Anda di halaman 1dari 19

Masalah/Kasus Limbah di

Perkotaan
(Mata Kuliah Manajemen Pengelolaan Limbah)
Dosen Pengajar : Bapak Mukhlasin, SKM

Disusun Oleh :

Jihan Nazihah R. A 2019031059 Nurmalina 2019031091


Maria Rohmah 2019031064 Nurrana Haritsa 2019031092
Marisa Rachma Alifa 2019031065 Reska Zulfa Herdiana 2019031098
Muhamad Azis Firdaus 2019031073 Rizka Febriyanti 2019031100
Muslika 2019031083 Salsa Syifaturahmah 2019031105
Najwa Nur Anzalna 2019031085 Shofi Salsabila 2019031108
Nanda Ahyu Nurcintya 2019031086 Siti Rohimah 2019031112
Novia Halimatul Jamilah 2019031087 Suci Fitrianti 2019031115
Nucky Fauziah 2019031088 Syahrul Ramadhan 2019031117
Nur Isna Mutia 2019031089

Program Studi Kesehatan Masyarakat


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Faletehan
Latar Belakang
Air merupakan anugrah Tuhan YME yang amat berharga di dalam kehidupan manusia dan
semua makhluk hidup lainnya di bumi ini. Tanpanya semua kehidupan akan mati.

Setiap kegiatan manusia akan menghasilkan air limbah, dalam rumah tangga, dan usaha
lain seperti restauran, perkantoran, perniagaan, asrama, apartemen akan menghasilkan air
limbah domestik. Bila tidak dikelola, air limbah domestik akan mencemari lingkungan
seperti sungai yang menjadi sumber air baku air minum suatu kota.

Tujuan dari pengelolaan air limbah domestik adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan dengan angka kematian anak
di beberapa kota di Indonesia masih cukup tinggi apalagi bila dibandingkan dengan negara
– negara berkembang lainnya. Oleh karena itu pengelolaan air limbah domestik harus
dapat juga menjadi prioritas dalam pembangunan seperti halnya air bersih.
Definisi Air Limbah Domestik
● Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan pemukiman, rumah
makan, perkantoran, asrama, dll. Air limbah ini berasal dari air bekas memasak, mandi, cuci dan kakus.

● Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, sel, energi dan atau komponen
lian ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat ertentu yang
menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. (PP RI no. 20 Tahun 1990
tentang Pengendalian Pencemaran Air)
Mengapa Air Limbah
Domestik Harus Diolah?
Air limbah domestik adalah sumber utama pencemar badan
air di daerah perkotaan, menurut kantor kementrian
lingkungan hidup mencapai 60%. Dalam rangka
meningkatkan taraf kesehatan untuk mencapai kualitas hidup
yang optimal, maka diperlukan adanya sistem pengelolaan
lingkungan secara baik dan terpadu. Dan salah satu upaya
untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan pengelolaan air
limbah domestik yang dilakukan secara baik dan teratur.
Masuknya air limbah domestik ke lingkungan tanpa diolah akan mengakibatkan menurunnya kualitas
air di badan air penerima seperti sungai, yang pada akhirnya menyebabkan beberapa masalah yaitu
kerusakan keseimbangan ekologi di aliran sungai, masalah kesehatan penduduk yang memanfaatkan
air sungai secara langsung, yang dapat menurunkan derajat kesehatan masyarakat dan meningkatkan
angka kematian akibat penyakit infeksi air, bertambahnya biaya pengolahan air minum oleh
perusahaan air minum (PAM) serta kerusakan perikanan di muara.
Masalah/Kasus Air Limbah
Domestik di Perkotaan
1. Pencemaran Sungai
• Tercemarnya sungai Porong di Siduarjo oleh sejumlah limbah industri dan limbah
domestik di seputar sungai yang menyebabkan hasil panen tambak udang terus merosot.
Dalam 10 tahun terakhir hasil panen petani tambak udang turun 60% hingga 70%.
Limbah terbanyak yang mencemari sungai porong berasal dari limbah industri. Angka
ini diperoleh dari hasil penelitian Kantor Kementrian Lingkungan Hidup.

• Kondisi sungai siak yang membelah provinsi Riau sepanjang 300km dari pegunungan
Bukit Barisan hingga Selat Malaka semakin mengkhawatirkan, kontribusi terbesar
dalam pencemaran air sungai Siak bersal dari limbah rumah tangga, yakni sebesar 60%
sementara sisanya disebabkan oleh industri – industri yang dibangun di daerah hilir.
• Hasil monitoring 33 sungai – sungai utama di Indonesia telah dilaksanakan oleh Research for Institute for
Water Resource Technology (RIWRT) yang berlokasi di Bandung, menunjukan bahwa 78,6% atau 22 sungai
kualitas airnya tidak memenuhi standar; 65,7% atau 10 sungai diantaranya kandungan bakteri E-coli nya
melebihi standar; 53,65% atau 15 sungai kandungan BOD > 10mg/L (standar kualitas air). Air limbah
domestik juga dapat mencemari sumber air tanah dangkal, seperti yang telihat dari survei sumur dangkal di
Jakarta, 84% dari smapel menunjukkan adanya fecal coliform.
• Puslitbang Air, melakukan analisa kualitas air sungai yang menggunakan
parameter BOD, COD, DO, Amonium dan bakteri E-coli di 56 sungai
yang terletak di 15 satuan wilayah sungai. Hasilnya menyimpulkan
bahwa 76,2% sungai di Jawa, Sumatera, Bali dan Sulawesi telah
tercemar berat oleh bahan organik, terlihat dari indikator BOD dan COD
yang tinggi (melampaui batu muku).

• Lima sungai besar yang mengalir di Jawa Barat diketahui tercemar E-


coli, bakteri yang terdapat dalam air limbah domestik. Di kelima sungai
ini kadar baketri E-coli diatas 2000 per 100ml sesuai dengan standar
baku mutu air minum yang tercantum dalam Keputusan Gubernur Jabar
no. 38 Tahun 1991 (Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran
Lingkungan, BPLHD Jawa Barat, 2013).
2. Turunnya Derajat Kesehatan
Angka kematian anak di bawah lima tahun (Under 5 Mortality Rates) juga merupakan salah satu
indikasi yang memperlihatkan kondisi higienis, dan diekspresikan sebagai jumlah kematian anak di
bawah lima tahun per 1000 kelahiran.

Angka kematian anak di Indonesia cenderung berkurang dari tahun ke tahun. Walaupun demikian
nilainya masih tinggi dan angka infeksi penyakit disebabkan air (seperti disentri dan kolera per
1000 orang) juga masih tinggi bila dibandingkan dengan 6 negara berkembang lainnya.

Walaupun kedua angka tersebut tidak secara langsung diidentifikasikan sebagai perusak
lingkungan hidup dan menjadi perlunya pengolahan air limbah, tapi tidak diragukan lagi bahwa
situasi yang tidak bersih yang disebabkan oleh tidak mencukupinya infrastruktur sanitasi
merupakan penyumbang tingginya kedua angka tersebut
2. Meningkatnya Biaya Pengolahan Air Minum
Pencemaran air bukan saja berdampak negatif terhadap kesehatan manusia, tetapi juga terhadap biaya
operasi bangunan/instalasi pengolahan air minum. Berdasarkan hasil studi Mac Donald (1994),
diperkirakan biaya pencemaran untuk komponen-komponen tersebut diatas pada daerah Jabodetabek,
mencapai Rp. 18,7 milyar per tahun pada tahun 2005 akan meningkat 3-4 kali lipat kecuali apabila
diambil tindakan penanggulangannya.

Air limbah domestik mengandung bahan organik tinggi dan bakteri yang berbahaya bagi kehidupan.
Apabila meresap kedalam tanah atau masuk ke dalam sungai maka unsur tersebut akan mencemari
air tanah dan lingkungan. Oleh karena itu sebelum air limbah dialirkan ke sungai atau meresap ke
dalam tanah perlu diolah dahulu.

“Kemanakah air limbah mengalir? Dia akan kembali ke


alam, pastikan dia kembali ke alam dengan tidak
mencemari lingkungan.”
Air Limbah Domestik, Tanggung Jawab Siapa?
Pemerintah Kabupaten/Kota, BUMN, BUMD, Badan Hukum, Koperasi, Swasta atau masyarakat dapat melakukan pengelolaan
prasarana dan sarana air limbah domestik sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

PEMERINTAH

Pemerintah menyiapkan
kebijakan nasional dan
PROVINSI melakukan pembinaan
KAB/KOTA
Menjabarkan dan Menjelaskan dan
melaksanakan kebijakan melaksanakan kebijakan
nasional nasional dan regional
PENGELOLAAN
PRASARANA DAN
SARANA AIR LIMBAH
DOMESTIK

MASYARAKAT SWASTA

Sebagai pelaku Sebagai pelaku


pengembangan dan pengembangan prasarana dan
memelihara prasarana dan sarana air limbah domestik
sarana air limbah domestik yang bebrbadan hukum
Bagaimana Sistem Pengelolaan
Air Limbah Domestik?
Pada dasarnya semua penduduk harus mempunyai akses kepada fasilitas pembuangan air limbah yang
benar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan, prasaran dan sarana pembuangan air limbah secara
individu maupun komunal perlu diupayakan keberadaannya sehingga setiap penduduk dapat
memanfaatkannya

Kondisi serta permasalahan dalam pengelolaan air limbah domestik/sanitasi saat ini adalah:
• Pesatnya pembangunan di perkotaan yang tidak diimbangi oleh penyediaan sarana dan prasarana air
limbah sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan
• Pembangunan sarana dan prasarana air limbah masih banyak yang belum sesuai dengan kondisi
setempat, kebutuhan, dan daya beli masyarakat serta rencana pengembangan kota
Pemilihan Sistem Pengolahan Air Limbah
Sistem pengelolaan air limbah domestik secara garis besar dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sistem
pengolahan air limbah terpusat (Off Site System) dan sistem pengolahan air limbah setempat (On Site
System). Sistem pengolahan air limbah terpusat merupakan sistem pengolahan dimana fasilitas instalasi
pengolahan air limbah berada di luar persil atau dipisahkan dengan batas tanah atau jarak,

sedangkan sistem pengolahan air imbah setempat


merupakan sistem di mana fasilitas pengolahan air
limbah berada di dalam persil atau batas tanah yang
dimiliki.
A. Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat (Off Site System)
Sistem pengolahan air limbah terpusat adalah suatu sistem pengelolaan air limbah dengan menggunakan suatu
sistem jaringan perpipaan untuk menampung dan mengalirkan air limbah ke suatu tempat untuk selanjutnya
diolah.

Kelebihan sistem pengolahan air limbah terpusat:


• Menyediakan pelayanan yang terbaik
• Sesuai untuk aerah dengan kepadatan tinggi
• Pencemaran terhadap air tanah dan badan air dapat dihindari
• Memiliki masa guna lebih lama
• Dapat menampung semua air limbah

Kekurangan pengolahan air limbah terpusat:


• Memerlukan biaya investasi, operasi dan pemeliharaan yang tinggi
• Menggunakan teknologi tinggi
• Tidak dapat dilakukan oleh perseorangan
• Manfaat secara penuh diperoleh setelah selesai jangka panjang
• Membutuhkan waktu yang lama dalam perencanaan dan pelaksanaan
• Memerlukan pengelolaan, operasi dan pemelihara yang baik
B. Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat (On Site System)
Sistem pengolahan air limbah setempat sebagai sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada di dalam
persil atau batas tanah yang dimiliki. mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan sistem pengolahan air limbah setempat:


• Menggunakan eknologi sederhana
• Memerlukan biaya yang rendah
• Maasyarakat dan tiap – tiap keluarga dapat menyediakan sendiri
• Pengoperasian dan pemeliharaan oleh masyarakat
• Manfaat dapat dirasakan secara langsung

Kekurangan sistem pengolahan air limbah setempat:


• Tidak dapat diterapkan pada setiap daerah, misalkan sifat permeabilitas tanah, tingkat kepadatan dan lain-
lain
• Fungsi terbatas hanya dari buangan kotoran manusia, tidak melayani air limbah kamar mandi dan air bekas
cucian
• Operasi dan pemeliharaan sulit dilaksanakan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai