1. UMUM
Sebagai kesatuan ruang, lingkungan hidup dapat dikatakan sebagai
sebuah ‘wadah’ yang memuat berbagai komponen lingkungan, tidak saja
komponen lingkungan Abiotik, tetapi juga memuat lingkungan Biotik dan
komponen lingkungan Cultur. Stabilitas dan keseimbangan fungsi lingkungan
sangat dipengaruhi oleh interaksi dari masing-masing komponen lingkungan itu
sendiri. Stabilitas dan keseimbangan dimaksud akan terjaga dengan baik apabila
interaksi masing-masing komponen lingkungan berjalan sesuai dengan proses
alaminya dan masing-masing komponen berkemampuan menyesuaikan
posisinya atas interaksi yang terjadi.
Air permukaan yang ada seperti sungai dan situ banyak dimanfaatkan
untuk keperluan manusia seperti tempat penampungan air, alat transportasi,
mengairi sawah dan keperluan peternakan, keperluan industri, perumahan,
sebagai daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersediaan air, irigasi,
tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat rekreasi. Sebagai tempat
penampungan air maka sungai dan situ mempunyai kapasitas tertentu dan ini
dapat berubah karena aktivitas alami maupun antropogenik. Sebagai contoh
pencemaran sungai dan situ dapat berasal dari (1) tingginya kandungan
sedimen yang berasal dari erosi, kegiatan pertanian, penambangan,
konstruksi, pembukaan lahan dan aktivitas lainnya; (2) limbah organik dari
manusia, hewan dan tanaman (3) kecepatan pertambahan senyawa kimia yang
berasal dari aktivitas industri yang membuang limbahnya ke perairan. Ketiga
hal tersebut merupakan dampak dari meningkatnya populasi manusia,
kemiskinan dan industrialisasi. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya
guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari
`
Air limbah yang dihasilkan dari berbagai kegiatan akan dibuang kedalam
badan air ataupun sungai melalui saluran-saluran air. Sungai sebagai salah
satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan
manusia termasuk untuk menunjang pembangunan perekonomian. Sungai
yang semula merupakan sumber air yang mempunyai kualitas yang baik,
namun karena tidak dipelihara dan diawasi, maka kualitasnya menjadi semakin
memburuk akibat dari pencemaran lingkungan air yang semakin tidak
terkendali. Salah satu penyebabnya adalah dari adanya kegiatan industri yang
merupakan pusat - pusat aktivitas yang banyak menghasilkan air limbah.
Guna mencapai sasaran pekerjaan yang tepat, maka diperlukan suatu
pendekatan metodologi yang tepat dengan mempertimbangkan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan kemampuan sumber daya yang tersedia.
Persiapan yang matang dan selalu melakukan koordinasi dengan instansi
terkait untuk mendiskusikan langkah yang akan dikerjakan konsultan dan
merumuskan permasalahan yang ada dan mencari solusi untuk arahan
pelaksanaan kegiatan.
2. KONSEP PENDEKATAN PENENTUAN KUALITAS AIR
Jenis dan bobot dampak pembangunan terhadap lingkunan perairan
selain dipengaruhi oleh kondisi alam (seperti topografi, geologi, fisiografi,
klimatologi dan hidrografi) ditentukan pula oleh jenis dan macam kegiatan,
teknologi yang digunakan, keanekaragaman kegiatan, intensitas dan
kepadatan kegiatan dan laju perubahan yang terjadi di suatu daerah aliran
`
sungai dimana perairan itu berasal atau berada. Lingkungan perairan terdiri
dari komponen abiotik (komponen tidak hidup) dan biotik (biota hidup). Kedua
komponen itu saling berinteraksi melalui arus energi dan daur hara (untrien).
Resultan interaksi dari kedua komponen itu berupa kualitas air. Apabila
interaksinya berubah atau terganggu, maka kualitas air dari lingkungan
perairan itu berubah pula. Sehingga aktivitas manusia akan mempengaruhi
lingkungan air permukaan.
Pendugaan pencemaran sungai dapat dilakukan dengan melihat
pengaruh polutan terhadap kehidupan organisme perairan dan lingkungannya.
Unit penduga adanya pencemar tersebut diklasifikasikan dalam parameter
fisika, kimia dan biologi. Dalam menetapkan kualitas air, parameter-parameter
tersebut sebaiknya tidak berdiri sendiri tapi dapat ditrasformasikan dalam suatu
nilai tunggal yang mewakili. Nilai tunggal ini disebut Indeks Kualitas Air. Tujuan
perhitungan Indeks adalah untuk menyederhanakan informasi sehingga dalam
menyajikan kualitas suatu perairan cukup disajikan dalam suatu nilai tunggal,
sehingga dapat dibandingkan antara kualitas suatu perairan dengan satu
perairan lainnya atau kualitas perairan dari waktu ke waktu.
Berdasar pada sumbernya, bahan pencemar dapat dibedakan atas
pencemaran yang disebabkan oleh alam dan pencemaran oleh kegiatan
manusia. Bahan pencemar di perairan dapat berasal dari sumber buangan
yang dapat diklasifikasikan sebagai sumber titik (point source discharge) dan
sumber menyebar (diffuse source). Sumber titik adalah sumber pencemaran
terpusat seperti yang berasal dari air buangan industri maupun domestik dan
saluran drainase. Sedangkan sumber menyebar polutan yang masuk ke
perairan seperti run off atau limpasan dari permukaan tanah permukiman atau
pertanian. Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi pencemaran lingkungan
sungai. Hal ini dikaitkan dengan tingkat kesadaran penduduk dalam
memelihara lingkungan yang sehat dan bersih. Limbah domestik yang dapat
berupa buangan air rumah tangga, padatan berupa sampah yang dibuang ke
sungai, air cucian kamar mandi maupun buangan tinja akan mempengaruhi
tingkat kandungan BOD, COD serta bakteri E. Coli dalam sungai. Sedangkan
limbah industri baik yang bersifat organik dan anorganik juga akan
mempengaruhi kualitas air permukaan. Limbah domestik, industri, maupun
pertanian akan memberikan pengaruh terhadap keberadaan komponen
lingkungan sungai. Apabila pengaruh itu telah mengubah kondisi perairan
`
sehingga tidak dapat digunakan kembali dengan baik, maka perairan tersebut
dikatakan tercemar. Semakin padat penduduk suatu lingkungan semakin
banyak limbah yang harus dikendalikan
Data hasil pengujian kualitas air sungai ditetapkan status mutu
berdasarkan metode indeks pencemar, perhitungan diklasifikasi berdasarkan
jenis sungai dan pembobotan konsentrasi dilakukan terhadap semua
parameter hasil pengujian, dengan mengacu kepada baku mutu air sungai
kelas I yang berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
tentang penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lampiran IV.
Formula perhitungan mengenai nilai indeks pencemaran terhadap air
sungai ialah :
(𝐶𝑖/𝐿𝑖𝑗)2𝑀 + (𝐶𝑖/𝐿𝑖𝑗)2𝑅
𝑃𝐼𝑗 = √
2
Keterangan :
(𝐶𝑖/𝐿𝑖𝑗)2𝑀 adalah nilai maksimum dari Ci/Lij
(𝐶𝑖/𝐿𝑖𝑗)2𝑅 adalah nilai rata-rata dari Ci/Li
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8
- Melaksanakan
pengambilan sampel
Tahap Survei dan Pengambilan Sampel
3 - Melaksanakan analisa
dan Analisa Sampel
sampel di laboratorium
terakreditasi
Tabel Susunan Tenaga Teknis “Belanja Jasa Konsultansi Pemantauan Kualitas Air Periode II”
Referensi Kualifikasi
Tempat Tanggal Posisi Jumlah
Nama Lingkup Tahun Sertifikat
Bulan Tahun Pendidikan Diusulkan/Jabatan Orang
Personil Keahlian Pengalaman Kompetensi
Lahir Dalam Proyek Bulan
Kerja Kerja
S1 Teknik 1 Orang
Afwan Sampit, 18 Mei
Lingkungan Surveyor Surveyor 2 Tahun 30 Hari
Alkarimy,ST 1994
ULM, Kalender
Adam 1 Orang
Syafiullah Simpang Empat, SMKN 1
Administrasi Administrasi 2 Tahun 60 Hari
09 Maret 1992 Simpang Empat
Kalender
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
1. Latar Belakang
Dari Kerangka Acuan Kerja (KAK), dijelaskan Stabilitas dan keseimbangan
fungsi lingkungan sangat dipengaruhi oleh interaksi dari masing-masing
komponen lingkungan itu sendiri. Stabilitas dan keseimbangan dimaksud akan
terjaga dengan baik apabila interaksi masing-masing komponen lingkungan
berjalan sesuai dengan proses alaminya dan masing-masing komponen
berkemampuan menyesuaikan posisinya atas interaksi yang terjadi.
Kemampuan masing-masing komponen dalam menyesuaikan dan menjaga
posiisinya akan melahirkan stabilitas dan keseimbangan baru yang
menguntungkan bagi keterjagaan dan kelestarian lingkungan. Dalam kaitan ini,
kondisi dan kualitas fungsi lingkungan akan semakin meningkat.
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
didefinisikan bahwa Pencemaran Air adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Dari
definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya
menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan
aspek akibat. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa
bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini
tidak dianggap sebagai pencemaran.
Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah ditandai dengan
adanya perubahan atau tanda-tanda yang dapat diamati melalui : (1) Adanya
perubahan suhu air, (2) Adanya perubahan nilai pH atau konsentrasi ion
hidrogen, (3) Adanya perubahan warna, bau dan rasa air, (4) Timbulnya
endapan, koloid, bahan terlarut, (5) Adanya mikroorganisme, dan (6)
Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Mengacu pada Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang pedoman Penentuan
Status Mutu Air, salah satu metode yang digunakan untuk menentukan status
mutu kualitas air sungai adalah dengan metode Indeks Pencemaran. Dengan
metode Indeks Pencemaran ini dapat diketahui parameter yang telah memenuhi
atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metode
Indeks Pencemaran adalah membandingkan antara data kualitas air dengan
baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukkannya guna menentukan
status mutu air. Metode pemantauan kualitas air yang telah ada dapat digunakan
untuk menentukan kualitas air, apakah air tersebut termasuk tidak tercemar,
tercemar ringan, tercemar sedang atau tercemar berat.
Pada dasarnya pekerjaan Pemantauan Kua.itas Air di Kabupaten Tanah Laut
di latar belakangi oleh beberapa kegiatan yang tertuang dalam KAK.
Penyampaian yang terdapat pada latar belakang yang fokus pada kondisi
lingkungan yang disebabkan oleh aktifitas antropogenik terutama dalam kegiatan
industry maupun kegiatan rumah tangga yang mampu memberikan dampak
pada perubahan kualitas lingkungan. Hal ini memudahkan bagi konsultan guna
memahami masalah pokok dalam pelaksanaan dan memudahkan dalam rangka
membuat formulasi terhadap metodologi pendekatan dan pelaksanaan bagi
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab konsultan.
3. Sasaran
Lokasi pekerjaan yang tertulis dalam KAK sudah sangat jelas yaitu 13 (tiga
belas) titik pengambilan sampel dengan rincian 12 (dua belas) titik air sungai dan
1 (satu) titik air laut di Kabupaten Tanah Laut.
5. Sumber Pendanaan
Konsultan memahami sumber pendanaan Belanja Jasa Konsultansi
Pemantauan Kualitas Air Periode II di Kabupaten Tanah Laut adalah seperti yang
diuraikan dalam KAK.
6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
Nama dan organisasi pejabat pembuat komitmen sebagaimana dalam KAK
sudah sangat jelas.
7. Standar Teknis
Konsultan telah memenuhi standar teknis yang telah ditetapkan dalam KAK.
8. Referensi Hukum
Referensi hukum mengacu dalam KAK sudah sangat jelas.
9. Lingkup Kegiatan
10. Keluaran
a. Manajerial
2. Tenaga Pendukung
- Tenaga Surveyor
- Administrator
19. Penutup