Anda di halaman 1dari 10

BAB V

PENUTUP

Sebagai disiplin ilmu terapan, ilmu teknik sipil tidak dapat dikuasai dengan

baik tanpa adanya pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu dengan

adanya sistem kerja praktik akan tercipta sarana pembelajaran mengenai

apa saja yang nantinya terjadi di lapangan. Pengalaman yang didapat dari kerja

praktik dirasakan penulis amat berbeda, penulis dapat belajar banyak hal yang

tidak pernah didapatkan dari bangku kuliah.

Berbagai masalah yang timbul dalam pelaksanaan proyek memberikan

gambaran nyata bahwa dalam sebuah proyek pelaksanaannya sangatlah

kompleks.Pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah saja tidaklah cukup untuk

dapat terjun langsung dalam sebuah proyek, masih dibutuhkan keterampilan dan

pengalaman yang memadai. Diharapkan pengalaman yang didapat selama kerja

praktik dapat dijadikan bekal untuk terjun di lapangan.

A. Kesimpulan

Setelah melakukan praktik selama kurang lebih 3 bulan terhitung dari

tanggal 28 September sampai 28 Desember 2020 pada Proyek Pembangunan

Gedung Puskesmas di Jl. Raya Grogol, Kecamatan Limo Kota Depok, Jawa

Barat, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pembangunan gedung Puskesmas Limo, Kota Depok, Jawa

Barat dilakukan sesuai tahapan – tahapan sebagai berikut:

222
223

a. Tahap Perencanaan (Planning)

Proyek konstruksi ini dimulai dari gagasan atau rencana dan dibangun

berdasarkan kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik proyek yaitu

Dinas Pemerintah Kota Depok.

b. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)

Pada tahap ini adalah PT Berkah Cemerlang Utama selaku konsultan

manajemen konstruksi meyakinkan pemilik proyek yaitu Dinas Pemerintah

Kota Depok bahwa proyek konstruksi yang diusulkan layak untuk

dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan:

1. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya

2. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh

3. Menyusun analisis kelayakan proyek

4. Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi

Pihak yang terlibat adalah konsultan studi kelayakan atau konsultan

manajemen konstruksi (MK) yaitu PT Berkah Cemerlang Utama.

c. Tahap Penjelasan (Briefing)

Pada tahap ini pemilik proyek menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang

diijinkan sehingga konsultan perencana dapat dengan tepat menafsirkan

keinginan pemilik. Kegiatan yang dilaksanakan :


224

1). Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli

2). Mempertimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi dan lapangan,

merencanakan rancangan, taksiran biaya, persyaratan mutu.

3). Menyiapkan ruang lingkup kerja, jadwal, serta rencana pelaksanaan

4). Membuat sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan

denah dan batas-batas proyek.

Pihak yang terlibat adalah pemilik proyek yaitu Dinas Pemerintah Kota Depok

dan Konsultan Perencana yaitu PT Alfriz Auliatama.

d. Tahap Pembuatan Desain (Design)

Pada tahap ini adalah membuat desain (design) yang lebih mendetail sesuai

dengan keinginan dari pemilik. Seperti membuat Gambar rencana, spesifikasi,

rencana anggaran biaya (RAB), metoda pelaksanaan, dan sebagainya.

Kegiatan yang dilaksanakan :

1) Mengembangkan ikthisiar proyek menjadi penyelesaian akhir

2) Memeriksa masalah teknis.

3) Meminta persetujuan akhir dari pemilik proyek

Mempersiapkan :

1) Rancangan terinci

2) Gambar kerja, spesifikasi dan jadwal

3) Daftar kuantitas
225

4) Taksiran biaya akhir

Pihak yang terlibat adalah konsultan perencana PT Alfriz Auliatama,

konsultan MK yaitu PT Berkah Cemerlang Utama, perencana arsitek yaitu PT

Limas Rekayasa, dan perencana struktur yaitu PT Nusa Multi Dimensi.

e. Tahap Pengadaan/Pelelangan (Procurement/Tender)

Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan

mengerjakan proyek konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub

kontraktornya

Kegiatan yang dilaksanakan :

1) Prakualifikasi

Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha

serta pemenuhan persyaratan tertentu dari penyedia barang/jasa sebelum

memasukan penawaran. Sehingga hanya perusahaan yang memenuhi

kualifikasi yang dapat memasukan penawaran. Yang memenuhi syarat dan

memenangkan proyek ini adalah PT Tabungindo Noto Karya

2) Dokumen Lelang

Dokumen lelang adalah seperangkat dokumen yang berisi informasi dan

petunjuk tentang ketentuan atau peraturan dalam penyelenggaraan

pelelangan supaya para pihak yang terkait saling mengetahui, memahami

dan mematuhi pelaksanaan pelelangan dengan baik, serta mengetahui hak

atau kewajiban dalam pelaksanaan kontrak.


226

Pihak yang terlibat adalah pemilik proyek yaitu Dinas Pemerintah Kota

Depok, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor) termasuk pemenang lelang

yaitu PT Tabungindo Noto Karya, konsultan MK yaitu PT Berkah

Cemerlang Utama.

f. Tahap Pelaksanaan (Construction)

Pada tahap ini adalah mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik

proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya

yaitu Rp. 2,747.909.200,00, waktu yang sudah disepakati yaitu sampai bulan

Desember 2020, serta dengan mutu yang telah disyaratkan.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah merencanakan, mengkoordinasikan,

mengendalikan semua operasional di lapangan :

Kegiatan perencanaan dan pengendalian adalah:

1) Perencanaan dan pengendalian, maksudnya adalah bagaimana

mengorganisir, memimpin dan mengendalikan pemanfaatan segala

sumber daya yaitu manusia, uang, bahan dan alat-alat di dalam proyek

untuk mencapai tujuan menggunakan metode-metode tertentu.

2) Jadwal waktu pelaksanaan/time schedule

Fungsi Time Schedule antara lain:

a) Sebagai pedoman kontraktor untuk melaksanakan suatu pekerjaan dan

sebagai pedoman direksi untuk mengontrol apakah suatu pekerjaan

berlangsung sesuai jadwal atau tidak.


227

b) Sebagai pedoman untuk mengevaluasi suatu pekerjaan yang telah

diselesaikan.

c) Sebagai pedoman untuk mengatur kecepatan suatu pekerjaan.

d) Untuk menentukan tahap-tahap pekerjaan sesuai dengan urutan waktu

pelaksanaan.

e) Untuk memperkirakan biaya yang harus disediakan dalam jangka

waktu tertentu, serta untuk memperkirakan jumlah tenaga kerja, jumlah

dan macam peralatan, serta material yang digunakan.

3) Struktur Organisasi proyek

Tujuan dari pembentukan struktur organisasi proyek, antara lain:

1. Identifikasi dan pembagian kegiatan:

2. Pengelompokan penanggung jawab kegiatan:

3. Penentuan wewenang dan tanggung jawab :

4. Menyusun mekanisme pengendalian

4) Tenaga kerja

5) Peralatan dan material

Kegiatan Koordinasi

1) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan

2) Mengkoordinasi para sub kontraktor

Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas dan atau Konsultan MK yaitu

PT. Berkah Cemerlang Utama, kontraktor yaitu PT. Tabungindo Noto Karya,
228

Kontraktor M.E.P yaitu PT. Saka Bahana Utama, suplier dan instansi terkait.

g. Tahap Pemeliharaan (Maintenance)

Tujuan pada tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah sesuai

dengan dokumen lelang/kontrak dan semua fasilitas bekerja sebagaimana

mestinya.

Kegiatan yang dilakukan adalah :

1) Mempersiapkan data-data pelaksanaan, baik berupa data-data selama

pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as build drawing)

2) Meneliti bangunan secara cermat dan memperbaiki kerusakan- kerusakan

3) Mempersiapkan petunjuk operasional/pelaksanaan serta pedoman

pemeliharaan.

4) Melatih staff untuk melaksanakan pemeliharaan.

Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK yaitu PT Berkah

Cemerlang Utama, pemakai, pemilik proyek yaitu Dinas Pemerintah Kota

Depok.

2. Kebutuhan bahan bangunan sesuai hasil analisa adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan untuk pagar : bata merah. 540 buah, coran = 0,945 m3,

besi 8,55 batang, batu kali = 4,8 m3, pintu besi Rp 7.500.000.

b. Kebutuhan Bahan Pemasangan Bouwplank : papan 17 buah, kaso 13

batang dan paku 66 buah dengan keliling lokasi yaitu 65,7 m.


229

c. Kebutuhan untuk gudang dan kantor sementara : tripleks 18 lember,

kaso 8 batang, asbes 13 lembar dan paku 63 buah dengan luas 50m2

d. Kebutuhan coran pondasi Plat Kaki P1 : kebutuhan coran ready mix

untuk seluruh P1 ( 4 titik) = 0,867 m3 x 4 = 3,468 m3. Plat kaki P2 6

titik plat kaki = 0,675 m3 x 7 = 4,725 m3. Plat kaki P3 ada 6 titik plat

kaki = 0,507 m3 x 6 = 3,042 m3. Plat Kaki P4 untuk 9 titik plat kaki =

0,459 m3 x 9 = 4,131 m3. Plat kaki P5 untuk 9 titik plat kaki = 0,702

m3 x 1 = 0,702 m3. P6 = 2,7 m3

e. Kebutuhan coran untuk sloof S1 dan S2 = 9,273 m3 dan 12,405 m3

f. Kebutuhan besi untuk sloof S1 dan S2 = 244,189 kgm dan 54,984 kgm.

g. Kebutuhan coran kolom K1 dan K2 = 5,616 m3 dan 5,535 m3

h. Kebutuhan besi untuk pekerjaan kolom diatas plat kaki : P1 = 134

kgm, P2 = 234 kgm, P3 = 201 kgm, P4 = 301 kgm, P5 = 306 kgm, P6

= 33 kgm.

i. Kebutuhan besi untuk plat kaki = P1 = 306 kgm, P2 = 398 kgm, P3 =

223 kgm, P4 = 99,5 kgm, P5 = 23 kgm, P6 = 28 kgm

j. Kebutuhan besi untuk sengkang di atas plat kaki = P1 = 53,32 kgm, P2

= 93,31 kgm, P3 = 79,98 kgm, P4 = 119,97 kgm, P5 = 13,33 kgm, P6

= 13,33 kgm.

k. Kebutuhan coran untuk tangga = 1,7034 m3, sedangkan kebutuhan besi

= 27,75 batang besi.


230

l. Kebutuhan batako hebel untuk dinding 60,027 m3., kebutuhan semen

hebel 60 sak, kebutuhan pasir 41, 2191 m3, semen untuk plester

164,242 sak dan semen untuk acian = 103,048 sak.

m. Kebutuhan kaso, reng, dan baja ringan atap = 162 batang (kuda2)

73,33 buah kaso (dudukan reng) dan reng 219,99 buah, genteng

bitumen, 728,57 genteng bitumen dan lantai keramik 400m2 , nok 74

buah, lisplank = 10 lember papan, hollo 34 batang, plafon PVC 555,55

lembar, bovenlight 8 set, pipa PVC 24 batang, paving blok 6.800 buah.

B. Saran

Secara umum pelaksanaan pembangunan gedung Puskesmas ini telah

berjalan dengan baik. Namun demikian demi peningkatan profesionalitas

maupun kualitas perlu mendapatkan masukan maupun saran.

Adapun saran-saran dari penulis adalah sebagai berikut :

1. Perlu peningkatan pengawasan terhadap pekerja proyek/tukang agar dalam

mengerjakan pekerjaan tidak mengalami kesalahan dan harus dibongkar

kembali.

2. Perlu diperketat dan dipertegas mengenai penerapan K3 di lapangan.

3. Pengadaan bahan – bahan bangunan maupun peralatan harus senantiasa

cukup untuk menghindari keterlambatan kerja.

4. Penyimpanan bahan – bahan bangunan harus dibuat sedemikian rupa

supaya mutu bahan tetap terjamin.


231

5. Dalam hal keterlambatan kerja harus ditambah jam kerja atau di tambah

pekerjanya.

6. Pelaksanaan pekerjaan yang konstruksi harus benar – benar di awasi dan

diperhatikan

Anda mungkin juga menyukai