Anda di halaman 1dari 10

TUGAS PAPER

“KARAKTERISTIK AIR LIMBAH”

Dosen Pengajar :
Dr. Eng. Riyanto Haribowo, ST., MT
NIP . 197704242003121001

Di susun oleh :

Melinda Priskila Secilia


195060400111026
Pengelolaan Kualitas Air A

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK
PENGAIRAN 2021
KARAKTERISTIK AIR LIMBAH
The Characteristic of wastewater

Melinda Priskila Secilia


1
Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

ABSTRAK
Paper ini bertujuan untuk mengetahui karakterisitik air limbah. Air limbah
(waste water) adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga yang berasal
dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian air
buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum (Sugiharto:1987). Dampak
yang ditimbulkan limbah sangat bervariasi tergantung dari jenis limbah , volume, jenis
industri dan penggunaan produk oleh masyarakat, limbah industri merupakan sumber
utama yang menyebabkan pencemaran air karena itu dibutuhkanya pengolahan air
limbah bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dilakukan
dengan mengurangi jumlah dan kekuatan air limbah sebelum dibuang ke perairan
penerima. Sebelum memutuskan cara pengolahan limbah cair yang efektif dan efisien,
kita harus paham terlebih dahulu sifat dan karakteristik air limbah yang dinyatakan
dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia,
dan mikrobiologis

Kata kunci : Air Limbah, Pencemaran, Kualitas Air, Parameter, Fisik, Kimia,
Biologi, Manusia, Biota
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan di
bumi, sehingga perlu dijaga agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan bagi
kehidupan manusia serta mahkluk hidup lainnya. Untuk menjaga atau mencapai
kualitas air sehingga dapat terus dimanfaatkan sesuai dengan tingkat mutu air yang
diinginkan, maka perlu dilakukan upaya pelestarian dan pengendalian. Menurut
UU.No 7 Tahun 2004 menyebutkan bahwa, Pengelolaan Sumber Daya Air
merupakan upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi
pelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan
pengendalian daya rusak air. Secara umum, Pengelolaan Sumber Daya Air meliputi
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengkoordinasian,
pengendalian, pengawasan, penganggaran dan keuangan. Pengeloaan Sumber Daya
Pengelolaan kualitas air merupakan upaya pemeliharaan air sehingga tercapai
kualitas yang diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas
air tetap dalam kondisis alamiahnya. Sedangkan pengendalian pencemaran air adalah
upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air
untuk menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air. Kualitas air adalah
kondisi kalitatif air yang diukur dan atau di uji berdasarkan parameter-parameter
tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun
2003). Kualitas air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini
meliputi parameter fisik, kimia, dan mikrobiologis (Masduqi,2009). Identifikasi
kualitas air dilakukan dengan pengukuran dan analisis kualitas air dengan
pemahaman yang baik pada konsep dasar fisika tentang resistivitas dan
konduktivitas, serta konsep dasar kimia tentang larutan asam, basa, garam, larutan
buffer, dan hidrolisis garam.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
1. Apa pengertian masing-masing parameter?
2. Apa Metode untuk analisis tiap parameter?
3. Bagaimana hubungan antar parameter yang mungkin terjadi?
4. Bagaimana pengaruhnya terhadap biota air dan manusia?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa saja karakteristik air limbah
2. Untuk mengetahui tentang parameter yang digunakan dan analisinya
3. Untuk mengetahui hubungan antar parameter yang mungkin terjadi
4. Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi terhadap biota air dan manusia
BAB II
LANDASAN TEORI

Air limbah (waste water) adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga
yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya. Dengan
demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum (Sugiharto:1987).
Dampak yang ditimbulkan limbah sangat bervariasi tergantung dari jeni slimbah , volume,
jenis industri dan penggunaan produk oleh masyarakat, limbah industri merupakan sumber
utama yang menyebabkan pencemaran air pada saat ini dan banyak fakta menunjukkan
peningkatan polusi setiap tahun terutama oleh  Negara-Negara  yang maju industrinya,
tingkat pembuangan limbah domestik dan  industri sangat berfariasi serta jumlah besar
yang tidak diproses lebis lanjut menyebabkan kualitas perairan menjadi tidak stabil serta
kemampuan badan air tidak mampu mengencerkan terutama limbah cair sehingga
ketersedian kuantitas  yang cukup dan kuantitas air yang memadai menjadi terancam

Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas
yang diinginkan sesuai fungsi peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam
kondisis alamiahnya. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air
agar sesuai dengan baku mutu air. Oleh karena itu dibutuhkanya pengolahan air limbah
bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dilakukan dengan
mengurangi jumlah dan kekuatan air limbah sebelum dibuang ke perairan penerima. Tingkat
pengurangan yang diperlukan dapat diperkirakan berdasarkan data karakteristik air limbah
dan persyaratan baku mutu lingkungan yang berlaku. Peraturan Pemerintah RI No : 82 tahun
2001, baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air
Sebelum memutuskan cara pengolahan limbah cair yang efektif dan efisien, kita harus
paham terlebih dahulu sifat dan karakteristik air limbah, sehingga dapat dengan tepat
melakukan usaha untuk mengelolanya, misalnya penyesuaian desain Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) sesuai dengan air limbah yang dihasilkan. Kualitas air dapat dinyatakan
dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan
mikrobiologis.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Parameter Air Limbah


1. Parameter Fisik
Air limbah pada umumnya terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari
bahan-bahan padat dan suspensi. Biasanya berwarna suram seperti larutan sabun,
sedikit berbau, kadang-kadang mengandung potongan bahan bahan sisa produksi
dan sebagainya. Karakteristik fisik yang lain termasuk bau, temperature dan warna
juga harus diperhatikan.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 tahun 2010
tentang persyaratan kualitas air minum menyatakan bahwa air yang layak
dikonsumsi dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air yang mempunyai
kualitas yang baik sebagai sumber air minum maupun air baku (air bersih), antara
lain harus memenuhi persyaratan secara fisik, tidak berbau, tidak berasa, tidak
keruh, serta tidak berwarna
2. Parameter Kimia
Pada umumnya Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia
anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal
dari penguraian bahan yang digunakan untuk produksi dan lainnya. Beberapa
karakteristik yang dapat dilihat dari zat-zat kimia ini antara lain, biochemical
oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), ph (keasaman air),
oksigen terlarut (DO),logam berat, minyak dan lemak.Air bersih yang baik adalah
air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang berbahaya seperti
Besi (Fe), Flourida (F), Mangan ( Mn ), Derajat keasaman (ph), Nitrit (NO2), Nitrat
(NO3) dan zat-zat kimia lainnya. Kandungan zat kimia dalam air bersih yang
digunakan sehari-hari hendaknya tidak melebihi kadar maksimum yang
diperbolehkan untuk standar baku mutu air minum dan air bersih.
3. Parameter Biologi
Terkait dengan karakteristik biologi ini, secara umum yaitu dengan 
mikroorganisme penting dalam air limbah dan air permukaan antara lain bakteri,
jamur, protozoa dan algae. Mereka berperan penting dalam proses dekomposisi atau
stabilisasi organik
.
3.2. Metode analisis tiap parameter
1. Parameter Fisik
 Suhu
Perubahan suhu berpengaruh pada proses fisika, kimia dan biologi badan air.
Kenaikan suhu air menurut Fardiaz (1992) akan menimbulkan beberapa akibat
sebagai berikut : (1) jumlah oksigen terlarutdi dalam air menurun. (2) kecepatan
reaksi kimia meningkat. (3) kehidupan ikan dan hewan air lainnyaterganggu. (4)
jika batas suhu yang mematikan terlampaui, ikan dan hewan air lainnya akan mati.
Suhu air mempunyai pengaruh terhadap metabolisme hewan air, dimana semakin
tinggi suhu pada batas-batas optimum maka metabolisme hewan air semakin
meningkat. Suhu air juga mempengaruhi aktivitas mikroorganisme dalam
penguraian bahan-bahan organik, dimana semakin tinggi suhu maka aktivitas
mikroorganisme semakin meningkat yang menyebabkan pengambilan atau
pemanfaatan oksigen terlarut dalam air semakin meningkat juga.
 Kekeruhan
Air dikatakan keruh apabila air tersebut mengandung begitu banyak
partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan warna/rupa yang berlumpur
dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan ini meliputi tanah liat,
lumpur, bahan-bahan organik yang tersebar dari partikel-partikel kecil yang
tersuspensi. Kekeruhan pada air merupakan satu hal yang harus dipertimbangkan
dalam penyediaan air bagi umum.
 Warna
Warna timbul akibat terdapatnya suatu bahan terlarut atau tersuspensi dalam
air, selain bahan pewarna tertentu yang mengandung logam berat. Pada limbah
domestik, air limbah berwarna suram seperti larutan sabun, sisa-sisa kertas, bekas
cucian beras dan sayur, bagian-bagian tinja, dan sebagainya
 Bau
Bau timbul karena adanya kegiatan mikroorganisme yang menguraikan zat
organik untuk menghasilkan gas tertentu. Kuat lemahnya bau yang ditimbulkan
terdiri dari jenis dan banyaknya gas yang dihasilkan. Bau dalam air limbah
biasanya disebabkan oleh produksi gas sebagai hasil dari dekomposisi material
organik atau substance yang ditambahkan dalam air limbah
 Zat Padat Terlarut (TDS) dan Residu Tersuspensi (TSS)
Muatan padatan terlarut adalah seluruh kandungan partikel baik berupa
bahan organik maupun anorganik yang telarut dalam air. Bahan-bahan tersuspensi
dan terlarut pada perairan alami tidak bersifat toksik, akan tetapi jika berlebihan
dapat meningkatkan kekeruhan selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya
matahari ke kolom air dan akhirnya akan berpengaruh terhadap proses fotosíntesis
di perairan. Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui
ukuran/diameter partikel-partikelnya. Padatan tersuspensi adalah bahan-bahan
partikel berukuran lebih besar dari 0,45 µm yang berada dalam kolom air. Padatan
tersuspensi terbentuk dari partikel-partikel sedimen, bahan-bahan organic (detritus
yang terkomposisi), juga sel-sel fitoplankton dan mikroorganisme hidup lainnya
Padatan terlarut adalah padatan-padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil
daripada padatan tersuspensi

2. Parameter Kimia
 Kebutuhan oksigen biokimia (Biochemical Oxygen Demand atau BOD)
BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme di
dalam air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organik yang ada di
dalam air tersebut Banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
sangat tergantung pada jumlah dan jenis-jenis bahan organik yang masuk ke
perairan. BOD suatu perairan merupakan gambaran kadar bahan organik, yaitu
jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan
organik menjadi karbondioksida dan air (Davis dan Cornwell, 1991). Jika suatu
perairan mengandung sedikit bahan organik, bakteri akan dapat memecahnya
tanpa menimbulkan perubahan dalam hal keseimbangan oksigen dalam air.
Oksigen yang terpakai akan segera diganti secara alamiah secepat pemecah
aerobik memakainya. Jika dalam perairan terdapat persenyawaan organik yang
berlebihan, banyaknya bakteri pemecah aerobik akan berlipat ganda karena
adanya penambahan bahan organik tersebut, akibatnya akan diikuti oleh
kekurangan oksigen disebabkan oksigen banyak dipakai oleh bakteri dalam
memecah bahan organik tersebut. Jika karena bahan organik terlalu tinggi di
perairan akibat adanya pengaliran suatu limbah maka oksigen terlarut dalam air
bisa sampai nol (habis). Jika hal ini terjadi, maka organisme pengurai anaerobik
akan mengambil alih proses pemecahan bahan organik tersebut dan terjadilah
pembusukan dan terbentuk gas-gas yang berbau seperti methan (CH4) dan
hidrogen sulfida (H2S) Pengukuran BOD diperlukan untuk menentukan beban
pencemaran akibat air buangan penduduk atau Rata-rata industri, dan untuk
mendesain sistem-sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut.
Semakin banyak Kandungan BOD maka, jumlah bakteri semakin besar.
Tingginya kadar BOD dalam air menunjukkan kandungan zat lain juga kadarnya
besar secara otomatis air tersebut dikategorikan tercemar.
 Kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand atau COD)
COD yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menjalankan reaksi-
reaksi kimia. COD pada umumnya merupakan salah satu parameter organik yang
ditetapkan disamping BOD dan TOC (Total Organic Carbon) atau total jumlah
organik karbon. Banyak persenyawaan organik tidak mengalami penguraian
selama uji BOD5, bahkan sama sekali tidak mengalami pemecahan, namun
persenyawaan tersebut sangat berpengaruh terhadap kualitas air. Bakteri dapat
mengoksidasi persenyawaan organik menjadi karbondioksida dan air. Zat
pengoksidasi yang kuat seperti potasium dikromat juga mengoksidasi hampir
semua persenywaan organik lainnya. Beberapa bahan pencemar yang biasanya
menjadi pendukung bagi tingginya nilai COD adalah protein, karbohidrat, minyak,
lemak, deterjen dan surfaktan.
 Oksigen Terlarut (Dissolved oxygen atau DO)
DO adalah kadar oksigen terlarut dalam air. Tingkat kelarutan oksigen yang
ada di dalam lingkungan perairan merupakan faktor yang sangat penting dalam
kualitas air. Oksigen terlarut dalam air bersumber dari difusi oksigen atmosfir dan
hasil fotosintesis tumbuhan dalam air. Sedangkan pengurangan oksigen terlarut
disebabkan karena digunakan untuk repirasi hewan dan tumbuhan digunakan
untuk perombakan bahan-bahan organik secara biologis oleh mikroorganisme,
digunakan untuk reaksi kimia anorganik, serta hilang atau terlepaskan ke atmosfir.
Oksigen yang terlarut dalam air laut terdiri dari 2 bentuk senyawa, yaitu yang
terikat dengan unsur lain (NO3-, NO2-, PO43+, H2O, CO2, CO32-, dll) dan
sebagai molekul bebas (O2). Molekul oksigen (O2) yang terdapat dalam air laut
terlarut secara fisika, sehingga kelarutannya sangat dipengaruhi oleh suhu air
Penurunan DO dapat diakibatkan oleh pencemaran air yang mengandung bahan
organik sehingga menyebabkan organisme air terganggu. Semakin kecil nilai DO
dalam air, tingkat pencemarannya semakin tinggi.
 Derajat Keasaman (ph)
ph menyatakan intensitas keasaman atau alkalinitas dari suatu cairan encer,
dan mewakili konsentrasi hidrogen ionnya. Air minum sebaiknya netral, tidak
asam/basa, untuk mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan
distribusi air minum.
 Logam Berat
Air sering tercemar oleh berbagai komponen anorganik, diantaranya
berbagai jenis logam berat yang berbahaya. Logam berat bila konsentrasinya
berlebih dapat bersifat toksik sehingga diperlukan pengukuran dan pengolahan
limbah yang mengandung logam berat. Logam berat yang berbahaya dan sering
mencemari lingkungan, yang terutama adalah Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Arsenik
(As), Kadmium (Cd), Tembaga (Cu), Kromium (Cr), dan Nikel (Ni). Logam-
logam tersebut diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh suatu organisme dan
tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama sebagai racun yang
terakumulasi
 Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukan ke dalam
kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air. Minyak
dan lemak merupakan bahan organis bersifat tetap dan sukar diuraikan oleh
bakteri. Karena berat jenisnya lebih kecil dari pada air maka minyak tersebut
membentuk lapisan tipis di permukaan air dan menutup permukaan yang
mengakibatkan terbatasnya oksigen masuk ke dalam air

3. Parameter Biologi
Dalam parameter bakteriologi digunakan bakteri indikator polusi atau bakteri
indikator sanitasi. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang dapat digunakan
sebagai petunjuk adanya polusi .Bakteri coliform paling umum digunakan sebagai
indicator adanya kontaminasi air oleh bahan-bahan feses. Disebut sebagai bakteri
coliform sebab mereka mewakili bakteri Escherichia coli, yang secara normal hidup
pada pencernaan manusia. Keberadaan E. coli di perairan secara berlimpah
menggambarkan bahwa perairan tersebut tercemar oleh kotoran manusia, yang
mungkin juga disertai dengan cemaran bakteri patogen. Sementara itu, bakteri
coliform total meliputi semua jenis bakteri aerobik, anaerobik fakultatif, dan bakteri
bentuk batang yang dapat memfermentasi laktosa dan menghasilkan gas dalam
waktu 48 jam pada suhu 35o C. Bakteri coliform total terdiri atasEscherichia coli,
Citribacter, Klebsiella, dan Esterobacter. Coliform dapat bertahan hidup hanya
beberapa jam atau beberapa hari di luar inangnya, tergantung pada kondisi
lingkungan. Tidak semua bakteri coliform berasal dari kotoran manusia. Perbedaan
tipe coliform dapat dipisahkan dari yang satu dengan lainnya dengan uji biokimia. .
Air yang tercemar oleh kotoran manusia maupun hewan tidak dapat digunakan
untuk keperluan minum, mencuci makanan atau memasak karena dianggap
mengandung mikroorganisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan, terutama
patogen penyebab infeksi saluran pencernaan

3.3. Hubungan Antar Parameter yang Mungkin Terjadi

Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran
besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada di perairan. Bisa saja nilai BOD sama
dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan
jumlah total bahan organik yang ada. Sedangkan nilai BOD suatu perairan merupakan
gambaran kadar bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob
untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air Semakin banyak
Kandungan BOD maka, jumlah bakteri semakin besar .Tingginya kadar BOD dalam air
menunjukkan kandungan zat lain juga kadarnya besar secara otomatis air tersebut
dikategorikan tercemar. Pengukuran BOD diperlukan untuk menentukan beban pencemaran
akibat air buangan penduduk atau Rata-rata industri. Penurunan DO dapat diakibatkan oleh
pencemaran air yang mengandung bahan organik sehingga menyebabkan organisme air
terganggu. Semakin kecil nilai DO dalam air, tingkat pencemarannya semakin tinggi. DO
penting dan berkaitan dengan sistem saluran pembuangan maupun pengolahan limbah.

3.4. Pengaruhnya Terhadap Biota Air dan Manusia

Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau
komponen lain di dalam air. Menurut Sumantri (2010) indikator atau tanda bahwa air
telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati secara fisis
(kejernihan air atau kekeruhan, suhu, bau dan rasa), pengamatan secara kimiawi (zat
kimia yang terlarut, pH) dan pengamatan secara biologis (berdasarkan mikroorganisme
yang ada dalam air). Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup,
zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan tidak lagi
berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Bahan pencemar adalah bahan-bahan yang
bersifat asing bagi alam atau bahan yang berasal dari alam itu sendiri yang memasuki
suatu tatanan ekosistem sehingga mengganggu peruntukan ekosistem tersebut.
Berdasarkan cara masuknya ke dalam lingkungan, pencemar dikelompokkan menjadi
dua, yaitu pencemar alamiah dan pencemar antropogenik. Pencemar alamiah adalah
pencemar yang memasuki suatu lingkungan (misalnya badan air) secara alami, misalnya
akibat letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan fenomena alam lainnya.
Pencemar antropogenik adalah pencemar yang masuk ke badan air akibat aktivitas
manusia, misalnya kegiatan domestik (rumah tangga), perkotaan dan kegiatan industri
Berdasarkan sifat toksiknya, pencemar dibedakan menjadi dua yaitu pencemar
tak toksik dan pencemar toksik (Jeffries dan Mills, 1996). Pencemar tak toksik biasanya
telah berada pada ekosistem secara alami. Sifat destruktif pencemar ini muncul apabila
berada dalam jumlah yang berlebihan sehingga dapat menganggu keseimbangan
ekosistem melalui perubahan proses fisik-kimia perairan. Pencemar tak toksik terdiri
atas bahan-bahan tersuspensi dan nutrien. Keadaan nutrien yang berlebihan dapat
memacu terjadinya pengayaan (eutrofikasi) perairan dan dapat memacu pertumbuhan
mikroalga dan tumbuhan air secara pesat (bloming), yang selanjutnya dapat mengganggu
kesetimbangan ekosistem perairan secara keseluruhan. Jadi, hubungan antara kualitas air
dan tingkat pertumbuhan manusia adalah semakin banyak lingkungan perairan yang baik
kualitasnya, maka banyak manusia yang mengkonsumsi air tersebut sehingga air dengan
kualitas yang baik yang diminum dapat menjaga kesehatan tubuh yang seceara otomatis
juga meningkatnya pertumbuhan manusia, begitu pula sebalikanya semakin buruk
kualitas suatu perairan yang diakibatkan oleh pencemaran, maka banyak manusia yang
secara tidak langsung mengkonsumsinya berdampak pada tubuhnya dan bisa
menimbulkan kematian. Kualitas air pada perairan juga berdampak pada organisme yang
ada di perairan tersebut, air yang sudah tercemar oleh zat beracun pada tubuh ikan
dan  secara tidak lansgung, ikan yang  dikonsumsi oleh manusia dan akan berdampak
pada tubuhnya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari yang paparan yang telah dijelaskan di atas dapat di simpulkan bahwa Air
merupakan komponen lingkungan yang sangat penting bagi kehidupan, makhluk hidup
di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air.  Aktifitas yang dilakukan
manusia menghasilkan air limbah yang akan di buang dan berakhir ke sungai dan laut
yang jika tidak diolah dengan baik maka akan membawa dampak buruk pada lingkungan
yang tentunya akan berpengaruh pada kehidupan manusia itu sendiri. Karna itu
pentingnya dilakukan pengelolahan air limbah. Sebelum memutuskan cara pengolahan
limbah cair yang efektif dan efisien, kita harus paham terlebih dahulu sifat dan
karakteristik air limbah yang dinyatakan dinyatakan dengan parameter kualitas air.
Parameter ini meliputi parameter fisik, kimia, dan biologi. Untuk metode analisa
parameter fisik meliputi suhu, kekeruhan, warna, bau, zat padat terlarut (TDS) dan
residu tersuspensi (TSS).Untuk parameter kimia ada Biological oxygen demand (BOD)
chemical oxygen demand (COD), dissolved oxygen (DO), derajat keasaman (ph),
minyak dan lemak, logam berat. Kualitas air sangat berpengaruh pada kehidupan
manusia.semakin banyak daerah dengan kualitas air yang baik maka pertumbuhan
manusia juga akan semakin meningkat, begitu pula sebalikanya semakin buruk kualitas
suatu perairan yang diakibatkan oleh pencemaran, maka akan berdampak buruk bagi
kehidupan manusia.Kualitas air pada perairan juga berdampak pada organisme yang ada
di perairan tersebut.

4.2 Saran
Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk
hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas  dari kebutuhan akan air. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ,sehingga bisa dikatakan jika tidak ada
air maka tidak ada kehidupan di bumi .Oleh karena itu perlu ditingkatkanya kesadaraan
masyarakat akan pentingnya menjaga kualitas air dengan melakukan pengelolahan air
limbah yang baik,serta pentingnya menjaga kualitas lingkungan. Dengan sumber yang
terjaga maka air dapat terus dimanfaatkan

DAFTAR PUSTAKA

Sinta. 2011. Bab II Tinjauan Pustaka. https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1391261002-3-


BAB%20II.pdf. (Diakses pada 4 Maret 2021)

Umy. Bab III Landasan Teori.


http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/4624/7.%20BAB%20III
%20Landasan%20Teori.pdf?sequence=7&isAllowed=y (Diakses pada 4 Maret 2021)

Utami,R. Agustus 2020. 3 Karakteristik Air Limbah yang Mencemari Lingkungan.


https://environment-indonesia.com/3-karakteristik-air-limbah-yang-dapat-mencemari-
lingkungan/.( Diakses tanggal 5 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai