Anda di halaman 1dari 47

I.

UMUM
A. LOKASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Proyek pembangunan apartemen The Pakubuwono Menteng yang berlokasi di Jl. KH. Wahid
Hasyim No 110-112, Jakarta Pusat merupakan sebuah masterpiece dari perusahaan
pengembang The Pakubuwono. Letak Proyek The Pakubuwono Menteng sangat strategis
dikarenakan terletak di jantung kota Jakarta yang merupakan titik lokasi tersibuk di kota
Jakarta

Proyek Pembangunan Apartemen The Pakubuwono Menteng ini berbatasan dengan jalan
yang akan dijelaskan sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Jl. Kebon Sirih

b. Sebelah Timur : Jl. Menteng Raya

c. Sebelah Selatan : Jl. KH. Wahid Hasyim

d. Sebelah Barat : Jl. H. Agus Salim

Peta Lokasi The Pakubuwono Menteng tersebut menunjukan bahwa dilokasi tersebut terdapat
banyak bangunan-bangunan penting seperti Monumen Nasional, Istana Negara, Bank
Indonesia, kedutaan Amerika, kedutaan Jepang, kedutaan Spanyol, Plaza Indonesia maupun
Grand Indonesia. Dengan demikian lokasi The Pakubuwono Menteng sangat strategis.
menunjukkan tampak depan dari Proyek Pembangunn Apartemen The Pakubuwono Menteng
jika dilihat dari arah JL. KH. Wahid Hasyim. Gambar 2.3 menunjukkan tampak depan dari
Proyek Pembangunan Apartemen The Pakubuwono Menteng jika dilihat dari arah JL. H.
Agus Salim. Gambar 2.4 menunjukkan Site Plan Proyek Pembangunan Apartemen The
Pakubuwono Menteng.
Data Proyek :

Berikut ini merupakan data-data proyek yang dibagi menjadi antara lain sebagai berikut:

a. Data Umum

1. Nama Proyek : The Pakubuwono Menteng

2. Lokasi Proyek : Jl. KH. Wahid Hasyim No. 110-112, Menteng, Jakarta Pusat

3. Jumlah Tower : 1 Tower

4. Jumlah Lantai : 3 Basement; 1 Lantai Podium Ground FL; Tower (36 lapis)

5. Tipe Bangunan : Apartemen

6. Pemberi Tugas : PT. Integraha Eka Makmur

7. Kontraktor Utama : PT. TOTAL Bangun Persada Tbk

8. Manajemen Kontruksi : PT. Monstera Cipta Manajemen

9. Konsultan Struktur : Davy Sukamta & Partners

10. Konsultan Arsitek : PT. Airmas Asri

11. Konsultan Landscape : PT. Airmas Asri

12. Konsultan Interior : D-Associates Architechs

13. Konsultan MEP : PT. Sigmatech Tatakarsa

14. Quantity Surveyor : PT. Arcadis Indonesia

15. Durasi : 35 (Tiga Puluh Lima) Bulan s/d 31 Januari 2021

16. Lingkup Pekerjaan : Struktur(+Retail), Basic Arsitek, Koordinasi Direct Contractor (DC)/
Direct Supplier (DS)

b. Data Teknis

1. Luas Lahan : ± 11.600 m2

2. Luas Arsitek : ± 67.600 m2 (luasan arsitek struktur atas)


3. Luas Struktur : ± 73.400 m

Bangunan terdiri dari:

a. Lantai Basement 3 Berfungsi sebagai ruang parkir kendaraan bermotor dan


juga ruang tempat penyimpanan genset, penampungan Sewage Treateatment Plant
(STP), penampungan Ground Water Tank (GWT), dan Raw Water Tank (RWT).

b. Lantai Basement 2 Berfungsi sebagai ruang parkir kendaraan bermotor dan


juga ruang tempat penyimpanan genset, penampungan Sewage Treateatment Plant
(STP), penampungan Ground Water Tank (GWT), dan Raw Water Tank (RWT).

c. Lantai Basement 1 Berfungsi sebagai ruang parkir kendaraan bermotor dan


juga ruang tempat penyimpanan genset, penampungan Sewage Treateatment Plant
(STP), penampungan Ground Water Tank (GWT), dan Raw Water Tank (RWT).

d. Lantai GF Berfungsi sebagai resto area, private room, ruang tunggu dan juga
toilet.

e. Lantai 2-35 Berfungsi sebagai apartemen.

f. Lantai 36 Berfungsi sebagai gym area, ruang massage serta kolam renang
outdoor.

4. Struktur Bangunan : Beton Bertulang

5. Struktur Pondasi : Raft Foundation 6. Dinding Penahan Tanah : Secant Pile

B.PERSONIL DAN ORGANISASI DALAM PROYEK


Organisasi
Organisasi proyek adalah sekelompok orang yang mempunyai ilmu dan keahlian yang
berbeda-beda yang terorganisir dalam suatu wadah tertentu dan bertugas melaksanakan tugas
pelaksanaan suatu proyek. Beberapa fungsi dalam sebuah organisasi proyek antara lain:

1. Fungsi perencanaan teknis dan keuangan, yang menjalankan fungsi spesifik. Perencanaan
rekayasa teknik (engineering) seperti jadwal pelaksanaan, perencanaan bahan, alat dan sub-
sub kontraktor, perencanaan metode pelaksanaan, perencanaan mutu dan perencanaan K3.
Perencanaan administrasi dan keuangan, meliputi pembuatan cash flow, perencanaan
penagihan, sistem akuntansi dan administrasi pengelolaan sumber daya.
2. Fungsi pelaksanaan atau operasional, yang meliputi kegiatan pelaksanaan konstruksi di
lapangan untuk mewujudkan fisik bangunan sesuai perencanaan teknis dan keuangan.

3. Fungsi pengendalian atau kontrol, yang meliputi kegiatan membandingkan realisasi


pelaksanaan dengan perencanaan dan jika terdapat penyimpangan akan dilakukan analisis
penyebabnya dan cara penyelesaiannya. Organisasi di proyek disusun secara tepat dan efektif
agar proyek dapat berjalan lancar, karena kunci utama dari berjalan lancarnya suatu proyek
adalah komunikasi yang baik dan tanggung jawab dari masing-masing orang yang berada di
organisasi proyek yang bersangkutan.

Berikut menjelaskan bagan struktur organisasi secara umum pada projek pembangunan
apartemen The Pakubuwono Menteng.

Berikut ini merupakan tugas dan tanggung jawab antar pihak yang ada di lapangan antara
lain:

1. Pemilik Proyek (owner) Pemilik Proyek adalah orang atau instansi yang memiliki proyek
dan sebagai penyedia dana untuk berjalannya proyek. Pemilik proyek mempunyai tugas dan
kewajiban sebagai berikut:

a. Mengendalikan proyek secara keseluruhan untuk mencapai sasaran baik segi


kualitas fisik proyek maupun batas waktu yang telah ditetapkan.
b. Mengadakan kontrak dengan kontraktor yang memuat tugas dan kewajiban sesuai
prosedur.

c. Menunjuk kontraktor pemenang tender untuk melaksanakan proyek tersebut.

d. Menyediakan dana yang diperlukan untuk merealisasikan proyek.

e. Menandatangani surat perjanjian pemborongan dan surat perintah kerja.

f. Menetapkan pekerjaan tambahan atau pengurangan pekerjaan.

g. Mengeluarkan semua instruksi dan menyerahkan semua dokumen pembayaran


kepada kontraktor.

h. Menerima hasil pekerjaan dari pelaksanaan proyek atau kontraktor.

2. Konsultan Perencana Konsultan Perencana merupakan badan usaha yang menyusun


rencana kerja suatu proyek sesuai dengan aturan yang berlaku. Konsultan perencana
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:

a. Membuat perencanaan lengkap meliputi gambar bestek, Rencana Kerja dan Syarat
(RKS),perhitungan struktur ,serta perencanaan anggaran biaya.

b. Menyiapkan dokumen untuk proses lelang.

c. Membantu dalam pelelangan proyek seperti memberikan penjelasan dalam rapat


pemberian pekerjaan, membuat berita acara penjelasan.

d. Memberikan usulan, saran dan pertimbangan kepada pemberi tugas (owner) tentang
pelaksanaan proyek.

e. Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang


kurang jelas dari gambar bestek dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

f. Membuat gambar revisi jika ada perubahan.

g. Menghadiri rapat koordinasi pengelola proyek.

h. Mempelajari petunjuk–petunjuk teknis Peraturan Perundang-undangan yang


berlaku sebagai pedoman kerja.

i. Menyusun rencana strategis dinas.


j. Melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pengendalian di bidang bina program.

k. Bertanggungjawab kepada pemilik proyek, yang dalam hal ini diwakili oleh
pimpinan proyek akan segala rancangan struktur maupun arsitektur yang akan
dilaksanakan.

l. Melakukan pengawasan pelaksanaan konstruksi secara berkala apakah sesuai


dengan rencana.

3. Kontraktor Pelaksana Kontraktor pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang
ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam
definisi lain menyebutkan bahawa pihak yang penawarannya telah diterima dan telah diberi
surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborongan kerja dengan
pemberi tugas sehubungan dengan penawaran proyek. Kontraktor bertanggung jawab
langsung pada pemilik proyek (owner) dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh
tim pengawas dari owner serta dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas
terhadap masalah yang terjadi dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera
dikonsultasikan sebelum pekerjaan dilaksanakan. Tugas, wewenang dan tanggung jawab
pelaksana adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang


telah direncakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemborongan.

b. Membuat rencana kerja, jadwal pelaksanaan dan metode pelaksanaan pekerjaan


sehingga tidak terjadi keterlambatan pekerjaan.

c. Memberikan laporan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan


harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara lain: c1.
Pelaksanaan pekerjaan, c2. Prestasi kerja yang dicapai, c3. Jumlah tenaga kerja yang
digunakan.

d. Jumlah bahan dan material yang masuk.

e. Keadaan cuaca dan lain-lain termasuk hambatan-hambatan yang terjadi selama


proyek berlangsung.

f. Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan alat
pendukung lain yang digunakan sesuai dari spesifikasi dan gambar yang telah
ditentukan dengan memperhatikan beberapa faktor penting yaitu waktu, biaya,
kualitas dan keamanan pekerjaan.

g. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode

pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

h. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal atau time schedule yang telah
disetujui bersama.

i. Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan dan


kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.

j. Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan


dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alasan
logis dan sesuai dengan kenyataan dilapangan yang memerlukan tamabahan waktu.

k. Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu


pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan pertama
pada kecelakaan.

4. Sub Kontraktor Sub kontraktor merupakan badan usaha yang ikut serta dalam pelaksanaan
sebuah proyek. Pekerjaan sub kontraktor di bawah kendali kontraktor pelaksana. Adanya sub
kontraktor dikarenakan adanya pekerjaan yang bersifat khusus atau spesialis agar pekerjaan
dapat dikerjakan secara lebih efektif dan efisien, seperti contohnya pekerjaan pondasi. Tugas
dari Sub Kontraktor adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syaratsyarat, risalah


penjelasan pekerjaan.

b. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak kerja dengan Kontraktor Pelaksana.

c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar pelaksanaan dari Kontraktor


Pelaksana.

d. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya kepada


Kontraktor Pelaksana sesuai ketetapan yang berlaku.

e. Menyediakan tenaga kerja, peralatan, dan/atau bahan material yang digunakan


mengacu dari spesifikasi dan gambar yang diberikan oleh Kontraktor Pelaksana.
f. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule yang telah disepakati.

5. Penunjukan Kontraktor Spesialis secara Langsung ( Direct Contractor) Kontraktor ini


khusus di bidang spesialis seperti kontraktor lift. Kontraktor ini ditunjuk secara langsung dari
owner.

6. Penunjukan Supplier secara Langsung ( Direct Supplier) Supplier ini menyediakan


material-material yang memiliki spesifikasi khusus. Supplier ini ditunjuk secara langsung
dari owner.

Hubungan Kerja dan Tanggung Jawab


Hubungan kerja adalah suatu hubungan antara pihak-pihak yang bersangkutan yang memiliki
tanggung jawab dalam pelaksanaan suatu proyek. Di Proyek Pembangunan Apartemen The
Pakubuwono Menteng, ada 2 pihak yang terlibat yakni antara pemilik dan kontraktor
pelaksana. Hubungan kerja antar pihak yang terlibat dalam proyek ini dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Hubungan Kerja Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana Pemilik proyek langsung
menunjuk kontraktor pelaksana untuk mengerjakan proyek yang dimiliki. Pemilik proyek
berkewajiban memberikan imbalan kepada kontraktor pelaksana atas jasa yang sudah
diberikan. Pihak kontraktor harus bertanggungjawab untuk melaksanakan pekerjaan proyek.
Antara pemilik proyek dengan kontraktor pelaksana mengatur kontrak perjanjian yang
disepakati bersama.

2. Hubungan Kerja Owner dengan Kontraktor Pondasi Owner menunjuk kontraktor pondasi
untuk mengerjakan bagian pondasi sesuai dengan perencanaan yang dilakukan kontraktor
pelaksana. Hubungan antar kedua belah pihak diikat oleh suatu kontrak perjanjian.
Kontraktor struktur bawah di proyek ini adalah dari PT. Indopora. Kontraktor pondasi
berkewajiban untuk menyelesaikan pekerjaan pondasi sesuai dengan perencanaan yang sudah
ada. Owner berkewajiban untuk memberikan imbalan kepada kontraktor pondasi sesuai
dengan nilai kontrak yang sudah disepakati bersama. 3. Hubungan Kerja Owner dengan
Kontraktor Struktur Atas. Owner menunjuk kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan struktur
atas. Kontraktor struktur atas di proyek ini adalah dari PT. TOTAL Bangun Persada Tbk.
owner bertanggungjawab untuk memberikan imbalan sesuai nilai kontrak yang disepakati
kepada kontraktor struktur atas. Untuk kontraktor struktur atas sendiri bertanggungjawab
untuk melaksanakan tugasnya menyelesaikan pekerjaan struktur atas di proyek ini.

Struktur Organisasi Internal Proyek Pembangunan Apartemen The Pakubuwono


Menteng
Berikut gambar rinci bagan Struktur Organisasi Internal Proyek Apartemen The Pakubuwono
Menteng yang dapat dilihat pada Gambar berikut.

Berikut penjelasan lebih mengenai beberapa pihak yang ada dalam struktur organisasi
internal Proyek Pembangunan Apartemen The Pakubuwono Menteng.

1. Project Manager (Pimpinan Proyek) Project Manager adalah pihak yang memimpin dan
mengkoordinir jalannya suatu proyek, dengan kata lain merupakan wakil dari kontraktor dan
bertanggung jawab sepenuhnya dalam menjalankan suatu proyek. Adapun tugas, kewajiban
dan wewenang Project Manager antara lain:

a. Memimpin jalannya suatu pekerjaan proyek hingga mencapai sasaran yang


sudah ditetapkan sebelumnya.
b. Menetapkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dari suatu pelaksanaan proyek.

c. Mengkoordinasi proses pembuatan serta penetapan Master Schedule, Schedule


Man Power, Material dan Equipment.

d. Mengendalikan biaya, mutu, dan waktu dalam pelaksanaan proyek.

e. Memecahkan permasalahan yang muncul selama berjalannya proyek.

f. Menyelesaikan administrasi dan teknis penutupan proyek.

2. Project Engineering Manager Project Engineering Manager adalah pihak yang


mengkoordinir dan mengarahkan proses perencanaan dan pengendalian proyek sesuai Buku
Rencana Proyek, termasuk penyusunan laporan kinerja proyek berikut evaluasi dan tindak
lanjut penyempurnaan pengendalian proyek, agar dapat mendukung pelaksanaan proyek
secara efektif dan efisien. Tugas Project Engineering Manager adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Buku Perencanaan Proyek, antara lain: cost plan, metode kerja,
procurement plan, kebutuhan bahan dan alat, dan schedule pelaksanaan.

b. Melakukan pengendalian proyek sesuai Buku Rencana Proyek.

c. Mengkoordinir kegiatan ke-engineering-an proyek, antara lain: pelaksanaan


gambar kerja, pelaksanaan procurement, memperbarui WBS (Work Breakdown
Structure), schedule, variation order, dan sub kontraktor.

d. Mengkoordinir kegiatan administrasi proyek dan menyusun laporan kinerja


proyek mingguan atau bulanan, serta evaluasi dan tindak lanjut penyempurnaan
pengendalian proyek (biaya, mutu, waktu) dan penyusunan administrasi serah terima
proyek.

3. Pelaksana Pelaksana adalah pihak yang bertugas untuk mengawasi setaip detail pekerjaan
di suatu proyek. Pelaksana juga bertugas untuk mengkoordinir mandor agar bekerja dapat
bekerja secara efektif dan efisien. Tugas pelaksana antara lain:

a. Membuat program kerja mingguan dan mengadakan koordinir kepada mandor.

b. Mengamati detail pekerjaan yang ada di lapangan agar tidak terjadi kekeliruan.
c. Memeriksa kualitas hasil pekerjaan yang sudah dilaksanakan. d. Membuat
laporan pertanggungjawaban untuk hasil pekerjaan kepada Project Manager.

e. Menyimpan gambar kerja dengan baik.

4. Logistik Lapangan (Komersial) Logistik adalah pihak yang mengontrol keluar dan
masuknya peralatan dan material bahan yang diperlukan di proyek. Tugas logistik lapangan
adalah sebagai berikut :

a. Melaksanakan kegiatan administrasi dan pengendalian atas pengadaan dan


pengiriman barang.

b. Melaksanakan kegiatan administrasi dan pengendalian atas pengelolaan barang


atau alat proyek.

c. Melakukan kegiatan atas semua proses pengadaan dan pengendalian barang atau
alat.

5. Surveyor Surveyor adalah pihak yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan


dengan survei pengukuran dalam kegiatan-kegiatan pelaksanaan konstruksi gedung, meliputi
pengoperasian peralatan ukur, membaca gambar desain bangunan serta pelaksanaan stake
out. Tugas Surveyor adalah sebagai berikut:

a. Penerapan jadwal konstruksi.

b. Penguasaan peralatan ukur.

c. Stake out dan monitoring.

d. Pengukuran dimensi dan perhitungan volume.

e. Pembuatan laporan pengukuran

C.PERALATAN
Peralatan kerja dan alat berat merupakan perlengkapan dalam pembangunan suatu proyek.
Penggunaan peralatan dan alat berat ditujukan untuk mempermudah dan mempercepat waktu
pengerjaan proyek. Selain itu juga berfungsi untuk mengoptimalkan hasil pekerjaan.
Spesifikasi serta merk peralatan dan alat berat yang digunakan dalam pembangunan proyek
mempengaruhi kualitas pengerjaan proyek. Peralatan dan alat berat yang digunakan dalam
pembangunan proyek ini antara lain sebagai berikut.

1. Peralatan Berikut ini merupakan peralatan yang digunakan pada proyek ini.

a. Bar bender merupakan alat yang berfungsi untuk membengkokkan tulangan baja.
Biasanya bar bender digunakan untuk pembuatan sengkang dan pembengkokan ujung
tulangan. Kapasitas maksimal pembengkokan adalah tulangan baja berdiameter 32
mm.

b.Gerinda potong merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengasah atau
memotong suatu benda kerja dengan tujuan kebutuhan tertentu. Cara kerja dari mesin
gerinda potong yaitu batu gerinda berputar bersentuhan dengan benda kerja sehingga
dihasilkan suatu pengikisan maupun pemotongan.
c.Scaffolding adalah perancah untuk menopang bekisting pada pengecoran pelat lantai
dan balok. Scaffolding berfungsi untuk menahan bekisting pada saat pengecoran
kemudian dilepas pada saat beton yang dicor sudah cukup kuat untuk memikul beban
sendiri dan beban yang bekerja di atasnya. Scaffolding yang digunakan pada proyek
ini terbuat dari pipa besi.

d. Concrete Bucket & Pipa Tremi, Concrete Bucket berfungsi sebagai wadah penyalur
beton dan biasanya di angkat oleh tower crane. Pada ujung bawah Concrete Bucket
biasanya diberi pipa tremi. Pipa tremi yang digunakan yaitu jenis hoist tremie pipe
dengan diameter 8”. Pipa Tremi tersebut flexible sehingga mudah diarahkan ke lokasi
yang mau dituju.
e. Concrete Vibrator merupakan alat yang digunakan untuk menggetarkan beton
sehingga di dalam rongga beton tersebut tidak terdapat gelembung udara yang dapat
mengurangi kekuatan beton tersebut. Jenis vibrator ada 2 jenis yaitu vibrator internal
dan vibrator eksternal. Fungsi dari kedua jenis vibrator tersebut sama hanya beda pada
penempatanya, vibrator internal dimasukan kedalam beton itu sendiri sedangkan
vibrator eksternal dikenakan pada bekisting. Pada Gambar… merupakan contoh
vibrator internal.

f. Pipa Hidrolik Fujibolt merupakan satu pasang alat yang terdiri dari kompresor
hidrolik beserta penjepitnya. Fungsi dari pipa hidrolik Fujibolt adalah untuk
menyambungkan antar tulangan besi dengan cara menjepit coupler yang berada di
tengah antara 2 tulangan besi tersebut.
g. Mesin Clamping berfungsi untuk memperbesar diameter tulangan dengan cara
menekan ke ujung batang tulangan besi dengan hidrolis sehingga ukuran ujung
tulangan besi tersebut pas dengan lubang coupler. Mesin ini bisa dibawa ke lapangan.

h. Air Compresor merupakan suatu tabung yang berisi udara dengan tekanan angin
tertentu dengan mesin penggerak diesel atau bensin atau listrik. Mesin ini biasanya
digunakan untuk grouting pada kepala kolom dengan tekanan 3-7 bar.

i. Alat Pemadam Api merupakan alat yang digunakan ketika terjadi kebakaran.
Kebakaran bisa disebabkan dari tabung pengelasan yang bocor.
j. Bar Cutter merupakan mesin pemotong tulangan besi dengan kemampuan maksimal
memotong tulangan berdiameter 32 mm.

k. Mesin Cut Off besi mesin ini sama seperti mesin pemotong besi lainya hanya yang
menjadi perbedaan yaitu mesin ini hanya memotong besi yang ukuran diameternya
relatif kecil.

l. Alat Las & Mesin Las Mesin las yang digunakan yaitu DC Inverter MMA Welder.
Mesin ini dapat menghasilan daya yang besar sehingga alat las yang digunakan bisa
maksimal. Fungsi dari alat las ini untuk menyambung antar besi maupun baja.
m. Percussion Hammer Alat ini berfungsi untuk menghancurkan aspal, beton, batu.
Merk yang digunakan yaitu Percussion Hammer DZ G10.

n. Concrete Pump Concrete Pump yaitu truk dengan kemampuan memompa beton
ready mix ke tempat yang sulit terjangkau dengan bantuan lengan panjangnya (boom).

o. Trowel Finish merupakan alat yang digunakan setelah masa pengecoran berakhir.
Alat ini berfungsi untuk meratakan dan menghaluskan permukaan beton dengan
bantuan zat aditif.
p. Waterpass & Theodolite merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur beda
tinggi antara titik yang saling berdekatan. Alat ini digunakan sebagai penentu elevasi
saat persiapan Matt Found.

q. Stemper Alat ini berfungsi sebagai pemadat tanah sebelum dilakukan pekerjaan
pemasangan geotekstil dan wiremesh. q. Stemper Alat ini berfungsi sebagai pemadat
tanah sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan geotekstil dan wiremesh.

r. Tower Crane merupakan alat berat angkut vertikal yang sering digunakan pada
proyek-proyek besar. Tower Crane yang digunakan berjenis GHP7524-16 yang
merupakan buatan dari Shenyang Baoquan
Business.
s. Excavator merupakan alat berat yang berfungsi untuk menggali material seperti
tanah, pasir dan lainya. Excavator yang digunakan yaitu berjenis PC70UU Komatsu.

t. Mesin Threading Mesin Threading merupakan alat yang digunakan untuk


penempaan pada besi. Alat ini digunakan untuk membuat derat ulir pada ujung
tulangan sehingga tulangan tersebut yang ujungnya sudah berderat bisa dimasukan ke
lubang derat coupler.

u. Mesin Upsetting merupakan mesin yang membuat penekanan pada permukaan


ujung besi sehingga
permukaan ujung besi
tulangan mengalami
pembesaran diameter. Alat ini cukup berat sehingga letaknya hanya di area fabrikasi
saja.

v. Dump Truck Penggunaan dump truck berfungsi untuk mengangkut material tanah
galian basement ke tempat pembuangan.

w. Truck Mixer Merupakan alat berat yang di gunakan untuk mengangkut beton ready
mix dari Batching plant dan mengolahnya selama di perjalanan. PT Total Bangun
Persada menunjuk Pionir sebagai supplier tunggal untuk produksi ready mix.

D. MATERIAL/BAHAN
Bahan bangunan merupakan komponen yang diperlukan dalam membangun sebuah gedung.
Dibutuhkan banyak jenis bahan bangunan untuk dapat melengkapi komponen satu sama
lainnya. Dalam penyimpanan bahan bangunan juga harus diperhatikan agar kualitas dari
bahan bangunan tersebut tetap terjaga, karena setiap bahan bangunan memiliki karakter
masing-masing terhadap lingkungan.

1. Semen yang di gunakan ada 3 macam yaitu semen Holcim sebagai bahan perekat
pemasangan batu kali dan bata ringan, semen PCC Tiga Roda sebagai campuran beton ready
mix dan semen PCC Jul Shin Indonesia sebagai campuran bahan tambalan secant pile.

2. Lem Perekat dengan merk Fischer BIS EM Plus digunakan pada penyambungan besi pada
coupler. Lem perekat ini digunakan pada besi berdiameter kecil.

3. Kawat Las yang digunakan ber merk Nikko Steel Welding yang berfungsi
menyambungkan antar besi.

4. Pasir Pasir yang digunakan yaitu pasir Belitung.


5. Beton Ready Mix PT Total Bangun Persada menunjuk PT. Pionir Beton sebagai supplier
tunggal beton ready mix.

6. Fly Ash yang digunakan berjenis Fly Ash Suralaya yang berfungsi sebagai bahan pengikat,
karakteristik material bewarna cokelat dan ukuranya sangat kecil sehingga tekstur halus. Fly
Ash ini diperoleh dari sisa pembakaran batu bara.
7. Kerikil yang digunakan yaitu kerikil Rumpin

8. Wiremesh berfungsi sebagai bahan


perkuatan lantai kerja. Bentuk dari wiremesh
yaitu rangkaian besi berbentuk kotak-
kotak ukuran 10cm x 10cm.

9. Besi Besi ulir yang digunakan yaitu D10, D13, D19, D22, D25 dan D32. Merupakan
material yang tahan terhadap tarik sehingga memiliki peran sebagai tulangan pada beton.

10. Water Stop yang digunakan berjenis


polyvinylchloride (PVC) dan waterstop dodol. Fungsi
dari water stop ini adalah sebagai penahan kebocoran
yang diakibatkan dari air yang meresap. Penggunaanya yaitu dengan cara meletakan
waterstop pada rongga sambungan beton lama dan beton baru.

11. Geotekstil yang digunakan yaitu Geotextile non woven yang berfungsi sebagai alat filter
dan proteksi.

12. Mortar Utama merupakan bahan bangunan yang terdiri dari semen dan pasir yang siap
pakai. Mortar utama yang digunakan ada 3 jenis yaitu MU-302 yang berfungsi untuk
pekerjaan pasangan bata ringan, MU-202 yang berfungsi untuk pekerjaan acian (skim coat)
dan MU-422 yang berfungsi untuk pekerjaan dinding, kolom atau lantai sebagai bahan
campuran.
13. Water Proofing yang digunakan yaitu Penetron dan Sika. Fungsi dari water proofing yaitu
mencegah kebocoran pada hasil pengecoran.

14.
Sika
Grout merupakan bahan utama untuk grouting kepala kolom, bahan ini memiliki keunggulan
mudah digunakan, kekentalan untuk penggunaan grouting dapat diatur sendiri, tahan terhadap
getaran dan benturan, penigkatan kekuatan yang
sangat cepat dan kekuatan tinggi.

15. Dinding Penutup Secant Pile yang digunakan untuk menutupi Secant pile menggunakan
Cement Wall dari supplier WSS Cement Wall. Dipilihnya material ini dikarenakan
pemasanganya yang relatif cepat, hemat tenaga kerja, lingkungan kerja yang bersih dan rapi,
juga dapat meredam suara dan panas.
16. Expamet dan Kaki Onta Expamet merupakan kawat ram yang berfungsi sebagai pembatas
area pada pengecoran Matt Foundation, Expamet menyatu dengan kaki onta yang berfungsi
sebagai penopang tulangan Matt Found layer atas. Kaki onta terbuat dari besi kanal C.

II.TAHAPAN PELAKSANAAN
Perencanaan dan Penjadwalan Proyek
Perencanaan merupakan tahapan dalam menjalankan strategi untuk mencapai tujuan yang
telah disusun dan direncanakan. Tujuan dari perencanaan adalah untuk memenuhi
persyaratan spesifikasi proyek yang ditentukan dalam batasan biaya, mutu, waktu ditambah
dengan terjaminnya faktor keselamatan proyek. Penjadwalan dalam proyek konstruksi
merupakan alat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, yang mana setiap aktivitas harus 37
dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya ekonomis. Dari penjadwalan kita
akan mendapatkan gambaran lamanya pekerjaan yang dapat diselesaikan, serta bagianbagian
pekerjaan yang saling terkait antara satu dan lainnya. Penjadwalan dilakukan dengan
menentukan urutan-urutan dimana aktifitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan sehingga
kebutuhan biaya dan pemakaian sumber daya disesuaikan menurut kebutuhan dan waktu
pelaksanaannya. Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk merencanakan
penjadwalan pada proyek konstruksi diantaranya Bar Chart, dan Precende Diagram Method
(PDM). Untuk mendukung perencanaan terdapat bebrapa faktor yang mendukung, salah
satunya adalah penjadwalan. Penjadwalan merupakan kegiatan membuat rencana jadwal
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan target yang sudah dibuat telebih dahulu. Penjadwalan
yang dibuat haruslah secara rinci dengan detail pelaksanaan yang jelas sehingga hubungan
antar kegiatan dapat dipahami dengan jelas dan dapat dilaksanakan dengan baik. Pada
pembangunan Apartemen The Pakubuwono Menteng proses perencanaan dan penjadwalan
dilakukan oleh tim quantity surveyor dengan berdiskusi dengan tim engineering dan lapangan
dan disetujui oleh PM.

1).TAHAP PENELITIAN

Dalam penyelesaian untuk mendapatkan metode pelaksanaan dan penjadwalan pada proyek
One East Apartment, terdapat beberapa tahapan-tahapan yang harus dikerjakan terlebih
dahulu. Untuk lebih jelas dan rinci mengenai beberapa tahapan tersebut, maka dibuat
Diagram Air (flowchart) Metodologi. Dari flowchart metodologi di atas dapat diketahui
beberapa tahapan tersebut adalah :

A. Tahap Awal/Penelitian, terdiri dari :

1. Perumusan Masalah

2. Studi Literatur

B. Tahap Pengumpulan Data

C. Tahap Analisa, terdiri dari :

1. Perencanaan Metode Top-Down, terdiri atas :

a) Top Structure : kolom, balok dan pelat

b) Lower Structure : strong floor dan bored pile

2. Penjadwalan Proyek

D. Tahap Kesimpulan dan Saran


Dari tahapan analisa, Merencanakan Metode Top-Down, didapatkan beberapa tahapan
untuk pelaksanaan metode top-down pada proyek Apartemen One East.

2). ALUR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG

A. Studi Literatur

Studi literatur yang berkaitan dengan masalah pekerjaan basement yang


meliputi :

a. Teori dasar-dasar pemindahan mekanis.

b. Metode kerja, produktivias alat, metode konstruksi.

c. Spesifikasi alat berat.

d. Teori penjadwalan.

B. Proses Pengumpulan Data


Proses pengumpulan bahan yaitu melalui studi literatur yang diperoleh dari
jurnal, tesis, buku penunjang dan internet. Sedangkan data proyek yang
digunakan, antara lain :

 Data-data Primer Adalah data-data yang dikumpulkan dari pihak


proyek dengan cara wawancara dan observasi. Hal ini dilakukan untuk
memperoleh data-data antara lain :
a. Jumlah jam kerja, untuk menghitung produktivitas. Untuk
membantu melakukan penjadwalan.
b. Besarnya cadangan waktu (hidden safety) untuk tiap aktifitas.
c. Hubungan keterkaitan antar aktifitas.

 Data-data Sekunder Adalah data-data teknis spesifikasi proyek yang


dikumpulkan dari pihak proyek.
a. Peta lokasi/site plan dan shop drawing proyek. Digunakan untuk
mengetahui lokasi proyek dan kondisi eksisting di sekitar proyek, serta
untuk mengetahui volume pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Peralatan yang bisa disewa. Digunakan untuk mengetahui alat berat
apa saja yang ada dipasaran yang dapat disewakan, baik tipe maupun
jumlah.
c. Data-data dan spesifikasi alat berat.

C. Merencanakan Metode Top-Down

Dalam tahap ini didapat tahapan pelaksanaan basement dengan metode top-down.
Dimana pada pembangunan proyek Apartemen One East dilakukan dengan metode
konvensional pada umumnya. Urutan pelaksanaan top-down untuk lokasi proyek
(Howe, J, 1993; Gambin, M. & Chiffoleau, Y, 1991) :

1. Pembersihan lahan dan pembuatan pagar sementara proyek.

2. Setelah pembersihan lahan selesai, dilakukan penggalian tanah untuk


konstruksi dinding penahan tanah dengan bored pile.
3. Mobile crane digunakan untuk mengangkat tulangan bored pile, lalu
tulangan dimasukkan ke dalam lubang yang telah diberi casing. Kemudian
tulangan dicor beton.

4. Dilanjutkan dengan pembuatan bored pile dan pemasangan king post.


Pertama dilakukan pembuatan tulangan bored pile, untuk menghindari
kesalahan urutan pengerjaan. Kemudian mempersiapkan alat berat dan truck
ready mix. Selanjutnya proses pengeboran dapat dimulai. Setelah mendapat
kedalaman yang mencukupi untuk menghindari kelongsoran tanah di dalam
lubang, dilakukan pemasangan casing. Setelah penggalian mencapai
kedalaman rencana, mata auger diganti dengan cleaning bucket untuk
membuang tanah atau lumpur di dasar lubang. Selanjutnya memasukkan
tulangan bored pile dan king post. Kemudian dilakukan pengecoran beton.

5. Lantai dasar dicor di atas tanah dengan lantai kerja. Untuk wilayah lubang
bukaan tidak dilakukan pengecoran. Kemudian dilakukan penggalian yang
dimulai dari lubang bukaan yang juga dilakukan pengerjaan untuk struktur
atas secara bersamaan. Dalam tahap penggalian dimulai dari lokasi lubang
bukaan, lubang bukaan dimaksudkan untuk menurunkan alat berat dan
mengangkut tanah galian dari atas ke bawah, lalu penggalian dilakukan ke
daerah sekelilingnya.

3). MENGHITUNG PRODUKTIVITAS MASING-MASING ALAT BERAT YANG


DIGUNAKAN

Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan halhal yang perlu diketahui adalah volume
pekerjaan dan produktivitas alat tersebut. Produktivitas adalah perbandingan antara hasil
yang dicapai (output) dengan seluruh sumber daya yang digunakan (input). Produktivitas alat
tergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat. Yaitu ada menghitung waktu siklus (CT),
menghitung kebutuhan alat berat untuk tiap-tiap jenis pekerjaan, dan menghitung biaya
penggunaan alat berat.

4).PENJADWALAN
Penjadwalan dibuat berdasarkan data Gantt Chart yang diberikan dari proyek, untuk
melakukan penjadwalan dibutuhkan juga data hubungan keterkaitan (yang didapat dari
wawancara dengan pihak proyek) untuk dapat menentukan lintasan kritisnya. Penjadwalan ini
menggunakan software Microsoft Project. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi proyek dan menyiapkan struktur pecahan kerja,

2. Membangun hubungan antara kegiatan, memutuskan kegiatan mana yang harus


terlebih dahulu dan mana yang mengikuti yang lain,

3. Menggambarkan jaringan yang menghubungkan keseluruhan kegiatan,

4. Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya untuk tiap kegiatan,

5. Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan, atau yang disebut jalur kritis,

6. Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan


pengendalian proyek.

5).PERHITUNGAN ESTIMASI BIAYA

Biaya Estimasi biaya adalah estimasi yang perhitungannya sesuai dengan metode
penjadwalan eksisting. Adapun biaya-biaya yang akan dihitung karena mengalami perubahan
jumlah akibat perubahan waktu adalah :

1. Biaya upah tenaga kerja

2. Biaya peralatan

3. Biaya overhead proyek

6). BAGAN ALIR PERHITUNGAN BIAYA dan WAKTU DARI TAHAPAN ANALISA

Perhitungan Waktu dan Biaya Proyek, didapatkan beberapa tahapan untuk pelaksanaan
perhitungan waktu dan biaya pada proyek Apartemen One East.
Jadi berdasarkan data-data yang diperoleh di lapangan didapat durasi untuk masing-
masing pekerjaan untuk pembangunan gedung menggunakan metode top-down yaitu
sebagai berikut :

● Pembersihan Lahan : 7 hari

● Pekerjaan Galian : 2 bulan

● Pekerjaan Struktur Basemen : 5 bulan

Berdasarkan analisa pemakaian alat berat pada pekerjaan basement dan lantai atas
mulai dari tahap pembersihan lahan sampai dengan pekerjaan struktur, maka didapat
durasi pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Pekerjaan pembersihan lahan


Alat yang digunakan : Bulldozer D65E-12
Durasi pekerjaan : 2 jam
b. Pekerjaan galian basement
Alat yang digunakan : Komatsu PC200-8
Durasi pekerjaan :
1. 11 hari (basement 1)
2. 11 hari (basement 2)
3. 19 hari (basement 3)
c. Pekerjaan pembuangan

Material Alat yang digunakan : Dump Truck Nissan

Durasi pekerjaan :

1. 43 jam (basement 1)

2. 43 jam (basement 2)

3. 57 jam (basement 3)

d. Pekerjaan pemancangan bored pile

Durasi pekerjaan : 39 hari

e. Pekerjaan struktur strong floor

Alat yang digunakan : Concrete Bucket, 1 unit Truck Mixer, 3 unit Tower Crane,
1 unit Durasi pekerjaan : 2 jam

Beserta data time schedule yang didapat bisa dilihat dari gambar berikut :
1. Perencanaan Tenaga kerja

Tenaga kerja atau sumber daya menusia dalam suatu pekerjaan proyek merupakan
suatu hal penting. Hal ini dikarenakan tenaga kerja merupakan suatu penggerak, tanpa
adanya tenaga kerja proyek tidak dapat berjalan. Perencanaan tenaga kerja harus
mempertimbangkan lokasi, waktu, dan jenis pekerjaan sehingga jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan dapat diatur dengan baik. Hal ini diperlukan agar tidak menimbulkan
adanya tenaga kerja yang akhirnya tidak bekerja dengan maksimal. Pada pelaksanaan
proyek, cenderung jumlah tenaga kerja dibutuhkan lebih sedikit pada awal pekerjaan
dan akhir pekerjaan. Namun pada pertengahan progres pembangunan, jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan akan naik, hal ini karena jenis dan volume pekerjaan mulai
banyak dan bertambah. Pada proyek pembangunan apartemen The Pakubuwono
Menteng, perencanaan. Tenaga kerja tidak hanya berlaku untuk tukang atau
pelaksana, namun juga berlaku bagi staf kontraktor. Hal ini untuk mempermudah
pembagian kerja setiap sub dalam kontraktor, juga membantu dalam proses
pengawasan.

2. Perencanaan Alat

penggunaan alat pada proyek perlu dipertimbangkan dengan baik sehingga tidak
terjadi penumpukan alat di lapangan tanpa aktifitas, dan hal terburuk adalah terjadi
pembengkakan biaya akibat penyewaan alat. Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan untuk pertimbangan penyewaan alat, yaitu:

a. Mobilisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah pergerakan alat didalam proyek.
Pergerakan ini mulai dari saat alat masuk ke proyek, pada saat bekerja, hingga untuk
keluarnya alat dari proyek. Dalam penentuan ini harus ada infrastruktur yang
mendukung, khususnya penggunaan alat berat, sehingga jangan sampai setelah alat
datang ternyata luas lapangan tidak memadai atau sempit yang akan mempersulit
pergerakan alat dan menghambat pekerjaan lainnya.

b. Dalam hal ini setiap pekerjaan perlu dirincikan terlebih dahulu memerlukan alat
bantu apa dalam pelaksanaannya. Dengan adanya penjadwalan kegiatan atau
rancangan kurva S, maka rincian alat ini dapat diketahui. Selain itu, dengan
mengetahui fungsi alat terlebih dahulu, dapat menghindari pemakaian alat secara
tidak efisien. Dan hal terburuk adalah kesalahan penyewaan alat atau alat tidak bisa
digunakan untuk pekerjaan yang dimaksud.
c. Kondisi alat merupakan hal penting dalam pemesanan alat. Alat yang disewa
haruslah yang layak pakai dan dapat beroperasi dengan baik, sehingga tidak
menimbulkan penambahan waktu atau penundaan pekerjaan yang disebabkan oleh
kerusakan alat. Pada proyek The Pakubuwono Menteng, perencanaan penggunaan alat
dibuat mengacu pada kurva S yang telah dibuat, sehingga penggunaan dapat
dilakukan dengan tepat dan efisien. Contoh penjadwalan alat dapat dilihat pada TabeL
4.1.

3. Penjadwalan dengan Kurva S Rencana Kurva S atau hanumm curve


merupakan sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm atas dasar
pengamatan terhadap sejumlah besar proyek dari awal hingga akhir yang
menerangkan perkembangan proyek berdasarkan waktu, kegiatan, dan bobot
pekerjaan dalam bentuk presentase komulatif dari seluruh kegiatan. Fungsi kurva S
adalah sebagai acuan dalam memperkirakan waktu yang diperlukan dan besarnya
biaya yang harus terpenuhi disetiap periode kerja. Selain itu, sebagai alat pemantau
progres atau perkembangan antara rencana dan realisasi pekerjaan di proyek. Kurva S
dapat membantu dalam pembuatan laporan bulanan bagi kontraktor sebagai pelaporan
kepada pihak pemilik. Dengan adanya kurva S juga dapat membantu dalam revisi
jadwal bila terdapat perubahan baik kerena kemajuan dari jadwal rencana maupun
kemunduran pekerjaan di proyek. Pada proyek The Pakubuwono Menteng kurva S
dibuat oleh tim quality surveyor dan dievaluasi oleh tim lapangan dan engineering.

4. Pengendalian Pekerjaan
Pengendalian proyek merupakan suatu hal yang penting bagi dunia konstruksi.
Pengendalian proyek itu mencakup 3 aspek yaitu pengendalian biaya,
mutu dan waktu. Bila ke tiga aspek tersebut dapat dikendalikan dengan baik
maka proyek tersebut akan berjalan dengan baik.
Dalam suatu proyek pasti terdapat suatu permasalah yang timbul.
Permasalahan ini harus segera ditangani sehingga tidak menimbulkan suatu
masalah yang baru. Pekerjaan yang dilaksanakan diusahakan tidak
menimbulkan repair dan harus dilakukan secara efektif dan efisien sehingga
meminimalisir waste yang terjadi. Oleh sebab itu, pengendalian pekerjaan
harus dilakukan secara ketat untuk menghindari pembengkakan biaya dan
waktu serta mutu pekerjaan yang kurang baik. Pada bab ini akan dibahas
pengendalian dan permasalahan yang terjadi serta solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
a.Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya sangat berhubungan dengan pengendalian


waktu. Apabila waktu pelaksanaan yang berjalan tidak sesuai
dengan waktu yang sudah direncanakan maka akan menyebabkan
pembengkakan biaya.
Pengendalian biaya ini dimulai dalam proses penyusunan rencana
anggaran biaya (RAB) sebelum dilakukannya pelelangan. RAB ini
menjadi salah satu acuan dalam pelaksanaan lelang, sehingga dapat
dilihat perbandingan antar susunan rencana anggaran proyek (RAP)
yang disusun oleh kontraktor-kontraktor yang ikut dalam pelelangan
dengan RAB dari konsultan.
Selain RAB, digunakan juga kurva S sebagai pembanding target dan
realisasi presentasi pekerjaan pada proyek. Dalam pembandingan
ini, bila ditemukan adanya pekerjaan tambahan yang harus
dikerjakan, maka segera dilakukan evaluasi untuk meminimalisir
adanya biaya tambahan.
Dalam proses pengendalian biaya, terdapat pihak proyek yang
bertugas dalam hal ini, dan biasa disebut project cost control,
dimana bertugas untuk berkoordinasi dengan kontraktor atau
subkontraktor terkait dalam perhitungan ulang volume pekerjaan,
biaya umum pekerjaan dan bahan, dan berkaitan dengan biaya-biaya
lainnya. Pada proyek The Pakubuwono Menteng, tugas
pengendalian biaya ini dilakukan oleh site manager (tim lapangan)
dan bagian quality serveyor.

b.Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu merupakan pengendalian yang dilakukan untuk menjaga


suatu
kualitas pekerjaan pada suatu proyek. Pengendalian mutu harus
benar-benar dijaga karena berhubungan dengan struktur. Mutu dari
suatu bangunan sudah tercantum dalam dokumen kontrak dan hasil
tes mutu harus sesuai isi dari kontrak tersebut.
Pada proyek The Pakubuwono Menteng, untuk menjamin mutu yang
dihasilkan, maka setiap pekerjaan penting dilakukan pengujian atau
tes terhadap mutu yang dihasilkan. Berikut pengendalian mutu yang
dilakukan.

 Slump test

Skump test dilakukan sebelum dilakukan pengecoran. Slump tes ini


bertujuan untuk mengetahui kekentalan suatu beton dengan
mengetahui nilai slump beton. Pengujian ini dilakukan terhadap
beberapa beton segar yang mewakili campuran beton (SNI 03-1972-
1990).
Pada proyek The Pakubuwono Menteng slump test dilakukan satu
kali, dan bagi beton yang nilai slump dinyatakan gagal namun
mendekati nilai slump boleh dilakukan pegulangan pengecekan
sebanyak satu kali, bila tetap tidak masuk maka beton ditolak.
Pengujian slump dilakukan pada seluruh truck mixer yang masuk ke
dalam proyek membawa beton ready mix. Proses ini dilakukan oleh
petugas dari supplier beton dengan disaksikan oleh pihak owner dan
kontraktor. Pada pengujian ini dilakukan juga pengecekan suhu
dari beton. Setelah dilakukan uji slump, untuk truck mixer pertama,
ketiga, kelima, kesepuluh, dan kelipatan sepuluh dilakukan
pengambilan benda uji sebanyak delapan hingga sepuluh silinder
untuk keperluan tes beton.

 Ceklist pekerjaan lapangan

Ceklist merupakan pekerjaan dari tim quality control. Pada pekerjaan


ini dilakukan pengecekan bila suatu istruksi pekerjaan telah
dilakukan oleh pekerja dan telah sesuai dengan arahan dari pihak staf
bagian lapangan.
Ceklist pekerjaan lapangan dilakukan pada pekerjaan pembesian,
pemasangan bekisting, dan lainnya. Pengecekan ini dilakukan untuk
memastikan pekerjaan sudah sesuai gambar kerja dan pekerjaan
dilakukan sesuai aturan yang ditetapkan pada kontrak.
Pekerjaan pemeriksaan atau ceklist dilakukan dengan mengisi
formulir ceklist.Setelah ceklist dilakukan dapat dikeluarkan instruksi
untuk pekerjaan selanjutnya, misalnya instruksi pengecoran bila
pemasangan penulangan dan bekisting telah dinyatakan oke.

 Uji kuat tekan beton di laboratorium


Uji kuat tekan beton merupakan pengujian untuk mengetahui nilai
kuat tekan beton yang digunakan pada saat pengecoran. Benda uji
yang digunakan adalah benda uji dengan bentuk silinder. Nilai kuat
tekan yang dihasilkan tergantung pada bentuk dan ukuran benda uji.
Penimbangan, prosedur pencampuran, metode pengambilan benda
uji, pencetakan dan umur, temperatur, dan kondisi kelembaban
selama perawatan.
Hasil pengujian kuat tekan beton dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pengendalian mutu dari beton, penentuan spesifikasi hasil
pengecoran, evaluasi komposisi pencampuran beton, dan lainnya.
Benda uji untuk pengujian ini dibuat pada saat setelah melakukan
slump test beton. Benda uji yang digunakan adalah pada truck mixer
pertama, ketiga, kelima, kesepuluh, dan kelipatan sepuluh dari setiap
kali pengecoran. Benda uji yang dibuat diberikan penamaan sehingga
menghindari akibat penukaran benda uji.
Selanjutnya bila benda uji mulai kering, cetakan dibuka dan
dilakukan perawatan pada bak curing atau bak perawatan. Benda uji
ini direndam untuk menjaga kelembaban dari beton. Selanjutnya
ditunggu hingga 7 hari dan 28 hari untuk dilakukan pengujian kuat
tekan pada benda uji.

Proses pengujian harus segera dilakukan bila benda uji sudah keluar
dari bak perawatan, hal ini supaya benda uji tidak kehilangan
kelembabannya. Pengujian dilakukan untuk empat buat benda uji
disetiap pengujiannya.
Pada proyek The Pakubuwono Menteng, pengujian kuat tekan beton
dilakukan di laboratorium Teknik Sipil Universitas Indonesia. Dengan
cara mendaftarkan benda uji terlebih dahulu sampai waktu pengujian
tiba dan benda uji dibawah untuk dilakukan pegujian. Pengujian ini
disaksikan oleh pihak owner dan kontraktor.
Setelah keluar hasil tes kuat tekan beton kemudian data akan
dimasukkan kedalam laporan hasil pengujian crushing test untuk
dilakukan perhitungan dan konfersi oleh pihak quality control
kontraktor
Hasil tes yang sudah dikonfersi kemudian akan menunjukkan “OK”
bila kuat tekan beton lebih besar dari mutu yang ditetapkan. Bila yang
tertera adalah “NOT OKE” maka akan dilanjutkan dengan pengujian
selanjutnya yaitu hammer test, N&T Test (Kepadatan Beton).
 Uji besi tulangan di laboratorium

Tes besi terdiri dari dua jenis, yakni uji tarik besi dan uji tekuk besi.
Pengujian ini dilakukan setiap 25.000kg besi. Artinya, pada saat
pemasokan besi, bila kuantitas telah mencapai 25.000kg
dilakukan pengujian untuk satu set besi begipun kelipatannya. Satu
set besi yang akan diuji terdiri dari tiga buah potongan besi dengan
jenis dan diameter yang sama. Pada proyek The Pakubuwono
Menteng, pengujian ini dilakukan pada Laboratorium DKI Jakarta,
Cempaka Putih. Pengujian dapat dilakukan setelah mengikuti
prosedur pendaftaran dan pembayaran diawal. Pengujian dilakukan
dengan diawasi oleh pihak owner, dan staf quality control dari pihak
kontraktor.

UJI TARIK UJI TEKUK

Hasil dari pengujian ini dapat langsung diambil pada hari yang sama
dengan pengujian, kemudian dimasukkan dalam data tes tulangan besi
kontraktor untuk dapat memastikan bahwa besi lulus seleksi. Untuk
uji tekuk besi harus dapat ditekuk hingga 180 derajat tanpa
menimbulkan retak.
 Ultrasonic Test (UPV Tes)

Ultrasonic test merupakan metode untuk memperkirakan kekuatan


beton yang didasarkan pada hubungan kecepatan gelombang UPV
melalui media beton. Ultrasonic test merupakan salah satu pengujian
yang cepat karena hasilnya dapat langsung dilihat tanpa runtutan
proses lainnya, namun kelemahan dari tes ini adalah hasilnya belum
mewakili kekuatan suatu struktur, sehingga tetap dilakukan pengujian
kuat tekan beton.
Prinsip pengerjaan ultrasonic test didasarkan pada penangkapan
gelombang pantul. Pengecekan ini tidak menimbulkan bekas atau
kerusakan pada benda uji. Pada pengujian ini menggunakan suatu
alat yang bernama pulser. Alat pulser merupakan perangkat
elektronika yang menghasilkan energi berfrekuensi tinggi dan
kemudian memeriksa objek dalam bentuk gelombang. Dari
gelombang ini akan menghasilkan informasi mengenai gelombang
dan nilai kuat tekan beton.
Pada proyek The Pakubuwono Menteng pengujian UPV tes
dilakukan oleh PT. Jagad Prima Utama dan dilakukan lagsung di
lapangan. Pengujian diawali dengan memberikan beberapa titik pada
kolom yang akan diuji, kemudian dilakukan pengecekan pada titik-
titik yang telah ditandai, bergeser perlahan dengan jarak 1cm. Hasil
dari pengujian ini akan langsung keluar pada alat, kemudian hasil
nilai kuat beton bisa dituliskan pada kolom tersebut.

 Crushing Test kepala kolom

Cruising test merupakan salah satu pengujian untuk menguji kekuatan


dari hasil grouting kepala kolom pada proyek The Pakubuwono
Menteng. Pengujian ini dilakukan untuk produk Sika. Pengujian
cruising test dilakukan langsung pada benda uji di laboratorium
teknik sipil Universitas Indonesia, dengan disaksikan oleh owner, staf
kontraktor, dan mandor pekerja.
Benda uji untuk cruishing test dibuat dengan ukuran 5cm x 5cm.
Setelah benda uji dibuat dilakukan perendaman selama ketentuan
waktu yang ditetapkan. Pengujian ini dilakukan pada benda uji
dengan umur 7 hari dan 28 hari.

c. Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu dilakukan dengan merencanakan waktu tahapan dan


pelaksanaanya di lapangan. Dalam pelaksanaanya, suatu tahapan pekerjaan
dilihat terlebih dahulu situasi dan kondisi di lapangan sehingga dapat
ditentukan durasi yang tepat pada tahapan pekerjaan tersebut. Pengendalian
waktu dilakukan agar pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Pengendalian waktu dilakukan dengan membuat kurva S dan time
schedule. Time schedule dan kurva s menggambarkan perencanaan waktu
dan presentasae pekerjaan di lapangan.
Pengendalian waktu dengan kurva S dapat dilakukan dengan
membandingkan kurva S realisasi dan kurva S rencana. Pada perbandingan
ini dapat diketahui pekerjaan pada proyek bisa dikatakan lambat atau cepat.
Kurva S pada proyek The Pakubuwono Menteng.
Bila terjadi perlambatan pada proyek maka pihak kontraktor harus segera
melakukan evaluasi dan antisipasi sesuai kasus yang terjadi di lapangan. Hal
ini untuk mengurangi keterlambatan yang akan menyebabkan penumpukan
pekerjaan, kemoloran penyelesaian pekerjaan, dan fatalnya adalah denda
keterlambatan.
Untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan, maka perlu dilakukan
beberapa tindakan, seperti: membuat rencana yang lebih matang sebelum
dilakukannya suatu pekerjaan, memperbaiki dan memperbaharui metode
kerja yang digunakan sehingga lebih efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai