Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

ETIKA PROFESI

KEBAJIKAN

DISUSUN OLEH :

IFFAH NURFAIZ 155100907111017


CHRISMA VIRGINIA 155100907111019
ILZAM MAHENDRA 155100907111021
CHERISSA WAHYU 155100907111023

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


JURUSAN KETEKNIKKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
BAB I
PENAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan
1.3 Rumusan Masalah

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Kebajikan
Setiap akan memdefinisikan kebajikan, maka tidak lepas akan dari empat hal, yaitu :
1. Kebiasaan (habit) merupakan kualitas kejiwaan, keadaan yang tepat, sehingga
memudahkan pelaksanaan perbutan.
Kebiasan di sebut juga Kodrat yang kedua. Ulangan perbuatan memperkuat kebiasaan,
sedangkan meninggalkan suatu perbuatan atau melakukan perbuatan yang bertentangan akan
melenyapkan kebiasaan.
Kebiasaan dalam pengertian yang sebenarnya hanya ditentukan pada manusia, karena hanya
manusia yang dapat dengan sengaja, bebas, mengarahkan kegiatan.
2. Kebiasaan yang dari sudut kesusilaan baik dinamakan kebajikan(virtue), sedangkan yang
jahat, buruk, dinamakan kejahatan (vice).
Kebajikan adalah kebiasaan yang menyempurnakan manusia. Selain itu, kebajikan
adalah pengetahuan, kejahatan ketidak tahuan. Tidak ada orang berbuat jahat atas suka rela
(Socrates).
Keinginan manusia dapat menetang akal, dan akal tidak mempunyai kekuasaan mutlak atas
keinginan, kecuali kekuasaan tidak langsung. Keinginan harus dilatih untuk tunduk pada budi
(Aristoteles).
3. Kebajikan budi menyempurnakan akal menjadi alat yang baik untuk menerima pengetahuan.
Bagi budi spekulatif kebajikan disebut pengertian, pengetahuan. Bagi budi praktis disebut
kepandaian, kebijaksanaan.
Kebajikan kesusilaan menyempurnakan keinginan, yaitu dengan cara tengah.
4. Kebajikan pokok, kebajikan susila yang terpenting, meliputi :
Menuntut keputusan budi yang benar guna memilih alat-alat dengan tepat untuk tujuan yang
bernilai (kebijaksanaan).
Pengendalaian keingininan kepada kepuasan badaniah(pertahanan/pengendalian hawa nafsu
inderawi).
Tidak menyingkir dari kesulitan(kekuatan).
Memberikan hak kepada yang memilikinya (keadilan)

Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada


hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma
agama dan etika. Makna kebajikan Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia
itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Manusia
merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling membutuhkan, saling
menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai,
saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya. Sebagai mahluk pribadi, manusia dapat
menentukan sendiri apa yang baik dan apa yang buruk. Baik buruk itu ditentukan oleh suara
hati. Suara hati adalah semacam bisikan di dalam hati yang mendesak seseorang, untuk
menimbang dan menentukan baik buruknya suatu perbuatan, tindakan atau tingkah laku.

2.2 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kebajikan


Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap orang ada tiga hal: Pertama faktor
pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan.
Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang adalah lingkungan (environment).
Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang adalah pengalaman yang khas yang
pemah diperoleh. SUMBER : dwiariyanilylaku.blogspot.com//manusia-dan-pandangan-
hidup.html H. Jelaskan makna kebajikan Makna kebajikan Manusia berbuat baik, karena
menurut kodratnya manusia itu baik, mahluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia
cenderung berbuat baik Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan
badan. Manusia merupakan mahluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling
membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat. Sebaliknya
pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya. SUMBER :
dwiariyanilylaku.blogspot.com//manusia-dan-pandangan-hidup.html I. Sebutkan faktor-faktor
yang menentukan tingkah laku seseorang Faktor-faktor yang menentukan tingkah laku setiap
orang ada tiga hal: Pertama faktor pembawaan (heriditas) yang telah ditentukan pada waktu
seseorang masih dalam kandungan. Faktor kedua yang menentukan tingkah laku seseorang
adalah lingkungan (environment). Faktor ketiga yang menentukan tingkah laku seseorang
adalah pengalaman yang khas yang pemah diperoleh.
ENDER
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Apa pengertian kebajikan

Etika kebajikan (virtue ethics) yang mengutamakan karakter moral seseorang sebagai
kekuatan pendorong perilaku etis tertentu. Dalam etika Aristotelian, sebagai kajian pertama
tentang etik dalam sejarah, faktor karakter moral ini juga menempati kedudukan utama
mengenai bagaimana seseorang mencapai derajat terbaik dalam hidupnya. Aristoteles percaya
bahwa tujuan hidup manusia haruslah untuk hidup baik dan mencapai eudaimonia, yang
berarti "well-being" atau "happiness". Hal ini dapat dicapai dengan dimilikinya kemuliaan
karakter (virtuous character), atau ditakdirkan mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang baik dan
sempurna. Di antara pandangan Aristoteles yang sangat populer mengenai hal ini disebut
Nicomachean Ethics7 dan Eudemian Ethics8. Di samping itu, ada pula pandangan etik yang
disebut Magna Moralia9.

3.2 Apa perbedaan kebajikan dengan kebaikan

Menururut agama budha sebenarnya keduanya berbeda karena kebajikan, sebaik


apapun itu, akan tetap saja mengikat kita ke Sasra, sementara kusala akan membawa kita
keluar dari Sasra. Tetapi ketika persembahan dilakukan, disusun dengan rapi, diberikan
kepada Sagha, akan menghasilkan kebaikan buat mereka untuk jangka waktu yang panjang,
dan bermanfaat buat mereka sekarang juga. Seseorang harus benar-benar melatih diri dalam
kebajikan Yang membuahkan kebahagiaan yang berlangsung lama (yakni) memberi (dna),
perilaku yang harmonis dan mengembangkan batin yang penuh cinta-kasih. Dan meurut agama
budha ada 3 landasan untuk melakukan kebajikan yaitu :

1)Landasan untuk berbuat kebajikan melalui memberi (Dna maya),


2)Landasan untuk berbuat kebajikan melalui moralitas (Sla maya),
3)Landasan untuk menanam kebajikan melalui pengembangan-batin (Bhvan maya).

3.3 Apakah contoh aplikasi penerapan kebajikan dalam kehidupan?

Kebajikan pun bisa diterapkan pada interaksi antar sesama manusia. Di antaranya yaitu
dengan selalu bersikap jujur, tolong menolong, suka bersedekah, dan selalu berusaha buat
mengendalikan diri.

1. Khusyu

Hubungan manusia dengan Allah SWT akan tercipta melalui serangkaian ibadah nan dilakukan
sebagai wujud ketaatan manusia terhadap Tuhannya. Oleh sebab itu, setiap ibadah harus
dilakukan dengan khusyu atau bersungguh-sungguh.

Beribadah tak boleh dikerjakan dengan main-main. Agar bisa mencapai kekhusyuan dalam
beribadah perlu ditanamkan perasaan takut dan tunduk kepada Allah SWT. Perasaan ini harus
senantiasa tumbuh dalam hati setiap hamba-Nya.
2. Ikhlas

Bersikap ikhlas artinya selalu melakukan sesuatu semata-mata hanya buat mengharapkan
ridha Allah. Segala bentuk ibadah ataupun amalan harus dilakukan dengan ikhlas. Manusia
akan masuk ke dalam orang-orang nan celaka dan merugi jika amalannya tak dilakukan dengan
ikhlas. Jika tak ikhlas maka amalannya akan menjadi sia-sia sebab Allah tak akan menerima
amalan tersebut.

3. Bersyukur

Dengan selalu bersyukur dalam setiap kehidupannya, berarti manusia itu telah mengakui
bahwa Allah merupakan loka kembalinya segala urusan. Hanya Dia nan berkuasa dalam segala
sesuatu nan terjadi di muka bumi ini.

Bersyukur harus selalu dilakukan atas semua hal nan telah diterima tanpa harus melihat
jumlahnya. Jika tak bersyukur, maka manusia tersebut akan dimasukkan ke dalam golongan
orang-orang nan kufur terhadap nikmat Allah.

4. Jujur

Apabila manusia selalu bersikap jujur dalam kehidupan sehari-harinya, hal ini tentu akan
membuat orang lain menjadi aman. Sifat jujur ini merupakan salah satu sifat nan dimiliki oleh
Rasulullah saw. Selain itu, sifat ini juga wajib dimiliki oleh masing-masing umat Islam. Salah
satu contoh sifat jujur yaitu mau mengakui kesalahan nan dilakukan.

5. Saling Berbagi

Sikap saling berbagi merupakan sikap nan dianjurkan di dalam ajaran agama Islam. Dengan
berbagi terhadap sesama, maka manusia telah membelanjakan hartanya di jalan Allah SWT.
Tidak ada sedikitpun keinginan buat mendapatkan balasan dari orang nan kita bagikan rezeki.
Tetapi di dalam niatnya hanya mengharapkan pahala kebajikan dari Allah SWT.

6. Mengendalikan diri

Pengendalian diri berhubungan erat dengan nafsu manusia. Manusia dikatakan dapat
mengendalikan diri jika ia mampu menahan hawa nafsunya. Menahan hawa nafsu memang
merupakan pekerjaan nan sulit dilakukan. Akan tetapi, dengan menahan nafsu, akan
memberikan pengaruh positif terhadap keadaan jiwa manusia. Kita juga akan terhindar dari hal-
hal nan bersifat negatif.

7. Pemaaf

Manusia tak akan pernah alpa dari perbuatan salah dan khilaf. Maka, apabila orang lain telah
berbuat sesuatu sebab ia khilaf maka maafkanlah. Allah sendiri selalu memaafkan kesalahan
hamba-Nya. Manusia pun harus saling memafkan sesamanya dan jangan menjadi orang nan
pendendam.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai