Anda di halaman 1dari 16

`

PENDEKATAN DAN METODOLOGI

1. UMUM
Sebagai kesatuan ruang, lingkungan hidup dapat dikatakan sebagai
sebuah ‘wadah’ yang memuat berbagai komponen lingkungan, tidak saja
komponen lingkungan Abiotik, tetapi juga memuat lingkungan Biotik dan
komponen lingkungan Cultur. Stabilitas dan keseimbangan fungsi lingkungan
sangat dipengaruhi oleh interaksi dari masing-masing komponen lingkungan itu
sendiri. Stabilitas dan keseimbangan dimaksud akan terjaga dengan baik apabila
interaksi masing-masing komponen lingkungan berjalan sesuai dengan proses
alaminya dan masing-masing komponen berkemampuan menyesuaikan
posisinya atas interaksi yang terjadi.

Air merupakan sumberdaya alam yang mempunyai fungsi sangat


penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya serta sebagai modal
dasar dalam pembangunan. Dengan perannya yang sangat penting, air akan
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kondisi/komponen lainnya. Pemanfaatan
air untuk menunjang seluruh kehidupan manusia jika tidak dibarengi dengan
tindakan bijaksana dalam pengelolaannya akan mengakibatkan kerusakan
pada sumberdaya air.

Air permukaan yang ada seperti sungai dan situ banyak dimanfaatkan
untuk keperluan manusia seperti tempat penampungan air, alat transportasi,
mengairi sawah dan keperluan peternakan, keperluan industri, perumahan,
sebagai daerah tangkapan air, pengendali banjir, ketersediaan air, irigasi,
tempat memelihara ikan dan juga sebagai tempat rekreasi. Sebagai tempat
penampungan air maka sungai dan situ mempunyai kapasitas tertentu dan ini
dapat berubah karena aktivitas alami maupun antropogenik. Sebagai contoh
pencemaran sungai dan situ dapat berasal dari (1) tingginya kandungan
sedimen yang berasal dari erosi, kegiatan pertanian, penambangan,
konstruksi, pembukaan lahan dan aktivitas lainnya; (2) limbah organik dari
manusia, hewan dan tanaman (3) kecepatan pertambahan senyawa kimia yang
berasal dari aktivitas industri yang membuang limbahnya ke perairan. Ketiga
hal tersebut merupakan dampak dari meningkatnya populasi manusia,
kemiskinan dan industrialisasi. Penurunan kualitas air akan menurunkan daya
guna, hasil guna, produktivitas, daya dukung dan daya tampung dari
`

sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya


alam. Untuk menjaga kualitas air agar tetap pada kondisi alamiahnya, perlu
dilakukan pengelolaan dan pengendalian pencemaran air secara bijaksana.

Seiring dengan peningkatan penduduk, maka kebutuhan akan air bersih


mengalami peningkatan. Salah satu masalah utama yang dihadapi oleh
penduduk adalah masalah pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh
pembuangan air limbah baik yang berasal dari kegiatan domestic maupun
kegiatan industri yang tidak tertangani dengan baik. Pengertian air limbah
adalah air yang telah digunakan manusia dalam berbagai aktivitasnya. Air
limbah tersebut dapat berasal dari aktivitas rumah tangga, perkantoran,
pertokoan, fasilitas umum, industri maupun dari tempat-tempat lain. Atau, air
limbah adalah air bekas yang tidak terpakai yang dihasilkan dari berbagai
aktivitas manusia dalam memanfaatkan air bersih.

Air limbah yang dihasilkan dari berbagai kegiatan akan dibuang kedalam
badan air ataupun sungai melalui saluran-saluran air. Sungai sebagai salah
satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan
manusia termasuk untuk menunjang pembangunan perekonomian. Sungai
yang semula merupakan sumber air yang mempunyai kualitas yang baik,
namun karena tidak dipelihara dan diawasi, maka kualitasnya menjadi semakin
memburuk akibat dari pencemaran lingkungan air yang semakin tidak
terkendali. Salah satu penyebabnya adalah dari adanya kegiatan industri yang
merupakan pusat - pusat aktivitas yang banyak menghasilkan air limbah.
Guna mencapai sasaran pekerjaan yang tepat, maka diperlukan suatu
pendekatan metodologi yang tepat dengan mempertimbangkan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dan kemampuan sumber daya yang tersedia.
Persiapan yang matang dan selalu melakukan koordinasi dengan instansi
terkait untuk mendiskusikan langkah yang akan dikerjakan konsultan dan
merumuskan permasalahan yang ada dan mencari solusi untuk arahan
pelaksanaan kegiatan.
2. KONSEP PENDEKATAN PENENTUAN KUALITAS AIR
Jenis dan bobot dampak pembangunan terhadap lingkunan perairan
selain dipengaruhi oleh kondisi alam (seperti topografi, geologi, fisiografi,
klimatologi dan hidrografi) ditentukan pula oleh jenis dan macam kegiatan,
teknologi yang digunakan, keanekaragaman kegiatan, intensitas dan
kepadatan kegiatan dan laju perubahan yang terjadi di suatu daerah aliran
`

sungai dimana perairan itu berasal atau berada. Lingkungan perairan terdiri
dari komponen abiotik (komponen tidak hidup) dan biotik (biota hidup). Kedua
komponen itu saling berinteraksi melalui arus energi dan daur hara (untrien).
Resultan interaksi dari kedua komponen itu berupa kualitas air. Apabila
interaksinya berubah atau terganggu, maka kualitas air dari lingkungan
perairan itu berubah pula. Sehingga aktivitas manusia akan mempengaruhi
lingkungan air permukaan.
Pendugaan pencemaran sungai dapat dilakukan dengan melihat
pengaruh polutan terhadap kehidupan organisme perairan dan lingkungannya.
Unit penduga adanya pencemar tersebut diklasifikasikan dalam parameter
fisika, kimia dan biologi. Dalam menetapkan kualitas air, parameter-parameter
tersebut sebaiknya tidak berdiri sendiri tapi dapat ditrasformasikan dalam suatu
nilai tunggal yang mewakili. Nilai tunggal ini disebut Indeks Kualitas Air. Tujuan
perhitungan Indeks adalah untuk menyederhanakan informasi sehingga dalam
menyajikan kualitas suatu perairan cukup disajikan dalam suatu nilai tunggal,
sehingga dapat dibandingkan antara kualitas suatu perairan dengan satu
perairan lainnya atau kualitas perairan dari waktu ke waktu.
Berdasar pada sumbernya, bahan pencemar dapat dibedakan atas
pencemaran yang disebabkan oleh alam dan pencemaran oleh kegiatan
manusia. Bahan pencemar di perairan dapat berasal dari sumber buangan
yang dapat diklasifikasikan sebagai sumber titik (point source discharge) dan
sumber menyebar (diffuse source). Sumber titik adalah sumber pencemaran
terpusat seperti yang berasal dari air buangan industri maupun domestik dan
saluran drainase. Sedangkan sumber menyebar polutan yang masuk ke
perairan seperti run off atau limpasan dari permukaan tanah permukiman atau
pertanian. Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi pencemaran lingkungan
sungai. Hal ini dikaitkan dengan tingkat kesadaran penduduk dalam
memelihara lingkungan yang sehat dan bersih. Limbah domestik yang dapat
berupa buangan air rumah tangga, padatan berupa sampah yang dibuang ke
sungai, air cucian kamar mandi maupun buangan tinja akan mempengaruhi
tingkat kandungan BOD, COD serta bakteri E. Coli dalam sungai. Sedangkan
limbah industri baik yang bersifat organik dan anorganik juga akan
mempengaruhi kualitas air permukaan. Limbah domestik, industri, maupun
pertanian akan memberikan pengaruh terhadap keberadaan komponen
lingkungan sungai. Apabila pengaruh itu telah mengubah kondisi perairan
`

sehingga tidak dapat digunakan kembali dengan baik, maka perairan tersebut
dikatakan tercemar. Semakin padat penduduk suatu lingkungan semakin
banyak limbah yang harus dikendalikan
Data hasil pengujian kualitas air sungai ditetapkan status mutu
berdasarkan metode indeks pencemar, perhitungan diklasifikasi berdasarkan
jenis sungai dan pembobotan konsentrasi dilakukan terhadap semua
parameter hasil pengujian, dengan mengacu kepada baku mutu air sungai
kelas I yang berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
tentang penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lampiran IV.
Formula perhitungan mengenai nilai indeks pencemaran terhadap air
sungai ialah :

(𝐶𝑖/𝐿𝑖𝑗)2𝑀 + (𝐶𝑖/𝐿𝑖𝑗)2𝑅
𝑃𝐼𝑗 = √
2

Keterangan :
(𝐶𝑖/𝐿𝑖𝑗)2𝑀 adalah nilai maksimum dari Ci/Lij
(𝐶𝑖/𝐿𝑖𝑗)2𝑅 adalah nilai rata-rata dari Ci/Li

Evaluasi terhadap PIj adalah sebagai berikut:


1. Memenuhi baku mutu atau kondisi baik jika 0 ≤ PIj ≤ 1,0
2. Tercemar ringan jika 1,0 < PIj ≤ 5,0
3. Tercemar sedang jika 5,0 < PIj ≤ 10,0
4. Tercemar berat jika PIj > 10,0.
Pada prinsipnya nilai PIj > 1 mempunyai arti bahwa air sungai tersebut
tidak memenuhi baku peruntukan air j.
Analisa penetapan status mutu berdasarkan Indeks Kualitas Air (IKA).
Dalam penetapan status mutu lingkungan, perhitungan diklasifikasi
berdasarkan jenis sungai dan pembobotan konsentrasi. Analisis data dilakukan
terhadap 8 parameter hasil pengujian yaitu pH, TSS, BOD, COD, DO Total
Pospat, Nitrat dan Fecal Coliform. Perhitungan pembobotan konsentrasi
parameter mengacu terhadap baku mutu air sungai Kelas I dan Kelas II
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran
IV.
`

Evaluasi terhadap nilai IKA adalah sebagai berikut:


1. kondisi baik jika 70 ≤ IKA
2. Tercemar ringan jika 50 < IKA ≤ 70
3. Tercemar sedang jika 30 < IKA ≤ 50
4. Tercemar berat jika 10 < IKA < 30.
Analisa sistem kualifikasi IKA-INA (SISKANA). Perhitungan sistem
kualifikasi IKA-INA (SISKANA) dilakukan melalui pembobotan perhitungan
indeks pencemar untuk 10 parameter yang terdiri parameter BOD, COD, Fecal
Coliform, DO, Total Fosfat, TSS, TDS, NH3, Nitrat dan pH dari setiap titik
pantau.
Evaluasi terhadap nilai IKA adalah sebagai berikut:
1. Sangat baik jika 90 < IKA ≤ 100
2. Baik jika 80 < IKA ≤ 90
3. Cukup Baik jika 70 < IKA ≤ 80
4. Sedang jika 50 < IKA ≤ 70
5. Marginal jika 35 < IKA ≤ 50
6. Buruk jika 0 < IKA ≤ 35
Analisa daya tampung beban pencemar bertujuan untuk menegtahui
kemampuan pada suatu sumber air untuk menerima masukan beban
pencemaran tanpa mengakibatkan air tersebut menjadi cemar. Dalam metode
analisa daya tampung beban pencemar, menggunakan dua metode, yaitu
metode neraca massa dan metode beban pencemaran maksimum.
Metode neraca massa adalah metode penetapan daya tampung beban
pencemaran air dengan menggunakan perhitungan neraca massa komponen-
komponen sumber pencemaran berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup nomor 110 Tahun 2003 tentang pedoman penetapan daya tampung
beban pencemar air pada sumber air.
Daya tampung beban pencemar adalah menjadi batas toleransi
kemampuan aliran sungai untuk menerima konsentrat perliternya (mg/L) agar
tidak tercemar sesuai dengan baku mutunya, sehingga dengan mengacu
kepada baku mutu kategori sungai kelas I berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran IV.
Metode beban pencemaran maksimum adalah metode penetapan daya
tampung beban pencemaran air dengan menggunakan perhitungan besarnya
`

beban pencemaran maksimum yang merupakan beban tertinggi yang masih


diperbolehkan dibuang ke lingkungan. Metode ini merupakan adaptasi
perhitungan berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Kep-
51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi kegiatan industry.
Metode ini bertujuan untuk mengetahui daya tampung sumber air dalam
satuan waktu tanpa menyebabkan pencemaran dimana daya tampung beban
pencemar adalah menjadi batas toleransi kemampuan aliran sungai untuk
menerima aliran konsentrat dalam satuan waktu (kg/hari) sehingga beban
pencemaran maksimum dihitung berdasarkan baku mutu kategori sungai
kelas I berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran
IV.

3. PENYUSUNAN PERENCANAAN DETAIL


Kegiatan Perencanaan Detail Kegiatan pemantauan kualitas air,
sebagai berikut :
1). Survei pengumpulan data (sekunder)
Data sekunder adalah meliputi :

➢ Peta area lokasi


➢ Penentuan titik lokasi pengambilan sampel
➢ Pengumpulan data analisa periode tahun sebelumnya
2). Kajian Pustaka.
Pengumpulan data literatur terhadap kondisi kualitas air sungai, dan
metode analisa yang digunakan dalam pengolahan data hasil pengujian
laboratorium.
3). Pengambilan sampel
Sampel diambil pada Sungai dengan 12 titik pengambilan sampel, dan air
lait sebanyak 1 titik pengambilan sampel.
4). Analisis laboratorium
Analisa sampel air limbah dilaksanakan di Laboratorium yang memiliki
sertifikasi Akreditasi dari Komite Akrediatasi Nasional dengan
mengimplementasikan ISO/IEC 17025 : 2017 tentang pemenuhan
persyaratan kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium
kalibrasi.
`

5). Analisis dan Interpretasi Data


Analisis dan interpretasi data dilaksanakan dengan membandingkan
data hasil pengujian air limbah dengan baku mutu sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Lampiran IV., serta
melaksanakan perhitungan analisis data berdasarkan berbagai metode
analisis kualitas air sungai.
6). Penetapan indeks kualitas air sungai
Penetapan indeks kualitas air sungai melalui Belanja Jasa Konsultansi
Pemantauan Kualitas Air Periode II sungai.

4. TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebelum penyusunan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan perlu


pemahaman terhadap alur pelaksanaan tahapan pekerjaan, yang meliputi:
1. Persiapan
2. Pengumpulan studi kepustakaan dan persiapan survei
3. Survei, Pengambilan Sampel dan analisa laboratorium
4. Kompilasi Data, Analisis dan Interpretasi Data
5. Pelaporan
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Bulan

No. Tahapan Pelaksanaan I II Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Tahap Persiapan Penyusunan data awal

Tahap pengumpulan studi kepustakaan Pengumpulan literatur dan


2
dan persiapan survei data sekunder

- Melaksanakan
pengambilan sampel
Tahap Survei dan Pengambilan Sampel
3 - Melaksanakan analisa
dan Analisa Sampel
sampel di laboratorium
terakreditasi

Tahap kompilasi data, Analisis dan Pengolahan data hasil uji


4
Interpretasi Data

5 Pelaporan Penyusunan laporan akhir


Ket : Waktu Perencanaan = 60 (enam puluh) hari kalender
JADWAL PENUGASAN PERSONIL
Minggu Ke-
NO Posisi Nama
1 2 3 4 5 6 7 8

Tenaga Ahli Manajerial


1. Ketua Tim / Ahli Teknik Lingkungan M. Azwar R, ST., MT.
2. Ahli Kesehatan Masyarakat Aan Nurhadi, M.Kes
Tenaga Teknis
3. Surveyor Afwan Alkarimy, ST
4 Administrasi Adam Syafiullah

Ket : Waktu Pelaksanaan = 60 (enam puluh) hari kalender


KOMPOSISI PENUGASAN TIM
Tabel Susunan Tenaga Ahli Manajerial “Belanja Jasa Konsultansi Pemantauan Kualitas Air Periode II”
Tempat Referensi
Posisi Kualifikasi Jumlah
Tanggal Lingkup Tahun
Nama Personil Pendidikan Diusulkan/Jabatan Sertifikat Orang
Bulan Tahun Keahlian Pengalaman
Dalam Proyek Kompetensi Kerja Bulan
Lahir Kerja
S1 Teknik - SKA Teknik
Muhammad Lingkungan Lingkungan
Tanah 1 Orang
Azwar ULM, Teknik Ketua Tim/ Ahli Teknik (Madya) dari
Grogot, 24 6 Tahun 60 Hari
Ramadhani, S.T., S2 Teknik Lingkungan Lingkungan LPJK
Maret 1992 Kalender
M.T. Sanitasi - ATPA dari
Lingkungan ITS BNSP, LSP LHI
S2 Magister - Ijazah S1 1 Orang
Aan Nurhadi, Pelaihari, Kesehatan Ahli Kesehatan
Kesehatan 2 Tahun Kesehatan 30 Hari
M.Kes 6 Mei 1987 Masyarakat Masyarakat
Masyarakat Masyarakat Kalender

Tabel Susunan Tenaga Teknis “Belanja Jasa Konsultansi Pemantauan Kualitas Air Periode II”
Referensi Kualifikasi
Tempat Tanggal Posisi Jumlah
Nama Lingkup Tahun Sertifikat
Bulan Tahun Pendidikan Diusulkan/Jabatan Orang
Personil Keahlian Pengalaman Kompetensi
Lahir Dalam Proyek Bulan
Kerja Kerja
S1 Teknik 1 Orang
Afwan Sampit, 18 Mei
Lingkungan Surveyor Surveyor 2 Tahun 30 Hari
Alkarimy,ST 1994
ULM, Kalender
Adam 1 Orang
Syafiullah Simpang Empat, SMKN 1
Administrasi Administrasi 2 Tahun 60 Hari
09 Maret 1992 Simpang Empat
Kalender
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

1. Latar Belakang
Dari Kerangka Acuan Kerja (KAK), dijelaskan Stabilitas dan keseimbangan
fungsi lingkungan sangat dipengaruhi oleh interaksi dari masing-masing
komponen lingkungan itu sendiri. Stabilitas dan keseimbangan dimaksud akan
terjaga dengan baik apabila interaksi masing-masing komponen lingkungan
berjalan sesuai dengan proses alaminya dan masing-masing komponen
berkemampuan menyesuaikan posisinya atas interaksi yang terjadi.
Kemampuan masing-masing komponen dalam menyesuaikan dan menjaga
posiisinya akan melahirkan stabilitas dan keseimbangan baru yang
menguntungkan bagi keterjagaan dan kelestarian lingkungan. Dalam kaitan ini,
kondisi dan kualitas fungsi lingkungan akan semakin meningkat.
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
didefinisikan bahwa Pencemaran Air adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Dari
definisi pencemaran air tersebut dapat diuraikan sesuai makna pokoknya
menjadi 3 (tiga) aspek, yaitu aspek kejadian, aspek penyebab atau pelaku dan
aspek akibat. Walaupun fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa
bumi juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini
tidak dianggap sebagai pencemaran.
Indikator bahwa air lingkungan telah tercemar adalah ditandai dengan
adanya perubahan atau tanda-tanda yang dapat diamati melalui : (1) Adanya
perubahan suhu air, (2) Adanya perubahan nilai pH atau konsentrasi ion
hidrogen, (3) Adanya perubahan warna, bau dan rasa air, (4) Timbulnya
endapan, koloid, bahan terlarut, (5) Adanya mikroorganisme, dan (6)
Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan. Mengacu pada Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang pedoman Penentuan
Status Mutu Air, salah satu metode yang digunakan untuk menentukan status
mutu kualitas air sungai adalah dengan metode Indeks Pencemaran. Dengan
metode Indeks Pencemaran ini dapat diketahui parameter yang telah memenuhi
atau melampaui baku mutu air. Secara prinsip metode
Indeks Pencemaran adalah membandingkan antara data kualitas air dengan
baku mutu air yang disesuaikan dengan peruntukkannya guna menentukan
status mutu air. Metode pemantauan kualitas air yang telah ada dapat digunakan
untuk menentukan kualitas air, apakah air tersebut termasuk tidak tercemar,
tercemar ringan, tercemar sedang atau tercemar berat.
Pada dasarnya pekerjaan Pemantauan Kua.itas Air di Kabupaten Tanah Laut
di latar belakangi oleh beberapa kegiatan yang tertuang dalam KAK.
Penyampaian yang terdapat pada latar belakang yang fokus pada kondisi
lingkungan yang disebabkan oleh aktifitas antropogenik terutama dalam kegiatan
industry maupun kegiatan rumah tangga yang mampu memberikan dampak
pada perubahan kualitas lingkungan. Hal ini memudahkan bagi konsultan guna
memahami masalah pokok dalam pelaksanaan dan memudahkan dalam rangka
membuat formulasi terhadap metodologi pendekatan dan pelaksanaan bagi
pekerjaan yang menjadi tanggung jawab konsultan.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menyajikan informasi kepada publik
tentang Kualitas Air Periode I di Kabupaten Tanah Laut pada tahun 2021. Tujuan
kegiatan ini adalah menyajikan data serta menganalisa data-data hasil
pemantauan kualitas air Periode I ke dalam dokumen Pemantauan Kualitas Air
Periode I Kabupaten Tanah Laut Tahun 2021. Konsultan diharapkan menjadikan
KAK sebagai petunjuk dalam pelaksanaan pekerjaan ini, dengan adanya
kegiatan ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan
kebijakan pengendalian pencemaran air dan penetapan program kerja dan
rencana aksi pengendalian pencemaran.

3. Sasaran

Konsultan dapat memahami sasaran yang ingin dicapai dalam Penyusunan


Dokumen Pemantauan Kualitas Air di Kabupaten Tanah Laut yaitu Sungai
Kintap, Sungai Maluka, Sungai Tabanio, Sungai Asam Asam dan Pantai
Takisung. Untuk mencapai sasaran maka konsultan perlu melakukan beberapa
tahapan pekerjaan diantaranya adalah persiapan, pengumpulan data,
pengambilan Sampel dan analisa laboratorium dan analisis dan interpretasi data
serta pelaporan.
4. Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan yang tertulis dalam KAK sudah sangat jelas yaitu 13 (tiga
belas) titik pengambilan sampel dengan rincian 12 (dua belas) titik air sungai dan
1 (satu) titik air laut di Kabupaten Tanah Laut.
5. Sumber Pendanaan
Konsultan memahami sumber pendanaan Belanja Jasa Konsultansi
Pemantauan Kualitas Air Periode II di Kabupaten Tanah Laut adalah seperti yang
diuraikan dalam KAK.
6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen
Nama dan organisasi pejabat pembuat komitmen sebagaimana dalam KAK
sudah sangat jelas.

7. Standar Teknis
Konsultan telah memenuhi standar teknis yang telah ditetapkan dalam KAK.

8. Referensi Hukum
Referensi hukum mengacu dalam KAK sudah sangat jelas.

9. Lingkup Kegiatan

Konsultan mengumpulkan data, melaksanakan pengambilan sampel,


mengujikan sampel air limbah kepada laboratorium terakreditasi, serta
melakukana analisa dan interpretasikan data pemantauan dalam laporan akhir.
Konsultan sangat memahami lingkup kegiatan lain seperti yang telah diuraikan
dalam KAK.

10. Keluaran

Konsultan telah memahami keluaran dari Kegiatan Pemantauan Kualitas Air


Periode I Kabupaten Tanah Laut Tahun 2021.

11. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa

Kewenangan yang diberikan oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan


Pemukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Tanah Laut dapat dipahami oleh
konsultan.

12. Jangka Waktu Pelaksanaan

Waktu yang diberikan dalam penyelesaian pekerjaan diatas tergolong sangat


ketat. Sehingga untuk mensiasatinya konsultan akan berusaha menyusun
metodologi dan program kerja seefektif dan sefisien mungkin. Konsultan akan
menyiapkan program kerja sesuai dengan waktu yang telah diberikan yang
disingkronkan dengan jadwal penugasan tenaga ahli. Dengan demikian
pekerjaan dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
13. Personil

a. Manajerial

Ketua Tim dengan pendidikan S1 Teknik Lingkungan pengalaman 2 Tahun di


bidang Ahli Teknik Lingkungan, memiliki Sertifikat Keahlian Madya yang masih
berlaku dan CV. Team Leader bertanggung jawab terhadap kegiatan secara
keseluruhan.
Tugas dan tanggung jawab nya antara lain:

• Merencanakan, koordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan dan


personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan.

• Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam


pengumpulan data, pengolahan dan penyajian akhir dari keseluruhan
pekerjaan.
• Merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan serta
memberikan masukan terhadap Tenaga Ahli lain yang terkait.
• Mempersiapkan petunjuk teknis dari setiap pekerjaan baik pengambilan
data, pengolahan data sampai dengan penyajian akhir dari seluruh
pekerjaan.
• Memeriksa hasil pengumpulan data lapangan dan menganalisanya.

• Bertanggungjawab terhadap semua hasil perhitungan.


- Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat

Ahli kesehatan masyarakat bertanggung jawab dalam bidang kesehatan


terhadap masyarakat yang terdiri dari 1 orang Sarjana kesehatan masyarakat
yang telah berpengalaman dibidangnya dan memiliki Ijazah sesuai dengan
bidangnya dan CV.
Tugas dan tanggung jawab nya antara lain:

Melakukan check/pemeriksaan terhadap data sekunder yang terkumpul


Memeriksa harga satuan pekerjaan yang bisa dipertanggung jawabkan
Melakukan pendampingan dalam pengambilan sampel
Bertanggung jawab atas kebenaran rencana anggaran biaya
Melakukan penjelasan teknis
Memberikan penjelasan teknis pada saat Aanwijzing
Melakukan perhitungan dan analisis data
Melakukan evaluasi data hasil pengujian laboratorium

2. Tenaga Pendukung

- Tenaga Surveyor

Surveyor terdiri dari 1 (satu) orang, berpendidikan minimal D3.

Tugas dan tanggung jawab nya antara lain:


Melakukan Pengukuran dilapangan untuk mendapat data lapangan
Bertanggung jawab terhadap mengumpulkan data dan informasi yang
diperlukan, penentuan kebutuhan survei

Bertanggung jawab atas semua hasil perhitungan data situasi lapangan.

- Administrator

Operator Komputer pendidikan minimal SLA/SMK/D3, terdiri dari 1 (satu)


orang.

Tugas dan tanggung jawab nya antara lain:

Menyusunan dokumen-dokumen proyek, Berita Acara, Notulen Rapat dan


sebagainya.
14. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Konsultan memahami jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan agar tersusun


secara sistematis dan runtut sesuai dengan yang telah diuraikan dalam KAK.

15. Laporan Pendahuluan


Konsultan telah memahami laporan dari Kegiatan Belanja Jasa Konsultansi
Pemantauan Kualitas Air Periode II di Kabupaten Tanah Laut.

16. Sayarat Kualifikasi Administrasi/Legalitas


Konsultan telah memahami syarat kualifikasi administrasi/legalitas dari
Belanja Jasa Konsultansi Pemantauan Kualitas Air Periode II Kabupaten Tanah
Laut.

17. Syarat Kualifikasi Teknis


Konsultan telah memahami syarat kualifikasi teknis dari Kegiatan Pemantauan
Kualitas Air di Kabupaten Tanah Laut.

18. Sayarat Teknis


Konsultan telah memahami syarat teknis dari Belanja Jasa Konsultansi
Pemantauan Kualitas Air Periode II di Kabupaten Tanah Laut.

19. Penutup

Konsultan memahami penjelasan pada bagian penutup KA

Anda mungkin juga menyukai