Anda di halaman 1dari 2

Riset dan Teknologi

1. Gambarkan bagan sistem instalasi pengolahan air minum (ipam)!

(Astari dan Iqbal, 2009)

2. Jelaskan masing-masing bagian-bagiannya dengan singkat!


Menurut Astari dan Iqbal (2009) sistem instalasi pengolahan air minum adalah sbb
1) Pos air baku
Air dari berbagai sumber mengalami proses pendahuluan pada pos ini berupa aerasi,
filtrasi, dan klorinasi kemudian dicampur dengan air PDAM. Setelah itu air disalurkan
ke menara air.
2) Pos ozonisasi
Pada pos ini air mengalami oksidasi oleh ozone untuk mendesinfektan air,
menghilangkan bau, warna, dan rasa. Serta alga, bakteri, dan segala macam polutan
dari pestisida disterilkan dengan ozone.
3) Pos media filter
Pada pos ini dilakukan filtrasi awal dengan media silica sand dan karbon aktif untuk
membersihkan larutan dan menghilangkan warna, bau, rasa, dan polutan lain yang
ada di air.
4) Pos Mikrofilter
Pada pos ini air dilewatkan pada membran mikrofilter yang memiliki ukuran pori 1 -
10 μm untuk menyaring partikel yang ukurannya > 0.1 mm sebelum mengalami
reverse osmosis.
5) Pos Ultrafilter
Pada pos ini air dilewatkan pada membran ultrafilter untuk menghilangkan partikel
seperti virus dan dan zat organik dengan ukuran 0,001-0,1 μm sebelum mengalami
reverse osmosis
6) Pos Reverse Osmosis
Pada pos ini air dilewatkan pada membran semipermeable dengan memberikan
tekanan tinggi (50-60 PSI) yang jauh melampaui tekanan pada proses osmosis
sehingga terjadi proses osmosis terbalik pada air dari kepekatan tinggi menuju
kepekatan rendah. Proses ini bertujuan untuk menyaring kontaminan berupa
mineral anorganik yang masih terlarut dalam air dengan ukuran 0.0001 mikron.
7) Pos Ultraviolet
Pada pos ini air diradiasikan dengan sinar ultraviolet untuk mendesinfektan air
dengan cara menginaktifkan organisme yang masih tertinggal pada air.
3. Bagaimana cara pengolahan limbah lumpur bor pada aktivitas pengeboran minyak onshore
maupun offshore?

Salah satu metode pengolahan limbah lumpur bor pada aktivitas pengeboran minyak
onshore maupun offshore yang diterapkan oleh PT Chevron adalah CMTF (Centralized Mud
Treatment Facility) dengan mengubah limbah lumpur bor menjadi paving block. Limbah
lumpur bor ditampung pada kolam dan disedimentasikan. Cairan pada kolam akan disedot
untuk diolah ke CMTF sedangkan sedimen pada kolam akan ditimbun. Limbah lumpur bor
selanjutnya akan disolidifikasi. Proses ini diawali dengan menampung mud cake di tangka
ekualisasi. Mud cake kemudian mengalami dua kali proses pengadukan cepat dan sekali
proses pengadukan lambat. Limbah ini kemudian mengalami dua kali proses sedimentasi
kemudian difiltrasi oleh pasir dan karbon. Lalu limbah diendapkan dan difiltrasi dengan
multimedia filter dan dialirkan ke tangki control. Limbah kemudian mengalami proses
reverse osmosis dan menghasilkan air yang siap disalurkan ke kanal dan sudah memenuhi
baku mutu. Setelah itu padatan ditampung di tangki solid. Lalu menuju tangki thickener dan
mengalami proses belt filter press dan menghasilkan padatan berupa sludge cake untuk
dibuat paving block sebagai batako untuk membangun kantor (Stiyawardani, 2011)

Daftar Pustaka

Astari, Rahmita, Rofiq Iqbal. 2009. KUALITAS AIR DAN KINERJA UNIT PENGOLAHAN DI
INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM ITB. Jurnal Teknik Lingkungan.

Stiyawardani, Aisyah. 2011. KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH PASIR BERMINYAK, LUMPUR


BOR DAN TANAH TERKONTAMINASI MINYAK PADA PROSES EKSPLOITASI MINYAK
BUMI (STUDI KASUS : PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA). Jurnal Teknik Lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai