PERCOBAAN
CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD)
Hari : Rabu
Kelompok :X
Praktikan : 1. Nur Afiyah (10411710000077)
2. M.Riswan Wiradiwa (10411710000086)
3. Ardista Izdhihar K (10411710000096)
Tanggal Percobaan : 11 Maret 2020
Tanggal Mengumpulkan : 9 Maret 2020
Laporan
Asisten : Wahyu Tri Amaliah P
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak
sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia serta mahluk
hidup lainnya. Namun, dari hari ke hari jumlah pencemaran air semakin bertambah dan
terjadi dimanamana. Pencemaran air menyebabkan berkurangnya kualitas dan kuantitas
air. Sebagai contoh, pencemaran pada air menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut
dalam air, sehingga berpengaruh negatif terhadap kehidupan biota perairan dan kesehatan
penduduk yang memanfaatkan air tersebut (Ramdan, 2011).
Tingkat pencemaran air limbah, dapat ditunjukkan oleh nilai parameter air limbah.
Parameter air limbah meliputi Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen
Demand (COD), kekeruhan. BOD dan COD merupakan parameter dalam pemantauan air
limbah, khususnya pencemaran oleh bahan-bahan organik. COD adalah jumlah oksigen
yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik yang terkandung di dalam air melalui
proses kimiawi. Besar kecilnya konsentrasi BOD dan COD dipengaruhi oleh banyak
sedikitnya beban pencemaran, dalam hal ini bahan organik yang terdapat dalam limbah
(Ramdan, 2011).
Analisa COD merupakan salah satu percobaan dalam praktikum teknologi
pengolahan limbah. Melalui percobaan ini, diharapkan dapat dipelajari dan diketahui nilai
COD dalam air limbah sehingga dapat menentukan kualitas air limbah tersebut.
I.2 Tujuan
1. Untuk mempelajari cara menentukan kandungan bahan organik yang terdapat dalam
air limbah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 Pengertian COD
COD (Chemical Oxygen Demand) atau Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) adalah
jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada
dalam satu liter sampel air, dimana pengoksidasi Kalium Dikromat (K 2Cr2O7) digunakan
sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) (Alaerts, 1984).
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik yang
secara alami dapat dioksidasikan melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut di dalam air (Alaerts, 1984).
Menurut Alaerts (1984), analisa COD berbeda dengan analisa BOD namun
perbandingan antara COD dengan angka BOD dapat ditetapkan. Perbandingan antara COD
dan BOD adalah berbanding lurus.Semakin tinggi nilai COD maka semakin tinggi nilai
BOD. Sebenarnya hal ini disebabkan, apabila nilai COD tinggi maka dalam air buangan
tersebut terdapat banyak bahan organik, jika dilakukan analisa BOD maka hasilnya juga
akan tinggi.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Mulai
Selesai
Selesai
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
IV.2 Pembahasan
Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari cara menentukan kandungan bahan
organik yang terdapat dalam air sumur Gembong yang dinyatakan dalam parameter COD.
Pada percobaan yang telah dilakukan yaitu untuk menentukan nilai COD. Mula-
mula yang dilakukan adalah mengambil 100 ml sampel kemudian menambahkan 5 ml
H2SO4 8 N dan dipanaskan. Menurut Nhunu (2015), memanaskan larutan sampai
mendidih berfungsi untuk mempercepat reaksi .
Selain penambahan KMnO4 10 ml kedalam larutan contoh juga ditambahkan
asam oksalat 0,01 N sebanyak 10 ml. Penambahan ini berfungsi sama seperti pada
penambahan KMnO4 yaitu sebagai oksidator yang meremoval zat organik dalam sampel
air sumur Gembong. Dalam percobaan oksidasi KMnO4 dilakukan dalam keadaan asam
(penambahan H2SO4).
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2KMnO4 + 3H2SO4 → MnO4 + K2SO4 +3H2O + 5On
Menurut Anonim (2004), untuk reaksi oksidasinya terhadap zat organik sendiri
(misalnya: glukosa) dapat ditunjukkan dengan reaksi sebagai berikut:
nC6H12O6 + 12On + 6n CO2 + 6n H2O
Selanjutnya larutan dalam keadaan panas dititrasi dengan larutan KMnO4, dimana
penambahan ini berfungsi untuk mengoksidasi kelebihan asam oksalat yang ditambahkan
untuk mereduksi KMnO4 yang digunakan untuk mengoksidasi zat organik dalam sampel.
Nilai COD sebanding dengan kebutuhan titrasi limbah dengan KMnO4 yang
didapat dari penurunan rumus berikut :
BAB V
KESIMPULAN
Dari percobaan analisa nilai COD yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
bahwa didapatkan nilai COD pada sampel air limbah pembuatan tempe UD. Asem Payung
sebesar 7,084 mg/l dan sampel air limbah pembuatan tahu UD. Kencana Dinoyo sebesar
1,5364 mg/l. Sampel air limbah pembuatan tempe UD. Asem Payung memiliki nilai COD
yang lebih besar dibandingkan dengan sampel air limbah pembuatan tahu UD. Kencana
Dinoyo. Nilai COD pada sampel air limbah pembuatan tempe UD. Asem Payung dan
sampel air limbah pembuatan tahu UD. Kencana Dinoyo yang didapatkan telah sesuai
dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang baku mutu air
limbah bagi industri pengolahan kedelai, dimana kadar maksimum COD untuk industri
tempe dan tahu sebesar 300 mg/l.
Laboratorium Teknologi Pengolahan
Limbah Departemen Teknik Kimia Industri
FV-ITS 2020
APPENDIKS
BM H2SO4 = 98 gram/mol
V larutan = 250 ml
ρ H2SO4 = 1,84 gram/ml Konsentrasi H2SO4 = 98%
M = N/e
= 8/2 = 4M
M = (ρ x % x 10)/BM
= (1,84 x 98 x 10)/98
= 18,4 M
M1 x V1 = M2 x V2
18,4 x V1 = 4 x 250
V1 = 54,347 mL
Untuk membuat larutan H2SO4 8 N, dibutuhkan 54,347 ml H2SO4 98% lalu dilarutkan
dengan aquadest dalam erlenmeyer 250 ml.
Laboratorium Teknologi Pengolahan
Limbah Departemen Teknik Kimia Industri
FV-ITS 2020
10 x 0,01
2. N KMnO4 = N
4 mL
= 0,0225 N
Rata- rata = 0,0231 N