Anda di halaman 1dari 11

E-ISSN 2615-28275Jurnal Sains dan TeknologiVol. XXNo.

X, Juni201X

Efektivitas Bioadsorben Limbah Batang Pisang dalam Penyisihan Logam Berat (Pb,
Cd, Cr) pada Air Limbah Laboratorium

Juliyat Fadli1), Vina Lestari Riyandini2), Sri Yanti Lisha3).


Program Studi Teknik Lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang
fadli091@gmail.com

Abstrak: Limbah cair dari kegiatan praktikum di SMK X Kota Padang mengandung logam berat
yang membahayakan lingkungan. Sebelum dibuang kelingkungan biasanya diolah dengan
menggunakan mikroorganisme secara biologi di IPAL. Besarnya biaya operasional dan perawatan
metode biologi, maka alternatif lain digunakan bioadsorben alami. Bioadsorben alami dibuat dari
limbah batang pisang yang diaktivasi secara kimia dengan menggunakan NaOH 5% dan fisika pada
pemanasan pada suhu 500oC. Penelitian ini dilakukan dengan menvariasikan massa bioadsorben
sebanyak 0,5, 1, 2, dan 3 gram dengan waktu kontak selama 5, 10, 15, 20, 25 menit. Selanjutnya
dilakukan pengujian kualitas bioadsorben berdasarkan SNI 06-3730-1995, penyisihan logam berat Pb
berdasarkan SNI 06-6989.45-2005, Cd berdasarkan pada SNI 06-6989.37-2005, dan Cr
SNI 6989.17:2009. Sehingga didapatkan hasil aktivasi secara kimia yang lebih efektif dalam
penyisihan logam berat. Hasil dari pengujian kualitas didapatkan nilai kadar air 1%, kadar abu 7,99%,
Volatile matter 23,71% dan daya serap iod 1098 mg/g. Bioadsorben dilakukan pengujian SEM dan
didapatkan hasil aktivasi secara kimia ukuran pori yang besar. Untuk penyisihan dari ketiga logam
berat didapatkan massa optimum 1 gram dengan lama kontak 10 menit. Dengan persentase penyisihan
98,89% untuk logam Pb, 99,72% untuk logam Cd, dan 99,50% untuk logam Cr.

Kata kunci: Pisang, Limbah Cair, Aktivasi Kimia, Aktivasi Fisika


Abstract: Waste water from practicum activities at SMK X in Padang contains heavy metals that are
harmful to the environment. Before being discharged into the environment usually treated using
WWTP biological methods. Due to the high operational and maintenance costs of biological methods,
another alternative used natural bioadsorbents. The manufacture of activated bioadsorben used
chemical with NaOH 5% and activation of Physics at 500oC. This research did was varify mass of the
bioadsorbent as much as 0.5, 1, 2, and 3 grams with a contact time of 5, 10, 15, 20, 25 minutes.
Quality the bioadsorbent determined based on SNI 06-3730-1995, heavy metal Pb based on SNI 06-
6989.45-2005, Cd of SNI 06-6989.37-2005, and Cr of SNI 6989.17:2009. Chemically activated
bioadsorben are effective for heavy metal removal. Resulted in water content of 1%, ash content of
7.99%, volatile matter of 23.71% and absorption of iod 1098 mg/g. The bioadsorbent was determined
by SEM and the result of chemical activation has big porous. The condition optimum for mass of
bioadsorben was 1 gram and a contact time is 10 minutes to removal three heavy metals in waste
water. Removal Pb metal of 98.89% for, Cd metal of 99.72%, and Cr metal of 99.50%.
Keywords: Banana, Waste Water, Chemical Activation, Physical Activation

PENDAHULUAN biokonsentrasi. Sumber dari logam berat


Logam berat dilingkungan berasal dari masuk kebadan air kemudian terkonsumsi oleh
berbagai sumber seperti erosi tanah, pelapukan ikan, dan ikan tersebut dikonsumsi oleh
alami kerak bumi, pertambangan, limbah manusia (Connel dan Miller, 2006).
industri, limbah laboratorium pendidikan, agen
pengendalian serangga dalam pengendalian Salah satu sumber logam berat yaitu berasal
penyakit tanaman dan banyak hal lainnya dari laboratorium pendidikan biasanya
(Morais dkk., 2012). Logam berat dapat masuk dihasilkan dari kegiatan praktikum. Jika tidak
ke dalam tubuh manusia melalui jalur rantai ditangani dengan baik akan menyebabkan
makanan, pernapasan dan kulit. Pada jalur pencemaran badan air. Laboratorium
makanan diakibatkan dari proses rantai pendidikan di SMK X kota Padang
makanan yang terjadi karena adanya proses menghasilkan limbah rata-rata sebesar 11,3 L
bioakumulasi, biomagnifikasi dan setiap bulannya untuk satu laboratorium.
E-ISSN 2615-28275Jurnal Sains dan TeknologiVol. XX No.X, Juni201X

Dimana sekolah ini memiliki enam belas serta kemudahan proses regenerasinya
laboratorium kimia yang digunakan untuk (Ashraf, 2010; Gadd dalam Sunarya, 1998).
kegiatan praktikum. Kandungan limbah yang
sangat diperhatikan adalah logam berat seperti Bioadsorben yang digunakan dalam
Pb, Cd, dan Cr. Limbah logam berat ini penyisihan logam berat pada penelitian ini dari
berasal dari bahan kimia yang digunakan saat limbah batang pisang jenis pisang (Musa
praktikum seperti K2Cr2O7, larutan induk dan balbisiana Colla). Di Kota Padang, pohon
deret Pb, Cr, dan Cd dari objek praktikum pisang banyak yang tumbuh secara liar dan
analisa logam berat, dll. Berdasarkan hasil tidak terawat sehingga produktivitas dari
pengukuran konsentrasi masing-masing logam pohon pisang tersebut tidak memiliki nilai
berat Pb, Cd, dan Cr secara berurutan adalah ekonomis lagi. Berdasarkan data Badan Pusat
2,0 ppm; 1,5 ppm; dan 2,2 ppm. Nilai ambang Statistik (BPS) Kota Padang pada tahun 2020
batas kandungan masing-masing logam berat untuk tanaman hortikultura pisang memiliki
Pb, Cd, dan Cr secara berurutan adalah 0,5 luas panen seluas 10,48 hektar dengan total
ppm; 0,01 ppm; dan 1 ppm berdasarkan PP RI produksi 697,64 ton yang tersebar di beberapa
No. 22 Th. 2021 Tentang Penyelenggaraan kecamatan di Kota Padang. Dimana pada
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan tahun 2019 seluas 7,24 hektar dengan total
Hidup, limbah laboratorium sudah melebihi produksi 1.207,50 ton hal ini terjadi penurunan
baku mutu. produksi sebesar 57,77% sedangkan untuk luas
lahannya bertambah seluas 3,24 hektar. Selain
Logam berat timbal (Pb), Cadmium (Cd) dan itu selama ini batang pohon pisang baru
Cromium (Cr) merupakan logam berat yang dimanfaatkan oleh sebagian kecil masyarakat
besifat non esensial dalam tubuh karena sebagai pakan ternak.
sifatnya yang beracun dan karsinogenik jika
dalam konsentrasi besar. Karena besarnya efek METODE PENELITIAN
yang ditimbulkan dari ketiga logam berat Penelitian ini merupakan penelitian dengan
tersebut maka sebelum dibuang kelingkungan metode eksperimental. Yang dilakukan di
harus dilakukan pengolahan. Salah satu cara laboratorium SMK SMAK Padang yang
pengolahannya dengan menggunakan Intalasi dilaksanakan pada bulan agustus 2021 sampai
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Limbah cair dengan bulan oktober 2021.
di SMK X Kota Padang diproses
Sampel dan Teknik Sampling
menggunakan IPAL dengan metode biologi
dimana memanfaatkan mikroba untuk Sampel pada penelitian ini adalah air limbah
menurunkan tingkat pencemaran dari limbah cair laboratorium pada salah satu sekolah di
yang dihasilkan, sehingga membutuhkan biaya Kota Padang. Sampling dilakukan pada titik
operasional yang besar. Alternatif lain yang input IPAL dan mengacu kepada SNI
dapat digunakan dalam sistem IPAL secara 6989.59:2008 Metoda pengambilan contoh air
fisika kimia dengan menggunakan bioadsorben limbah. Kemudian sampel dimasukkan
alami. kedalam derigen dan di tambahkan HCl
sebagai pengawet. Selanjutnya sampel di uji di
Pemanfaatan bioabsorben yang berasal dari Laboratorium SMK SMAK Padang.
sisa bahan alam menjadi perhatian para
peneliti saat ini. Dibandingkan dengan Variabel Penelitian
adsorben lainnya seperti silika gel, Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
bioadsorben memiliki keuntungan dalam akan menjadi objek pengamatan penelitian.
proses peggunaannya diantaranya adalah biaya Pada penelitian ini terdapat dua veriabel yang
relatif murah, efisiensi tinggi pada larutan mejadi fokus penelitian, yaitu variabel tetap
encer, minimalisasi pembentukan lumpur, dan variabel bebas.
1. Variabel tetap penelitian ini adalah sebagai ………..Pers 4.
berikut:
a. Zat kimia yang digunakan sebagai Dimana:
aktivator adalah NaOH 5%. V = Larutan natrium tio-sulfat yang
b. Kecepatan pengadukan yang ………...diperlukan (mL)
dilakukan adalah 200 rpm. N = Normalitas natrium tio-sulfat
2. Variabel bebas penelitian ini adalah sebagai 12,69 = Jumlah iod sesuai dengan 1 mL
berikut: ………..larutan natrium tio-sulfat 0,1 N
a. Proses aktivasi dilakukan secara fisika W = Contoh (gram)
dan kimia.
b. Berat bioadsorben yang dimasukkan 5. Kadar Logam Berat
kedalam 200 mL air sampel adalah Y = aX + b
0,5 gram, 1 gram, 2 gram dan 3 gram.
c. Waktu pengadukkan adalah 5 menit, Dimana:
10 menit, 15 menit 20 menit dan 25 Y = Absorbance
menit. a = Intersept
x = Kadar analit
Teknik Pengolahan dan Data Analisis b = Kemiringan (Slope)
Dalam penelitian ini data bersumber dari air
Prosedur
limbah laboratorium salah satu sekolah di Kota
Padang. Data yang dilakukan untuk penelitian Bioadsorben yang telah diaktivasi kemudian di
ini adalah sesuai dengan SNI 06-3730-1995. timbang sebanyak 0,5; 1; 2; 3 gram kedalam
Data yang diperoleh dilakukan pengolahan beaker glass yang berbeda. Selanjutnya
dengan mementukan beberapa nilai parameter ditambahkan limbah cair sebanyak 200 mL
uji terhadap kualitas bioadsorben yang dibuat. kedalam masing-masing beaker glass.
1. Kadar air Selanjutnya dilakukan pengadukan dengan
........... Pers 1. interval waktu 5 menit tiap beaker glass
sampai lama pengadukan 25 menit.
Dimana: Pengadukan dilakukan secara konstan dengan
W1 = Kehilangan bobot contoh (gram) kecepatan 200 rpm. Kemudian dilakukan
W2 = Bobot contoh (gram) penyaringan menggunakan kertas saring
whattman no.41 untuk diambil filtratnya.
2. Kadar abu Filtrat yang didapat dilakukan pengujian kadar
............ Pers 2. logam dengan menggunakan SSA. Percobaan
ini dilakukan untuk aktivasi kimia dan fisika.
Dimana:
Penentuan Kadar Air
W1 = Kehilangan bobot contoh (gram)
W2 = Bobot contoh (gram) 1. Ditimbang teliti karbon aktif sebanyak 1
gram dalam botol timbang, yang telah
3. Kadar volatile matter diketahui bobot konstan dari botol timbang.
.... Pers 3. 2. Diratakan karbon aktif kemudian masukkan
kedalam oven yang telah diatur suhunya
Dimana: (115o ± 5oC) selama 3 jam. Waktu
W1 = Bobot contoh semula (gram) pemanasan, tutup botol timbang dibuka.
W2 = Berat contoh setelah pemanasan 3. Didinginkan dalam desikator kemudian
ditimbang sampai bobot tetap.
…..(gram)
4. Daya serap iod
E-ISSN 2615-28275Jurnal Sains dan TeknologiVol. XX No.X, Juni201X

Penentuan Kadar Abu 6. Dipindahhkan kedalam sentrifuge untuk di


1. Ditimbang teliti karbon aktif sebanyak 2-3 lakukan pemisahan sampai karbon aktif
gram dalam cawan porselen, yang telah turun dan cairannya bening.
diketahui bobot konstan dari cawan 7. Dipipet 10 mL cairan bening dan dititar
porselen. dengan larutan Na2S2O3 0,1 N.
2. Diabukan karbon aktif pelan-pelan, setelah 8. Jika larutan sudah bening ditambahkan
semua arang hilang, nyala diperbesar atau dengan indicator amilum 1%.
dipindahkan kedalam tanur (800-900oC) 9. Titrasi kembali sampai larutan warna biru
selama 2 jam. hilang.
3. Bila seluruh karbon aktif telah menjadi abu,
Penetapan Kadar Pb, Cd, dan Cr
cawan didinginkan kedalam desikator. 1. Dihomogenkan sampel uji terlebih dahulu,
Kemudian ditimbang abu sampai dipipet teliti 50 mL contoh uji dan
didapatkan bobot konstan. masukkan kedalam beaker glass 250 mL.
2. Ditambahkan 5 mL HNO3 pekat, kemudian
Penentuan Kadar Volatile Matter
tutup dengan kaca arloji.
1. Ditimbang 1-2 gram karbon aktif kedalam 3. Dipanaskan perlahan-lahan sampai sisa
cawan porselen, yang telah diketahui bobot volumenya 15 – 20 mL.
konstan dari cawan porselen. 4. Jika destruksi belum sempurna (tidak
2. Diatas cawan tersebut diletakkan lagi jernih), maka tambahkan lagi 5 mL HNO3
cawan porselen lain yang sudah diketahui pekat, kemudian tutup beaker glass kembali
bobot konstannya, sehingga karbon aktif dengan kaca arloji dan panaskan lagi.
berada diantara kedua cawan itu. Dilakukan proses ini secara berulang
3. Dipanaskan cawan dan karbon aktif sampai sampai semua logam larut, yang terlihat
950oC dalam furnace. dari warna endapan dalam contoh uji
4. Setelah suhu tercapai cawan dan isinya menjadi agak putih atau contoh uji menjadi
dibiarkan dingin, dikelurkan dan jernih.
didindinkan dalam desikator. 5. Dibilas kaca arloji dan masukka air
5. Kemudian ditimbang dengan neraca bilasannya kedalam beaker glass.
anallitik. 6. Dipindahkan contoh ujji kedalam labu ukur
Penentuan Daya Serap Iod 50 mL dan ditambahkan aquabidest sampai
tanda tera dan dihomogenkan/
1. Karbon aktif dipanaskan terlebih dahulu di
7. Contoh uji siap diukur dengan
dalam oven pada suhu 115 ± 5oC selama 1
spektrofotometer serapan atom (SSA).
jam.
2. Kedmudian didinginakan dalam desikator. HASIL DAN PEMBAHASAN
3. Ditimbang teliti 0,5 Gram karbon aktif. Karakteriktik Awal Air Limbah
4. Dipindahkan kedalam tempat berwarna Sebelum dilakukan kontak antara bioadsorben
gelap dan tertutup. dengan sampel air limbah, maka dilakukan
5. Ditambahkan dengan teliti 50 mL larutan pengukuran awal pada air limbah IPAL.
iod 0,1 N, dikocok selama 15 menit pada Berikut tabel hasil pengujian awal sampel air
suhu kamar. limbah.

Tabel 1 Konsentrasi sampel input IPAL


No Nama Logam Berat Konsentrasi (ppm) Baku Mutu (ppm)
1 Pb 1,99 0,5
2 Cd 1,49 0,05
3 Cr 2,25 1
Sumber : Hasil uji laboratorium

Tabel 1 menunjukkan konsentrasi logam Pb, Kualitas Bioadsorben Limbah Batang


Cd, dan Cr dalam air limbah yang berasal dari Pisang
laboratorium SMK X kota Padang. Mengacu Untuk mengetahui kualitas bioadsorben yang
pada PP No. 20 tahun 2021 Tentang terbuat dari limbah batang pisang, maka
Penyelenggaraan Perlindungan dan dilakukan pengujian terhadap parameter kadar
Pengelolaan Lingkungan Hidup konsentrasi air (%), kadar abu (%), volatile matter (%) dan
tersebut sudah melebihi baku mutu. daya serap iod (mg/g). Kualitas bioadsorben
dapat dilihat
pada tabel 2.

Tabel 2 Kualitas Bioadsorben Limbah Batang Pisang

No Parameter Uji Aktivasi Kimia Aktivasi Fisika Baku Mutu


1 Kadar Air (%) 1 0,56 Maks 15
2 Kadar Abu (%) 7,99 6,89 Maks 10
3 Volatile Matter (%) 23,71 20,74 Maks 25
4 Daya Serap Iod (mg/g) 1098,22 1093,35 Min 750
Sumber : Hasil uji laboratorium

Kadar Air dengan aktivasi fisika. Nilai kadar abu pada


Kadar air yang pada bioadsorben menunjukkan aktivasi kimia yang tinggi disebabkan oleh sisa
bahwa adanya kandungan air yang tertinggal air dari proses aktivasi dan sifat bioadsorben
dan menutupi pori bioadsorben (Syahrir, yang higroskopis. Kadar abu pada aktivasi
2020). Kadar air pada aktivasi kimia memiliki kimia dan fisika didapatkan memenuhi standar
kandungan yang lebih tinggi dibandingkan baku mutu, dimana untuk kadar air yang
dengan aktivasi fisika. Hal ini dikarenakan dipersyaratkan adalah maksimal 10% untuk
pada aktivasi kimia, bioadsorben dilakukan bioadsorben yang berbentuk serbuk. Kadar abu
perendaman selama 4 jam menggunakan pada bioadsorben dari batang pisang ini
larutan NaOH 5% kemudian dilakukan disebabkan oleh kandungan mineral yang
pembilasan dengan aquadest untuk terdapat batang pisang. Mineral pada batang
menghilangkan sisa NaOH yang tertinggal pisang ini terdiri dari nikel, besi, kalium,
pada bioadsorben. Berdasarkan proses tersebut natrium, dan silikon (Lilis 2017).
kandungan air yang berikatan dengan
bioadsorben belum teruapkan sempurna Kadar Volatile Matter
sehingga mengakibatkan kadar airnya lebih Dari kedua aktivasi yang dilakukan pengujian
besar dari aktivasi fisika. Kadar air yang nilai volatile matternya telah memenuhi
didapatkan pada aktivasi kimia dan fisika standar baku mutu SNI- 06-3730-1995, hal ini
sudah memenuhi standar baku mutu, dimana disebabkan oleh proses pembentukan karbon,
untuk kadar air yang dipersyaratkan adalah bioadsorben terarangkan sempurna. Proses
maksimal 15% untuk bioadsorben yang aktivasi yang dilakukan juga mempengaruhi
berbentuk serbuk. nilai volatile matternya dimana bioadsorben
yang dilakukan dengan aktivasi fisika
Kadar Abu memiliki kadar volatile matter yang lebih
Kadar abu pada aktivasi kimia memiliki rendah dibandingkan dengan aktivasi kimia.
kandungan yang lebih tinggi dibandingkan Hal ini dikarenakan pada proses aktivasi kimia
E-ISSN 2615-28275Jurnal Sains dan TeknologiVol. XX No.X, Juni201X

larutan NaOH saat aktivasi masih tersisa dan lebih besar dibandingkan dengan aktivasi
menyebabkan kadar volatile matternya lebih fisika, hal ini disebabkan oleh pada aktivasi
besar. kimia ukuran pori bioadsorben terbuka secara
maksimal karena dilakukan aktivasi dengan
Daya Serap Iod menggunakan larutan NaOH, dan pemanasan.
Daya serap iod bioadsorben terhadap iod
memiliki korelasi dengan luas permukaan dari Pengaruh Aktivasi Terhadap Penyisihan
bioadsorben. Semakin besar angka iod maka Logam Berat Pb, Cd, dan Cr.
semakin besar kemampuannya dalam Aktivasi yang dilakukan pada bioadsorben
menyerap adsorbat atau zat terlarut (Idrus, kemudian dilihat bentuk morfologinya
2013). Dari kedua aktivasi yang dilakukan menggunakan SEM. Hasil SEM bioadsorben
nilai daya serap iodnya sudah memenuhi dapat dilihat pada gambar 1.
standar baku mutu yaitu SNI SNI- 06-3730-
1995. Dari kedua aktivasi diatas bahwa
aktivasi secara kimia nilai daya serap iodnya

A B C D

(a)

A B C D

(b)
Gambar 1 Tampilan SEM Bioadsorben batang pisang (a) aktivasi fisika (b) aktivasi kimia pada perbesaran A =
1.000X, B = 2.500X, C = 5.000X, D = 10.000X

Berdasarkan analisa SEM yang dilakukan 10.000X masih terlihat ukuran pori yang
menunjukkan bahwa bioadsorben batang terbuka yang ditunjukkan background hitam
pisang memiliki bentuk yang tidak beraturan yang tampak, sehingga penyerapan terhadap
yang berupa agregat tersusun atas partikel logam berat pada aktivasi kimia berlangsung
yang ukurannya bervariasi. Pada analisa SEM secara maksimal.
ini dilakukan perbesaran terhadap ukuran
Pengaruh Massa Bioadsorben dan Waktu
partikel bioadsorben dimulai dari perbesaran
Kontak Terhadap Penyisihan Logam Pb,
1.000X sampai dengan 10.000X. Dari
Cd dan Cr
pengamatan yang dilakukan terhadap kedua
Bioadsorben yang digunakan untuk penyisihan
aktivasi yang dilakukan terlihat bahwa aktivasi
logam berat dilakukan variasi massa untuk
dengan cara kimia memiliki ukuran pori yang
mengetahui massa optimum dalam penyisihan
lebih besar dibandingkan dengan cara fisika.
logam berat. Yang dapat dilihat pada gambar 2
Dimana pada aktivasi kimia pada perbesaran
Gambar 2 Pengaruh Mass Bioadsorben dan Waktu Kontak Terhadap Penyisihan Logam Pb, Cd, dan
Cr

Gambar 2 terlihat bahwa massa berpengaruh limbah cair. Logam berat yang telah terserap
terhadap konsentrasi sampel air limbah yang mencapai titik optimum adsorpsi maka
disisihkan. Pada massa 1 gram dengan waktu selanjutnya akan terjadi proses penguraian
pengadukan 10 menit logam berat Pb dapat yang disebut desorpsi. Kondisi optimum ini
disisihkan sebesar 98,69%, logam Cd sebesar disebut dengan keadaan kesetimbangan
99,72%, dan logam Cr sebesar 99,50%. adsorpsi. Namun setelah titik kesetimbangan
Dibandingkan dengan massa yang lebih besar itu, logam berat Pb, Cd, dan Cr yang terserap
tidak terjadi kenaikkan penyisihan yang akan berkurang Kembali (Hijrah, 2016).
signifikan. Sehingga semakin besar massa Isotherm Adsorpsi
yang ditambahkan tidak berbanding lurus Isoterm Adsorpsi Logam Pb
dengan konsetrasi logam berat yang Penentuan ishotherm Langmuir dan
disisihkan. Karena massa yang berlebihan Freundlich digambarkan menjadi kurva
membuat bioadsorben yang kontak dengan kesetimbangan garis lurus yang model
logam berat menjadi jenuh. Sehingga nilai kesetimbangannya bergantung pada hasil
persentase penyisihaan logam beratnya koefisien regresi (R2) yang paling tinggi
fluktuatif. Sehingga pada massa 1 gram (Sahara, dkk., 2018). Perhitungan nilai
menjadi massa optimum dalam penyisihan isotherm adsorpsi digunakan untuk
logam berat dengan lama pengadukan 10 mengetahui mekanisme adsorpsi dari
menit. Hal ini dikarenakan pada massa dan bioadsorben limbah batang pisang yang dibuat.
waktu kontak tersebut logam berat Pb, Cd, dan Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Cr efektifitas penyerapannya lebih dari 90%. didapatkan bahwa aktivasi kimia yang menjadi
Lama pengadukan yang divariasikan terlihat aktivasi yang bagus dalam penyisihan logam
bahwa semakin lama di aduk maka tidak berat. Dari aktivasi tersebut kemudian diambil
semakin besar logam berat yang disisihkan, massa dan waktu pengadukan optimum untuk
malah cendrung fluktuatif. Hal ini disebabkan dilakukan perhitungan nilai isotherm
oleh logam berat yang sudah berikatan dengan adsorpsinya. Perhitungan isotherm adsorpsi
bioadsorben terlepas dan terlarut kembali pada dapat dilihat pada tabel 3.
E-ISSN 2615-28275Jurnal Sains dan TeknologiVol. XX No.X, Juni201X

Tabel 3 Perhitungan isotherm adsorpsi logam Pb

Massa Bioadsorben Co Ce qe
Log Ce Log qe Ce/qe
(Gram) (mg/L) (mg/L) (mg/g)
0,5 1,9936 0,8938 0,4399 -0,0487 -0,3566 0,1367
1 1,9936 0,0260 0,3935 -1,5850 -0,4050 3,9133
2 1,9936 0,0087 0,1984 -2,0604 -0,7022 2,9340
3 1,9936 0,0477 0,1297 -1,3214 -0,8869 1,4898
Sumber: Hasil Penelitian

Model isotherm Freundlich berdasarkan data isotherm Langmuir dibuat dengan


perhitungan Tabel 3 dapat dibuat dengan mengplotkan nilai qe/Ce sebagai sumbu x
mengeplotkan nilai log Ce sebagai sumbu x terhadap Ce sebagai sumbu y, seperti berikut:
terhadap log qe sebagai sumbu y. Untuk model

(a) (b)
Gambar 1 Pemodelan isotherm adsorpsi (a) Freundlich (b) Langmuir bioadsorben limbah
batang pisang dalam penyisihan logam berat Pb

Terlihat pada gambar 3 pemodelan adsorpsi diatas disimpulkan bahwa adsorpsi Langmuir
yang lebih sesuai adalah isotherm Langmuir terjadi secara fisika sehingga ikatan yang
dibandingkan dengan model isotherm terjadi cukup kuat dan mengasumsikan bahwa
Freundlich, hal ini dikarenakan nilai R2 pada adsorbat menempel pada satu lapisan
isotherm Langmuir lebih besar dari isotherm (monolayer) pada permukaan bioadsorben
Freundlich. Hasil R2 langmuir yaitu 0,66, dengan sisi aktif yang sama (homogen)
Sedangkan pada isotherm Freundlich nilai R2 (Alfiaturrahma, 2016).
nya adalah 0,26. Pemodelan pada isotherm
Isoterm Adsorpsi Logam Cd berat. Dari aktivasi tersebut kemudian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dilakukan perhitungan nilai isotherm
didapatkan bahwa aktivasi kimia yang menjadi adsorpsinya. Perhitungan isotherm adsorpsi
aktivasi yang bagus dalam penyisihan logam dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4 Perhitungan isotherm adsorpsi logam Cd


Massa Bioadsorben Co Ce qe
Log Ce Log qe Ce/qe
(Gram) (mg/L) (mg/L) (mg/g)
0,5 1,4888 0,0124 0,5906 -1,9066 -0,2287 8,3353
1 1,4888 0,0042 0,2969 -2,3768 -0,5274 4,5069
2 1,4888 0,0019 0,1487 -2,7212 -0,8277 3,2876
3 1,4888 0,0029 0,0991 -2,5376 -1,0041 2,5272
Sumber: Hasil Penelitian
Model isotherm Freundlich berdasarkan data isotherm Langmuir dibuat dengan
perhitungan Tabel 4 dapat dibuat dengan mengplotkan nilai qe/Ce sebagai sumbu x
mengeplotkan nilai log Ce sebagai sumbu x terhadap Ce sebagai sumbu y, seperti berikut:
terhadap log qe sebagai sumbu y. Untuk model

(a) (b)
Gambar 4 Pemodelan isotherm adsorpsi (a) Freundlich (b) Langmuir bioadsorben limbah
batang pisang dalam penyisihan logam berat Cd

Mengacu kepada gambar 4 pemodelan bahwa adsorbat menempel pada satu lapisan
adsorpsi yang lebih sesuai adalah isotherm (monolayer) pada permukaan bioadsorben
Langmuir dibandingkan dengan model dengan sisi aktif yang sama (homogen)
isotherm Freundlich, hal ini dikarenakan nilai (Alfiaturrahma, 2016).
R2 pada isotherm Langmuir lebih besar dari Isoterm Adsorpsi Logam Cr
isotherm Freundlich. Hasil R2 langmuir yaitu Dari aktivasi tersebut kemudian diambil massa
0,9443, Sedangkan pada isotherm Freundlich dan waktu pengadukan optimum untuk
nilai R2 nya adalah 0,784. Pemodelan pada dilakukan perhitungan nilai isotherm
isotherm diatas disimpulkan bahwa adsorpsi adsorpsinya. Perhitungan isotherm adsorpsi
Langmuir terjadi secara fisika sehingga ikatan dapat dilihat pada tabel 5.
yang terjadi cukup kuat dan mengasumsikan

Tabel 5 Perhitungan isotherm adsorpsi logam Cr

Massa
Co Ce qe
Bioadsorben Log Ce Log qe Ce/qe
(mg/L) (mg/L) (mg/g)
(Gram)
0,5 2,2493 0,0028 0,8986 -2,5528 -0,0464 54,9784
1 2,2493 0,0028 0,4493 -2,5528 -0,3475 7,3471
2 2,2493 0,0213 0,2228 -1,6716 -0,6521 2,5635
3 2,2493 0,0057 0,1496 -2,2441 -0,8251 2,7197
Sumber: Hasil Penelitian

Model isotherm Freundlich berdasarkan data isotherm Langmuir dibuat dengan


perhitungan Tabel 5 dapat dibuat dengan mengplotkan nilai qe/Ce sebagai sumbu x
mengeplotkan nilai log Ce sebagai sumbu x terhadap Ce sebagai sumbu y, seperti berikut:
terhadap log qe sebagai sumbu y. Untuk model
E-ISSN 2615-28275Jurnal Sains dan TeknologiVol. XX No.X, Juni201X

(a) (b)
Gambar 1 Pemodelan isotherm adsorpsi (a) Freundlich (b) Langmuir bioadsorben limbah batang
pisang dalam penyisihan logam berat Cr

Berdasarkan gambar 5 pemodelan adsorpsi pada aktivasi fisika dan 98,87 – 99,62%
yang lebih sesuai adalah isotherm Freundlich pada aktivasi kimia.
dibandingkan dengan model isotherm 2. Massa optimum dalam penyisihan logam
Langmuir, hal ini dikarenakan nilai R2 pada berat Pb, Cd, dan Cr adalah 1 gram dengan
isotherm Freundlich lebih besar dari isotherm waktu kontak selama 10 menit.
Langmuir. Hasil R2 Freundlich yaitu 0,4061, 3. Isotherm yang terjadi pada penyisihan
Sedangkan pada isotherm langmuir nilai R2 logam berat Pb, dan Cd adalah pemodelan
nya adalah 0,2041. Pemodelan pada isotherm Langmuir dimana hanya terjadi pada satu
diatas disimpulkan bahwa adsorpsi Freundlich lapisan (monolayer) dan Cr adalah
diasumsikan bahwa terdapat lebih dari satu pemodelan Freundlich dimana terjadi pada
lapisan permukaan (multilayer) dan sisi semua lapisan (multilayer).
bersifat heterogen, yaitu adanya perbedaan
energi pengikat pada tiap-tiap sisi dimana DAFTAR PUSTAKA
proses adsorpsi di tiap-tiap sisi adsorpsi Alfiaturrahma, P., & Hendriyanto, O. 2016.
mengikuti isotherm Langmuir (Handayani, Pemanfaatan kulit pisang kepok sebagai
2009). Pada penyisihan logam berat Cr adsorben untuk menyisihkan logam Cu.
Jurnal ilmiah teknik lingkungan, 8(2),
multimayer pada bioadsorben berikat secara
105-111.
kuat secara kimia antara logam Cr dengan
dengan sisa ion OH- dari aktivasi dengan Ashraf, M. A., Maah, M. J., and Yusoff,
larutan NaOH dan juga terikat pada lapisan I. 2010. Study of Banana peel (Musa
permukaan bioadsorben (Widihati, 2012). sapientum) as a Cationic Biosorben,
American-Eurasian. J. Agric & Environ.
KESEMPULAN
Sci. 8: 7-17.
Berdasarkan hasil penelitian yang
Connel, D.W. and GJ.Miller. 2006. Kimia dan
dilakukan diperoleh kesimpulan, yaitu:
Ekotoksikologi Pencemaran. Y.
1. Nilai efisiensi penyisihan logam berat Koestoer (Penerjemah). Universitas
dengan menggunakan bioadsoben limbah Indonesia Press. Jakarta.
batang pisang didapatkan penyisihan logam Creswell, John W. 2012. Research Design
Pb sebesar 95,01 – 97,61% pada aktivasi Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
fisika dan 96,29 – 98,69% pada aktivasi Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kimia. Untuk logam berat Cd terjadi
penyisihan sebesar 99,25 – 99,62% pada Hijrah. M., Saiyidah, Ihsan, I., & Sahara, S.
2016. Efektivitas Adsorpsi Kulit
aktivasi fisika dan 98,99 – 99,72% pada
Mangga, Kulit Pepaya Dan Batang
aktivasi kimia. Untuk logam berat Cr Pisang Sebagai Penyerap Timbal (Pb)
terjadi penyisihan sebesar 98,87 – 99,24%
Pada Air Lindi Tpa Tamangapa. Jft: E-Journal Of Appliyed Chemistry].
Jurnal Fisika dan Terapannya, 3, 61-68. 6(1):37-45

Idrus, R., Lapanporo, B. P., & Putra, Y. S. Syahrir, I., Samosir, D., Destarini, N. A., &
2013. Pengaruh suhu aktivasi terhadap Bariah, B. 2020. Pemanfaatan Limbah
kualitas karbon aktif berbahan dasar Batang Pisang (Musa Paradisiaca L)
tempurung kelapa. Prisma Fisika, 1(1). Sebagai Arang Aktif Melalui Proses
Aktivasi Menggunakan Aktivator
Morais, S., Costa, F.G. and Pereira, M.D.L., NaOH. Di Seminar Nasional Hasil
2012. Heavy metals and human health. Penelitian & Pengabdian Kepada
Environmental health–emerging issues Masyarakat (SNP2M) (pp. 54-59).
and practice, 10(1), pp.227-245.
Widihati, I. A. G., Suastuti, N. G. A. M. D. A.,
Sahara,E., Gayatri, P.S., Dan Suarya, P. 2018.
& Nirmalasari, M. Y. 2012. Studi
Adsorpsi Zat Warna Rhodamin B
kinetika adsorpsi larutan ion logam
Dalam Larutan Oleh Arang Aktif
kromium (Cr) menggunakan arang
Batang Tanaman Gumitir Teraktivasi
batang pisang (Musa paradisiaca).
Asam Fosfat. Cakra Kimia [Indonesian
Jurnal Kimia, 6(1), 8-16.

Anda mungkin juga menyukai