Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air sangat penting bagi kehidupan manusia dan organisme hidup pada umumnya.
Ketersediaan air di bumi selalu konstan, yaitu tidak bertambah atau berkurang seiring
berlangsungnya siklus hidrologi (Manahan, 2001). Meskipun jumlah air di bumi selalu sama,
kualitas air berubah seiring dengan bertambahnya populasi manusia dan aktivitas
terkait.Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan mengendalikan pencemaran air, termasuk
menjaga fungsi air agar kualitas air memenuhi baku mutu. Sungai merupakan salah satu
sumber daya alam yang mengalir (sumber daya cair) sehingga pemanfaatan air di hulu akan
kehilangan peluang di hilir. Polusi di hulu akan menimbulkan biaya sosial di hilir (dampak
eksternal) dan konservasi di hulu akan memberikan manfaat di hilir. Sungai sangat
bermanfaat bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup, memasak, mencuci, mandi dan
tak kalah pentingnya bagi organisme perairan.
Sungai Kahayan merupakan lingkungan yang rentan terhadap pencemaran, karena
daerah aliran sungai merupakan tempat pembuangan akhir limbah cair berupa limbah MCK,
dan juga banyak terdapat keramba ikan di sekitar sungai. Pencemaran perairan ini
mengakibatkan kualitas air sungai di bawah standar baku mutu. Budidaya keramba
merupakan kegiatan perairan yang mendukung pertumbuhan dan mudah beradaptasi
terhadap perubahan produksi ikan berdasarkan wilayah perairan dan musim. Penurunan
kualitas air di perairan khususnya dari sistem keramba di antaranya berasal dari sisa pakan
dan kotoran. Limbah organik tersebut terdegradasi oleh mikroorganisme pengurai akan
meningkatkan konsentrasi nutrient berupa nitrat dan fospat. Pencemaran air tersebut
menimbulkan keruhnya air sungai sehingga masyarakat di bantaran sungai tidak dapat
menggunakan air sungai untuk keperluan mandi dan mencuci.
Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan adanya pencemaran
atau keadaan baik pada suatu sumber air dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan
baku mutu air yang ditentukan. Salah satu cara untuk mengetahui keadaan kualitas air adalah
dengan menggunakan metode STORET. Metode STORET adalah suatu metode yang
digunakan untuk menentukan parameter memenuhi atau melampaui baku mutu air dengan
cara membandingkan data mutu air dengan baku mutu air yang disesuaikan jenisnya dan
ditentukan. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air (KLH , 2003). Di indonesia, metode evaluasi kualitas
badan air dengan indeks kualitas air diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup No. 115 tahun 2003 tentang pedoman penentuan status mutu air. Di dalam pasal 2
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 115 tahun 2003 penentuan status mutu air
dapat dilakukan dengan metode STORET atau Metode Indeks Pencemaran (IP). Metode ini
digunakan karena parameter yang diuji dapat digunakan untuk semua parameter yang ada di
baku mutu air.
1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di uraikan, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana status mutu air Sungai Kahayan berdasarkan indeks Storet?
2. Sejauh mana pencemaran atau perubahan kualitas air Sungai Kahayan dapat di identifikasi
menggunakan indeks Storet
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mutu air Sungai Kahayan dan
bagaimana dampaknya terhadap ekosistem dan Masyarakat di sekitarnya?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis kondisi mutu air Sungai Kahayan berdasarkan Indeks Storet
2. Untuk mengidentifikasi tingkat pencemaran atau perubahan kualitas air Sungai Kahayan
dengan memanfaatkan Indeks Storet
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berkontribusi terhadap perubahan mutu air Sungai
Kahayan, termasuk potensi dampaknya terhadap ekosistem dan Masyarakat yang
bergantung pada sumber daya air tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

RACHMI, E. (2016). Pemeriksaan Kualitas Air Sungai Sei Kera Di Kota Medan Dengan Metode
Spektrophotometri. Jurnal Skripsi.

Rahmadi, H. S. (2019). Pengaruh Perilaku Masyarakat Terhadap Kualitas Air Di Sungai Sekanak Kota
Palembang. JURNAL ILMU LINGKUNGAN, Volume 17 Issue 2 :212-221.

Wijaya, E. K. (2019). Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Indeks Pencemaran dan Strategi
Pengendalian Pencemaran Sungai Ogan Kabupaten Ogan Komering Ulu. JURNAL ILMU
LINGKUNGAN, Volume 17 Issue 3 : 486-491.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Mutu Air


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Manajemen
Kualitas Air dan Pengendalian Polusi Air. Definisi kualitas air adalah tingkat kondisi kualitas
air yang mengindikasikan kondisi sumber air pada saat tertentu dengan membandingkan
dengan standar mutu air yang ditetapkan, sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Negara Nomor 115 Tahun 2003 tentang pedoman untuk penentuan status
kualitas air. Kualitas mutu air adalah tingkat kondisi yang ketika dibandingkan dengan
standar kualitas air yang ditentukan, menunjukkan apakah sumber air bersih atau dalam
kondisi buruk pada saat tertentu.
Kualitas air dibagi menjadi 4 kelas sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2001, yang meliputi:
1. Kelas 1, air yang dapat digunakan untuk tujuan lain yang membutuhkan kualitas air
yang sama dengan kegiatan serta untuk air minum mentah.
2. Kelas 2, air yang disediakan dapat digunakan untuk prasarana/sarana (rekreasi air)
dan penggunaan lain yang membutuhkan standar air yang sama. Hal ini juga dapat
digunakan untuk irigasi tanaman dan untuk tujuan lain.
3. Kelas 3, air yang dapat digunakan untuk irigasi ikan air tawar, petani, air yang akan
diirigasi, dan peruntukan lain yang persyaratan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut
4. Kelas 4, air yang memenuhi standar penggunaan yang sama dengan air Kelas 3, tetapi
diberikan dengan cara yang berbeda.
Aliran Sungai Kahayan di Kota Palangka Raya merupakan titik vital yang penting bagi
berbagai aktivitas masyarakat seperti kegiatan penambangan emas (PETI) masyarakat
setempat, kegiatan MCK (mandi, cuci dan sanitasi) yang dilakukan masyarakat setempat.
dibuat warga. daerah. , usaha angkutan atau usaha antar daerah, serta usaha yang beragam
seperti pemeliharaan keramba, laundry, rumah makan, dll. Akibat dari penambangan emas
ilegal ini, endapan yang terangkat dari hasil penyedotan dari dasar sungai, khususnya di
daerah aliran sungai Kahayan di provinsi Kalimantan Tengah, meningkatkan kekeruhan
sungai dan meningkatkan tingkat kekeruhan sungai, pencemaran logam berat. Penambangan
emas ilegal di Sungai Kahayan akan meningkatkan tingkat pencemaran air di Sungai
Kahayan itu sendiri. Air yang dihasilkan dari kegiatan dan/atau sisa kegiatan perusahaan
disebut air limbah, sedangkan air limbah yang timbul dari kegiatan sehari-hari masyarakat
yang berkaitan dengan penggunaan air disebut air limbah domestik. Sampah dan limbah yang
dihasilkan dari berbagai aktivitas di bantaran sungai Kahayan ini akan berdampak pada
menurunnya kualitas air serta perubahan fisik, biologi dan kimia di Sungai Kahayan. Menurut
Alamsyah, pengolahan air limbah industri, air limbah domestik, dan limbah cair lainnya
tanpa melalui pengolahan atau desinfeksi apa pun menjadi penyebab utama pencemaran air.
Menurut Yuliastuti (2011) Kualitas air ditentukan oleh sifatnya seperti kandungan
biologis, zat, energi atau komponen lainnya di dalamnya, Fitriyana (2004) juga menjelaskan
Konsep kualitas air adalah batas kandungan parameter air yang ditentukan untuk kesesuaian
untuk penggunaan tertentu. batas-batas Konsentrasi ditentukan menurut penilaian ilmiah yang
diambil dari hasil riset. Terdapat 3 (tiga) kelompok indikator mutu air sistem perairan, yaitu
fisik, kimia dan biologi. Parameter fisik meliputi suhu, kekeruhan dan total padatan larutan.
Tentang parameter kimia termasuk pH, oksigen terlarut/oksigen terlarut (DO), kebutuhan
oksigen biologis (BOD), kebutuhan oksigen (COD) dan nitrat. Sedangkan parameternya
biologi, termasuk keberadaan plankton, bakteri dan sebagainya.
TSS, TDS, BOD, COD dan DO adalah Parameter kunci untuk melihat tingkat polusi
perairan, khususnya perairan yang disebabkan oleh sampah organik. Contoh limbah cair yang
dihasilkan pertanian, bahan organik limbah domestik atau koloni memasuki perairan umum
(Manik, 2016).
Refrensi :
RACHMI, E. (2016). Pemeriksaan Kualitas Air Sungai Sei Kera Di Kota Medan Dengan
Metode Spektrophotometri. Jurnal Skripsi.
Rahmadi, H. S. (2019). Pengaruh Perilaku Masyarakat Terhadap Kualitas Air Di Sungai
Sekanak Kota Palembang. JURNAL ILMU LINGKUNGAN, Volume 17 Issue 2 :212-
221.
Wijaya, E. K. (2019). Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Indeks Pencemaran dan
Strategi Pengendalian Pencemaran Sungai Ogan Kabupaten Ogan Komering Ulu.
JURNAL ILMU LINGKUNGAN, Volume 17 Issue 3 : 486-491.

2.2. Indeks Storet sebagai Alat Evaluasi


 Pengertian Indeks Storet dan Pemilihan Parameter
 Kelebihan dan Keterbatasan Penggunaan Indeks Storet
 Peran Indeks Storet dalam Pemantauan Mutu Air Sungai
2.3. Studi Terdahulu tentang Kualitas Air Sungai Kahayan
 Tinjauan Terhadap Penelitian-Penelitian Sebelumnya
 Temuan Mengenai Mutu Air dan Perubahan dalam Sungai Kahayan
 Keterkaitan Temuan dengan Hasil Indeks Storet

Anda mungkin juga menyukai