Ketika screening kepanitiaan atau open recruitment organisasi tertentu,
kita sering dihadapkan dengan berbagai pertanyaan studi kasus di dalam kepanitiaan atau organisasi tersebut. Hal pertama yang ditanyakan adalah, kelebihan dan kekurangan diri, komitmen dalam organisasi, kemudian studi kasus di lapangan saat kita harus dipaksa untuk mengambil keputusan yang tepat dengan cepat. Jawaban kita bukan selayaknya hanya di mulut saja, namun realisasinya itu yang penting. Seringkali ketika kita mulai masuk dalam organisasi, organisasi tersebut menjagokan konsep kekeluargaan sebagai asas organisasi tersebut. Bagi mereka, kekeluargaan itu jauh lebih penting dalam membangun organisasi. Sebenarnya, jika hanya konsep kekeluargaan yang diterapkan dalam organisasi, pasti organisasi tersebut akan sulit untuk maju. Profesional, apa yang ada di pikiran kita saat mendengar kata tersebut. Eringkali kita ketika bekerja dalam kepanitiaan kita dituntut untuk profesional. Sebenarnya apakah arti profesional yang sebenarnya? Banyak orang yang salah mengerti bahwa profesional sangatlah bertentangan dengan konsep kekeluargaan. Profesional, berkaitan dengan kapabilitas seseorang untuk memanage dirinya. Memanage dirinya dalam arti mengatur waktunya sendiri, memilah mana yang jadi prioritas yang paling penting, juga dapat menempatkan dirinya sesuai tempatnya. Profesional juga dapat diartikan bertanggung jawab sesuai porsi yang telah diberikan. Misalnya, porsi sebagai seorang kepala dengan seorang staf tentu sudah berbeda. Dapat dikatakan kalau profesional itu adil dalam membagi tugas sesuai porsi kemampuan masing-masing orang karena setiap orang punya kapabilitas yang berbeda-beda. Sebenarnya, mana yang harus dipilih? Profesional dahulu atau kekeluargaan dahulu? Seringkali banyak pemimpin yang bingung harus membawa organisasi mereka dengan konsep yang mana. KEDUANYA sama-sama penting dan harus sinergis. Bayangkan betapa mengerikannya organisasi yang hanya mengusung keprofesionalitasannya saja? Hampir seperti pabrik yang sekedar menghasilkan laba yang besar dengan tidak memerhatikan kesejahteraan buruhnya.
Namun, organisasi yang hanya mengusung kekeluargaan saja juga tidak
baik. Organisasi yang hanya mengusung kekeluargaan sama saja dengan geng bermain. Di saat waktunya mengerjakan jobdesc yang sudah diberikan, target tidak tercapai sehingga waktu pengerjaan menjadi molor. Dalam membentuk kepanitiaan dan organisasi di awal diperlukan konsep kekeluargaan untuk membuat anggotanya menjadi nyaman di dalam organisasi tersebut. Setelah itu, ketika dirasa anggota tersebut dapat diberikan kepercayaan, sistem profesional barulah dijalankan. Hal ini dapat mengembangkan setiap anggota dalam kepanitiaan atau organisasi tersebut namun tetap tidak melupakan ikatan kekeluargaan dalam organisasi
SEJARAH BERDIRIYA ARSC
Agritech Research and Study Club (ARSC) merupakan Lembaga Otonom Fakultas Teknologi Pertanian. Lembaga ini berdiri secara resmi pada tanggal 4 Februari 2004. ARSC diresmikan oleh Prof. Dr. Ir. Simon B. Widjanarko, M. App. Sc. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian bersamaan dengan launching dan Diklat Karya Tulis Ilmiah di Gedung Widya Loka Unibraw. ARSC dibentuk dari suatu pemikiran bahwa mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian memiliki interest yang cukup besar dalam bidang keilmiahan. Hal ini dibuktikan dari banyaknya mahasiswa yang aktif dalam setiap event ilmiah. Partisipasi mahasiswa FTP perlu dimanajemen dengan baik melalui suatu wadah yang mampu mengembangkan kemauan, kapasitas, dan kapabilitasnya secara optimal. Maka dibentuklah ARSC sebagai organisasi untuk mewadahi mahasiswa FTP untuk mengembangkan kemampuan dalam penulisan karya ilmiah. Untuk menampung partisipasi seluruh warga Teknologi Pertanian, maka dibentuklah koordinator yang menjadi perwakilan setiap jurusan. Koordinator tersebut terpilih secara aklamasi berdasarkan kesepakatan para aktivis karya ilmiah dari seluruh jurusan. Koordinator yang terbentuk diharapkan mampu menyuarakan secara obyektif kehendak dan pola pikir mahasiswa jurusan. Untuk selanjutnya, koordinator inilah yang aktif berperan dalam merintis secara total perkembangan ARSC sejak tahap awal berdiri sampai berlangsungnya roda kepengurusan. Setelah terpilihnya formatur, rapat diarahkan berdasarkan kebijakan dan keputusan formatur disertai dengan pertimbangan mide formatur.