Anda di halaman 1dari 8

ICBS (Integrated Citra Branding System Sharia Crowdfunding) Sebagai Akselerator

Kreatifitas Ekonomi Industri Kreatif Masyarakat Berbasis Gotong Royong Masyarakat


Oleh: Emerald Falah Brayoga, Ulfatu Mahmuda, Chrisma Virginia
Universitas Brawijaya

Pendahuluan
Hingga memasuki 71 tahun semenjak proklamasi kemerdekaan, Indonesia masih
dihadapkan pada berbagai masalah sosial ekonomi, utamanya kemiskinan dan pengangguran.
Presentase penduduk miskin masih dikisaran 11,37 persen dengan tingkat pengangguran terbuka
sebesar 5,81%1. Sejarah telah mencatat bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi
katup penyelamat bagi pemulihan ekonomi bangsa pasca-krisis di tahun 1997, karena
kemampuannya menyerap tenaga kerja dan memberi sumbangan pada pemerintah setempat.
Dalam jangka waktu lima tahun terakhir, kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) selalu di atas 50 persen, peran UMKM dalam penyerapan tenaga kerjapun selalu di angka
90 persen2.
Menurut Hardiman, UMKM lokal di Indonesia memiliki kontribusi nyata terhadap
sumbangsihnya pada Indonesia, Hal ini paling tidak dapat dilihat dari (1) kedudukannya sebagai
pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja terbesar,
(3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat,
(4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran
melalui kegiatan ekspor masyarakat sehingga mengurangi kemiskinan.
Dibalik peran besar UMKM bagi perekonomian Indonesia, pemilik UMKM masih sering
mengalami kendala tertentu dalam pengembanganya. Seperti akses permodalan misalnya.
Akibatnya, UMKM kesulitan dalam meningkatkan kapasitas usahanya atau mengembangkan
produk untuk mampu bersaing. Sebagian besar UMKM belum cukup tersentuh oleh pelayanan
lembaga keuangan formal (bank). Sehingga tidak sedikit dari UMKM terpaksa memanfaatkan jasa
lembaga keuangan mikro yang tradisional -meskipun dengan beban dan resiko yang cukup
memberatkan- demi mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Kualitas sumber daya

1
BPS. Tingkat Pengangguran Terbuka masih 5,81 Persen. 2015
http://www.bps.go.id/brs/view/id/1139 diakses pada 20 Januari 2017.
2
Hardiman, V. Kontribusi UMKM Terhadap PDB Selalu diatas 50 Persen. 2015
manusia pada UMKM juga masih rendah serta minimnya pengetahuan dan kompetensi
kewirausahaan mengakibatkan rendahnya produktivitas usaha dan tenaga kerja. Hal tersebut juga
tampak pada ketidakmampuan mereka dalam hal manajemen usaha, terutama dalam hal tata tertib
pencatatan atau pembukuan. Selain itu, banyak UMKM yang belum memiliki badan hukum yang
jelas3. Sebagian UMKM juga kurang memiliki pengetahuan tentang aspek legalitas dan perizinan,
termasuk persyaratan yang harus dipenuhi dan prosedur yang ditempuh dalam proses
pengurusannya4. Selain itu, dibutuhkan juga tenaga pendamping di lapangan sebagai layanan
konsultasi dan pendampingan. Dengan demikian, kehadiran fasilitator lembaga pengembangan
UMKM sangat dibutuhkan guna menunjang kualitas produk lokal yang 3B (bermutu, bernilai,
berkualitas).
Integrasi permasalahan dan sumberdaya yang tepat yaitu keterbatasan kemampuan UMKM
dan perkembangan teknologi, ternyata dapat menjadi gagasan inovatif berupa ICBS . ICBS
membantu mengurai permasalahan permodalan melalui platform crowdfunding, maupun
permasalahan pemasaran melalui citra branding. ICBS c ialah integrated citra branding system
sharia crowdfunding. Inovasi ini memadukan konsep pengembangan produk melalui citra
branding dengan sistem akses permodalan melalui platform sharia crowdfunding. Dimana
crowdfunding konvensional pada umumnya diolah kembangkan sesuai sariah dengan memberi
pembekalan citra branding terhadap penerima funding. Pembekalan citra branding akan fokus
pada cara membangun brand yang sesungguhnya pada produk yang digerakkan melalui kerjasama
dengan tim crowdfunding secara langsung dalam beberapa tahapan. Sehingga diharapkan
perkembangan produksi UMKM semakin meningkat dengan peningkatan kualitas tampilan
produk secara visual.
Gagasan penulisan ICBS c ini bertujuan sebagai inovasi alternatif sumber pendanaan bagi
mereka yang secara memiliki ide-ide bisnis ataupun kreatifitas namun tidak memiliki kemampuan
permodalan yang cukup melalui proses yang shariah. Selain permodalan dan produk yang
dihasilkan dalam kategori halal, diperlukan stimulus pemasaran produk UMKM. Dalam
meningkatkan pemasaran dan penjualan produk, ICBS c juga mewadahi peran citra branding
terhadap project UMKM yang telah mencapai target pendanaan. Sehingga ICBS c turut berperan

3
Agus Rahmat M, dkk. Perancangan Maskot Sebagai Cinderamata Dalam Upaya “Branding” Itenas. Itenas.
Bandung. 2013
4
Buchori Z. Wacana Desain, Karya dan Pemikiran Imam Buchori Zarnudin, Penerbit ITB. 2006
dalam mewabahkan produk lokal berkualitas dengan kemasan produk serta stategi branding
menarik melalui pembekalan citra branding. Secara khususnya, ICBS c bertujuan dalam
implementasi akad syariah dalam meningkatkan kelangsungan industri kreatif di Indonesia.
Fenomena Crowdfunding di Indonesia
Perkembangan teknologi yang sangat pesat selama beberapa waktu terakhir kemudian
banyak ikut membantu menyelesaikan problematika-problematika yang ada. Crowdfunding
muncul sebagai inovasi jawaban persoalan sosial-ekonomi melalui mekanisme pengumpulan dana
berbasis teknologi. Crowdfunding bertujuan menjadi alternatif sumber pendanaan bagi mereka
yang memiliki ide-ide bisnis ataupun kreatifitas namun tidak memiliki kemampuan permodalan
yang cukup5.
Pada perkembangannya UK Crowdfounding Association (CFA) membagi model dari
crowdfunding menjadi empat jenis. Yaitu model donasi, penghargaan, peminjaman, dan ekuitas.
Sistem crowdfunding biasanya dilakukan melalui internet, untuk mendukung proyek atau bisnis
yang diinisiasi oleh seseorang atau sekelompok orang lainnya6. Komunitas sosial yang bergerak
melalui sistem crowdfunding di Indonesia juga sudah tersedia seperti Bursaide.com,
Wujudkan.com dan Patungan.net.
Pada implementasinya, crowdfunding biasanya dimulai dengan input proposal berupa
penjelasan singkat mengenai project dan kebutuhan pemilik ide. Melalui platform terkait,
dikumpulkan funding dengan batasan waktu tertentu. Jika target dana tercapai, maka
crowdfunding akan mencairkan dana. Namun bila target tidak tercapai, maka dana akan
dikembalikan pada pemodal berdasar nominal yang dikirim.
Adapun metode yang digunakan dalam pemaparan gagasan ICBS c ini adalah metode
deskriptif melalui analisis secara komparatif terhadap kondisi yang telah dan sedang terjadi.
Metode deskriptif ialah metode dalam meneliti suatu objek, set kondisi, atau kelas peristiwa pada
masa sekarang7. Tujuanya ialah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis deskriptif
digunakan untuk menjelaskan gambaran keadaan UMKM dan fenomena crowdfunding.
Pendekatan komparatif sendiri merupakan pembandingan keberadaan suatu variabel terhadap

5
http://www.kemenkeu.go.id/Artikel/konsep-crowdfunding-untuk-pendanaan-infrastruktur-di-indonesia diakses
pada 20 Januari 2017
6
Freeman, David, et. al. A Brief History of Crowdfunding. 2015
7
Bungin, Burhan. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
variabel lain yang berbeda. Dalam hal ini pendekatan komparatif dilakukan antara crowdfunding
secara konvesional dengan sharia crowdfunding citra branding system.
Sharia Crowdfunding
Potensi perkembangan crowdfunding dalam penyelesaian dana diperkirakan semakin
meningkat8. Hal ini dipengaruhi oleh penyebaran pengetahuan generasi masa kini yang semakin
solutif dan terus bergerak untuk maju. Akan tetapi crowdfunding selama ini bebas digunakan
dalam transaksi apapun. Crowdfunding juga belum bisa mendongkrak UMKM Indonesia untuk
lebih optimalkan potensi. Terlebih belum terdapat kepastian bahwa crowdfunding terbebas dari
praktik riba.
Sedang Indonesia, masih menjadi negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam9.
Potensi sumber daya manusia dengan kesamaan latar belakang seharusnya dapat dikembangkan
untuk saling membantu dalam ukhwah. Seharusnya, mayoritas tersebut menjadi social capital bagi
umat muslim Indonesia pada modal tak terlihat (intangible asset)10. Dalam meningkatkan kekuatan
ekonomi muslim serta menjaga kegiatan ekonomi dalam naungan Islam, maka perlu adanya
implementasi akad syariah. Melalui ICBS c diharapkan terciptanya rantai ekonomi yang menekan
kesenjangan dan sesuai dengan akad syariah Islam.
Sharia crowdfunding merupakan crowdfunding berbasis Islam dalam setiap tahapan-
tahapanya. Sehingga mulai dari proyek yang ditawarkan serta sumber dana masuk ialah hal yang
halal dan diizinkan oleh agama Islam. Dalam menentukan halal dari suatu proyek atau produk
maupun dana pembiayaan proyek dari maka diperlukan adanya Dewan Pengawas Syariah. Guna
dari Dewan Pengawas Syariah yang disediakan platform ialah untuk memastikan bahwa uang
yang akan ditawarkan untuk membiayai proyek atau produk adalah halal. Oleh sebab itu,
diperlukan bagi pemilik uang (calon pemberi dana) untuk mengisi formulir deklarasi kehalalan
uang yang adan diberikan sebagai funding. Sehingga tugas koordinasi dan administrasi projek serta
pengumpulan dan penyaluran dana dilakukan melalui plaform sharia crowdfunding .
Pengawasan pada sharia crowdfunding serta penjagaan kepatuhan terhadap nilai-nilai
syariah (sharia compliance) dalam setiap tahapan kegiatannya, dapat dimulai dari asal dana yang

8
http://www.kemenkeu.go.id/Artikel/konsep-crowdfunding-untuk-pendanaan-infrastruktur-di-indonesia diakses
pada 20 Januari 2017
9
BPS, 2015
10
Hasbullah, Jousairi. Social Capital : Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. Jakarta: MR-United Press.
2006
dikumpulkan, proses bagaimana dana diserap dan disalurkan, hingga proses pemanfaatan dari dana
yang terkumpul itu. Sebagaimana yang kita ketahui, dalam sistem ekonomi islam terdapat prinsip-
prinsip syariah yang harus dipegang teguh, antaralain (1) Setiap transaksi harus terbebas dari unsur
riba. Dalam transaksi-transaksi yang terjadi pada sharia crowdfunding, tidak boleh diberikan
kewajiban penambahan pengembalian dana, maupun diperjanjikan suatu prosentase keuntungan
tetap tertentu. (2) Setiap transaksi harus terbebas dari unsur gharar atau tidak jelas. Hal ini
memiliki arti bahwa dana-dana yang berputar dalam sharia crowdfunding haruslah berasal dan
dipergunakan dari sumber dan kepentingan yang jelas dan halal. (3) Setiap transaksi harus terbebas
dari unsur maisir atau judi, spekulasi. Dalam kegiatan - kegiatan yang dilakukan dalam sharia
crowdfunding, tidak boleh dilakukan hal yang mengandung unsur spekulasi, judi, dan untung-
untungan. (4) Setiap kegiatan harus bertujuan keadilan dan kebermanfaatan, dan menghindari
pemaksaan.
Apabila kita telaah lebih lanjut, ternyata sistem sharia crowdfunding ini sangat sesuai
dengan nilai-nilai instrumental maupun tujuan-tujuan berkehidupan ekonomi yang dikenal dalam
Sistem Ekonomi Islam. Selain itu, apabila kita telah lebih lanjut, ternyata sistem sharia
crowdfunding ini sangat sesuai dengan nilai-nilai instrumental maupun tujuan-tujuan
berkehidupan ekonomi yang dikenal dalam Sistem Ekonomi Islam. Dengan begitu, terjadilah
kerjasama ekonomi, pembagian alokasi sumber daya (utamanya sumber daya modal) secara lebih
merata sesuai kebutuhan, dan peningkatan produktivitas sesuai cita-cita dari sistem ekonomi islam
itu sendiri.
Potensi Integrated Citra Branding System Sharia Crowdfunding pada UMKM
Dalam penerapan sharia crowdfunding terhadap UMKM diperlukan keunikan dan
kreativitas dari pemilik ide untuk mampu menyajikan tawaran start up terhadap kemungkinan
tercapainya target pendanaan. UMKM selaku pengelola dana, juga dituntut mampu memberikan
kebermanfaatan sesama. Seperti rekruitmen karyawan muslim dengan kewajiban mendirikan
perintah Allah SWT dan melakukan sunnah ajaran Nabi Muhammad SAW sesuai kebijakan
UMKM terkait. Ketentuan tersebut, menunjang konsep shariah pelakunya secara amali.
Inklusifitas permodalan dan produk menjadi indikator keberhasilan sistem ICBS .
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam sharia crowdfunding dikategorikan dalam empat
golongan yaitu, pemrakarsa proyek (Project Initiator), pemilik dana (Potensial Funders),
crowdfunding operator (Crowdfunding Operator) serta dewan syariah (Ioard of Sharia).
Sedangkan peran platform selain sebagai penengah antara pihak pemilik dana dengan pengelola
dana, yaitu menunjang UMKM dalam perbaikan branding melalui fasilitas citra branding.
Dalam pelaksanaan ICBS c, diberlakukan akad mudharabah, yaitu akad kerja sama usaha
antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha. Laba dibagi atas dasar
nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak. Akad musyarakah, yaitu akad kerja
sama antara pemilik dana dan pengelola dana untuk suatu usaha tertentu, dimana setiap pihak
memberi kontribusi dana dan kerja dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatan dan kerugian berdasarkan kontribusi dana. Oleh karena itu, investor yang memberikan
dananya dapat menerima bagi hasil dari setiap kegiatan investasi setiap bulan, baik berupa
keuntungan maupun kerugian yang dialami pengusaha sesuai dengan kesepakatan. Adapun
gambaran integrated citra branding sharia crowdfunding secara rincinya dapat dilihat pada
skema skema berikut:

Project Inisiator Crowdfunding Platform Potential Funder


Bussinesees Submit Crowdfunding Offered Project Bussinesees
Online Campaign Platform Server Online Access
People People
Money . Fee 5% Money .
Organization to Finance Project Organization
Donation, Loan
Sharia Bank

Citra Branding Service -Halal Project, Halal Money


Coorperation Gambaran Brand -Musyrokah (Investement, Donation, Equity-Based)
-Qordh
Gambar 1. Skema Incabisc dalam implementasi akad shariah
Sebagai gambaran, salah satu platform sharia crowdfunding yang bergerak dalam
membantu pengembangan UMKM berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi syariah adalah
Indves.com11. Indves.com hanya menawarkan bantuan kepada usaha-usaha yang bergerak di
sektor riil dan tidak mengandung unsur riba, gharar, maysir, penipuan, dan tindakan pemaksaan.
Indves.com telah berhasil membantu dua UMKM dengan dana terkumpul mencapai 40 juta dan 40
investor berpartisipasi. Dari sistem kerja dari yang ada Indves.com, dapat terlihat berbagai potensi
yang dapat dimanfaatkan, utamanya guna memajukan kesejahteraan masyarakat.
Desain produk merupakan salah satu langkah inovasi pada product life cycle untuk
menghindari produk mengalami degradasi dan mati. Pada umumnya tampilan visual yang

11
Indves.com
berpenampilan unik, memiliki estetika dan ergonomis menjadi pilihan konsumen12. Namun jika
unik dan berestetika tersebut memakan biaya produksi yang berlebihan dan dianggap pemborosan,
maka desain produk tersebut dianggap tidak bisa diproduksi. Maka mulai tahap kemasan perlu
disiapkan alternatif desain dan komponen komplemeter lain untuk mengantisipasi penolakan
desain dan gagalnya produk dipasar serta kerugian pada perhitungan biaya produksinya.

Dalam menunjang permasalahan branding produk UMKM tersebut, ICBS c memiliki


konsep berupa integrasi citra branding. Perlu untuk diketahui bersama bahwa membangun sebuah
brand tidak hanya melibatkan penciptaan perceived difference melalui iklan. Sering terjadi
kesalahpahaman bahwa sebuah brand dibangun semata – mata menggunakan strategi periklanan
yang jitu untuk menciptakan citra dan asosiasi produk yang diinginkan. iklan hanya berperan
dalam membangun banyak merek. Terutama yang memang dideferensiasikan atas dasar citra
produk. Akan tetapi, sebuah image brand sekalipun harus didukung produk yang berkualitas,
strategi penetapan harga yang tepat untuk mendukung citra yang dikomunikasikan melalui iklan
produk.

Pada gambar.1 diketahui bahwa ketika terjadi pencapaian target funding, maka ICBS c
selaku sistem suatu paltform akan menyalurkan dana kepada pengelola dana, kemudian
menawarkan jasa citra branding terhadap UMKM bersangkutan. Hal ini bertujuan dalam
peningkatan kualitas produk UMKM. Sedang konsep citra branding sebagai penguat keunggulan
UMKM lokal dapat dengan beberapa tahapan pelayanan seperti menciptakan nama dan jiwa
merek, membuat strategi merek, merancang manajemen merek, membuat panduan dan
standarisasi, membuat tugas kerja dan tugas khusus, membuat alat rekruitment berbasis merek,
mendaftarkan dan mematenkan merek, membuat identitas merek, merancang strategi komunikasi
merek, membuat ide komunikasi kreatif, melakukan perencanaan kehumasan, mendesain dan
melakukan kegiatan aktivasi, melakukan evaluasi merek, serta melakukan riset yang berkaitan
dengan merek dan menghitung nilai merek. Dalam mewujudkan berbagai tahapan pelayanan
tersebut, dapat dilakukan dengan kombinasi kerjasama melalui gambarand brand Indonesia.
Sehingga keberadaan citra branding pada suatu produk pasca funding tercapai dapat
dibangun mereknya. Pembangunan merek sendiri membutuhkan proses yang intensif. Tujuannya

12
Morrisan. Teori Komunikasi Individu hingga Massa. Jakarta: Kencana Media Grup. 2013.
membangun persepsi yang konsisten. Persepsi dapat membangun kepercayaan dan kepercayaan
menciptakan komitmen dari semua stakeholder. Untuk itu, merek perlu dijaga, diawasi dan
dipandu sesuai dengan tujuan awal pembentukannya. Karena merek lokal yang kuat akan
memperkuat ketahanan nasional, meningkatkan perekonomian dan menciptakan kebanggaan
nasional. Sehingaa
Berdasarkan gagasan yang telah dipaparkan, dapat ditarik benang merah berupa sebuah
sistem platform sharia crowdfunding, ICBS c memegang prinsip yang berlandaskan prinsip-
prinsip syariah. Sebagai sistem platform, ICBS c dibentuk dengan tujuan memudahkan UMKM
yang dalam mempermudah modal usaha selain dari bank dengan cara memberikan informasi dan
pelayanan yang dapat memudahkan masyarakat untuk dapat berinvestasi kepada UMKM.
Penguatan citra branding produk UMKM dapat dinikmati sebagai fasilitas ketika target funding
telah dicapai oleh pemrakarsa proyek. Selain itu, melalui ICBS diharapkan tercapainya suatu
sistem implementator akad syariah guna mendukung industri kreatif Indonesia. Tujuannya tentu
meningkatkan semangat kebersamaan (ukhuwah) dalam membantu pemerataan distribusi
keuangan bagi seluruh masyarakat Indonesia dan memperkecil kesenjangan pendapatan .

Kesimpulan
Sistem ICBS c sebagai inovasi dalam alternatif sumber pendanaan bagi pemrakarsa ide,
terutama UMKM melalui proses yang shariah. Stimulus pemasaran produk UMKM dalam ICBS
c dapat di tingkatkan melalui penguatan citra branding dengan mengoptimalkan brandoutlook
produk UMKM yang telah mencapai target pendanaan. Sehingga ICBS c turut berperan dalam
mewabahkan produk lokal berkualitas melalui pembekalan citra branding. Melalui sistem ICBS
c, ide bisnis atau sosial dapat terealisasi dengan adanya sharia crowdfunding sehingga berdampak
pada pemerataan alokasi sumber daya, sekaligus pengembangan ekonomi kreatif masyarakat.
Secara khususnya, ICBS c merupakan sistem permodalan yang berpotensi sangat besar untuk
ditawarkan sebagai implementasi akad syariah dalam kelangsungan industri kreatif di Indonesia.
Namun, crowdfunding di Indonesia belum memiliki payung hukum yang kuat, sehingga
diharapkan pemerintah Indonesia segera menerapkan kebijakan yang mendukung perkembangan
crowdfunding di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai