, foto tsb akan membantu anda dalam
proses investigasi, dengan mempertimbangkan:
– Ambil dari sudut yang berbeda – beda
– Ambil dari jarak yang berbeda yang dapat meliputi lokasi Insiden.
– Ambil foto sebanyak-banyaknya
– JANGAN - Mengambil foto korban Insiden yang cenderung hanya untuk
menimbulkan sensasi belaka.

83
Report workplace hazards and accidents

Membuat sket :

 Sket dibuat untuk memudahkan analisa kejadian kecelakaan


 Pastikan sket yang dibuat dilengkapi dengan posisi dan satuan ukuran
 Buat sket dari berbagai sudut pandang; atas/belakang, samping
kanan/kiri, ; sket posisi sebelum kejadian, saat kejadian, setelah kejadian
 Sket dapat dibuat dengan tulisan tangan, tapi pastikan skala gambar
diperhatikan
TAMPAK SAMPING

- 5%

SANTOSO
LV PARKIR MEIKY SURYA

6 METER
DOZER RUSAK

TAMPAK ATAS

SANTOSO

MEIKY
BLADE DZ

6 METER SURYA

LV PARKIR

DOZER RUSAK

84
Report workplace hazards and accidents
Contoh Laporan Notifikasi Incident

85
Report workplace hazards and accidents

STEP 2
PENYUSUNAN TIM & PERENCANAAN INVESTIGASI
Penyusunan Tim Investigasi,
harus MEMPERTIMBANGKAN :
– Peraturan Pemerintah dan Persyaratan Klien Petrosea
– Potensi Konflik Kepentingan
– Variasi Keahlian
– Tenaga Ahli Khusus / Tech.Expert

86
Report workplace hazards and accidents

STEP 3
MENGUMPULKAN & MENGANALISA INFORMASI~FAKTA

INFORMASI YANG HARUS DIKUMPULKAN-PEEPO :


People : Data Personal Pelaku/Korban (pendidikan, usia,
pengalaman, kondisi kesehatan, lisensi-SIO, SIMPER,
pelatihan yang pernah diikuti, BA Insiden/Witness Form,
dll)
Equipment : Data alat (jenis, tipe, spesifikasi, prestart check, catatan
historikal maintenance alat, data kerusakan alat, data
modifikasi, VIMS/VHMS,
Environment : Data kondisi lingkungan saat insiden (cuaca,
penerangan, angin, elevasi, debu, dll)
Procedure : SOP, WI, GL, WP, JHA, MSDS, OMM yang terkait
dengan insiden
Organization : WO, Pengawasan saat sebelum terjadi insiden, job
description, koordinasi & komunikasi pekerjaan
(incl.Pre Start Briefing/Weekly Safety Meeting)ting)
87
Report workplace hazards and accidents

Sequence of Event (Awal)

T:01.40 AM T:01.45 AM T:01.48 AM T:01.50 AM T:02.10 AM

Mekanik LV LV Kaki Mekanik


Mekanik
Memperbaiki Meluncur Menabrak Mekanik Dibawa ke
Memarkir LV
Dozer ke depan Mekanik Patah Klinik

T:01.15 AM T:01.10 AM T:10.45 PM T:06.00 PM


LV Travel ke
Laporan Prestart
Lokasi Persiapan di
Kerusakan Briefing Awal
Perbaikan Workshop
Dozer Shift
Dozer

88
Report workplace hazards and accidents

Pertanyaan - PEEPO

Ketersediaan LV yg RFU, Pelaksanaan Pre Start


EVENT :
Check LV, Penerapan SOP LOTO, Siapa yang
Persiapan di WS
mengoperasikan LV-SIMPER?..

Ketersediaan ganjal LV, Kondisi Lokasi Parkir,


EVENT :
Pemahaman prosedur parkir LV, Siapa yang
Mekanik Memarkir LV
memarkir…

EVENT : SOP/WI/JHA Perbaikan Dozer; Komunikasi &


Mekanik Memperbaiki Dozer Pembagian Tugas, Posisi korban, …

10
89
Report workplace hazards and accidents
STEP 4
PENENTUAN PENYEBAB INSIDEN
MENENTUKAN FAKTOR PENYEBAB INSIDEN
• Kelompokan semua penyebab yang ada di Why Tree Analysis ke dalam PEEPO -
People, Equipment, Environment, Procedure, Organization
• Semua jawaban dalam ‘WHY’ tree adalah faktor penyebab; Pilih mana diantaranya
yang akan diangkat/dimasukan dalam laporan dan untuk ditentukan tindakan
perbaikannya
• Penyebab yang diangkat adalah penyebab yang ada rekomendasi / ada tindakan
praktis untuk mencegah terulangnya kembali insiden
Kelompokan setiap penyebab yang diangkat dalam laporan, kedalam:
– SCAT: Penyebab Langsung-Direct Cause (Tindakan Tidak Aman (Unsafe Action) &
Kondisi Tidak Aman (Unsafe Condition) dan Penyebab Dasar-Basic Cause (Faktor
Pekerjaan (Job Factor) & Faktor Personal (Personal Factor);
– TAPROOT: Causal Factor: ED-Equipment Dificulty (Peralatan), HD-Human
Performance Difficulty (Manusia), NS-Natural Disaster & Sabotage (Bencana),
OT-Others (Lain-lain); Basic Cause HD: Procedure, Training, QC, Communication,
Management System, Human Eng., Work Direction

90
Report workplace hazards and accidents
‘Why Tree’ Analysis (Final)
PE= People KAKI MEKANIK PATAH
EQ= Equipment
Why?
EN= Environment
PR= Procedures DITABRAK L/V
OR= Organization Why?

L/V MELUNCUR SENDIRI KEDEPAN

Why?

EN PERMUKAAN TAPAK
TIDAK RATA
PE LV TIDAK DIPARKIR DENGAN BENAR GETARAN MENGANGKAT
DAN MENURUNKAN DOZER
LV YG DIGUNAKAN TDK
DILENGKAPI HANDBREAK

Why?
Why? EN
BLADE
EQ (RUSAK)

TOPOGRAPHI
EN ALAMI
PE PE PE
BAN LURUS, GANJAL
TIDAK DIGUNAKAN
PE HANDBRAKE TIDAK DIPAKAI GEAR di-NETRALkan Belum training DDC

Why? Why? Why?


Why?

BURU2, RESIKO LV MELUNCUR EQ HANDBRAKE RUSAK


EN
MESIN DINYALAKAN UNTUK Belum ada jadwal pelatihan
PE TDK TERIDENTIFIKASI
Why?
PENERANGAN KERJA
DDC
OR
Why? Why?
BELUM
OR DIPERBAIKI
GELAP - DOZER RUSAK, DIPARKIR
JHA TDK EN
OR DIKOMUNIKASIKAN
BERANGGAPAN
KERJA SINGKAT, Why?
JAUH DARI LIGHTING PLANT

Why?
PE TIDAK UNTUK WAKTU
YANG LAMA SPARE PART HANDBREAK Why?
BELUM TIBA
BERANGGAPAN KERJA SINGKAT, TIDAK

PR JHA BELUM DISUSUN


OR PE UNTUK WAKTU YANG LAMA

91
Report workplace hazards and accidents
‘Why Tree’ Analysis (Final)
UA= Unsafe Action KAKI MEKANIK PATAH PE= People
UC= Unsafe Condition EQ= Equipment
Why?
JF= Job Factor EN= Environment
PF= Personal Factor DITABRAK L/V PR= Procedures
HD= Human Difficulty Why? OR= Organization
ED= Equipment Difficulty L/V MELUNCUR SENDIRI KEDEPAN

Why?

EQ
EN PERMUKAAN TAPAK
TIDAK RATA
PE LV TIDAK DIPARKIR DENGAN BENAR GETARAN MENGANGKAT
DAN MENURUNKAN DOZER
LV YG DIGUNAKAN TDK
DILENGKAPI HANDBREAK

UA/HD EN BLADE (RUSAK)

Why?
Why?
UA/HD
EN TOPOGRAPHI
ALAMI
PE PE
BAN LURUS, GANJAL
TIDAK DIGUNAKAN
PE HANDBRAKE TIDAK DIPAKAI
PE GEAR di-NETRALkan Belum training DDC

Why?
Why? Why? PF/HD Why?

EQ HANDBRAKE RUSAK
EN
GELAP, MESIN DINYALAKAN Belum ada jadwal pelatihan
PE BURU2, RESIKO LV MELUNCUR
TDK TERIDENTIFIKASI UNTUK PENERANGAN KERJA
UC/ED Why?
DDC
OR
Why? Why?
BELUM
OR DIPERBAIKI
DOZER RUSAK, DIPARKIR JAUH DARI
JHA TDK EN
OR DIKOMUNIKASIKAN
BERANGGAPAN
KERJA SINGKAT, Why?
LIGHTING PLANT

Why?
PE TIDAK UNTUK WAKTU
YANG LAMA SPART HANDBREAK
Why?
BELUM TIBA
BERANGGAPAN KERJA SINGKAT, TIDAK

PR JHA BELUM DISUSUN OR PE UNTUK WAKTU YANG LAMA

JF/HD
92
Report workplace hazards and accidents

STEP 5 PENYUSUNAN REKOMENDASI

MEMBUAT REKOMENDASI

• Setiap Penyebab yang diangkat harus mempunyai satu atau lebih dari satu
Rekomendasi / Tindakan Perbaikan;
• Gunakan prinsip Hirarki Pengendalian Risiko: Eliminasi, Substitusi,
Engineering, Administrasi dan Alat Pelindung Diri;
• Setiap rekomendasi harus ada penanggungjawab; tuliskan NAMA (jangan
Jabatan) dan dapatkan persetujuan ybs dan atasannya. Tentukan tanggal
realistis untuk penyelesaian pelaksanaan setiap tindakan perbaikan tsb.
• Pastikan Tindakan Perbaikan yang dibuat TIDAK menimbulkan
BAHAYA/RESIKO BARU;

93
Report workplace hazards and accidents

STEP 5 PENYUSUNAN REKOMENDASI

MEMBUAT REKOMENDASI

• Setiap Tindakan Perbaikan, harus diuji dengan 6 Faktor penguji rekomendasi:


a. Tingkat Kritis Pencegahan Insiden (CRITICALITY)
b. Waktu Penyelesaian (TIMING)
c. Biaya (COST)
d. Jangkauan (UNIVERSALITY)
e. Tanggungjawab (RESPONSIBILITY)
f. Alternatif (ALTERNATIVE)

94
Report workplace hazards and accidents

STEP 6 SITE REVIEW ~ HASIL INVESTIGASI


SITE REVIEW
• Periksa hasil investigasi berdasarkan analisa & informasi/fakta yang sudah
dikumpulkan; Pastikan rekomendasi ditujukan ke semua faktor penyebab
dan sedapat mungkin akan dapat mencegah terulangnya insiden.
• Tentukan orang-orang yang terlibat dalam review
• Lakukan review untuk memastikan kebenaran fakta-fakta dan semua orang
setuju dengan temuan dan rekomendasi/ tindakan perbaikan yang
diusulkan.

95
Report workplace hazards and accidents

STEP 1 STEP 2 STEP 3


INVESTIGASI PENDAHULUAN PENYUSUNAN TIM INVESTIGASI PENGUMPULAN, ORGANISASI &
ANALISA FAKTA

- Segera ke lokasi Insiden – evakuasi korban - Penyusunan Tim Investigasi-berdasar - Pengumpulan dokumen PEEPO
- Mengamankan & mengumpulkan informasi: tingkat risiko insiden - Penyusunan SoE Awal
- Pasang barikade, atur lalu-lintas tambang - Briefing Tim : - Pembuatan pertanyaan interview
- Ambil foto; ukur & buat skets - Perencanaan investigasi: Bagi tugas disetiap event SoE
- Catat unit/alat yang terlibat, pengumpulan dokumen; Penentuan - Pelaksanaan interview insiden
- Catat kondisi lingkungan jadwal interview - Review/Revisi SoE Awal
- Catat siapa yang terlibat, minta orang - Penentuan jadwal meeting tim - Analisa kesalahan/perubahan disetiap
terlibat mengisi form saksi - Penentuan batas pembuatan laporan event~Snap Chart
- Penentuan tingkat risiko Insiden investigasi - Penyusunan Why Tree Analysis
- Pembuatan & pengiriman notifikasi insiden - Perlu Investigasi lebih lanjut ?

STEP 7 STEP 6 STEP 4 & 5


PELAPORAN SITE REVIEW PENENTUAN PENYEBAB &
PENYUSUNAN REKOMENDASI

- Lengkapi laporan - Siapkan dokumen & fakta pendukung - Tentukan satu penyebab di Why Tree
- Distribusi laporan - Tentukan siapa yang diundang untuk Analysis – langsung buat rekomendasi
- Input ke PHASES review - Uji rekomendasi dengan Kr, Bi, Ja, Wa,
- Lakukan Review Pe, Al
- Perbaiki rekomendasi (bila perlu) - Identifikasi Rekomendasi yang dibuat –
apakah bisa mengcover penyebab
lainnya; jika sdh mengcover coret
penyebab yang tercover rekomendasi
- Klasifikasikan Penyebab berdasar SCAT
(UA, UC, JF, PF) dan berdasar Taproot
(H, E, D, O) serta berdasar PEEPO

96
Report workplace hazards and accidents

Penutupan Kasus Insiden

Close out atau penutupan kasus insiden memerlukan:


 Notifikasi internal & eksternal yang perlu - telah dilaksanakan
 Proses Investigasi Insiden sudah dinyatakan selesai
 Laporan Investigasi Insiden disusun dan didistribusikan
 Rekomendasi / Tindakan untuk mencegah terulang kembalinya insiden
sudah atau sedang dilakukan
 Penutup kasus insiden – sesuai dengan matriks tingkat investigasi

97
Follow emergency procedures

3.1 Appropriate personnel and emergency services

Personel dan layanan darurat


Prosedur darurat harus dikembangkan untuk
masing-masing proyek untuk memastikan
bahwa kesiapan dan tanggapan terhadap
berbagai kecelakaan dan situasi darurat, dan
untuk mencegah dan mengurangi dampak
lingkungan yang mungkin terkait dengannya
dilaksanakan dengan cara yang seragam dan
terkontrol.

98
Follow emergency procedures

Tanggap Darurat
 Identifikasi potensi situasi darurat;
• Potensi Kejadian Darurat: Kebakaran; Peledakan; Tumpahan bahan kimia/gas
berbahaya; Cidera serius; Bencana Alam; Kerusuhan massa
 Penyusunan Rencana Tanggap Darurat
• Penyusunan Prosedur Tanggap darurat
• Penyusunan Tim Tanggap Darurat (ERT)
• Pengadaan Sarana-Prasarana Tanggap Darurat
• Pelatihan Tim Tanggap Darurat
 Kesiapsiagaan Tanggap Darurat
• Pelaksanaan drill/latihan tanggap darurat & tindak lanjut perbaikan
• Laporan/Informasi saat menemukan keadaan darurat (Nama & Identitas
pelapor; Jenis kejadian; Lokasi kejadian; Jumlah korban & keparahan; Bantuan
yang diperlukan)

99
Follow emergency procedures

Site Emergency
Site Emergency Procedure shall clearly identify:
• Emergency contact numbers • Muster Points
• Local Medical /Hospital numbers • Site Evacuation routes
• Emergency services numbers (ambulance, Fire
Brigade etc)

100
Follow emergency procedures

3.2 Emergency and evacuation procedures

SITUASI DARURAT

JIKA ANDA MENGALAMI KEADAAN DARURAT,


APA YANG HARUS ANDA LAKUKAN?
101
Follow emergency procedures

In case of emergency

TO AVOID PANIC • Stop your activities Shut Down Follow emergency access sign
Stop • Think what happen - Machine
Think - Electric equipment
Evacuate - Etc
Procedure

ABANDON AREA

Go to the MP Don’t Leave Leave the


nearest with MP and area as per
your work waiting instruction
activities instruction Project
from MP Manger
Coordinator
102
Follow emergency procedures
Tanggap Darurat (PTP-HSE-PR-G-0014)

Jenis-jenis Kejadian Darurat :


 Kebakaran  Insiden yang berdampak kuat
 Ledakan  Gangguan Masyarakat, Lingkungan
 Tumpahan Bahan Kimia  Kejadian darurat pada tempat yang
berdekatan
 Kebocoran gas (beracun atau mudah
terbakar  Tumpahan bahan kimia yang
signifikan
 Bencana Alam
103
Follow emergency procedures
Tanggap Darurat (PTP-HSE-PR-G-0014)

Prosedur Umum:

 Aktifkan tanda/alarm emergency;


 Warden setempat segera memandu seluruh orang yang berada dilokasi untuk
menuju ketempat berkumpul (muster point) yang telah ditentukan;
 Saat menuju tempat berkumpul; pastikan orang-orang berjalan dengan tertib,
tidak sambil menggunakan radio atau telphone/HP;
 Lakukan penghitungan/absen orang-orang yang berada ditempat berkumpul
(jangan sampai ada yang tersisa dilokasi kejadian)-Jika lengkap, instruksikan
untuk tetap menunggu di tempat berkumpul sampai ada instruksi lebih lanjut;
 Pastikan pintu masuk ke area insiden dijaga dan semua petugas tanggap
darurat menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab 104
Follow emergency procedures
Pelaporan (PTP-HSE-PR-G-0014)

Hubungi Nomor/Chanel Emergency, Sebutkan :

 Nama & Identitas Diri Anda (Pelapor);


 Insiden / Jenis Emergency yang terjadi;
 Lokasi Insiden (bila perlu-lengkap dengan akses jalan
menuju ke lokasi insiden);
 Jumlah Korban (jika ada) dan kondisinya
 Bantuan yang diperlukan
……………… ( …….……… )
EMERGENCY CALL: …….. Project
……………… ( …….……… )
105
Follow emergency procedures

3.3 Company evacuation procedures

Procedure Reporting Emergency

Witness
Example

Emergency… Emergency… Emergency

Reporting emergency petro base Call / Radio - CHANNEL #11 (PETROBASE)


- 0811-5822-959
Sebutkan :
- Nama
- Lokasi
- Kejadian
- Bantuan yang dibutuhkan
HSE Department

ERT Team

106
Follow emergency procedures
Investigasi & Pelaporan Insiden

(PTP-HSE-PR-G-0005) Tata Cara Pelaporan Nearmiss


Near Miss terjadi

YES

Perlu penangan segara ? Berikan bantuan

NO

Buat Laporan Nearmiss

Lakukan Analisa resiko

Laporkan ke Pengawas

Analisa penyebab nearmiss

Tindakan pencegahan

Input ke PHASES
Kirim nearmiss card ke HSE

107
Follow emergency procedures
Investigasi & Pelaporan Insiden
(PTP-HSE-PR-G-0005) Tata Cara Pelaporan Kecelakaan
Kecelakaan terjadi

Berikan Bantuan Segera YES


- Amankan Lokasi Perlu penanganan
- Contact emergency segera ?
- Dll

NO

Info ke Supervisor/
Responsible manager &
Site HSE

• Menentukan Initial Risk Level


• Info ke orang yang berwewenang Telephone &
• Fill Incident report Part A Confirmation email
• Input into PHASES

Investigation Coordinator
Mereview Risk Level 108
Follow emergency procedures
(PTP-HSE-PR-G-0005) Form Pelaporan Kecelakaan

109
Follow emergency procedures
Investigasi & Pelaporan Insiden
Form Pelaporan Kecelakaan

110
Follow emergency procedures
(PTP-HSE-PR-G-0005) Investigasi & Pelaporan Insiden

Matriks Notifikasi Insiden

111
Follow emergency procedures
(PTP-HSE-PR-G-0005) Investigasi & Pelaporan Insiden

112
Follow emergency procedures

Are emergency No
Provide First Aid assistance
service required?

Yes

Emergency Coordinator determines:


Incident reported to the
• location & nature of the emergency
Emergency Coordinator
• contacts emergency services

Supervisor to remain at the scene


and provide assistance as directed

Does the event require notification to No Refer to CORP-HSE-PR-05


Incident to be reported
regulatory authority? Incident / Injury Reporting
Yes
Safety Manager to contact
appropriate personnel
within 24 hours

Refer to CORP-HSE-PR-06
Commence investigations
Incident / Injury Investigation

113
OHS in the work environment
EMERGENCY COORDINATION SITE EMERGENCY PLAN
EMERGENCY COMMAND LOGISTIC
CENTER

INFORMATION

EXTERNAL COMMUNICATION ON SCANE COMMANDER


PLANNING

ER ADVISOR

POB ER COORDINATOR
2 WAY COMMUNICATION
(RESOURCE, PLAN, WEATHER, ETC)
POLICE
UPDATE EMERGENCY STATUS ON
STAGE
ALERT + ALARM + PA
ECC MEMBER EXT. FIRE FIGHTING

MUSTERING POB HOSPITAL

COMMAND UNDER ERT CHIEF


COLLECTDETILE INFORMATION
REGARDING THE INCIDENT
EVECUATION MP

INITIAL BRIEFING ECC MEMBER MOBILIZE ERT

ICS, SIZE-UP, OPERATION ERT CHIEF

GATHERING AND HEAD COUNT AT


ERT LEADER
ERT STSTION

1 2 3
SEARCH AND RESCUE INTERVENTION ON SCANE
COLLECT DATA INFORMATION

Y - CHECK WIND DIRECTION


PREPARE ERT WITH COMPLATE FIFI CONTACT SUPPORT AND
PROCEEDTO - GAS DETECTOR
AND RESCUE EQUIPMENT ADDITIONAL TEAM SEARCH AND
LOCATION - FIFI BY FIRE NETWORK
RESCUE
- EVACUATION
N
114

Anda mungkin juga menyukai