Oleh:
Annisa Nurul Kharisma 2010815220014
Asyifa Nur Hikmah 2010815220030
Hafezah Asfiani 2010815220013
M. Fahrizal 2010815210002
Muhammad Syufian 2010815310012
Syauri
Muhammad Zakaria 2010815310019
Qanitah Fikriatul Azizah 2010815220036
Siti Ramadayanti 2010815220035
Zfaya Hayatun Nufus 2010815320006
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
Desa Sungai Rangas Tengah merupakan salah satu desa yang termasuk ke
dalam wilayah Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, Provinsi
Kalimantan Selatan yang memiliki luas administrasi 11,32 km2. Desa ini juga
merupakan ibukota kecamatan dari Martapura Barat. Berdasarkan Peraturan
Bupati Banjar Nomor 50 Tahun 2022 tentang Batas Desa Sungai Rangas
Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar, bagian utara berbatasan
dengan Desa Sungai Rangas dan Desa Keliling Benteng Tengah, bagian timur
berbatasan dengan Desa Sungai Rangas Ulu, bagian selatan berbatasan dengan
Desa Sungai Rangas Hambuku, dan bagian barat berbatasan dengan Desa
Penggalaman. Terdapat dua buah RW dengan tiga RT. Adanya Sungai
Martapura yang mengaliri sepanjang desa ini membuat pemerintah daerah
berinisiatif untuk membuat destinasi Wisata Sungai Rangas Tengah (SRT).
Berdasarkan data pada Martapura dalam Angka 2021, desa yang dijuluki
“Cantik Manis” ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 858 orang dengan laju
pertumbuhan penduduk per tahun 2010-2020 sebesar 2,88% dan persentase
kepadatan penduduk tiap km2 sebesar 75,8. Adapun fasilitas umum yang
terdapat pada desa ini ialah 2 buah langgar, 1 buah SMP, 2 buah PAUD, 1 buah
posyandu, dan 2 buah PAMSIMAS. Sebagian besar penduduk setempat
bermatapencaharian sebagai petani, seperti beras dan sayur-sayuran.
2.1.2. Lokasi
Desa Sungai Rangas Tengah dilalui aliran Sungai Martapura yang
menyebabkan banyak warga bertempat tinggal di sekitar sungai ini. Dekatnya
sungai dengan pemukiman warga membuat beberapa permasalahan muncul,
terutama yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah. Berikut uraian
beberapa masalah lingkungan yang telah dianalisis berdasarkan hasil survey:
1. Kurangnya pemahaman warga mengenai sanitasi dan IPAL
2. Warga masih menggunakan cubluk
3. Kebanyakan warga masih belum mengerti perbedaan septictank dan cubluk,
sehingga masih mengira dan menyebut cubluk sebagai septictank
4. Faktor internal berupa:
a) Ekonomi
Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani yang menyebabkan
sulitnya untuk membuat penyaluran buangan air limbah dari rumah yang
menyebabkan penduduk membuang air limbah langsung ke bawah tanah
sehingga muncul permasalahan baru berupa genangan air
b) Sosial Budaya
Genangan air yang berada di bawah beberapa rumah warga tidak
memberikan dampak bagi warga yang sudah di survey, sehingga
kegiatan membuang air limbah langsung ke tanah masih terus berlanjut
5. Faktor eksternal berupa kurangnya arahan dari pemerintah akan pentingnya
mengelola air limbah. Contohnya dengan melakukana pendekatan terhadap
warga melalui sosialisasi
6. Air limbah hasil pengolahan PAMSIMAS yang langsung dibuang sehingga
menyebabkan bau
7. Tidak adanya pengurasan pada septictank yang menyebabkan warga perlu
menggunakan WC umum, WC musholla, menunggu selama 24 jam, bahkan
membuat septictank baru jika septictank penuh
b. Dimensi Unit
Unit yang digunakan untuk proyek ini terdiri dari karpet vinyl
plastik, pipa ¾”, pipa 1”, pipa 4”, wadah filter air, bak filter air, dan
sumur penampung. Wadah filter air berupa ember cat bekas berukuran
30 liter, bak filter air berbahan fiber berukuran 800 L, dan sumur
pengumpul. Karpet vinyl plastik diasumsikan untuk per rumah seluas 2
m2. Wadah filter air diberikan satu buah untuk satu rumah yang
diharapkan agar setiap rumah dapat meminimalisir penguangan limbah
secara langsung ke lingkungan. Bak filter air diasumsikan diadakan satu
buah untuk 10 rumah. Sumur pengumpul direncanakan agar dibuat satu
untuk 15 bak filter, sehingga diperlukan dua buah untuk satu desa
dengan 297 KK.
b. Dimensi Unit
Unit yang digunakan untuk proyek ini terdiri dari bak komposter
berukuran 150 L dan mesin pencacah pemberian DLH Provinsi
Kalimantan Selatan. Adapun bahan yang digunakan untuk pelaksanaan
proyek ini meliputi eceng gondok, Effective Microorganism 4, gula, dan
air.
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Kehidupan makhluk hidup tidak dapat terlepas dengan air dalam menjalankan
aktivitas dan mempertahankan hidupnya, baik sebagai kebutuhan pokok maupun
sebagai pelengkap. Antara hubungan manusia dan air akan saling mempengaruhi,
dimana perlakuan manusia terhadap air baik secara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi manusia dan lingkungannya. Pada penggunaan air bersih, tidak
seluruhnya habis dipakai untuk kehidupan, tetapi kurang lebih 70% dari air tersebut
dibuang dalam bentuk air kotor dan tercemar yang biasa disebut air limbah.
Sebelumnya perlu diketahui bahwasanya air buangan terdiri dari air limbah (domestik
atau non domestik) dan air hujan yang mana masing-masing penanganannya dapat
berbeda.
Pada perencanaan ini, air limbah yang dimaksud adalah cairan buangan sisa
kegiatan manusia baik dari lingkungan domestik (rumah tangga) dan non domestik
(industri). Air limbah dapat berasal dari berbagai macam sumber yang seluruhnya
memerlukan pengolahan lebih lanjut karena dapat menimbulkan akibat-akibat yang
merugikan antara lain:
1. Mengakibatkan polusi pada badan air.
2. Mengganggu kehidupan dalam air yaitu mematikan ikan dan tumbuhan
dikarenakan oksigen terlarut habis dipakai proses dekomposisi aerobik.
3. Menimbulkan bau yang tidak sedap sebagai akibat hasil proses dekomposisi
anaerob zat organik.
4. Dapat menghasilkan endapan lumpur yang akan mempercepat proses pendangkalan
dan menimbulkan penyumbatan.
Efek yang ditimbulkan akibat dari tidak adanya pengolahan air limbah tentunya
mengganggu kestabilan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang baik
pada daerah perencanaan. Perencanaan pengelolaan air limbah disesuaikan dengan
kondisi daerah perencanaan.
Desa Sungai Rangas Tengah merupakan salah satu desa yang masih
berdampingan dengan sungai sebagai pemenuhan kehidupan sehari-hari. Sungai
merupakan salah satu sumber air baku bagi penyediaan kebutuhan air bersih. Kondisi
lingkungan di bagian hulu dan sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) yang baik,
berdampak pada kualitas air baku di sungai. Demikian sebaliknya, kondisi lingkungan
yang rusak di bagian hulu dan DAS berdampak pada penurunan kualitas air baku,
proses sedimentasi, dan pendangkalan sungai. Tata kelola lingkungan sekitar sungai
yang baik dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas lingkungan khususnya
sumber daya air.
Air limbah yang dimaksud adalah cairan buangan sisa kegiatan manusia baik dari
lingkungan domestik (rumah tangga) dan non domestik (industri). Air limbah tersebut
dapat berasal dari berbagai macam sumber yang memerlukan pengolahan lebih lanjut
karena dapat menimbulkan banyak akibat yang merugikan bagi masyarakat dan
lingkungan. Belum adanya arahan dalam pengolahan air limbah menyebabkan
masyarakat mengalirkan air limbah domestiknya ke lingkungan secara langsung. Hal
tersebut mengakibatkan rusaknya kestabilan lingkungan hidup.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banjar bekerja sama dengan Desa Sungai
Rangas Tengah untuk melakukan perencanaan pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) pada tahun 2023 sebagai upaya pengolahan air limbah. IPAL
direncanakan untuk mengelola air limbah domestik di Desa Sungai Rangas Tengah.
Harapannya dengan adanya IPAL di Desa Sungai Rangas Tengah dapat mengurangi
hasil produksi limbah yang membahayakan.
Adanya tanaman air pada bak IPAL dapat mempercepat reduksi bahan organik
sehingga waktu pengolahan akan lebih cepat dan bahan organik yang akan dibuang ke
badan air memenuhi baku mutu. Tanaman eceng gondok merupakan salah satu
tanaman air yang banyak ditemui di Desa Sungai Rangas Tengah. Tanaman ini akan
menjadi gulma yang dapat mengganggu biota perairan, khususnya sungai karena
struktur daun yang lebar serta perakaran yang panjang dan lebat sehingga dapat
menghalangi cahaya matahari yang seharusnya masuk ke dalam sungai. Namun, eceng
gondok juga memiliki kemampuan dalam mengurangi bahan organik yang ada pada
perairan, sehingga tanaman ini diupayakan sebagai bentuk pemanfaatan untuk reduksi
bahan organik pada pengolahan air limbah di IPAL yang akan dibangun.
Filter air dapat dijadikan solusi sederhana perencanaan pengelolaan air limbah.
Filter air diharapkan dapat mengurangi bahkan menghilangkan genangan air limbah
domestik pada permukiman Desa Sungai Rangas Tengah. Unit filter air direncanakan
dengan instalasi sesederhana mungkin dengan hasil yang maksimal.
III. TUJUAN
Tujuan perencanaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi permasalahan air limbah di Desa Sungai Rangas Tengah.
2. Merencanakan pembangunan di IPAL di Desa Sungai Rangas Tengah untuk
menghindari terjadinya pencemaran lingkungan, terutama terhadap badan air dan
tanah melalui upaya peningkatan sanitasi yang lebih layak sesuai dengan NSPK
(Norma Standar Prosedur dan Kriteria)
3. Mengidentifikasi pemanfaatan eceng gondok pada IPAL rencana di Desa Sungai
Rangas Tengah.
4. Mengidentifikasi pengolahan hasil limbah eceng gondok yang telah dimanfaatkan
pada IPAL rencana di Desa Sungai Rangas Tengah.
5. Mengidentifikasi pemanfaatan teknologi pengolahan air limbah sederhana di Desa
Sungai Rangas Tengah.
6. Membangun rasa peduli lingkungan pada masyarakat Desa Rangas Tengah
terutama dalam bidang sanitasi
IV. MANFAAT
Manfaat dari perencanaan ini adalah untuk menyalurkan dan mengalirkan air
limbah dari berbagai sumber ke badan air penerima, dengan atau tanpa melalui proses
terlebih dahulu. Selain itu, diharapkan dapat menjadi bahan acuan serta pertimbangan
dalam pengelolaan air limbah dan pemanfaatannya, terutama di Desa Sungai Rangas
Tengah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. PROFIL DESA
Desa Sungai Rangas Tengah merupakan salah satu desa yang termasuk ke dalam
wilayah Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan
yang memiliki luas administrasi 11,32 km2. Berdasarkan Peraturan Bupati Banjar
Nomor 50 Tahun 2022 tentang Batas Desa Sungai Rangas Kecamatan Martapura
Barat Kabupaten Banjar, bagian utara berbatasan dengan Desa Sungai Rangas dan
Desa Keliling Benteng Tengah, bagian timur berbatasan dengan Desa Sungai Rangas
Ulu, bagian selatan berbatasan dengan Desa Sungai Rangas Hambuku, dan bagian
barat berbatasan dengan Desa Penggalaman. Terdapat dua buah RW dengan tiga RT.
Adanya Sungai Martapura yang mengaliri sepanjang desa ini membuat pemerintah
daerah berinisiatif untuk membuat destinasi Wisata Sungai Rangas Tengah (SRT).
pH - 6-9
BOD mg/L 30
TSS mg/L 30
Amoniak mg/L 10
V. FILTER AIR
Filter air adalah suatu alat yang berfungsi untuk menyaring dan menghilangkan
kontaminan di dalam air dengan menggunakan penghalang atau media. Filter air dapat
digunakan secara luas untuk air minum, akuarium, dan kolam renang. Proses
penjernihan atau penyediaan air bersih merupakan proses perubahan sifat fisik agar
memenuhi syarat untuk digunakan. Penyaringan merupakan proses pemisahan padatan
yang terlarut di dalam air. Media yang digunakan untuk bahan filter digunakan
memiliki syarat yaitu pori-pori yang berukuran sesuai dengan ukuran padatan yang
akan disaring dan tahan lapuk. Saringan dapat dibedakan dalam beberapa kategori
yaitu:
1. Menurut jenis media yang dipakai
2. Menurut system control kecepatan filtrasi
3. Menurut arah aliran
4. Menurut kaidah gravitasi
5. Menurut pre-treatment yang diperlukan.
Pengolahan air bertujuan untuk menghilangkan partikel yang tercampur,
menghilangkan bahan beracun dan mikro organisme. Salah satu pengolahan air adalah
dengan melakukan Filter Air Sederhana. Filter air yang dilakukan secara fitrasi
(Hoerunnisa,2021)
BAB III
PEMBAHASAN
I. PERMASALAHAN AIR LIMBAH DI DESA SUNGAI RANGAS TENGAH
Desa Sungai Rangas Tengah dilalui aliran Sungai Martapura yang menyebabkan
banyak warga bertempat tinggal di sekitar sungai ini. Dekatnya sungai dengan
pemukiman warga membuat beberapa permasalahan muncul, terutama yang berkaitan
dengan pengelolaan air limbah. Berikut uraian beberapa masalah lingkungan yang telah
dianalisis berdasarkan hasil survey:
1. Kurangnya pemahaman warga mengenai sanitasi dan IPAL
2. Warga masih menggunakan cubluk
3. Kebanyakan warga masih belum mengerti perbedaan septictank dan cubluk,
sehingga masih mengira dan menyebut cubluk sebagai septictank
4. Faktor internal berupa:
a) Ekonomi
Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani yang menyebabkan
sulitnya untuk membuat penyaluran buangan air limbah dari rumah yang
menyebabkan penduduk membuang air limbah langsung ke bawah tanah
sehingga muncul permasalahan baru berupa genangan air
b) Sosial Budaya
Genangan air yang berada di bawah beberapa rumah warga tidak
memberikan dampak bagi warga yang sudah di survey, sehingga kegiatan
membuang air limbah langsung ke tanah masih terus berlanjut
5. Faktor eksternal berupa kurangnya arahan dari pemerintah akan pentingnya
mengelola air limbah. Contohnya dengan melakukana pendekatan terhadap warga
melalui sosialisasi
6. Air limbah hasil pengolahan PAMSIMAS yang langsung dibuang sehingga
menyebabkan bau
7. Tidak adanya pengurasan pada septictank yang menyebabkan warga perlu
menggunakan WC umum, WC musholla, menunggu selama 24 jam, bahkan
membuat septictank baru jika septictank penuh
2. Metode Eksponensial
Metode Exponensial
e= 2,7182818
Jumlah
In Proyeksi
No Tahun (x) penduduk x2 x.In P (P-Pn)2 (P-Pr)2
P (Pn)
(P)
1 2013 712 4052169 6,57 13222 708 18 5625
2 2014 727 4056196 6,59 13270 724 8 3600
3 2015 742 4060225 6,61 13318 741 1 2025
4 2016 758 4064256 6,63 13367 758 0 841
5 2017 774 4068289 6,65 13416 776 5 169
6 2018 790 4072324 6,67 13464 794 19 9
7 2019 807 4076361 6,69 13514 813 35 400
8 2020 824 4080400 6,71 13563 832 62 1369
9 2021 841 4084441 6,73 13611 851 107 2916
10 2022 895 4088484 6,80 13743 871 566 11664
Jumlah 20175 7870 40.703.145 67 134487,55 7869,42 819,90 28618
Rata-rata 787
In a -40 a 0,000
b 0,02309610
Korelasi 0,97
Standar Deviasi 28,49
3. Metode Regresi Linier
Metode Regresi Linier
Jumlah
Tahun Proyeksi (P-
No penduduk x2 x.p (P-Pr)2
(x) (Pn) Pn)2
(P)
1 2013 712 4052169 1433256 705 53 5625
2 2014 727 4056196 1464178 723 16 3600
3 2015 742 4060225 1495130 741 1 2025
4 2016 758 4064256 1528128 760 2 841
5 2017 774 4068289 1561158 778 15 169
6 2018 790 4072324 1594220 796 38 9
7 2019 807 4076361 1629333 814 55 400
8 2020 824 4080400 1664480 833 76 1369
9 2021 841 4084441 1699661 851 100 2916
10 2022 895 4088484 1809690 869 660 11664
Jumlah 20175 7870 40.703.145 15879234 7870 1017 28618
Rata-rata 787
a -36115
Persamaan -36.115 18,29
b 18
Korelasi (r2) 0,964
Standar Deviasi 9,57
4. Metode Logaritmik
Metode Logaritmik
Jumlah
Proyeksi (P-
No Tahun pendudu In x (In x)2 P. In x (P-Pn)2
(Pn) Pr)2
k (P)
7,60
1 705 54,12
2013 712 7 57,87 5416 5625
7,60
2 723 16,25
2014 727 8 57,88 5531 3600
7,60
3 741 0,51
2015 742 8 57,89 5645 2025
7,60
4 760 2,54
2016 758 9 57,89 5768 841
7,60
5 778 15,14
2017 774 9 57,90 5890 169
7,61
6 796 38,20
2018 790 0 57,91 6012 9
7,61
7 814 55,67
2019 807 0 57,92 6142 400
7,61
8 833 76,25
2020 824 1 57,93 6271 1369
7,61
9 851 99,89
2021 841 1 57,93 6401 2916
10 2022 895 7,61 57,94 6813 869 663,18 11664
2
Jumla
20175
h 7870 76,1 579,1 59888 7870 1021,76 28618
Rata-rata 787
-
279997,752 36.898,688
a 5 Persamaan -279.998 In x
3
b 36898,69
Korelasi (r2) 0,9643
Standar Deviasi 31,80
Metode yang digunakan dipilih berdasarkan nilai r yang mendekati 1 dan STD paling kecil,
yaitu metide Eksponensial.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dari berbagai metode, dipilih metode
eksponensial dan didapatlah proyeksi penduduk Desa Sungai Rangas Tengah 10 tahun ke
depan:
N
Luas (km2) Eksponensial
o Tahun
0 2022 895
1 2023 892
2 2024 912
3 2025 934
4 2026 956
5 11,32 2027 978
6 2028 1001
7 2029 1024
8 2030 1048
9 2031 1073
10 2032 1098
Sumber data: Perhitungan
BAB IV
PERENCANAAN
a. Media Filter
Media Filter yang akan digunakan meliputi 3 cm kain perca, 11 cm sabut
kelapa, 7 cm arang, 5 cm batu zeolit dengan batu kerikil, dan 13 cm ijuk.
1. Kain Perca
Kain perca merupakan potongan-potongan kain kecil-kecil sisa dari
pembuatan pakaian. Kain perca berfungsi untuk membersihkan air dari
kotoran dan sebagian kecil organisme yang ada pada air tersebut.
2. Sabut Kelapa
Sabut kelapa merupakan bagian kedua setelah kulit luar dari buah kelapa yang
terbuat dari serat. Sabut kelapa dapat menggantikan peran kain atau kapas
dalam menyaring air supaya tidak kotor atau biar airnya jernih
3. Arang
Arang adalah bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran dari
bahan yang mengandung unsur karbon. Arang berfungsi untuk untuk
menghilangkan bau dan rasa tidak sedap yang ada pada air.
4. Batu Zeolit
Zeolit adalah batu alam yang mengandung hydrated silicates calcium,
aluminium, sodium, dan potassium. Zeolite dapat menyerap kandungan
ammoniak dengan cara mengikat ion-ion ammoniak ke dalam pori-porinya.
Batu zeolit berfungsi untuk membunuh bakteri dan mengikat kandungan
logam yang terkandung.
5. Ijuk
Ijuk adalah serabut hitam dan keras yang berfungsi melindungi pangkal
pelepah daun aren. Ijuk berfungsi untuk menyaring partikel yang lolos dari
lapisan sebelumnya dan meratakan air yang mengalir.
c. Desain
b. Teknis Pembuatan
1. Bioaktivator (hasil 4 liter)
a) Gula pasir sebanyak 1/8 kg dilarutkan dengan air
b) Siapkan galon bekas, lalu masukkan larutan gula ke dalamnya
c) Tambahkan 10 tutup botol EM4 pertanian ke dalam galon, lalu
guncangkan galon agar merata dengan larutan gula sebelumnya
d) Masukkan air sekitar 3 – 4 liter ke dalam galon lalu aduk lagi
e) Galon ditutup dan bioaktivator dibiarkan melakukan fermentasi selama 14
hari agar mikroorganisme aktif
f) Setiap 2 – 3 hari sekali, tutup galon dibuka agar gas tidak tertahan di
dalam galon
g) Bioaktivator yang mikroorganismenya aktif akan menghasilkan bau khas
fermentasi yang asam. Apabila menimbulkan bau kurang sedap, maka
tambahkan gula ke dalam larutan bioaktivator
2. Kompos Eceng Gondok
a) Eceng gondok diambil dari sungai dan dibuang bagian akarnya
b) Patah-patahkan eceng gondok sebelum dimasukkan ke dalam mesin
pencacah agar memudahkan
c) Letakkan terpal atau trashbag pada keluaran mesin pencacah agar eceng
gondok cacahan tidak berhamburan
d) Mesin pencacah dinyalakan dan eceng gondok dimasukkan perlahan
e) Larutan bioaktivator yang sudah difermentasikan ditambahkan air
f) Masukkan cacahan ke dalam tong komposter sedikit demi sedikit sambil
ditambahkan larutan bioaktivator, kemudian aduk hingga lembap
g) Tutup tong komposter, kemudian lakukan pengecekan dan pengadukan
secara berkala sampai kompos matang
h) Jika saat pengecekan kompos terlihat kurang lembap, maka tambahkan lagi
dengan bioaktivator
i) Kompos yang matang akan berbau dan berwarna seperti tanah serta
teksturnya halus tanpa serat
Lampiran 2: Dokumentasi
Gambar 3. Hasil percobaan filter air dengan sampel air sampel sungai desa
Gambar 5. Uji coba dengan menggunakan air sungai daerah Kelapa Gading
Gambar 6. Percobaan ketiga filter air tanpa sabut kelapa