NIM : 18250997
KELAS : C (REGULER)
Puji dan syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang sudah memberikan karuniaNya pada saya dalam melaksanakan
tugas praktikum Pengantar Teknik Lingkungan ini. Sehingga akhirnya
tersusunlah materi laporan praktikum yang sistematis. Hal ini saya
lakukan untuk memenuhi tugas praktikum Pengantar Teknik Lingkungan.
Terima kasih.
DAFTAR ISI
Kata
pengantar……………………………………………….
Daftar
isi……………………………………………………..
Bab I. pendahuluan
- Latar belakang……………………………………….....
- Tujuan……………………………………………….....
- Manfaat………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Selain itu, pencemaran lingkungan air juga dapat diukur dengan parameter
kualitas limbah. Beberapa parameter kimia kualitas air yang perlu diketahui
antara lain adalah BOD, COD, DO, dan pH.
Sedangakan menurut Abi Rizal (2010) untuk menilai kualitas air parameter
yang dapat digunakan meliputi temperatur, DO, pH, Alkalinitas, Besi,
Karbondioksida, Hidrogen Sulfida, Nitrogen, Kekerasan, Chorine, dan
Kecerahan air. Kadar Nitrogen dipakai juga sebagai indikator untuk menyatakan
derajat polusi. Kadar 0,5 mg/l merupakan batas maksimum yang lazim dianggap
sebagai batas untuk menyatakan bahan air itu “unpolluted.” Ikan masih dapat
hidup pada air yang mengandung N 2 mg/l. Nitrogen hadir di lingkungan dalam
berbagai bentuk kimia termasuk nitrogen organik, amonium, nitrit, nitrat, dan
gas hydrogen.
Proses reaksi kimia nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit
merupakan racun bagi kehidupan tanaman. Setiap faktor kualitas air berinteraksi
dan berpengaruh dengan parameter lain. Pada situasi tertentu reaksi antar
parameter akan menyebabkan racun pada air dan dapat mematikan organisme
yang hidup di air. Sehingga sangat penting adanya monitoring kualitas air secara
intensif selama masa pemeliharaan terutama dari sistim produksi budidaya
sungai.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kadar phospat air Sungai Opak
2. Untuk mengetahui kadar temperatur air Sungai Opak
3. Untuk mengetahui kadar coli tinja air Sungai Opak
4. Untuk mengetahui kadar suhu air Sungai Opak
5. Untuk mengetahui kadar Total Dissolve Solid (TDS) air Sungai Opak
6. Untuk mengetahui kadar Total suspended solid (TSS) air Sungai Opak
7. Untuk mengetahui kadar Chemical Oxygen Demand (COD) air Sungai Opak
8. Untuk mengetahui kadar Biological Oxygen Demand (BOD) air Sungai Opak
Kegunaan Penelitian
1. Menjadi salah satu indikator penilaian tugas dalam mata kuliah Pengantar
Teknik Lingkungan
2. Dapat digunakan sebagai acuan data dikemudian hari
3. Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa khususnya mata kuliah
Pengantar Teknik Lingkungan
4. Untuk mengaplikasikan ilmu Pengantar Teknik Lingkungan yang telah
didapat dikelas
5. Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan penentu kebijakan
untuk memperbesar dampak sosial budaya yang positif dan menekan dampak
sosial budaya yang negatif dalam kaitannya dengan pemanfaatan air sungai di
perkotaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sungai Opak atau Kali Opak adalah nama sungai yang mengalir di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten
Bantul. Hulu sungai ini berada di Gunung Merapi, lalu mengalir ke selatan
dengan muara menghadap ke Samudra Hindia di Pantai Samas. Sungai ini
melintas sisi barat Taman Wisata Candi Prambanan dan pernah menjadi batas
alami wilayah Kesultanan Yogyakarta dengan Kasunanan Surakarta
1. Sungai Gendol
2. Sungai Tepus
3. Sungai Kuning
4. Sungai Code
5. Sungai Gajahwong
6. Sungai Belik
7. Sungai Tambakbayan
8. Sungai Nongko
9. Sungai Oyo
10. Sungai Winongo
Air Sungai Opak tergolong keruh, tetapi tidak berarti sangat tercemar karena
makhluk hidup yang tinggal disitu lumayan banyak dan bervariasi. Variasi
makhluk hidup tersebut salah satunya di daerah saluran irigasi Sungai Opak
yang melintasi sepanjang jalan menuju ke Pantai Parangtritis terdapat macam-
macam ikan, antara lain ikan sapu-sapu (Hypostomus plecostomus), ikan-ikan
kecil sejenis tawes Kepek (wader kepek), Lele Jawa (Clarias batracus), ikan
gabus, ikan Nilem (Osteochillus hasselti), dan ikan Beles. Pada daerah tersebut
Lele Jawa mulai terancam kepunahannya sejak adanya Lele Dumbo, karena
perkembangbiakan Lele Dumbo lebih cepat. Orang-orang disekitar daerah
tersebut jarang mau membudidayakan Lele Jawa. Di pinggiran sungai terdapat
tanaman eceng gondok yang berjumlah ratusan.
Di daerah Muara Baros, sampah dari hulu yang hanyut terbawa arus ke
muara menyebabkan daerah muara tampak kotor dan tercemar. Bila hal ini
dibiarkan terus menerus dan dalam jangka waktu lama (puluhan tahun) akan
menimbulkan kerusakan lingkungan di muara tersebut. Selain itu, jumlah variasi
makhluk hidup akan berkurang dan sumber dayanya juga berkurang. Maka dari
itu, perlu adanya pelestarian lingkungan yang tidak hanya di muara saja, tetapi
yang lebih penting adalah di hulunya. Karena sumber limbah berawal dari hulu.
Selain itu, penambangan liar yang terus menerus dilakukn akan menimbulkan
pelebaran sungai. Akibatnya warga kehilangan lahan pertnian yang berada di
sekitar sungai. Sehingga penghasilan dan sumber makanan warga sekitar
berkurang. Hal tersebut sangat merugikan dan perlu dihentikan. Saat gempa
bumi melanda wilayah Yogyakarta 27 Mei 2006, pihak Badan Survei Geologi
Amerika Serikat (USGS) menyatakan pusat gempa (episentrum) berada di
kawasan Pantai Samas atau tepatnya di muara Sungai Opak, pada koordinat
8,007 derajat Lintang Selatan, 110,286 derajat Bujur Timur.
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
Pembahasan hasil :
Penjelasan :
- pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH air disungai code dapat dikatakan termasuk
kategori asam karena memiliki pH yang kurang dari 7.0. namun sesuai dengan baku mutu,
pH air disungai code ini dapat dikatakan masuk ke dalam standar baku mutu yang ada
diYogyakarta.
- TDS (Total Dissolved Solids) atau ” Padatan Terlarut ” mengacu pada setiap mineral,
garam, logam, kation atau anion yang terlarut dalam air. Ini mencakup apa pun yang ada
dalam air selain molekul air murni ( H20 ) dan limbah padat. (Limbah padat adalah
partikel / zat yang tidak larut dan tidak menetap dalam air, seperti bulir kayu dll.). dilihat
dari hasil yang telah saya paparkan diatas menunjukan bahwa sungai code memiliki TDS
yang berada dibawa standar baku mutu air diYogyakarta. Sehingga air sungai tersebut
dapat dikatakan sudah tercemar dan tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya.
- Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari padatan total
yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari
ukuran partikel koloid. Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida,
sulfida, ganggang, bakteri dan jamur. Dilihat dari hasil data diatas dapat dikatakan bahwa
air sungai code memiliki kekeruhan yang cukup tinggi yang tentunya tidak sesuai dengan
standar baku mutu air diYogyakarta. Sehingga air sungai tersebut dapat dikatakan sudah
tercemar dan tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya.
- Chemical Oksigen Demand (COD ) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air, secara kimia. Atau kebutuhan
oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air. Dilihat dari hasil
yang telah dipaparkan diatas menunjukan bahwa sungai code memiliki COD yang cukup
tinggi dari standar baku mutu air diYogyakarta yang telah ditetapkan. Hal ini dapat
membuat kehidupan akuatik didalamnya terganggu dan juga tidak dapat digunakan sesuai
peruntukannya.
- Biochemical Oksigen Demand (BOD) atau dalam alat pengukur indonesia yang banyak
disebut Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) adalah jumlah oksigen terlarut yang
dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan-bahan
buangan didalam air. Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin
kecilnya sisa oksigen terlarut, berarti kandungan polutannya organiknya tinggi. Maka
sungai code telah dikatakan memiliki kandungan polutan yang begitu besar karena
memiliki jumlah BOD yang melebihi standar baku mutu air diYogyakarta. Sehingga
sungai code dapat dikatakan sudah tercemar.
- Fosfor adalah nutrisi penting untuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Ini adalah salah satu
zat yang paling umum di lingkungan kita, alami dalam makanan kita, air kita dan tubuh
kita. Dari hasil yang telah dipaparkan diatas menunjukan bahwa kandungan fosfat pada air
sungai code telah melebihi standar kualifikasi kelas 1 dan 2 sedangkan pada kelas 3 dan 4
malah berada jauh dibawah baku mutu. Hal tersebut membuktikan bahwa air sungai
tersebut telah mengalami pencemaran.
Pemecahan masalah :
TDS
Ada 2 (dua) metode populer untuk menurunkan TDS air, yakni menggunakan mesin Reverse
Osmosis dan menggunakan filter demineral.
- Menggunakan Mesin RO
TDS dapat diturunkan dengan menggunakan mesin reverse osmosis hingga menjadi 0 (Nol), namun
tentunya juga tergantung TDS air baku awal. Jika TDS air baku awal sebelum diproses sudah diatas
100 ppm, maka sulit untuk diupayakan menjadi NOL.
Paling bisa diturunkan menjadi sekitar 10 ke bawah, tetapi tidak mencapai NOL. Agar dapat menjadi
NOL dapat dikombinasi menggunakan filter demineral untuk penyaringan tahap awal.
Filter demin menggunakan 2 media kombinasi, yakni resin anion dan kation. Filter demin ini terbukti
efektif menurunkan TDS air baku secara cepat. Hanya saja hasil produksi filter demineral tidak stabil
untuk mempertahankan TDS air, sehingga perlu regenerasi berkala agar TDS bisa kembali turun.
Berbeda dengan mesin RO yang dapat mempertahankan kestabilan TDS dalam waktu yang lama.
TSS
Berikut adalah beberapa cara untuk menyingkirkan TSS dari Air Limbah :
1. Proses Koagulasi dan Flokulasi
Proses ini adalah proses penggumpalan lumpur ataupun sludge dengan menggunakan bahan
kimia yang bernama koagulan. Pertama air limbah dikondisikan dengan cara ditambahkan Basa agar
memiliki suasana basa, untuk kemudian dikoagulasikan dengan bahan kimia.
bahan kimia yang biasa digunakan pada proses ini adalah PAC, Alum, FeCl3. Biasanya setelah
dilakukan proses koagulasi ini, maka TSS akan berkumpul dan mengendap bersama. Untuk itu
diperlukan proses selanjutnya yang disebut sebagai proses sedimentasi
2. Proses Sedimentasi
Proses ini adalah rangkaian dari proses sebelumnya yakni proses koagulasi. Pada Cara ini TSS
yang sudah menjadi endapan atau sludge diendapakan dengan gravitasi pada tangki dengan
berbentuk kerucut dibawah. Sehingga Endapan dapat dialirkan untuk masuk ke proses filtrasi
ataupun dengan sludge press equipment seperti filter press atau screw press.
Sebenarnya sistem ini mirip sekali dengan grease trap yang digunakan untuk menangkap minyak
dari air. Proses ini cocok untuk menurunkan TSS yang bersifat mengambang diatas permukaan air
dan dengan debit yang rendah.
Proses menggunakan kedua jenis filter ini cocok untuk diterapkan pada air dengan tingkat TSS
yang rendah Ataupun sering juga kita jumpai digunakan pada post treatment atau treatment tahap
akhir. Air dipompakan menuju pasir berkerapatan 40 - 80 mesh, sehingga kotoran terperangkap.
Dan zat kotoran serta zat organik yang lolos selanjutnya dapat ditangkap oleh karbon aktif filter.
Sehingga dihasilkan air yang bersih.
Penggunaan filter press ataupun screw press juga termasuk kategori ini. Sludge yang
mengandung banyak air ditekan dengan menggunakan kain berkerapatan tinggi, sehingga
dihasilkan sludge dengan kandungan air minimal.
1. Penambahan Oksidator
Yakni penambahan zat-zat yang dapat mengoksidasikan polutan dalam air, oksidator yang
biasa dipakai antara lain :
- Kaporit Hidrogen Peroksida
2. Reaksi Kimia Koagulasi dan Flokulasi
Reaksi ini bermaksud untuk menghilangkan TSS yang ada dalam air, dengan begitu ikut
turunlah nilai si COD namun hati-hati dalam penambahan flokulan, kaalau over dosis bisa
menaikan nilai COD.
3. Biological Treatment
untuk nilai COD dan BOD diatas 2000 ppm bisa menggunakan Anaerobic, namun jika
nilainya kecil, maka lebih efektif menggunakan aerobic.
4. Penggunaan BioCleaner
Merupakan suatu alat terbaru yang berfungsi untuk menurunkan nilai COD dan BOD
secara efektif dan rendah biaya. cara penginstalannya mudah, dan tidak memakan tempat yang
luas.
6. Klorinasi
Cara keempat dalam menurunkan BOD ini biasanya hanya dilakukan di lini terkahir.
Yakni kalau BOD sudah ada diangka 100 atau tinggal sedikit lagi masuk ke baku mutu. Sebab
kalau kita gunakan jadi cara utama untuk menurunkan nilai BOD dalam air limbah, maka yang
terjadi TDS nya bisa terlampaui.
Phospat
Coliform
BAB IV
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
Kita harus menggunakan air seperlunya dan tidak menggunakan air yang tercemar
untuk kebutuhan dan keperluan sehari-hari karena di dalamnya terkandung zat-zat yang
sangat berbahaya. Pencemaran air akan terus ada, namun kita dapat menanggulangi dan
mengurangi jumlah pencemaran air.
Saran
Agar pencemaran air tak ada lagi, saran kami adalah:
Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air, karena air itu ada yang
tercemar dan ada yang tidak.
Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari
pencemaran air.
Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada
tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
Untuk limbah industri, sebelum dibuang sebaiknya diolah terlebih dahulu.
Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.
Daftar pustaka
http://triharningsih.blogspot.com/2013/09/laporan-hasil-observasi-pencemaran-air.hmtl
Wardhana, W.A. (2001). Dampak pencemaran lingkungan. Yogyakarta: Andi.
Mulia, R.M. (2005). Kesehatan lingkungan. Yogyakarta: Graha ilmu
Sastrawijaya, A.T (2000). Pencemaran lingkungan. Jakarta: Rineka cipta
Kristanto, Philip. (2000). Ekologi industry. Yogyakarta: Andi