Anda di halaman 1dari 6

ISSN 1907-9850

EFEKTIVITAS LUMPUR AKTIF DALAM MENURUNKAN NILAI BOD


(Biological Oxygen Demand) DAN COD (Chemical Oxygen Demand) PADA
LIMBAH CAIR UPT LAB. ANALITIK UNIVERSITAS UDAYANA

Yudith Rizkia Widyawati, I. B. Putra Manuaba, dan Ni Gst Ayu Made Dwi Adhi Suastuti

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali


Email : udithrizkia06@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitan mengenai efektivitas lumpur aktif dalam menurunkan nilai Biological Oxygen
Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) pada limbah cair laboratorium UPT. Lab Analitik Universitas
Udayana. Massa sedimen dan waktu aerasi yang digunakan pada penelitian ini divariasikan untuk mengetahui
kondisi optimum lumpur aktif serta efektivitasnya dalam menurunkan nilai BOD dan COD pada pengolahan limbah
cair laboratorium.Variasi massa sedimen yang digunakan yaitu sebesar 5, 10 dan 20 gram serta variasi waktu aerasi
1; 2; 3; 4 dan 5 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi penurunan nilai kedua parameter akibat adanya aktivitas
biologis yang mengoksidasi senyawa organik maupun anorganik yang terkandung dalam air limbah. Sedimen dengan
massa 5 gram dan lama waktu aerasi 4 hari merupakan kondisi optimum lumpur aktif dalam menurunkan nilai BOD
dan COD dengan persentase efektivitas berturut – turut sebesar 75,25 % dan 58,09 %. Hasil analisis data dengan uji
One-Way ANOVA menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan terhadap nilai BOD dan COD sebelum
perlakuan dengan adanya perlakuan waktu aerasi 3, 4 dan 5 hari.

Kata kunci : lumpur aktif, efektivitas, BOD dan COD, limbah laboratorium

ABSTRACT

This research was conducted to determine the effectivity of activated sludge to decrease the Biological
Oxygen Demand (BOD) and Chemical Oxygen Demand (COD) of waste water produced by the UPT. Lab Analitik
Udayana University. This research used varied sediment masses and aeration times in order to determine the
optimum conditions of activated sludge and the effectivity. Variation of the masses were 5, 10 and 20 grams and the
aeration times were 1; 2; 3; 4 and 5 days.
The result showed that both parameters studied decreased as a result of biological activity which oxidizes
organic and inorganic compounds contained in the waste water. Five grams sediment within aeration time 4 days
were the most optimum condition in decreasing the BOD (up to 75,25 %) and COD (up to 58,08 %). The results of
One-way ANOVA showed there were a significant difference between BOD and COD before and after 3 , 4 and 5
days treatment.

Keywords : activated sludge, effectivity, BOD and COD, laboratory waste

PENDAHULUAN Tingginya nilai BOD dan COD dalam limbah cair


laboratorium disebabkan oleh pemakaian bahan –
Limbah laboratorium sebagian besar bahan kimia selama kegiatan dalam laboratorium
merupakan limbah cair dengan pH yang rendah, berlangsung. Selain itu fasilitas dan alat – alat
kandungan logam berat yang tinggi serta instrumentasi yang terdapat di dalam laboratorium
mempunyai nilai BOD (Biology Oxygen Demand) juga mempengaruhi kandungan limbah cair yang
dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang tinggi. dihasilkan (Rohaeti et al., 2011). Limbah cair

1
JURNAL KIMIA 9 (1), JANUARI 2015: 1-6

laboratorium ini umumnya mengandung bahan laboratorium. Selain itu diharapkan penelitian ini
kimia berbahaya dan beracun (B3) serta senyawa dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan
kimia dengan ikatan yang sangat kompleks metode pengolahan limbah yang lebih sederhana,
sehingga sulit untuk terurai. Hasil uji pendahuluan efisien dan ekonomis.
menunjukan bahwa kegiatan di UPT. Lab Analitik
Universitas Udayana rata – rata menghasilkan
limbah cair sebanyak 50 L/hari dengan nilai pH MATERI DAN METODE
1,05 nilai COD 86,1056 mg/L dan BOD 29,3888
mg/L. Berdasarkan data di atas jika dibandingkan Bahan
dengan Baku Mutu Air Kelas III Pergub Bali No. 8 Bahan yang digunakan dalam penelitian
Th 2007 nilai tersebut berada di atas Baku Mutu ini adalah sedimen di sekitar aliran pembuangan
yang telah ditentukan sehingga sangat perlu untuk limbah cair laboratorium UPT. Lab Analitik
dilakukan pengolahan terhadap limbah tersebut. Universitas Udayana dan sampel limbah cair
Banyak metode yang telah dikembangkan laboratorium UPT. Lab Analitik Universitas
dalam usaha menurunkan kadar bahan pencemar Udayana. Bahan kimia yang digunakan adalah
dari badan perairan secara fisika maupun kimia, akuades, reagen – reagen dalam uji BOD dan
seperti metode presipitasi, evaporasi, elektrokimia COD, pupuk NPK, pupuk urea, glukosa (C6H12O6),
dan penggunaan adsorben baik berupa resin dan batu didih.
sintetik maupun dengan karbon aktif. Namun
metode tersebut dianggap tidak efektif karena Peralatan
biaya yang dibutuhkan relatif tinggi (Lelifajri, Alat yang digunakan dalam penelitian ini
2010). Menurut Romli (2012) salah satu sistem yaitu jerigen, bak pengolahan dengan volume 10
pengolahan limbah secara biologis yang mampu liter, timbangan, alat – alat gelas, aerator, pH
mengurangi kadar cemaran limbah cair yaitu meter, seperangkat alat refluks, dan seperangkat
dengan sistem lumpur aktif (activated sludge). alat titrasi.
Lumpur aktif merupakan proses
pengolahan air limbah secara biologis yang Cara Kerja
melibatkan reaksi – reaksi metabolik mikroba. Sampling Sedimen Lumpur
Prinsip pengolahan limbah secara biologis ini Sedimen lumpur yang digunakan sebagai
adalah dengan memanfaatkan aktivitas sumber bibit lumpur aktif diambil di sekitar aliran
mikroorganisme yang dapat merombak limbah pembuangan limbah cair UPT. Lab Analitik
organik dan kompleks menjadi senyawa organik Universitas Udayana. Sampel sedimen diambil dari
sederhana. Senyawa organik yang lebih sederhana lima titik secara acak yaitu di tiap pojok dan
dapat dikonversi menjadi gas karbondioksida bagian tengah dengan batas 30 cm x 30 cm
(CO2) dan air (H2O) (Doraja et al., 2012). kemudian dicampur menjadi satu. Sampel sedimen
Berdasarkan hasil penelitian Ardhy dan Yuniarti diambil sebanyak ± 10 gram dengan menggunakan
(2012) metode lumpur aktif ini terbukti efisien dan sekop dengan kedalaman ± 10 cm dari permukaan
cukup potensial, karena mampu menurunkan nilai tanah. Sampel sedimen yang telah diambil dibawa
COD mencapai 76 – 80%, mendegradasi bahan ke laboratorium untuk dilakukan pembibitan
organik terlarut, memetabolisme dan memecah zat (seeding) lumpur aktif.
pencemar serta menghilangkan ammonia, phospat Sampling Limbah Cair Laboratorium
dan logam berat hingga 99% pada limbah rumah Sampel limbah cair laboratorium diambil
sakit yang termasuk dalam golongan limbah B3 dari pembuangan limbah cair UPT. Lab Analitik
sehingga sistem pengolahan limbah dengan lumpur Universitas Udayana. Limbah cair ditampung
aktif adalah sistem yang paling banyak digunakan menggunakan jerigen plastik bersih yang
dalam pengolahan limbah cair. sebelumnya telah dibilas dengan akuades dan
Tujuan dari penelitian ini adalah sampel limbah cair beberapa kali. Penampungan
mengetahui massa sedimen dan lama aerasi limbah cair laboratorium ini dilakukan selama lima
optimal serta efektivitas lumpur aktif dalam hari kerja pada pukul 09.00 – 15.00 sebanyak 3 – 4
menurunkan nilai BOD dan COD pada limbah cair L/hari dengan asumsi dapat mewakili keseluruhan

2
ISSN 1907-9850

kegiatan laboratorium, selanjutnya sampel dibawa BOD dilakukan pada lama waktu aerasi 1, 2, 3, 4
ke laboratorium. dan 5 hari.
Pembuatan Media Cair
Media pembibitan dibuat dengan
mencampurkan 2 gram glukosa; 1 gram pupuk HASIL DAN PEMBAHASAN
NPK; 1 gram pupuk urea kemudian dilarutkan
dengan 1800 mL akuades dan 200 mL limbah cair Karakteristik / Keadaan Awal Limbah Cair
laboratorium UPT. Lab Analitik Universitas UPT. Lab Analitik Universitas Udayana
Udayana (Amanda, 2011). Keadaan awal limbah cair UPT. Lab
Seeding Sedimen Analitik Universitas Udayana yang diuji terhadap
Disiapkan 3 buah gelas beaker 2 L dengan beberapa parameter seperti pH, BOD dan COD
kondisi bersih. Ke dalam masing – masing gelas disajikan pada Tabel 1.
beaker ditambahkan media cair yang telah dibuat
sebanyak 1500 mL lalu ditambahkan masing – Tabel 1. Hasil uji keadaan awal limbah
masing beaker sedimen dengan variasi massa yaitu Parameter Satuan Nilai Baku Mutu*
5 gram; 10 gram dan 20 gram. Ketiga beaker pH - 8,13 6–9
tersebut kemudian diaerasi dengan menggunakan BOD mg/L 20,16 6
aerator yang diberi selang lalu ditutup dengan kain COD mg/L 81,67 50
kasa dan diikat dengan karet gelang selama 1 hari. Keterangan : *Baku Mutu Air Kelas III Per Gub
Media seeding yang sudah siap akan digunakan Bali No. 8 Tahun 2007
untuk mengolah limbah cair UPT. Lab Analitik
Universitas Udayana. Berdasarkan Baku Mutu Air Kelas III
Penentuan Massa Optimal Sedimen Terhadap PerGub Bali No. 8 Tahun 2007 keadaan awal
Penurunan Nilai BOD dan COD limbah cair UPT. Lab Analitik Universitas
Disiapkan 3 buah bak pengolahan dengan Udayana menunjukkan bahwa nilai BOD dan COD
volume 10 liter. Masing – masing bak pengolahan telah melewati ambang batas baku mutu.
diberi kode I, II dan III. Pada bak I dimasukan 500 Tingginya nilai BOD dan COD yang terkandung
mL larutan bibit hasil seeding pada beaker I. Pada dalam limbah tersebut disebabkan oleh pemakaian
bak II dimasukan 500 mL larutan bibit hasil zat – zat kimia selama kegiatan laboratorium
seeding pada beaker II begitu pula pada beaker III. berlangsung yang ikut terbuang sebagai limbah
Tiap bak pengolahan kemudian ditambahkan 3000 cair, selain itu analisis berbagai macam sampel
mL sampel limbah cair. Ketiga bak tersebut dari luar Universitas Udayana juga menghasilkan
kemudian diaerasi selama 3 hari menggunakan limbah yang dapat mempengaruhi nilai BOD
aerator dan ditutup dengan kain kasa lalu diikat maupun COD.
dengan tali. Pengukuran nilai BOD dan COD Pengamatan secara fisik terhadap sampel
dilakukan untuk setiap bak. Bibit lumpur yang air limbah menunjukan adanya buih – buih yang
memiliki efektivitas dalam menurunkan nilai BOD mengindikasikan bahwa limbah tersebut
dan COD paling tinggi merupakan bibit lumpur mengandung detergen yang dihasilkan dari proses
terbaik yang akan digunakan untuk mengolah pencucian menggunakan sabun cuci piring dan
limbah cari laboratorium. cairan pembersih yang dibuat dari surfaktan
Pengolahan Dengan Metode Lumpur Aktif sintetik. Terdapatnya detergen dalam air limbah
Disiapkan 2 buah bak pengolahan. Masing dapat menggangu kehidupan ekosistem dalam air
– masing bak pengolahan diberi kode I dan II. serta menghambat kelarutan oksigen sehingga
Pada bak II dimasukkan 500 mL larutan bibit oksigen terlarut menjadi rendah sedangkan nilai
terbaik dari proses seeding. Sampel limbah cair BOD dan COD menjadi tinggi (Fardiaz, 1992).
ditambahkan ke dalam bak II hingga volumenya
3500 mL. Pada bak I digunakan sebagai kontrol. Optimasi Massa Sedimen Terhadap Penurunan
Kedua bak tersebut kemudian diaerasi Nilai BOD dan COD
menggunakan aerator dan ditutup dengan kain kasa Optimasi massa sedimen bertujuan untuk
lalu diikat dengan tali. Pengukuran nilai COD dan mendapatkan massa sedimen dengan efektivitas

3
JURNAL KIMIA 9 (1), JANUARI 2015: 1-6

paling tinggi sebagai bibit lumpur aktif yang akan makanannya sehingga dapat meningkatkan
digunakan dalam proses pengolahan. Optimasi pertumbuhan yang akan berbanding lurus dengan
massa sedimen dilakukan selama tiga hari waktu peningkatan efektivitas.
aerasi dengan memvariasikan massa sedimen yaitu
5 gram; 10 gram dan 20 gram. Berdasarkan hasil Efektivitas Lumpur Aktif dalam Penurunan
penurunan nilai BOD dan COD setelah diaerasi Nilai BOD
selama 3 hari dapat dilihat pada Tabel 2. Proses pengujian nilai BOD dilakukan
dengan memvariasikan waktu sampling yaitu 1, 2,
Tabel 2. Hasil Optimasi Massa Sedimen Terhadap 3, 4, dan 5 hari. Hasil penelitian menunjukkan
Penurunan Nilai BOD dan COD adanya pengaruh lumpur aktif terhadap penurunan
Perla- BOD Efekti- COD Efekti- nilai BOD pada limbah cair laboratorium dengan
kuan vitas vitas variasi lama waktu aerasi. Hasil penurunan nilai
(mg/L) (%) (mg/L) (%) BOD pada limbah cair laboratorium setelah diberi
Awal 20,16 - 81,67 - perlakuan lumpur aktif disajikan pada Tabel 3.
5 gram 10,67 47,07 35,10 57,02
10 gram 10,90 45,93 42,73 47,68 Tabel 3. Hasil Analisis Nilai BOD dan %
20 gram 11,22 44,29 67,16 17,76 Efektivitas dengan Adanya Variasi
Waktu Aerasi
Tabel 2 menunjukkan adanya penurunan Hari Nilai BOD (mg/l) Efektivitas (%)
nilai BOD dan COD pada setiap variasi massa Kon- Perla- Kon- Perla-
sedimen dimana sedimen dengan massa 5 gram trol kuan*) trol kuan*)
dapat menurunkan nilai BOD paling baik yaitu 0 20,37 20,37 - -
dari 20,16 mg/L menjadi 10,67 mg/L. Hal yang 1 19,74 17,85 3,09 12,37
sama juga terjadi pada parameter COD, yaitu 2 17,22 14,91 15,46 26,80
terjadi penurunan dari keadaan awal sebesar 81,67 3 15,75 10,92 22,68 46,39
mg/L menjadi 35,10 mg/L. Pada massa sedimen 10 4 13,96 5,04 31,46 75,25
gram dan 20 gram juga mengalami penurunan nilai 5 10,29 8,82 49,48 56,70
BOD dan COD namun tidak terjadi penurunan Keterangan : *Dengan Lumpur Aktif
yang berarti.
Tingginya nilai persentase efektivitas yang Tabel 3. menunjukkan bahwa sebelum
dicapai menandakan adanya aktivitas perlakuan nilai BOD yang terkandung dalam
mikroorganisme dalam mendegradasi bahan – sampel limbah cair laboratorium telah melewati
bahan pencemar yang terkandung pada air limbah. ambang batas baku mutu air kelas III sesuai
Tingkat efektivitas yang dicapai sedimen dengan Peraturan Gubernur Bali No.8 Tahun 2007 yaitu
massa 10 gram dan 20 gram lebih rendah sebesar 6 mg/L. Tingginya nilai BOD ini dapat
dibandingkan dengan sedimen 5 gram, hal ini disebabkan oleh senyawa – senyawa organik yang
kemungkinan disebabkan saat proses seeding kemungkinan berasal dari kegiatan laboratorium
waktu aerasi satu hari belum cukup untuk seperti penggunaan asam dan basa organik sebagai
menumbuhkan seluruh mikroorganisme aerob pelarut. Pada perlakukan dengan penambahan
yang ada, sehingga terjadi kompetisi nutrien antar lumpur aktif terjadi penurunan nilai BOD dari
mikroba dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, selang hari ke-1 sampai hari ke-4. Nilai BOD yang
yang menyebabkan efektivitas menjadi kurang paling baik dicapai pada lama waktu aerasi 4 hari
optimal. yaitu sebesar 5,04 mg/L dengan efektivitas sebesar
Perbedaan efektivitas yang terjadi pada 75,26 %.
masing – masing variasi massa sedimen Penurunan nilai BOD dengan adanya
disebabkan karena adanya perbedaan jumlah perlakuan lumpur aktif disebabkan oleh aktivitas
mikroorganisme yang dipengaruhi oleh faktor biologis mikroorganisme dalam mendegradasi
aerasi dan nutrient (Sudaryati et al, 2008). Jadi senyawa – senyawa organik yang terkandung
pemberian aerasi dan nutrien yang seimbang akan dalam sampel limbah cair laboratorium untuk
memenuhi kebutuhan mikroorganisme sebagai memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses aerasi

4
ISSN 1907-9850

merupakan salah satu faktor yang dapat laboratorium dalam hal analisis logam berat. Hasil
mempengaruhi nilai BOD, karena dapat analisis parameter COD pada perlakuan lumpur
meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air aktif dengan variasi waktu aerasi selama lima hari
limbah selain itu berguna bagi mikroorganisme menunjukan penurunan nilai COD dari selang hari
dalam pertumbuhannya serta meningkatkan kerja ke-1 hingga hari ke-4. Pada hari ke-4 terjadi
bakteri aerob dalam mendegradasi senyawa – penurunan yang signifikan yaitu sebesar 35,61
senyawa organik (Kristanto, 2002). Pengamatan mg/L dengan efektivitas sebesar 58,08%.
hari ke-5, pada perlakuan lumpur aktif nilai BOD Selama proses pengolahan, terjadi
mengalami peningkatan dari 5,04 mg/L menjadi penguraian senyawa – senyawa anorganik secara
8,82 mg/L sehingga persentase efektivitas aerob oleh mikroorganisme menggunakan
menurun dari 75,26% menjadi 56,70%. persediaan oksigen saat proses aerasi serta enzim
Peningkatan nilai BOD yang terjadi kemungkinan yang dimilikinya. Pengamatan pada hari ke-5
disebabkan oleh senyawa organik yang terkandung terjadi peningkatan nilai COD menjadi 37,65 mg/L
dalam sampel limbah cair laboratorium telah habis sehingga persentase efektivitas menurun dari
terkonsumsi sehingga mikroorganisme kehabisan 58,09% menjadi 55,69%, namun peningkatan yang
makanan lalu mengalami kematian yang kemudian terjadi masih berada di bawah baku mutu.
ikut terukur sebagai BOD. Peningkatan yang terjadi pada hari ke-5
Dari Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa kemungkinan disebabkan oleh habisnya bahan
persentase penurunan yang dapat dicapai lumpur makanan yang diperlukan mikroorganisme untuk
aktif lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol kelangsungan hidupnya, sehingga banyak
sehingga adanya perlakuan dengan lumpur aktif mikroorganisme yang mati lalu ikut terukur
lebih efektif dalam menurunkan nilai BOD. sebagai COD. Dari hasil pengamatan dapat
diketahui bahwa ketersediaan nutrien dan proses
Efektivitas Lumpur Aktif Terhadap Penurunan aerasi mempengaruhi aktivitas mikroorganisme
Nilai COD dalam menguraikan senyawa – senyawa anorganik
Kemampuan lumpur aktif dalam yang ditandai dengan terjadinya penurunan nilai
menurunkan nilai COD pada limbah cair UPT. Lab COD (Suriawijaya, 2003).
Analitik Universitas Udayana dengan variasi Berdasarkan Baku Mutu Air Kelas III
waktu aerasi selama lima hari disajikan pada Tabel PerGub Bali No. 8 Tahun 2007, penurunan nilai
4. COD yang terjadi selama 4 hari waktu aerasi sudah
berada di bawah baku mutu yang ditentukan. Tabel
Tabel 4. Hasil Analisis Nilai COD dan % 4 menunjukkan persentase penurunan nilai COD
Efektivitas dengan Adanya Variasi dengan adanya perlakuan lumpur aktif
Waktu Aerasi memberikan hasil yang lebih efektif apabila
Hari Nilai COD (mg/l) Efektivitas (%) dibandingkan dengan kontrol terhadap sampel
Kon- Perla- Kon- Perla- limbah cair laboratorium.
)
trol kuan* trol kuan*) Analisis Data
0 84,96 84,96 - - Hasil analisis data pada kedua parameter
1 76,32 74,79 10,17 11,97 baik BOD maupun COD dengan uji Kolmogorov-
2 71,74 60,54 15,56 28,74 Smirnov menunjukan hasil p>0,05 untuk semua
3 64,61 41,21 23,95 51,49 data, hal ini menunjukkan bahwa distribusi data
4 61,05 35,61 28,14 58,09 adalah normal dan dapat dilanjutkan dengan uji
5 55,96 37,65 34,13 55,69 One Way ANOVA. Hasil analisis data dengan Uji
Keterangan : *Dengan Lumpur Aktif One Way ANOVA menunjukkan bahwa p<0,05
terhadap nilai kedua parameter sebelum perlakuan
Tabel 4. menunjukkan bahwa nilai COD (hari ke-0) hingga perlakuan aerasi hari ke-5,
sebelum diberi perlakuan lumpur aktif, telah sehingga H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
melewai ambang batas baku mutu. Tingginya nilai bahwa terdapat perbedaan bermakna antara nilai
COD yang terkandung dalam sampel limbah cair BOD dan COD sebelum perlakuan dan setelah
laboratorium kemungkinan berasal dari kegiatan diberi perlakuan lumpur aktif. Hasil uji

5
JURNAL KIMIA 9 (1), JANUARI 2015: 1-6

Tukey/HSD menunjukkan bahwa nilai kedua PT Indonesia Power dengan Rangkaian


parameter pada keadaan awal (hari ke-0) memiliki Cara Flotasi dan Lumpur Aktif, Skripsi,
perbedaan yang bermakna dengan waktu aerasi 3, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran
4 dan 5 hari. Ardhy, Argentha dan Dewi Yuniarti Damayanti,
2012, Pengolahan Limbah Cair Rumah
Sakit Dengan Membran Bioreaktor,
SIMPULAN DAN SARAN Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro, Semarang
Simpulan Doraja P.H., Maya Shovitri, dan N.D.
Massa sedimen dan waktu aerasi yang Kuswytasari, 2012, Biodegradasi Limbah
paling optimal dalam menurunkan nilai BOD dan Domestik Dengan Menggunakan
COD pada limbah cair laboratorium adalah Inokulum Alami Dari Tangki Septik,
sedimen dengan massa 5 gram dengan volume Jurnal Sains dan Seni ITS, 1 (1) : E-45 –
limbah 3 liter dan lama waktu aerasi 4 hari dengan E-47
persentase efektivitas berturut – turut sebesar Fardiaz, S., 1992, Polusi Air dan Udara, Kanisius,
75,25% dan 58,08%. Penurunan nilai kedua Yogyakarta, h. 21-23,185
parameter sudah berada di bawah Baku Mutu Air Kristanto, P., 2002, Ekologi Industri. Penerbit
kelas III mengacu pada PerGub Bali No. 8 Tahun ANDI Yogyakarta dengan LPPM
2007, sehingga lumpur aktif efektif sebagai Universitas Kristen Petra Surabaya,
alternatif pengolahan limbah laboratorium secara Yogyakarta
biologis. Lelifajri, 2010, Adsorpsi Ion Logam Cu(II)
Menggunakan Lignin dari Limbah Serbuk
Saran Kayu Gergaji, Jurnal Rekayasa Kimia dan
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Lingkungan, 7 (3) : 126-129
mengenai pengujian terhadap parameter kualitas Rohaeti Eti, Febriyanti Trie Nenny, dan Batubara
air yang lebih banyak seperti VSS, TSS, Irmanida, 2011, Pengolahan Limbah Cair
kandungan logam berat dan konsentrasi surfaktan Dari Kegiatan Praktikum Analisis Spot
karena sebagian besar limbah laboratorium ini Test Dengan Koagulasi Menggunakan
merupakan limbah pencucian alat sehingga dapat Polialuminium Klorida, Prosiding Seminar
menyempurnakan proses pengolahan limbah Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah
laboratorium agar dapat lebih efektif menurunkan IX, ISSN 1410-6086
konsentrasi bahan – bahan pencemar yang dapat Romli, Muhammad, Suprihatin, dan Sulinda,
merusak lingkungan. Dinna, 2012, Penentuan Nilai Parameter
Kinetika Lumpur Aktif Untuk Pengolahan
Air Lindi Sampah (Leachate),
UCAPAN TERIMA KASIH Departermen Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sudaryati, N.L.G., Kasa, I.W., dan Budiarsa,
segenap Staf di Laboratorium UPT. Lab. Analitik Suyasa I.W., 2008, Pemanfaatan Sedimen
Universitas Udayana atas bantuan dan Perairan Tercemar Sebagai Bahan Lumpur
bimbingannya. Aktif Dalam Limbah Cair Insdustri Tahu,
Ecotrophic, 3 (1) : 21 – 29
Suriawijaya, U., 2003, Mikrobiologi Air dan
DAFTAR PUSTAKA Dasar-dasar Pengolahan Buangan Secara
Biologi, Penerbit Alumni, Bandung
Amanda, Yulita, 2011, Penurunan Kadar Minyak
dan Chemical Oxygen Demand (COD) Air
Limbah Operasional Pembangkit Listrik

Anda mungkin juga menyukai