Anda di halaman 1dari 31

PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA

PENDAHULUAN
¾ Tingkat produktivitas suatu usaha SDM Kesejahteraan Naker Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Lingkungan Kerja Perusahaan

Potensial hazard (Kecelakaan/ Penyakit): - Faktor Fisik


- Faktor Biologi
- Faktor Psikologi
Me ↓ resiko - Faktor Fisiologi

Upaya Pengendalian Lingkungan Kerja

Pengawasan Lingkungan Kerja

Keselamatan Kerja
TUJUAN PEMBELAJARAN

„ TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM ( TPU ) :


Peserta latih diharapkan memahami K3 Lingkungan Kerja

„ TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS ( TPK ) :


Peserta latih diharapkan dapat menjelaskan :
– A. Latar belakang pengawasan lingkungan kerja
– B. Dasar hukum pengawasan lingkungan kerja
– C. Pengertian pengawasan lingkungan kerja
– D. Ruang lingkup bahaya lingkungan kerja
– E. Faktor-faktor potensial hazard di lingkungan kerja dan
pengendaliannya
– F. Hygiene perusahaan
– G. Pengendalian bahaya besar
– H. Pestisida
– I. Bahan kimia berbahaya
– J. Sanitasi lingkungan
– K. Alat pelindung diri
– L. Pengawasan limbah industri
BAB II
POKOK BAHASAN

A. DASAR HUKUM PENGAWASAN LINGKUNGAN KERJA


Peraturan perundangan yang terkait dengan pengawasan lingkungan kerja:
1. UU No. 1/ 1970 pasal 2, pasal 3 ayat 1, f, g, I, j, k, l, m, pasal 5, 8, 9 dan 14
tentang Keselamatan kerja
2. UU No. 3/ 1969 tentang persetujuan konvensi ILO No. 120 tentang Hygiene dalam
perniagaan dan kantor-kantor pasal 7
3. Perpem No.7/ 1973 tentang pengawasan peredaran, penyimpanan dan penggunaan
Pestisida
4. Perpem No. 11/ 1975 temntang Keselamatan kerja terhadap radiasi
5. Permen Perburuhan N0. 7/ 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan dan
penerangan dalam tempat kerja
6. Permenaker No. 3/ 1985 tentang Keselamatan & Kesehatan kerja pemakaian asbes
7. Permenaker No. 3/ 1986 tentang Syarat Keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
yang mengelola pestisida
8. Kepmenaker No. 51/ 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja
9. Kepmenaker No. 187/ 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di tempat
kerja
10. Instrmenaker No. 2/M/BW/BK/ 1984 tentang Pengesahan Alat Pelindung Diri
11. Surat Edaran Menaker No. 01/ 1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia dll,
udara di lingkungan kerja
B. Pengertian Pengawasan Lingkungan Kerja

„ Pengawasan linkungan kerja adalah serangkaian kegiatan pengawasan


pada semua tindakan yang dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan
untuk memenuhi pelaksanaan peraturan dan perundangan atas
pengawasan lingkungan kerja
„ Lingkungan kerja adalah istilah umum yang mencakup identifikasi dan
evaluasi faktor lingkungan yang berdampak pada kesehatan tenaga kerja
(ILO)
„ Objek pengawasan lingkungan kerja meliputi:
1. Pengawasan Faktor-faktor penyebab bahaya lingkungan kerja:
- Faktor fisika
- Faktor kimia
- Faktor biologi
- Faktor psikologi
- Faktor fisiologi
2. Pengawasan Hygiene Perusahaan
Hygiene perusahaan adalah bagian dari kesehatan kerja yang
mempelajari tentang Identifikasi, Evaluasi, dan Pengendalian
lingkungan kerja terhadap resiko kesehatan pekerja terutama yang
bersifat kimiawi-fisik
3. Pengendalian bahaya besar (pencegahan, mengurangi akibat bahaya)
4. Pengawasan Pestisida
Pestisida adalah zat kimia atau bahan lainnya serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk:
- Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman
- Memberantas rerumputan
- Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan
- Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman yang bukan pupuk
- Memberantas atau mencegah binatang atau jasad renik yang merusak
bangunan
5. Pengawasan bahan kimia berbahaya
6. Pengawasan sanitasi lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah usaha menjaga kesehatan masyarakat di
lingkungan perusahaan melalui pencegahan penyebaran penyakit menular
atau gangguan lainnya yang tidak bisa terpisahkan dari proses produksi
7. Pengawasan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Alat Pelindung Diri adalah suatu alat yang digunakan untuk melindungi/
mengisolasi pekerja dari bahaya di tempat kerja
8. Pengawasan Limbah Industri
Limbah adalah bahan buangan yang dihasilkan perusahaan tetapi tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak bernilai ekonomis
¾C. Ruang lingkup Pengawasan lingkungan kerja
Ruang lingkup pengawasan lingkungan kerja meliputi :
1. Penanganan Bahan Kimia Berbahaya
1. Kepmenaker No. 187/Men/1999: Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di tempat kerja
2. SE No. 01 tahun 1997 tentang Nilai Ambang Batas faktor Kimia di tempat kerja

2. Lingkungan Kerja
1. UU No. 3 tahun 1969 tentang persetujuan konvensi ILO No. 120 mengenai Higiene
dalam perniagaan dan kantor-kantor pasal 7
2. Kepmenaker No. 51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor Fisika di tempat kerja
3. Permen Perburuhan No. 7 tahun1964 tentang syarat kesehatan kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja
3. Penggunaan Pestisida
1. Perpem No. 7 tahun1973 tentang Pengwasan peredaran, penyimpanan dan penggunaan
Pestisida
2. Permenaker No.3/ Men/1986 tentang syarat keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
yang mengelola Pestisida
4. Limbah industri di tempat kerja
1. UU No. 1/ 1970 tentang Keselamatan kerja
5. Hygiene Industri
1. Permen Perburuhan No. 7 tahun1964 tentang syarat kesehatan kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja
6. Alat Pelindung Diri
1. Instruksi Menaker No. 2/M?BW?BK?1984 tentang pengesahan alat pelindung diri
D. Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja
Ada 5 faktor penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja, yaitu :
1. Faktor Fisik: 1.1. Kebisingan 1.2. Iklim kerja 1.3. Pencahayaan
1.4. Radiasi Tidak mengion 1.5. Tekanan udara
1.6. Getaran Mekanis
2. Faktor Kimia 3. Faktor Biologi 4. Faktor Fisiologi
5. Faktor Lingkungan 6. Faktor Psikologi

1. FAKTOR FISIK
1.1. Faktor Kebisingan
* Bising adalah rangsangan bunyi yang tidak dikehendaki pada telinga.
* Kualitas bunyi ditentukan oleh Frekuensi dan Intensitas bunyi
* Intensitas bunyi adalah besarnya tekanan yang dipindahkan oleh
bunyi, dinyatakan dalam satuan desiBel (dB)
* Frekuensi dinyatakan dalam satuan jumlah getaran per det (Hertz)
yaitu jumlah gelombang yang diterima telinga setiap detiknya
* Batas frekuensi bunyi yg bisa didengar telinga yaitu: 20 – 20.000 Hz.
* Frekuensi bicara/ komunikasi manusia adalah antara 250 – 3.000 Hz
* Berdasarkan sifat bunyi yang menyebabkan kebisingan bisa dibagi:
1. Kebisingan kontiniu
2. Kebisingan Impulsif
3. Kebisingan Terputus-putus
4. Kebisingan Impaktif
b. Dampak kebisingan terhadap tenaga kerja adalah:
1. Pengaruh terhadap alat pendengaran “ Tuli “
i. Tuli Konduktif: terjadi karena gangguan hantaran suara
dari dauntelinga ke foramen ovale
ii. Tuli Perseptif: tuli karena kerusakan saraf pendengaran di
Koklea atau di otak. Sering juga disebut
“ tuli Sensori-neural ”

2. Pengaruh terhadap Daya Kerja


Suara bising diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki
Gangguan yang terjadi bisa berupa:
i. Gangguan Komunikasi dalam Pembicaraan: Karena bising
→ pekerja Berteriak → gangguan pekerjaan bahkan
kesalahpahamanberkomunikasi
ii. Gangguan pada Pekerjaan: Kebisingan akan mengganggu
perhatian tenaga kerja → Kesalahan/ kecelakaan →
Produktifitas ↓
iii. Reaksi Masyarakat → Protes karena kebisingan
Alat pengukur intensitas kebisingan “ Sound level meter “
Pengendalian Kebisingan
Prinsip: 1. Kurangi tingkat intensitas kebisingan
2. Kurangi jam kerja terpapar bunyi bising
1. Kurangi tingkat intensitas kebisingan dari sumbernya:
i. Pasang alat peredam suara pada sumber bunyi
ii. Pasang penghalang jalan transmissi:
* Mengisolasi mesin atau tenaga kerja
iii. Gunakan alat proteksi diri: - Sumbat telinga (Ear plug)
- Tutup telinga (Ear muff)
2. Mengurangi atau mengatur waktu kerja

1.2. IKLIM KERJA


* Iklim kerja adalah kombinasi dari: - Suhu kerja
- Kelembaban udara
- Kecepatan pergerakan udara
- Suhu radiasi
* Suhu udara yang nikmat bekerja bagi orang Indonesia adalah 24 –
26 0C, dengan perbedaan suhu didalam dan diluar tidak > 5 0C.
* Apabila iklim kerja tidak nyaman→ kapasitas kerja ↓ → Efisiensi dan
Produktifitas ↓
* Batas kecepatan angin ditempat kerja adalah: 0,25 – 0,5 m/detik
b. Keseimbangan Panas
Tubuh selalu mempertahankan temperaturnya dalam batas tetap antara
panas yang dihasilkan dengan panas yang dikeluarkan tubuh oleh pusat
pengatur suhu di Hipotalamus otak

c. Mekanisme pertukaran panas tubuh dengan lingkungan:


- Konduksi (kontak)
- Konveksi (panas dipindahkan aliran udara)
- Radiasi (Pemancaran panas dari suhu tinggi ke rendah)
- Evaporasi (penguapan/ keringat)
d. Pengaruh lingkungan Kerja yang panas terhadap tubuh:

Faktor yang mempengaruhi toleransi tubuh terhadap panas di tempat kerja:


- Aklimatisasi
- Ukuran badan
- Umur
- Jenis kelamin
- Kesegaran jasmani
- Suku bangsa

Beberapa gangguan akibat suhu tinggi: Heat cramps, Heat exhaustion, Heat
stroke dan Miliaria (Keringat buntat)
e. Pencegahan iklim Kerja Panas:
- Memperbaiki aliran udara (sistem ventilasi)
- Mereduksi tekanan panas dari sumbernya
- Menerapkan teknologi penurunan suhu basah dibawah NAB
- Mempergunakan alat proteksi
- Menyediakan air minum yang cukup
- Penyesuaian berat-ringannya pekerjaan

1.3. PENCAHAYAAN/ PENERANGAN harus nyaman dan aman:


a. Syarat: - Tidak remang
- Tidak silau
- Tidak memantul ke mata

b. Faktor yang mempengaruhi Intensitas Penerangan:


i. Sumber cahaya : Saat ini sumber cahaya ada bola pijar, Neon, dll
ii. Daya pantul (Reflektifitas) : Daya pantul cahaya ditentukan warna
dan kehalusan permukaan benda
iii. Ketajaman penglihatan: Kemampuan mata melihat sebuah benda.
Dipengaruhi: - Ukuran benda
- Cahaya pantul benda (Brightness)
- Kontras – Waktu pengamatan
c. Penerangan Ruangan
* Penerangan yang baik adalah:
- Memungkinkan seseorang melihat pekerjaan dengan jelas, teliti,
cepat dan membuat tempat kerja nyaman dan menyenangkan.
* Sifat penerangan yang baik:
- Pembagian dalam luminensi lapangan penglihatan
- Tidak menyilaukan
- Arah sinar
- Warna dan panas penerangan

* Faktor yang menetukan pengaturan penerangan ruangan:


- Permukaan semua bidang terlihat sama cerah
- Perbandingan kontras kecerahan bagian pusat dan tengah bidang
visual tidak lebih dari 1:3
- Kontras antara bagian pusat dan pelatarannya (luar bidang) tidak
melebihi 1:10
- permukaan yang cerah harus berada di pusat bidang visual dan
menggelap ke arah pinggir
- Kontras yang terlalu tinggi dibagian bawah atau samping bidang
visual akan lebih mengganggu dari pada bagian atas
Pada prakteknya perlu dihindari:
- Jendela yang terang sekali
- Papan hitam menempel pada dinding putih
- Benda-benda yang mengkilap/ memantulkan
Untuk menaggulangi kecerahan yang berganti-ganti dapat dilaksanakan:
- Menutup bagian mesin yang bergerak
- Membuat pelataran dengan warna dan penerangan yang cocok
- Memakai cahaya yang kontiniu

d. Kesilauan → mengganggu retina, dibedakan atas:


- Silau relatif: Kontras terlalu kuat didalam bidang visual
- Silau mutlak: Terlalu terang hingga mata tak mampu beradaptasi
- Silau adaptif: Mata masih mampu beradaptasi

Mencegah Kesilauan:
- Pilih lampu yang tepat
- Perhitungkan letak jendela saat memasang sumber cahaya terhadap
meja dan mesin
- Gunakan alat pelapis dinding, lantai dan meja yang tidak mengkilap
- Penyaringan sinar matahari langsung
e. Pengaruh Pencahayaan pada kesehatan:
Bila penerangan buruk akan berakibat:
- Kelelahan mata
- Kelelahan mental
- Pegal di daerah mata dan sakit kepala
- Kerusakan indra penglihatan
- Meningkatnya kejadian kecelakaan

f. Pengukuran Intensitas Penerangan


Penerangan diukur dengan alat “ Lux meter “ (1 Lux = 1 Lumen/ m2)
Cara kerja Lux meter adalah mengubah energi cahaya menjadi energi listrik
oleh Foto electric cell

1.4. RADIASI TIDAK MENGION (NON IONIZING RADIATION)


Radiasi gelombang elektromagnetik ada yang mengion dan tidak mengion.
Radiasi yang tidak mengion terdiri dari: gelombang mikro, sinar laser,
infra merah, utra violet dan sinar tampak (sinar dari layar monitor)
a. Gelombang mikro: ‫ = ג‬1 mm – 300 Cm Frekuensi (F) = 0,1 – 300 GHz
* Digunakan untuk: Gelombang radio, Televisi, Radar dan telefon
* Efek radiasi terhadap manusia:
- Bila ‫ < ג‬1 Cm (gel. Mikro pendek) diabsorbsi kulit → seperti terbakar
- Bila ‫ > ג‬1 Cm (gel. Mikro panjang) menembus jaringan bawah kulit
Untuk mengukur intensitas gelombang mikro di suatu tempat digunakan alat
Microwave hazard monitoring equipment dalam satuan mw/ Cm2 atau µw/ Cm2

b. Radiasi Sinar Ultra Violet


‫ = ג‬1 nm – 40 nm
Sumber Ultra violet: Sinar matahari, Las listrik, Spektrofotometer
Efek sinar ultra violet pada manusia: - Kulit: bercak merah (erythema)
- Mata: Keratokonjungtivitis
Alat ukur intensitas sinar ultra violet “ Ultra violet detector “

c. Sinar Infra merah


‫ = ג‬700 nm – 1 pm (1.000.000 nm)
Efek biologis pada manusia: - Katarak
- Kerusakan kulit
- Kerusakan kornea
Alat ukur intensitas sinar Infra merah “ Infra red detector “

Pengendalian dan Pencegahan efek dari Radiasi sinar tidak mengion:


- Sumber radiasi ditutup
- Hindari sumber radiasi
- Pakai alat proteksi diri (pakaian, kaca mata pelindung)
- Rutin memantau kebocoran
1.5. TEKANAN UDARA (TINGGI dan RENDAH)
* Makin ↑ suatu tempat dari permukaan laut → tekanan udara makin ↓
→ pendaki gunung dan penerbang → gejala kekurangan Oksigen dalam
udara pernafasannya
* Makin ↓ suatu tempat dari permukaan laut → tekanan udara makin ↑ →
penggali tambang dan penyelam di dasar laut yang naik ke permukaan
dengan tiba-tiba akan mengalami → Dekompressi → membebaskan gas
Nirogen tubuh ↑ → penutupan pembuluh darah (emboli)

1.6. GETARAN MEKANIS


a. Getaran seluruh badan (Whole body vibration) dihasilkan oleh alat
berat seperti: Bongkar muat pakai crane, fork lift, truk
b. Efek terhadap tubuh: mengganggu tekanan darah, denyut jantung,
pemakaian Oksigen dan volume per denyut jantung, syaraf, sendi dan
tulang.
Getaran dengan frekuensi tinggi akan mengganggu mata
* Pencegahan: - Isolasi sumber getaran - Isolasi pekerja
- Kurangi paparan - Pakai proteksi diri

c. Pencegahan: - Pemeriksaan kesehatan - Pakai sarung tangan


- Jangan memegang peralatan terlalu ketat
- Jangan operasikan alat sampai kapasitas penuh
2. FAKTOR KIMIA
- Makin banyak perusahaan menggunakan bahan kima makin banyak
penyakit yang ditimbulkannya
- Bahan kimia harus ditangani dengan benar mulai dari pengadaan,
penyimpanan, pemakaian hingga pengolahan bahan sisa produksi.
- Berdasarkan sifat fisika dan kimia bahan berbahaya ini dibedakan:
* Mudah terbakar (Benzene, Aceton, Ether dan Hexane)
* Mudah meledak (Ammonium nitrat dan Nitroglycerine)
* Bahan beracun dan Korosif (Asam Kloride)
* Oksidator (Perklorat, Permanganat, Peroksida organik)
* Bahan yang reaktif terhadap air (Natrium hibrida, Karbit dan Nitrit)
* Asam Kuat (Asam sulfat)
* Bahan yang harus disimpan pada tekanan tinggi (N2O(gas), HCl)

Efek Bahan Kimia di Lingkungan kerja: tergantung kadar yang masuk tubuh
Berdasarkan bentuk fisik bahan kimia dibedakan menjadi:
* Padat: Debu, serat atau partikel. Misalnya: debu logam, rokok, mineral
(asbes, silika)
* Cair/ Liquid: Cairan pembasmi serangga
* Gas dan uap: - Gas: O2. N2, CO, CO2, SO2, NH3, NO2, H2S
- Uap: Toluene, benzene dan xylene (pada tinner),
3. FAKTOR BIOLOGI
Virus, Bakteri, Protozoa, Jamur, Cacing, Kutu pinjal, tumbuhan
Misalnya: Tabakosis (petani tembakau) Bagasosis (pekerja gula)
Aspergillosis (Pekerja gandum) Asthma (Jamur sporotri)

4. FAKTOR FISIOLOGI
Aktifitas fisik/ otot me ↑ → metabolisme (pembakaran) ↑ → sisa metabolisme
(CO2 dan Asam Laktat) ↑
Agar tubuh tidak cepat merasa kelelahan maka dibuatlah peralatan kerja
yang menyesuaikan kepada bentuk dan ukuran organ yang menggunakannya
Ilmu yang mempelajari ukuran tubuh manusia disebut “ Antropometri “

5. FAKTOR LINGKUNGAN
Untuk mendapatkan produktifitas maksimal harus menjaga kesehatan Naker
(kesehatan fisik dan jiwa/ mental)
Ciri-ciri Jiwa yang sehat:
* Mampu bekerja dengan berbagai masalah dihadapi
* Mampu menjalin hubungan dengan orang lain
* Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pekerjaan
* Mampu menyelesaikan kesulitan secara realistis dan konstruktif
* Relatif bebas dari ketegangan dan rasa cemas
* Lebih senang memberi dari menerima
* Memiliki rasa kasih sayang
• Farktor-faktor yang bisa mempengaruhi kesehatan jiwa dan produktifitas :
1. Yang berada dalam tempat kerja:
- Lingkungan kerja mekanik, fisik, kimiawi, biologis dan psikologis
- Hubungan antar manusia, baik vertikal maupun horizontal
- Sistem kerja yang baik yang menyangkut cara dan pengaturan kerja
- Pekerja itu sendiri yang berkaitan dengan sifat jenisnya
2. Yang berada diluar lingkungan kerja:
- Didalam keluarga: situasi rumah tangga, kondisi keluarga, hubungan
antar anggota keluarga, sistem, jumlah dan nilai dalam keluarga
- Didalam masyarakat, menilai norma-norma masyarakat, posisi di
masyarakathubungan dengan anggota masyarakat, lingkungan
masyarakat, kondisi sosioekonomi dan kultur masyarakat

* Masalah Ketenagakerjaan dan Kualitas pekerja pekerja di Indonesia:


- Pengangguran sangat banyak → pekerja takut kehilangan pekerjaan
- Keterampilan pekerja rendah → produktifitas dan upah rendah
- Sulitnya mencari pekerjaan → kesempatan menjadi prioritas (walau
kemampuan pekerja tidak sesuai dengan jenis pekerjaan
•Pengaruh Lingkungan kerja terhadap Kesehatan jiwa:
* Pengaruh Lingkungan kerja terhadap kesehatan jiwa dapat berupa:
- Rasa tidak nyaman → konsentrasi ↓→ cepat lelah ↑ → kecelakaan ↑
- Keluhan Psikosomatis ↑ → Angak absensi ↑ → Produktifitas ↓
- Angka sakit atau izin ↑ tanpa sebab yang jelas

* Lingkungan kerja yang bisa mempengaruhi jiwa adalah:


a. Lingkungan kerja mekanis (misalnya mesin menganggu perasaan)
b. Lingkungan kerja fisik (Mengganggu bila melewati NAB)
c. Lingkungan kerja kimiawi (Bahan toksik → mengganggu kejiwaan)
d. Lingkungan kerja biologis (Bila ditempat kerja ada bibit penyakit
atau binatang yang bahaya → kecemasan
e. Lingkungan kerja fisiologis (Pekerjaan terlalu berat, monoton dan
tidak ergonomis) akan cepat → kecelakaan fisik dan mental
f. Lingkungan kerja psikologis (Poleksosbud dan hubungan kerja)

* Penanganan dan pencegahan stres:


- Memanipulasi lingkungan agar memenuhi syarat kesehatan dan
keselamatan kerja, misalnya:
- Mengurangi kebisingan
- memperbaiki pencahayaan
- Menerapkan aspek-aspek ergonomi
6. FAKTOR PSIKOLOGI
Psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia baik
nyata secara fisik maupun tidak nyata (misalnya berfikir)
Psikologi industri adalah cabang ilmu psikologi yang mengamalkan fakta-
fakta dan prinsip-prinsip psikologi dalam menyelesaikan masalah psikologi
yang timbul dari aktifitas-akrifitas di dalam perusahaan.

E. HYGIENE PERUSAHAAN
Adalah suatu ilmu dan seni pengenalan,penilaian dan pengendalian faktor-
faktor bahaya sehingga tenaga kerja dan masyarakat terhindar dari efek
samping kemajuan teknologi.

Konsep Hygiene Perusahaan terdiri dari 3 tahap kegiatan:


a. Pengenalan Lingkungan bertujuan untuk mengenal secara kualitatif faktor
bahaya lingkungan. Maka untuk mencapai maksud ini perlu dipelajari:
1) Flow diagram kegiatan proses dan operasi
2) Kondisi operasi tiap tahap proses
3) Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil sampingan, hasil
produk dan sisa produksi atau bahan bangunan
4) Jurnal-jurnal teknik
5) Keluhan dari tenaga kerja
Dengan demikian dapat diketahui jenis bahaya lingkungan
Dalam mengenali lingkungan harus diperhatikan:
1) Alat penanggulangan bahaya apakah tersedia?
2) Bentuk dan cara penggunaan bahan baku
3) Jumlah orang yang terpapar dan bekerja pada tiap tahap proses
4) Informasi/data tentang derajat toksisitas, sifat dan pengaruh
bahan kimia terhadap tubuh (Dari sheet, jurnal, buletin,pemerintah
* Manfaat pengenalan Lingkungan:
- Mengetahui secara kualitatif tahapan proses produksi akan
menimbulkan faktor yang potensial membahayakan
- Bila diperlukan pengukuran segera, dapat diketahui lokasi bahaya
dan alat atau metode apa yang dipakai
- Mengetahui secara kuantitatif bahwa sejumlah tenaga kerja terpapar
dengan faktor bahaya

b. Penilaian Lingkungan
* Tujuan: untuk mengetahui secara kualitatif tingkat bahaya lingkungan
* Penilaian: - Dengan pengambilan sampel dan analisa laboratorium lalu
dibandingkan dengan NAB
* Manfaat: - Sebagai dasar menyatakan kondisi lingkungan
- Membantu menngetahui adanya korelasi kecelakaan dan
penyakit dengan kondisi lingkungan
- Dasar perencanakan alat-alat penangguangan
- Sebagai dokumen untuk inspeksi menurut undang-undang
• Maksud Penilaian Lingkungan:
- Engineering surveilance: Pengecekan efektifitas alat proteksi
- Legal surveilance: Inspeksi kondisi lingkungan apakah perusahaan
mentaati perundang-undangan K3
- Epidemiologi dan Penelitian medis: Untuk mengetahui pengaruh
paparan terhadap tenaga kerja

* Monitoring biologis: Untuk mendeteksi kandungan bahan kimia/ metabolitnya


dalam spesimen biologis, seperti darah, urine, feses dan lainnya

* Untuk memperoleh data lingkungan yg representatif perlu dipertimbangkan:


a) Alat dan metode yang tepat:
- Alat pendetektor
- Alat pengambil sampel
- Alat manual lainnya
b) Lokasi pengukuran/ pengambilan sampel:
- Setinggi zona pernafasan
- Di tempat kerja
- Di sumber emisi
- Di tempat dimana tidak dilakukan pekerjaan tetapi daerah
lintasan dan di tempat-tempat umum
c) Waktu
Waktu yang perlu untuk pengukuran/ pengambilan sampel tergantung:
- Metode dan alat yang dipakai
- Sensitifitas alat dan metode yang digunakan
- Jumlah sampel yang diambil

c. Pengendalian Lingkungan
* Tujuan: Menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan ke nilai NAB
NAB: kadar rata-rata bahan kimia yang masih dapat ditolerir pekerja
yang bekerja maksimal 8 jam sehari dan 40 jam per minggu
tanpa mengalami gangguan kesehatan atau kenyamanan kerja
* Metode penanggulangan lingkungan kerja:
1. Substitusi: Mengganti bahan yang tidak/ kurang berbahaya
2. Ventilasi: Menggantikan udara kotor di tempat kerja. Ada 2 cara:
i. Ventilasi alamiah ii. Ventilasi mekanis
3. Merubah proses: Merubah sebagian atau seluruh proses
4. Pengeluaran setempat (Local exhaustion)
5. Pemencilan proses
6. Proteksi perorangan
F. SANITASI LINGKUNGAN
1. Pengertian: Usaha kesehatan masyarakat industri dengan cara pencegahan
penularan penyakit atau gangguan lainnya yang penyebabnya
tidak terpisahkan dari proses produksi
* Ruang lingkupnya mencakup:
1) Penyediaan air bersih dapat diminum dan cukup
2) Menjamin kebersihan penyediaan makanan
3) Pencegahan dan pembasmian serangga dan binatang pengerat
4) Ketatarumahtanggaan yang baik di industri
5) Limbah industri
6) Sarana sanitasi/ kakus, dll
2. Tujuan:
(1) Melakukan koreksi, yaitu memperkecil atau memodifikasi terjadinya
bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan
(2) Melakukan pencegahan, yaitu mengefisiensikan pengaturan sumber
lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia

* Peranan Lingkungan menimbulkan penyakit ada 4 macam:


(1) Sebagai faktor Predisposisi
(2) Sebagai Penyebab penyakit langsung
(3) Sebagai Media transmissi penyakit
(4) Sebagai Faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit
3. SAMPAH
Sampah ada 5 macam: - Garbage (sampah)
- Rubbish(kotoran)
- Ashes (Abu)
- Street sweeping (sampah jalanan)
- Industrial waste (sampah buangan industri)

A. Pengelolaan Sampah ada 3 tahap:


a) Penyimpanan sampah (refuse storage)
b) Pengumpulan sampah (refuse collection)
c) Pembuangan sampah (refuse disposal)

B. Sistem Pembuangan Sampah:


a) Hog feeding (penggunaan sampah garbage untuk makanan babi)
b) Inceneration (pembakaran sampah dengan fasilitas khusus)
G. PENGENDALIAN BAHAYA BESAR
a. Pengendalian bahaya besar karena alam dan ulah manusia:
1. Akibat Alam: - Gempa bumi - Letusan gunung berapi
- Banjir - Taufan

2. Ulah manusia: - Kecelakaan kapal laut - Tabrakan kereta api


- Jebol bendungan air - Jatuh pesawat terbang

3. Kecelakaan Industri: - Meledak ketel uap - Kebocoran bahan kimia


- Kebakaran besar dan peledakan

b. Penyebab Kecelakaan Besar di sebuah perusahaan seharusnya bisa


dihindari, tidak seperti bencana gempa bumi atau letusan gunung berapi
Kecelakaan besar di perusahaan disebabkan serangkaian kejadian, maka
kalauditata, direncanakan, dibangun, dioperasikan, dirawat dan dikelola
dengan baik maka kecelakaan tidak akan terjadi.

C. Pengendalian Bahaya Besar:


* Yakinkan bahwa manejemen bertanggungjawab atas keselamatan pekerja
* Identifikasi pabrik mana yang bisa terjadi kecelakaan besar
* Penanggung jawab keselamatan di pabrik harus melapor ke yg berwenang
* Laporan harus diteliti oleh ahli keselamatan kerja
* Lakukan pemeriksaan secara teratur
(3). Pengenalan Tanggap Darurat
Tanggap darurat: Tindakan yang dilakukan setelah semua tindakan
pencegahan yang sesuai dilakukan

a) Rencana Darurat di dalam Perusahaan: Semua tindakan yang harus


dilakukan perusahaan bila terjadi keadaan darurat.
Tujuan: - Peringatan kepada yang bersangkutan
- Jenis dan cara tindakan apa yang harus dilakukan
b) Rencana Keadaan Darurat di luar perusahaan
Tujuan: - Memberi informasi kepada penolong
- Memberitahu mereka yang mungkin menjadi korban

Bahaya besar dapat dicegah dengan Pengendalian bahaya besar, dengan:


- Design pengolahan
- Tata letak perusahaan
- Design instalasi
- Konstruksi
- Operasi
- Perawatan
- Manejemen
H. BAHAN KIMIA BERBAHAYA (B 3)
1. Bahan Kimia Berbahaya diatur dalam Kepmen No 187 tahun 1999
2. Kategori sifat B3:
- Memancarkan radiasi
- Mudah meledak
- Mudah menyala atau terbakar
- Oksidator
- Racun
- Iritan
- Sensitisasi
- Teratogenik
- Mutagenik
- Korosif
3. Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya:
(1). Daya meracuni (LD50 dan LC50). Makin kecil nilai ini makin beracun
(2). Cara masuknya B3 ke tubuh: Pernafasan, Pencernaan dan kulit
(3). Konsentrasi, macam dan lama paparan
(4). Efek kombinasi bahan kimia
(5). Kerentanan calon korban
4. Pengaruh Bahan Kimia terhadap Kesehatan
(1) Iritasi pada kulit, mata atau pernafasan
(2) Allergi
(3) Sulit bernafas, seperti tercekik (aspiksian) karena kurang O2 akibat diikat
gas inert (N2 , CO2 )
(4) Keracunan sistemik
(5) Menyebabkan kenser
(6) Menyebabkan kerusakan janin
(7) Pneumokoniosis
(8) Efek narkose

5. MSDS dan Label (disertai tanda-tanda/ poster)


Isi MSDS (Material Safety Data Sheet = Lembar Data Keselamatan Bahan):

Anda mungkin juga menyukai