Anda di halaman 1dari 33

Universitas Faletehan

Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM)


Jl. Palamunan No.72, Pelamunan, Kec. Kramatwatu, Serang,
Banten 42616 Telp: (0254) 230 054, Fax: (0254) 230 054 .
info@uf.ac.id. Web: www.uf.ac.id

Bahaya Fisik
MK Higiene Industri

Selasa, 19 April 2022

Dr. Lukman Waris

1
Capaian Pembelajaran MK
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa mampu
memahami Physical Hazard dalam Higiene Industri

Dr. Lukman Waris

2
Bahan Kajian (Materi
Pembelajaran)
5. Standar
Bahaya fisik

4. Dampak
Bahaya Fisik 1. Pengertian
Terhadap
Kesehatan Bahay Bahaya Fisik

a Fisik
3. Pengendalian
2. Jenis Bahaya
Jenis Bahaya
Fisik
Fisik
Dr. Lukman Waris

3
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 70 Tahun 2016
Tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Kerja Industri
1. Nilai ambang batas (NAB) lingkungan kerja industri: fisik dan kimia,
2. Indikator pajanan biologi (IPB): Biological Exposure Indices (BEI)
merupakan nilai acuan konsentrasi bahan kimia yang terabsorpsi, hasil
metabolisme (metabolit) bahan kimia yang terabsorpsi, atau efek yang
ditimbulkan oleh bahan kimia tersebut yang digunakan untuk
mengevaluasi pajanan biologi dan potensi risiko kesehatan pekerja
3. Standar baku mutu kesehatan lingkungan

Dr. Lukman Waris

4
Bahaya dalam Dunia Industri
1. Faktor biologi: jamur, virus, bakteri, tanaman, binatang
2. Faktor kimia: bahan/material/cairan/gas/debu/uap berbahaya,
beracun, reaktif, radioaktif, mudah meledak, mudah
terbakar/menyala, iritan dan korosif
3. Faktor fisik/mekanik
4. Faktor Biomekanik: gerakan berulang, postur/posisi kerja,
pengangkutan manual dan desain tempat kerja/alat/mesin (ergonomi)
5. Faktor Sosial-Psikologis: stress, kekerasan, pelecehan, pengucilan,
intimidasi dan emosi negatif

Dr. Lukman Waris


5
1. Pengertian Bahaya Fisik
Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan
gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang
terpapar, misalnya: terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu
ekstrim (panas & dingin), intensitas penerangan kurang
memadai, getaran, radiasi

Dr. Lukman Waris


6
Standar Hazard
Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisik/kimia adalah
intensitas/konsentrasi rata-rata pajanan bahaya fisik/kimia yang
dapat diterima oleh hampir semua pekerja tanpa
mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari
dan 40 jam perminggu, yang terdiri dari TWA (Time Weighted
Average), STEL (Short Term Exposure Limit), dan Ceiling

Dr. Lukman Waris

7
• TWA (Time Weighted Average): nilai pajanan atau intensitas rata-rata
tertimbang waktu di tempat kerja yang dapat diterima oleh hampir
semua pekerja tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan atau
penyakit, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8
jam perhari dan 40 jam perminggu.
• STEL (Short Term Exposure Limit): nilai pajanan rata-rata tertinggi
dalam waktu 15 menit yang diperkenankan dan tidak boleh terjadi
lebih dari 4 kali, dengan periode antar pajanan minimal 60 menit
selama pekerja melakukan pekerjaannya dalam 8 jam kerja perhari
• Ceiling: nilai pajanan atau intensitas faktor bahaya di tempat kerja yang
tidak boleh dilampaui selama jam kerja
Dr. Lukman Waris

8
2. Bahaya Faktor Fisik/Mekanik

1. Getaran 6. Radiasi
2. Kebisingan, 7. Konstruksi (infrastruktur),
3. Iklim (suhu, kelembaban, 8. Mesin/alat/kendaraan/alat
kecepatan gerakan udara, berat,
panas radiasi) 9. Ruangan terbatas
4. Pencahayaan (terkurung),
5. Ketinggian, 10.Tekanan

Dr. Lukman Waris

9
3. Pengendalian Jenis Bahaya Fisik

Dr. Lukman Waris 10


Getaran
1. Mengendalikan getaran pada sumbernya dengan mendesain ulang
peralatan untuk memasang penyerap getaran atau peredam kejut.
2. Bila mesin besar, pasang penutup lantai yang bersifat menyerap getaran di
workstation dan gunakan alas kaki dan sarung tangan yang menyerap
kejutan.
3. Ganti peralatan yang lebih tua dengan model bebas getaran
4. Batasi tingkat getaran yang dirasakan oleh pengguna dengan memasang
peredam getaran pada pegangan dan kursi kendaraan atau sistem
remotecontrol.
5. Menyediakan alat pelindung diri yang sesuai pada pekerja yang
mengoperasikan mesin bergetar, misalnya sarung tangan yang bersifat
menyerap getaran
Dr. Lukman Waris
11
Kebisingan

1. Identifikasi sumber umum penyebab kebisingan, seperti mesin, system


ventilasi, dan alat-alat listrik. Tanyakan kepada pekerja apakah mereka
memiliki masalah yang terkait dengan kebisingan.
2. Melakukan inspeksi tempat kerja untuk pajanan kebisingan. Inspeksi
mungkin harus dilakukan pada waktu yang berbeda untuk memastikan
bahwa semua sumber-sumber kebisingan teridentifikasi.
3. Tentukan sumber kebisingan berdasarkan tata letak dan identifikasi para
pekerja yang mungkin terekspos kebisingan
4. Identifikasi kontrol kebisingan yang ada dan evaluasi efektivitas
pengendaliannya
Dr. Lukman Waris 12
Iklim Kerja

1. Pastikan bahwa posisi dinding dan pembagi ruangan tidak


membatasi aliran udara;
2. Sediakan ventilasi yang mengalirkan udara di tempat kerja, tanpa
meniup langsung pada mereka yang bekerja;
3. Mengurangi beban kerja fisik mereka yang bekerja dalam kondisi
panas dan memastikan mereka memiliki air dan istirahat yang
cukup

Dr. Lukman Waris 13


2. Iklim kerja dingin: Pengaruh suhu dingin dapat mengurangi efisiensi
dengan keluhan kaku atau kurangnya koordinasi otot.

Pengaruh suhu ruangan sangat rendah terhadap kesehatan dapat


mengakibatkan penyakit yang terkenal yang disebut dengan chilblains,
trench foot dan  frostbite.

Pencegahan terhadap gangguan kesehatan akibat iklim kerja suhu dingin


dilakukan melalui seleksi pekerja yang “fit” dan penggunaan pakaian
pelindung yang baik. Disamping itu, pemeriksaan kesehatan perlu juga
dilakukan secara periodik

Dr. Lukman Waris 14


4. NAB (Standar Bahaya) Fisik

Dr. Lukman Waris


15
Getaran  Lengan dan Tangan

NAB pajanan getaran pada tangan dan lengan merupakan nilai


rata-rata akselerasi pada frekuensi dominan (meter/detik2)
berdasarkan durasi pajanan 8 jam per hari kerja yang mewakili
kondisi dimana hampir semua pekerja terpajan getaran berulang-
ulang tanpa menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit

Dr. Lukman Waris


16
Kebisingan
• Batasan pajanan terhadap kebisingan ditetapkan nilai ambang batas
sebesar 85 dB (ukuran tingkat kebisingan) selama 8 jam sehari
• Pembanding kebisingan:
1. Bisikan: 30 hingga 40 dB, bisa terbangun dari tidur kamu gara-
gara bisikan
2. Keributan di kantor: bisa mencapai 60 dB. Bisa mengganggu
berkonsetrasi untuk menyelesaikan pekerjaan
3. Lalu lintas kendaraan: mencapai 80 dB bisa menyebabkan
penyakit jantung
Dr. Lukman Waris 17
Pencahayaan

Persyaratan pencahayaan yang spesifik untuk setiap jenis


area/pekerjaan atau aktifitas tertentu pada berbagai jenis
industri baik dalam atau luar gedung industri berbeda

Dr. Lukman Waris 18


Iklim Kerja

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) dengan Indeks Suhu


Basah dan Bola (ISBB) (suhu basah + suhu radiasi + suhu kering)
tidak diperkenankan melebihi:
a. Beban kerja ringan : 30,00 C
b. Beban kerja sedang :26,70 C
c. Beban kerja berat : 25,00 C

Dr. Lukman Waris 19


Nilai Ambang Batas (NAB) iklim lingkungan kerja merupakan
batas pajanan iklim lingkungan kerja atau pajanan panas (heat
stress) yang tidak boleh dilampaui selama 8 jam kerja per hari

Dr. Lukman Waris 20


5. Dampak Bahaya Fisik Terhadap
Kesehatan

Dr. Lukman Waris 21


Bahaya Pencahayaan

Penerangan di setiap tempat kerja harus memenuhi syarat untuk


melakukan pekerjaan. Penerangan yang sesuai sangat penting
untuk peningkatan kualitas dan produktivitas

Dr. Lukman Waris 22


Bahaya Getaran
Getaran adalah gerakan bolak-balik cepat (reciprocating),
memantul ke atas dan ke bawah atau ke belakang dan ke
depan.Gerakan tersebut terjadi secara teratur dari benda atau media dengan
arah bolak balik dari kedudukannya.
Hal tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap semua
atau sebagian dari tubuh
Getaran :
1. Getaran tangan dan lengan
2. Getaran seluruh tubuh

Dr. Lukman Waris


23
Gangguan Kesehatan Karena Getaran

1. Gangguan aliran darah.


2. Gangguan syaraf pusat menyebabkan kelemahan degeneratif
syaraf.
3. Gangguan metabolisme/ pencernaan / pertukaran oxygen
dalam paru-paru.
4. Gangguan pada otot atau persendian

Dr. Lukman Waris 24


Bahaya Kebisingan

• Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang


bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja
yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran.
• Suara keras, berlebihan atau berkepanjangan dapat merusak
jaringan saraf sensitif di telinga, menyebabkan kehilangan
pendengaran sementara atau permanen.
• Hal ini sering diabaikan sebagai masalah kesehatan, tapi itu adalah
salah satu bahaya fisik utama
Dr. Lukman Waris 25
Gangguan Kesehatan Karena Kebisingan

1. Tuli sementara (Temporaryt Treshold Shift =TTS) terpapar bising dengan


intensitas tinggi dalam waktu singkay menyebabkan penurunan daya
dengar sementara. Waktu istirahat secara cukup, daya dengarnya akan
pulih kembali
2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS) Diakibatkan waktu paparan
yang lama, besarnya PTS di pengaruhi faktor-faktor : tingginya level suara,
lama paparan, spektrum suara, temporal pattern. Pengaruh obat-obatan
dapat memperberat (pengaruh synergistik) ketulian apabila diberikan
bersamaan dengan kontak suara, misalnya quinine, aspirin, antibiotik
anaerob dll)
Dr. Lukman Waris 26
Bahaya Iklim Kerja

Iklim kerja merupakan hasil perpaduan antara suhu,


kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi dengan
tingkat panas dari tubuh tenaga kerja sebagai akibat dari
pekerjaannya

Dr. Lukman Waris 27


Gangguan Kesehatan karena Iklim Kerja

1. Iklim kerja panas: Hear Stress (tekanan panas) berdampak: dehidrasi,


 heat rash (lecet terus menerus dan panas disertai gatal yang
menyengat), heat fatique (gangguan pada kemampuan motorik dalam
kondisi panas. gerakan tubuh menjadi lambat, kurang waspada terhadap
tugas), heat cramps (kekejangan otot yang diikuti penurunan sodium
klorida dalam darah sampai tingkat kritis), heat exhaustion (dikarenakan
kekurangan cairan tubuh), heat sincope (kolaps) dan heat stroke
(kerusakan serius yang bekaitan dengan kesalahan pada pusat pengatur
suhu tubuh)

Dr. Lukman Waris 28


Gangguan Kesehatan karena Pencahayaan

Bila penerangan kurang sesuai, para pekerja terpaksa membungkuk


dan mencoba untuk memfokuskan penglihatan mereka, sehingga
tidak nyaman dan dapat menyebabkan masalah pada punggung dan
mata pada jangka panjang dan dapat memperlambat pekerjaan
mereka

Dr. Lukman Waris 29


Bahaya Radiasi Non-Pengion

1. Radiasi Medan Magnet Statis (0 – 300 Hz): Suatu medan magnet atau
area yang ditimbulkan oleh pergerakan arus listrik. NAB tertinggi (ceiling)
8 jam kerja per hari
2. Radiasi Medan Listrik Statis { NAB berdasarkan rentang frekuensi yang
tidak boleh dilampaui selama 8 jam kerja per hari
3. Radiasi Ultraviolet: NAB dengan panjang gelombang 200 nanometer
sampai 400 nanometer (nm) dan mewakili kondisi-kondisi yang dipercaya
bahwa hampir semua pekerja yang sehat dapat terpajan secara terus-
menerus tanpa adanya dampak kesehatan akut yang merugikan seperti
erythema (bercak merah di kulit) dan photokeratitis (kerusakan kornea
mata karena UV)

Dr. Lukman Waris 30


Latihan
Nilai Ambang Batas (NAB) iklim kerja pada Salah satu potensi bahaya dalam lingkungan
pekerjaan ringan, sedang dan berat ditetapkan kerja yang dapat menyebabkan gangguan-
untuk menghindari risiko terjadinya bahaya gangguan kesehatan tenaga kerja karena
fisik. Berikut mana yang BUKAN NAB iklim terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu
kerja? ekstrim (panas & dingin), intensitas
a. Iklim beban kerja Sedang boleh diatas penerangan kurang memadai, getaran dan
30,00C radiasi. Potensi bahaya tersebut tergolong
b. Iklim beban kerja ringan, tidak boleh bahaya apa?
melebihi 30,00C a. Bahaya biologi
c. Iklim beban kerja sedang, tidak boleh b. Bahaya Fisik/mekanik
melebihi 26,70C c. Bahaya kimia
d. Iklim beban kerja berat, tidak boleh d. Bahaya biomekanik
melebihi 25,00C e. Bahaya Sosial-Psikologis
e. Iklim beban kerja ringan, boleh bekerja
<30,00C
Dr. Lukman Waris 31
Latihan
Gerakan bolak-balik cepat (reciprocating), Bahaya fisik yang menyebabkan terjadinya
memantul ke atas dan ke bawah atau ke gangguan otot, aliran darah, syaraf pusat
belakang dan ke depanyang terjadi pada (kelemahan degeneratif syaraf), gangguan
dunia kerja dapat berpengaruh negatif metabolisme dan pertukaran oxygen dalam
terhadap semua atau sebagian dari tubuh. paru-paru pada pekerja. Gangguang
Bahaya fisik tersebut terjadi karena apa? tersebut merupakan bahaya dari apa?
a. GEtaran
b. Kebisingan a. Tekanan
c. Radiasi b. Kebisingan
d. Tekanan c. Radiasi
e. Konstruksi (infrastruktur) d. GEtaran
e. Konstruksi (infrastruktur)

Dr. Lukman Waris 32

Anda mungkin juga menyukai