Anda di halaman 1dari 7

PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

(Studi Kasus Di Kota Praya Kabupaten Lombok Tengah )

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Praya merupakan Ibu Kota Kabupaten Lombok Tengah Provinsi Nusa
Tenggara Barat, berada 30 km sebelah timur Kota Mataram. Secara geografis Kota Praya
terletak pada posisi 11605’ sampai 11624’ Bujur Timur dan 824’ sampai 857’
Lintang Selatan. Luas Kota Praya mencapai 31,12 km2 dengan jumlah penduduk sebanyak
57.389 jiwa (1.844 Jiwa/km2) yang tersebar di 9 kelurahan. Dengan jumlah penduduk
sebanyak itu Kota Praya masih tergolong kota kecil karena jumlah penduduknya antara
20.000 jiwa – 100.000 jiwa. Meskipun demikian permasalahan lingkungan sudah mulai
nampak sebagaimana kota-kota sedang dan besar di Indonesia. Masalah sampah, limbah
domestik, permukiman padat, dan lain-lain merupakan permasalahan klasik kota di mana-
mana termasuk di Kota Praya.
Dari sekian unsur permasalahan yang tersebutkan di atas, maka unsur yang
kompleks, nyata terkesampingkan dan tidak tersentuh secara managerial apalagi menjadi
prioritas oleh banyak perhatian publik maupun pemerintah adalah unsur air limbah. Bukanlah
berarti tidak ada sama sekali perhatian atau penanganan, namun pengelolaannya masih dapat
teridentifikasi diselenggarakan dalam pencapaian yang tidak memadai (Bappenas, 2006)
Sebagai gambaran, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok
Tengah Tahun 2006 dari 16.028 KK (57.389 jiwa) yang mendiami Kota Praya, sebanyak
8.411 KK (52,48%) sudah menggunakan jamban keluarga sebagai tempat Buang Air Besar
(BAB), selebihnya menggunakan MCK umum, sungai dan yang lainnya. Sementara itu air
limbah buangan dapur dan kamar mandi dari masing-masing rumah langsung dialirkan ke
selokan atau sungai tanpa diolah terlebih dahulu. Ini membuktikan bahwa pengelolaan air
limbah domestik di Kota Praya belum mendapatkan perhatian. Padahal jika dihitung volume
limbah cair yang dihasilkan dari permukiman dapat mencapai volume yang sangat besar.
Gambar 1.1. Peta Kota Praya Sumber :
Kecamatan Dalam Angka 2006

Bambang Purwanto (2004) menyebutkan bahwa volume limbah cair yang dihasilkan
oleh setiap orang mulai dari mandi, cuci dan lain-lain mencapai 100 liter per hari. Volume
limbah domestik sangat bervariasi dan umumnya sangat berkaitan erat dengan standar hidup
masyarakat (Djajaningrat dan Harsono, 1991). Lebih rinci lagi Metcalf dan Eddy dalam
Sugiharto (2005 : 11)
menyebutkan rata-rata air limbah dari daerah permukiman sebagaimana tercermin dalam
tabel berikut :

Tabel 1.1 Rata-rata Aliran Air Limbah dari Daerah Permukiman

No. Sumber Jumlah limbah per Rata-rata


orang per hari (ltr/org/hari)
(liter)
1 Apartemen 200 -300 260
2 Hotel, penghuni tetap 150 – 220 190
3 Tempat tinggal keluarga :
- Rumah pada umumnya 190 – 350 280
- Rumah yang lebih baik 250 – 400 310
- Rumah mewah 300 – 550 380
- Rumah pondok 120 – 200 150
Sumber : Metcalf dan Eddy dalam Sugiharto (2005 : 11).

Jika dihitung berdasarkan volume limbah per orang per hari, sebagaimana data tersebut
di atas, maka air buangan domestik yang dihasilkan oleh penduduk di permukiman Kota
Praya, yang rata-rata perumahan biasa atau rumah pada umumnya adalah 57.389 jiwa
(jumlah penduduk Kota Praya) x 100 liter/jiwa/hari maka air limbahnya bisa mencapai
minimal 5.738.900 liter/hari.
Menurut Kositranata et al., 1989; WHO, 1993 dalam Marganof (2007) konversi beban
BOD, COD, total N dan total P perkapita perhari dari limbah cair yang tidak diolah masing-
masing sebesar 53 gram, 101,6 gram, 22,7 gram dan 3,8 gram. Berdasarkan nilai konversi
tersebut maka masyarakat Kota Praya yang tidak memiliki jamban keluarga, sebanyak 7.617
KK (27.271 jiwa), akan menghasilkan beban BOD 520,3 ton/tahun, COD 997,5 ton/tahun,
total N 222,9 ton/tahun dan total P sebesar 37,3 ton/tahun. Oleh karena itu jika air limbah
domestik tidak dikelola dengan baik maka setiap tahun beban pencemaran limbah organik
terhadap sungai yang melintasi Kota Praya maupun Waduk Batujai akan semakin meningkat
seiring dengan pertumbuhan penduduk.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, pencemaran oleh air limbah
domestik merupakan jumlah pencemar terbesar (85%) yang masuk ke badan air. Sedang di
negara maju pencemar domestik merupakan 15% dari seluruh pencemar yang memasuki
badan air (Suriawiria, 1996).
Menurut Sumirat (1996) air bekas cucian, air limbah kamar mandi dan air limbah
dari dapur dikategorikan sebagai limbah yang mengandung sabun/deterjen dan
mikroorganisme. Selain itu buangan eksreta yaitu tinja dan urine manusia yang dipandang
berbahaya karena dapat menjadi media penyebaran utama bagi penyakit bawaan air. Setiap
orang umumnya menghasilkan 1,8 liter eksreta tiap hari, terdiri dari 350 gram bahan padat
kering termasuk 90 gram bahan organik, 20 gram nitrogen ditambah unsur hara lainnya
terutama forsfor dan kalium
Besarnya jumlah pencemar domestik yang masuk ke badan air ditentukan oleh
kesadaran masyarakat akan dampak negatif dari pembuangan limbah serta partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan air limbah yang dihasilkannya.
Berdasarkan kondisi-kondisi tersebut di atas diperlukan suatu kajian pengelolaan
limbah kota sehingga diharapkan nantinya air limbah domestik kota Praya dapat dikelola
sebelum dibuang ke lingkungan. Kajian ini difokuskan pada sistem pengelolaan air limbah
domestik baik dari aspek peraturan dan kebijakan, kelembagaan, persepsi dan partisipasi
masyarakat, aspek pembiayaan dan aspek teknologi.
Kajian ini dilakukan di Kota Praya dengan pertimbangan bahwa wilayah ini yang
merupakan penyumbang air limbah domestik terbesar yang masuk ke sungai. Hal lain yang
mendasari lokasi penelitian ini adalah faktor letak Kota Praya yang berada di bagian hulu
dari Waduk Batujai sehingga seluruh limbah yang dihasilkan dipastikan akan bermuara ke
Waduk Batujai.
.Bertitik tolak dari uraian tersebut maka diperlukan perhatian serius semua pihak
terhadap pengelolaan air limbah domestik yang berasal dari dapur dan kamar mandi yang ada
di Kota Praya sehingga laju pencemaran badan air dapat diminimalisir yang pada
gilirannya keberlanjutan pemanfataan Waduk dapat tercapai.
Upaya pencegahan pencemaran terhadap Waduk Batujai ini sejalan dengan sasaran
dan prioritas pembangunan Kabupaten Lombok Tengah Provinsi NTB bidang sosial dan
lingkungan hidup yang dituangkan dalam RPJM Kabupaten Tahun 2006 – 2010 yaitu
melaksanakan upaya-upaya yang mengarah pada perlindungan bagi sumber daya alam
(termasuk Waduk Batujai) yang masih
dalam keadaan baik melalui pelibatan masyarakat serta peningkatan kapasitas dan peran
aparatur dalam pengawasan.
Untuk menghindari terjadinya degradasi lingkungan serta penurunan kualitas yang
semakin parah pada Waduk Batujai, maka diperlukan upaya pengelolaan limbah cair sebelum
masuk ke badan air di samping melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap
pertumbuhan permukiman di bantaran sungai dan waduk.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka muncul suatu permasalahan bahwa
Waduk Batujai yang berada di bagian hilir Kota Praya sangat rentan terhadap pencemaran
oleh air limbah kota, terutama oleh limbah domestik yang berasal dari permukiman di
bantaran sungai yang melintasi kota dan bermuara di Waduk Batujai. Untuk itu diperlukan
suatu rencana pengelolaan limbah cair domestik kota yang partisipatif dan berkelanjutan.
Atas dasar hal tersebut, maka pertanyaan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sistem pengelolaan air limbah domestik di Kota Praya
Kabupaten Lombok Tengah ?
2. Langkah-langkah apa saja yang perlu diambil dalam pengelolaan air limbah
domestik untuk wilayah Kota Praya, Kabupaten Lombok Tengah?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari permasalahan dan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan,


maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis sistem pengelolaan air limbah domestik di Kota Praya,
Kabupaten Lombok Tengah.
2. Menyusun langkah-langkah pengelolaan air limbah domestik di wilayah
Kota Praya, Kabupaten Lombok Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah


Memberikan kajian perencanaan pengelolaan air limbah domestik Kota Praya
dalam rangka meningkatkan pelayanan fasilitas sanitasi kepada masyarakat di Kota
Praya.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai referensi bagi masyarakat dalam rangka membuka wawasan tentang
dampak air limbah dan bagaimana pengelolaannya.

3. Bagi Dunia Pendidikan


Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi dalam penelitian-
penelitian sejenis di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai