Anda di halaman 1dari 12

KISI-KISI

 Dalam kaitan Penyakit Berbasis Wilayah, yang dimaksud wilayah adalah:


1. Wilayah ekosistem
2. Wilayah antar negara
3. Wilayah administratif
4. Wilayah antar benua

 Faktor resiko Penyakit Berbasis Wilayah adalah:


1. Wilayah ekosistem
2. Komponen Lingkungan
3. Penyebaran penyakit
4. Kependudukan

 Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah bermakna pula:


1. Upaya Manajemen Kejadian Penyakit (kejadian bersifat kompleks)
2. Upaya Manajemen (pencegahan agar) kejadian penyakit (itu) tidak terjadi.
3. Sebagai instrumen untuk mengatasi Disparitas antar wilayah
4. Upaya Pencegahan pada 6 tingkat pencegahan

 Insiden adalah gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu waktu tertentu disekelompok manusia, yang termasuk Insiden
adalah:
1. Angka Insiden
2. Angka Serangan
3. Angka Serangan Sekunder
4. Angka Prevalensi Point

 Ruang Lingkup Kesehatan Matra:


1. Upaya Kesehatan Penanggulangan Akibat Gangguan Kamtibmas
2. Upaya Kesehatan Lintas Alam
3. Upaya Kesehatan Bawah Tanah
4. Upaya Kesehatan Wisata

 UU RI no. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal 6


menyebutkan Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan
perlindungan dengan menyediakan:
1. layanan administrasi
2. bimbingan Ibadah Haji
3. Akomodasi, Transportasi
4. Pelayanan Kesehatan dan keamanan

1
 Tujuan penyelenggaraan kesehatan haji:
1. Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan
2. Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah,
sampai tiba kembali ditanah air
3. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar /
masuk oleh jemaah haji
4. Meningkatkan kemampuan Teknis Medis petugas pemeriksa kesehatan calon
jemaah haji ditingkat Puskesmas dan Rumah Sakit

 Kecendrungan lingkungan strategik kesehatan haji berkaitan dengan Profil Calon


Jemaah Haji/Jemaah Haji:
1. Umur
2. Pendidikan
3. Jenis Kelamin
4. Kesakitan

 Umur harapan hidup didaerah-daerah di indonesia masih memiliki range yang lebar,
hal ini dihubungkan dengan faktor-faktor:
1. Perbedaan tingkat keberhasilan sosial ekonomi menurut heterogenitas wilayah
2. Perbedaan tingkat keberhasilan upaya kesehatan menurut heterogenitas wilayah
3. Perbedaan kondisi lingkungan di masing-masing wilayah
4. Perbedaan tingkat keberhasilan pembangunan sektor-sektor yang mempunyai
kaitan baik langsung maupun tidak langsung dengan kualitas hidup, seperti
keberhasilan pendidikan, pertanian, perhubungan

 Perlunya Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, karena:


1. Kejadian penyakit adalah inti permasalahan kesehatan masyarakat
2. Derajat kesehatan masyarakat inti kualitas sumberdaya manusia
3. Kebutuhan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (khususnya
masyarakat miskin), bukan hanya pelayanan kuratif
4. Tanpa pengendalian faktor risiko penyakit kejadian penyakit akan terus berulang

 Misi kesehatan Matra:


1. Menggerakkan dan menggalakkan deseminasi informasi
2. Mendorong kesehatan matra terjangkau dan bermutu
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk tetap sehat dalam kondisi matra
4. Individu, kelompok/ masyarakat yang terpapar dalam kondisi matra tetap sehat

 Berkaitan dengan Kesehatan Bumi Perkemahan, Agar berkemah dapat berfungsi


sebagai media pendidikan, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Adanya program kegiatan yang dipersiapkan dengan baik

2
2. Pemilihan lokasi perkemahan yang tepat
3. Pengaturan perkampungan perkemahan
4. Perlengkapan perkemahan yang memadai

 Paradigma Kesehatan Wisata berkaitan Dampak Sakit melalui jalur transportasi


udara antara lain:
1. Tekanan udara kabin
2. Kelembaban kabin, dehidrasi
3. Radiasi sinar kosmis
4. Transmisi penyakit infeksi

 Manajemen Kesehatan Wisata melalui jalur transmisi darat, antara lain:


1. Memiliki asuransi yang meliputi keseluruhan risiko atas sakit, cedera dan
kecelakaan.
2. Memiliki surat izin mengemudi internasional setidaknya berlaku untuk nasional.
3. Mendapatkan informasi mengenai peraturan lalulintas negara terkait dan
perawatan mesin pada negara yang akan dikunjungi.
4. Tidak mengemudi pada jalanan yang tidak dikenal dengan baik.

 Komponen lingkungan berperan dalam patogenesis penyakit Malaria, karena dapat


memindahkan agent penyakit. Komponen lingkungan yang lazim dikenal sebagai
media transmisi adalah:
1. Udara, Air
2. Makanan
3. Binatang
4. Manusia Secara Langsung.

 Manajemen Penyakit Malaria pada Simpul 1:


1.penyehatan lingkungan
2.Penggunaan kelambu, kawat kasa, repellent, mempengaruhi angka kesakitan
malaria
3.Menghilangkan sumber atau deteksi kasus secara tepat, dan pengobatan secara
baik dapat dianggap sebagai upaya pencegahan yang efektif
4.Disarankan mendapatkan perawatan di rumah sakit

A. PILIHAN TUNGGAL

 Menurut Depkes, manajemen pemberantasan penyakit berbasis wilayah pada


hakikatnya merupakan upaya tata laksana pemberantasan dan pengendalian

3
penyakit dengan cara mengendalikan sumber penyakit dan/atau berbagai faktor
resiko penyakit secara paripurna, dalam satu perencanaan dan tindakan yang
terintegrasi berdasarkan fakta yang dikumpulkan secara sistematik, periodik,
terpercaya dalam satu wilayah
Mengapa perlu manajemen penyakit dimaksud?
A. Kejadian penyakit adalah inti permasalahan kesehatan masyarakat
B. Untuk mengukur kinerja kegiatan pengendalian penyakit
C. Upaya Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencegahan dan Perawatan
D. Usaha Peningkatan Sumber Daya Manusia
E. Untuk Penelitian dan Pengembangan Program

 Sebuah dinas kesehatan melakukan upaya pengamatan, pengukuran dan


pengendalian emisi pencemaran udara (mobil, industri), sumber pencemaran air
(rumah tangga, industri), sumber penyakit menular (penderita Thypus, penderita
malaria), dan sumber perubahan alamiah gunung berapi.
Pada simpul berapa informasi itu didapatkan?
A. Simpul 1
B. Simpul 2
C. Simpul 3
D. Simpul 4
E. Simpul 5
 Sebuah dinas kesehatan melakukan upaya Pengamatan, pengukuran kadar Timbal
dalam darah penduduk, kadar Merkuri dalam rambut, kadar COHb dalam darah,
kadar DDT dalam lemak tubuh ataupun Plasmodium spp dalam darah.
Pada simpul berapa informasi itu didapatkan?
A. Simpul 1
B. Simpul 2
C. Simpul 3
D. Simpul 4
E. Simpul 5

 Sebuah dinas kesehatan melakukan upaya pengamatan, pengukuran dan


pengendalian komponen lingkungan yang berada disekitar manusia, yakni komponen
konsentrasi pencemaran udara, kadar kandungan residu pestisida dalam sayur-
mayur, bakteri E. Coli dalam air minum.
Pada simpul berapa informasi itu didapatkan?
A. Simpul 1
B. Simpul 2
C. Simpul 3
D. Simpul 4
E. Simpul 5

4
 Sebuah puskesmas melakukan pengamatan epidemiologi tentang penderita sakit
yang jumlahnya amat besar gejalanya tidak khas baik secara klinik maupun secara
laboratorika, akibat pemaparan pada komponen lingkungan dalam intensitas rendah
atau dosis kecil seperti bahan pewarna sintesis berbahaya
Apa Klasifikasi manifestasi klinik gangguan kesehatan tersebut?
A. Kelompok Penderita Akut
B. Kelompok Penderita Subklinik
C. Kelompok Penderita dengan Gejala Samar
D. Kelompok Penderita Kronik
E. Kelompok Penderita Klinik

 Penelitian sebuah puskesmas diperoleh data, dari 200 orang pengunjung


puskesmas, secara tiba-tiba 20 orang diantaranya menderita gastro enteritis (muntah
berak) setelah jajan bakso dipinggir jalan.
Berapa Angka Serangannya?
A. 4% D. 12,5%
B. 10% E. 20%
C. 11%

 Penelitian sebuah puskesmas diperoleh data, dari 200 orang pengunjung


puskesmas, secara tiba-tiba 20 orang diantaranya menderita gastro enteritis (muntah
berak) setelah jajan bakso dipinggir jalan. Tiga hari kemudian 40 orang pengunjung
lainnya terkena muntah berak
Berapa Angka Serangan Sekundernya?
A. 4% D. 22%
B. 10% E. 24%
C. 20%

 Menurut WHO, setiap tahun, jumlah kematian akibat diare pada balita, bayi bawah
lima tahun, di negara-negara berkembang sebanyak 1,5 juta jiwa. Akibat perilaku
masyarakat yang membuang kotoran secara sembarangan. Perlu upaya
pengendalian penyakit
Apa jenis sumber penularan menurut diagram F penyakit?
A. Faeces D. Fluid
B. Field E. Food
C. Flies

 Menurut WHO, setiap tahun, jumlah kematian akibat diare pada balita, bayi bawah
lima tahun, di negara-negara berkembang sebanyak 1,5 juta jiwa. Akibat lingkungan
yang kotor. Perlu upaya pengendalian penyakit
Apa jenis sumber penularan menurut diagram F penyakit?
A. Faeces D. Fluid
B. Field E. Food

5
C. Flies

 Menurut WHO, setiap tahun, jumlah kematian akibat diare pada balita, bayi bawah
lima tahun, di negara-negara berkembang sebanyak 1,5 juta jiwa. Akibat masyarakat
mengkonsumsi makanan yang tidak hygienis. Perlu upaya pengendalian penyakit
Apa jenis sumber penularan menurut diagram F penyakit?
A. Faeces D. Fluid
B. Field E. Food
C. Flies

 Menurut Depkes, Kondisi Matra merupakan kondisi lingkungan, habitat, wahana,


yang berbeda bermakna dengan kondisi lingkungan atau habitat, wahana
kesehariannya. Karena tidak sama setiap harinya maka diperlukan upaya
pengendalian penyakit atau perlindungan kesehatan
Apa Visi kondisi kesehatan tersebut?
A. Individu, kelompok atau masyarakat yang terpapar dalam kondisi tersebut tetap
sehat
B. Menggerakkan dan menggalakkan deseminasi informasi
C. Mendorong kondisi kesehatan terjangkau dan bermutu
D. Mendorong kemandirian masyarakat untuk tetap sehat dalam kondisi tersebut
E. Mendorong Peningkatan Sumber Daya Manusia

 Menurut data Kementerian Kesehatan penyebab kematian calon jemaah haji


terbanyak karena Sistem Sirkulasi 66,4 %. Secara epidemiologi perlu upaya
pengendalian penyakit untuk menurunkan angka kematian
Informasi Simpul 1 yang dapat ditemukan adalah?
A. Istito’ah Kesehatan D. Sehat Prima
B. Upaya Kesehatan E. Faktor Resiko
C. Kegiatan Fisik

 Menurut data Kementerian Kesehatan penyebab kematian calon jemaah haji


terbanyak karena Sistem Sirkulasi 66,4 %. Ada kaitan juga dengan lokasi wafat.
Secara epidemiologi perlu upaya pengendalian penyakit untuk menurunkan angka
kematian
Dimana umumnya lokasi terbanyak jemaah haji wafat?
A. Pesawat D. Bandara
B. Ambulan E. Perjalanan
C. Pemondokan

 Menurut Depkes, berkemah merupakan kegiatan di alam terbuka yang penuh


dengan muatan pendidikan yang akan mengembangkan secara efektif dan efisien
atas proses pendidikan mental, moral, pisik, intelektual, emosi dan sosial. Karena

6
tidak dilakukan setiap hari maka diperlukan upaya pengendalian penyakit atau
perlindungan kesehatan
Apa yang harus diperhatikan pada kondisi tersebut?
A. Adanya program kegiatan yang dipersiapkan dengan baik
B. Tidak terlalu dekat dengan jalan raya dan perkampungan penduduk
C. Tidak terlalu jauh dari pasar, pos keamanan, pos kesehatan
D. Perkemahan putera terpisah dengan perkemahan puteri
E. Pemandangan disekitar lokasi menarik

 Menurut Depkes, berkemah merupakan kegiatan di alam terbuka yang penuh


dengan muatan pendidikan yang akan mengembangkan secara efektif dan efisien
atas proses pendidikan mental, moral, pisik, intelektual, emosi dan sosial. Karena
tidak dilakukan setiap hari maka diperlukan upaya pengendalian penyakit atau
perlindungan kesehatan
Apa yang harus dilakukan pengaturan pada kondisi tersebut?
A. Adanya program kegiatan yang dipersiapkan dengan baik
B. Tidak terlalu dekat dengan jalan raya dan perkampungan penduduk
C. Tidak terlalu jauh dari pasar, pos keamanan, pos kesehatan
D. Perkemahan putera terpisah dengan perkemahan puteri
E. Pemandangan disekitar lokasi menarik

 Menurut Depkes, berkemah merupakan kegiatan di alam terbuka yang penuh


dengan muatan pendidikan yang akan mengembangkan secara efektif dan efisien
atas proses pendidikan mental, moral, pisik, intelektual, emosi dan sosial. Karena
tidak dilakukan setiap hari maka diperlukan upaya pengendalian penyakit atau
perlindungan kesehatan
Informasi Simpul 1 yang dapat ditemukan adalah?
A. Lintas Alam D. Kondisi Sehat
B. Lokasi Kemah E. Faktor Resiko
C. Perkampungan

 Menurut Departemen Kesehatan, daerah wisata merupakan sumber potensial


penularan penyakit. Jalur transportasi harus diawasi dan dikontrol sebagai media
transmisi penularan penyakit. Setiap jalur transportasi memiliki tipe khas jenis
penyakit khususnya melalui jalur darat.
Apa dampak sakit melalui jalur transportasi tersebut?
A. Tekanan udara kabin
B. Kelembaban kabin
C. Dehidrasi, radiasi sinar kosmis
D. Transmisi penyakit infeksi
E. Tenggelam

7
 Menurut Departemen Kesehatan, daerah wisata merupakan sumber potensial
penularan penyakit. Jalur transportasi harus diawasi dan dikontrol sebagai media
transmisi penularan penyakit. Setiap jalur transportasi memiliki tipe khas jenis
penyakit khususnya melalui jalur udara.
Apa dampak sakit melalui jalur transportasi tersebut?
A. Kecelakaan
B. Cedera
C. Radiasi sinar kosmis
D. Transmisi penyakit infeksi
E. Tenggelam

 Menurut Depkes, Informasi yang lengkap mengenai penyakit spesifik endemik, status
kesehatan dan lokasi rawan penyakit merupakan prasyarat untuk mengendalikan
penularan penyakit. Upaya terintegrasi dan secara global diperlukan untuk
melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit melalui daerah wisata
khususnya untuk jalur transportasi air.
Bagaimana manajemen kesehatan wisata melalui jalur transmisi tersebut?
A. Praktekkan perilaku aman, menggunakan jaket pelampung, perhatikan arus
dan kecuraman
B. Memiliki surat izin mengemudi internasional setidaknya berlaku untuk nasional.
C. Mendapatkan informasi mengenai peraturan lalulintas negara terkait dan
perawatan mesin pada negara yang akan dikunjungi.
D. Tidak mengemudi pada jalanan yang tidak dikenal dengan baik
E. Memakai pelembab kulit atau memakai kacamata dibandingkan dengan
memakai lensa kontak

 Menurut Depkes, Informasi yang lengkap mengenai penyakit spesifik endemik, status
kesehatan dan lokasi rawan penyakit merupakan prasyarat untuk mengendalikan
penularan penyakit. Upaya terintegrasi dan secara global diperlukan untuk
melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit melalui daerah wisata.
Apa informasi Simpul 1 yang dapat ditemukan?
A. Hewan, tumbuhan, manusia, virus, bakteri, cacing, parasit
B. Udara, air, tanah, makanan, minuman, serangga, atau vektor
C. Pemeriksaan biomarker pada darah, urin, tinja, atau tindakan pencegahan
melalui vaksinasi
D. Kelompok orang-orang yang berada pada kondisi sehat dan menjadi populasi
yang berrisiko
E. Dampak sakit jalur transportasi udara, darat dan laut

 Menurut Pedoman Interim WHO, Infeksi malaria bisa terjadi hanya dengan satu
gigitan nyamuk. Jika tidak ditangani dengan benar, penyakit ini bisa menyebabkan
kematian.
Apa Agent penyebab penyakit tersebut?

8
A. Parasit Plasmodium
B. Mycobacterium Anthracis
C. Mycobacterium Leprae
D. Bordetella Pertusis
E. Cutaneus Anthrax

 Menurut penelitian seorang Ahli Kesehatan Masyarakat, gigitan nyamuk malaria lebih
sering terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit akan masuk ke
dalam aliran darah. Penyebaran penyakit malaria juga bisa terjadi melalui transfusi
darah atau melalui pemakaian jarum suntik secara bergantian
Apa informasi Simpul 2 yang dapat ditemukan?
A. Parasit Plasmodium yang hanya disebarkan olehnyamuk Anopheles betina
B. Tingkat kesadaran masyarakat
C. Udara, air, makanan, binatang, dan manusia secara langsung
D. Kebiasaan berada di luar rumah sampai larut malam
E. Kegiatan-kegiatan manusia yang mengakibatkan perubahan lingkungan yang
menguntungkan penularan malaria

 Menurut penelitian seorang Ahli Kesehatan Masyarakat, gigitan nyamuk malaria lebih
sering terjadi pada malam hari. Setelah terjadinya gigitan, parasit akan masuk ke
dalam aliran darah. Media penyebaran Udara, air, makanan, binatang, dan manusia
secara langsung
Bagaimana manajemen penyakit Malaria pada media tersebut?
A. Memodifikasi atau membenahi lingkungan, sehingga terbentuk lingkungan
yang tidak cocok untuk perindukan dan perkembangan nyamuk malaria
B. Tes darah massal dan memberikan obat antimalaria secara gratis di daerah
endemik malaria
C. Disarankan mendapatkan perawatan di rumah sakit
D. Mengkonsumsi makanan cair, baru kemudian dalam masa pemulihan, makan
sayuran hijau dan buah-buahan
E. Penggunaan kelambu, kawat kasa, repellent, mempengaruhi angka kesakitan
malaria

 Menurut studi WHO, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman penyakit
tuberkulosis, disebut juga sebagai global emergency dan setiap detiknya ada satu
orang yang terinfeksi penyakit menular yang masih menjadi perhatian dunia.
Penentuan diagnostik lebih akurat dengan pemeriksaan sputum (dahak), perlu upaya
penaggulangan penyakit.
Apa agent penyakit tersebut?
A. Mycobacterium Anthracis
B. Bacillus Anthracis
C. Bordetella Pertusis
D. Mycobacterium Tuberculosa

9
E. Mycobacterium Leprae

 Menurut Centers for Disease Control (CDC), suatu penyakit Malaria menyebar
melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi. Diperlukan upaya pencegahan
penyakit untuk perlindungan kesehatan
Kapan gigitan nyamuk sering terjadi?
A. Siang hari
B. Malam hari
C. Pagi hari
D. Sore hari
E. Pagi menjelang siang

 Semua variabel yang berperan dalam timbulnya penyakit, disebut:


A. Faktor resiko D. Etiologi
B. Faktor predisposisi E. Vektor
C. Faktor presipitasi

 Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah adalah:


A. Upaya pemeliharaan lingkungan sehingga tercapai kualitas lingkungan yang
diinginkan sesuai peruntukkannya untuk menjamin agar kualitas lingkungan
tetap dalam kondisi alamiahnya
B. Kegiatan kesehatan yang tidak hanya mengaitkan diri pada pengetahuan,
sikap dan praktik kesehatan saja tetapi juga memperbaiki lingkungan
C. Usaha untuk memahami, mencari solusi yang terbaik dan mengadakan
peramalan keadaan dan perkembangan lingkungan hidup, yang dapat
memberikan kejelasan, rincian dan ketelitian analisis dan perkiraan yang dapat
dijadikan alat penunjang dalam proses pengambilan keputusan dalam
manajemen lingkungan hidup
D. Penguraian suatu soal atau permasalahan lingkungan menjadi bagian-bagian
untuk memahami sifat, fungsi, serta hubungan lingkungan dengan yang lain
E. Upaya tatalaksana penyakit yang dilaksanakan secara simultan bersama
pengendalian faktor risiko penyakit berkenaan, berdasar fakta (evidences)
dalam satu wilayah

 Pengamatan, pengukuran dan pengendalian emisi pencemaran udara (mobil,


industri, dll) sumber pencemaran air (rumah tangga, industri dll) sumber penyakit
menular (penderita Thypus, penderita malaria dll) atau sumber perubahan alamiah,
misalnya gunung berapi, dapat diketahui melalui informasi simpul:
A. Simpul 1 D. Simpul 4
B. Simpul 2 E. Simpul 5
C. Simpul 3

10
 Pengamatan, pengukuran dan pengendalian Prevalensi korban keracunan,
prevalensi penderita kanker paru akibat asap rokok, kanker kulit akibat sinar
Ultraviolet, ataupun penderita penyakit menular lainnya, dapat diketahui melalui
informasi simpul:
A. Simpul 1 D. Simpul 4
B. Simpul 2 E. Simpul 5
C. Simpul 3

 Pengamatan, pengukuran dan pengendalian bila komponen lingkungan tersebut


sudah berada disekitar manusia, (contoh : komponen konsentrasi pencemaran udara,
kadar kandungan residu pestisida dalam sayur-mayur, bakteri E. Coli dalam air
minum, dll), dapat diketahui melalui informasi simpul:
A. Simpul 1 D. Simpul 4
B. Simpul 2 E. Simpul 5
C. Simpul 3

 Jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu tertentu (satu
tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang
bersangkutan dalam persen, disebut:
A. Angka Kematian Kasar
B. Angka Kematian Bayi
C. Angka Kematian Ibu
D. Angka Insiden
E. Angka Prevalensi

 Jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan nifas dalam satu tahun dibagi
dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dalam persen, disebut:
A. Angka Kematian Kasar
B. Angka Kematian Bayi
C. Angka Kematian Ibu
D. Angka Insiden
E. Angka Prevalensi

 Adalah jumlah seluruh kematian bayi (umur dibawah 1 tahun) pada satu jangka waktu
tertentu dibagi dengan jumlah seluruh kelahiran hidup dalam persen, disebut:
A. Angka Kematian Kasar
B. Angka Kematian Bayi
C. Angka Kematian Ibu
D. Angka Insiden
E. Angka Prevalensi

11
 Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada jangka
waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan dalam persen, disebut:
A. Angka Kematian Kasar D. Angka Insiden
B. Angka Kematian Bayi E. Angka Prevalensi
C. Angka Kematian Ibu

 Jumlahnya relatif sedikit, memiliki gejala klinis jelas, perlu tindakan segera dan sering
diklasifikasikan sebagai kecelakaan. Misalnya penderita keracunan pestisida dosis
besar dan penderita demam Thypus. Menurut klasisifikasi Manifestasi Klinik
Gangguan Kesehatan Akibat Lingkungan, disebut:
A. Kelompok Penderita Akut
B. Kelompok Penderita Subklinik
C. Kelompok Penderita dengan Gejala Samar
D. Kelompok Sehat
E. Kelompok Seimbang

 Jumlahnya relatif banyak, memiliki gejala klinis tidak jelas namun memiliki tanda
(indikator) laboratorium khas, sering dihubungkan dengan penyakit yang diperoleh
dari tempat pekerjaan:
A. Kelompok Penderita Akut
B. Kelompok Penderita Subklinik
C. Kelompok Penderita dengan Gejala Samar
D. Kelompok Sehat
E. Kelompok Seimbang

 Jumlahnya amat besar gejalanya tidak khas baik secara klinik maupun secara
laboratorika, akibat pemaparan pada komponen lingkungan dalam intensitas rendah
atau dosis kecil:
A. Kelompok Penderita Akut
B. Kelompok Penderita Subklinik
C. Kelompok Penderita dengan Gejala Samar
D. Kelompok Sehat
E. Kelompok Seimbang

12

Anda mungkin juga menyukai