Disusun Oleh :
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang praktikum pengamanan limbah cair dan pengukuran COD
pada limbah Bakpia sangat relevan dengan tantangan lingkungan dan kesehatan
yang dihadapi. Industri Bakpia Pathok 5555 Bu Lani menghasilkan beragam limbah
cair yang mengandung zat organik dan bahan kimia berpotensi mencemari
lingkungan jika tidak dikelola dengan benar. Risiko ini dapat berdampak negatif
pada ekosistem air, tanah, dan udara, serta mengancam kesehatan masyarakat yang
mungkin terpapar limbah tersebut.
Oleh karena itu, peraturan dan pedoman pemerintah yang mengatur
pengelolaan limbah cair dari instalasi kesehatan, termasuk persyaratan pengukuran
COD, menjadi sangat penting. Pengukuran COD digunakan untuk menilai sejauh
mana limbah mampu merusak ekosistem air dengan mengukur tingkat zat kimia
dalam limbah. Praktikum ini berperan sebagai bagian dari pendidikan dan pelatihan
staf klinik, mahasiswa, atau pekerja yang terlibat dalam pengelolaan limbah
kesehatan, membantu mereka memahami betapa pentingnya pengelolaan limbah
yang tepat demi melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Dengan fokus pada praktikum ini, individu akan dilatih untuk
mengimplementasikan praktik pengamanan limbah yang benar, seperti
pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan pembuangan yang aman sesuai
peraturan. Hasil dari praktikum ini diharapkan dapat membantu memastikan bahwa
limbah cair dari klinik Pratama dikelola dengan baik sehingga tidak mencemari
lingkungan dan dapat berkontribusi pada pelestarian sumber daya air dan kesehatan
masyarakat yang lebih baik.
B. Tujuan
1. Mengetahui nilai COD dari limbah Nata de-Coco
2. Mengetahui nilai COD dari limbah rumah makan
3. Mengetahui kesesuaian nilai COD dari limbah Nata de-Coco dan rumah
makan dengan baku mutu limbah
BAB II
DASAR TEORI
Limbah merupakan buangan dari berbagai macam kegiatan, baik itu berbentuk cair
maupun padat. Limbah dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu biodegradable dan non
biodegradable. Limbah biodegradable yaitu limbah yang dapat terdekomposisiatau dapat
dihilangkan dengan proses biologis alamiah., sedangkan limbah non biodegradable adalah
limbah yang tak dapat dihilangkan dari perairan dengan proses biologis alamiah. Untuk
mengetahui jumlah bahan organik biasanya dilakukan uji Biologycal Oxygen Deman
(BOD), namun terdaoat cara yang lebih cepat lagi yaitu menggunakan uji Chemical
Oxygen Demand (COD)
PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan
Waktu : Jumat, 19 Oktober 2023 (08.00 WIB – 10.00 WIB)
Tempat Praktikum : Lab Kimia Terpadu Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Tempat Sampel : Klinik Pratama Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
B. Alat dan Bahan
A) Alat
1. Erlenmeyer 250 ml 2 buah
2. Gelas ukur 25 ml 1 buah
3. Gelas ukur 10 ml 1 buah
4. Pipet ukur 1 ml 2 buah
5. Glasfirn 3 buah
6. Gelas ukur 200 ml 1 buah
7. Buret 50 ml 1 buah
8. Pipet tetes
9. Bekker glas 250 ml 1 buah
10. Timbangan Digital
11. Jar Test Flocculator
12. PH Meter
13. TDS Meter
B) Bahan
1. Sampel limbah cair tahu2.
2. Larutan K2Cr2O7 (Kalium Dikromat)
3. Larutan HgSO (Merkuri Sulfat)
4. Larutan Na2S2O3 0,025 (Natrium Tiosulfat)
5. Larutan KI
6. Indikator pati 1%
7. Aquadest
8. Tawas
C. Prosedur
Jar Test
1. Ambil air kotor sebanyak 1000 ml dengan gelas ukur.
2. Timbang koagulan seberat 0,1gr, 0,2gr, 0,3gr, dan 0,4gr.
3. Setting jar test flocculator dengan kecepatan 120ppm waktu 2 menit dan 25ppm
dengan waktu 5 menit.
4. Setelah selesai ukur PH airnya kemudian pilih yang PH nya netral/ mendekati
netral dengan flok terbanyak.
5. Dosis jar test yang sesuai kemudian digunakan pada proses koagulasi pada saat
pengolahan air.
COD
1. Sebanyak 1 ml limbahdimasukkan dan diencerkan sebanyak 50 kali dalam gelas
beaker (ditambah 49 mLaquadest)
2. Sampel hasil pengenceran diambil sebanyak 1 ml
3. 20 ml larutan Kalium dikromat(K2Cr2O7) ditambahkan sedikitdemi sedikit dan
dikocok hingga homogen (jika timbul warna hijau, lakukan pengenceran)
4. Larutan tersebut dipanaskanhingga timbul 3-5 gelembung kemudian
didinginkan hingga mencapai suhu kamar
5. 150 ml aquadest ditambahkandan didinginkan kembali
6. 10 ml larutan Kalium Ioida (KI) ditambahkan ke dalam larutan,setelah
ditambahkan KI harus segera dilakukan titrasi
7. Larutan dititrasi dengan larutan Natrium tio sulfat Na2S2O3 0,025 N hingga
larutan berwarna coklatkekuningan
8. 2 ml indikator kanji 1%ditambahkan ke dalam larutan (1gram tepung kanji
diencerkandalam 100 ml aquadest)
9. Larutan dititrasi kembali hinggawarna biru berubah menjadi jernih
10. Prosedur yang sama dilakukanlagi untuk larutan blangko
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Hasil
1. Yar Test
Pre
Ph pre dari limbah bakpia tersebut adalah
Post
No Gram Tawas Ph
1.
2.
3.
4.
Dari hasil tersebut memiliki Ph yang lebih rendah daripada Ph Pre yiatu … .
Dari hasil tersebut dipilih yang memiliki Ph terstabil yaitu gelas yang berisi
tawas 0,2 gram. Sampel dengan Ph terstabil tersebut dibawa ke lab untuk
dilakukan uji COD.
2. COD
Tabel Hasil
Perhitungan
1. COD Pre Limbah Bakpia
1000
COD = x (ml titrasi blangko – ml titrasi sampel) x 0,1 x Faktor FAS
2
x8
1000
COD = x (3,7 ml – 3 ml) x 0,1 x 0,1 x 8
2
COD = 28 mg/L
2. COD Post Limbah Bakpia
1000
COD = x (ml titrasi blangko – ml titrasi sampel) x 0,1 x Faktor FAS
2
x8
1000
COD = x (3,9 ml – 2,7 ml) x 0,1 x 0,1 x 8
2
COD = 48 mg/L
B. Pembahasan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Atima, W., 2015. BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan Baku Mutu Air
Limbah. Jurnal Biologi Science & Education , IV(1), pp. 83-94.
Listyaningrum, R., n.d. Analisis Kandungan DO, BOD, COD, TS, TDS, TSS dan Analisis
Karakteristik Fisikokimia Limbah Cair Industri Tahu di UMKM Daerah Imogiri
Barat Yogyakarta. pp. 1-12.
Nuraini, E., Fauziah, T. & Lestari, F., 2019. PENENTUAN NILAI BOD DAN COD
LIMBAH CAIR INLET LABORATORIUM PENGUJIAN FISIS POLITEKNIK
ATK YOGYAKARTA. Integrated Lab Journa, 07(02), pp. 10-15.
DOKUMENTASI