Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KOMPARASI KUALITAS AIR

LIMBAH DOMESTIK BERDASARKAN


PARAMETER BIOLOGI, FISIKA DAN KIMIA
DI IPAL SEMANGGI DAN IPAL MOJOSONGO
SURAKARTA
Novia Ratna Sari, 2Sunarto dan 2Wiryanto
1

1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta
2
Staf Pengajar Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak
Air limbah domestik mengandung berbagai macam zat pencemar yang berba-
haya bagi lingkungan. IPAL Semanggi dan IPAL Mojosongo merupakan instalasi pen-
golahan air limbah domestik yang memperbaiki kualitas air limbah sehingga aman bagi
lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas air limbah domestik di inlet
dan outlet IPAL Semanggi dan IPAL Mojosongo berdasarkan parameter biologi (Coli-
form dan Salmonella), fisika (suhu, TDS dan TSS) dan kimia (pH, BOD, COD, DO dan
nitrat) serta mengetahui efisiensi kinerja pada IPAL Semanggi dan IPAL Mojosongo.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan den-
gan observasi pada IPAL Semanggi dan IPAL Mojosongo. Melakukan uji kualitas air
limbah di kedua lokasi berdasarkan parameter biologi, fisika dan kimia. Metode yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah Grab Sampling. Hasil uji laboratorium se-
lanjutnya dianalisis secara deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian kualitas air limbah IPAL Semanggi berdasarkan
parameter: coliform pada inlet >2400 individu/100ml dan outlet >2400 individu/100ml,
Salmonella pada inlet 82 individu/100ml dan outlet 74 individu/100ml, suhu pada inlet
28oC dan oultet 28,4oC, TSS pada inlet 75,33 mg/L dan outlet 63,33 mg/L, TDS pada inlet
318,33 mg/L dan outlet 166 mg/L, pH pada inlet 7,12 dan outlet 7,03, BOD pada inlet
63,17 mg/L dan outlet 21,63 mg/L, COD pada inlet 176,6 mg/L dan oulet 61,78 mg/L,
DO pada inlet 0,403 mg/L dan outlet 2,403 mg/L. Kualitas air limbah IPAL Mojosongo
parameter: coliform pada inlet >2400 individu/100ml dan outlet >2400 individu/100ml,
Salmonella pada inlet 37 individu/100ml dan outlet 7 individu/100ml, suhu pada inlet
31,8oC dan oultet 27,3oC, TSS pada inlet 34 mg/L dan outlet 34,67 mg/L, TDS pada inlet
371,33 mg/L dan outlet 373,67 mg/L, pH pada inlet 7,23 dan outlet 7,31, BOD pada inlet
66,87 mg/L dan outlet 14,83 mg/L, COD pada inlet 187,67 mg/L dan oulet 41,17 mg/L,
nitrat pada inlet <0,032 mg/L dan outlet 4,522 mg/L, DO pada inlet <0,4 mg/L dan outlet
4,39 mg/L. Berdasarkan Perda Jateng No. 5 Tahun 2012 dan PP No.82 Tahun 2001 Se-
manggi parameter DO dan Salmonella belum memenuhi baku mutu, sedangkan di IPAL
Mojosongo Salmonella belum memenuhi baku mutu. Belum terpenuhinya baku mutu,
menunjukka kinerja IPAL terhadap penurunan parameter tersebut masih kurang efektif.

Kata Kunci: Kualitas Air Limbah, Limbah Domestik, IPAL, Parameter Lingkungan

62 Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

Pendahuluan rahan dengan total pelanggan 8.435 SR


Surakarta merupakan salah satu menggunakan pengolahan sistem tertutup.
kota di Wilayah Propinsi Jawa Tengah IPAL Mojosongo mengolah air limbah
yang pertumbuhan penduduknya cukup kota Surakarta wilayah pelayanan bagian
pesat dan perkembangannya di segala utara yang terdiri dari 4 kelurahan dengan
bidang kegiatan semakin maju. Perkem- total pelanggan 4.940 SR menggunakan
bangan jumlah penduduk mengakibatkan sistem terbuka. Sistem kedua IPAL terse-
peningkatan kebutuhan permukiman baru but mempunyai perbedaan dan kelebihan
sehingga mendorong adanya pembangu- serta kekurangan masing-masing.
nan permukiman baru dan bertambahnya Berdasarkan latar belakang di atas, pe-
permukiman yang sudah ada. Permasala- neliti ingin melakukan analisis komparasi
han yang tidak bisa dihindari adalah adan- kualitas air limbah domestik berdasarkan
ya peningkatan jumlah limbah cair yang parameter biologi, fisika dan kimia di IPAL
dihasilkan pada lingkungan permukiman Semanggi dan IPAL Mojosongo Surakar-
tersebut (Bahar, dkk., 2013). ta.
Banyak masyarakat yang meng-
gunakan sungai untuk aktivitas seperti Air Limbah
kebutuhan pertanian, mandi, mencuci dan Menurut Peraturan Pemerintah
bahkan sebagai sumber air PDAM Surakar- Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001,
ta yang mengalirkan air ke rumah-rumah air limbah merupakan sisa dari suatu usaha
penduduk. Kualitas air sangat berpengaruh dan atau kegiatan yang berwujud cair. Lim-
pada kesehatan manusia. Kualitas air da- bah cair atau air buangan (waste water)
pat digunakan sebagai indikator kesehatan merupakan suatu cairan buangan yang be-
masyarakat sekitar, sehingga berdampak rasal dari rumah tangga, perdagangan, per-
buruk jika air sungai tercemar dengan kantoran, industri maupun tempat-tempat
limbah. Menurut Kristanto (2002) bahan umum lainnya yang biasanya mengandung
pencemar yang masuk ke lingkungan se- bahan atau zat yang membahayakan bagi
lanjutnya akan berinterkasi dengan kom- kesehatan atau kehidupan manusia dan
ponen lingkungan. Perubahan komponen mennganggu kelestarian lingkungan hidup.
lingkungan baik secara fisika, kimia dan Menurut Darsono (1995), kriteria kualitas
biologi merupakan akibat adanya bahan sumber air ditetapkan berdasarkan baku
pencemar yang akan berdampak pada pe- mutu yang diisyaratkan, sedangkan baku
rubahan nilai lingkungan yang disebut den- mutu air limbah ditetapkan berdasarkan
gan perubahan kualitas lingkungan. Bahan karakteristik suatu sumber air penampun-
pencemar dalam limbah akan mengubah gan tersebut dan pemanfaatannya.
kualitas lingkungan apabila lingkungan Air Limbah Domestik
yang tercemar tidak dapat mengembalikan Setiap badan air yang kualitasnya
kondisi lingkungan sesuai dengan daya du- telah terpengaruh akibat aktivitas manusia
kungnya. dapat dianggap sebagai air limbah. Limbah
Kota Surakarta telah disedikan cair domestik berasal dari tempat tinggal,
sistem pengolahan limbah cair domestik industri atau pertanian. Menurut Idris-Nda,
secara terpusat atau sering disebut IPAL dkk. (2013) limbah domestik mencakup
komunal. IPAL komunal yang ada di Sura- berbagai macam kontaminan yang dapat
karta adalah IPAL Semanggi dan IPAL berpotensi berbahaya atau konsentrasi yang
Mojosongo. IPAL Semanggi mengolah air dapat menyebabkan degradasi kualitas air.
limbah kota Surakarta wilayah pelayanan Kontaminan potensial termasuk sabun dan
bagian selatan yang terdiri dari 28 kelu- deterjen dari kamar mandi, sisa makanan

Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015 63


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

dan minyak dari dapur dan aktivitas manu- Oxigen Demand merupakan jumlah oksi-
sia lainnya yang melibatkan penggunaan gen terlarut yang diperlukan oleh mikro-
air. Air limbah yang berasal dari kotoran organisme untuk dapat menguraikan atau
manusia (feaces dan urin), juga dikenal mendekomposisikan bahan organik dalam
sebagai blackwater, termasuk air dari WC, kondisi aerobik. COD atau Chemical Oxy-
septic tank atau soakaway, dan air cuci. gen Demand merupakan jumlah oksigen
Greywater adalah air limbah yang berasal yang dibutuhkan untuk proses penguraian
dari limpasan hujan perkotaan dari jalan, seluruh bahan organik yang terkandung
atap, dan trotoar. Air limbah mengandung dalam air. Menurut Asmadi dan Suharno
berbagai komponen yang sebagian besar (2012), bahwa kadar pH yang baik adalah
termasuk bakteri patogen, bahan kimia pH masih kemungkinan kehidupan biolo-
sintetis, bahan organik, dan logam berat. gis di dalam air berjalan dengan baik
Kualitas air limbah dapat didefinisikan oleh Parameter Fisika
karakteristik fisik, kimia dan biologis. Karakteristik fisika limbah cair
terkait dengan kenampakannya karena
Parameter Biologi sifat fisiknya yang terlihat dan mudah
Parameter biologi dapat dilihat diidentifikasi secara langsung. Berikut ini
dari banyaknya mikroorganisme patogen merupakan parameter fisika diantaranya
atau penyebab penyakit yang berada pada suhu, TSS dan TDS. Suhu pada air me-
suatu wilayah. Pertumbuhan dari penyakit nentukan seberapa besar kehadiran biota
tergantung dari beberapa faktor diantaran- air dan aktivitasnya. TDS (Total Dissolve
ya dosis infeksi, pathogenesis, inang dan Solid) merupakan suatu ukuran zat terlarut
faktor lingkungan. Potensi agen penyebab yang terdapat pada sebuah larutan. Zat ter-
penyakit tergantung pada stabilitas dari larut dapat berupa zat organik maupun an-
mikroorganisme pembawa penyakit di da- organik. TSS (Total Suspended Solid) atau
lam lingkungannya. Dosis minimal (mini- total padatan tersuspensi merupakan pada-
mal infektive dose) bervariasi tergantung tan yang tersuspensi di dalam air berupa
dari jenis organisme parasitnya, misalnya bahan-bahan organik dan anorganik yang
Coliform dan Salmonella, untuk dapat me- disaring dengan kertas millipore berpori-
nyebabkan penyakit dosisnya antara ribuan pori 0,45 mikromil (Agustira, dkk., 2013).
sampai beberapa juta (Said dan Marsidi, Instalansi Pengolahan Air Limbah atau
2005). IPAL
Sistem pengelolaan air limbah
Parameter Kimia domestik terpusat pada dasarnya dilihat
Bahan beracun dalam limbah da- sebagai komponen-komponen subsistem
pat menyebabkan rantai makanan tergang- yang saling mendukung satu dengan yang
gu serta dapat mempengaruhi kesehatan lain saling berinteraksi untuk tujuan kota
masyarakat. Secara umum karakteristik yang bersih, sehat dan teratur (Kondoatie
kimia limbah cair dapat dibedakan men- dan Sjarief, 2008). Metoda dasar prngola-
jadi zat organik yang terdiri atas parameter han limbah domestik terdiri dari tahap pen-
DO, BOD, COD dan pH. Oksigen terlarut golahan dasar, pengolahan sekunder dan
yang merupakan oksigen yang terdapat penanganan tersier.
dalam air (dalam bentuk molekul oksigen
dan bukan dalam bentuk molekul hidrogen Metode Penelitian
oksida) biasanya dinyatakan dalam mg/L Pengambilan sampel dilaksana-
(ppm) (Kumar, dkk., 2012). Menurut Agu- kan di inlet dan outlet IPAL Semanggi dan
stira, dkk., (2013), BOD atau Biochemical IPAL Mojosongo Surakarta. Penelitian ini

64 Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

termasuk jenis penelitian deskriptif kuali- Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun
tatif. Penelitian ini dilakukan dengan obser- 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah dan
vasi pada IPAL Semanggi dan IPAL Mojo- Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001
songo. Melakukan uji kualitas air limbah di tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pen-
kedua lokasi berdasarkan parameter fisika, gendalian Pencemaran Air. Hasil analisis
biologi dan kimia yang di analisa secara dikomparasikan untuk dianalisis kualitas
deskriptif. air limbah terhadap pengaruhnya berdasar-
Populasi dalam penelitian ini ada- kan tipe pengolahan air limbah di IPAL Se-
lah limbah cair domestik di IPAL Semang- manggi dan IPAL Mojosongo.
gi dan IPAL Mojosongo. Sampel dalam
penelitian ini adalah limbah cair domestik Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang diambil pada inlet dan outlet di IPAL Kota Surakarta telah mempu-
Semanggi dan IPAL Mojosongo. Sampel nyai dua Instalasi Pengolahan Air Lim-
diambil dengan metode grab sample atau bah (IPAL) yang sudah beroperasi yaitu
sampel sesaat. Sampel sesaat adalah sam- IPAL Semanggi dan IPAL Mojosongo un-
pel yang dikumpulkan dalam suatu wadah tuk mengolah limbah cair domestik. Unit
pada waktu tertentu ( Hadi, 2007). pengolahan air limbah di IPAL Semanggi:
Analisa data dilakukan dengan Grit chamber, equalisali, bak aerasi, bak
pengujian sampel terhadap parameter bi- sedimentasi dan bak pengering lumpur.
ologi, fisika dan kimia akan diperoleh hasil Unit pengolahan air limbah di IPAL Mojo-
nilai setiap parameter Data nilai tiap param- songo: bak pengendapan awal, bak aerasi
eter tersebut di kelompokkan dalam tabel. fakultatif I, bak aerasi fakultatif II, bak
Penilaian layak di buang ke lingkungan, aerasi, bak sedimentasi dan bak pengering
maka dibandingkan dengan standart baku limpur.
mutu limbah yang mengacu pada Peraturan

Tabel 1. Tabel Hasil Penelitian IPAL Semanggi


Baku Mutu Hasil analisis
Perda Jateng PP
No Parameter Satuan No.5 Tahun No.82
Inlet Outlet
2012 Tahun
2001
1 Kimia
pH 6-9 6-9 7,12 7,03
BOD (Biochemi- mg/L 50 3 63,17 21,63
cal Oxygen De-
mand)
COD (Chemical mg/L 100 25 176,6 61,78
Oxygen Demand)
DO (Disolve Oxy- mg/L - 4 0,403 2,409
gen)
Nitrat mg/L 20 10 - -

Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015 65


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

2 Fisika
Suhu C
o
38 - 28 28,4
TSS (Total Sus- mg/L 2000 50 75,33 63,33
pended Solids)
TDS (Total Dis- mg/L 100 1000 318,33 166,00
olved Solids)
3 Biologi
Salmonella individu/100ml - - 82 74
Total Koliform individu/100ml - 1000 >2400 >2400

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian

Tabel 2. Tabel Hasil Penelitian IPAL Mojosongo


Baku Mutu Hasil analisis
Perda PP
No Parameter Satuan Jateng No.82
Inlet Outlet
No.5 Ta- Tahun
hun 2012 2001
1 Kimia
pH 6-9 6-9 7,23 7,31
BOD (Bio- mg/L 50 3 66,87 14,83
chemical
Oxygen De-
mand)
COD (Chemi- mg/L 100 25 187,67 41,17
cal Oxygen
Demand)
DO (Disolve mg/L - 4 <0,4 4,387
Oxygen)
Nitrat mg/L 20 10 <0,032 4,522
2 Fisika
Suhu C
o
38 - 31,8 27,3
TSS (Total mg/L 2000 50 34 34,67
Suspended
Solids)
TDS (Total mg/L 100 1000 371,33 373,67
Disolved Sol-
ids)

66 Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

3 Biologi
Salmonella individu/100ml - - 37 7
Total Koli- individu/100ml - 1000 >2400 >2400
form

Sumber: Data Primer Hasil Penelitian

Parameter Kimia Hidrogen dan Oksigen dalam mikroba.


pH Mikroba yang terdiri dari satu sel akan
Air limbah pada inlet IPAL Se- berpengaruh langsung terhadap limbah se-
manggi mempunyai pH 7,12 setelah mela- bagai medianya. Semakin banyak mikroba
lui proses pengolahan air limbah terjadi maka semakin banyak proses metabolisme
penurunan pH 0,09, sehingga pH menjadi oksidasi reduksi yang dapat membantu
7,03. Penurunan pH yang masih dalam menstabilkan pH.
keadaan basa dikatakan normal karena BOD
masih berada pada batas buku mutu Pera- Berdasarkan hasil penelitian di
turan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 5 IPAL Semanggi diperoleh nilai BOD inlet
Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah 67,17 mg/L dan setelah mengalami pen-
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 golahan air limbah nilai outlet air limbah
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pen- domestik menjadi 21,63 mg/L. Penurunan
gendalian Pencemaran Air yaitu antara 6,0- kadar BOD sebanyak 41,54 mg/L. Hasil pe-
9,0. Menurut Karno (2004), perubahan pH nelitian di IPAL Mojosongo diperoleh nilai
terjadi pada saat pengolahan air limbah do- inlet 66,87 mg/L dan setelah mengalami
mestik secara aerobik atau anaerobik yang pengolahan air limbah nilai outlet air lim-
mengasilkan asam (HNO3,H2SO4,H3PO4) bah domestik menjadi 14,83 mg/L. Penu-
pada proses aerobik dan H2S pada proses runan kadar BOD sebanyak 52,04 mg/L.
anaerobik. Adanya sisa bahan pembersih IPAL Semanggi dan IPAL Mojosongo
dalam air limbah domestik seperti deterjen, sama-sama dapat menurunkan kadar BOD,
sampo, sabun dan pembersih lainnya yang dari yang inletnya melebihi baku mutu den-
bersifat alkalis dalam air limbah domestik gan pengolahan air limbah diperoleh outlet
menjadikan limbah tersebut dari pH rendah dengan kadar BOD yang dapat memenuhi
menjadi pH netral kembali. baku mutu berdasarkan Peraturan Daerah
Hasil penelitian di IPAL Mojo- Propinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012
songo hasil penelitian menunjukkan bahwa tentang Baku Mutu Air Limbah yaitu 50
pH inlet 7,23 setelah melalui proses pen- mg/L, tetapi belum memenuhu baku mutu
golahan air limbah pH naik 0,08, sehingga air bersih golongan II berdasarkan baku
nilai pH outlet menjadi 7,31. Bakteri-bak- mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun
teri aerobik pada proses degradasi akan 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
menghasilkan asam organik. Berdasarkan dan Pengendalian Pencemaran Air yaitu 3
penelitian Iskamto (2003), mikroba mam- mg/L. Penurunan kadar BOD disebabkan
pu menurunkan pH. Nilai pH menunjuk- adanya bak aerasi di IPAL Semanggi dan
kan potensial hidrogen konsentrasi dalam bak aerasi fakultatif I, bak aerasi fakultatif
air limbah sehingga terpengaruh adanya II di IPAL Mojosongo.
mekanisme metabolisme mikroba yang se- Bak aerasi di IPAL Semanggi di-
lalu melibatkan reaksi oksidasi dan reduk- lengkapi dengan proses biologis dengan
si. Oksidasi reduksi melibatka adanya ion biakan melekat. Bak aerasi dilengkapi

Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015 67


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

dengan kurungan kawat yang di dalamnya memenuhu baku mutu air bersih golongan
berisi bola-bola biofilter. Material organik II berdasarkan baku mutu Peraturan Pe-
dalam limbah akan melekat pada biofil- merintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pen-
ter. Pertumbuhan mikroorganisme yang gelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
melekat pada biofilter untuk menguraikan Pencemaran Air yaitu 25 mg/L.
material organik dalam air limbah. IPAL Penurunan COD di IPAL Semang-
Mojosongo menggunakan Lagoon berupa gi disebabkan adanya bak aerasi. Air lim-
kolam aerasi fakultatif I dan kolam aerasi bah hasil pemindahan dari bak ekualisasi
fakultatif II. Proses pengolahan dengan la- akan disembur oleh submersible aerator
goon merupakan pengolahan limbah pada yang menghembuskan oksigen dari nozel
suatu kolam yang sangat luas dengan wak- yang lembut dan berkecepatan tinggi. Par-
tu tinggal cukup lama, sehingga adanya tikel gelembung udara yang kecil dengan
aktivitas mikroorganisme tumbuh secara gesekan terhadap partikel air limbah yang
alami dan senyawa polutan dapat terurai. tinggi akan mengakibatkan kelarutan dan
Proses penguraian polutan dapat diperce- penangkapan oksigen ke dalam badan air.
pat dengan proses aerasi. Menurut Gint- Efektivitas penyerapan oksigen dipengar-
ing (2010) adanya mikroorganisme dalam uhi oleh kecepatan gelembung udara aera-
limbah akan membantu perombakan atau tor dan lama waktu kontak di bak aerasi.
dekomposisi bahan-bahan organik yang Penurunan COD semakin efektif dengan
lebih sederhana. Berdasarkan penelitian ditempatkannya bio-ball di bak aerasi. Bak
Purwati (2006), bahwa penurunan kadar sedimentasi membantu mengendapkan be-
BOD tergantung pada kemapuan mikroba berapa padatan yang melayang, sehingga
dalam memecah senyawa organik yang akan mengurangi kebutuhan akan oksigen.
merombak menjadi energi dan nutrisi un- Sedimen yang terendapakan, menyebabkan
tuk pertumbuhan mikroba sendiri. proses penguraian berlangsung di bagian
COD dasar kolam, sehingga air permukaan jernih
Berdasarkan hasil penelitian di dan oksigen tinggi. Penurunan COD di
IPAL Semanggi diperoleh nilai COD di IPAL Mojosongo dapat disebabkan adanya
inlet 176,6 mg/L dan setelah pengolahan kolam aerasi fakultatif I, kolam aerasi fakul-
air limbah nilai outlet air limbah domestik tatif II yang dilengkapi dengan aerator dan
tersebut menjadi 61,78 mg/L. Penurunan bak sedimentasi. Aerator juga membantu
nilai COD sebanyak 114,82 mg/L. Hasil menumbuhkan mikroba dalam air yang da-
penelitian di IPAL Mojosongo diperoleh pat menguraikan air limbah. Bak sedimen-
nila inlet sebanyak 187,67 mg/L dan set- tasi ikut berperan dalam penurunan COD.
elah mengalami proses pengolahan air lim- Menurut Purwati (2006), adanya aerator
bah nilai outlet air limbah domestik men- pada bak aerasi di IPAL membantu suplai
jadi 41,17 mg/L. Penurunan kadar COD oksigen yang diperlukan oleh mikroorgan-
sebanyak 146,5 mg/L. IPAL Semanggi isme untuk mengoksidasi zat-zat organik
dan IPAL Mojosongo sama-sama dapat dalam air secara kimia. Adanya bakteri da-
menurunkan COD di dalam air limbah. lam air limbah diduga dapat menurunkan
Penurunan terlihat dari inlet yang COD kandungan COD. Menurut Marjono (2010)
melebihi baku mutu dengan pengolahan air bahwa jumlah oksigen yang dibutuhkan
limbah diperoleh outlet dengan kadar COD untuk mengoksidasi zat-zat organik dalam
yang dapat memenuhi baku mutu berdasar- air limbah, dengan pengoksidan kalium
kan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Ten- dikromat yang digunakan sebagai sumber
gah No. 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu oksigen (oxiding agent).
Air Limbah yaitu 100 mg/L, tetapi belum

68 Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

DO manggi tidak terbaca. Sampel tidak ter-


DO di IPAL Semanggi bagian baca nilai nitratnya di karenakan terlalu
inlet sebesar 0,403 mg/L. Setelah men- keruh air limbah. IPAL Mojosongo pada
galami proses pengolahan air limbah DO inlet nilai nitratnya <0,032 mg/L, setelah
pada outlet bisa naik menjadi 2,409 mg/L. mengalami proses pengolahan air limbah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 nitratnya naik menjadi 4,522 mg/L. Nitrat
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kuali- yang ada di IPAL Mojosongo baik di inlet
tas Air dan Pengendalian Pencemaran Air maupun outlet sudah memnuhi baku mutu
baku mutu DO air kelas dua minimal 3 berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi
mg/L. Kenaikan DO di IPAL Semanggi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012 tentang
dimungkinkan karena adanya aerator pada Baku Mutu Air Limbah yaitu 20 mg/L dan
bak aerasi. Aerator akan membantu men- Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001
campur antara limbah dengan udara. Mik- tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pen-
roorganisme yang menempel pada bio ball gendalian Pencemaran Air yaitu 10 mg/L.
juga ikut berperan dalam menaikan DO. Adanya nitrat pada outlet menunjukkan
Mikroorganisme fotosintetik pada bio ball pengolahan air limbah yang tidak sem-
memanfaatkan limbah sebagai sumber en- purna. Kenaikan kadar nitrat di karenakan
erginya dan mentransfer oksigen pada ko- adanya oksigen yang cukup tinggi. Hastuti
lam (Ginting, 2010). (2013), bahwa Pada kondisi aerobik terjadi
Berdasarkan hasil uji DO di IPAL proses nitrifikasi yakni nitrogen ammoni-
Mojosongo pada inlet sebesar <0,4 mg/L. um diubah menjadi nitrat (NH4⟶NO3).
Setelah mengalami proses pengolahan, Parameter Fisika
kandungan oksigen outlet limbah mening- Suhu
kat menjadi 4,387 mg/L. Nilai DO di IPAL Berdasarkan hasil pengukuran
Mojosongo sudah memenuhi baku mutu suhu pada di inlet IPAL Semanggi sebesar
yang ditetapkan. Kandungan DO inlet 28 oC. Setelah melalui proses pengolahan
yang rendah di IPAL Mojosongo disebab- limbah suhu naik 0,4 oC, sehingga di-
kan oleh tingginya limbah organik dan par- hasilkan suhu pada outlet sebesar 28,4 oC.
tikel koloid dari proses degradasi anaerob. Baku mutu berdasarkan Peraturan Daerah
Kenaikan kadar DO atau oksigen terlarut Propinsi Jawa Tengah No. 5 Tahun 2012
dimungkinkan akibat proses fotosintesis tentang Baku Mutu Air Limbah sebesar 38
mikroorganisme dan waktu tinggal lim- o
C. Suhu di inlet IPAL Mojosongo sebe-
bah di kolam aerasi fakultatif. Ditunjang sar 31,8 oC, air limbah yang masuk pada
dengan adanya bak aerasi fakultatif yang bak pengendapan awal selanjutnya masuk
dilengkapi dengan aerator yang dapat me- ke pada bak aerasi fakultatif I, bak aerasi
nambahkan oksigen terlarut dalam air lim- fakultatif II, dan bak sedimentasi. Sampai
bah. IPAL Mojosongo berbentuk lagoon pada outlet suhu turun sebanyak 4,53 oC,
atau kolam yang terbuka menyebabkan si- sehingga suhu manjadi 27,27 oC.
nar matahari dapat masuk ke kolam secara Kenaikan suhu di IPAL Semanggi
langsung. Menurut Ginting (2010) bahwa dan Penurunan suhu di IPAL Mojosongo
permukaan kolam yang ditumbuhi beber- dipengaruhu oleh beberapa faktor. Menu-
apa algae menunjukkan bahwa proses fo- rut Irianto (2001), bahwa faktor penyebab
tosintesis mulai berlangsung. Fotosintesis perbedaan suhu adalah waktu pengam-
akan mengasilkan oksigen yang membantu bilan sampel, letak matahari, arah penyi-
menaikkan oksigen terlarut. naran dan naungan. Suhu outlet di IPAL
Nitrat Semanggi mengalami kenaikan karena
Pengukuran nitrat di IPAL Se- pada kolam outlet terkena sinar matahari

Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015 69


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

dan penyinaran matahari langsung tanpa mengalir ke bak outlet. Menurut Iskamto
ada penutup, sehingga air limbah menjadi (2003), bahwa TSS dipengaruhi oleh jum-
lebih panas dan suhunya naik. Suhu turun lah mikroba yang disebabkan oleh masa sel
pada kolam outlet IPAL Mojosongo karena yang dimiliki mikroba. Menurut Devi, dkk.
terdapat penutup berupa pohon pada kolam (2013) penurunan kandungan TSS yang
outlet. Pohon menghalangi penyinaran ma- paling signifikan yaitu setelah melewati
tahari langsung ke badan air limbah, seh- pengolahan secara filtrasi biologi.
ingga menjadikan kawasan oulet menjadi TDS
sejuk dan suhu juga turun. Adanya aerasi IPAL Semanggi nilai TDS seban-
membantu menambahkan oksigen dalam yak 318,33 mg/L. Setelah mengalami pros-
air. Oksigen terlarut yang tinggi membantu es pengolahan limbah TDS turun menjadi
mendinginkan air limbah, sehingga suhu 166,00 mg/L. Penurunan TDS disebabkan
air limbah dapat turun. oleh penyaringan pada grith chamber. Bak
TSS sedimentasi juga mempengaruhi penu-
TSS di IPAL Semanggi pada inlet seban- runan TDS karena dapat mengendapkan
yak 75,33 mg/L. Setelah melalui proses disolved solids yang terdapat pada air lim-
pengolahan limbah, TSS air limbah pada bah. Pompa aerator pada bak aerasi mampu
outlet turun sebanyak 12,00 mg/L men- membantu penurunan TDS di IPAL Se-
jadi 63,00 mg/L. Hasil pengukuran TSS manggi. Menurut Nurhasanah (2011), TDS
di IPAL Mojosongo sebelum pengolahan dapat turun dengan perlakuan filtrasi tanpa
limbah sebesar 34,00 mg/L. Setelah mela- tekanan dan waktu waktu aerasi 15 menit.
lui proses pengolahan air limbah ternyata Hal ini menunjukan bahwa waktu aerasi
TSS mengalami kenaikan sebesar 0,67 dan besaran tekanan pompa mempengaruh
mg/L, sehingga nilai oulet di IPAL Mo- nilai TDS.
josongo menjadi 34,67 mg/L. Hasil pen- IPAL Mojosongo pada kolam
gukuran TSS di IPAL Semanggi dan IPAL inlet nilai TDS sebanyak 371,33 mg/L.
Mojosongo sama-sama memenuhi baku Setelah melalui proses pengolahan limbah
mutu yang ditetapkan berdasarkan Pera- TDS naik menjadi 373,67 mg/L. Sehar-
turan Daerah Propinsi Jawa Tengah No. 5 usnya dengan pengolahan air limbah di-
Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Lim- harapkan nulai TDS menjadi turun, hal ini
bah yaitu 100 mg/L, tetapi IPAL Semanggi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-
belum memenuhi baku mutu TSS air kelas faktor yang menyebabkan kenaikan nilai
II berdasarkan Peraturan Pemerintah No. TDS dalam IPAL Mojosongo diantaranya
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kuali- tidak adanya penyaringan lebih lanjut pada
tas Air dan Pengendalian Pencemaran Air bak inlet dan bak sedimentasi yang ditum-
yaitu 50 mg/L. buhi algae. Menurut Khusnuryani (2008),
Penurunan TSS di IPAL Semang- bahwa adanya tanaman air atau algae yang
gi disebabkan pada awal air limbah masuk tumbuh pada permukaan air limbah di ko-
yaitu adanya grit chamber yang dilengkapi lam sedimentasi dapat menimbulkan eutro-
dengan bar screen sebanyak dua kali. TSS fikasi. Eutrofikasi menyebabkan peningka-
di IPAL Mojosongo dikarenakan limbah tan turbiditas atau kekeruhan dan warna
domestik dari saluran langsung masuk ke pada badan air. Peningkatan tersebut ten-
bak pengendapan awal yang tidak dileng- tunya akan mempengaruhi disolved solids
kapi dengan bar screen. Pada outlet TSS yang harusnya mengendap.
meningkat dikarenakan pada bak sedimen- Parameter Biologi
tasi I dan bak sedimentasi II terdapat lumut Bakteri Salmonella
dan ganggang kecil yang terkadang ikut jumlah Salmonella di IPAL Se-

70 Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

manggi bahwa jumlah Salmonella di in- individu/100ml tidak dapat menentukan


let sebanyak 82 individu/100ml. Setelah bahwa air limbah tersebut melebihi baku
melewati proses pengolahan air limbah mutu atau tidak. Hal ini disebabkan kar-
domestik jumlah Salmonella pada outlet ena pengujian yang dilakukan adalah den-
menjadi 74 individu/100ml. Jumlah Sal- gan menggunakan sistem 3-3-3 (3 tabung
monella di IPAL Mojosongo pada kolam untuk 10 ml, 3 tabung untuk 1,0 ml dan 3
inlet sebanyak 37 individu/100ml. Setelah tabung untuk 0,1 ml). Sistem ini tidak bisa
mengalami proses pengolahan limbah dari menentukan jumlah bakteri seluruhnya se-
bak pengendapan awal sampai dengan cara spesifik, sehingga jika bakteri yang
kolam sedimentasi, jumlah Salmonella terhitung sangat banyak lebih dari 2.400
pada air limbah di outlet turun menjadi 7 maka akan terbaca >2.400 individu/100ml.
individu/100ml. Proses mengolahan air Air limbah domestik yang berasal dari
limbah di IPAL Mojosongo mampu menu- kegiatan rumah tangga khususnya dari
runkan jumlah Salmonella cukup banyak tinja tentunya banyak mengandung bakteri
yaitu sebesar 30 individu/100ml. koliform. Menurut Prastiyo (2012), adanya
Jumlah Salmonella disesabkan bakteri koliform dapat menyebabkan gang-
jumlah pelanggan IPAL. Jumlah pelanggan guan kesehatan seperti diare, demam ti-
yang banyak menjadikan kemungkinan foid, kolera, disentri amoeba dan penyakit
tercemar bakteri Salmonella semakin be- lainnya yang masuk dalam kategori water
sar. Berkurangnya Salmonella dikarenakan borne diseas.
pada kolam aerasi yang yang menghasil-
kan oksigen dan terdapat mikroba yang Analisis Sosial
membantu menghambat pertumbuhannya. Tujuan dilakukannya wawancara
Suhu di IPAL Semanggi dan IPAL Mojo- menggunakan kuesioner untuk mengeta-
songo bukan merupakan suhu optimum hui faktor sosial (culture) dari keberadaan
untuk Salmonella, sehingga memungkink- IPAL Semanggi dan IPAL Mojosongo, da-
an bakteri Salmonella tidak mampu ber- pat mengetahui pengetahuan penggunaan
adaptasi dan mati. Menurut Supardi dan IPAL Semanggi untuk responden Surakarta
Sukamto (1999), Salmonella hidup secar bagian selatan dan IPAL Mojosongo untuk
anaerobik fakultatif dan pertumbuhan Sal- responden wilayah Surakarta bagian utara.
monella sangat terhambat dengan adanya Aspek ekologi
bakteri-bakteri pembusuk. . Menurut Irian-
to (2010) bahwa pada kolam sedimentasi
terjadi proses reduksi bahan-bahan tersus-
pendi dari dalam air dan dapat berfungsi
untuk mereduksi kandungan organisme
(patogen) tertentu dalam air.
Total Koliform
IPAL Semanggi baik inlet mau-
pun outlet nilai jumlah total Koliform
>2.400 individu/100ml. IPAL Mojosongo
hasil pengujian total Koliform di inlet dan
oulet adalah >2.400 individu/100ml. Ber-
dasarkan baku mutu Peraturan Pemerintah
No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencema-
ran Air, jumlah total Koliform yang >2.400

Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015 71


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

Berdasarkan Gambar 1 diatas bahwa IPAL makin banyak masyarakat yang meng-
Semanggi air limbah yang dihasilkan lebih gunakan IPAL sebagai pengolah limbah
banyak dan sumber air limbah domestik domestik, maka semakin baik pula kualitas
beragam dari dapur, kamar mandi dan toilet air limbah domestik.
atau WC. IPAL Mojosongo juga lebih ban-
nyak dan sumber bermacam-macam, tetapi Kesimpulan
jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan Berdasarkan hasil analisis dan
dengan IPAL Semanggi. Semakin banyak pembahasan penelitian, maka dapat ditarik
air limbah yang dihasilkan tiap rumah maka kesimpulan sebagai berikut:
semakin banyak pula debit air limbah yang Kualitas air limbah domestik berdasarkan
masuk ke saluran IPAL. Macam-macam parameter biologi dan fisika di inlet IPAL
sumber air limbah domestik mempengar- Mojosongo lebih baik dari pada inlet IPAL
uhi parameter air limbah domestik, dian- Semanggi, sedangkan kualitas air limbah
taranya parameter biologi (Salmonella dan domestik berdasarkan parameter kimia di
Total Koliform), parameter fisika (suhu, inlet IPAL Semanggi lebih baik dari pada
TDS dan TSS) dan parameter kimia (pH, inlet IPAL Mojosongo.
DO, BOD dan COD). Kualitas air limbah domestik berdasarkan
Aspek Ekonomi parameter biologi dan kimia di outlet IPAL
Mojosongo lebih baik dari pada outlet
IPAL Semanggi, sedangkan kualitas air
limbah domestik berdasarkan parameter
fisika di outlet IPAL Semanggi lebih baik
dari pada outlet IPAL Mojosongo.
Berdasarkan paramter fisika kinerja IPAL
Semanggi lebih baik dari pada kinerja
IPAL Mojosongo, sedangkan berdasarkan
parameter biologi dan kimia kinerja IPAL
Mojosongo lebih baik dari pada kinerja
IPAL Semanggi.

Saran
Berdasarkan kesimpulan dan
implikasi, maka saran yang peneliti ajukan
sebagai berikut:
Perlu penambahan jumlah aerator dan
Keadaan sosial ekonomi pelanggan IPAL waktu tinggal pada bak aerasi di IPAL Se-
akan mempengaruhi kinerja dari IPAL manggi. Aerator yang sesuai dengan luasan
tersebut. Berdasarkan Gambar 2 diatas ter- IPAL akan meningkatkan jumlah oksigen
lihat bahwa di IPAL Semanggi dan IPAL dalam air limbah, sehingga dapat memban-
Mojosongo, responden sama-sama kurang tu mikroba mendegradasikan kandungan
puas terhadap kinerja IPAL. Terbukti den- organik dalam air limbah.
gan jumlah responden di IPAL Semanggi Penambahan klorin dibutuhkan
44% dan IPAL Mojosongo 42% yang su- untuk dapat mematikan bakteri parasit dan
dah puas terhadap kinerja IPAL. Dengan patogen dalam air limbah.
pelayanan IPAL yang baik maka semakin Perlu penelitian lebih lanjut tentang sistem
banyak pula masyarakat yang akan meng- unit pengolahan limbah yang paling tepat
gunakan pelayanan IPAL komunal. Se- yang dapat mengolah semua parameter air

72 Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

limbah secara maksimal, sehingga aman Litbang Permukiman dan Badan


setelah dibuang ke lingkungan. Litbang Kementerian Pekerjaan
Umum.
Daftar Pustaka Idris-Nda A., Aliyu H.K, dan Dalil M.
Agustira R., Lubis K.S. dan Jamilah. 2013. 2013. The challenges of domestic
Kajian Karakteristik Kimia Air, wastewater management in Nige-
Fisika Air dan Debit Sungai pada ria: A case study of Minna, central
Kawasan DAS Padang Akibat Pem- Nigeria. International Journal of
buangan Limbah Tapioka. Jurnal Development and Sustainability
Online Agroteknologi Vol. 1 No. 3. Online ISSN: 2168-8662 -www.isd-
Medan: USU. snet.com/ijds. Volume 2 Number
Asmadi dan Suharno. 2012. Dasar-Dasar 2 (2013): Pages 1169-1182.ISDS
Teknologi Pengolahan Limbah. Yo- Article ID: IJDS13012201. Min-
gyakarta: Gosyen Publishing. na, Nigeria: Federal University of
Bahar E., Tawali A.B. dan Muin M. 2013. Technology.
Spesifikasi dan Efektivitas Perala- Irianto, I Ketut. 2001. Hubungan Pengo-
tan Pengolahan Limbah Cair Do- lahan Limbah Cair Domestik Hotel
mestik Studi Kasus Rusunawa Blok dengan Kualitas Air Ditianjau Dari
D Universitas Hasanuddin. Jurnal Aspek Fisik Kimia dan Biologi di
Sains dan Teknologi Vol. 13, No. 2. Kawasan Nusa Dua Bali. Surakar-
Makasar: Universitas Hasanuddin. ta: UNS.
Darsono, V. 1995. Pengantar Ilmu Ling- Iskamto, Bambang. 2003. Peranan Mikro-
kungan. Yogyakarta: Universitas organisme Dalam Perbaikan Kuali-
Atma Jaya Yogyakarta. tas Limbah Cair Industri Monoso-
Devi,L., K. G. Dharma Putra, dan A. A. dium Glutamat. Surakarta: UNS.
Bawa Putra. 2013. Efektifitas Pen- Karno. 2004. Peran Instalansi Pengolahan
golahan Air Effluent Menjadi Air Air Limbah Domestik Dalam Upaya
Reklamasi Di Instalasi Pengolahan Memperbaiki Kualitas air Limbah.
Air Limbah Suwung Denpasar Dit- Thesis Ilmu Lingkungan. Surakarta:
injau Dari Kandungan Kekeruhan, UNS.
Total Zat Terlarut (TDS), dan To- Kodoatie R.J. dan R. Sjarief. 2008. Pen-
tal Zat Tersuspensi (TSS). Jurnal gelolaan Sumber Daya Air Terpadu.
Kimia Vol.7, No.1. Bali: Universitas Yogyakarta: ANDI OFFSET.
Udayana. Kristanto P. 2002. Ekologi Industri. Yogya-
Ginting, Perdana. 2010. Sistem Pengelo- karta: ANDI.
laan Lingkungan dan Limbah In- Kumar K.R, Bajpai A. dan S. Malik. 2012.
dustri. Bandung: Yrawa Widya. Waste water Quality of Bhopal City
Hadi, Anwar. 2007. Prinsip Pengelolaan with Special Reference to Sew-
Pengambilan Sampel Lingkungan. age Treatment Plant. International
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Uta- Journal of Research in Chemistry
ma. and Environment Vol. 2 Issue 1
Hastuti, E. Dan Rydha Riyana. 2013. Daur January 2012(112-115) ISSN 2248-
Ulang Air Limbah Rumah Tangga 9649. India: Makhanlal Chaturvedi
Dengan Teknologi Biofilter dan University.
Hybrid Constructed Wetland Di Marjono. 2010. Peranan Aerasi Dalam
Kawasan Pesisir. Jurnal Permuki- Perubahan BOD (Biological Oxi-
man Vol. 8 No. 3. Bandung: Pusat gen Demand) DAN cod (Chemical

Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015 73


Analisis Komparasi Kualitas Air Limbah Domestik Novia Ratna Sari, Sunarto
dan Wiryanto

Oxygen Demand) Limbah Cair Do-


mestik. Surakarta: UNS.
Purwati, Sri. 2006. Kualitas Ifluent dan
Efluent Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Industri Penyama-
kan Kulit. Surakarat: UNS.
Said N.I. dan R. Marsidi . 2005. Mikro-
organisme Patogen dan Parasit di
Dalam Air Limbah Domestik Serta
Alternatif Teknologi Pengolahan.
Jurnal AI Vol. 1 No.4. Jakarta:
BPPT.

74 Jurnal EKOSAINS | Vol. VII | No. 2 | Juli 2015

Anda mungkin juga menyukai