Anda di halaman 1dari 9

Pengelolaan Kandungan Bahan Organik pada

Limbah Cair Laboratorium Proling-MSP-IPB


dengan Berbagai Kombinasi Agen Bioremediasi
(Management of Organic Matter Content From
Proling Laboratory Waste Water Using Several
Combinations of Bioremediation Agent)

Nama : Widya Asrima


Npm : 1740102110
Lokal : Msp C
Abstrak
 Limbah yang berasal dari aktivitas pencucian alat-alat di
laboratorium memiliki kandungan bahan organik.
Bakteri bioremediator air limbah dapat tumbuh dengan
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber karbon
untuk meningkatkan biomassanya. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh aplikasi
penggunaan bakteri probiotik komersial dalam
mereduksi bahan organik limbah cair Laboratorium
Proling-MSP-IPB. Penelitian eksperimental dilaksanakan
di Laboratorium Mikrobiologi Perairan. Penelitian ini
terdiri dari beberapa perlakuan yaitu limbah cair (L),
limbah cair+molase (LM), dan limbah
cair+molase+bakteri dari probiotik komersial (LMB).
Parameter utama yang diamati adalah COD dan
kelimpahan bakteri.
Pendahulu
an
 Saat ini, kondisi pengolahan air limbah cair hasil kegiatan
laboratorium di Indonesia masih belum optimal dan sangat
sedikit laboratorium yang melakukan pengolahan limbahnya.
Pada umumnya, limbah cair laboratorium hanya diendapkan pada
kolam penampungan sebelum dibuang ke lingkungan (Azamia
2012). yang berasal dari aktivitas pencucian alat-alat
laboratorium, yang umumnya mengandung bahan organik.
Volume limbah cair yang dihasilkan laboratorium relatif sedikit
dibandingkan dengan limbah yang dihasilkan oleh aktivitas
industri maupun rumah tangga, tetapi dalam kurun waktu lama
dapat menyebabkan terjadinya akumulasi yang dapat berdampak
nyata terhadap lingkungan.
 Pengolahan limbah cair dapat dibedakan berdasarkan (1)
pengolahan menurut tingkat perlakuan dan (2) pengolahan
menurut karakteristik limbah (Kristanto 2002). Proses pengolahan
limbah berdasarkan karakteristiknya dapat digolongkan menjadi
tiga bagian, yaitu proses fisik, kimia, dan biologi.
 Saat ini, limbah cair dari aktivitas
pencucian di Laboratorium Proling MSP IPB
hanya mengalami proses penampungan
dan pengendapan.
 Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan pengaruh aplikasi
penggunaan bakteri probiotik komersial
dalam mereduksi kandungan bahan
organik serta menentukan efektivitas
bakteri dalam mereduksi kandungan
bahan organik pada limbah cair
Laboratorium Proling MSP IPB.
Metode
Penelitian
 Alat yang digunakan adalah stoples kaca berukuran
2,5 L, peralatan analisis kualitas air, dan analisis
kelimpahan bakteri. Bahan yang digunakan adalah
limbah cair hasil aktivitas pencucian gelas di
laboratorium proling, MSP IPB, bakteri probiotik
komersial, media bakteri (Nutrient Agar), serta
bahan untuk analisis kualitas air.
 Penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan, yaitu
pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan
bertujuan untuk menentukan kepadatan bakteri
probiotik komersial dan lama waktu pengujian
efektifitas bakteri dalam mereduksi limbah organik
Laboratorium Proling MSP IPB.
 Tahap penelitian pendahuluan meliputi pengambilan
limbah, penentuan konsentrasi limbah, dan analisis
pertumbuhan bakteri. Limbah yang digunakan
berasal dari aktivitas pencucian alat gelas
laboratorium Proling MSP IPB. Konsentrasi limbah
yang diaplikasikan yaitu 100% (1000 mL limbah) dan
50% (500 mL limbah dan 500 mL air mineral).
Kemudian limbah 100% dan 50% dilakukan analisis
konsentrasi COD (Chemical Oxygen Demand).
 Parameter kimia kualitas air yang diamati yaitu COD,
DO, amonia, nitrat, nitrit, pH, parameter kimia yaitu
suhu, kekeruhan, dan warna, serta parameter biologi
yaitu kelimpahan bakteri.
Hasil dan
Pembahasan

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan bakteri tertinggi


terdapat pada perlakuan LMB (limbah molase bakteri) dibandingkan
dengan ketiga perlakuan lainnya (L, LM, dan LB). Nilai kelimpahan
bakteri terendah terdapat pada perlakuan L (limbah). Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Yuniasari (2009) yang menunjukkan
bahwa penambahan bakteri dan molase cenderung memberikan nilai
perubahan kualitas air yang lebih baik, karena bakteri akan
menggunakan molase yang kaya akan karbon dan nitrogen anorganik
untuk sintesis protein mikrobial.
 Marganof (2007) menyatakan bahwa konsentrasi COD
menggambarkan total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
bahan organik secara kimiawi, baik yang didegradasi secara biologi
(biodegradable) maupun yang sukar didegradasi (non biodegradable).
Hal ini didukung oleh Fardiaz (1999) yang menyatakan bahwa
mikroorganisme diantaranya bakteri dan bahan-bahan yang stabil
terhadap reaksi biologi dapat ikut teroksidasi dalam uji COD.
 Berdasarkan hasil perhitungan matrik, diketahui
bahwa perlakuan yang efektif dalam mereduksi
limbah organik laboratorium Proling MSP IPB
adalah perlakuan LMB (limbah molase bakteri).
Perlakuan LMB memberikan perubahan
peningkatan kualitas air paling efektif ditinjau dari
pengamatan parameter kelimpahan bakteri,
amonia,dan pH, diiringi dengan perubahan
penurunan konsentrasi COD dan nitrat. Hal ini
aplikasi penggunaan penambahan bakteri dan
molase berpotensi dalam penerapan pengolahan
limbah organik laboratorium Proling MSP secara
biologi.
Kesimpul
an
 Penggunaan bakteri probiotik komersial
dengan penambahan molase (LMB) pada
limbah laboratorium dapat menurunkan
kandungan bahan organik tertinggi
dibandingkan dengan perlakuan lainnya
ditinjau dari pengamatan parameter
utama COD dan amonia. Bakteri yang
paling efektif dalam mereduksi bahan
organik terdapat pada perlakuan limbah
dengan penambahan molase dan bakteri.

Anda mungkin juga menyukai