Anda di halaman 1dari 16

Nama Asisten : Jedi Riazi

Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023


Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

PENGUJIAN KADAR COD


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN

Aurelia Benedikta Demira Tobing (240210210032)

Departemen Teknologi Industri Pangan Universitas Padjadjaran, Jatinangor


Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21, Jatinangor, Sumedang 40600 Telp. (022)
7798844, 779570 Fax. (022) 7795780 Email: aurelia21003@mail.unpad.ac.id

ABSTRAK
COD atau singkatan dari Chemical Oxygen Demand merupakan jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan organik yang ada pada air
secara kimiawi. Prinsip dari pengujian COD adalah penambahan kalium dikromat
sebagai oksidator yang telah ditambah asam pekat dan katalis perak sulfat
kemudian dipanaskan. Kelebihan kalium dikromat ditera dengan titrasi, sehingga
kalium dikromat yang dipakai untuk oksidasi dalam sampel dapat dihitung dan
nilai COD dapat ditentukan. Metode yang dipakai ialah metode refluks. Metode
refluks merupakan teknik yang digunakan dalam kimia untuk memanaskan dan
mendistilasi campuran zat dengan tujuan mengurangi kehilangan air. Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia COD pada sampel air limbah
cuci daging, air limbah cuci sayuran, air limbah ikan, air limbah kaki lima, air
limbah laboratorium, air limbah rumah makan, air limbah selokan, air limbah
tahu, air limbah tekstil, dan air sungai. Hasil nilai COD praktikum kali ini
berdasarkan literatur yakni limbah cuci daging 1862,20±1381,72 mg/L; limbah
cuci sayur 1640 mg/L; limbah ikan 2500 mg/ L; limbah kaki lima 290-4290 mg/L;
limbah laboratorium 81,67 mg/L; limbah rumah makan 1689,6 mg/L; limbah tahu
1072 mg/ L; limbah tekstil 829,2 mg/ L tidak layak dibuang ke perairan secara
langsung karena melebihi baku mutu. Sedangkan, nilai COD air selokan 13,299
mg/L dan air sungai 18 mg/L - 25 mg/L memenuhi baku mutu nilai COD dalam
air limbah.
Kata kunci: COD (Chemical Oxygen Demand), limbah cair, metode refluks

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah selain menghasilkan produk, industri
satu negara penghasil sumber daya juga menghasilkan limbah. Salah
alam terbesar di dunia, sumber daya satu limbah utama yang dihasilkan
tersebut biasanya dikelola pada oleh industri adalah air. Air limbah
industri seperti tekstil, perkebunan, merupakan air buangan yang
makanan, dan lain-lain. Akan tetapi, diahsilkan dari pemakaian air pada

1
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

proses produksi dan berbagai menyebabkan tumor ataupun


aktivitas lain yang ditampung kematian pada organisme akuatik,
(Tchobanoglous et al., 1991). Air serta mengakibatkan iritasi,
limbah berpotensi mencemari keracunan, mutasi gen, dan kanker
lingkungan apabila ketika produksi pada manusia (Valerie et al., 2018).
menggunakan bahan kimia yang Analisis kualitas limbah dapat
berlebihan. Bahan yang dapat dilakukan menggunakan indikator
menimbulkan masalah pencemaran biologi dan kimia. Indikator biologi
ialah bahan organik, non-organik, merupakan korelasi perilaku
dan logam berat yang konsentrasinya komunitas di alam dengan
melebihi baku mutu yang lingkungan. Indikator kimia
diperbolehkan untuk masuk ke dilakukan dengan menganalisis
lingkungan. Karakteristik limbah BOD, COD, dan DO.
tersebut yang dapat merusak COD atau singkatan dari
lingkungan dan kesehatan manusia Chemical Oxygen Demand
dalam jangka waktu yang panjang merupakan jumlah oksigen yang
(Indrayani & Rahmah, 2018). dibutuhkan untuk mengoksidasi
Oleh karena itu, penitng bahan organik yang ada pada air
sekali dilakukannya analisis kualitas secara kimiawi (Lumaela et al.,
limbah sebelum dibuang ke 2013). Analisis BOD dan COD
lingkungan. Hal ini dilakukan untuk bertujuan untuk (Santoso, 2018):
mengetahui apakah limbah tersebut a) BOD penting untuk
berbahaya atau tidak, sehingga dapat mengetahui perkiraan jumlah
dilakukan upaya mengatasi masalah oksigen yang diperlukan
yang ditimbulkan oleh air limbah untuk menstabilkan bahan
tersebut. keberadaan limbah dapat organik yang ada secara
memberikan dampak negatif biologi,
terhadap lingkungan, seperti b) Untuk mengetahui ukuran
menganggu transparansi air, fasilitas unit pengolahan
mengganggu proses fotosintesis yang limbah,
berujung pada defisiensi oksigen,

2
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

c) Mengukur efisiensi suatu limbah cuci sayuran, air limbah ikan,


proses perlakuan dalam air limbah kaki lima, air limbah
pengolahan limbah, laboratorium, air limbah rumah
d) Mengetahui kesesuaian makan, air limbah selokan, air
denggan batasan yang limbah tahu, air limbah tekstil, dan
diperbolehkan bagi air sungai. Praktikum ini bertujuan
pembuangan air limbah untuk mengetahui karakteristik kimia
Prinsip dari pengujian COD Chemical Oxygen Demand (COD)
adalah penambahan kalium dikromat pada sampel.
sebagai oksidator yang telah
ditambah asam pekat dan katalis METODOLOGI
perak sulfat kemudian dipanaskan. Alat dan Bahan
Kelebihan kalium dikromat ditera Alat yang digunakan pada praktikum
dengan titrasi, sehingga kalium pengujian nilai COD limbah ialah
dikromat yang dipakai untuk oksidasi batang pengaduk, beaker glass, bulb
dalam sampel dapat dihitung dan pipet, buret, erlenmayer, kondensor,
nilai COD dapat ditentukan. Metode labu bulat, labu ukur 100 mL, pipet
yang dipakai ialah metode refluks. ukur, dan sudip/ spatula.
Metode refluks merupakan teknik Bahan yang dipakai pada praktikum
yang digunakan dalam kimia untuk pengujian nilai COD limbah ialah
memanaskan dan mendistilasi FAS (II) 0,025N, Hg SO 4 , indikator
campuran zat dengan tujuan Ferroin, K 2 Cr2 O7 0,025 N, larutan
mengurangi kehilangan air. Dalam AgSO 4. H 2 SO4 , sampel (limbah air
konteks pengukuran COD limbah, limbah cuci daging, air limbah cuci
metode refluks digunakan untuk sayuran, air limbah ikan, air limbah
mencegah atau mengurangi kaki lima, air limbah laboratorium,
kekurangan air yang terjadi selama air limbah rumah makan, air limbah
pemanasan. selokan, air limbah tahu, air limbah
Pada praktikum kali ini akan tekstil, air sungai), dan vaselin.
dilakukan pengujian pada 10 sampel
yaitu, air limbah cuci daging, air Prosedur Pembuatan Standar

3
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

Prosedur pengukuran nilai COD dalam erlenmayer. Kemudian, asam


dilakukan dengan pembuatan standar sulfat ( H 2 SO4 ) pekat ditambahkan
yang memakai padatan K 2 Cr2 O7 sebanyak 14 mL ke dalam
dengan ditimbang menggunakan erlenmayer dan didinginkan terlebih
timbangan yang sebelumnya telah di- dahulu hingga mencapai suhu ruang.
tare. Lalu, padatan K 2 Cr2 O7 ditaruh Penuangan dilakukan di lemari asam.
dalam beaker glass sebanyak 0,125 Lalu, setelah dingin, indikator
gr. Kemudian, K 2 Cr2 O7 dilarutkan Ferroin ditambahkan ke dalam
dengan akuades memakai batang erlenmayer Prosedur Standardisasi
pengaduk hingga homogen. Jika FAS 0,025 N Prosedur standardisasi
padatan belum terlarut, dapat FAS dilakukan dengan larutan
ditambahkan akuades sedikit demi K 2 Cr2 O7 0,025 N dipipet sebanyak

sedikit. Pengadukan dilakukan 10 mL ke dalam erlenmayer.


sampai seluruh padatan terlarut. Kemudian, asam sulfat ( H 2 SO4 )
Kemudian, larutan dipindahkan ke pekat ditambahkan sebanyak 14 mL
labu ukur 100 mL dengan corong. ke dalam erlenmayer dan
Beaker glass, corong, dan batang didinginkan terlebih dahulu hingga
pengaduk dibilas dengan akuades mencapai suhu ruang. Penuangan
dan akuades dituang pada labu ukur dilakukan di lemari asam. Lalu,
hingga mendekati tanda batas. Leher setelah dingin, indikator Ferroin
labu ukur dikeringkan dengan ditambahkan ke dalam erlenmayer.
mengunakan tisu dan larutan
ditepatkan dengan menggunakan Prosedur Preparasi Sampel dan
pipet sampai tanda batas. Kemudian, Blanko
larutan di homogenkan. Sampel dan blanko disiapkan dengan
penambahan sampel atau blanko
Prosedur Standardisasi FAS sebanyak 10 mL. Kemudian pada
0,025N sampel atau blanko, ditambahkan
Prosedur standardisasi FAS seujung sudip H 2 SO4 . Setelah itu,
dilakukan dengan larutan K 2 Cr2 O7 ditambahkan K 2 Cr2 O7 0,025 N
0,025 N dipipet sebanyak 10 mL ke sebanyak 20 mL dan dihomogenkan

4
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

dengan diaduk perlahan, larutan FAS 0,025 N sampai warna yang


AgSO 4. H 2 SO4 juga ditambahkan ke terbentuk kemerahan lalu dicatat
labu sebanyak 10 mL. Batu didih volume titrasi. Saat larutan telah
kemudian dimasukkan ke dalam labu berubah warna, hentikan titrasi.
secukupnya untuk membantu Larutan sampel dipipet sebanyak 10
pemerataan saat proses refluks. mL dan dimasukkan ke dalam
Vaselin ditambahkan pada ujung erlenmayer. Indikator Ferroin
kondensor secukupnya. Lalu, ditambahkan sebanyak 10 tetes.
sebelum dilakukan proses refluks, Larutan kemudian dititrasi dengan
aliran air dipastikan sudah terpasang FAS 0,025 N sampai warna yang
dengan benar. Kemudian, labu bulat terbentuk kemerahan lalu dicatat
yang berisi sampel atau blanko volume titrasi. Saat larutan telah
dihubungkan dengan kondensor dan berubah warna, hentikan titrasi.
pastikan labu bulat sudah terpasang
dengan benar dan tidak longgar. Jika HASIL DAN PEMBAHASAN
sudah benar terpasang, heater COD merupakan jumlah
dinyalakan dan didiamkan selama oksigen yang diperlukan untuk
1,5 hingga 2 jam. Setelah sampel dan mengoksidasi bahan-bahan organik
blanko direfluks selama 2 jam, yang ada pada air secara kimiawi
kondensor dibilas dengan akuades. (Islamawati, Darundiati, & Dwanti,
Kemudian, labu bulat didinginkan 2018). Bahan organik akan terurai
hingga suhu ruang. secara kimia menggunakan oksidator
kuat pada kondisi asam dan panas
Prosedur Titrasi Sampel atau dengan katalisator AgSO 4. H 2 SO4
Blanko (Atima, 2015). Prinsip dari
Prosedur ini dilakukan dengan pengukuran COD ialah senyawa
larutan blanko dipipet sebanyak 10 organik dan anorganik pada sampel
mL dan dimasukkan ke dalam uji dioksidasi oleh Cr 2 O72−¿¿ dalam
erlenmayer. Indikator Ferroin refluks tertutup selama 1,5 hingga 2
ditambahkan sebanyak 10 tetes. jam menghasilkan Cr 3+¿ ¿. Kadar
Larutan kemudian dititrasi dengan kalium dikromat yang berlebih dan

5
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

tidak tereduksi akan dititrasi dengan Prosedur pengukuran nilai


larutan Ferro Ammonium Sulfat COD dilakukan dengan pembuatan
(FAS) menggunakan indikator standar yang memakai padatan
Ferroin. Jumlah oksigen yang K 2 Cr2 O7 dengan ditimbang
dibutuhkan dinyatakan dalam menggunakan timbangan yang
ekuivalen oksigen (O2 mg/L) (Bayu sebelumnya telah di-tare. Lalu,
& Wahyuningsih, 2020). Proses padatan K 2 Cr2 O7 ditaruh dalam
titrasi dilakukan dalam keadaan suhu beaker glass sebanyak 0,125 gr.
larutan sama dengan suhu ruang atau Kemudian, K 2 Cr2 O7 dilarutkan
dalam keadaan dingin dikarenakan dengan akuades memakai batang
indikator feroin tidak tahan terhadap pengaduk hingga homogen. Jika
suhu tinggi atau diatas suhu 60℃ padatan belum terlarut, dapat
(Alaerts & Santika, 1987). ditambahkan akuades sedikit demi
Keunggulan dari pengujian sedikit. Pengadukan dilakukan
COD adalah waktu yang diperlukan sampai seluruh padatan terlarut.
lebih singkat sekitar 3 jam, untuk Pembuatan larutan standar K 2 Cr2 O7
menganalisa COD antara 50-800 0,025 N dikarenakan sebagian besar
mg/L, tidak dibutuhkan pengenceran zat organik melalui tes COD ini
sampel, ketelitian dan ketepatannya dioksidasi oleh kalium bikromat (
2-3 kali lebih tinggi dibandingkan tes K 2 Cr2 O7) dalam keadaan asam yang
BOD5, dan gangguan zat yang K 2 Cr2 O7
mendidih optimum.
bersifat racun tidak menjadi masalah. berperan sebagai pengoksidasi.
Akan tetapi, kelemahan dari metode Kemudian, larutan dipindahkan ke
ini ialah tidak dapat dibedakannya labu ukur 100 mL dengan corong.
antara zat yang sebenernya yang Beaker glass, corong, dan batang
tidak teroksidasi (inert) dan zat-zat pengaduk dibilas dengan akuades
yang teroksidasi secara biologis. Hal dan akuades dituang pada labu ukur
ini dikarenakan tes COD merupakan hingga mendekati tanda batas. Leher
analisa yang menggunakan oksidasi labu ukur dikeringkan dengan
kimia yang menirukan oksidasi mengunakan tisu dan larutan
biologis. ditepatkan dengan menggunakan

6
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

pipet sampai tanda batas. Kemudian, terkontaminasi oleh uap kimia, gas,
larutan di homogenkan. atau partikel berbahaya dihisap
Prosedur standardisasi FAS melalui ventilasi dan dibuang keluar
dilakukan dengan larutan K 2 Cr2 O7 dari laboratorium, sheingga
0,025 N dipipet sebanyak 10 mL ke pengguna tidak terpapar langsung
dalam erlenmayer. Kemudian, asam dengan bahan berbahaya tersebut
sulfat ( H 2 SO4 ) pekat ditambahkan (Hood, 2001). Lalu, setelah dingin,
sebanyak 14 mL ke dalam indikator Ferroin ditambahkan ke
erlenmayer dan didinginkan terlebih dalam erlenmayer Prosedur
dahulu hingga mencapai suhu ruang. Standardisasi FAS 0,025 N Prosedur
Penuangan dilakukan di lemari asam. standardisasi FAS dilakukan dengan
Asam sulfat ( H 2 SO4 ) berperan larutan K 2 Cr2 O7 0,025 N dipipet

sebagai katalis dan K 2 Cr2 O7 sebagai sebanyak 10 mL ke dalam

oksidator. Lemari asam (fume hood) erlenmayer. Penggunaan indikator

merupakan suatu perangkat yang Ferroin bertujuan untuk menentukan

dirancang khusus untuk melindungi titik akhir titrasi yang ditandai

pengguna dan lingkungan dari dengan perubahan warna larutan dari

bahayanya bahan kimia yang hijau kebiruan menjadi warna

berbahaya atau beracun di kemerahan. Reaksi yang terjadi

laboratorium. Udara yang sebagai berikut:

Gambar 1. Reaksi Penambahan Indikator Ferroin

Kemudian, asam sulfat ( H 2 SO4 ) sebagai kalisator untuk mempercepat


pekat ditambahkan sebanyak 14 mL reaksi. Lalu, setelah dingin, indikator
ke dalam erlenmayer dan Ferroin ditambahkan ke dalam
didinginkan terlebih dahulu hingga erlenmayer.
mencapai suhu ruang. Penuangan Pada proses preparasi sampel
dilakukan di lemari asam. dan blanko, sampel dan blanko
Penambahan asam sulfat ini berperan disiapkan dengan penambahan
sampel atau blanko sebanyak 10 mL.

7
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

Kemudian pada sampel atau blanko, berisi sampel atau blanko


ditambahkan seujung sudip H 2 SO4 dihubungkan dengan kondensor dan
untuk mempercepat reaksi. Setelah pastikan labu bulat sudah terpasang
itu, ditambahkan K 2 Cr2 O7 0,025 N dengan benar dan tidak longgar. Jika
sebanyak 20 mL dan dihomogenkan sudah benar terpasang, heater
dengan diaduk perlahan, larutan dinyalakan dan didiamkan selama
AgSO 4. H 2 SO4 juga ditambahkan ke 1,5 hingga 2 jam. Setelah sampel dan

labu sebanyak 10 mL. penambahan blanko direfluks selama 2 jam,


K 2 Cr2 O7 0,025 N berfungsi sebagai kondensor dibilas dengan akuades.

oksidator untuk mengoksidasi zat Kemudian, labu bulat didinginkan

organik yang ada pada sampel atau hingga suhu ruang.

blanko. AgSO 4. H 2 SO4 berperan Prosedur titrasi sampel


dilakukan dengan larutan blanko
sebagai meningkatkan laju reaksi
dipipet sebanyak 10 mL dan
oksidasi zat organik pada sampel uji.
dimasukkan ke dalam erlenmayer.
Katalisator ini membantu
Indikator Ferroin ditambahkan
mempercepat oksidasi zat organik
sebanyak 10 tetes sebagai penanda
yang terkandung pada smapel oleh
titik akhir totrasi pada pengujian
oksidator kimia seperti kalium
COD. Larutan kemudian dititrasi
dikromat atau kalium permanganat
dengan FAS 0,025 N. Saat larutan
(Rice, Baird, Eaton, & Clesceri,
telah berubah warna, hentikan titrasi.
2017). Batu didih kemudian
Larutan sampel dipipet sebanyak 10
dimasukkan ke dalam labu
mL dan dimasukkan ke dalam
secukupnya untuk membantu
erlenmayer. Indikator Ferroin
pemerataan saat proses refluks.
ditambahkan sebanyak 10 tetes.
Vaselin ditambahkan pada ujung
Larutan kemudian dititrasi dengan
kondensor secukupnya untuk
FAS 0,025 N sampai warna yang
mencegah adanya kontaminasi udara
terbentuk kemerahan lalu dicatat
dan tidak longgar. Lalu, sebelum
volume titrasi. Saat larutan telah
dilakukan proses refluks, aliran air
berubah warna, hentikan titrasi.
dipastikan sudah terpasang dengan
Perubahan warna menjadi merah ini
benar. Kemudian, labu bulat yang

8
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

menandakan bahwa reaksi oksidasi sepenuhnya (Rice, Baird, Eaton, &


zat organik dalam sampel telah Clesceri, 2017).
selesai dan semua zat oksidator Penentuan nilai COD dapat
(kalium dikromat) telah bereaksi dihitung menggunakan persamaan:
(Vblanko−Vsampel)× N Na2 S2 O3 × 8000 × Fp
mL sampel
Nilai COD yang tinggi menunjukkan BOD hanya bahan organik yang
adanya pencemaran oleh zat-zat mudah didegradasi (Paramita,
organik yang tinggi (Saeni, 1998). Shovitri, & Kuswytasari, 2011).
Umumnya nilai COD lebih tinggi Tingginya pemakaian oksigen pada
apabila dibandingkan dengan BOD. proses reaksi kimia menunjukkan
Hal ini dikarenakan COD merupakan tingginya pencemaran bahan organik
total dari bahan organik yang yang ada pada perairan (Senila et al.,
terkandung pada limbah, sedangkan 2007).

Tabel 1. Data Hasil COD dari Jurnal


Limbah COD Sumber
Limbah cuci daging 1862,2 ± 1381,72 mg/L Aini, Sriasih, &
Kisworo, 2017.
Limbah cuci sayur 1640 mg/L Paramita, Shovitri, &
Kuswytasari, 2012.
Limbah cuci ikan 2500 mg/L Yuliasni, Marlena,
Kumusastuti, &
Syahroni (2019)
Limbah kaki lima 290-4290 mg/L Septrimanalu (2014)
Limbah laboratorium 81,67 mg/L Widyawati, Manuaba, &
Suastuti (2015)
Limbah rumah makan 1689,6 mg/L Farahdiba, Purnomo,
Sakti, & Kamal (2019)
Limbah selokan 13,299 mg/L Ramadani, Samsunar, &
Utami (2021)

9
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

Limbah tahu 1072 mg/L Muhajir (2013)


Limbah tekstil 829,2 mg/L Yuniarti & Widyatno
(2021)
Limbah air sungai 18-25 mg/L Kurnianti, Haeruddin, &
Rahman (2020)
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2023).

Baku mutu air minum golongan B tersebut dianggap buruk. Air


berdasarkan Peraturan Menteri golongan B merupakan jenis air yang
Kesehatan RI No 82/2001 yaitu batas dapat digunakan sebagai bahan dasar
maksimum yang dianjurkan untuk untuk diproses menjadi air minum
kandungan COD adalah 12 mg/L. dan digunakan untuk keperluan
apabila nikai COD melebihi batas rumah tangga lainnya.
yang dianjurkan, maka kualitas air

Tabel 2. Baku Mutu Limbah


Limbah Baku mutu Sumber
Limbah cuci daging 200 mg/L Permenlh No. 5 Tahun
2014 Tentang Baku mutu
air limbah bagi usaha dan
atau kegiatan RPH
Limbah cuci sayur 200 mg/L Permenlh NO. 05 tahun
2007 tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Usaha
dan/atau Kegiatan
Pengolahan Buah-Buahan
dan/atau Sayuran Yang
Melakukan Satu Jenis
Kegiatan Pengolahan
Limbah cuci ikan 200 mg/L Permenlh NO.06 Tahun

10
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

2007 tentang Baku Mutu


Air Limbah Bagi Usaha
Dan/Atau Kegiatan
Pengolahan Hasil
Perikanan
Limbah kaki lima 100 mg/L Permenlhk NO.
P.68/Menlhk/setjen/Kum.1
/8/2016 tentang Baku
Mutu Air Limbah
Domestik.
Limbah laboratorium 50 mg/L Baku Mutu Air Kelas III
Pergub Bali No. 8 Th 2007
Limbah rumah makan 100 mg/L Permenlhk NO.
P.68/Menlhk/setjen/Kum.1
/8/2016 tentang Baku
Mutu Air Limbah
Domestik
Limbah selokan 100 mg/L Permenlhk NO.
P.68/Menlhk/setjen/Kum.1
/8/2016 tentang Baku
Mutu Air Limbah
Domestik.
Limbah tahu 300 mg/L Permenlh NO. 15 tahun
2008 tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Usaha
dan/atau Kegiatan
Pengolahan Kedelai
Limbah tekstil 150 mg/L Permenlhk No.
P.16/Menlhk/Setjen/Kum.
1/4/2019 Tentang
Perubahan Kedua Atas

11
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor
5 Tahun 2014 Tentang
Baku Mutu Air Limbah
Limbah air sungai 100 mg/L Permenlhk NO.
P.68/Menlhk/setjen/Kum.1
/8/2016 tentang Baku
Mutu Air Limbah
Domestik
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2023).

Didapat bahwa limbah yang (Nuraini, Sabrina, & Latif, 2019).


memenuhi satndar baku mutu ialah Apabila didapat nilai COD pada
limbah selokan dan limbah sungai. sampel memenuhi baku mutu, hal ini
Akan tetapi, limbah cuci daging, belum dapat memastikan bahwa
limbah cuci sayur, limbah ikan, limbah memiliki kualitas yang baik.
limbah kaki lima, limbah Hal ini dikarenakan jika di dalam
laboratorium, limbah rumah makan, limbah terdapat bahan-bahan toksik
limbah tahu, dan limbah industri (beracun) atau senyawa logam berat
tekstil tidak memenuhi standar baku lainnya maka nilai COD belum dapat
mutu, sehingga diperlukan digunakan sebagai penentu apakah
pengolahan lebih lanjut sebelum limbah tersebut tidak berbahaya bagi
dibuang ke lingkungan agar tidak lingkungan. Namun, sebaliknya jika
mencemari. nilai COD melebihi baku mutu maka
Tingginya nilai COD dipastikan bahwa sudah terjadinya
menandakan bahwa perlu dilakukan pencemaran bahan organik pada
tindakan lebih sebelum dibuang. limbah. Walaupun COD bukanlah
Tindakan yang bisa dilakukan seperti parameter penentu, tetapi COD
penurunan kadar zat organik pada setara dengan parameter lainnya
limbah dengan bantuan peran yang menjadi parameter kunci
mikroba jamur ataupun bakteri penentu kualitas dari limbah industri.

12
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

menjadi parameter kunci penentu


KESIMPULAN kualitas dari limbah industri
COD merupakan jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk DAFTAR PUSTAKA
mengoksidasi (mendegradasi) bahan- Aini, Sriasih, M., & Kisworo, D.
bahan organik yang ada didalam air (2017). Studi Pendahuluan
Cemaran Air Limbah Rumah
secara kimiawi. Didapat bahwa Potong Hewan di Kota
limbah yang memenuhi satndar baku Mataram. Jurnal Ilmu
Lingkungan, 15(1): 42-48.
mutu ialah limbah selokan dan
Alaerts, G., & Santika, S. (1987).
limbah sungai. Akan tetapi, limbah Metode Penelitian Air.
cuci daging, limbah cuci sayur, Surabaya: Usaha Nasional
Press.
limbah ikan, limbah kaki lima,
Atima, W. (2015). BOD dan COD
limbah laboratorium, limbah rumah Sebagai Parameter
makan, limbah tahu, dan limbah Pencemaran Air dan Baku
Mutu Air Limbah. Jurnal
industri tekstil tidak memenuhi Biology Science &
standar baku mutu, sehingga Education, 4(1): 83-93.

diperlukan pengolahan lebih lanjut Bayu, A., & Wahyuningsih, P.


(2020). Penentuan Nilai BOD
sebelum dibuang ke lingkungan agar dan COD Sebagai Parameter
tidak mencemari. Tingginya nilai Pencemaran Air dan Baku
Mutu Air Limbah di Pusat
COD menandakan bahwa perlu Penelitian Kelapa Sawit
dilakukan tindakan lebih sebelum (PPKS) Medan. QUIMICA:
Jurnal Kimia Sains dan
dibuang. COD bukanlah parameter Terapan, 2(1): 14-22.
penentu dikarenakan jika di dalam Farahdiba, A., Purnomo, Y., Sakti,
limbah terdapat bahan-bahan toksik S., & Kamal, M. (2019).
Pengolahan Limbah
(beracun) atau senyawa logam berat Domestik Rumah Makan
lainnya maka nilai COD belum dapat dengan Proses Moving Bed
Biofilm Reactor (MBBR).
digunakan sebagai penentu apakah Jurnal Teknik Lingkungan,
limbah tersebut tidak berbahaya bagi 5(1): 65-74.
lingkungan. Akan tetapi, COD setara Hood, E. R. (2001). Fume Hoods and
Biological Safety Cabinets.
dengan parameter lainnya yang
Occupational Medicine,
16(2): 331-349.

13
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

Indrayani, L & Rahmah, N. 2018. Nuraini, Sabrina, & Latif, S. (2019).


Nilai Parameter Kadar Improving the Quality of
Pencemaran sebagai Penentu Tapioca by Product through
Tingkat Efektivitas Tahapan Fermentation by Neurospora
Pengolahan Limbah Cair crassa to Produce Carotene
Industri Batik. Jurnal Rich Feed. Pakistan Journal
Rekayasa Proses. 12(1): 41- od Nutrition, 8(4): 487-490.
50.
Paramita, P., Shovitri, M., &
Islamawati, D., Darundiati, Y., & Kuswytasari, N. (2011).
Dwanti, N. (2018). Studi Biodegradasi Limbah
Penurunan Kadar COD Organik Pasar dengan
(Chemical Oxygen Demand) Menggunakan
Menggunakan Ferri Klorida Mikroorganisme Alami
(FeCl3) pada Limbah Cair Tangki Septik. Jurnal Sains
Tapioka di Desa Ngemplak dan Seni, 1: 23-25.
Margoyoso Pati. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 6(6): Paramita, P., Shovitri, M., &
69-78. Kuswytasari, N. (2012).
Biodegradasi Limbah
Kurnianti, L., Haeruddin, & Rahman, Organik Pasar dengan
A. (2020). Analisis Beban Menggunakan
dan Status Pencemaran BOD Mikroorganisme Alami
dan COD di Kali Asin, Tangki Septik. Jurnal Sains
Semarang. Journal of dan Seni ITS.
Fisheries and Marine
Research, 4(3): 379- 388. Pascapanen Pertanian, 3:17- 27.
Yuliasni, R., Marlena, B.,
Lumaela, A.K., Otok, B.W & Kumusastuti, S., & Syahroni,
Sutikno. 2013. Pemodelan C. (2019). Pengolahan
Chemical Oxygen Demand Limbah Industri Pengolahan
(COD) Sungai Di Surabaya Ikan Dengan Teknologi
Dengan Metode Mixed Gabungan Upflow Anaerobic
Geographically Weighted Sludge Blanket (UASB)-
Regression. Jurnal Sains Dan Wetland. Jurnal Teknologi
Seni Pomits. 2(1): 100-105. Lingkungan, 20(1). Yuniarti,
B., & Widyatno, T. (2021).
Muhajir, M. (2013). Penurunan Analisa Perubahan BOD,
Limbah Cair BOD dan COD COD, dan TSS Limbah Cair
pada Industri Tahu Industri Tekstil
Menggunakan Tanaman Menggunakan Metode
Cattaol (Typha angustifolia) Elektrooksidasielektrokoagul
dengan Sistem Constructed asi Elektroda Fe-C dengan
Wetland. Skripsi Fakultas Sistem Semi Kontinyu.
Matematika dan Ilmu Rekayasa Hijau: Jurnal
Pengetahuan Alam Teknologi Ramah
Universitas Negeri Semarang. Lingkungan, 5(3).

14
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

Ramadani, R., Samsunar, S., & in Aries Catchment.


Utami, M. (2021). Analisis Romania: Babes-Bolyai
Suhu, Derajat Keasaman University Press.
(pH), Chemical Oxygen
Demand (COD), dan Septrimanalu, R. (2014).
Biologycal Oxygen Demand Perancangan Anaerob Baffled
(BOD) dalam Air Limbah Reaktor (ABR) Untuk
Domestik di Dinas Pengolahan Limbah Cair
Lingkungan Hidup Pedagang Kaki Lima di
Sukoharjo. Indonesian Kawasan Jalan H. Agus
Journal of Chemical Research Salim Kota Pontianak. Jurnal
(IJCR), 6(1): 12–22 Teknologi Lingkungan Lahan
Basah, 1(1).
Rice, E., Baird, R., Eaton, A., &
Clesceri, L. (2017). Standard Tchobanoglous, G., F.L Burton & H.
Methods for the Examination D Stensel. 1991. Wastewater
of Water and Wastewater Engineering: Treatment and
(23rd ed.). American Public Reuse. 3 rd Ed. Mc Graw-
Health Association (APHA), Hill. Inc. New York
American Water Works Valerie., Wijaya, J. C & Pinontoan,
Association (AWWA), & R. 2018. Kajian Pustaka:
Water Environment Pemanfaatan Mikroba yang
Federation (WEF). Berpotensi sebagai Agen
Santoso, A.D. 2018. Keragaan Nilai Bioremidiasi Limbah
DO, BOD Dan COD Di Pewarna Tekstil. FaST-Jurnal
Danau Bekas Tambang Batu Sains dan Teknologi. 2(1):
Barastudi Kasus Pada Danau 32-47.
Sangatta North Pt. Kpc Di Yuliasni, R., Marlena, B.,
Kalimatan Timur. Jurnal Kumusastuti, S., & Syahroni,
Teknologi Lingkungan. C. (2019). Pengolahan
19(1): 89-96. Limbah Industri Pengolahan
Senila, M., Levei, M., Miclean, C., Ikan Dengan Teknologi
Tanaselia, L., David, E., & Gabungan Upflow Anaerobic
Cordos. (2007). Study Sludge Blanket (UASB)-
Regarding the Water Quality Wetland. Jurnal Teknologi
Lingkungan, 20(1).

LAMPIRAN

15
Nama Asisten : Jedi Riazi
Tanggal Praktikum : 29 Mei 2023
Tanggal Pengumpulan : 20 Juni 2023

Tabel 3. Dokumentasi Video Praktikum


Gambar Keterangan
Bahan-bahan percobaan

Alat-alat percobaan

Larutan standar kalium


dikromat

Hasil standarisasi FAS 0,025 N

Sampel dan blanko direfluks

Hasil titrasi sampel

(Sumber: Video Praktikum yang Berjudul “Praktikum Kimia Lingkungan:


Penentuan COD Sampel Air”, 2021)

16

Anda mungkin juga menyukai