Anda di halaman 1dari 138

Sistem Penyaluran Air Buangan

Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, Tugas Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Tulangan,
Candi dan Tanggulangin dapat terselesaikan. Tugas Perencanaan ini disusun sebagai
persyaratan 1 sks mata kuliah Sistem Penyaluran Air Buangan di semester 5 pada Program
Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Dalam penyusunan Tugas Perencanaan ini, penulis banyak mendapat saran, dorongan,
bimbingan, serta keterangan-keterangan dari berbagai pihak yang merupakan ilmu yang tidak
dapat diukur dalam bentuk materi, namun menyadarkan penulis bahwa sesungguhnya
pengetahuan tersebut adalah guru yang terbaik dan sangat berguna dikemudian hari.
Dalam pengerjaan Tugas Besar Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan ini telah
melibatkan berbagai pihak yang membantu dalam banyak hal. Oleh sebab itu, disini penulis
sampaikan rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Okik Hendiyanto, ST. MT selaku dosen Pengampu mata Kuliah Sistem
Penyaluran Air Buangan
2. Ibu Juli Winarti S.T., selaku Asisten Dosen pembimbing Tugas Besar Perencanaan
Sistem Penyaluran Air Buangan.
3. Kedua orang tua yang selalu memberi dukungan baik secara mental maupun material.
4. Seluruh anggota kelompok Tugas Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan yang
turut bekerja sama.
5. Semua pihak yang terlibat dan tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.

Surabaya, 27 November 2018

Penulis

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR ii
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keberadaan air merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehiduupan
sehari-hari manusia. Air bersih dalam kehidupan manusia tidak dapat langsung habis.
Melainkan akan menimbulkan sisa air yang tidak dapat dipakai atau serin disebut air
limbah atau air buangan. Keberadaan air limbah harus diolah secara baik supaya tidak
menimbulkan masalah-masalah yang dapat menurunkan kualitas air bagi kehidupan
manusia.
Air limbah yang dimaksud dalam perencanaan ini adalah air sisa kehidupan
manusia, baik dari rumah tangga (domestik) dan industri (non domestik). Air limbah ini
perlu di olah lebih lanjut supaya tidak menimbulkan bahaya bagi makhluk hidup. Dalam
pengelolaan air limbah mulai dari sistem penyaluran hingga pengolahan air limbah harus
memiliki sistem yang baik, sehingga akan mengurangi terjadinya pencemaran bagi
lingkungan.
Adanya peningkatan jumlah penduduk dan pembangunan gedung-gedung atau
perumahan Kabupaten Sidoarjo di kecamatan Candi, Tanggulangin, dan Tulangan. Maka
kebutuhan akan air semakin besar dan hasil dari penggunaan air tersebut pun akan
semakin besar pula dengan kualitas air limbah yang sangat buruk dikarenakan adanya
pengunaan zat-zat kimiawi yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan di sekitarnya,
sehingga di perlukan pengaturan yang baik dalam pendistribusian air tersebut. Kebutuhan
air yang semakin besar merupakan faktor utama meningkatnya debit air buangan.
Dengan demikian kami melakukan perancangan sistem penyaluran air buangan di
kabupaten sidoarjo tepatnya di kecamatan Candi, Tanggulangin, dan Tulangan dapat di
harapkan daerah tersebut dapat memiliki sarana dan prasarana pengolahan buangan yang
baik.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 3
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

1.2 Maksud dan Tujuan


2.1.1 Maksud
Perencanaan ini untuk lebih memahami tentang penyaluran air buangan
sehingga dapat merencanakan sistem penyaluran disuatu daerah yang efektif dan
efisien hingga dapat diaplikasikan dikemudian hari.
2.1.2 Tujuan dari sistem penyaluran air buangan adalah :
1. Mencegah timbulnya penyakit yang disebabkan oleh air sebagai media perantara
yang dapat mengganggu dan mempengaruhi kesehatan
2. Mencegah timbulnya pencemaran pada lingkungan
3. Mencegah timbulnya bau tidak sedap dan mempengaruhi nilai estetika
lingkungan

1.3 Ruang lingkup


Merupakan batasan-batasan masalah yang berada pada penyaluran air buangan
yang berada di Kabupaten Sidoarjo yang meliputi tiga kecamatan yaitu Tanggulangin,
Candi, dan Tulangan, dan seluruh konsumen yang dititik beratkan pada RTRW kab.
Sidoarjo.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 4
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Limbah


Menurut Metcalf dan Eddy (2003), yang dimaksud air buangan (waste water)
adalah kombinasi dari cairan dan sampah–sampah (air yang berasal dari daerah
permukiman, perdagangan, perkantoran, dan industri) bersama–sama dengan air tanah,
air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.
Menurut Ehlers dan Steel dalam Anwar (1999), limbah merupakan cairan yang
dibawa oleh saluran air buangan. Secara umum dapat dikemukakan air buangan adalah
cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum
lainnya, dan biasanya mengandung bahan-bahan/zat yang dapat membahayakan
kehidupan manusia serta mengganggu kelestarian hidup.

2.2. Sumber Air Limbah


Air limbah ini berasal dari berbagai sumber, secara garis besar dapat dikelompokan
menjadi sebagai berikut:
a. Air buangan domestik
Air buangan domestik yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman
penduduk. Pada umumnya air limbahan ini terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni),
air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari bahan-bahan
organik. Air limbah domestik yang banyak mengandung zat organik sangat
memungkinkan timbulnya bakteri patogen. Bahan-bahan organik tersebut dapat
langsung diolah secara biologis.
Air limbah domestik sendiri dibedakan menjadi dua yaitu grey water dan
black water. Grey water adalah air limbah non kakus seperti air limbah yang
dihasilkan dari kegiatan sehari-hari seperti mandi dan mencuci sedangkan untuk air
limbah kakus disebut black water.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 5
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

b. Air buangan non domestik


Air buangan non domestik adalah air bekas pemakaian yang berasal dari
daerah non pemukiman, yaitu daerah komersial, institusional, perkantoran, rumah
sakit, industri, laboratorium dan lainnya. Air buangan non domestik yang
didominasi dari bahan anorganik berasal dari industri-industri dan dapat
dikategorikan sebagai air buangan domestik, yang pengolahannya tidak dapat
diolah secara langsung dengan proses biologis. Karena sifatnya yang korosif, maka
sistem pengolahan air buangan yang berasal dari industri menggunakan saluran
khusus yang tahan terhadap korosif. Jika air buangan industri setelah diolah dalam
tingkat pra pengolahan atau pengolahan pendahuluan (pre-treatment) telah
memenuhi standart yang sama dengan air domestik, maka sistem pengalirannya
dapat diijinkan bersama-sama dengan saluran air buangan domestik. Namun,
apabila pada tingkat pengolahan pendahuluan tidak menurunkan kadar kontaminan
sehingga memenuhi standart yang sama dengan air buangan domestik, maka air
buangan industri harus ditangani secara khusus dan individual oleh industri itu
sendiri dengan instalasi pengolahan air limbah industri.
c. Infiltrasi
Sumber air buangan infiltrasi berasal dari air hujan yang melimpas di atas
permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah sebagai akibat terjadinya hujan di
sekitar daerah pelayanan dan sepanjang perpipaan. Air tersebut dapat masuk ke
sistem penyaluran air buangan melalaui sambungan pipa, dinding manhole dan
asesoris pipa. Besarnya infiltrasi = 0,2 – 30 m3/Ha/hari pada musim kemarau.
Saat musim hujan bisa mencapai > 500 m3/Ha/hari. Kuantitas infiltrasi
tergantung dari panjang saluran, area pelayanan, kondisi tanah dan topografi,
dan kepadatan penduduk.

2.3. Sistem Pengolahan Air Limbah


Menurut Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Pekerjaan Umum,
2003. Hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam perencanaan desain
suatu sistem penyaluran air buangan meliputi
1. Sistem perpipaan merupakan saluran yang tertutup, sehingga terhindar dari
gangguan terhadap lingkungan di sekitarnya dan saluran tidak terganggu oleh
kegiatan disekitarnya,
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 6
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

2. Air bekas dibuang dari pemukiman penduduk agar tidak mengganggu


keindahan dan kesehatan lingkungan yang ditimbulkan oleh proses penguraian
maupun lalat dan binatang lain yang mungkin hidup sehingga harus disalurkan
ke pengolahan,
3. Waktu pengaliran air buangan dari titik terjauh ke lokasi pengolahan tidak
boleh lebih dari 18 jam untuk menghindari terjadinya proses penguraian dalam
saluran,
4. Penyaluran air buangan dilakukan dengan cara gravitasi dalam saluran tidak
bertekanan,
5. Jaringan sistem pengumpul.

Sistem pengolahan air buangan terbagi dua yaitu pengolahan air limbah
setempat (onsite) dan pengolahan air limbah terpusat (offsite). Pengolahan air
buangan pada sistem onsite merupakan tangguang jawab pribadi, sedangkan untuk
sistem offsite merupakan pengolahan air buangan yang dikumpulkan melalui
jaringan penyaluran air buangan ke unit pengolahan air buangan dalam sebuah zona
layanan (Hardjosuprapto, 2000:5).
a. Pengolahan Air Limbah Setempat (onsite system)
Pengolahan Air Limbah Setempat (onsite System) merupakan sistem
pengelolaan dimana fasilitas pengolahan air limbah yang dialirkan ke dalam
suatu tempat penampungan seperti tangki septik sebagai tempat pengolahan.
Sistem ini biasanya digunakan dalam skala kecil, tetapi ada juga yang digunakan
dalam skala besar (WC Umum).
Kriteria perencanaan untuk sistem setempat (onsite system) meliputi
1) Kemampuan ekonomi rendah.
2) Pemakaian air kurang dari 120 liter/orang/hari.
3) Jumlah penduduk yang terlayani kurang dari 200 jiwa/ha.
4) Pendapatan ekonomi penduduk rendah.
5) Persyaratan badan air penerima rendah.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 7
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Kelebihan dari sistem setempat adalah:


1) Biaya pembuatan relatif murah.
2) Bisa dibuat oleh setiap sektor ataupun pribadi.
3) Teknologi dan sistem pembuangannya cukup sederhana.
4) Oprasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab pribadi.
Disamping itu, kekurangan sistem setempat ini adalah:
1) Umumnya tidak disediakan untuk air bekas seperti dari dapur, mandi dan
cuci.
2) Mencemari air tanah bila syarat-syarat teknis pembuatan dan pemeliharaan
tidak sesuai aturannya.
b. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (offsite system)
Sistem pengelolaan air limbah terpusat adalah sistem pengelolaan air
limbah dengan menggunakan suatu sistem jaringan perpipaan untuk menampung
dan mengalirkan air limbah ke suatu tempat untuk selanjutnya diolah.
Kriteria perencanaan untuk sistem terpusat (offsite system) meliputi
1) Kepadatan penduduk tinggi.
2) Tidak mempunyai cukup lahan untuk bidang resapan.
3) Pendapatan penduduk tinggi.
Kelebihan sistem ini adalah masing-masing sistem saluran mempunyai
dimensi yang relatif kecil sehingga memudahkan dalam kontruksi serta operasi
dan pemeliharaannya. Kelemahan dalam sistem ini adalah memerlukan tempat
luas untuk jaringan masing-masing sistem saluran.
Sistem penyaluran air buangan dapat dilakukan secara terpisah, tercampur,
maupun kombinasi antara saluran air buangan dengan saluran air hujan
(Masduki, 2000).
1) Sistem Penyaluran Terpisah
Sistem ini dikenal dengan full sewerage, dimana air buangan
domestik/non domestik, dan air hujan dialirkan secara terpisah melalui
saluran yang berbeda. Sistem ini diguanakan dengan pertimbangan antara
lain:
a) Periode musim hujan dan kemarau panjang.
b) Kuantitas aliran yang jauh berbeda antara air hujan dan air buangan
domestik.
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 8
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

c) Air buangan umumnya memerlukan pengolahan terlebih dahulu,


sedangkan air hujan harus secepatnya dibuang ke badan air penerima.
d) Fluktuasi debit (air buangan domestik dan limpasan air hujan) pada musim
kemarau dan musim hujan relatif besar.
e) Saluran air buangan dalam jaringan riol tertutup, sedangkan air hujan
dapat berupa polongan (conduit) atau berupa parit terbuka (ditch).
Kelebihan sistem ini adalah masing-masing sistem saluran mempunyai
dimensi yang relatif kecil sehingga memudahkan dalam kontruksi serta
operasi dan pemeliharaannya. Kelemahan dalam sistem ini adalah
memerlukan tempat luas untuk jaringan masing-masing sistem saluran.
Beberapa alternatif dalam sistem penyaluran air buangan secara
terpisah adalah sebagai berikut:
a) Sistem Penyaluran Konvensional
Merupakan suatu jaringan perpipaan yang membawa air buangan ke
suatu tempat yang berupa bangunan pengolahan atau tempat pembuangan
air seperti badan air. Sistem ini terdiri dari jaringan persil, pipa servic, pipa
lateral, dan pipa induk yang melayani penduduk untuk suatu daerah
pelayanan yang cukup luas. Setiap jaringan pipa dilengkapi dengan lubang
periksa (manhole) yang ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu. Apabila
kedalam pipa tersebut mencapai 7 meter, maka air buangan harus dinaikan
dengan pompa dan selanjutnya dialirkan secara gravitasi ke lokasi
pengolahan dengan mengandalkan kecepatan.
Untuk membangun sistem penyaluran secara konvensional
diperlukan biaya yang tinggi sehingga sistem ini hanya cocok bila
masyarakat menginginkan dan mampu untuk membiayai pengoperasian
dan pemeliharaannya, serata tidak ada pilihan lain. Daerah yang cocok
untuk penerapan sistem ini antara lain (Departemen Pekerjaan Umum,
1989):
1) Daerah yang sudah memiliki sistem jaringan saluran konvensional
atau dekat dengan daerah yang memiliki sistem ini.
2) Daerah yang memiliki kepekaan lingkungan tinggi, misalnya daerah
pariwisata.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 9
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

3) Lokasi pemukiman baru dimana penduduknya berpenghasilan cukup


tinggi dan mampu membiayai operasi dan pemeliharaan sistem
tersebut.
4) Dipusat kota dimana terdapat gedung-gedung bertingkat yang apabila
tidak dibangun jaringan saluran, akan diperlukan lahan untuk
pembuangan dan pengolahan sendiri.
5) Dipusat kota dimana kepadatan penduduk sudah mencapai 300
jiwa/Ha dan umumnya penduduk menggunakan air tanah, serta lahan
untuk penggunaan sistem setempat sangat sulit dan permeabilitas
tanah buruk.

Gambar 2.1 Layout Pipa Sistem Penyaluran Konvensional

b) Sistem Shallow Sewer


Shallow Sewer disebut juga sebagai simplified sewerage atau
condominial sewerage (Mara, 1996). Sistem ini telah banyak diterapkan di
Brazil, negara-negara Amerika Selatan dan beberapa negara Asia.
Pada intinya sistem ini sama dengan sistem konvensional yaitu
menyalurkan air buangan domestik baik padatan maupun cairan. Berbeda
dengan sistem konvensional, sistem ini mengangkut air buangan dalam
skala kecil dan pipa dipasang dengan kemiringan lebih landai. Peletakan
sistem ini biasanya diterapkan pada blok-blok rumah. Untuk mengangkut
air buangan diperlukan air pembilas.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 10
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

(A) (B)
Gambar 2.2 Contoh Layout Saluran Shallow Sewerage pada Perumahan Tak Teratur dan Teratur (Mara, 1996)
Layout saluran Shallow Sewerage pada gambar A merupakan
contoh penerapan pada perumahan yang tidak teratur, dimana pipa-pipa
pelayanan menjangkau seluruh rumah yang dilayani sehingga pipa tersebut
berkelak-kelok. Gambar B merupakan contoh penerapan pada perumahan
yang teratur, dimana pipa-pipa yang melayani perumahan cenderung lurus
dan teratur.
Biaya pembuatan Shallow Sewerage lebih murah bila dibandingkan
dengan penyaluran secara konvensional dan bahkan mungkin lebih murah
dari pada sistem pengolahan limbah setempat. Biaya untuk sistem ini dapat
mencapai 30 – 50% dari biaya sistem penyaluran konvensional disebabkan
oleh penggalian yang dangkal, pipa yang digunakan berdiameter kecil dan
unit pengawasan yang sederhana dalam tempat manhol yang tidak besar.
Sistem ini lebih cocok sebagai jaringan sekunder di daerah
perkampungan dengan kepadatan tinggi dan tidak dilewati oleh kendaraan
berat. Sistem ini melayani air buangan dari kamar mandi, cucian, pipa
servis, pipa lateral, tanpa pipa induk dan dilengkapi oleh pengolahan
sederhana.

c) Sistem Small Bore Sewer


Saluran pada sistem riol ukuran kecil (Small Bore Sewer) ini
dirancang hanya untuk menerima bagian-bagian cair dari air buangan
kamar mandi, cuci, dapur dan efluen dari tangki septik, sehingga
salurannya harus bebas zat padat. Saluran tidak dirancang untuk self

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 11
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

cleansing, dari segi ekonomis sistem ini lebih murah dibandingkan dengan
sistem konvensional.
Daerah pelayanannya sistem ini relatif lebih kecil, pipa yang
dipasang hanya pipa persil dan servis menuju lokal pembuangan akhir.
Pipa lateral dan pipa induk tidak diperlukan, kecuali untuk beberapa
daerah perencanaan dengan kepadatan penduduk sangat tinggi dan
timbulan air buangan yang sangat besar. Sistem ini dilengkapi dengan
instalasi pengolahan sederhana.
Syarat yang harus dipenuhi untuk penerapan sistem ini:
1) Memerlukan tangki septik yang berfungsi untuk memisahkan padatan
dan cairan.
2) Diameter pipa minimal 50 mm karena tidak membawa padatan.
3) Aliran yang terjadi dapat bervariasi.
4) Aliran yang terjadi dalam pipa tidak harus memenuhi kecepatan self
cleansing karena tidak harus membawa padatan.
5) Kecepatan maksimum 3 m/detik.

Gambar 2.3 Skema Small Bore Sewer

Kondisi kawasan yang cocok menerapkan small bore sewer adalah


di daerah dengan kepadatan penduduk > 200 jiwa/Ha, kemiringan tanah
cenderung datar < 2% dan umumnya sudah memiliki septic tank akan
tetapi tidak ada lahan untuk membuat bidang resapan atau bidang
resapannya tidak efektif karena permeabilitas tanah tidak memenuhi
syarat.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 12
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Kelebihan sistem Riol ukuran kecil:


1) Cocok untuk daerah dengan kerapatan penduduk sedang sampai tinggi
terutama daerah yang telah menggunakan tangki septik tapi tanah
sekitarnya sudah tidak mampu lagi menyerap effluen tangki septik.
2) Biaya pemeliharaan relatif murah.
3) Mengurangi kebutuhan air, karena saluran tidak mengalirkan padatan.
4) Mengurangi kebutuhan pengolahan misalnya screening.
5) Biasanya dibutuhkan di daerah yang tidak mempunyai lahan untuk
bidang resapan atau permeabilitas tanahnya jelek.
Kekurangan sistem Riol ukuran kecil:
1) Memungkinkan lahan untuk tangki pemisahan padatan dengan cairan
air buangan.
2) Memungkinkan untuk terjadi clogging karena diameter pipa yang kecil,
saluran hanya menerima air buangan tanpa padatan, maka rencananya
sangat berbeda dengan konvensional.
3) Small bore sewer mempunyai daerah pelayanan relatif lebih kecil
dibandingkan dengan jaringan saluran secara konvensional.

2) Sistem Penyaluran Tercampur


Pada sistem ini, air buangan disalurkan bersama dengan limpasan air
hujan dalam satu saluran tertutup. Dasar pertimbangan diterapkan sistem ini
antara lain:
a) Debit air hujan dan air buangan secara umum relatif kecil sehingga dapat
disatukan.
b) Fluktuasi curah hujan dari tahun ke tahun relatif kecil.
Kelebihan sistem ini adalah hanya diperlukannya satu jaringan
sistem penyaluran air buangan, sehingga dalam operasi dan
pemeliharaannya lebih ekonomis. Selain itu terjadi pengurangan
konsentrasi pencemaran air buangan karena adanya pengenceran dari air
hujan. Kelemahannya adalah diperlukannya perhitungan debit air hujan
dan air buangan yang cermat. Selain itu karena salurannya tertutup, maka
diperlukan ukuran riol berdiameter besar serta luas lahan yang cukup luas
untuk menempatkan instalasi pengolahan air buangan.
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 13
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

3) Sistem Kombinasi
Sistem ini dikenal dengan istilah “interceptor” dimana air buangan
dan air hujan disalurkan bersama-sama sampai tempat tertentu baik melalui
saluran terbuka maupun saluran tertutup tetapi sebelum mencapai lokasi
instalasi pengolahan antara air buangan dan air hujan dipisahkan melalui
bangunan regulator.
Air buangan dimasukkan ke saluran pipa induk untuk disalurkan ke
lokasi pembuangan akhir, sedangkan air hujan langsung dialirkan ke badan
penerima air. Pada musim kemarau air buangan akan masuk seluruhnya ke
pipa induk dan tidak akan mencemari badan air. Sistem ini diterapkan pada:
a) Daerah yang dilalui sungai yang airnya dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu, misalnya sebagai bahan baku penyediaan air bersih
sehingga penting untuk dilindungi dari pencemaran.
b) Daerah yang untuk program jangka panjang direncanakan akan
ditetapkan sistem saluran secara konvensional. Karena itu pada tahap
awal dapat dibangun saluran pipa induk yang untuk sementara dapat
dimanfaatkan sebagai saluran air hujan.

2.4. Penentuan Daerah Pelayanan


Penentuan daerah pelayanan sistem penyaluran air buangan skala permukiman
merupakan hal penting dalam keberfungsian sistem setelah dibangun. Penentuan daerah
pelayanan akan sangat terkait dengan lokasi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).
Penentuan lokasi IPAL dan daerah pelayanan harus dilakukan dengan baik pada tahap
perencanaan (Dirjen Cipta Karya PU, 2016).
Penentuan daerah pelayanan didasari beberapa pertimbangan, dengan melihat peta
dan penganalisaan. Hal – hal yang perlu dipertimbangkan antara lain:

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 14
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

2.3.1 Topografi Daerah


Kondisi topografi suatu wilayah perlu dipertimbangkan dalam perencaanaan
sistem penyaluran air buangan. Hal tersebut karena kondisi topografi suatu daerah
akan berpengaruh pada arah aliran air. Diperkirakan bahwa air akan bercenderung
mengalir dari daerah berelevasi tinggi menuju ke daerah berelevasi rendah dengan
kemiringan daerah.

2.3.2 Luas daerah


Daerah pelayanan pengaliran air buangan dapat dibatasi yaitu dengan melihat
daerah yang luas pengalirannya dapat tertampung pada saluran dengan panjang
tertentu, karena luas daerah akan menentukan debit yang dialirkan pada saluran.

1. Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah salah satu faktor penentuan daerah
pelayanan. Semakin banyak penduduk, maka volume air buangan yang
dihasilkan akan semakin besar. Hal tersebut dapat berpengaruh pada dimensi
sistem penyaluran air buangan yang dibutuhkan.

2. Kondisi sanitasi daerah perencanaan.


Kondisi sanitasi perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi desain
perencanaan sistem air buangan. Sistem penyaluran air buangan dapat
dikategorikan menjadi sistem terpisah (separated system) dan sistem tercampur
(combined system). Sistem terpisah yaitu air buangan domestik di salurkan
tersendiri dalam jaringan riol tertutup, sedangkan limpasan air hujan di salurkan
tersendiri dalam saluran drainase khusus untuk air hujan atau air yang relatif
tidak tercemar. Sistem terpisah biasanya didesain dengan saluran terbuka dan
cocok untuk daerah musim hujan yang relatif besar. Berbeda dengan sistem
terpisah, sistem tercampur yaitu air buangan domestik dan limpasan air hujan di
salurkan dalam satu saluran tertutup dan cocok digunakan untuk kawasan musim
hujan yang relatif kecil (Soewondo, 2009).

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 15
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

3. Fasilitas Umum
Dalam hal ini, fasilitas umum yang dimaksud yaitu seperti pasar, mall,
industri, terminal dan rumah sakit.

2.5. Kebutuhan Air Domestik


Kebutuhan air domestik meliputi kebutuhan air di dalam rumah, kebutuhan air di
luar rumah dan kran umum. Kebutuhan air di dalam rumah meliputi kebutuhan untuk
minum, memasak, sanitasi, membersihkan rumah, mencuci pakaian dan mencuci
kendaraan. Sementara kebutuhan di luar rumah meliputi kebutuhan untuk menyiram
kebun, air mancur, dan kolam renang. Kebutuhan untuk kran yang dimanfaatkan oleh
publik. (Twort dkk, 2003)
Kebutuhan air domestik di Indonesia menurut Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
(2000) mengacu pada data yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Departemen Pekerjaan Umum melalui Direktorat Air Bersih dengan mengklasifikasikan
daerah menjadi dua kategori yaitu kota dan desa. Kriteria kota dibedakan lagi menjadi
empat kategori yaitu kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil.
Jumlah kebutuhan didasarkan pada banyaknya penduduk, presentase yag diberi air
dan cara pembagian air yaitu dengan:

1. Sambungan langsung (SL), yaitu kran yang disediakan sampai dalam rumah atau tiap
bangunan.
2. Kran umum (KU), yaitu bak air yang dipakai bersama oleh sekelompok rumah atau
bangunan.

………. (2.1)
Keterangan :
Qdomestik = debit domestik (liter/detik)
QSL = debit sambungan langsung(liter/detik)
QKU = debit kran umum (liter/detik)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 16
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Berikut ini adalah tabel kebutuhan air domestik menurut P.U Cipta Karya :

Tabel 2.1 Kebutuhan Air Domestik


Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Wilayah
500.000- 100.000- 20.000-
No Uraian <1.000.000
1.000.000 500.000 100.000 <20.000 Desa
Metropolitan
Besar Sedang Kecil
Konsumsi Unit Saluran
1 190 170 130 100 80
Rumah (SR) ltr/org/hari
KonsumsiUnit Saluran
2 Keran Umum (KU) 30 30 30 30 30
ltr/org/hari

Konsumsi Unit Non


3 20-30 20-31 20-32 20-33 20-34
Domestik ltr/org/hari (%)

4 Kehilangan air (%) 20-30 20-31 20-32 20-33 20-34

5 Faktor Hari Max. 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

6 Faktor Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

7 Jumlah Jiwa Per SR 5 5 6 6 10


8 Jumlah Jiwa Per KU 100 100 100 100-200 200
Sisa Tekan di
9 Penyediaan Distribusi 10 10 10 10 10
(mka)
10 Jam Operasi 24 24 24 24 24
Volume Reservoar (%
11 20 20 20 20 20
day demand)
50:50:00 50:50:00
12 SR:KU 80:20:00 70:30:00 70:30:00
800:20:00 80:20:00
13 Cakupan Pelayanan (%) 90 90 90 90 70

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 17
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 2.2 Kebutuhan Air Domestik

Penyedia Jasa Air


No Kategori Kota Penduduk (orang) (ltr/dtk/org/hari) Kehilangan Air
SR KU
1 Metropolitan >1.000.000 190 30 20%
2 Besar 500 170 30 20%
3 Sedang 100.000-500.000 150 30 20%
4 Kecil 20.000-100.000 130 30 20%
5 I.K.K <20.000 100 30 20%
Sumber: P.U Cipta Karya, 2000

Kran umum (KU), diasumsikan penduduk yang dilayani adalah 20% dari jumlah
penduduk. Standart kebutuhan airnya adalah sebesar 30 L/orang/hari.

2.4. Kebutuhan Air Bersih Non Domestik


Kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air selain untuk keperluan di dalam
rumah, di luar rumah, dank ran umum. Kebutuhan air non domestik meliputi kebutuhan
air untuk indusri, instansi/kantor, dan fasilitan umum (Dharma, 2015).

Kebutuhan air non domestik untuk kota dapat dibagi dalam beberapa kategori:
1. Kategori I (Metropolitan)
2. Kategori II (Kota Besar)
3. Kategori III (Kota Sedang)
4. Kategori IV (Kota Kecil)
5. Kategori V (Desa)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 18
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

………. (2.2)

Dimana :
Q nondomestik = Debit non domestik (liter/hari)
ap = asumsi pemakaian
skf = standar kebutuhan fasilitas
jf = jumlah fasilitas

Berikut ini merupakan tabel kategori sektor air bersih menurut Ditjen Cipta Karya Dep
PU:

Tabel 2.3 Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori I, II, III dan IV

No. Sektor Nilai Satuan


1 Sekolah 10 liter/murid/hari
2 Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
3 Puskesmas 2000 liter/hari
4 Msjid 3000 liter/hari
5 Kantor 10 liter/pegawai/hari
6 Pasar 12000 liter/hektar/hari
7 Hotel 150 liter/bed/hari
liter/tempat
8 Rumah Makan 100
duduk/hari
9 Komplek Militer 60 liter/orang/hari
10 Kawasan Industri 0,2-0,8 liter/detik/hektar
11 Kawasan Pariwisata 0,1-0,3 liter/detik/hektar
Sumber: Ditjen Cipta Karya Dep PU, 2000

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori V

No Sektor Nilai Satuan

1 Sekolah 5 liter/murid/hari
2 Rumah Sakit 200 liter/bed/hari
3 Puskesmas 1200 liter/hari
4 Hotel 90 liter/hari
5 Kawasan Industri 10 10 liter/hari
Sumber: Ditjen Cipta Karya Dep PU, 2000

Tabel 2.5 Kebutuhan Air Non Domestik Kategori Lain

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 19
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

No Sektor Nilai Satuan

1 Lapangan Terbang 10 l/det

2 Pelabuhan 50 l/det

3 Stasiun KA-Terminal Bus 10 l/det

4 Kawasan Industri 0,75 l/det/Ha

Sumber: Ditjen Cipta Karya Dep PU, 2000

Tabel 2.6 Rata-Rata Kebutuhan Air Per Orang Per Hari

Jangka
Perbandingan
Pemakaian air waktu
luas lantai
No Jenis Gedung rata-rata sehari pemakaian Keterangan
efektif total
(liter) air rata-rata
(%)
sehari (jam)
Perumahan
1 250 8-10 42-45 Setiap Penghuni
mewah
2 Rumah Biasa 160-250 8-10 50-53 Setiap Penghuni
Mewah 250L, Menengah
3 Apartment 200-250 8-10 45-50
190L, bujangan 120 L
4 Asrama 120 8 - Bujangan
Mewah >1000 (setiap tempat tidur pasien)
Menengah 500- Pasien Luar : 500 L, Staf/
5 Rumah Sakit 8-10 45-48
1000 Umum 350- pegawai : 120 L, Kel.pasien
500 : 160 L
6 Sekolah Dasar 40 5 58-60 Guru : 100L
7 SLTP 50 6 58-60 Guru : 100L
SLTA dan lebih
8 80 6 - Guru/dosen : 100L
tinggi
9 Rumah took 100-200 8 - Penghuninya : 160L
10 Gedung Kantor 100 8 60-70 Setiap Pegawai
Toserba (Toko Pemakaian air hanya untuk
11 serba ada, 3 7 55-60 kakus, belum termasuk
department store) untuk bagian restorannya

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 20
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Jangka
Perbandingan
Pemakaian air waktu
luas lantai
No Jenis Gedung rata-rata sehari pemakaian Keterangan
efektif total
(liter) air rata-rata
(%)
sehari (jam)
Buruh Pria : 60, Per orang, setiap giliran
12 Pabrik/Industri 8 -
buruh wanita : 100 (kalau kerja lebih dari 8 jam)
penumpang (yang tiba
13 Stasiun/ Terminal 3 15
- maupun berangkat)
14 Restoran 30 5 - Untuk penghuni : 160 L
Untuk penghuni : 160 L,
15 Restoran Umum 15 7
- pelayan : 100 L
Kalau digunakan siang dan
malam pemakaian air
Gedung dihitung per penonton, jam
16 30 5 53-55
pertunjukan pemakaian air dalam tael
adalah untuk satu kali
perunjukan
17 Bioskop 10 3 -
Pedagang besar : 30 L/tamu,
18 Toko pengecer 40 6 10 L/staff atau 5 L/ hari
setiap m2 luas lantai
Untuk setiap tamu, untuk
19 Hotel/Penginapan 250-300 10 - staff 120-150 L , penginapan
200L
Gedung Didasarkan pada jamaah /
20 10 2 -
peribadatan hari
Untuk setiap pembaca yang
21 Perputakaan 25 6 -
tinggal
22 Bar 30 6 - Setiap tamu
Perkumpulan
23 30 - - Setiap tamu
sosialisasi
24 Kelab malam 120-350 - - Setiap tempat duduk
Gedung
25 150-200 - - Setiap tamu
perkumpulan
26 Laboratorium 100-200 8 - Staff tamu

Sumber : Soufyan Moh. Noerbambang & Takeo Morimura, Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing,
PT Pradnya Paramita, Jakarta.2005, hal 48

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 21
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Untuk memprediksikan perkembangan kebutuhan air non domestik, perlu


diketahui rencana perkembangan kota beserta aktivitasnya. Bila tidak diketahui, maka
prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dan perkembangan kebutuhan
air.

2.6. Total Kebutuhan Air Bersih


Total Kebutuhan air bersih dapat diperoleh dengan menjumlah kebutuhan air dari
berbagai peruntukan.
………. (2.3)
Dimana :
Qtotal = kebutuhan air total
Qdomestik = Kebutuhan domestik (liter/hari)
Qnondomestik = Kebutuhan non domestik (liter/hari)

2.7. Kebutuhan Air Rata–Rata Harian (QRH)


Yakni banyaknya air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik, non
domestik dan kehilangan air. Secara umum kebutuhan rata– rata harian dapat ditulis
sebagai berikut.
= + + A ………(2.4)
Dimana :
QRH = kebutuhan air rata-rata harian
Qdomestik = Kebutuhan domestik (liter/hari)
Qnondomestik = Kebutuhan non domestik (liter/hari)
KA = Kehilangan air karena kebocoran (liter/hari)

2.8. Kebutuhan Air Harian Maksimum (QHM)

Yaitu kebutuhan air terbanyak yang diperlukan pada suatu hari dalam periode 1
tahun dan berdasarkan pada Qrh. Berdasarkan kebutuhan air rata – rata harian
sebelumnya, maka terdapat faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum yang secara umum
dapat ditulis:

= ………. (2.5)
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 22
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Keterangan:
QHM = Kebutuhan air harian maksimum (liter/hari)
QRH = Kebutuhan air rata – rata harian (liter/hari)
FHM = Faktor harian maksimum ( 1 < fhm < 1,5 – 2,0 )

2.9. Kebutuhan Air Jam Maksimum (QJM)


Yaitu banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu pada kondisi
kebutuhan air maksimum, terdapat suatu faktor fluktuasi kebutuhan air jam maksimum.
Secara umum dapat ditulis sebagai berikut.
= ………. (2.6)
Keterangan:
QJM = Kebutuhan air jam maksimum (liter/jam)
QRH = Kebutuhan air rata – rata harian (liter/hari)
FJM = Faktor jam maksimum ( 1 < fjm < 2,0)

2.10. Debit Air Buangan


Debit air buangan dihitung dari pemakaian air bersih pada daerah pelayanan.
Besarnya debit air buangan berkisar antara 60 – 80% merupakan campuran black water
dan grey water. Penentuan kebutuhan air buangan dapat dihitung dengan rumus dibawa
ini:
1. Air buangan rata-rata (Q Average)

Q AVE = (60 – 80%) x QT ………. (2.7)

Keterangan:
Q AVE = debit air buangan rata-rata (m3/detik)
QT = debit air bersih total (m3/detik)
(Sumber : Metcalf and Eddy, 2003)

Pada pengaliran air buangan, air yang masuk ke dalam jalur perpipaan juga akan
bertambah, yaitu air yang berasal dari infiltrasi tanah, air hujan, dan air permukaan.
Grafik hubungan luas wilayah dengan peak infiltration rate digambarkan dibawah ini :
Sumbu x sebagai : Peak infiltration rate (m3/ha-d)
Sumbu y sebagai : Luas Wilayah (ha)
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 23
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Cara plot grafik :


1. Cari nilai luas wilayah yang ingin ditentukan Peak Infiltration rate.
2. Tarik garis lurus ke atas hingga mencapai garis miring
3. Tarik garis ke samping untuk mencai nilainya

Gambar 2.4 Kurva Faktor Peak Infiltration (Sumber : Metcalf and Eddy, 2003)

Gambar 2.5 Grafik Debit Rata – rata Infiltration (Sumber : Metcalf and Eddy, 2003)
QAVE INF = Debit air buangan rata-rata infiltrasi (m3/detik)
FAVE INF = Faktor debit rata-rata infiltrasi (m3/detik)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 24
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

QAVE TOTAL= QAVE X QAVE INF ………. (2.8)

2. Air buangan minimum

QMIN = (1/5) x (P/100)0,2x QAVE ………. (2.9)

Keterangan:
QMIN = debit air buangan minimum (m3/detik)
QAVE = debit air buangan rata-rata (m3/detik)
P = jumlah penduduk terlayani (jiwa)
(Sumber : Metcalf and Eddy, 2003)

3. Air buangan maksimal / Peak

QAVE TOTAL = QAVE X QAVE INF ………. (2.10)

Keterangan:
QPEAK = debit air buangan maksimal/puncak (m3/detik)
QAVE = debit air buangan rata-rata (m3/detik)
FPEAK = faktor puncak (menggunakan grafik yang berdasarkan jumlah
populasi dan debit air buangan rata-rata).

QP INF= luas wilayah X FINF ………. (2.11)

Keterangan:
QP INF = debit air buangan puncak infiltrasi (m3/detik)
FINF = faktor puncak infiltrasi, (menggunakan grafik peak infiltrasi)

QPEAK TOTAL= QPEAK + Q PEAK INFILTRASI ………. (2.12)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 25
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Gambar 2.6 Grafik F Peak Berdasarkan Debit Air Buangan Rata – rata (Sumber : Metcalf and Eddy, 2003)

2.5. Pembebanan Pipa


Pembebanan pipa dapat dibagi menjadi 2 yaitu beban fungsional dan beban
lingkungan. Beban fungsional merupakan beban yang berasal dari keberadaan fisik pipa
diantaranya yaitu gaya berat, tekanan, thermal expansion (temperature) dan prestressin
(tekanan yang diakibatkan oleh aktifitas pada saat instalasi pipa). Sedangkan beban
lingkungan adalah beban yang bekerja pada pipa yang diakibatkan oleh lingkungan
seperti angin, gelombang arus, beban hidrodinamik, dan fenomena lingkungan lainnya.
Di dalam pembebanan pipa air buangan memiliki beberapa syarat, yaitu :
a. Jalur usahakan mengikuti jalan.
b. Betuk pada jeringan usahakan seperti duri pada ikan (bonefish) pada pipa utama dan
pipa cabang.
c. Pipa utama tidak melayani air buangan, namun hanya menampung dari pipa cabang.
d. Jika melayani 100% maka nilai total yang keluar = Q air buangan.
e. Jika tidak melayani 100% (tambak ,sawah, lahan kosong, lading, dll) maka nilai A
sesuai dengan % pembebanan.
f. System dibuat secara gravitasi jika tidak bisa maka gunakan system pemompaan.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 26
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Rumus yang akan digunakan untuk menghitung pembebanan pipa yang bertujuan
untuk menghitung dimensi pada pipa.
QAVE PEMBEBANAN = QAVE HITUNG X % PEMBEBANAN …(2.13)

QPEAK PEMBEBANAN = QPEAK HITUNG X % PEMBEBANAN …(2.14)

QMIN PEMBEBANAN = QMIN HITUNG X % PEMBEBANAN …(2.15)


(Sumber : Metcalf and Eddy,2003)

2.6. Tipe–Tipe Saluran


Menurut Metcalf dan Eddy (2003), tipe –tipe saluran air buangan adalah sebagai berikut :
a) Saluran Rumah atau Gedung (Bullding Sewer)
Saluran ini terhubung ke sistem perpipaan air buangan dirumah atau gedung
tersebut, dan digunakan untuk menyalurkan air buangan dari rumah atau gedung ke
saluran lateral.
1). Saluran Lateral (Lateral Sewer)
Merupakan elemen pertama dari sistem penyaluran air buangan, biasanya
terletak di jalan. Saluran ini digunakan untuk mengumpulkan air buangan dari satu
atau lebih building sewer dan menyalurkannya ke saluran utama.
2). Saluran Utama (Main Sewer)
Merupakan saluran yang digunakan untuk menyalurkan air buangan dari
saluran lateral ke saluran trunk atau ke saluran intersep.
3). Saluran Trunk (Trunk Sewer)
Merupakan saluran yang ukurannya lebih besar dari pada saluran utama,
digunakan untuk menyalurkan air buangan dari saluran utama ke saluran intersep
yang besar.
4). Saluran Intersep
Merupakan saluran yang paling besar dibanding empat saluran yang lainnya,
dan digunakan untuk menangkap air buangan dari banyak saluran utama ataupun
saluran trunk dan menyalurkannya ke unit pengolahan.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 27
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

2.7. Bahan Pipa Air Buangan


1. ACP. (Asbestos Cement Pipe)
Pipa ini dibuat dari campuran asbes dan semen ringan. Tidak tahan korosi dan H2S.
Sehingga perlu perlindungan terhadap konstruksi di atasnya

Gambar 2.7 Pipa ACP

2. DI. Dutchele Iron


Umumnya digunakan untuk perlintasan sungai .Tahan terhadap beban dan tekanan
tinggi. Tidak tahan korosi . Tidak dapat digunakan jika tanah payau dan
mengakibatkan proteksi katodik

Gambar 2.8 Pipa DI

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 28
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

3. RC. Reinforecement Concerete


Kontruksi kuat dan tidak tahan korosif pada lingkungan asam dan H2S tinggi. Mudah
didapat serta diameter sesuai kebutuhan.

Gambar 2.9 Pipa RC

4. PC. Pretressed Concerete


Umumnya digunakan untuk transmisi cukup panjang tanpa sambungan percabangan.
Tahan korosif dan tahan terhadap tekananan dalam dan luar. Pipa ini cocok utnuk
jangka panjang perencanaan.Tidak mudah mengembang akibat panas dibandingan
dengan pipa lain.

Gambar 2.10 Pipa PC

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 29
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

5. PVC (Poly Vincyl Carbonat)


Bahannya ringan dan kuar. Jika ada konstruksi atau maintenance sangat mudah untuk
menyambungkan . Tahan korosi tetapi tidak kuat menahan beban luar. Kekuatan pipa
berkurang akibat pengaruh pengangkuatan. Temperatur stress cracking dan mudah
pecah akibat pengaruh vakum udara.

Gambar 2.11 Pipa PVC


6. VC (Vitrified Clay)
Umumnya digunakan untuk aliran gravitasi , tahan korosi dan mudah pecah.

Gambar 2.12 Pipa VC

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 30
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

7. CIP (Cast Iron)


Umumnya digunakan sebagai pipa induk dengan konstruksi yang muncul
dipermukaan dan sambungan pada lintasan kereta api dan jalan raya. Pipa ini mudah
dipasang dan disambung tetapi cukup sulit untuk dilakukan pengeboran serta berat ,
juga biaya pengangkutannya cukup mahal.

Gambar 2.13 Pipa CIP.Cast iron


8. Pipa Baja
Digunakan untuk pipa induk serta pada tempat yang bertekanan tinggi. Konstruksinya
dibawah sungai , jembatan , lintasan kereta api dan lainnya. Pipa ini lebih kuat dari
CIP , ringan , tahan terhadap getaran, beban benturan dan tekanan dalam. Selain itu
pipa ini lebih murah dan mudah dipasang.

Gambar 2.14 Pipa Baja

9. Pipa Fiber Glass


Ringan dan mudah disambungkan , bebas dari pengaruh korosi serta tahan terhadap
asam sampai pada konsentrasi 10%.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 31
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Gambar 2.15 Pipa Fiber Glass


10. Pipa Galvanished
Pipa besi di galvanished ini berukuran sedang . Mudah diulir untuk sambungannya,
cukup kuat dan ringan namun pipa ini mudah korosi serta kurang tahan terhadap bahan
kimia.

Gambar 2.16 Pipa Galvanished

11. Pipa HDPE


Pipa HDPE diproduksi dari Polythyline kepadatan tinggi. Sangat mudah dipasang ,
ringan dan dapat digulung sepanjang 60 meter , serta tahan korosi

Gambar 2.17 Pipa HDPE

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 32
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

12. Pipa Besi


Jika dibandingkan dengan CIP , pipa besi lebih ringan dan mudah dipotong serta
dibuat uliran. Biayanya mahal dan kurang tahan dibandingkan CIP

Gambar 2.18 Pipa Besi

2.8. Elevasi dan Slope Tanah


Elevasi muka tanah atau ketinggian tanah pada suatu titik dari daerah yang
direncanakan didapat dari pembacaan peta (kontur daerah), Kontur adalah garis yang
menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama. Penetuan elevasi muka
tanah dapat ditentukan dengan rumus berikut

tx = ………. (2.16)

Keterangan :
tx = Elevasi titik yang dicari
tt = Elevasi titik tertinggi
tr = Elevasi titik terendah
dx = Jarak titik yang dicari dari kontur terendah

dt = Jarak antar dua kontur diantara titik yang dicari

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 33
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Kemiringan (slope) adalah keadaan dimana terdapat bidang atau permukaan yang
tidak rata, disebabkan ada bagian yang tinggi dan ada bagian yang rendah. Penentuan
slope muka tanah dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut

Slope = ………. (2.17)

Keterangan :
Jarak = (Skala peta/ pebesaran) x (panjang pipa dalam peta/100)

2.9. Diameter Pipa Air Buangan


Perhitungan dimensi sistem penyaluran air limbah didasarkan pada kebutuhan
sampai pada akhir periode desain yang direncanakan. Batasan-batasan yang dijadikan
pedoman dalam merencanakan diameter saluran air limbah :
a. Ukuran minimum pipa yang diijinkan 100-150 mm (4-6 inchi).
b. Kecepatan aliran 0,6-2,5 m/detik.
c. Kemiringan pipa minimum dengan diameter 200-800 mm (8027 inchi).
d. Nilai tebal pipa dalam dan luar (d/D) untuk awal pipa 0,6 dan untuk akhir pipa 0,8.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 34
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Penentuan nilai Qfull dapat diperoleh dari grafik dibawah ini melalui nilai d/D
terhadap garis Q sehingga diperoleh nilai Qpeak/Qfull, setelah memperoleh nilai
Qpeak/Qfull dapat menentukan nilai Qfull. Pada grafik tersebut juga dapat digunkan
untuk menentukan nilai Vpeak/Vfull melalui nilai d/D terhadap garis V sehingga
diperoleh nilai Vpeak/Vfull.

Gambar 2.19 Grafik variasi debit kecepatan dan kedalaman untuk pipa bundar (sumber : Qasim,1994)
Slope pipa dapat diperoleh dengan nomograph manning dibawah ini dengan
memplotkan Qpeak terhadap diameter pipa rencana.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 35
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Gambar 2.20 Nomograph Manning 0,013 (Sumber : Metcalf and Eddy, 2003)

Gambar 2.21 Nomograph Manning 0,015 (Sumber : Metcalf and Eddy, 2003)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 36
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Gambar 2.22 Nomograph Manning unruk alian penuh pada pipa bundar dengan variasi nilai n
(Sumber :Qasim,1994)

Sedangkan pada kondisi medan yang relatif datar, dibutuhkan penanaman jaringan
pipa dengan kemiringan minimal yang dapat memberikan kecepatan pengaliran dengan
daya pembilasan sendiri dengan nilai kekasaran Manning, n = 0,013 dan n = 0,015.
Berikut ini tabel slope minimum berdasarkan diameter pipa :

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 37
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 2.7 Kemiringan Minimal Pipa Untuk Pengaliran Gravitasi


Diameter Pipa Kemiringan Pipa (m/m2)
mm Inchi n = 0.0013 n=0.015
200 8 0.0033 0.0044
250 10 0.0025 0.0033
300 12 0.0019 0.0026
375 15 0.0014 0.0019
450 18 0.0011 0.0015
525 21 0.0009 0.0012
600 24 0.0008 0.0010
675 27 0.0007 0.0009
675 30 0.0006 0.0008
800 36 0.0004 0.0006

Nilai koefisien kekasaran manning ditentukan dari jenis bahan pipa yang dipakai.
Berikut tabel nilai kekasaran manning dari berbagai jenis pipa:

Tabel 2.8 Nilai kekasaran manning jenis pipa


No Jenis Saluran Koefisien Kekasaran Manning (n)
1 Pipa Besi Tanpa Lapisan 0,012 – 0,015
2 Dengan Lapisan Semen 0,012 – 0,013
3 Pipa Berlapis Gelas 0,011 – 0,017
4 Pipa Asbestos Semen 0,010 – 0,015
5 Saluran Pasangan Batu Bata 0,012 – 0,017
6 Pipa Beton 0,012 – 0,016
7 Pipa Baja Spiral dan Pipa Kelingan 0,013 – 0,017
8 Pipa Plastik Halus (PVC) 0,002 – 0,012
9 Pipa Tanah Liat (Vitrified Clay) 0,011 – 0,015

Sumber : Ditjen Cipta Karya Dep PU, 2018

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 38
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

2.10. Penanaman Pipa


Penanaman pipa air buangan perlu memperhatikan dari berbagai hal seperti berikut :
a. Jenis pipa
Jenis pipa yang dipilih adalah pipa yang tahan terhadap kualitas air dan arus
daerah setempat.
b. Kondisi wilayah penempatan pipa
Kondisi wilayah penempatan pipa meliputi keadaan topografi, struktur tanah,
cuaca, faktor makhluk hidup dan potensi terjadinya bencana alam
c. Kriteria perencanaan penanaman pipa
Kriteria perencanaan penananman pipa antara lain:
1. Kedalaman umum penanaman pipa minimal 1 meter dan maksimum 7meter. Jika
lebih dari 7 meter.
2. Urugan tanah (Ht) untuk:
a. Diameter pipa 200 – 450 mm, urugan tanah sebesar 50 cm.
b. Diameter pipa 500 – lebih dari 1000 mm, uruan tanah sebesar 100 cm.
3. Tinggi pasir diatas pipa (Hp1) sebesar 20 cm.
4. Tinggi pasir dibawah pipa (Hp2) untuk:
a. Diameter 50 – 100 mm sebesar 10 cm.
b. Diameter 150 – 200 mm sebesar 60 cm.
c. Diameter 200 – 300 mm sebesar 80 cm.
d. Diameter lebih dari 300 mm sebesar 100 cm.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 39
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

2.11. Bangunan Pelengkap


Manhole merupakan lubang pada jalur pipa air limbah untuk mempermudah
petugas melakukan pemeriksaan, perbaikan, maupun pembersihan saluran dari
kotoran-kotoran yang menghambat jalur pengaliran (Rahmawati dkk., 2013). Manhole
diletakan pada perubahan kemiringan saluran, perubahan arah aliran, dan perubahan
diameter saluran (Howard, 2009).

Gambar 2.23 Manhole

2.12. Profil Hidrolis


Profil hidrolis merupakan titik letak penanaman pipa air limbah yang akan
dipasang pada jalan. Dengan adanya profl hidrolis, dapat diketahui kedalaman
penanaman yang harus di gali pada saat konstruksi dan peletakan serta kebutuhan
bangunan pelengkap (Purwanti, 2015).

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 40
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

BAB III
DAERAH PERENCANAAN

3.1 Daerah Perencanaan


Daerah perencanaan adalah daerah yang direncanakan untuk melakukan sesuatu
kegiatan atau pekerjaan pada daerah tersebut. Dalam tugas sistem distribusi air buangan
ini, kelompok kami mendapat tugas untuk merencanakan sistem distribusi air buangan di
Kabupaten Sidoarjo meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamtan Candi, Tanggulangin, dan
Tulangan. Sistem pendistribusian ini kami memakai sistem offsite dengan sistem
pengaliran terpusat.

3.2 Letak Geogafis


3.2.1 Letak Geografis Kecamatan Tanggulangin
Kecamatan Tanggulangin berada di sebelah selatan Kota Sidoarjo. Hanya
berjarak 9 km dari pusat kota Sidoarjo. Terdiri dari 19 desa yaitu Kalitengah,
Kludan, Boro, Ngaban, Putat, Kedungbanteng, Banjarpanji, Banjarasri,
Penatarsewu, Sentul, Kalidawir, Gempolsari, Kedungbendo, Ketapang,
Kalisampurno, Kedensari, Ketegan, Ganggang panjang dan Randegan dengan
jumlah penduduk 90.684 jiwa (2006).
Batas-batas Kecamatan Tanggulangin adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Candi
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Porong
c. Sebelah Timur : Kecamatan Candi dan Porong
d. Sebelah Barat : Kecamatan Tulangan
3.2.2 Letak Geografis Kecamatan Candi
Candi merupakan salah satu Bagian Wilayah Perkotaan (BWP) yang terletak
sejauh ± 7 km dari pusat Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Secara administratif
BWP Candi terdiri atas 24 kelurahan/desa dengan total luas wilayah sebesar 38,834
Ha.
Batas – batas Kecamatan Candi adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Sidoarjo
b. Sebelah Selatan : Kecamatan Tanggulangin

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 41
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

c. Sebelah Timur : Selat Madura


d. Sebelah Barat : Kecamatan Tulangan Letak Geografis
Kecamatan
3.2.3 Letak Geografis Kecamatan Tulangan
Kecamatan Tulangan terletak ± 7 meter dari permukaan laut dan antara
112,5° - 112,9º lintang selatan, dengan jarak ± 17 Km dari Ibukota Kabupaten
Sidoarjo.
Batas- Batas wilayah Kecamatan Tulangan sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kecamatan Wonoayu
b. Sebelah Selatan : Kecamata Krembung
c. Sebelah Timur : Kecamatan Tanggulangin
d. Sebelah Barat : Kecamatan Prambon

3.2 Data Luas Wilayah


Data luas wilayah yang didapatkan dari sumber-sumber yang ada, dan juga
berperan penting dalam penentuan debit air buangan.

Tabel 3.1 Data Luas Wilayah Kecamatan Tulangan


Luas
Luas wilayah
Desa Desa wilayah
(ha)
(ha)
Janti 139,16 Kepadangan 156,03
Kebaron 202,41 Tlasih 120,18
Kenongo 158,13 Kajeksan 122,29
Gelang 202,41 Singopati 79,96
Jiken 139,16 Kemantren 160,24
Pangkemiri 144,43 Medalem 82,23
Kepatihan 180,27 Sudimoro 144,91
Tulangan 94,88 Kedondong 127,56
Kepuhkemiri 135,99 Grogol 150,75
Kepunten 149,7 Modong 102,26
Grabagan 230,87 Grinting 139,16

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 42
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 3.2 data luas wilayah Kecamatan Tanggulangin


Luas Wilayah Luas Wilayah
Desa Desa
(Ha) (Ha)
Randegan 215,12 Kali Dawir 423,41
Kedensari 155,96 Putat 160,27
Kalisampurno 166,17 Ngaban 120,47
Gempolsari 134,45 Kali Tengah 112,94
Sentul 159,19 Kludan 88,2
Penatarsewu 166,72 Boro 119,39
Banjar Asri 204,37 Ketegan 88,2
Banjar Panji 272,13 Ketapang 72,07
Kedung
Kedung Banteng 233,41 Bendo 154,89

Ganggang Panjang 231,26

Tabel 3.3 data luas wilayah Kecamatan Candi


Luas Luas
Desa Wilayah Desa Wilayah
(Ha) (Ha)
Karang Tanjung 144,99 Durungbanjar 114,69
Durung
Sumorame 123,35 220,73
Bedug
Ngampelsari 100,62 Jambangan 114,7
Balonggabus 48,69 Sumokali 122,26
Balongdowo 162,3 Tenggulunan 63,84
Kendalpecabean 129,84 Bligo 86,53
Wedoro
Kedung Peluk 1209,67 136,33
Klurak
Kali Pecabean 198 Larangan 82,24
Klurak 162,3 Sepande 173,11
Kebonsari 163,38 Sidodadi 108,2
Gelam 114,7 Sugihwaras 120,1
Candi 37,4

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 43
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

3.3 Data Penduduk


Data penduduk merupakan salah satu faktor terpenting dalam perencanaan ini,
agar perencanaan pendistribusian air buangan ini dapat terjadi secara merata. Sumber
informasi yang kita dapatkan berasal dari data BPS Kabupaten Sidoarjo.
3.4Tabel Data Penduduk 2011-2016 Kecamatan Tanggulangin
Tahun
No. Desa / kelurahan
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Randegan 4375 4431 4515 4628 4726 4628
2 Kedensari 6385 6385 6086 6342 6726 7661
3 Kalisampurno 5093 5276 5312 5497 5508 5595
4 Ketapang 5091 5197 5255 5323 5389 5402
5 Kedung bendo 2017 2048 2086 2118 2256 2291
6 Gempolsari 4778 4878 4490 4559 5134 5498
7 Sentul 3505 3156 3225 3347 3568 3873
8 Penatarsewu 2858 2828 2858 2784 2953 3173
9 Banjar asri 2265 2256 2307 2362 2481 2574
10 Banjar panji 1608 1608 1610 1429 1947 2164
11 Kedung banteng 2835 2845 2876 2906 2985 3075
12 Kali dawir 3301 3301 3623 3662 3667 3821
13 Putat 3336 3438 3133 3673 3279 3997
14 Ngaban 3690 3690 4796 4387 4292 4387
15 Kali tengah 9396 9396 9449 10676 10669 10676
16 Kludan 4030 3472 3904 3472 4234 4558
17 Boro 3516 3330 3415 3330 3905 4232
18 Ketegan 4144 4114 4554 4622 4787 4616
19 Ganggang panjang 4415 4415 4568 4930 5512 4987

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 44
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Kelurahan Kedung bendo tidak ikutsertakan pada data perencanaan sistem


penyaluran air buangan karena kelurahan Kedung bendo adalah kelurahan yang terkena
bencana lumpur lapindo.
Tabel 3.5 Data Penduduk 2011-2016 Kecamatan Tulangan
Tahun
No. Desa / Kelurahan
2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 Janti 2806 2835 2798 2812 2846 3116

2 Kebaron 3558 3600 3594 3616 3646 4071

3 Kenongo 5398 5459 5425 5450 5490 5616

4 Gelang 4067 4114 4111 4140 4157 5272

5 Jiken 2393 2408 2411 2440 2434 2516

6 Pangkemiri 3613 3626 3723 3748 3774 4071

7 Kepatihan 4959 4982 5052 5076 5106 5586

8 Tulangan 4210 4216 4238 4264 4238 4781

9 Kepadangan 5181 5212 6282 6293 6324 6449

10 Tlasih 3293 3290 3385 3414 3431 3788

11 Kejaksan 2151 2149 2279 2300 2310 2554

12 Singopati 3098 3073 3155 3172 3191 3320

13 Kemantren 6319 6355 6381 6400 6436 6847

14 Medalem 2708 2713 2753 2776 2782 2930

15 Sudimoro 4016 4064 4100 4126 4135 5331

16 Kedondong 3016 3047 3036 3055 3129 3530

17 Grogol 3547 3570 3787 3806 3789 4158

18 Modong 3971 4016 3993 4012 4025 5666

19 Grinting 2688 2710 2870 2882 2892 2998

20 Kepuhkemiri 4114 4148 4197 4213 4221 4636

21 Kepunten 3396 3452 3604 3617 3630 3886

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 45
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tahun
No. Desa / Kelurahan
2011 2012 2013 2014 2015 2016

22 Grabagan 5912 6057 6059 6084 6103 6283

Tabel 3.6 Data Penduduk 2011-2016 Kecamatan Candi


Tahun
No. Desa / Kelurahan
2011 2012 2013 2014 2015 2016
1 Karang tanjung 7348 7388 7498 7511 7553 7659
2 Sumorame 7786 7831 7860 7871 7918 8029
3 Ngampelsari 7555 7592 7350 7324 7356 7459
4 Balonggabus 5324 5364 4002 4008 4302 5326
5 Balongdowo 6010 6050 5854 5867 5897 6198
6 Kendalpecabean 4364 4158 3344 3368 3369 4598
7 Kedung peluk 3274 3314 3480 3498 3506 3555
8 Kali pecabean 8134 8174 8334 8366 8395 8513
9 Klurak 5616 5656 5268 5291 5307 5987
10 Kebonsari 3936 3976 3982 4002 4011 4068
11 Gelam 6990 6030 5577 5605 5618 7014
12 Candi 3930 3970 3617 3506 3498 4268
13 Sugihwaras 7974 8014 9909 9933 9982 10122
14 Kedung kendo 7198 7198 8584 8600 8647 8768
15 Durungbanjar 2389 2555 2475 2497 2493 2528
16 Durung bedug 6302 6342 6248 6262 6294 6436
17 Jambangan 2858 2898 3075 3087 3098 3141
18 Sumokali 5528 5568 4339 4356 4371 5744
19 Tenggulunan 8063 8103 6621 6638 6670 8409
20 Bligo 6016 6056 5577 5585 5753 6395
21 Wedoro klurak 4969 5009 4519 4543 4552 5142
22 Larangan 8971 9011 9636 9654 9707 9843
23 Sepande 9284 9324 9535 9553 9605 9740
24 Sidodadi 3579 3619 2998 3116 3192 3897

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 46
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

3.4 Data Fasilitas


Data fasilitas yang kami dapatkan dari sumber – sumber yang ada pada tahun
pada setiap kecamatan berbeda – beda. Fasilitas ini dibagi menjadi beberapa kategori,
yaitu pendidikan, peribadatan, kesehatan dan komersial.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 47
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

3.7 Tabel Data Fasilitas 2016 Kecamatan Tanggulangin


Sekolah Kesehatan Tempat ibadah Komersial
Desa INDUSTRI INDUSTRI
TK SD SMP SMA PUSKESMAS RS APOTEK MASJID MUSHOLA GEREJA
KECIL BESAR
Randegan 3 3 1 4 14 1 2
Kedensari 3 4 1 1 2 12 2
Kalisampurno 5 3 1 1 5 16 1 3
Gempolsari 2 2 1 3 15 2 2
Sentul 3 2 4 13 3
Penatarsewu 2 2 1 1 6 11 1 5
Banjar asri 2 3 7 16 3
Banjar panji 1 1 1 1 2 13 1
Kedung banteng 2 2 1 3 11 1 2
Kali dawir 3 2 1 1 5 14 2
Putat 2 2 2 2 5 13 1 2
Ngaban 2 3 2 1 4 11 1 3
Kali tengah 5 3 3 2 1 2 16 1
Kludan 1 2 1 3 14 1
Boro 6 2 2 1 2 12 1
Ketegan 2 2 2 1 1 3 12 1 1
Ketapang 2 1 2 18 1
Kedung bendo 1 2 19 1

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 48
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Sekolah Kesehatan Tempat ibadah Komersial


Desa INDUSTRI INDUSTRI
TK SD SMP SMA PUSKESMAS RS APOTEK MASJID MUSHOLA GEREJA
KECIL BESAR
Ganggang panjang 3 2 1 1 2 20 1
Total 47 43 15 7 6 0 8 66 270 0 26 20

Tabel 3.8 Data Fasilitas 2016 Kecamatan Candi


Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
No Kelurahan Puskesm Rumah Industri Industri
Tk Sd Smp Sma as Sakit Apotek Masjid Mushola Gereja Sedang Besar
1 Sumorame 3 3 1 1 1 4 16 1
2 Ngampelsari 5 2 1 1 6 17 3
3 Balonggabus 4 2 1 1 4 16 2
4 Balongdowo 4 2 1 3 20 1
5 Kendalpecabean 2 1 3 16 3
6 Kedung peluk 5 2 2 15
7 Kali pecabean 2 3 1 1 4 20
8 Klurak 8 1 1 1 5 22 1 2
9 Kebonsari 6 2 1 2 16 3
10 Gelam 1 2 1 1 16 8
11 Candi 2 2 5 16 17 1
12 Sugihwaras 7 2 1 2 15 3
13 Kedung kendo 2 2 2 1 1 6 24 1 1

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 49
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

14 Durungbanjar 3 3 2 1 1 3 15
15 Durung bedug 1 2 1 1 4 16
16 Jambangan 3 2 1 1 1 3 15 2
17 Sumokali 2 2 2 18 2
18 Tenggulunan 2 2 3 18 2
19 Bligo 1 2 1 3 18 1
20 Wedoro klurak 1 1 1 1 12 5
21 Larangan 3 1 2 14 1
22 Sepande 7 2 2 1 1 1 2 12 8
23 Sidodadi 4 3 1 1 1 15 4
24 0 1 1 1 14
Total 79 47 12 5 8 1 11 72 396 2 69 1
Tabel 3.9 Data Fasilitas Kecamatan Tulangan
PENDIDIKAN KESEHATAN TEMPAT IBADAH KOMERSIAL
KELURAHAN PUSKES APOTE MUSHO INDUSTRI INDUSTRI
TK SD SMP SMA RS MASJID GEREJA
MAS K LA KECIL BESAR
Janti 4 2 1 1 2 17 8 1
Kebaron 1 1 3 18 8 1
Kenongo 4 5 1 1 1 6 20 7 2
Gelang 3 3 3 3 15 4 3
Jiken 2 2 1 4 16 5 2
Pangkemiri 3 2 2 14 9 1
Kepatihan 3 3 3 14 12 2

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 50
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

PENDIDIKAN KESEHATAN TEMPAT IBADAH KOMERSIAL


KELURAHAN PUSKES APOTE MUSHO INDUSTRI INDUSTRI
TK SD SMP SMA RS MASJID GEREJA
MAS K LA KECIL BESAR
Tulangan 4 2 1 1 1 17 10 2
Kepadangan 3 3 3 5 1 1 1 1 16 8 1
Tlasih 1 2 1 1 1 17 5 1
Kejaksan 2 2 1 1 1 1 1 16 11 1
Singopati 1 1 1 20 8 1
Kemantren 3 3 1 3 16 12 1
Medalem 1 1 1 5 25 11 1
Sudimoro 2 2 1 1 16 7 1
Kedondong 1 2 1 2 16 9 2
Grogol 4 2 4 26 1 8 2
Modong 3 2 2 1 1 19 4 1
Grinting 3 2 2 20 7 1
Kepuhkemiri 7 3 3 27 5 1
Kepunten 2 1 1 1 1 16 4 3
Grabagan 6 2 2 18 7 2
jumlah 63 48 10 13 9 1 4 52 399 1 169 33

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 51
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

3.5 Peta Administrasi

Gambar 3.1 Peta Administrasi daerah perencanaan (Kecamatan Tulangan, Tanggulangin dan Candi)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 52
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

BAB IV

KRITERIA PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

4.1. Penentuan Metode Proyeksi Penduduk


4.1.1. Kriteria Perencanaan
1. Penentuan metode proyeksi penduduk ditentukan dengan membandingkan nilai
koefisien korelasi
2. Nilai koefisien korelasi antara -1 sampai 1
4.1.2. Desain Perencanaan
1. Korelasi dihitung dengan menggunakan 3 metode yaitu metode aritmatika,
geometri, dan least square.
2. Metode yang digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk adalah metode
yang memiliki nilai korelasi yang mendekati angka 1. Karena dalam proyeksi
harus memiliki grafik yang meningkat.
4.1.3. Perhitungan
1. Metode Aritmatika
Metode ini sesuai dengan perkembangan penduduk yang selalu naik
secara konstan dan dalam kurun waktu yang pendek. Salah satu contoh
perhitungan korelasi dengan metode aritmatika:
Tabel 4.1 Contoh Perhitungan Korelasi Metode Aritmatika
Korelasi Penduduk Kelurahan Kendensari Kecamatan Tanggulangin
Tahun penduduk X x2 Y xy y2 R
2011 6385 0 0 0 0 0
2012 6385 1 1 0 0 0
2013 6086 2 4 -299 -598 89401
2014 6342 3 9 256 768 65536 0,801719
2015 6726 4 16 384 1536 147456
2016 7661 5 25 935 4675 874225
Jumlah 39585 15 55 1276 6381 1176618

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 53
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitungan kelurahan Kendensari :


x = dimulai dari 0
y = selisih jumlah penduduk
n = banyaknya data

r=

r=

= 0,801719
2. Metode Geometri
Proyeksi dengan metode ini menganggap bahwa perkembangan
penduduk secara otomatis berganda (multiple), dengan pertambahan penduduk.
Salah satu contoh perhitungan korelasi dengan metode geometri:
Tabel 4.2 Contoh Perhitungan Korelasi Metode Geometri
Korelasi penduduk kelurahan randegan kecamatan tanggulangin
tahun Penduduk x y2 y xy y2 r
2011 4375 1 1 8,383662 8,383662 70,28579
2012 4431 2 4 8,396381 16,79276 70,49921
2013 4515 3 9 8,41516 25,24548 70,81493
2014 4628 4 16 8,43988 33,75952 71,23158 0,907941
2015 4726 5 25 8,460834 42,30417 71,58572
2016 4628 6 36 8,43988 50,63928 71,23158
jumlah 27303 21 91 50,5358 177,1249 425,6488
Contoh perhitungan :
X = dimulai dari 1
Y = ln jumlah penduduk
N = banyaknya data

r=

r=

= 0,907941

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 54
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

3. Metode Least Square


Proyeksi dengan metode ini digunakan bahwa data perkembangan
penduduk mengalami peningkatan maupun penurunan. Salah satu contoh
perhitungan korelasi dengan metode least square:

4.3 Tabel Contoh Perhitungan Korelasi Metode Least Square


Korelasi Penduduk Kelurahan Kalisampurno Kecamatan Tanggulangin
tahun penduduk x x2 Y xy y2 R
2011 5093 1 1 5093 5093 25938649
2012 5276 2 4 5276 10552 27836176
2013 5312 3 9 5312 15936 28217344
2014 5497 4 16 5497 21988 30217009 0,971339
2015 5508 5 25 5508 27540 30338064
2016 5595 6 36 5595 33570 31304025
jumlah 32281 21 91 32281 114679 173851267

Contoh perhitunhan kelurahan Kalisampurno :


X = dimulai dari 1
Y = jumlah penduduk
N = banyaknya data

r=

r=

= 0,971339

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 55
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Berikut merupakan tabel resume hasil perhitungan korelasi dengan tiga


metode dari tiga kecamatan yaitu Kecamatan Candi, Tanggulangin, dan
Tulangan.

Tabel 4.4 Resume Perhitungan Korelasi Kecamatan Candi


Nilai R Dari Metode
Metode Yang
No. Kelurahan
Aritmatika Geometri Least Square Digunakan

1 Karang Tanjung 0,5061 0,9783 0,9781 Geometri


2 Sumorame 0,7408 0,9470 0,9456 Geometri
3 Ngampelsari 0,5281 0,4325 0,4340 Aritmatika
4 Balonggabus 0,5010 -0,2400 -0,2475 Aritmatika
5 Balongdowo 0,5675 0,1915 0,1981 Aritmatika
6 Kendalpecabean 0,6118 -0,1317 -0,1096 Aritmatika
7 kedung peluk 0,0009 0,9285 0,9304 Least Suare
8 kali pecabean 0,3715 0,9733 0,9736 Least Suare
9 Klurak 0,5806 0,1395 0,1557 Aritmatika
10 Kebonsari 0,4962 0,9563 0,9556 Geometri
11 Gelam 0,7073 -0,0927 -0,0844 Aritmatika
12 candi 0,5590 0,0011 0,0282 Aritmatika
13 Sugihwaras -0,0810 0,8605 0,8636 Least Suare
14 kedung kendo -0,0603 0,8644 0,8676 Least Suare
15 durungbanjar -0,1546 0,5057 0,4994 Geometri
16 durung bedug 0,5589 0,4207 0,4231 Aritmatika
17 Jambangan -0,0300 0,9193 0,9214 Least Suare
18 Sumokali 0,5217 -0,2033 -0,1924 Aritmatika
19 Tenggulunan 0,5329 -0,1716 -0,1592 Aritmatika
20 Bligo 0,6061 0,1526 0,1667 Aritmatika
21 wedoro klurak 0,5266 -0,1009 -0,0917 Aritmatika
22 larangan 0,0250 0,9108 0,9131 Least Suare
23 sepande 0,3423 0,9689 0,9693 Least Suare
24 sidodadi -0,0981 -0,3419 -0,3628 Aritmatika

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 56
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 4.5 Resume Perhitungan Korelasi Kecamatan Tulangan


Nilai R Dari Metode
Metode Yang
No. Kelurahan
Aritmatika Geometri Least Square Digunakan

1 Janti 0,6884 0,6988 0,6972 Geometri


2 Kebaron 0,6764 0,7592 0,7536 Geometri
3 Kenongo 0,6097 0,8438 0,8422 Geometri
4 Gelang 0,6317 0,9061 0,9036 Geometri
5 Jiken 0,6116 0,8815 0,8787 Geometri
6 Pangkemiri 0,6853 0,8948 0,8877 Geometri
7 Kepatihan 0,6849 0,8213 0,8143 Geometri
8 Tulangan 0,6368 0,7046 0,7018 Geometri
9 Kepadangan -0,0548 0,8711 0,8746 least square
10 Tlasih 0,6835 0,8601 0,8517 Geometri
11 kejaksan 0,6136 0,9173 0,9098 Geometri
12 Singopati 0,6640 0,9135 0,9111 Geometri
13 Kemantren 0,6894 0,7979 0,7936 Geometri
14 Medalem 0,7052 0,8559 0,8511 Geometri
15 Sudimoro 0,6294 0,8994 0,8950 Geometri
16 Kedondong 0,7354 0,7758 0,7690 Geometri
17 Grogol 0,5221 0,9125 0,9065 Geometri
18 Modong 0,6522 0,6971 0,6940 Geometri
19 Grinting 0,2817 0,9489 0,9500 least square
20 Kepuhkemiri 0,6493 0,8019 0,7954 Geometri
21 Grabagan 0,3672 0,9070 0,9059 Geometri
22 Kepunten 0,5299 0,9403 0,9359 Geometri

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 57
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 4.6 Resume Perhitungan Korelasi Kecamatan Tanggulangin


Nilai R Dari Metode
Metode Yang
No. Kelurahan
Aritmatika Geometri Least Square Digunakan

1 Randegan -0,2256 0,9079 0,9059 Geometri


2 Kedensari 0,8017 0,7305 0,7318 Aritmatika
3 kalisampurno 0,0436 0,9694 0,9713 least square
4 Ketapang 0,0844 0,9675 0,9679 least square
5 Gempolsari 0,6010 0,6130 0,6287 least square
6 Sentul 0,7696 0,6451 0,6522 Aritmatika
7 Penatarsewu 0,7318 0,7099 0,7126 Aritmatika
8 banjar asri 0,9081 0,9533 0,9502 Geometri
9 banjar panji 0,5390 0,6815 0,7103 least square
10 kedung banteng 0,9578 0,9515 0,9485 Aritmatika
11 kali dawir 0,2072 0,9320 0,9353 least square
12 Putat 0,3535 0,5610 0,5764 least square
13 Ngaban -0,1374 0,6246 0,5976 Geometri
14 kali tengah 0,1278 0,8866 0,8862 Geometri
15 Kludan 0,4899 0,5386 0,5613 least square
16 Boro 0,7073 0,7506 0,7584 least square
17 Ketegan -0,1642 0,8566 0,8567 least square
18 ganggang panjang -0,0948 0,8316 0,8165 Geometri

4.2. Proyeksi Penduduk


Proyeksi penduduk dalam perencanaan sistem penyaluran air buangan bertujuan
untuk memproyeksikan jumlah penduduk dalam kurun waktu yang telah direncanakan.
4.2.1. Kriteria perencanaan
a. Penduduk diproyeksikan sebanyak 20 tahun yaitu dimulai dari tahun 2018
sampai tahun 2038 dengan data terakhir tahun 2016.
b. Setelah dilakukan perhitungan proyeksi setiap kelurahan metode selanjutnya
yang dipilih berdasarkan korelasi yang mendekati angka 1.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 58
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.2.2. Desain perencanaan


Dalam perhitungan proyeksi penduduk digunakan 3 metode yaitu metode
aritmatika, metode geometri, dan metode least square
1. Perhitungan proyeksi
a. Metode aritmatika
Tabel 4.7 Perhitungan Proyeksi Penduduk Kelurahan Ngampelsari Kecamatan Candi

Jumlah
Tahun R Ka P(2038)
Penduduk

2011 7355 0
2012 7392 37
2013 7350 -42
2014 7324 -26 20,8 7916,6
2015 7356 32
2016 7459 103
Jumlah 104

Contoh perhitungan kelurahan Ngampelsari :


1). r = selisih jumlah penduduk
= P2011 – P2010
= 7392 – 7355
= 37
2). ka = rata-rata jumlah penduduk
=

= 20,8
3). Pn = Po + Ka*(Tahun proyeksi – Tahun data terakhir)
P2038 = 7459 + 20,8 (2038-2016)
= 7916,6

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 59
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

b. Metode geometri
Tabel 4.8 Tabel Perhitungan Proyeksi Penduduk Kelurahan Karang Tanjung Kecamatan Candi

Jumlah
Tahun B r=∑B/n-1 P(2038)
Penduduk

2011 7348 0
2012 7388 0,005444
2013 7498 0,014889
2014 7511 0,001734 0,008338 9194
2015 7553 0,005592
2016 7659 0,014034
Jumlah 0,041692
Keterangan
Po = jumlah penduduk tahun terakhir (2016)
B = presentase kenaikan jumlah penduduk (decimal)
N = banyaknya tahun proyeksi
Contoh perhitungan proyeksi geometri kelurahan Karang Tanjung :
1). B =

= = = 0,005444

2). R =

= = 0,008338

3). Pn = Po (1 + r)n
P2038 = 2016 (1+ 0,008338)22
= 9194

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 60
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

c. Metode least square


Tabel 4.9 Tabel Perhitungan Proyeksi Penduduk Kelurahan Kedung Peluk Kecamatan Candi

Jumlah
Tahun X x^2 y=p Xy y^2 A b P(2038)
Penduduk

2011 3274 -5 25 3274 -16370 10719076


2012 3314 -4 16 3314 -13256 10982596
2013 3480 -3 9 3480 -10440 12110400
3580,6 57,1142
2014 3498 -2 4 3498 -6996 12236004 4837
19 9
2015 3506 -1 1 3506 -3506 12292036
2016 3555 0 0 3555 0 12638025
Jumlah -15 55 20627 -50568 70978137

Contoh perhitungan metode least square kelurahan Kedung peluk :

1). a =

= 3580,619

2). b =

= 57,11429

3). Pn = a + bx

P2038 = 3580,619 + 57,11429 (22)

= 4837

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 61
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 4.10 Rekapitulasi Proyeksi Penduduk Kecamatan Candi


No Kelurahan Metode P0 Pn
1 Karang Tanjung Geometri 7659 9194
2 Sumorame Geometri 8029 9193
3 Ngampelsari Aritmatika 7459 7917
4 Balonggabus Aritmatika 5326 5335
5 Balongdowo Aritmatika 6198 7025
6 Kendalpecabean Aritmatika 4598 5628
7 kedung peluk Least Suare 3555 4837
8 kali pecabean Least Suare 8513 10132
9 Klurak Aritmatika 5987 7619
10 Kebonsari Geometri 4068 4705
11 Gelam Aritmatika 7014 7120
12 candi Aritmatika 4268 5755
13 Sugihwaras Least Suare 10122 20990
14 kedung kendo Least Suare 8768 16715
15 Durungbanjar Geometri 2528 3279
16 durung bedug Aritmatika 6436 7026
17 Jambangan Least Suare 3141 4445
18 Sumokali Aritmatika 5744 6694
19 Tenggulunan Aritmatika 8409 9931
20 Bligo Aritmatika 6395 8063
21 wedoro klurak Aritmatika 5142 5903
22 larangan Least Suare 9843 13997
23 sepande Least Suare 9740 11706
24 sidodadi Aritmatika 3897 5296

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 62
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 4.11 Rekapitulasi Proyeksi Penduduk Kecamatan Tulangan


No Kelurahan Metode P0 Pn
1 Janti Geometri 3116 5013
2 Kebaron Geometri 4071 7510
3 Kenongo Geometri 5616 6691
4 Gelang Geometri 4272 5309
5 Jiken Geometri 2516 3142
6 Pangkemiri Geometri 4071 6940
7 Kepatihan Geometri 5586 9549
8 Tulangan Geometri 4781 8584
9 Kepadangan Least square 6449 12738
10 Tlasih Geometri 3788 7122
11 Kejaksan Geometri 2554 5531
12 Singopati Geometri 3320 4516
13 Kemantren Geometri 6847 9804
14 Medalem Geometri 2930 4162
15 Sudimoro Geometri 4331 6055
16 Kedondong Geometri 3530 7220
17 Grogol Geometri 4158 8501
18 Modong Geometri 4666 9855
19 Grinting Least square 2998 4316
20 Kepuhkemiri Geometri 4636 7951
21 Grabagan Geometri 6283 8225
22 Kepunten Geometri 3886 7081

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 63
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 4.12 Rekapitulasi Proyeksi Penduduk Kecamatan Tanggulngin


No Kelurahan Metode P0 Pn
1 Randegan Geometri 4628 5945
2 Kedensari Aritmatika 7661 13275
3 Kalisampurno Least square 5595 7754
4 Ketapang Least square 5402 6757
5 Gempolsari Least square 5498 7995
6 Sentul Aritmatika 3873 5492
7 Penatarsewu Aritmatika 3173 4559
8 Banjar asri Geometri 2574 4534
9 Banjar panji Least square 2164 4259
10 Kedung banteng Aritmatika 3075 4131
11 Kali dawir Least square 3821 6178
12 Putat Least square 3997 5834
13 Ngaban Geometri 4387 11074
14 Kali tengah Geometri 10676 19226
15 Kludan Least square 4558 7091
16 Boro Least square 4232 7275
17 Ketegan Least square 4616 7586
18 Ganggang panjang Geometri 4987 9027

4.3. Kebutuhan Air Domestik (Qdomestik)


Dalam perhitungan kebutuhan air domestik hal-hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut :
1. Direncanakan pelayanan air untuk penduduk adalah 100% artinya semua penduduk
dapat terlayani air PDAM
2. Berdasarkan jumlah penduduk di Kecamatan sidoarjo > 1 juta jiwa maka termasuk
dalam kategori metropolitan, sehingga kebutuhan air standard sambungan rumaha
(SR) sebesar 190 liter/orang/hari dan untuk kran umum (KU) sebesar 30
liter/orang/hari (DirJen P.U Cipta Karya, tahun 2000)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 64
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 4.13 Perhitungan Kebutuhan Total Qdomestik


jumlah
kebutuhan air
jumlah % jumlah % asumsi penduduk Q (liter/hari) Q domestic
(liter/org/hari)
Blok Kelurahan penduduk penduduk penduduk terlayani
(jiwa) terlayani terlayani liter/
SR KU SR KU SR KU SR KU liter/hari
detik
1 kedung peluk 4837 100% 4837 80% 20% 3870 967 190 30 735244,27 29022,80 764267,07 8,85
kali pecabean 10132 100% 10132 80% 20% 8106 2026 190 30 1540114,67 60794,00 1600908,67 18,53
kendalpecabean 5628 100% 5628 80% 20% 4502 1126 190 30 855395,20 33765,60 889160,80 10,29
wedoro lunak 5903 100% 5903 80% 20% 4723 1180 190 30 897286,40 35400,00 932686,40 10,79
Klurak 7619 100% 7619 80% 20% 6096 1523 190 30 1158148,80 45690,00 1203838,80 13,93
Balongtowo 7025 100% 7025 80% 20% 5620 1405 190 30 1067830,40 42150,00 1109980,40 12,85
Balonggabus 5335 100% 5335 80% 20% 4268 1067 190 30 810889,60 32008,80 842898,40 9,76
ngampel sari 7917 100% 7917 80% 20% 6333 1584 190 30 1203323,20 47520,00 1250843,20 14,48
Kebonsari 4705 100% 4705 80% 20% 3764 941 190 30 715104,24 28227,80 743332,03 8,60
Bligo 8063 100% 8063 80% 20% 6450 1613 190 30 1225515,20 48375,60 1273890,80 14,74
Gelam 7120 100% 7120 80% 20% 5696 1424 190 30 1082179,20 42717,60 1124896,80 13,02
Sumorame 9193 100% 9193 80% 20% 7355 1838 190 30 1397389,32 55140,00 1452529,32 16,81
Larangan 13997 100% 13997 80% 20% 11197 2800 190 30 2127473,07 84000,00 2211473,07 25,60
Candi 5755 100% 5755 80% 20% 4604 1151 190 30 874790,40 34531,20 909321,60 10,52
Tenggulunan 9931 100% 9931 80% 20% 7945 1986 190 30 1509572,80 59588,40 1569161,20 18,16
Boro 7275 70% 5093 80% 20% 4074 1019 190 30 774095,47 30556,40 804651,87 9,31
banjar panji 4259 30% 1278 80% 20% 1022 256 190 30 194204,32 7665,96 201870,28 2,34

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 65
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

jumlah
kebutuhan air
jumlah % jumlah % asumsi penduduk Q (liter/hari) Q domestic
(liter/org/hari)
Blok Kelurahan penduduk penduduk penduduk terlayani
(jiwa) terlayani terlayani liter/
SR KU SR KU SR KU SR KU liter/hari
detik
2 Banjarpanji 4259 70% 2981 80% 20% 2385 596 190 30 453143,41 17887,24 471030,65 5,45
Banjarsari 4534 100% 4534 80% 20% 3627 907 190 30 689169,33 27204,05 716373,38 8,29
penatar sewu 4559 100% 4559 80% 20% 3647 912 190 30 692968,00 27354,00 720322,00 8,34
Sentul 5492 100% 5492 80% 20% 4394 1098 190 30 834814,40 32953,20 867767,60 10,04
Kalidawir 6178 100% 6178 80% 20% 4943 1235 190 30 939116,80 37050,00 976166,80 11,30
Kedungbanteng 4131 100% 4131 80% 20% 3305 826 190 30 627912,00 24786,00 652698,00 7,55
Putat 5834 100% 5834 80% 20% 4667 1167 190 30 886707,20 35001,60 921708,80 10,67
Gempolsari 7995 100% 7995 80% 20% 6396 1599 190 30 1215300,80 47972,40 1263273,20 14,62
kali tengah 19226 100% 19226 80% 20% 15381 3845 190 30 2922301,45 115354,00 3037655,45 35,16
Ngaban 11074 100% 11074 80% 20% 8859 2215 190 30 1683200,16 66442,11 1749642,27 20,25
Ketapang 6757 100% 6757 80% 20% 5405 1352 190 30 1026993,07 40560,00 1067553,07 12,36
Kalisampurna 7754 100% 7754 80% 20% 6203 1551 190 30 1178587,73 46523,20 1225110,93 14,18
Kludan 7091 100% 7091 80% 20% 5673 1418 190 30 1077801,60 42544,80 1120346,40 12,97
Boro 7275 30% 2182 80% 20% 1746 436 190 30 331664,00 13092,00 344756,00 3,99
Kedensari 13275 100% 13275 80% 20% 10620 2655 190 30 2017860,80 79652,40 2097513,20 24,28
Ketegan 7586 100% 7586 80% 20% 6069 1517 190 30 1153031,47 45514,40 1198545,87 13,87
ganggangpanjang 9027 60% 5416 80% 20% 4333 1083 190 30 823304,63 32498,87 855803,50 9,91

3 Grabbagan 8225 100% 8225 80% 20% 6580 1645 190 30 1250262,86 49352,48 1299615,34 15,04

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 66
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

jumlah
kebutuhan air
jumlah % jumlah % asumsi penduduk Q (liter/hari) Q domestic
(liter/org/hari)
Blok Kelurahan penduduk penduduk penduduk terlayani
(jiwa) terlayani terlayani liter/
SR KU SR KU SR KU SR KU liter/hari
detik
kepuh kemiri 7951 100% 7951 80% 20% 6361 1590 190 30 1208498,38 47703,88 1256202,27 14,54
Kepuntren 7081 100% 7081 80% 20% 5665 1416 190 30 1076306,49 42485,78 1118792,27 12,95
Telasih 7122 100% 7122 80% 20% 5697 1425 190 30 1082520,35 42750,00 1125270,35 13,02
Janti 5013 100% 5013 80% 20% 4011 1002 190 30 762000,81 30060,00 792060,81 9,17
Kajeksan 5531 100% 5531 80% 20% 4425 1106 190 30 840774,94 33188,48 873963,42 10,12
Singopadu 4516 100% 4516 80% 20% 3613 903 190 30 686444,87 27096,51 713541,37 8,26
Kepadangen 12738 100% 12738 80% 20% 10190 2548 190 30 1936135,47 76426,40 2012561,87 23,29
Kenanga 6691 100% 6691 80% 20% 5353 1338 190 30 1017061,08 40147,15 1057208,23 12,24
Gelang 5309 100% 5309 80% 20% 4247 1062 190 30 807024,04 31856,21 838880,25 9,71
Jiken 3142 100% 3142 80% 20% 2514 628 190 30 477624,17 18853,59 496477,76 5,75
Pangkemiri 6940 100% 6940 80% 20% 5552 1388 190 30 1054816,00 41637,47 1096453,47 12,69
Kemantren 9804 100% 9804 80% 20% 7843 1961 190 30 1490175,10 58822,70 1548997,80 17,93
Grinting 4316 100% 4316 80% 20% 3452 864 190 30 655971,20 25920,00 681891,20 7,89
Modong 9855 100% 9855 80% 20% 7884 1971 190 30 1498031,99 59132,84 1557164,83 18,02
Tulangan 8584 100% 8584 80% 20% 6868 1716 190 30 1304828,68 51480,00 1356308,68 15,70
Kebaron 7510 100% 7510 80% 20% 6008 1502 190 30 1141505,09 45059,41 1186564,50 13,73
Kepatihan 9549 20% 1910 80% 20% 1528 382 190 30 290291,93 11458,89 301750,82 3,49
Medalem 4162 100% 4162 80% 20% 3330 832 190 30 632649,44 24973,00 657622,44 7,61

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 67
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

jumlah
kebutuhan air
jumlah % jumlah % asumsi penduduk Q (liter/hari) Q domestic
(liter/org/hari)
Blok Kelurahan penduduk penduduk penduduk terlayani
(jiwa) terlayani terlayani liter/
SR KU SR KU SR KU SR KU liter/hari
detik
4 sugih waras 20990 100% 20990 80% 20% 16792 4198 190 30 3190469,87 125939,60 3316409,47 38,38
Karangtanjung 9194 100% 9194 80% 20% 7355 1839 190 30 1397510,88 55164,90 1452675,78 16,81
Sumokali 6694 100% 6694 80% 20% 5356 1338 190 30 1017548,80 40140,00 1057688,80 12,24
Sepande 11706 100% 11706 80% 20% 9364 2342 190 30 1779241,07 70260,00 1849501,07 21,41
Sidodadi 5296 100% 5296 80% 20% 4237 1059 190 30 805022,40 31777,20 836799,60 9,69
Durungbedug 7026 100% 7026 80% 20% 5620 1406 190 30 1067891,20 42180,00 1110071,20 12,85
Jambanagan 4445 100% 4445 80% 20% 3556 889 190 30 675650,13 26670,40 702320,53 8,13
Durungbanjar 3279 100% 3279 80% 20% 2624 655 190 30 498480,60 19650,00 518130,60 6,00
Ganggangpanjang 9027 40% 3611 80% 20% 2889 722 190 30 548869,75 21665,91 570535,67 6,60
Randegan 5945 100% 5945 80% 20% 4756 1189 190 30 903577,24 35667,52 939244,76 10,87
Sudimoro 6055 100% 6055 80% 20% 4844 1211 190 30 920338,61 36329,16 956667,76 11,07
Kedondong 7220 100% 7220 80% 20% 5776 1444 190 30 1097463,03 43320,91 1140783,94 13,20
kedung kendo 16715 100% 16715 80% 20% 13372 3343 190 30 2540669,87 100289,60 2640959,47 30,57
Kepatihan 9549 80% 7639 80% 20% 6111 1528 190 30 1161167,72 45835,57 1207003,29 13,97
Grogol 8501 100% 8501 80% 20% 6801 1700 190 30 1292161,80 51006,39 1343168,18 15,55

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 68
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitungan :
a. Jumlah penduduk (2038) = 4837
b. % penduduk terlayani = 100 %
c. Jumlah penduduk terlayani = jumlah penduduk x % terlayani
= 4837 x 100 % = 4378
d. % asumsi sambungan rumah = 80% (berdasarkan kodisi geografis, banyak rumah,
penduduk, dan jalan)
e. Asumsi keran umum 20%
f. Jumlah penduduk yang dilayani
1. Jumlah penduduk yang mendapatkan SR = jumlah penduduk x %SR
= 4837 x 80%
= 3870
2. Jumlah penduduk yang mendapat KU = jumlah penduduk x %KU
= 4837 x 20%
= 967

g. Debit sambungan rumah SR = 190 liter/hari x jumlah penduduk yang mendapat


SR

= 190 liter/hari x 3870 = 735244,27 liter/hari

h. Debit sambungan kran umur (KU) = 30 liter/hari x jumlah penduduk yang


mendapat KU
= 30 liter/hari x 967 = 29022,80 liter/hari
i. Debit kebutuhan air domestik = QSR + QKU
= 735244,27 + 29022,80
= 764267,07 liter/ hari

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 69
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.4. Proyeksi Fasilitas


4.4.1. Kriteria perencanaan
a. Proyeksi fasilitas dibuat berdasarkan jumlah fasilitas yang diproleh. Proyeksi ini
diperlukan untuk menghitung jumlah kebutuhan non domestik.
b. Fasilitas diproyeksikan 20 tahun yang dimulai tahun 2018 sampai tahun 2038.
c. Jumlah penduduk awal (p0)
4.4.2. Perhitungan
Tabel 4.14 Jenis Dan Jumlah Fasilitas Kelurahan Kendensari Kecamatan Tanggulangin
JUMLAH JUMLAH
FASILITAS FASILITAS
FASILITAS FASILITAS
TK 3 MUSHOLA 12
SD 4 GEREJA 0
INDUSTRI
SMP 1 2
SEDANG
SMA 1 APOTEK 0
PUSKESMAS 0 MASJID 2
RUMAH SAKIT 0
Keterangan :
Po = jumlah penduduk awal (2016)
Pn = jumlah penduduk hasil proyeksi (2038)
Fo = jumlah fasilitas awal
Contoh perhitungan proyeksi TK di kelurahan kendensari kecamatan Tanggulangin
Rumus proyeksi fasilitas TK :
= =5

Berdasarkan hasil perhitungan hasil ptoyeksi fasilitas di masing-masing


kecamatan, dibagi setiap keluarahan dan berikut adalah tabel hasil proyeksi fasilitas
kelurahan berdasarkan blok pelayanan :

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 70
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 4.15 Rekapitulasi Proyeksi Fasilitas Berdasarkan Blok Pelayanan


Fasilitas Umum
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan INDUSTRI
TK SD SMP SMA PUSKESMAS RS APOTEK MASJID MUSHOLA GEREJA
SEDANG
1 kedung peluk 100% 3 4 0 1 0 0 1 5 27 0 0
kali pecabean 100% 10 1 0 0 0 1 1 6 26 1 2
kendalpecabean 100% 6 2 0 0 0 0 0 2 18 0 0
wedoro lunak 100% 3 1 0 0 0 0 0 2 16 0 1
klurak 100% 8 3 0 0 1 0 0 3 20 0 4
balongtowo 100% 2 1 0 0 0 0 0 3 18 0 3
balonggabus 100% 4 2 0 0 1 0 0 3 20 0 1
ngampel sari 100% 4 2 1 0 0 0 1 4 17 0 2
kebonsari 100% 1 2 1 0 0 0 0 1 19 0 9
bligo 100% 1 1 0 0 1 0 0 1 15 0 6
gelam 100% 2 2 0 0 0 0 0 5 16 0 18
sumorame 100% 6 2 0 1 0 0 1 7 19 0 3
larangan 100% 10 3 3 1 1 0 1 3 17 0 11
candi 100% 9 3 0 1 0 0 0 3 20 0 4
tenggulunan 100% 1 2 0 0 0 0 1 4 21 0 1
boro 70% 7 2 0 0 2 0 2 2 15 0 2
banjar panji 30% 0 0 0 0 0 0 0 1 8 0 0

2 banjarpanji 70% 2 2 0 0 2 0 2 3 18 0 2

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 71
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Fasilitas Umum
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan INDUSTRI
TK SD SMP SMA PUSKESMAS RS APOTEK MASJID MUSHOLA GEREJA
SEDANG
banjarsari 100% 4 5 0 0 0 0 0 12 28 0 5
penatar sewu 100% 3 3 1 0 0 0 1 9 16 0 9
sentul 100% 4 3 0 0 0 0 0 6 18 0 4
kalidawir 100% 5 3 2 0 0 0 2 8 23 0 3
kedungbanteng 100% 3 3 1 0 0 0 0 4 15 0 4
putat 100% 3 3 3 3 0 0 0 7 19 0 4
gempolsari 100% 3 3 0 0 0 0 1 4 22 0 8
kali tengah 100% 9 5 5 4 0 0 2 4 29 0 2
ngaban 100% 5 8 5 3 0 0 0 10 28 0 10
ketapang 100% 0 3 0 0 0 0 1 3 23 0 1
kalisampurna 100% 7 4 1 0 1 0 0 7 22 0 6
kludan 100% 2 3 2 0 0 0 0 5 22 0 2
boro 30% 3 1 0 0 1 0 0 1 6 0 0
kedensari 100% 5 7 2 2 0 0 0 3 21 0 3
ketegan 100% 3 3 2 2 2 0 0 5 20 0 3
ganggangpanjang 60% 3 3 0 0 2 0 2 3 22 0 2

3 grabbagan 100% 8 3 0 0 0 0 0 3 23 0 12
kepuh kemiri 100% 12 5 0 0 0 0 0 5 46 0 10
kepuntren 100% 4 2 0 0 2 0 2 2 29 0 13

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 72
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Fasilitas Umum
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan INDUSTRI
TK SD SMP SMA PUSKESMAS RS APOTEK MASJID MUSHOLA GEREJA
SEDANG
telasih 100% 2 4 2 2 0 0 0 2 32 0 11
janti 100% 6 3 0 0 2 0 2 3 27 0 14
kajeksan 100% 4 4 2 2 2 0 2 2 35 0 26
singopadu 100% 1 1 0 0 0 0 0 1 27 0 12
kepadangen 100% 6 6 6 10 2 2 2 2 32 0 18
kenanga 100% 5 6 1 1 1 0 0 7 24 0 11
gelang 100% 4 4 4 0 0 0 0 4 19 0 9
jiken 100% 2 2 0 0 1 0 0 5 20 0 9
pangkemiri 100% 5 3 0 0 0 0 0 3 24 0 17
kemantren 100% 4 4 0 1 0 0 0 4 23 0 19
grinting 100% 4 3 0 0 0 0 0 3 29 0 12
modong 100% 6 4 0 4 2 0 0 2 40 0 11
tulangan 100% 7 4 2 2 0 0 0 2 31 0 22
kebaron 100% 2 2 0 0 0 0 0 5 33 0 17
kepatihan 20% 1 1 0 0 0 0 0 1 5 0 5
medalem 100% 1 1 0 0 1 0 0 7 36 0 17

4 sugih waras 100% 4 4 4 0 2 0 0 12 50 2 2


karangtanjung 100% 4 4 1 0 1 0 1 5 19 0 1
sumokali 100% 2 2 0 0 0 0 0 3 21 0 2

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 73
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Fasilitas Umum
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan INDUSTRI
TK SD SMP SMA PUSKESMAS RS APOTEK MASJID MUSHOLA GEREJA
SEDANG
sepande 100% 5 4 1 1 0 0 0 1 18 0 5
sidodadi 100% 1 1 0 0 0 0 0 1 19 0 0
durungbedug 100% 3 2 1 0 1 0 1 3 16 0 2
jambanagan 100% 3 3 0 0 0 0 0 3 25 0 3
durungbanjar 100% 1 3 1 0 0 0 1 5 21 0 0
ganggangpanjang 40% 2 1 0 0 0 0 0 1 14 0 0
randegan 100% 4 4 0 0 0 0 1 5 18 0 4
sudimoro 100% 3 3 0 1 0 0 0 1 22 0 11
kedondong 100% 2 4 0 0 2 0 0 4 33 0 22
kedung kendo 100% 66 4 0 2 0 2 0 6 29 0 0
kepatihan 80% 4 4 0 0 0 0 0 4 19 0 19
grogol 100% 8 4 0 0 0 0 0 8 53 2 20
Dalam perhitungan kebutuhan air total nondomestik diperlukan jumlah populasi dan kebutuhan air dari masing-masing kelurahan dari
tiga kecamatan yang akan dilakukan perancangan sistem penyaluran air buangan, berikut merupakan tabel jumlah populasi dan kebutuhan air
dari masing-masing fasilitas umum di setiap kelurahan :

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 74
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 4.16 Jumlah Poplasi Untuk Perhitungan Kebutuhan Air Nondomestik


Populasi
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan Industri
TK SD SMP SMA Puskesmas RS Apotek Masjid Mushola Gereja
Sedang
1 kedung peluk 100% 30 240 300 360 200 10 10
kali pecabean 100% 30 240 300 360 200 10 10
kendalpecabean 100% 30 240 300 360 200 10 10
wedoro lunak 100% 30 240 300 360 200 10 10
klurak 100% 30 240 300 360 200 10 10
balongtowo 100% 30 240 300 360 200 10 10
balonggabus 100% 30 240 300 360 200 10 10
ngampel sari 100% 30 240 300 360 200 10 10
kebonsari 100% 30 240 300 360 200 10 10
bligo 100% 30 240 300 360 200 10 10
gelam 100% 30 240 300 360 200 10 10
sumorame 100% 30 240 300 360 200 10 10
larangan 100% 30 240 300 360 200 10 10
candi 100% 30 240 300 360 200 10 10
tenggulunan 100% 30 240 300 360 200 10 10
boro 70% 21 168 210 252 140 7 7
banjar panji 30% 9 72 90 48 60 3 3

2 banjarpanji 70% 9 168 210 252 140 7 7

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 75
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Populasi
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan Industri
TK SD SMP SMA Puskesmas RS Apotek Masjid Mushola Gereja
Sedang
banjarsari 100% 30 240 300 360 200 10 10
penatar sewu 100% 30 240 300 360 200 10 10
sentul 100% 30 240 300 360 200 10 10
kalidawir 100% 30 240 300 360 200 10 10
kedungbanteng 100% 30 240 300 360 200 10 10
putat 100% 30 240 300 360 200 10 10
gempolsari 100% 30 240 300 360 200 10 10
kali tengah 100% 30 240 300 360 200 10 10
ngaban 100% 30 240 300 360 200 10 10
ketapang 100% 30 240 300 360 200 10 10
kalisampurna 100% 30 240 300 360 200 10 10
kludan 100% 30 240 300 360 200 10 10
boro 30% 9 72 90 48 60 3 3
kedensari 100% 30 240 300 360 200 10 10
ketegan 100% 30 240 300 360 200 10 10
ganggangpanjang 60% 18 144 180 216 120 6 6

3 grabbagan 100% 30 240 300 360 200 10 10


kepuh kemiri 100% 30 240 300 360 200 10 10
kepuntren 100% 30 240 300 360 200 10 10

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 76
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Populasi
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan Industri
TK SD SMP SMA Puskesmas RS Apotek Masjid Mushola Gereja
Sedang
telasih 100% 30 240 300 360 200 10 10
janti 100% 30 240 300 360 200 10 10
kajeksan 100% 30 240 300 360 200 10 10
singopadu 100% 30 240 300 360 200 10 10
kepadangen 100% 30 240 300 360 200 10 10
kenanga 100% 30 240 300 360 200 10 10
gelang 100% 30 240 300 360 200 10 10
jiken 100% 30 240 300 360 200 10 10
pangkemiri 100% 30 240 300 360 200 10 10
kemantren 100% 30 240 300 360 200 10 10
grinting 100% 30 240 300 360 200 10 10
modong 100% 30 240 300 360 200 10 10
tulangan 100% 30 240 300 360 200 10 10
kebaron 100% 30 240 300 360 200 10 10
kepatihan 20% 6 48 60 72 40 2 2
medalem 100% 30 240 300 360 200 10 10

4 sugih waras 100% 30 240 300 360 200 10 10


karangtanjung 100% 30 240 300 360 200 10 10
sumokali 100% 30 240 300 360 200 10 10

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 77
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Populasi
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan Industri
TK SD SMP SMA Puskesmas RS Apotek Masjid Mushola Gereja
Sedang
sepande 100% 30 240 300 360 200 10 10
sidodadi 100% 30 240 300 360 200 10 10
durungbedug 100% 30 240 300 360 200 10 10
jambanagan 100% 30 240 300 360 200 10 10
durungbanjar 100% 30 240 300 360 200 10 10
ganggangpanjang 40% 12 96 120 92 80 4 4
randegan 100% 30 240 300 360 200 10 10
sudimoro 100% 30 240 300 360 200 10 10
kedondong 100% 30 240 300 360 200 10 10
kedung kendo 100% 30 240 300 360 200 10 10
kepatihan 80% 24 192 240 288 160 8 8
grogol 100% 30 240 300 360 200 10 10

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 78
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 4.17 Jumlah Kebutuhan Air rata-rata Dari Masing-Masing Fasilitas Umum
Kebutuhan Air
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan
TK SD SMP SMA Puskesmas RS Apotek Masjid Mushola Gereja Industri Sedang

1 kedung peluk 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10


kali pecabean 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kendalpecabean 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
wedoro lunak 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Klurak 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Balongtowo 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Balonggabus 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
ngampel sari 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kebonsari 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Bligo 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Gelam 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Sumorame 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Larangan 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Candi 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Tenggulunan 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Boro 70% 7 7 7 7 700 140 7 1400 700 350 7
banjar panji 30% 3 3 3 3 300 60 3 600 300 150 3

2 Banjarpanji 70% 7 7 7 7 700 140 7 1400 700 350 7

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 79
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Kebutuhan Air
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan
TK SD SMP SMA Puskesmas RS Apotek Masjid Mushola Gereja Industri Sedang

Banjarsari 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10


penatar sewu 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Sentul 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kalidawir 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kedungbanteng 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Putat 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Gempolsari 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
kali tengah 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Ngaban 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Ketapang 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kalisampurna 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kludan 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Boro 30% 3 3 3 3 300 60 3 600 300 150 3
Kedensari 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Ketegan 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Ganggangpanjang 60% 6 6 6 6 600 120 6 1200 600 300 6

3 Grabbagan 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10


kepuh kemiri 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kepuntren 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 80
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Kebutuhan Air
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan
TK SD SMP SMA Puskesmas RS Apotek Masjid Mushola Gereja Industri Sedang

Telasih 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10


Janti 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kajeksan 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Singopadu 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kepadangen 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kenanga 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Gelang 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Jiken 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Pangkemiri 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kemantren 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Grinting 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Modong 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Tulangan 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kebaron 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kepatihan 20% 2 2 2 2 200 40 2 400 200 100 2
Medalem 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10

4 sugih waras 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10


Karangtanjung 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Sumokali 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 81
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Kebutuhan Air
% Pendidikan Kesehatan Tempat Ibadah Komersial
Blok Kelurahan
Pelayanan
TK SD SMP SMA Puskesmas RS Apotek Masjid Mushola Gereja Industri Sedang

Sepande 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10


Sidodadi 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Durungbedug 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Jambanagan 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Durungbanjar 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Ganggangpanjang 40% 4 4 4 4 400 80 4 800 400 200 4
Randegan 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Sudimoro 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kedondong 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
kedung kendo 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10
Kepatihan 80% 8 8 8 8 800 60 8 600 800 400 8
Grogol 100% 10 10 10 10 1000 200 10 2000 1000 500 10

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 82
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Setelah diketahui populasi dan jumlah kebutuhan air dari masing-masing kelurahan untuk fasilitas umum, langkah selanjutnya
perhitungan kebutuhan air total dari fasilitas umum, berikut merupakan tabel hasil perhitungannya :

Tabel 4.18 Perhitungan Kebutuhan Air Total Nondomestik


Kebutuhan air total total
Pendidikan Kesehatan tempat ibadah komersial kebutuhan
%
blok kelurahan air non
pelayanan Industri
TK SD SMP SMA Puskesmas Rs Apotek Masjid Mushola Gereja domestik
Sedang
(liter/hari)
kedung peluk 100% 900 9600 0 3600 0 0 100 10000 27000 0 0 51200
kali pecabean 100% 3000 2400 0 0 0 40000 100 12000 26000 500 200 84200
kendalpecabean 100% 1800 4800 0 0 0 0 0 4000 18000 0 0 28600
wedoro lunak 100% 900 2400 0 0 0 0 0 4000 16000 0 100 23400
Klurak 100% 2400 7200 0 0 0 0 0 6000 20000 0 400 36000
balongtowo 100% 600 2400 0 0 0 0 0 6000 18000 0 300 27300
balonggabus 100% 1200 4800 0 0 0 0 0 6000 20000 0 100 32100
1 ngampel sari 100% 1200 4800 3000 0 0 0 100 8000 17000 0 200 34300
kebonsari 100% 300 4800 3000 0 0 0 0 2000 19000 0 900 30000
bligo 100% 300 2400 0 0 0 0 0 2000 15000 0 600 20300
gelam 100% 600 4800 0 0 0 0 0 10000 16000 0 1800 33200
sumorame 100% 1800 4800 0 3600 0 0 100 14000 19000 0 300 43600
larangan 100% 3000 7200 9000 3600 0 0 100 6000 17000 0 1100 47000
candi 100% 2700 7200 0 3600 0 0 0 6000 20000 0 400 39900
tenggulunan 100% 300 4800 0 0 0 0 100 8000 21000 0 100 34300

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 83
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Kebutuhan air total total


Pendidikan Kesehatan tempat ibadah komersial kebutuhan
%
blok kelurahan air non
pelayanan Industri
TK SD SMP SMA Puskesmas Rs Apotek Masjid Mushola Gereja domestik
Sedang
(liter/hari)
boro 70% 1029 2352 0 0 0 0 98 2800 10500 0 98 16877
banjar panji 30% 0 0 0 0 0 0 0 600 2400 0 0 3000

banjarpanji 70% 126 2352 0 0 0 0 98 4200 12600 0 98 19474


banjarsari 100% 1200 12000 0 0 0 0 0 24000 28000 0 500 65700
penatar sewu 100% 900 7200 3000 0 0 0 100 18000 16000 0 900 46100
sentul 100% 1200 7200 0 0 0 0 0 12000 18000 0 400 38800
kalidawir 100% 1500 7200 6000 0 0 0 200 16000 23000 0 300 54200
kedungbanteng 100% 900 7200 3000 0 0 0 0 8000 15000 0 400 34500
putat 100% 900 7200 9000 10800 0 0 0 14000 19000 0 400 61300
gempolsari 100% 900 7200 0 0 0 0 100 8000 22000 0 800 39000
2
kali tengah 100% 2700 12000 15000 14400 0 0 200 8000 29000 0 200 81500
ngaban 100% 1500 19200 15000 10800 0 0 0 20000 28000 0 1000 95500
ketapang 100% 0 7200 0 0 0 0 100 6000 23000 0 100 36400
kalisampurna 100% 2100 9600 3000 0 0 0 0 14000 22000 0 600 51300
kludan 100% 600 7200 6000 0 0 0 0 10000 22000 0 200 46000
boro 30% 81 216 0 0 0 0 0 600 1800 0 0 2697
kedensari 100% 1500 16800 6000 7200 0 0 0 6000 21000 0 300 58800
ketegan 100% 900 7200 6000 7200 0 0 0 10000 20000 0 300 51600

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 84
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Kebutuhan air total total


Pendidikan Kesehatan tempat ibadah komersial kebutuhan
%
blok kelurahan air non
pelayanan Industri
TK SD SMP SMA Puskesmas Rs Apotek Masjid Mushola Gereja domestik
Sedang
(liter/hari)
ganggangpanjang 60% 324 2592 0 0 0 0 72 3600 13200 0 72 19860
0 0 0
grabbagan 100% 2400 7200 0 0 0 0 0 6000 23000 0 1200 39800
kepuh kemiri 100% 3600 12000 0 0 0 0 0 10000 46000 0 1000 72600
kepuntren 100% 1200 4800 0 0 0 0 200 4000 29000 0 1300 40500
telasih 100% 600 9600 6000 7200 0 0 0 4000 32000 0 1100 60500
janti 100% 1800 7200 0 0 0 0 200 6000 27000 0 1400 43600
kajeksan 100% 1200 9600 6000 7200 0 0 200 4000 35000 0 2600 65800
singopadu 100% 300 2400 0 0 0 0 0 2000 27000 0 1200 32900
kepadangen 100% 1800 14400 18000 36000 0 80000 200 4000 32000 0 1800 188200
3 kenanga 100% 1500 14400 3000 3600 0 0 0 14000 24000 0 1100 61600
gelang 100% 1200 9600 12000 0 0 0 0 8000 19000 0 900 50700
jiken 100% 600 4800 0 0 0 0 0 10000 20000 0 900 36300
pangkemiri 100% 1500 7200 0 0 0 0 0 6000 24000 0 1700 40400
kemantren 100% 1200 9600 0 3600 0 0 0 8000 23000 0 1900 47300
grinting 100% 1200 7200 0 0 0 0 0 6000 29000 0 1200 44600
modong 100% 1800 9600 0 14400 0 0 0 4000 40000 0 1100 70900
tulangan 100% 2100 9600 6000 7200 0 0 0 4000 31000 0 2200 62100
kebaron 100% 600 4800 0 0 0 0 0 10000 33000 0 1700 50100

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 85
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Kebutuhan air total total


Pendidikan Kesehatan tempat ibadah komersial kebutuhan
%
blok kelurahan air non
pelayanan Industri
TK SD SMP SMA Puskesmas Rs Apotek Masjid Mushola Gereja domestik
Sedang
(liter/hari)
kepatihan 20% 12 96 0 0 0 0 0 400 1000 0 20 1528
medalem 100% 300 2400 0 0 0 0 0 14000 36000 0 1700 54400
0 0 0
sugih waras 100% 1200 9600 12000 0 0 0 0 24000 50000 1000 200 98000
karangtanjung 100% 1200 9600 3000 0 0 0 100 10000 19000 0 100 43000
sumokali 100% 600 4800 0 0 0 0 0 6000 21000 0 200 32600
sepande 100% 1500 9600 3000 3600 0 0 0 2000 18000 0 500 38200
sidodadi 100% 300 2400 0 0 0 0 0 2000 19000 0 0 23700
durungbedug 100% 900 4800 3000 0 0 0 100 6000 16000 0 200 31000
jambanagan 100% 900 7200 0 0 0 0 0 6000 25000 0 300 39400
4 durungbanjar 100% 300 7200 3000 0 0 0 100 10000 21000 0 0 41600
ganggangpanjang 40% 96 384 0 0 0 0 0 800 5600 0 0 6880
randegan 100% 1200 9600 0 0 0 0 100 10000 18000 0 400 39300
sudimoro 100% 900 7200 0 3600 0 0 0 2000 22000 0 1100 36800
kedondong 100% 600 9600 0 0 0 0 0 8000 33000 0 2200 53400
kedung kendo 100% 19800 9600 0 7200 0 80000 0 12000 29000 0 0 157600
kepatihan 80% 768 6144 0 0 0 0 0 2400 15200 0 1216 25728
grogol 100% 2400 9600 0 0 0 0 0 16000 53000 1000 2000 84000

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 86
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitungan :
1). Untuk fasum sekolah (TK) = jumlah fasilitas umum x populasi x kebutuhan air rata-rata
= 3 x 30 murid x 10liter/murid/hari = 900 liter/hari
2). Untuk fasum kesehatan (RS) = jumlah fasilitas umum x populasi x kebutuhan air rata-rata
= 1 x 200 bed x 200 liter/hari = 40000 liter/hari
3). Untuk fasum tempat ibadah (Masjid) = jumlah fasilitas umum x kebutuhan air rata-rata
= 5 x 2000 liter/hari = 10000 liter/hari
4). Untuk fasum komersial (industri sedang) = ∑fasilitas umum x populasi x keb. air rata-rata
= 0 x 10 x 10 = 0

Tabel 4.19 Total Kebutuhan Air Domestik Dan Nondomestik


jumlah Q non Q total
Q domestik
Blok Kelurahan penduduk domestik
(liter/hari) liter/hari liter/detik
terlayani (liter/detik)
kedung peluk 4837 764267,07 14200 778467,07 9,01
kali pecabean 10132 1600908,67 45700 1646608,67 19,06
Kendalpecabean 5628 889160,80 6600 895760,80 10,37
wedoro lunak 5903 932686,40 3400 936086,40 10,83
Klurak 7619 1203838,80 10000 1213838,80 14,05
Balongtowo 7025 1109980,40 3300 1113280,40 12,89
Balonggabus 5335 842898,40 6100 848998,40 9,83
ngampel sari 7917 1250843,20 9300 1260143,20 14,58
1 Kebonsari 4705 743332,03 9000 752332,03 8,71
Bligo 8063 1273890,80 3300 1277190,80 14,78
Gelam 7120 1124896,80 7200 1132096,80 13,10
Sumorame 9193 1452529,32 10600 1463129,32 16,93
Larangan 13997 2211473,07 24000 2235473,07 25,87
Candi 5755 909321,60 13900 923221,60 10,69
Tenggulunan 9931 1569161,20 5300 1574461,20 18,22
Boro 5093 804651,87 3577 808228,87 9,35
banjar panji 1278 201870,28 0 201870,28 2,34

Banjarpanji 2981 471030,65 2674 473704,65 5,48


Banjarsari 4534 716373,38 13700 730073,38 8,45
2
penatar sewu 4559 720322,00 12100 732422,00 8,48
Sentul 5492 867767,60 8800 876567,60 10,15

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 87
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

jumlah Q non Q total


Q domestik
Blok Kelurahan penduduk domestik
(liter/hari) liter/hari liter/detik
terlayani (liter/detik)
Kalidawir 6178 976166,80 15200 991366,80 11,47
Kedungbanteng 4131 652698,00 11500 664198,00 7,69
Putat 5834 921708,80 28300 950008,80 11,00
Gempolsari 7995 1263273,20 9000 1272273,20 14,73
kali tengah 19226 3037655,45 44500 3082155,45 35,67
Ngaban 11074 1749642,27 47500 1797142,27 20,80
Ketapang 6757 1067553,07 7400 1074953,07 12,44
Kalisampurna 7754 1225110,93 15300 1240410,93 14,36
Kludan 7091 1120346,40 14000 1134346,40 13,13
Boro 2182 344756,00 297 345053,00 3,99
Kedensari 13275 2097513,20 31800 2129313,20 24,64
Ketegan 7586 1198545,87 21600 1220145,87 14,12
Ganggangpanjang 5416 855803,50 3060 858863,50 9,94

Grabbagan 8225 1299615,34 10800 1310415,34 15,17


kepuh kemiri 7951 1256202,27 16600 1272802,27 14,73
Kepuntren 7081 1118792,27 7500 1126292,27 13,04
Telasih 7122 1125270,35 24500 1149770,35 13,31
Janti 5013 792060,81 10600 802660,81 9,29
Kajeksan 5531 873963,42 26800 900763,42 10,43
Singopadu 4516 713541,37 3900 717441,37 8,30
Kepadangen 12738 2012561,87 152200 2164761,87 25,06
Kenanga 6691 1057208,23 23600 1080808,23 12,51
3 Gelang 5309 838880,25 23700 862580,25 9,98
Jiken 3142 496477,76 6300 502777,76 5,82
Pangkemiri 6940 1096453,47 10400 1106853,47 12,81
Kemantren 9804 1548997,80 16300 1565297,80 18,12
Grinting 4316 681891,20 9600 691491,20 8,00
Modong 9855 1557164,83 26900 1584064,83 18,33
Tulangan 8584 1356308,68 27100 1383408,68 16,01
Kebaron 7510 1186564,50 7100 1193664,50 13,82
Kepatihan 1910 301750,82 128 301878,82 3,49
Medalem 4162 657622,44 4400 662022,44 7,66

4 sugih waras 20990 3316409,47 23000 3339409,47 38,65

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 88
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

jumlah Q non Q total


Q domestik
Blok Kelurahan penduduk domestik
(liter/hari) liter/hari liter/detik
terlayani (liter/detik)
karangtanjung 9194 1452675,78 14000 1466675,78 16,98
Sumokali 6694 1057688,80 5600 1063288,80 12,31
Sepande 11706 1849501,07 18200 1867701,07 21,62
Sidodadi 5296 836799,60 2700 839499,60 9,72
durungbedug 7026 1110071,20 9000 1119071,20 12,95
Jambanagan 4445 702320,53 8400 710720,53 8,23
durungbanjar 3279 518130,60 10600 528730,60 6,12
ganggangpanjang 3611 570535,67 480 571015,67 6,61
Randegan 5945 939244,76 11300 950544,76 11,00
Sudimoro 6055 956667,76 12800 969467,76 11,22
Kedondong 7220 1140783,94 12400 1153183,94 13,35
kedung kendo 16715 2640959,47 116600 2757559,47 31,92
Kepatihan 7639 1207003,29 8128 1215131,29 14,06
Grogol 8501 1343168,18 14000 1357168,18 15,71
Contoh perhitungan :

Qtotal = Q domestik + Q nondomestik

= 764267,07 + 14200 = 778467,07 liter/hari

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 89
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.5. Perhitungan Debit Air Buangan


Tabel 4.20 Perhitungan Debit Air Buangan
Asumsi Q Air
Jumlah Q Domestik Q Nondomestik Luas
Jumlah Q Total Air Buangan
Blok Kelurahan Penduduk Kelurahan Kelurahan Wilayah
Penduduk Buangan (Qave)
Terlayani
Lt/Hari Lt/Hari Lt/Hari M3/Hari 80% M3/Hari Ha
kedung peluk 4837 4837 764267,07 14200 778467,07 778,47 80% 622,77 1209,67
kali pecabean 10132 10132 1600908,67 45700 1646608,67 1646,61 80% 1317,29 198,00
kendalpecabean 5628 5628 889160,80 6600 895760,80 895,76 80% 716,61 129,84
wedoro lunak 5903 5903 932686,40 3400 936086,40 936,09 80% 748,87 136,33
klurak 7619 7619 1203838,80 10000 1213838,80 1213,84 80% 971,07 162,30
balongtowo 7025 7025 1109980,40 3300 1113280,40 1113,28 80% 890,62 162,30
balonggabus 5335 5335 842898,40 6100 848998,40 849,00 80% 679,20 48,69
ngampel sari 7917 7917 1250843,20 9300 1260143,20 1260,14 80% 1008,11 100,62
1 kebonsari 4705 4705 743332,03 9000 752332,03 752,33 80% 601,87 163,38
bligo 8063 8063 1273890,80 3300 1277190,80 1277,19 80% 1021,75 86,53
gelam 7120 7120 1124896,80 7200 1132096,80 1132,10 80% 905,68 114,70
sumorame 9193 9193 1452529,32 10600 1463129,32 1463,13 80% 1170,50 123,35
larangan 13997 13997 2211473,07 24000 2235473,07 2235,47 80% 1788,38 82,24
candi 5755 5755 909321,60 13900 923221,60 923,22 80% 738,58 37,40
tenggulunan 9931 9931 1569161,20 5300 1574461,20 1574,46 80% 1259,57 63,84
boro 7275 5093 804651,87 3577 808228,87 808,23 80% 646,58 119,39
banjar panji 4259 1278 201870,28 0 201870,28 201,87 80% 161,50 272,13

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 90
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Asumsi Q Air
Jumlah Q Domestik Q Nondomestik Luas
Jumlah Q Total Air Buangan
Blok Kelurahan Penduduk Kelurahan Kelurahan Wilayah
Penduduk Buangan (Qave)
Terlayani
Lt/Hari Lt/Hari Lt/Hari M3/Hari 80% M3/Hari Ha
banjarpanji 4259 2981 471030,65 2674 473704,65 473,70 80% 378,96 272,13
banjarsari 4534 4534 716373,38 13700 730073,38 730,07 80% 584,06 204,37
penatar sewu 4559 4559 720322,00 12100 732422,00 732,42 80% 585,94 166,72
sentul 5492 5492 867767,60 8800 876567,60 876,57 80% 701,25 159,19
kalidawir 6178 6178 976166,80 15200 991366,80 991,37 80% 793,09 423,41
kedungbanteng 4131 4131 652698,00 11500 664198,00 664,20 80% 531,36 233,41
putat 5834 5834 921708,80 28300 950008,80 950,01 80% 760,01 160,27
gempolsari 7995 7995 1263273,20 9000 1272273,20 1272,27 80% 1017,82 134,45
2 kali tengah 19226 19226 3037655,45 44500 3082155,45 3082,16 80% 2465,72 112,94
ngaban 11074 11074 1749642,27 47500 1797142,27 1797,14 80% 1437,71 120,47
ketapang 6757 6757 1067553,07 7400 1074953,07 1074,95 80% 859,96 72,07
kalisampurna 7754 7754 1225110,93 15300 1240410,93 1240,41 80% 992,33 166,17
kludan 7091 7091 1120346,40 14000 1134346,40 1134,35 80% 907,48 88,20
boro 7275 2183 344756,00 297 345053,00 345,05 80% 276,04 119,39
kedensari 13275 13275 2097513,20 31800 2129313,20 2129,31 80% 1703,45 155,96
ketegan 7586 7586 1198545,87 21600 1220145,87 1220,15 80% 976,12 88,20
ganggangpanjang 9027 5416 855803,50 3060 858863,50 858,86 80% 687,09 231,26

grabbagan 8225 8225 1299615,34 10800 1310415,34 1310,42 80% 1048,33 230,87
3
kepuh kemiri 7951 7951 1256202,27 16600 1272802,27 1272,80 80% 1018,24 135,99

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 91
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Asumsi Q Air
Jumlah Q Domestik Q Nondomestik Luas
Jumlah Q Total Air Buangan
Blok Kelurahan Penduduk Kelurahan Kelurahan Wilayah
Penduduk Buangan (Qave)
Terlayani
Lt/Hari Lt/Hari Lt/Hari M3/Hari 80% M3/Hari Ha
kepuntren 7081 7081 1118792,27 7500 1126292,27 1126,29 80% 901,03 149,70
telasih 7122 7122 1125270,35 24500 1149770,35 1149,77 80% 919,82 120,18
janti 5013 5013 792060,81 10600 802660,81 802,66 80% 642,13 139,16
kajeksan 5531 5531 873963,42 26800 900763,42 900,76 80% 720,61 122,29
singopadu 4516 4516 713541,37 3900 717441,37 717,44 80% 573,95 79,96
kepadangen 12738 12738 2012561,87 152200 2164761,87 2164,76 80% 1731,81 156,03
kenanga 6691 6691 1057208,23 23600 1080808,23 1080,81 80% 864,65 158,13
gelang 5309 5309 838880,25 23700 862580,25 862,58 80% 690,06 202,41
jiken 3142 3142 496477,76 6300 502777,76 502,78 80% 402,22 139,16
pangkemiri 6940 6940 1096453,47 10400 1106853,47 1106,85 80% 885,48 144,43
kemantren 9804 9804 1548997,80 16300 1565297,80 1565,30 80% 1252,24 160,24
grinting 4316 4316 681891,20 9600 691491,20 691,49 80% 553,19 139,16
modong 9855 9855 1557164,83 26900 1584064,83 1584,06 80% 1267,25 102,26
tulangan 8584 8584 1356308,68 27100 1383408,68 1383,41 80% 1106,73 94,88
kebaron 7510 7510 1186564,50 7100 1193664,50 1193,66 80% 954,93 202,41
kepatihan 9549 1910 301750,82 128 301878,82 301,88 80% 241,50 180,27
medalem 4162 4162 657622,44 4400 662022,44 662,02 80% 529,62 82,23
0,00
sugih waras 20990 20990 3316409,47 23000 3339409,47 3339,41 80% 2671,53 120,10
4
karangtanjung 9194 9194 1452675,78 14000 1466675,78 1466,68 80% 1173,34 144,99

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 92
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Asumsi Q Air
Jumlah Q Domestik Q Nondomestik Luas
Jumlah Q Total Air Buangan
Blok Kelurahan Penduduk Kelurahan Kelurahan Wilayah
Penduduk Buangan (Qave)
Terlayani
Lt/Hari Lt/Hari Lt/Hari M3/Hari 80% M3/Hari Ha
sumokali 6694 6694 1057688,80 5600 1063288,80 1063,29 80% 850,63 122,26
sepande 11706 11706 1849501,07 18200 1867701,07 1867,70 80% 1494,16 173,11
sidodadi 5296 5296 836799,60 2700 839499,60 839,50 80% 671,60 108,20
durungbedug 7026 7026 1110071,20 9000 1119071,20 1119,07 80% 895,26 220,73
jambanagan 4445 4445 702320,53 8400 710720,53 710,72 80% 568,58 114,70
durungbanjar 3279 3279 518130,60 10600 528730,60 528,73 80% 422,98 114,69
ganggangpanjang 9027 3611 570535,67 480 571015,67 571,02 80% 456,81 231,26
randegan 5945 5945 939244,76 11300 950544,76 950,54 80% 760,44 215,12
sudimoro 6055 6055 956667,76 12800 969467,76 969,47 80% 775,57 144,91
kedondong 7220 7220 1140783,94 12400 1153183,94 1153,18 80% 922,55 127,56
[ 16715 16715 2640959,47 116600 2757559,47 2757,56 80% 2206,05 128,76
kepatihan 9549 7639 1207003,29 8128 1215131,29 1215,13 80% 972,11 180,27
grogol 8501 8501 1343168,18 14000 1357168,18 1357,17 80% 1085,73 150,75
Jumlah 492313

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 93
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Tabel 4.20 Perhitungan Debit Air Buangan (lanjutan)

Qave inf Qave TOTAL Qpeak Qpeakinf Qpeak TOTAL Qmin


F ave inf Fpeak Finf

M3/Hari M3/Hari M3/Detik M3/Hari M3/Hari M3/Hari M3/Detik M3/Hari M3/Detik


3,20 3870,94 4493,72 0,05 3,00 13481,15 5,00 6048,35 19529,50 0,23 1231,84 0,014
5,20 1029,60 2346,89 0,03 3,20 7510,04 8,00 1584,00 9094,04 0,11 745,87 0,009
6,15 798,52 1515,12 0,02 3,30 4999,91 10,00 1298,40 6298,31 0,07 428,10 0,005
6,10 831,61 1580,48 0,02 3,30 5215,59 10,00 1363,30 6578,89 0,08 450,86 0,005
5,80 941,34 1912,41 0,02 3,20 6119,72 9,50 1541,85 7661,57 0,09 574,11 0,007
5,80 941,34 1831,96 0,02 3,25 5953,88 9,50 1541,85 7495,73 0,09 541,10 0,006
8,10 394,39 1073,59 0,01 3,40 3650,20 14,00 681,66 4331,86 0,05 300,12 0,003
6,40 643,97 1652,08 0,02 3,30 5451,87 11,00 1106,82 6558,69 0,08 499,77 0,006
5,75 939,44 1541,30 0,02 3,30 5086,29 9,00 1470,42 6556,71 0,08 420,17 0,005
7,00 605,71 1627,46 0,02 3,30 5370,63 13,00 1124,89 6495,52 0,08 494,12 0,006
6,20 711,14 1616,82 0,02 3,30 5335,50 10,50 1204,35 6539,85 0,08 478,83 0,006
6,25 770,94 1941,44 0,02 3,25 6309,68 10,00 1233,50 7543,18 0,09 605,13 0,007
7,10 583,90 2372,28 0,03 3,20 7591,30 13,00 1069,12 8660,42 0,10 804,27 0,009
8,75 327,25 1065,83 0,01 3,50 3730,40 15,00 561,00 4291,40 0,05 302,50 0,004
7,50 478,80 1738,37 0,02 3,70 6431,97 13,50 861,84 7293,81 0,08 550,27 0,006
6,20 740,22 1386,80 0,02 3,30 4576,44 10,50 1253,60 5830,04 0,07 384,09 0,004
5,10 1387,86 1549,36 0,02 3,20 4957,95 7,50 2040,98 6998,92 0,08 325,44 0,004

5,10 1387,86 1766,83 0,02 3,20 5653,85 7,50 2040,98 7694,82 0,09 439,65 0,005

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 94
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Qave inf Qave TOTAL Qpeak Qpeakinf Qpeak TOTAL Qmin


F ave inf Fpeak Finf

M3/Hari M3/Hari M3/Detik M3/Hari M3/Hari M3/Hari M3/Detik M3/Hari M3/Detik


5,20 1062,72 1646,78 0,02 3,30 5434,38 8,00 1634,96 7069,34 0,08 445,62 0,005
5,70 950,30 1536,24 0,02 3,30 5069,60 9,50 1583,84 6653,44 0,08 416,16 0,005
5,90 939,22 1640,48 0,02 3,30 5413,57 9,50 1512,31 6925,87 0,08 461,26 0,005
4,10 1735,98 2529,07 0,03 3,15 7966,58 7,00 2963,87 10930,45 0,13 728,06 0,008
5,50 1283,76 1815,11 0,02 3,20 5808,36 7,80 1820,60 7628,96 0,09 482,11 0,006
5,85 937,58 1697,59 0,02 3,30 5602,04 9,50 1522,57 7124,60 0,08 483,11 0,006
6,15 826,87 1844,69 0,02 3,25 5995,23 10,00 1344,50 7339,73 0,08 559,14 0,006
6,25 705,88 3171,60 0,04 3,20 10149,12 10,50 1185,87 11334,99 0,13 1145,74 0,013
6,20 746,91 2184,63 0,03 3,30 7209,27 10,00 1204,70 8413,97 0,10 706,75 0,008
7,70 554,94 1414,90 0,02 3,40 4810,66 13,50 972,95 5783,61 0,07 414,67 0,005
5,70 947,17 1939,50 0,02 3,25 6303,37 9,50 1578,62 7881,98 0,09 584,28 0,007
6,90 608,58 1516,06 0,02 3,40 5154,59 13,00 1146,60 6301,19 0,07 448,63 0,005
6,20 740,22 1016,26 0,01 3,30 3353,66 10,50 1253,60 4607,25 0,05 237,59 0,003
6,00 935,76 2639,21 0,03 3,15 8313,51 9,50 1481,62 9795,13 0,11 885,35 0,010
6,90 608,58 1584,70 0,02 3,30 5229,50 13,00 1146,60 6376,10 0,07 475,31 0,006
5,55 1283,49 1970,58 0,02 3,30 6502,93 7,80 1803,83 8306,75 0,10 552,55 0,006

5,60 1292,87 2341,20 0,03 3,20 7491,85 7,80 1800,79 9292,64 0,11 713,68 0,008
6,15 836,34 1854,58 0,02 3,30 6120,12 10,00 1359,90 7480,02 0,09 561,51 0,006
6,20 928,14 1829,17 0,02 3,30 6036,27 9,50 1422,15 7458,42 0,09 541,13 0,006

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 95
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Qave inf Qave TOTAL Qpeak Qpeakinf Qpeak TOTAL Qmin


F ave inf Fpeak Finf

M3/Hari M3/Hari M3/Detik M3/Hari M3/Hari M3/Hari M3/Detik M3/Hari M3/Detik


6,30 757,13 1676,95 0,02 3,40 5701,63 10,00 1201,80 6903,43 0,08 496,67 0,006
6,00 834,96 1477,09 0,02 3,40 5022,10 10,00 1391,60 6413,70 0,07 407,81 0,005
6,25 764,31 1484,92 0,02 3,40 5048,74 10,00 1222,90 6271,64 0,07 418,12 0,005
7,15 571,71 1145,67 0,01 3,40 3895,27 13,00 1039,48 4934,75 0,06 309,77 0,004
6,00 936,18 2667,99 0,03 3,20 8537,57 9,50 1482,29 10019,85 0,12 887,63 0,010
5,95 940,87 1805,52 0,02 3,25 5867,94 9,50 1502,24 7370,18 0,09 528,12 0,006
5,20 1052,53 1742,60 0,02 3,20 5576,31 8,00 1619,28 7195,59 0,08 486,67 0,006
6,00 834,96 1237,18 0,01 3,40 4206,42 10,00 1391,60 5598,02 0,06 311,11 0,004
6,20 895,47 1780,95 0,02 3,30 5877,13 9,50 1372,09 7249,22 0,08 524,74 0,006
5,85 937,40 2189,64 0,03 3,20 7006,86 9,50 1522,28 8529,14 0,10 691,32 0,008
6,00 834,96 1388,15 0,02 3,40 4719,72 10,00 1391,60 6111,32 0,07 371,94 0,004
6,40 654,46 1921,72 0,02 3,30 6341,66 11,00 1124,86 7466,52 0,09 607,37 0,007
6,50 616,72 1723,45 0,02 3,30 5687,37 9,50 901,36 6588,73 0,08 529,87 0,006
5,20 1052,53 2007,46 0,02 3,25 6524,26 8,00 1619,28 8143,54 0,09 600,90 0,007
5,60 1009,51 1251,02 0,01 3,25 4065,80 8,00 1442,16 5507,96 0,06 284,77 0,003
7,10 583,83 1113,45 0,01 3,40 3785,73 13,00 1068,99 4854,72 0,06 296,19 0,003

6,30 756,63 3428,16 0,04 2,80 9598,84 7,80 936,78 10535,62 0,12 1260,36 0,015
6,20 898,94 2072,28 0,02 3,20 6631,29 9,50 1377,41 8008,70 0,09 645,92 0,007
6,25 764,13 1614,76 0,02 3,30 5328,69 10,00 1222,60 6551,29 0,08 472,37 0,005

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 96
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Qave inf Qave TOTAL Qpeak Qpeakinf Qpeak TOTAL Qmin


F ave inf Fpeak Finf

M3/Hari M3/Hari M3/Detik M3/Hari M3/Hari M3/Hari M3/Detik M3/Hari M3/Detik


5,65 978,07 2472,23 0,03 3,20 7911,14 9,50 1644,55 9555,69 0,11 808,72 0,009
6,35 687,07 1358,67 0,02 3,40 4619,48 11,00 1190,20 5809,68 0,07 379,26 0,004
5,70 1258,16 2153,42 0,02 3,20 6890,94 7,80 1721,69 8612,63 0,10 636,06 0,007
6,20 711,14 1279,72 0,01 3,40 4351,04 10,50 1204,35 5555,39 0,06 344,92 0,004
6,20 711,08 1134,06 0,01 3,40 3855,81 10,50 1204,25 5060,06 0,06 287,63 0,003
5,60 1295,06 1751,87 0,02 3,30 5781,17 7,80 1803,83 7584,99 0,09 452,96 0,005
5,00 1075,60 1836,04 0,02 3,25 5967,12 8,00 1720,96 7688,08 0,09 524,49 0,006
6,20 898,44 1674,02 0,02 3,25 5440,55 9,50 1376,65 6817,20 0,08 479,97 0,006
6,10 778,12 1700,66 0,02 3,40 5782,25 10,00 1275,60 7057,85 0,08 505,08 0,006
6,10 785,44 2991,48 0,03 3,15 9423,17 10,00 1287,60 10710,77 0,12 1050,84 0,012
5,60 1009,51 1981,62 0,02 3,25 6440,26 8,00 1442,16 7882,42 0,09 595,20 0,007
6,20 934,65 2020,38 0,02 3,30 6667,27 9,50 1432,13 8099,39 0,09 619,95 0,007
1,45 5,87 0,431

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 97
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitungan kelurahan Kedungpeluk pada blok 1:


1. Jumlah penduduk didapatkan dari hasil proyeksi penduduk tahun 2038 sebanyak
4837jiwa
2. Jumlah penduduk jiwa yang terlayani yaitu 100% = jumlah penduduk x 100%
= 4837 x100%
3. Q domestik didapatkan dari perhitungan sebelumnya kebutuhan air domestik sebesar
764267,07 liter/hari
4. Q nondomestik didapatkan dari perhitungan sebelumnya kebutuhan air nondomestik
sebesar 51200 liter/hari
5. Q total = Qdomestik + Qnondomestik
= 764267,07 + 51200 = 815467,0667 liter/hari = 815,467 m3/hari
6. Asumsi air buangan (70% - 80%)
Dalam perhitungan diasumsi 80% dikarenkan dalam perencanaan menggunakan
rentang maksimum agar dapat terlayani semua
7. Debit air buangan (Q air buangan )
Q ave total = Q total x asumsi air buangan
= 815,467 x 80%
= 652,373653 m3/hari
8. Luas wilayah = 1209,67 HA
9. Berdasarkan grafik, didapatkan faktor rata-rata nilai infiltrasi sebesar= 3,2

Gambar 4.1 Grafik faktor rata-rata infiltrasi yang diperoleh

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 98
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

10. Debit rata-rata infiltrasi


Q ave infiltrasi = luas wilayah x F ave inf
= 1209,67 x 3,2 = 3870,94 m3/hari
11. Debit rat-rata total
Q ave total = Qave + Qave inf
= 652,373653 + 3870,94 = 4523,32 m3/hari = 0,052 m3/hari
12. Debit air buangan puncak (Qpeak)
Berdasarkan grafik yang berdasarkan Qave total dalam m3/detik, didapatkan faktor
peak sebesar= 3
Qpeak = Qavetotal x fpeak
= 4523,32 x 3 = 13570 m3/hari

Gambar 4.2 Grafik Fpeak yang diperoleh dari hasil perhitungan


13. Debit peak infiltrasi (Qpeak inf)
Qpeak inf = luas wilayah x finf
= 1209,67 x 5 = 6048,35 m3/hari

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 99
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Gambar 4.3 Grafik Finf yang diperoleh dari hasil perhitungan


14. Total debit air buangan puncak (Qpeak total)
Qpeaktotal = Qpeak + Qpeakinf
= 13570 + 6048,35 = 19618,3 m3/hari
15. Debit air buangan minimum

P= jumlah penduduk yang terlayani


= 1239,95m3/hari

4.6. Pembebanan Pipa


4.6.1. Kriteria perencanaan
Dalam membuata jaringan perpipaan air buangan, hal ini haris diperhatikan
dalam pembuatan jaringan adalah :
1. Mengikuti jalan
2. Berbentuk duri pada ikan ( pada utama dan cabang )
3. Pipa utama tidak melayani air buangan, pipa utama hanya menampung air
buangan dari pipa cabang
4. Sistem dibuat gravitasi , jika terpaksa tidak bisa gravitasi maka menggunakan
pompa

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 100
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.6.2. Desain perencanaan


Desain perencanaan pembuatan sistem saluran air bersih yang akan di
lakukan di Kabuten Sidoarjo tepatnya pada Kecamatan Tanggulangin, Tulangan,
dan Candi adalah sebagai berikut :
1. Jaringan melayani setiap blok
2. Menggunakan 1 IPAL

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 101
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.6.3. Perhitungan Pembebanan Pipa Cabang


Tabel 4.21 Perhitungan Pembebanan Pipa Cabang Air Buangan
Jumlah
Node Blok
Nomor % Penduduk Qave Qpeak Q Min
Yang Kelurahan Jumlah Penduduk Qave Qpeak Qmin
Pipa Pembebanan Yang Pembebanan Pembebanan Pembebanan
Dari Ke Dilayani
Terbebani
Grabagan 8225 100% 8225 0,03 0,03 0,11 0,11 0,008 0,008
Kepuhkemiri 7951 100% 7951 0,02 0,02 0,09 0,09 0,006 0,006
Kepuntren 7081 100% 7081 0,02 0,02 0,09 0,09 0,006 0,006
1 A D 3 Kajeksan 5531 100% 5531 0,02 0,02 0,07 0,07 0,005 0,005
Grinting 4316 100% 4316 0,02 0,02 0,07 0,07 0,004 0,004
Singopadu 4516 100% 4516 0,01 0,01 0,06 0,06 0,004 0,004
Modong 9855 60% 5913 0,02 0,01 0,09 0,05 0,007 0,004
jumlah 43533 0,13 0,53 0,038

Tlasih 7122 100% 7122 0,02 0,02 0,08 0,08 0,006 0,006
Janti 5013 100% 5013 0,02 0,02 0,07 0,07 0,005 0,005
Kepadangan 12738 100% 12738 0,03 0,03 0,12 0,12 0,010 0,010
3 Kebaron 7510 100% 7510 0,02 0,02 0,09 0,09 0,007 0,007
2 C D
Tulangan 8584 40% 3434 0,02 0,01 0,08 0,03 0,006 0,002
Kenanga 6691 100% 6691 0,02 0,02 0,09 0,09 0,006 0,006
Gelang 5309 20% 1062 0,02 0,00 0,08 0,02 0,006 0,001
4 Kepatihan 7639 80% 6111 0,02 0,02 0,09 0,07 0,007 0,006
jumlah 49681 0,14 0,57 0,043

Modong 9855 40% 3942 0,02 0,01 0,09 0,03 0,007 0,003
Kemantren 9804 100% 9804 0,03 0,03 0,10 0,10 0,008 0,008
3
Tulangan 8584 60% 5150 0,02 0,01 0,08 0,05 0,006 0,004
3 E F Medalem 4162 100% 4162 0,01 0,01 0,06 0,06 0,003 0,003
Kepatihan 7639 20% 1528 0,02 0,00 0,09 0,02 0,007 0,001
4 Durungbedug 7026 40% 2810 0,02 0,01 0,10 0,04 0,007 0,003
Sudimoro 6055 40% 2422 0,02 0,01 0,08 0,03 0,006 0,002

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 102
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Jumlah
Node Blok
Nomor % Penduduk Qave Qpeak Q Min
Yang Kelurahan Jumlah Penduduk Qave Qpeak Qmin
Pipa Pembebanan Yang Pembebanan Pembebanan Pembebanan
Dari Ke Dilayani
Terbebani
Grogol 8501 100% 8501 0,02 0,02 0,09 0,09 0,007 0,007
jumlah 38319 0,10 0,42 0,032

Gelang 5309 80% 4247 0,02 0,02 0,08 0,07 0,006 0,005
Jiken 3142 100% 3142 0,01 0,01 0,06 0,06 0,004 0,004
3
Kepatihan 1910 100% 1910 0,01 0,01 0,06 0,06 0,003 0,003
4 G H Pangkemiri 6940 100% 6940 0,02 0,02 0,08 0,08 0,006 0,006
4 ganggangpanjang 3611 100% 3611 0,02 0,02 0,09 0,09 0,005 0,005
Randegan 5945 70% 4161 0,02 0,01 0,09 0,06 0,006 0,004
2
ganggangpanjang 5416 70% 3792 0,02 0,02 0,10 0,07 0,006 0,004
jumlah 27803 0,12 0,50 0,031

Durungbedug 7026 60% 4216 0,02 0,01 0,10 0,06 0,007 0,004
Sudimoro 6055 60% 3633 0,02 0,01 0,08 0,05 0,006 0,003
Kedondong 7220 100% 7220 0,02 0,02 0,08 0,08 0,006 0,006
durungbanjar 3279 100% 3279 0,01 0,01 0,06 0,06 0,003 0,003
5 I J 4 karangtanjung 9194 20% 1839 0,02 0,00 0,09 0,02 0,007 0,001
Sidodadi 5296 100% 5296 0,02 0,02 0,07 0,07 0,004 0,004
Jambangan 4445 100% 4445 0,01 0,01 0,06 0,06 0,004 0,004
Sumokali 6694 10% 669 0,02 0,00 0,08 0,01 0,005 0,001
Sepande 11706 10% 1171 0,03 0,00 0,11 0,01 0,009 0,001
jumlah 31769 0,10 0,42 0,028

Randegan 5945 30% 1784 0,02 0,01 0,09 0,03 0,006 0,002
4 ganggangpanjang 5416 30% 1625 0,02 0,01 0,10 0,03 0,006 0,002
7 M N karangtanjung 9194 10% 919 0,02 0,00 0,09 0,01 0,007 0,001
Kedensari 13275 100% 13275 0,03 0,03 0,11 0,11 0,010 0,010
2
kalisampurno 7754 70% 5428 0,02 0,02 0,09 0,06 0,007 0,005

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 103
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Jumlah
Node Blok
Nomor % Penduduk Qave Qpeak Q Min
Yang Kelurahan Jumlah Penduduk Qave Qpeak Qmin
Pipa Pembebanan Yang Pembebanan Pembebanan Pembebanan
Dari Ke Dilayani
Terbebani
Ketapang 6757 20% 1351 0,02 0,00 0,07 0,01 0,005 0,001
Boro 2183 100% 2183 0,01 0,01 0,05 0,05 0,003 0,003
Ketegan 7586 100% 7586 0,02 0,02 0,07 0,07 0,006 0,006
jumlah 34151 0,10 0,38 0,029

karangtanjung 9194 20% 1839 0,02 0,00 0,09 0,02 0,007 0,001
kedungbendo 16715 100% 16715 0,03 0,03 0,12 0,12 0,012 0,012
4
6 K L Sumokali 6694 90% 6025 0,02 0,02 0,08 0,07 0,005 0,005
Sepande 11706 90% 10535 0,03 0,03 0,11 0,10 0,009 0,008
1 Tenggulunan 9931 60% 5959 0,02 0,01 0,08 0,05 0,006 0,004
jumlah 41072 0,09 0,36 0,031

karangtanjung 9194 50% 4597 0,02 0,01 0,09 0,05 0,007 0,004
4
Sugihwaras 20990 100% 20990 0,04 0,04 0,12 0,12 0,015 0,015
Sumorame 9193 50% 4597 0,02 0,01 0,09 0,04 0,007 0,004
Tenggulunan 9931 40% 3973 0,02 0,01 0,08 0,03 0,006 0,003
8 O P
Gelam 7120 50% 3560 0,02 0,01 0,08 0,04 0,006 0,003
1
Larangan 13997 20% 2799 0,03 0,01 0,10 0,02 0,009 0,002
Bligo 8063 10% 806 0,02 0,00 0,08 0,01 0,006 0,001
Candi 5755 20% 1151 0,01 0,00 0,05 0,01 0,004 0,001
jumlah 42473 0,09 0,32 0,030

Boro 5093 100% 5093 0,02 0,02 0,07 0,07 0,004 0,004
1 Sumorame 9193 50% 4597 0,02 0,01 0,09 0,04 0,007 0,004
Ngampelsari 7917 60% 4750 0,02 0,01 0,08 0,05 0,006 0,003
9 Q R
Kludan 7091 100% 7091 0,02 0,02 0,07 0,07 0,005 0,005
2 Ketapang 6757 80% 5405 0,02 0,01 0,07 0,05 0,005 0,004
Kalitengah 19226 100% 19226 0,04 0,04 0,13 0,13 0,013 0,013

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 104
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Jumlah
Node Blok
Nomor % Penduduk Qave Qpeak Q Min
Yang Kelurahan Jumlah Penduduk Qave Qpeak Qmin
Pipa Pembebanan Yang Pembebanan Pembebanan Pembebanan
Dari Ke Dilayani
Terbebani
kalisampurno 7754 30% 2326 0,02 0,01 0,09 0,03 0,007 0,002
Ngaban 11074 100% 11074 0,03 0,03 0,10 0,10 0,008 0,008
jumlah 59561 0,14 0,54 0,044

Bligo 8063 90% 7256 0,02 0,02 0,08 0,07 0,006 0,005
Larangan 13997 80% 11197 0,03 0,02 0,10 0,08 0,009 0,007
Candi 5755 80% 4604 0,01 0,01 0,05 0,04 0,004 0,003
Kebonsari 4705 100% 4705 0,02 0,02 0,08 0,08 0,005 0,005
10 S T 1
Gelam 7120 50% 3560 0,02 0,01 0,08 0,04 0,006 0,003
Balonggabus 5335 100% 5335 0,01 0,01 0,05 0,05 0,003 0,003
Ngampelsari 7917 40% 3167 0,02 0,01 0,08 0,03 0,006 0,002
Klurak 7619 50% 3810 0,02 0,01 0,09 0,04 0,007 0,003
jumlah 43633 0,11 0,43 0,032

Wedorolunak 5903 100% 5903 0,02 0,02 0,08 0,08 0,005 0,005
Kalipecabean 10132 100% 10132 0,03 0,03 0,11 0,11 0,009 0,009
11 U V 1 Klurak 7619 50% 3810 0,02 0,01 0,09 0,04 0,007 0,003
kendalpecabean 5628 70% 3939 0,02 0,01 0,07 0,05 0,005 0,003
Kedungpeluk 4837 100% 4837 0,05 0,05 0,23 0,23 0,014 0,014
jumlah 28622 0,12 0,50 0,035

Putat 5834 100% 5834 0,02 0,02 0,08 0,08 0,006 0,006
Kalidawir 6178 50% 3089 0,03 0,01 0,13 0,06 0,008 0,004
2
Gempolsari 7995 100% 7995 0,02 0,02 0,08 0,08 0,006 0,006
12 W X
kedungbanteng 4131 20% 826 0,02 0,00 0,09 0,02 0,006 0,001
kendalpecabean 5628 30% 1688 0,02 0,01 0,07 0,02 0,005 0,001
1
Balongtowo 7025 100% 7025 0,02 0,02 0,09 0,09 0,006 0,006
jumlah 26458 0,09 0,36 0,025

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 105
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Jumlah
Node Blok
Nomor % Penduduk Qave Qpeak Q Min
Yang Kelurahan Jumlah Penduduk Qave Qpeak Qmin
Pipa Pembebanan Yang Pembebanan Pembebanan Pembebanan
Dari Ke Dilayani
Terbebani
kedungbanteng 4131 80% 3305 0,02 0,02 0,09 0,07 0,006 0,004
Sentul 5492 100% 5492 0,02 0,02 0,08 0,08 0,005 0,005
Penatarsewu 4559 100% 4559 0,02 0,02 0,08 0,08 0,005 0,005
13 Y Z 2
Banjarsari 4534 100% 4534 0,02 0,02 0,08 0,08 0,005 0,005
Kalidawir 6178 50% 3089 0,03 0,01 0,13 0,06 0,008 0,004
Banjarpanji 2981 100% 2981 0,02 0,02 0,09 0,09 0,005 0,005
1 Banjarpanji 1278 100% 1278 0,02 0,02 0,08 0,08 0,004 0,004
Jumlah 25238 0,13 0,54 0,033

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 106
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitungan
Pipa nomer 1 dari A ke D
1. Blok yang dilayani pipa nomer 1 terdapat pada blok 3
2. Kelurahan yang dilayani adalah kelurahan Grabagan, dengan jumlah penduduk 8225
jiwa
3. % pembebanan = 100%
4. Jumlah penduduk yang terbebani = %pembebanan x ∑ penduduk
= 100% x 8225 = 8225 jiwa
5. Q avetotal diperoleh dari perhitungan sebelumnya
6. Qaverage pembebanan = Qavetotal x % pembebanan
= 0,03 x 100% = 0,03 m3/detik
7. Qpeaktotal diperoleh dari perhitungan sebelumnya
8. Qpeak pembebanan = Q peak total x %pembebanan
= 0,11 x 100% = 0,11 3/detik
9. Qmintotal didapatkan dari perhitungan sebelumnya
10. Q minimum pembebaan = Q min total x % pembebanan
= 0,008 x 100% = 0,008

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 107
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.6.4. Perhitungan Pembebanan Pipa Induk Air Buangan


Tabel 4.22 Perhitungan Pembebanan Pipa Induk Air Buangan
Node Pipa Node Pipa
Akumulasi
Innduk Cabang
Pipa Qave
Qpeak Per Qmin
Induk Per
Dari Ke Dari Ke Qave Qpeak Pipa Qmin Per Pipa
Pipa
Induk Induk
Induk
15 D F C D 0,14 0,57 0,043
0,27 1,10 0,081
A D 0,13 0,53 0,038

16 F H E F 0,10 0,42 0,032


0,38 1,52 0,113
D F 0,27 1,10 0,081

17 H J G H 0,12 0,50 0,031


0,49 2,02 0,144
F H 0,38 1,52 0,113

18 J L I J 0,10 0,42 0,028


0,59 2,43 0,172
H J 0,49 2,02 0,144

19 L N K L 0,09 0,36 0,031


0,69 2,79 0,203
J L 0,59 2,43 0,172

20 N P M N 0,10 0,78 0,38 3,18 0,029 0,232

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 108
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Node Pipa Node Pipa


Akumulasi
Innduk Cabang
Pipa Qave
Qpeak Per Qmin
Induk Per
Dari Ke Dari Ke Qave Qpeak Pipa Qmin Per Pipa
Pipa
Induk Induk
Induk
L N 0,69 2,79 0,203

21 P R O P 0,09 0,32 0,030


0,87 3,50 0,262
N P 0,78 3,18 0,232

22 R T Q R 0,14 0,54 0,044


1,01 4,04 0,306
P R 0,87 3,50 0,262

23 T V S T 0,11 0,43 0,032


1,12 4,46 0,338
R T 1,01 4,04 0,306

24 V X U V 0,12 0,50 0,035


1,24 4,97 0,373
T V 1,12 4,46 0,338

25 X Z W X 0,09 0,36 0,025


1,32 5,32 0,398
V X 1,24 4,97 0,373

26 Z IPAL Y Z 0,13 0,54 0,033


1,45 5,87 0,431
X Z 1,32 5,32 0,398

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 109
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Node Pipa Node Pipa


Akumulasi
Innduk Cabang
Pipa Qave
Qpeak Per Qmin
Induk Per
Dari Ke Dari Ke Qave Qpeak Pipa Qmin Per Pipa
Pipa
Induk Induk
Induk

IPAL Z IPAL 1,45 1,45 5,87 5,87 0,431 0,431

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 110
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitungan pipa induk


Pipa Nomer 15 dari D ke F
1. Node pipa cabang dari pipa C ke D, dan pipa cabang A ke D
2. Q average adalah Q ave pembebanan pada pipa cabang
 Qave pada pipa cabang C ke D = 0,14 m3/detik (didapat dari jumlah Qave
pembebanan pipa nomer 2)
 Qave pada pipa cabang A ke D = 0,013 m3/detik
 Total Qave per pipa induk nomor 15 = 0,27 m3/detik
3. Qpeak adalah Qpeak pembebanan pada perhitungan pipa cabang
 Qpeak pada pipa cabang C ke D = 0,57 m3/detik ( didapat dari Qpeak
pembebanan pipa nomor 2)
 Qpeak pipa cabang A ke D = 0,53 m3/detik
 Total Qpeak per pipa induk nomor 15 = 1,10 m3/detik
4. Qmin adalah Qmin pembebanan pada perhitungan pipa cabang
 Qmin pada pipa cabang C ke D = 0,043 m3/detik ( didapat dari Qpeak
pembebanan pipa nomor 2)
 Qmin pipa cabang A ke D = 0,038 m3/detik
 Total Qmin per pipa induk nomor 15 = 0,081 m3/detik

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 111
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.7. Elevasi dan Slope Tanah


4.7.1 Perhitungan Elevasi dan Slope Tanah Pipa Cabang

Tabel 4.22 Elevasi dan Slope Tanah Pipa Cabang


Panjang Elevasi
Titik Dari Panjang
Skala Perbesaran Panjang
No Pipa Node Kontur Titik Antar Tx Slope Tanah
Peta Peta Tertinggi Terendah Pipa (m)
Terendah Kontur (m)
(m)
1 A 2511,49 4808,71 1 1 10 7 8,57 5905,01 0,000184998
D 700,60 4430,22 1 1 10 7 7,47
2 C 2253,72 4131,26 1 1 10 7 8,64 3065,38 0,000379125
D 700,60 4430,22 1 1 10 7 7,47
3 E 649,78 4795,96 1 1 10 7 7,41 2647,69 5,29343E-05
F 394,48 4444,05 1 1 10 7 7,27
4 G 3569,82 3831,20 1 1 7 7 7,00 3635,88 0
H 2559,07 4139,33 1 1 7 7 7,00
5 I 2080,55 4662,58 1 1 7 7 7,00 3236,14 0
J 2046,36 4160,26 1 1 7 7 7,00
6 K 152,88 4453,92 1 1 7 7 7,00 3656,19 0
L 1707,27 4127,87 1 1 7 7 7,00
7 M 1321,97 3530,60 1 1 7 7 7,00 3267,55 0
N 700,98 4061,82 1 1 7 7 7,00
8 O 4363,32 4550,10 1 1 7 6 6,96 2940,39 2,57832E-05

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 112
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Panjang Elevasi
Titik Dari Panjang
Skala Perbesaran Panjang
No Pipa Node Kontur Titik Antar Tx Slope Tanah
Peta Peta Tertinggi Terendah Pipa (m)
Terendah Kontur (m)
(m)
P 3781,59 4282,00 1 1 7 6 6,88
9 Q 3972,97 4007,15 1 1 7 6 6,99 3226,21 0,000133698
R 2381,11 4250,98 1 1 7 6 6,56
10 S 2384,96 4484,95 1 1 7 6 6,53 2084,24 4,88497E-05
T 1848,77 4299,91 1 1 7 6 6,43
11 U 941,52 4437,67 1 1 7 6 6,21 3034,53 3,61123E-05
V 433,51 4226,07 1 1 7 6 6,10
12 W 1873,62 4007,00 1 1 7 6 6,47 3204,67 0,00013588
X 135,67 4221,63 1 1 7 6 6,03
13 Y 646,78 4031,45 1 1 7 6 6,16 3593,75 4,46426E-05
Z 4816,52 4938,44 1 1 6 6 6,00

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 113
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitungan elevasi dan slope tanah pipa cabang


Pipa nomor 1 node A ke D
1. Panjang titik pada kontur terendah didapatkan engan cara menarik garis dari titik A
pada jaringan yang sudah ada ke kontur terendah. Panjang titik A ke kontur terendah
adalah 2511,49 m. Dengan cara yang sama panjang titik D ke kontur terendah adalah
700,60 m.
2. Panjang titik antar kontur dititik A didapatkan nilai sebesar 4808,71 m. Sedangkan
pada titik D adalah 4430,22 m.
3. Skala peta yang digunakan adalah 1:1.
4. Perbesaran pada peta yaitu 1x
5. Elevasi tertinggi (tt) dari titik A = 10 mdpl, elevasi terenah pada titik A = 7 mdpl
Elevasi tertinggi (tt) dari titik D = 10 mdpl, elevasi terendah pada titik D = 7 mdpl
6. tx = elevasi yang dicari

tx dititik A =

= = 8,57 mdpl

tx dititik D =

= = 7,47 mdpl

7. Panjang pipa

8. Slope tanah =

= = 0,00018499m/m

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 114
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.7.2 Perhitungna Elevasi dan Slope Tanah Pipa Induk

Tabel 4.23 Perhitunga Elevasi dan Slope Tanah Pipa Induk


Panjang Titik Panjang Elevasi
Skala Perbesaran Panjang Pipa
No Pipa Node Dari Kontur Titik Antar Tx Slope Tanah
Peta Peta Tertinggi Terendah (m)
Terendah (m) Kontur (m)
15 D 700,60 4430,22 1 1 10 7 7,47 427,71 0,000486607
F 394,48 4444,05 1 1 10 7 7,27
16 F 394,48 4444,05 1 1 10 7 7,27 2270,09 0,000117307
H 2559,07 4139,33 1 1 7 7 7,00
17 H 2559,07 4139,33 1 1 7 7 7,00 746,11 0
J 2046,36 4160,26 1 1 7 7 7,00
18 J 2046,36 4160,26 1 1 7 7 7,00 444,37 0
L 1707,27 4127,87 1 1 7 7 7,00
19 L 1707,27 4127,87 1 1 7 7 7,00 1155,16 0
N 700,98 4061,82 1 1 7 7 7,00
20 N 700,98 4061,82 1 1 7 7 7,00 1687,88 6,9237E-05
P 3781,59 4282,00 1 1 7 6 6,88
21 P 3781,59 4282,00 1 1 7 6 6,88 1478,05 0,000218534
R 2381,11 4250,98 1 1 7 6 6,56
22 R 2381,11 4250,98 1 1 7 6 6,56 1186,19 0,000109744
T 1848,77 4299,91 1 1 7 6 6,43
23 T 1848,77 4299,91 1 1 7 6 6,43 1973,09 0,00016592
V 433,51 4226,07 1 1 7 6 6,10
24 V 433,51 4226,07 1 1 7 6 6,10 305,63 0,000230483
X 135,67 4221,63 1 1 7 6 6,03

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 115
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Panjang Titik Panjang Elevasi


Skala Perbesaran Panjang Pipa
No Pipa Node Dari Kontur Titik Antar Tx Slope Tanah
Peta Peta Tertinggi Terendah (m)
Terendah (m) Kontur (m)
25 X 135,67 4221,63 1 1 7 6 6,03 849,17 3,78454E-05
Z 4816,52 4938,44 1 1 6 6 6,00
26 Z 4816,52 4938,44 1 1 6 6 6,00 1720,90 0
IPAL 4269,61 5065,44 1 1 6 6 6,00

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 116
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitungan elevasi dan slope tanah pipa induk


Pipa nomor 1 node D ke F
1. Panjang titik pada kontur terendah didapatkan engan cara menarik garis dari titik D pada
jaringan yang sudah ada ke kontur terendah. Panjang titik D ke kontur terendah adalah
700,60 m. Dengan cara yang sama panjang titik F ke kontur terendah adalah 394,48 m.
2. Panjang titik antar kontur dititik D didapatkan nilai sebesar 4430,22 m. Sedangkan pada
titik F adalah 4444,05 m.
3. Skala peta yang digunakan adalah 1:1.
4. Perbesaran pada peta yaitu 1x
5. Elevasi tertinggi (tt) dari titik D = 10 mdpl, elevasi terendah (tr) pada titik A = 7 mdpl
Elevasi tertinggi (tt) dari titik F = 10 mdpl, elevasi terendah (tr) pada titik F = 7 mdpl
6. tx = elevasi yang dicari

tx dititik D =

= = 7,47 mdpl

tx dititik F =

= = 7,27 mdpl

7. Panjang pipa

8. Slope tanah =

= = 0,00048661m/m

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 117
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.8. Perhitungan Diameter Pipa Air Buangan


4.8.1. Perhitungan Diameter Pipa Cabang Air Buangan

Tabel 4.24 Perhitungan Diameter Pipa Cabang Air Buangan


Jalur Vmin Vpeak
Q Peak Qfull Slope Kontrol Afull Vfull Qmin Dmin
No Pipa D/D Qpeak/Qfull Vpeak/Vfull D (m) Cek Qmin/Qfull Dmin/D Vmin/Vfull (m/s) (m/s) (0.6-
Dari Ke (m3/s) (m3/s) Pipa Slope (m2) (m/s) (m3/s) (m)
(0.6-2.5) 2.5)
0,53 0,6 0,68 0,78 1,09 0,675 0,008 0,0007 OK 0,36 2,19 0,038 0,048 0,16 0,49 0,11 1,07 2,39
0,53 0,6 0,68 0,78 1,09 0,75 0,0045 0,0006 OK 0,44 1,77 0,038 0,048 0,16 0,49 0,12 0,87 1,93
1 A D 0,53 0,6 0,68 0,78 1,09 0,9 0,0019 0,0004 OK 0,64 1,23 0,038 0,048 0,16 0,49 0,14 0,60 1,34
TDK
0,53 0,6 0,68 0,78 1,09 1,05 0,0008 0,0004 0,87 0,91 0,038 0,048 0,16 0,49 0,17 0,44 0,99
OK

0,57 0,6 0,68 0,84 1,09 0,75 0,0055 0,0006 OK 0,44 1,90 0,043 0,051 0,17 0,50 0,13 0,95 2,07
0,57 0,6 0,68 0,84 1,09 0,9 0,0021 0,0004 OK 0,64 1,32 0,043 0,051 0,17 0,50 0,15 0,66 1,44
2 C D
TDK
0,57 0,6 0,68 0,84 1,09 1,05 0,00095 0,0004 0,87 0,97 0,043 0,051 0,17 0,50 0,18 0,48 1,06
OK

0,42 0,6 0,68 0,62 1,09 0,675 0,005 0,0007 OK 0,36 1,72 0,032 0,051 0,17 0,50 0,11 0,86 1,88
0,42 0,6 0,68 0,62 1,09 0,75 0,003 0,0006 OK 0,44 1,40 0,032 0,052 0,17 0,50 0,13 0,70 1,52
3 E F
TDK
0,42 0,6 0,68 0,62 1,09 0,9 0,0013 0,0004 0,64 0,97 0,032 0,052 0,17 0,50 0,15 0,49 1,06
OK

0,50 0,6 0,68 0,73 1,09 0,675 0,0075 0,0007 OK 0,36 2,04 0,031 0,043 0,15 0,46 0,10 0,94 2,22
0,50 0,6 0,68 0,73 1,09 0,75 0,0041 0,0006 OK 0,44 1,65 0,031 0,043 0,15 0,46 0,11 0,76 1,80
4 G H
TDK
0,50 0,6 0,68 0,73 1,09 0,9 0,006 0,0004 0,64 1,15 0,031 0,043 0,15 0,46 0,14 0,53 1,25
OK

0,42 0,6 0,68 0,61 1,09 0,675 0,005 0,0007 OK 0,36 1,71 0,028 0,046 0,15 0,46 0,10 0,79 1,86
0,42 0,6 0,68 0,61 1,09 0,75 0,003 0,0006 OK 0,44 1,39 0,028 0,046 0,15 0,46 0,11 0,64 1,51
5 I J
TDK
0,42 0,6 0,68 0,61 1,09 0,9 0,0013 0,0004 0,64 0,96 0,028 0,046 0,15 0,46 0,14 0,44 1,05
OK

0,36 0,6 0,68 0,53 1,09 0,6 0,0077 0,0008 OK 0,28 1,88 0,031 0,058 0,19 0,53 0,11 1,00 2,05
0,36 0,6 0,68 0,53 1,09 0,675 0,004 0,0007 OK 0,36 1,48 0,031 0,058 0,19 0,53 0,13 0,79 1,62
6 K L 0,36 0,6 0,68 0,53 1,09 0,75 0,0023 0,0006 OK 0,44 1,20 0,031 0,058 0,19 0,53 0,14 0,64 1,31
TDK
0,36 0,6 0,68 0,53 1,09 0,9 0,00085 0,0004 0,64 0,83 0,031 0,058 0,19 0,53 0,17 0,44 0,91
OK

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 118
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Jalur Vmin Vpeak


Q Peak Qfull Slope Kontrol Afull Vfull Qmin Dmin
No Pipa D/D Qpeak/Qfull Vpeak/Vfull D (m) Cek Qmin/Qfull Dmin/D Vmin/Vfull (m/s) (m/s) (0.6-
Dari Ke (m3/s) (m3/s) Pipa Slope (m2) (m/s) (m3/s) (m)
(0.6-2.5) 2.5)

0,38 0,6 0,68 0,56 1,09 0,6 0,0077 0,0008 OK 0,28 1,99 0,029 0,051 0,18 0,51 0,11 1,02 2,17
0,38 0,6 0,68 0,56 1,09 0,675 0,004 0,0007 OK 0,36 1,57 0,029 0,051 0,18 0,51 0,12 0,80 1,71
7 M N 0,38 0,6 0,68 0,56 1,09 0,75 0,0023 0,0006 OK 0,44 1,27 0,029 0,051 0,18 0,51 0,14 0,65 1,39
TDK
0,38 0,6 0,68 0,56 1,09 0,9 0,00085 0,0004 0,64 0,88 0,029 0,051 0,18 0,51 0,16 0,45 0,96
OK

0,32 0,6 0,68 0,47 1,09 0,6 0,006 0,0008 OK 0,28 1,67 0,030 0,064 0,20 0,55 0,12 0,92 1,82
0,32 0,6 0,68 0,47 1,09 0,675 0,0032 0,0007 OK 0,36 1,32 0,030 0,064 0,20 0,55 0,14 0,73 1,44
8 O P 0,32 0,6 0,68 0,47 1,09 0,75 0,0019 0,0006 OK 0,44 1,07 0,030 0,064 0,20 0,55 0,15 0,59 1,17
TDK
0,32 0,6 0,68 0,47 1,09 0,9 0,0007 0,0004 0,64 0,74 0,030 0,064 0,20 0,55 0,18 0,41 0,81
OK

0,54 0,6 0,68 0,79 1,09 0,675 0,009 0,0007 OK 0,36 2,22 0,044 0,055 0,18 0,51 0,12 1,13 2,42
0,54 0,6 0,68 0,79 1,09 0,75 0,005 0,0006 OK 0,44 1,80 0,044 0,055 0,18 0,51 0,14 0,92 1,96
9 Q R 0,54 0,6 0,68 0,79 1,09 0,9 0,002 0,0004 OK 0,64 1,25 0,044 0,055 0,18 0,51 0,16 0,64 1,36
TDK
0,54 0,6 0,68 0,79 1,09 1,05 0,0009 0,0004 0,87 0,92 0,044 0,055 0,18 0,51 0,19 0,47 1,00
OK

0,43 0,6 0,68 0,63 1,09 0,675 0,006 0,0007 OK 0,36 1,75 0,032 0,051 0,17 0,50 0,11 0,88 1,91
0,43 0,6 0,68 0,63 1,09 0,75 0,0035 0,0006 OK 0,44 1,42 0,032 0,051 0,17 0,50 0,13 0,71 1,55
10 S T
TDK
0,43 0,6 0,68 0,63 1,09 0,9 0,0015 0,0004 0,64 0,99 0,032 0,051 0,17 0,50 0,15 0,49 1,07
OK

0,50 0,6 0,68 0,74 1,09 0,675 0,008 0,0007 OK 0,36 2,07 0,035 0,047 0,16 0,49 0,11 1,01 2,25
0,50 0,6 0,68 0,74 1,09 0,75 0,002 0,0006 OK 0,44 1,67 0,035 0,047 0,16 0,49 0,12 0,82 1,83
11 U V
TDK
0,50 0,6 0,68 0,74 1,09 0,9 0,0045 0,0004 0,64 1,16 0,035 0,047 0,16 0,49 0,00 0,57 1,27
OK

0,36 0,6 0,68 0,52 1,09 0,6 0,0077 0,0008 OK 0,28 1,86 0,025 0,048 0,16 0,49 0,10 0,91 2,02
0,36 0,6 0,68 0,52 1,09 0,675 0,004 0,0007 OK 0,36 1,47 0,025 0,048 0,16 0,49 0,11 0,72 1,60
12 W X 0,36 0,6 0,68 0,52 1,09 0,75 0,0023 0,0006 OK 0,44 1,19 0,025 0,048 0,16 0,49 0,12 0,58 1,30
TDK
0,36 0,6 0,68 0,52 1,09 0,9 0,00085 0,0004 0,64 0,83 0,025 0,048 0,16 0,49 0,14 0,40 0,90
OK

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 119
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Jalur Vmin Vpeak


Q Peak Qfull Slope Kontrol Afull Vfull Qmin Dmin
No Pipa D/D Qpeak/Qfull Vpeak/Vfull D (m) Cek Qmin/Qfull Dmin/D Vmin/Vfull (m/s) (m/s) (0.6-
Dari Ke (m3/s) (m3/s) Pipa Slope (m2) (m/s) (m3/s) (m)
(0.6-2.5) 2.5)
0,54 0,6 0,68 0,80 1,09 0,675 0,009 0,0007 OK 0,36 2,23 0,033 0,041 0,14 0,44 0,09 0,98 2,43
0,54 0,6 0,68 0,80 1,09 0,75 0,005 0,0006 OK 0,44 1,81 0,033 0,041 0,14 0,44 0,11 0,80 1,97
13 Y Z
TDK
0,54 0,6 0,68 0,80 1,09 0,9 0,002 0,0004 0,64 1,26 0,033 0,041 0,14 0,44 0,13 0,55 1,37
OK

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 120
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitunan dimensi pipa cabang nomer 1 A ke D


1. Qpeak didapatkan dari perhitungan Qpeak pembebanan pada pipa cabang = 0,53
m3/detik
2. d/D adalah kedalaman diameter, jika pada pipa cabang d/D= 0,6 dan pada pipa induk=
0,8. Pipa nomor 1 merupakan pipa cabang.

3. didapatkan dari memplotkan nilai d/D terhadap grafik hidrolik elemen, sehingga

nilai yang didapatkan= 0,68 m3/detik

Gambar 4.4 Nilai Qpeak/Qfull berdasarkan grafik hidrolik elemen

4. Qfull = Qpeak/

= = 0,78 m3/detik

5. didapatkan dari memplotkan nilai d/d terhadap grafik hidrolik elemen, sehingga

didapatkan nilai= 1,09

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 121
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Gambar 4.5 Nilai Vpeak/Vfull berdasarkan grafik hidrolik elemen

6. Mencari slope pipa dengan cara memplotkan Qpeak terhadap diameter rencana. Jika
diameter rencana sebesar 0,675 m, maka dengan menggunakan grafik manning dengan
koefisisen (n) = 0,013, diperoleh slope pipa 0,0008

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 122
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Gambar 4.6 Nilai slope pipa berdasarkan grafik manning


7. Jika diameter pipa rencana = 0,675 m, dengan menggunakan tabel kemiringan
minimal pipa diperoleh kontrol slope pipa 0,0007m/m. Pada perhitungan ini slope pipa
(0,0008 m/m)>kontrol slope (0,0007 m/m) . maka tidak merubah diameter rencana,
8. Luas maksimum (A Full) = x π x D2

= x 3,14 x 0,6752

= 0,36 m2

9. Vfull = = = 2,19 m/s

10. Qmin didapatkan dari dari perhitungan Qmin pembebanan pipa cabang yaitu sebesar =
0,038 m3/s.

11. = = 0,048 m3/s

12. Mencari nilai dmin/D, dengan cara memplotkan nilai terhadap grafik Q pada

grafik hidrolik elemen, sehingga nilai dmin/D diperoleh 0,16.

13. Mencari nilai , dengan cara memplotkan dmin/D terhadap grafik V pada grafik

Hidrolik elemen, sehingga diperoleh 0,49.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 123
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Gambar 4.7 Nilai vmin/vfull berdasarkan grafik manning

14. dmin = xD

= 0,16 x 0,675 = 0,11 m

15. Vmin = x Vfull

= 0,49 x 2,19
= 1,07 m/s

16. Vpeak = x Vfull

= 1,09 x 2,19 = 2,39 m/s

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 124
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.8.2. Perhitungan Diameter Pipa Induk Air Buangan

Tabel 4.26 Perhitungan Diameter Pipa Induk Air Buangan


Jalur Q Peak Qfull Slope Kontrol Afull Vfull Qmin Dmin Vmin (m/s) Vpeak (m/s)
No Pipa 3
D/D Qpeak/Qfull 3
Vpeak/Vfull D (m) Cek 2 3
Qmin/Qfull Dmin/D Vmin/Vfull
Dari Ke (m /s) (m /s) Pipa Slope (m ) (m/s) (m /s) (m) (0.6-2.5) (0.6-2.5)
15 D F 1,10 0,8 0,99 1,11 1,17 0,9 0,0039 0,0004 OK 0,64 1,75 0,081 0,073 0,20 0,55 0,18 0,96 2,05
1,10 0,8 0,99 1,11 1,17 1,05 0,0017 0,0004 OK 0,87 1,29 0,081 0,073 0,20 0,55 0,21 0,71 1,51
TDK
1,10 0,8 0,99 1,11 1,17 1,2 0,00085 0,0004 1,13 0,99 0,081 0,073 0,20 0,55 0,24 0,54 1,15
OK

TDK
16 F H 1,52 0,8 0,99 1,54 1,17 0,9 0,006 0,0004 0,64 2,42 0,113 0,073 0,20 0,55 0,18 1,33 2,83
OK
1,52 0,8 0,99 1,54 1,17 1,05 0,0025 0,0004 OK 0,87 1,78 0,113 0,073 0,20 0,55 0,21 0,98 2,08
1,52 0,8 0,99 1,54 1,17 1,2 0,0015 0,0004 OK 1,13 1,36 0,113 0,073 0,20 0,55 0,24 0,75 1,59
TDK
1,52 0,8 0,99 1,54 1,17 1,35 0,0007 0,0004 1,43 1,07 0,113 0,073 0,20 0,55 0,27 0,59 1,26
OK

TDK
17 H J 2,02 0,8 0,99 2,04 1,17 1,05 0,005 0,0004 0,87 2,35 0,144 0,071 0,20 0,55 0,21 1,30 2,76
OK
2,02 0,8 0,99 2,04 1,17 1,2 0,0027 0,0004 OK 1,13 1,80 0,144 0,071 0,20 0,55 0,24 0,99 2,11
2,02 0,8 0,99 2,04 1,17 1,35 0,0016 0,0004 OK 1,43 1,42 0,144 0,071 0,20 0,55 0,27 0,78 1,67
2,02 0,8 0,99 2,04 1,17 1,5 0,0008 0,0004 OK 1,77 1,15 0,144 0,071 0,20 0,55 0,30 0,63 1,35
TDK
2,02 0,8 0,99 2,04 1,17 1,8 0,0003 0,0004 2,54 0,80 0,144 0,071 0,20 0,55 0,36 0,44 0,94
OK

TDK
18 J L 2,43 0,8 0,99 2,46 1,17 1,05 0,007 0,0004 0,87 2,84 0,172 0,070 0,20 0,55 0,21 1,56 3,32
OK
TDK
2,43 0,8 0,99 2,46 1,17 1,2 0,0038 0,0004 1,13 2,17 0,172 0,070 0,20 0,55 0,24 1,20 2,54
OK
2,43 0,8 0,99 2,46 1,17 1,35 0,002 0,0004 OK 1,43 1,72 0,172 0,070 0,20 0,55 0,27 0,95 2,01
2,43 0,8 0,99 2,46 1,17 1,5 0,0014 0,0004 OK 1,77 1,39 0,172 0,070 0,20 0,55 0,30 0,77 1,63
TDK
2,43 0,8 0,99 2,46 1,17 1,8 0,00048 0,0004 2,54 0,97 0,172 0,070 0,20 0,55 0,36 0,53 1,13
OK

TDK
19 L N 2,79 0,8 0,99 2,82 1,17 1,05 0,009 0,0004 0,87 3,26 0,203 0,072 0,20 0,55 0,21 1,79 3,82
OK
TDK
2,79 0,8 0,99 2,82 1,17 1,2 0,0045 0,0004 1,13 2,50 0,203 0,072 0,20 0,55 0,24 1,37 2,92
OK

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 125
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Jalur Q Peak Qfull Slope Kontrol Afull Vfull Qmin Dmin Vmin (m/s) Vpeak (m/s)
No Pipa D/D Qpeak/Qfull Vpeak/Vfull D (m) Cek Qmin/Qfull Dmin/D Vmin/Vfull
Dari Ke (m3/s) (m3/s) Pipa Slope (m2) (m/s) (m3/s) (m) (0.6-2.5) (0.6-2.5)
2,79 0,8 0,99 2,82 1,17 1,35 0,0025 0,0004 OK 1,43 1,97 0,203 0,072 0,20 0,55 0,27 1,09 2,31
2,79 0,8 0,99 2,82 1,17 1,5 0,0015 0,0004 OK 1,77 1,60 0,203 0,072 0,20 0,55 0,30 0,88 1,87
2,79 0,8 0,99 2,82 1,17 1,8 0,00055 0,0004 OK 2,54 1,11 0,203 0,072 0,20 0,55 0,36 0,61 1,30
TDK
2,79 0,8 0,99 2,82 1,17 2,1 0,00025 0,0004 3,46 0,82 0,203 0,072 0,20 0,55 0,42 0,45 0,95
OK

TDK
20 N P 3,18 0,8 0,99 3,21 1,17 1,2 0,007 0,0004 1,13 2,84 0,232 0,072 0,20 0,55 0,24 1,56 3,32
OK
TDK
3,18 0,8 0,99 3,21 1,17 1,35 0,0037 0,0004 1,43 2,24 0,232 0,072 0,20 0,55 0,27 1,23 2,62
OK
3,18 0,8 0,99 3,21 1,17 1,5 0,0023 0,0004 OK 1,77 1,82 0,232 0,072 0,20 0,55 0,30 1,00 2,13
3,18 0,8 0,99 3,21 1,17 1,8 0,0008 0,0004 OK 2,54 1,26 0,232 0,072 0,20 0,55 0,36 0,69 1,48
TDK
3,18 0,8 0,99 3,21 1,17 2,1 0,00036 0,0004 3,46 0,93 0,232 0,072 0,20 0,55 0,42 0,51 1,08
OK

TDK
21 P R 3,50 0,8 0,99 3,53 1,17 1,2 0,008 0,0004 1,13 3,13 0,262 0,074 0,21 0,58 0,25 1,81 3,66
OK
TDK
3,50 0,8 0,99 3,53 1,17 1,35 0,0042 0,0004 1,43 2,47 0,262 0,074 0,21 0,58 0,28 1,43 2,89
OK
3,50 0,8 0,99 3,53 1,17 1,5 0,0025 0,0004 OK 1,77 2,00 0,262 0,074 0,21 0,58 0,32 1,16 2,34
3,50 0,8 0,99 3,53 1,17 1,8 0,0009 0,0004 OK 2,54 1,39 0,262 0,074 0,21 0,58 0,38 0,81 1,63
TDK
3,50 0,8 0,99 3,53 1,17 2,1 0,0004 0,0004 3,46 1,02 0,262 0,074 0,21 0,58 0,44 0,59 1,19
OK

TDK
22 R T 4,04 0,8 0,99 4,08 1,17 1,35 0,0057 0,0004 1,43 2,85 0,306 0,075 0,21 0,58 0,28 1,65 3,34
OK
TDK
4,04 0,8 0,99 4,08 1,17 1,5 0,0033 0,0004 1,77 2,31 0,306 0,075 0,21 0,58 0,32 1,34 2,70
OK
4,04 0,8 0,99 4,08 1,17 1,8 0,0014 0,0004 OK 2,54 1,60 0,306 0,075 0,21 0,58 0,38 0,93 1,88
4,04 0,8 0,99 4,08 1,17 2,1 0,0005 0,0004 OK 3,46 1,18 0,306 0,075 0,21 0,58 0,44 0,68 1,38

TDK
23 T V 4,46 0,8 0,99 4,51 1,17 1,35 0,0014 0,0004 1,43 3,15 0,338 0,075 0,21 0,58 0,28 1,83 3,69
OK
TDK
4,46 0,8 0,99 4,51 1,17 1,5 0,0014 0,0004 1,77 2,55 0,338 0,075 0,21 0,58 0,32 1,48 2,99
OK
4,46 0,8 0,99 4,51 1,17 1,8 0,0014 0,0004 OK 2,54 1,77 0,338 0,075 0,21 0,58 0,38 1,03 2,07

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 126
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Jalur Q Peak Qfull Slope Kontrol Afull Vfull Qmin Dmin Vmin (m/s) Vpeak (m/s)
No Pipa D/D Qpeak/Qfull Vpeak/Vfull D (m) Cek Qmin/Qfull Dmin/D Vmin/Vfull
Dari Ke (m3/s) (m3/s) Pipa Slope (m2) (m/s) (m3/s) (m) (0.6-2.5) (0.6-2.5)
4,46 0,8 0,99 4,51 1,17 2,1 0,0014 0,0004 OK 3,46 1,30 0,338 0,075 0,21 0,58 0,44 0,76 1,52

24 V X 4,97 0,8 0,99 5,02 1,17 1,8 0,0016 0,0004 OK 2,54 1,97 0,373 0,074 0,21 0,58 0,38 1,14 2,31
4,97 0,8 0,99 5,02 1,17 2,1 0,0006 0,0004 OK 3,46 1,45 0,373 0,074 0,21 0,58 0,44 0,84 1,70

25 X Z 5,32 0,8 0,99 5,38 1,17 2,1 0,00048 0,0004 OK 3,46 1,55 0,398 0,074 0,21 0,58 0,44 0,90 1,82

26 Z IPAL 5,87 0,8 0,99 5,93 1,17 2,1 0,00055 0,0004 OK 3,46 1,71 0,431 0,073 0,21 0,58 0,44 0,99 2,00

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 127
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitungan dimensi pipa induk nomer 15 D ke F


1. Qpeak didapatkan dari perhitungan Qpeak pembebanan pada pipa cabang = 1,10
m3/detik
2. d/D adalah kedalaman diameter, jika pada pipa cabang d/D= 0,6 dan pada pipa induk=
0,8. Pipa nomor 1 merupakan pipa cabang.

3. didapatkan dari memplotkan nilai d/D terhdap grafik hidrolik elemen, sehingga

nilai yang didapatkan= 0,99 m3/detik

Gambar 4.8 Nilai Qpeak/Qfull pipa induk berdasarkan grafik hidrolik elemen

4. Qfull = Qpeak/

= = 1,11 m3/detik

5. didapatkan dari memplotkan nilai d?d terhadap grafik hidrolik elemen, sehingga

didapatkan nilai= 1,17

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 128
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Gambar 4.9 Nilai Vpeak/Vfull pipa induk berdasarkan grafik hidrolik elemen

6. Mencari slope pipa dengan cara memplotkan Qpeak terhadap diameter rencana. Jika
diameter rencana sebesar 0,9 m, maka dengan menggunakan grafik manning dengan
koefisien (n) = 0,013, diperoleh slope pipa 0,0039.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 129
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Gambar 4.10 Nilai slope pipa induk berdasarkan grafik manning

7. Jika diameter pipa rencana = 0,9 m, dengan menggunakan tabel kemiringan minimal
pipa diperoleh kontrol slope pipa 0,0007m/m. Pada perhitungan ini slope pipa (0,0008
m/m)>kontrol slope (0,0007 m/m) . maka tidak merubah diameter rencana,
8. Luas maksimum (A Full) = x π x D2

= x 3,14 x 0,92

= 0,64 m2

9. Vfull = = = 1,75 m/s

10. Qmin didapatkan dari dari perhitungan Qmin pembebanan pipa cabang yaitu sebesar =
0,081 m3/s.

11. = = 0,073 m3/s

12. Mencari nilai dmin/D, dengan cara memplotkan nilai terhadap grafik Q pada

grafik hidrolik elemen, sehingga nilai dmin/D diperoleh 0,20.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 130
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

13. Mencari nilai , dengan cara memlpotkan dmin/D terhadap grafik V pada gravik

Hidrolik elemen, sehingga diperoleh 0,55.

Gambar 4.11 Nilai v min/vfull pipa induk berdasarkan grafik hidrolik elemen

14. dmin = xD

= 0,20 x 0,9 = 0,18 m

15. Vmin = x Vfull

= 0,55 x 1,75
= 0,96 m/s

16. Vpeak = x Vfull

= 1,17 x 1,75 = 2,05 m/s

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 131
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.9. Perhitungan Penanaman Pipa Air Buangan


4.9.1. Perhitungan Penanaman Pipa Cabang Air Buangan

Tabel 4.26 Perhitungan Penanaman Pipa Cabang Air Buangan


Pipa Tanah Perencanaan
tinggi pipa kedalaman
jalur panjang pipa (m) Hf pipa (m) elevasi tanah Hf tanah (m) slope elevasi penanaman
slope D (m) galian
no. jumlah slope tanah yang X Ht Hp 1 Hp 2
pipa pipa pipa pipa dasar dasar
pipa segmen (m/m) dipakai (m) (m) (m) (m) Awal Akhir
dari ke total segmen (m/m) total segmen awal akhir total segmen (m) awal akhir awal akhir pipa pipa
(m/m) (m) (m)
(m) (m) awal(m) akhr(m)
1 A D 5905,01 492,0838 12 0,0045 26,57 2,21 8,57 7,47 0,000184998 1,092 0,091 0,0045 0,75 1 1 0,2 1 2,2 4,41 6,37 3,06 5,62 2,31 3,95 6,16
2 C D 3065,38 437,9117 7 0,0055 16,86 2,41 8,64 7,47 0,000379125 1,162 0,166 0,0055 0,75 1 1 0,2 1 2,2 4,61 6,44 2,87 5,69 2,12 3,95 6,36
3 E F 2647,69 441,2815 6 0,003 7,94 1,32 7,41 7,27 5,29343E-05 0,140 0,023 0,003 0,75 1 1 0,2 1 2,2 3,52 5,21 3,74 4,46 2,99 3,95 5,27
4 G H 3635,88 454,4856 8 0,0041 14,91 1,86 7,00 7,00 0 0,000 0,000 0,0041 0,75 1 1 0,2 1 2,2 4,06 4,80 2,94 4,05 2,19 3,95 5,81
5 I J 3236,14 462,3059 7 0,003 9,71 1,39 7,00 7,00 0 0,000 0,000 0,003 0,75 1 1 0,2 1 2,2 3,59 4,80 3,41 4,05 2,66 3,95 5,34
6 K L 3656,19 457,0235 8 0,0023 8,41 1,05 7,00 7,00 0 0,000 0,000 0,0023 0,75 1 1 0,2 1 2,2 3,25 4,80 3,75 4,05 3,00 3,95 5,00
7 M N 3267,55 466,7925 7 0,0023 7,52 1,07 7,00 7,00 0 0,000 0,000 0,0023 0,75 1 1 0,2 1 2,2 3,27 4,80 3,73 4,05 2,98 3,95 5,02
8 O P 2940,39 490,0657 6 0,0019 5,59 0,93 6,96 6,88 2,57832E-05 0,076 0,013 0,0019 0,75 1 1 0,2 1 2,2 3,13 4,76 3,75 4,01 3,00 3,95 4,88
9 Q R 3226,21 460,8877 7 0,005 16,13 2,30 6,99 6,56 0,000133698 0,431 0,062 0,005 0,75 1 1 0,2 1 2,2 4,50 4,79 2,06 4,04 1,31 3,95 6,25
10 S T 2084,24 416,85 5 0,0035 7,29 1,46 6,53 6,43 4,88497E-05 0,102 0,020 0,0035 0,75 1 1 0,2 1 2,2 3,66 4,33 2,77 3,58 2,02 3,95 5,41
11 U V 3034,53 433,5041 7 0,002 6,07 0,87 6,21 6,10 3,61123E-05 0,110 0,016 0,002 0,75 1 1 0,2 1 2,2 3,07 4,01 3,04 3,26 2,29 3,95 4,82
12 W X 3204,67 457,8095 7 0,0023 7,37 1,05 6,47 6,03 0,00013588 0,435 0,062 0,0023 0,75 1 1 0,2 1 2,2 3,25 4,27 2,78 3,52 2,03 3,95 5,00
13 Y Z 3593,75 359,3747 10 0,005 17,97 1,80 6,16 6,00 4,46426E-05 0,160 0,016 0,005 0,75 1 1 0,2 1 2,2 4,00 3,96 2,00 3,21 1,25 3,95 5,75

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 132
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitungan penanaman pipa cabang


Nomor pipa 1, jalur pipa A ke D slope yang dipakai slope pipa
1. Panjang pipa total A ke D = 5905,01 m

2. Panjang pipa per segmen pipa A ke D =

= = 492,0838 m

3. = 12
4. Nilai slope pipa didapatkan dari perhitungan diameter pipa cabang = 0,0045m/m
5. Hf pipa total = panjang pipa total x slope pipa
= 5905,01 x 0,0045 = 26,57 m
6. Hf pipa segmen= panjang pipa segmen x slope pipa
= 492,0838 x 0,0045 = 2,21 m
7. Elevasi awal didapatkan dari perhitungan elevasi tanah = 8,57 mdpl
8. Elevasi akhir didapatkan dari perhitungan elevasi tanah = 7,47 mdpl
9. Nilai slope tanah didapatkan dar perhitungan slope muka tanah = 0,000185 m/m
10. Hf tanah total = panjang pipa total x slope tanah
= 5905,01 x 0,00085 = 1,092 m
11. Hf tanah segmen = panjang pipa segmen x slope tanah
= 492,0838 x 0,00085 = 0,091 m
12. Slope yang dipakai pada jalur pipa A ke D adalah slope pipa, dikarenkan nilai slope
pipa >kontrol slope.
13. Diameter pipa dari A ke D adalah 0,75 m
14. Kedalaman minimum (x) = 1 m
15. Urukan tanah (Ht) untuk diameter 0,75 adalah 1 m
16. Tinggi pasir diatas pipa (Hp1) adalah 0,2 m
17. Tinggi pasir di bawah pipa (Hp2) adalah 1 m
18. Tinggi pipa awal = X + Ht + Hp 1
= 1 + 1 + 0,2 = 2,2 m
19. Titnggi pipa akhir = X + Ht + Hp1 + Hf pipa segmen
= 1 + 1 + 0,2 + 2,21 = 4,41 m
20. Elevasi penanaman pipa awal = elevasi awal – tinggi pipa awal
= 8,57 – 2,2 = 6,37 m
21. Elevasi penanaman pipa akhir = elevasi akhir – tinggi pipa akhir
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 133
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

= 7,47 – 4,41 = 3,06 m


22. Elevasi penanaman dasar pipa awal= elevasi penanaman pipa awal – diameter pipa
= 6,37 – 0,75 = 5,62 m
23. Elevasi penanaman dasar pipa akhir = elevasi penanaman pipa akhir – diameter pipa
= 3,06 – 0,75 = 2,31 m

24. Kedalaman galian awal = X + Ht + Hp1 + Hp2 + diameter pipa


= 1 + 1 + 0,2 + 1 + 0,75 = 3,95 m
25. Kedalaman galian akhir = X + Ht + Hp1 + Hp2 + diameter pipa + Hf pipa segmen
= 1 + 1 + 0,2 + 1 + 0,75 + 2,21 = 6,16 m

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 134
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

4.9.2. Perhitungan Penanaman Pipa Cabang Air Buangan


Tabel 4.26 Perhitungan Penanaman Pipa Induk Air Buangan
Pipa Tanah Perencanaan
Tinggi Pipa kedalaman
Jalur Panjang Pipa (M) Hf Pipa (M) Elevasi Tanah Hf Tanah (M) Slope Elevasi Penanaman
Slope Slope (M) galian
No. Jumlah Yang D Pipa Ht Hp1 Hp 2
Pipa Tanah X(m) dasar dasar
Pipa Segmen Dipakai (M) (M) (M) (M) Pipa pipa
Dari Ke Total Segmen (M/M) Total Segmen Awal Akhir (M/M) Total Segmen Awal Akhir pipa pipa awal akhir
(M/M) Awal akhir
awal akhr
15 D F 427,71 427,71 1 0,0017 0,73 0,73 7,47 7,27 0,000486607 0,21 0,21 0,0017 1,05 1 1 0,2 1 2,2 2,93 5,27 4,34 4,22 3,29 4,25 4,98
16 F H 2270,09 454,02 5 0,0015 3,41 0,68 7,27 7,00 0,000117307 0,27 0,05 0,0015 1,2 1 1 0,2 1 2,2 2,88 5,07 4,12 3,87 2,92 4,4 5,08
17 H J 746,11 373,06 2 0,0008 0,60 0,30 7,00 7,00 0 0,00 0,00 0,0008 1,5 1 1 0,2 1 2,2 2,50 4,80 4,50 3,30 3,00 4,7 5,00
18 J L 444,37 444,37 1 0,0014 0,62 0,62 7,00 7,00 0 0,00 0,00 0,0014 1,5 1 1 0,2 1 2,2 2,82 4,80 4,18 3,30 2,68 4,7 5,32
19 L N 1155,16 385,05 3 0,00055 0,64 0,21 7,00 7,00 0 0,00 0,00 0,00055 1,8 1 1 0,2 1 2,2 2,41 4,80 4,59 3,00 2,79 5 5,21
20 N P 1687,88 421,97 4 0,0008 1,35 0,34 7,00 6,88 6,9237E-05 0,12 0,03 0,0008 1,8 1 1 0,2 1 2,2 2,54 4,80 4,35 3,00 2,55 5 5,34
21 P R 1478,05 492,68 3 0,0009 1,33 0,44 6,88 6,56 0,000218534 0,32 0,11 0,0009 1,8 1 1 0,2 1 2,2 2,64 4,68 3,92 2,88 2,12 5 5,44
22 R T 1186,19 395,40 3 0,0005 0,59 0,20 6,56 6,43 0,000109744 0,13 0,04 0,0005 2,1 1 1 0,2 1 2,2 2,40 4,36 4,03 2,26 1,93 5,3 5,50
23 T V 1973,09 493,27 4 0,0014 2,76 0,69 6,43 6,10 0,00016592 0,33 0,08 0,0014 2,1 1 1 0,2 1 2,2 2,89 4,23 3,21 2,13 1,11 5,3 5,99
24 V X 305,63 305,63 1 0,0006 0,18 0,18 6,10 6,03 0,000230483 0,07 0,07 0,0006 2,1 1 1 0,2 1 2,2 2,38 3,90 3,65 1,80 1,55 5,3 5,48
25 X Z 849,17 424,58 2 0,00048 0,41 0,20 6,03 6,00 3,78454E-05 0,03 0,02 0,00048 2,1 1 1 0,2 1 2,2 2,40 3,83 3,60 1,73 1,50 5,3 5,50
26 Z IPAL 1720,90 430,23 4 0,00055 0,95 0,24 6,00 6,00 0 0,00 0,00 0,00055 2,1 1 1 0,2 1 2,2 2,44 3,80 3,56 1,70 1,46 5,3 5,54

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 135
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Contoh perhitungan penanaman pipa induk


Nomor pipa 15, jalur pipa D ke F slope yang dipakai slope pipa
1. Panjang pipa total D ke F = 427,71 m

2. Panjang pipa per segmen pipa A ke D =

= = 427,71 m

3. =1
4. Nilai slope pipa didapatkan dari perhitungan diameter pipa cabang = 0,0017m/m
5. Hf pipa total = panjang pipa total x slope pipa
=427,71 x 0,0017 = 0,73 m
6. Hf pipa segmen= panjang pipa segmen x slope pipa
= 427,71 x 0,0017 =0,73 m
7. Elevasi awal didapatkan dari perhitungan elevasi tanah = 7,74 mdpl
8. Elevasi akhir didapatkan dari perhitungan elevasi tanah = 7,27 mdpl
9. Nilai slope tanah didapatkan dar perhitungan slope muka tanah = 0,00048661 m/m
10. Hf tanah total = panjang pipa total x slope tanah
= 427,71 x 0,00048661 = 0,21 m
11. Hf tanah segmen = panjang pipa segmen x slope tanah
= 427,71 x 0,00048661 = 0,21 m
12. Slope yang dipakai pada jalur pipa D ke F adalah slope pipa, dikarenkan nilai slope
pipa >kontrol slope.
13. Diameter pipa dari D ke F adalah 1,05 m
14. Kedalaman minimum (x) = 1 m
15. Urukan tanah (Ht) untuk diameter 0,75 adalah 1 m
16. Tinggi pasir diatas pipa (Hp1) adalah 0,2 m
17. Tinggi pasir di bawah pipa (Hp2) adalah 1 m
18. Tinggi pipa awal = X + Ht + Hp 1
= 1 + 1 + 0,2 = 2,2 m
19. Titnggi pipa akhir = X + Ht + Hp1 + Hf pipa segmen
= 1 + 1 + 0,2 + 0,73 = 2,93 m

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 136
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

20. Elevasi penanaman pipa awal = elevasi awal – tinggi pipa awal
= 7,74 – 2,2 =5,27 m
21. Elevasi penanaman pipa akhir = elevasi akhir – tinggi pipa akhir
= 7,27 – 2,93 = 4,34 m
22. Elevasi penanaman dasar pipa awal= elevasi penanaman pipa awal – diameter pipa
= 5,27 – 1,05 = 4,22 m
23. Elevasi penanaman dasar pipa akhir = elevasi penanaman pipa akhir – diameter pipa
= 4,34 – 1,05 = 329 m

24. Kedalaman galian awal = X + Ht + Hp1 + Hp2 + diameter pipa


= 1 + 1 + 0,2 + 1 + 1,05 = 4,25 m
25. Kedalaman galian akhir = X + Ht + Hp1 + Hp2 + diameter pipa + Hf pipa segmen
= 1 + 1 + 0,2 + 1 + 0,75 + 0,73 =4,98 m

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 137
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A., 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara. Jakarta.


Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2011. Kecamatan Candi Dalam Angka 2010. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2012. Kecamatan Candi Dalam Angka 2011. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2013. Kecamatan Candi Dalam Angka 2012. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2014. Kecamatan Candi Dalam Angka 2013. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2015. Kecamatan Candi Dalam Angka 2014. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2016. Kecamatan Candi Dalam Angka 2015. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2011. Kecamatan Tanggulangin Dalam Angka 2010. Badan
Pusat Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2012. Kecamatan Tanggulangin Dalam Angka 2011. Badan
Pusat Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2013. Kecamatan Tanggulangin Dalam Angka 2012. Badan
Pusat Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2014. Kecamatan Tanggulangin Dalam Angka 2013. Badan
Pusat Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2015. Kecamatan Tanggulangin Dalam Angka 2014. Badan
Pusat Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2016. Kecamatan Tanggulangin Dalam Angka 2015. Badan
Pusat Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2011. Kecamatan Tulangan Dalam Angka 2010. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2012. Kecamatan Tulangan Dalam Angka 2011. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2013. Kecamatan Tulangan Dalam Angka 2012. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2014. Kecamatan Tulangan Dalam Angka 2013. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 138
Sistem Penyaluran Air Buangan
Kecamatan Tulangan, Candi dan Tanggulangin

Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2015. Kecamatan Tulangan Dalam Angka 2014. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.
Badan Pusat Statistik Sidoarjo. 2016. Kecamatan Tulangan Dalam Angka 2015. Badan Pusat
Statistik: Sidoarjo.
Dharma, I.G.B. Sila, Norken, I N., Suryadmaja, I B., 2015, Karakteristik Pola Pemakaian dan
Pelayanan Air Bersih Di Wilyah Usaha PAM PT. Tirtaartha Buanamulya, Jurnal
Spektran, Vol.3:1
Departemen Pekerjaan Umum,1989. Pedoman Beton, Badan Penelitian dan Pengembangan
PU, 1989. SKBI.1.4.53.1989. Draft Konsensus., Jakarta: DPU, 1989.
Ditjen Cipta Karya, 2000. Kriteria Perencanaan Air Bersih. Ditjen Cipta Karya, Departemen
Pekerjaan Umum.
Ditjen Cipta Karya, 2016. Buku 3 Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Terpusat Skala
Pemukiman. Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum
Ditjen Cipta Karya, 2018. Pedoman Perencanaan Teknik Terinci Sistem Pengelolaan Air
Limbah Domestik Terpusat. Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
Howard, G., 2009. Design of Manhole Placement. Journal of Civil Engineering, 342:153-162.
Mara, Ducan. 1996. Low-Cost Urban Sanitation. England : John Wiley and Sons, Inc
MetCalf & Eddy, 2003, Wastewater Engineering : Treatment, Disposal and Reuse, 4th ed.,
McGraw Hill Book Co., New York.
Noerbambang , Soufyan Moh and Takeo Morimura, 2005. Perancangan dan Pemeliharaan
Sistem Plambing. Penerbit Pradnya Paramita. Jakarta
Purwanti, Ipung. Rochma Septi., 2015. Perencanaan Sistem Penyaluran Air Limbah
Domestik di Kelurahan Keputih Surabaya. Jurnal Teknik ITS 4:(1)
Soewondo, P., 2009, Konsep Pengelolaan Limbah Cair Domestik, Bahan Ajar, Fakultas
Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Bandung
Qasim, 1994, Sanitary Landfill Leachate Generation, control & Treatment, Technomic
Publishing Company.
Twort, A. C. and Ratnayakan (2003). Water Supply, Fifth Edition. London: IWA Plubishing.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR 139

Anda mungkin juga menyukai