Limbah adalah bahan sisa atau buangan dari suatu kegiatan dan proses
produksi yang sudah tidak terpakai lagi. Limbah juga tidak memiliki nilai
ekonomi dan daya guna, melainkan bisa sangat membahayakan jika sudah
kimia yang tidak mudah terurai oleh bakteri. Bentuk limbah yang dihasilkan oleh
Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup, yaitu
air limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair,
baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan/atau
jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang
akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan.
Dari kegiatan industri limbah cair adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan
industri dalam bentuk cair. Limbah cair dalam industri sablon adalah semua air
buangan dari hasil kegiatan sablon yang mungkin mengandung bahan kimia
berada disekitar area industri sablon. Sejalan dengan pendapat (Suharto, 2011)
menyatakan bahwa “limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan
oleh kegiatan industri yang dibuang kelingkungan yang diduga dapat mencemari
lingkungan”.
Limbah cair merupakan limbah yang dihasilkan dari proses industri yang
berwujud cair dan mengandung padatan tersuspensi atau terlarut, akan mengalami
6
proses perubahan fisik, kimia, maupun biologi yang menghasilkan zat beracun
kerusakan lingkungan (Kaswinarni, 2008). Oleh karena itu limbah cair yang yang
pencemaran lingkungan.
Limbah cair merupakan hasil dari kehgiatan industri yang sudah tak
terpakai. Adapun faktor yang mempengaruhi dari adanya limbah cair yaitu jenis:
sumber pencemar fisik, sumber pencemar kimia organik dan an organik, sumber
Adapun Sumber dan jenis pencemar fisik yang menjadi pencemar pada
limbah cair meliputi suhu, nilai pH, warna, bau dan total padatan tersuspensi.
Adapun Sumber dan jenis pencemar kimia yang menjadi pencemar pada
limbah cair seperti adanya logam berta, N, P, khlorida, sulfur, hidrogen sulfit, dan
gas terlarut dalam limbah cair. Pada limbah cair hasil olahan industri jika nilai
BOD tinggi atau melebihi ambang batas maka terdapat kelebihan adanya
senyawa
7
organik pada limbah cair dengan konsentrasi oksigen (dissoled oxygen) terlarut
dalam air bebas pencemar atau tidak terkontaminasi sebesar 7,59 mg/L.
senyawa kimia dapat dikalsifikasikan dalam tiga kelompok yang terdiri atas
bahan – bahan organik, dan gas. Komponen dasar senyawa organik adalah
Adapun tiga kelompok utama pada senyawa organik meliputi protein yang
merupakan bahan dasar dari sel – sel binatang sekitar 40 – 60%, karbohidrat yang
merupakan bahan penyusun utama dalam sel tumbuhan, lipida merupakan bahan
yang tidak terlarut dalam air. Sebagian besar dianataranya ditemui dalam air alam
racun. Oleh karena itu keberadaan senyawa organik juga dapat menyebabkan
substansi beracun.
Limbah cair merupakan limbah sisa olahan industri yang sudah tidak
terpakai oleh karena itu limbah cair memiliki karakteristik tersendiri. Sejalan
dengan pendapat Suharto (2011:318) “karakteristrik limbah juga merupakan jenis
limbah cair dapat dianalisa dengan metode kimia, fisika, biologi, dan kombinasi”.
dapat menentukan unit proses yang dibutuhkan, karakteristik air limbah meliputi
sifat – sifat kimia, fisika, dan biologi. Sejalan dengan pendapat ahli di atas”, oleh
karena itu mengetahui karakteristrik dari limbah sablon sangat penting untuk
menentukan unit proses yang akan dilakukan pengolahan meliputi sifat kimia,
fisika, biologi. Agar tidak terjadinya pencemaran lingkungan akibat dari pada
limbah sablon.
Adapun karakter dari pada limbah cair secara fisik, kimia, biologi menurut
Karakter air limbah secara fisik dapat dilihat melalui suhu, bau, warna dan
pengoperasian unit pengolahan limbah dengan skala suhu yang digunakan oC dan
o
F karena berpengaruh terhadap proses biologi dan fisik. Pada karakter fisik secara
– komponen lain di dalam air. Karakter limbah cair melalui warna disebabkan dari
yang dapat dilihat dari spektrum warna. Dengan padatan dapat diklasifikasikan
anorganik yang ada pada limbah cair tersebut. Senyawa organik adalah karbon
yang dikombinasikan dengan satu atau lebih dari elemen elemen unsur lainnya
hampir semua dalam bentuk air limbah dengan konsestrasi 105 - 108
organisme/ml. oleh karena itu pada limbah sablon jika terdapat bakteri patogen
sebagai bahan pencemar maka limbah sablon hasil dari kegiatan industri akan
tersebut.
Air limbah merupakan sisa dari kegiatan industri yang sudah tidak
dari limbah cair. Pada limbah sablon pengukuran suhu, pH, alkalinitas, padatan –
padatn, kebutuhan oksigen pada limbah cair, nitrogen, dan fosfor. sangat penting
untuk mengetahui tingkat dan karakteristik yang terdapat pada limbah sablon.
Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer air raksa dengan skala
tingkat keasaman pada air limbah. Dengan skala berkisar antara 1 – 14; kondisi
asam dengan kisaran nilai pH 1 – 7, kondisi basa dengan kisaran nilai pH 7 – 14,
Penyusun utama dari alkalinitas adalah ion bikarbonat, karbonat, dan hidroksida.
padatan seperti total solid, suspended solid, dan dissolved solid dapat digunakan
untuk menentukan kepekatan air limbah, efisiensi proses, dan beban unti proses
Kebutuhan oksigen dalam air limbah dapat ditunjukan melalui tiga cara
yaitu theoretical oxygen demand, BOD, dan COD. Kebutuhan oksigen pada air
jumlah oksigen yang dibutuhkan dalam proses oksidasi fraksi organik didalam air
Chemical oxygen demand (COD) adalah kebutuhan oksigen dalam proses oksidasi
pada air limbah secara kimia. Nilai COD akan selalu lebih besar dari pada nilai
Nitrogen terdapat pada limbah cair yang merupakan hasil dari kegiatan
industri dalam bentuk yang meliputi spesifikasi, yaitu nitrogen organik, nitrogen
amonia, nitrogen nitrit, dan nitrogen nitrat. Pada air limbah yang bersuhu dingin
Fosfor yang terdapat dalam air limbah merupakan elemen penting dalam
mengoksidasi zat-zat organik pada sampel air. Karena itu, COD merupakan
ukuran pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alami dapat dioksidasi
didalam air (BPLH, 2010). Sedangkan Sugiharto (2008) menyatakan bahwa COD
(Chemical Oxygen Demand) adalah banyaknya oksigen dalam ppm atau milligram
per liter yang dibutuhkan dalam kondisi khusus untuk menguraikan benda organik
secara kimiawi.
karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan dan
kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan
2. Rumah sakit harus memiliki instalasi pengolahan limbah cair sendiri atau
apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengolahan air limbah perkotaan.
3. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui
4. Air limbah dari dapur harus dillengkapi penangkap lemak dan saluran
Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola
sesuai kebutuhan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak
yang berwenang.
bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan
Limbah cair merupakan hasil sisa dari kegiatan industri yang sudah tidak
cair terdiri atas kombinasi pengolahan fisika, kimia, dan biologi. Seluruh proses
dan bahan – bahan organik maupun anorganik yang terlarut. Selanjutnya menurut
1. Primary treatment
padatan dari air secara fisik dengan melewatkan air limbah melalui saringan
a. Penyaringan (Filtration)
yang bertujuan untuk mengurangi padatan maupun lumpur tercampur dan partikel
koloid dengan melewatkan air limbah melalui media yang porous. Dikarenakan
polutan dapat menyebabkan pendangkalan pada badan air penerima dapat juga
b. Pengendapan (Sedimentation)
terjadi dikarenakan adanya kondisi yang sangat tenang. Bahan kimia juga dapat
(pengadukan cepat) untuk melarutkan koagulan seperti tawas di dalam air, dan
2. Secondary treatment
koloid serta menstabilisaikan zat organik yang terdapat dalam limbah cair dengan
a. Proses aerobik
Pada proses aerobik, penguraian bahan organik pada limbah cair yang
mengandung bakteri pengurai. Pada proses aerobik ini pada penambahan bakteri
b. Proses anaerobik
Pada proses anaerobik, bahan organik pada limbah cair yang diuraikan
stabilisasi lumpur dari pengolahan limbah cair dan beberapa jenis pengolahan
limbah cari pada industri. Dengan hasil akhir yang dominan dari proses anaerobik
yaitu biogas (campuran metana dan karbon dioksida), uap air, dan sedikit excess
sludge.
3. Tertiary treatment
limbah cair.
Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan jumlahnya, baik
1984). Bahan yang sering ditemukan dalam limbah antara lain senyawa organik
organik yang sulit terurai (Rekalsitran), logam berat yang toksik, padatan
1. Limbah padat
Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat
kering dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini
biasanya berasal dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil
2. Limbah cair
Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini
selalu larut dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada
wadah/bak). Contoh dari limbah cair ini adalah air bekas cuci pakaian dan
3. Limbah gas
Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat
Contoh dari limbah gas adalah gas buangan kendaraan bermotor, buangan
Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan
pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi
sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air
Menurut Chandra (2005), limbah cair merupakan salah satu jenis sampah.
Adapun sampah (waste) adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak
terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah maupun sisa-sisa proses industri.
aktivitas manusia (human sources) dan aktivitas alam (natural sources). Beberapa
yang benar tentunya dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak
anorganik).
wujudnya dapat dibagi menjadi empat diantaranya yaitu: limbah cair, limbah
padat, limbah gas dan limbah suara. Limbah cair diklasifikasikan dalam empat
perkantoran. Contohnya yaitu: air sabun, air detergen sisa cucian, dan air
tinja.
industri tekstil, air dari industri pengolahan makanan, sisa cucian daging,
cair melalui rembesan ke dalam tanah atau melalui luapan dari permukaan.
yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian
yaitu: air buangan dari talang atap, pendingin ruangan (AC), bangunan
4. Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air
hujan di atas permukaan tanah. Aliran air hujan di permukaan tanah dapat
Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air
dalam sistem prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air sehingga
dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses
bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian
diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan
buangan air.
Industri kecap dan saos adalah jenis industri domestik yang dalam proses
yang menghasilkan produk utama kecap dan saos juga menghasilkan limbah
dalam bentuk cair yang berasal air pencucian botol, air rendaman kedelai
Selain limbah cair, terdapat juga limbah padat berupa ampas kedelai yang
dihasilkan dari proses penyaringan untuk membersihkan produk dari padatan yang
masih tersisa. Limbah cair organik dari industri kecap dan saos mengandung
protein, karbohidrat dan lemak dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Bahan
karbohidrat, dan 10% lemak. Limbah cair tersebut ketika langsung dibuang ke
yang ditimbulkan adalah bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan
dahulu salah satunya dengan cara pengolahan secara biologi yang aman untuk
cuka, dan sirup. Pada awalnya industri ini hanya memproduksi dan melayani
konsumen di sekitar tempat tinggalnya. Namun dari tahun ke tahun industri rumah
(Wibowo, 2016).
Limbah yang dihasilkan dari hasil sampingan produksi kecap dan saos PT.
Lombok Gandaria berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat yang
dihasilkan adalah sisa ampas kedelai, ampas rempah-rempah bahan baku kecap
(serai, jahe, lengkuas). Limbah cair yang dihasilkan adalah sisa dari fermentasi
basah kedelai (Baceman), air cucian botol, dan air dari proses produksi (Wibowo,
2016).
Limbah padat yang dihasilkan dari proses produksi PT. Lombok Gandaria
diolah menjadi pupuk organik dan digunakan perusahaan untuk pemupukan logan
resort. Logan resort merupakan suatu lahan yang digunakan PT. Lombok
baku produksi. Limbah cair yang dihasilkan juga sudah diolah di IPAL (Instalasi
Pengolahan Air Limbah) PT. Lombok Gandaria. Seluruh limbah cair yang
dihasilkan ditampung menjadi satu pada bak penampung dan kemudian diolah
Proses pengolahan limbah cair memerlukan waktu selama enam (6) hari
sebelum dibuang ke badan air. Proses pengolahan limbah cair dilakukan secara
fisika dan biologi. Pengolahan secara fisika dilakukan dengan proses pengendapan
secara alami dan penyemprotan di bak sprayer. Proses pengendapan ini bertujuan
pengolahan dengan bakteri yang berasal dari EM4 pada bak anaerob dan
fitoremediasi dengan menggunakan tanaman Eceng Gondok (Eichhornia
crassipes) sehingga ketika dibuang ke badan air limbah sudah sesuai dengan baku
mutu yang ditetapkan. Namun dalam pengolahan secara biologi, belum terdapat
bakteri spesifik yang berasal dari limbah cair tersebut yang digunakan dan benar-
penelitian tentang potensi bakteri indigenus limbah cair industri kecap dan saos
D. Bioremediasi
pada polutan tertentu sebagai upaya untuk menurunkan kadar polutan tersebut.
mampu mengubah struktur polutan beracun atau struktur polutan yang kompleks
menjadi tidak kompleks sehingga menjadi metabolit yang tidak beracun dan
mendegradasi zat-zat kimia berbahaya yang ada di lingkungan yang tercemar agar
bahan kimia berbahaya yaitu secara biologis terjadi proses katalisasi kimia.
mikroorganismenya. Reaksi katalisasi ini bisa terjadi di dalam sel dan juga di luar
sumber energi yang sesuai, sistem donor-aseptor elektron, dan nutrisi (Laksmono
metode, jenis mikrobia, tempat/kondisi, dan dengan faktor lingkungan yang tepat
limbah secara permanen, waktu yang relatif singkat, dan lebih diterima oleh
masyarakat karena ramah lingkungan, serta dapat diikuti dengan perlakuan secara
fisik atau metode kimia lainnya. Namun selain memiliki keunggulan bioremediasi
biodegradasi, seperti logam berat, dan radio nukleotida serta beberapa senyawa
klorinasi. Dalam beberapa kasus metabolisme, mikrobia dapat menghasilkan
organik yang telah mati diurai menjadi unsur-unsur yang dikembalikan ke dalam
tanah (N, P, K, Ca, Mg, dan lain-lain) dan atmosfer (CH 4 dan CO2). Bakteri
perombak organik merupakan aktivator biologis yang tumbuh alami atau sengaja
yang mampu mendegradasi limbah organik antara lain adalah Pseudomonas sp.,
transformasi bertahap dalam pengelolaan air limbah dari substrat yang umumnya
Reaksi enzimatis diekskresikan ke luar sel dan dapat mengurai limbah. Bakteri
unik untuk mempercepat reaksi kimia tanpa ikut terkonsumsi atau berubah setelah
reaksi selesai (Madigan dkk, 2003). Senyawa organik yang terdapat pada air
sehingga kadar zat pencemar yang terkandung dalam air limbah tersebut menjadi
turun Polutan dalam limbah akan diurai oleh bakteri sampai volumenya mengecil
sehingga dapat mereduksi amilum, protein, menaikkan pH, menurunkan BOD dan
H2O, dan biomassa baru. Aktivitas bakteri asam dapat menyebabkan kenaikan pH
karena NH4+ akan berikatan dengan air sehingga terbentuk NH4OH yang bersfat
enzim yang dihasilkan oleh bakteri indigen dalam penguraiannya. Enzim yang
2011).
peptida lebih sederhana (asam amino). Pada kebanyakan bakteri, asam glutamat
adalah asam amino kunci yang dibentuk dari sumber amonia dan karbon. Banyak
pula bakteri yang dapat mereaksikan amonia dengan asam fumarat membentuk
aspartat.
tentang baku mutu air limbah terdapat beberapa parameter yang harus
diperhatikan dalam mengolah limbah cair industri kecap dan saos. Parameter
limbah cair kecap dan saos dapat dilihat pada Tabel 1, yaitu BOD 5, COD, TSS,
dan pH (derajat keasaman). Pada air limbah industri campuran kecap dan saos
nilai baku mutu yang dianjurkan untuk BOD5 adalah 98,9 mg/L, COD adalah
173,21 mg/L, TSS adalah 97,14 mg/L, pH antara 6-9, dan debit maksimum 503
m3/hari.
Tabel 1. Baku Mutu Air Limbah Industri campuran Kecap dan Saos Menurut
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012
KADAR
BEBAN PENCEMARAN
NO. PARAMETER MAKSIMUM
MAKSIMUM (Kg/ton)
(mg/L
1. BOD5 98,9 49,76
2. COD 173,21 87,125
3. TSS 97,14 48,86
4. pH 6,0-9,0
5. Debit Maksimum 503 m3/hari
Sumber: Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012
1. Kebutuhan Oksigen Terlarut (BOD)
Memecah bahan organik berarti bahwa bahan organik digunakan oleh organisme
(Pescod, 1973).
dalam suatu perairan. Selama pemeriksaan BOD, contoh yang diperiksa harus
bebas dari udara luar. Hal ini dilakukan untuk mencegah kontaminasi dari oksigen
yang terdapat di udara bebas. Konsentrasi air buangan/sampel tersebut juga harus
berada pada suatu tingkat pencemaran tertentu agar menjaga supaya oksigen
terlarut selalu ada pada saat pemeriksaan (Sawyer dan Mc Carty, 1978).
merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang secara alamiah
Total Suspended Solid (TSS) adalah residu dari padatan total yang tertahan
oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal atau lebih besar dari ukuran
partikel koloid. Bagian yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam
oksida, sulfide, ganggang, bakteri dan jamur. TSS umumnya dihilangkan dengan
dalam sampel. Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik pola dan intensitas
sebaran akan berbeda akibat perubahan dengan ukuran dan bentuk partikel dari
hidrogen dalam air. Nilai pH yang terdapat pada limbah dapat menunjukkan
keseimbangan antar asam dan basa dalam limbah tersebut (Jenie dan Rahayu,
1993).
G. Hipotesis
3. Variasi bakteri indigenus campuran yang paling baik adalah isolat bakteri