PENDAHULUAN
¾ Tingkat produktivitas suatu usaha SDM Kesejahteraan Naker Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Lingkungan Kerja Perusahaan
Keselamatan Kerja
TUJUAN PEMBELAJARAN
2. Lingkungan Kerja
1. UU No. 3 tahun 1969 tentang persetujuan konvensi ILO No. 120 mengenai Higiene
dalam perniagaan dan kantor-kantor pasal 7
2. Kepmenaker No. 51/Men/1999 tentang Nilai Ambang Batas faktor Fisika di tempat kerja
3. Permen Perburuhan No. 7 tahun1964 tentang syarat kesehatan kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja
3. Penggunaan Pestisida
1. Perpem No. 7 tahun1973 tentang Pengwasan peredaran, penyimpanan dan penggunaan
Pestisida
2. Permenaker No.3/ Men/1986 tentang syarat keselamatan dan kesehatan di tempat kerja
yang mengelola Pestisida
4. Limbah industri di tempat kerja
1. UU No. 1/ 1970 tentang Keselamatan kerja
5. Hygiene Industri
1. Permen Perburuhan No. 7 tahun1964 tentang syarat kesehatan kebersihan serta
penerangan dalam tempat kerja
6. Alat Pelindung Diri
1. Instruksi Menaker No. 2/M?BW?BK?1984 tentang pengesahan alat pelindung diri
D. Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja
Ada 5 faktor penyebab kecelakaan dan penyakit akibat kerja, yaitu :
1. Faktor Fisik: 1.1. Kebisingan 1.2. Iklim kerja 1.3. Pencahayaan
1.4. Radiasi Tidak mengion 1.5. Tekanan udara
1.6. Getaran Mekanis
2. Faktor Kimia 3. Faktor Biologi 4. Faktor Fisiologi
5. Faktor Lingkungan 6. Faktor Psikologi
1. FAKTOR FISIK
1.1. Faktor Kebisingan
* Bising adalah rangsangan bunyi yang tidak dikehendaki pada telinga.
* Kualitas bunyi ditentukan oleh Frekuensi dan Intensitas bunyi
* Intensitas bunyi adalah besarnya tekanan yang dipindahkan oleh
bunyi, dinyatakan dalam satuan desiBel (dB)
* Frekuensi dinyatakan dalam satuan jumlah getaran per det (Hertz)
yaitu jumlah gelombang yang diterima telinga setiap detiknya
* Batas frekuensi bunyi yg bisa didengar telinga yaitu: 20 – 20.000 Hz.
* Frekuensi bicara/ komunikasi manusia adalah antara 250 – 3.000 Hz
* Berdasarkan sifat bunyi yang menyebabkan kebisingan bisa dibagi:
1. Kebisingan kontiniu
2. Kebisingan Impulsif
3. Kebisingan Terputus-putus
4. Kebisingan Impaktif
b. Dampak kebisingan terhadap tenaga kerja adalah:
1. Pengaruh terhadap alat pendengaran “ Tuli “
i. Tuli Konduktif: terjadi karena gangguan hantaran suara
dari dauntelinga ke foramen ovale
ii. Tuli Perseptif: tuli karena kerusakan saraf pendengaran di
Koklea atau di otak. Sering juga disebut
“ tuli Sensori-neural ”
Beberapa gangguan akibat suhu tinggi: Heat cramps, Heat exhaustion, Heat
stroke dan Miliaria (Keringat buntat)
e. Pencegahan iklim Kerja Panas:
- Memperbaiki aliran udara (sistem ventilasi)
- Mereduksi tekanan panas dari sumbernya
- Menerapkan teknologi penurunan suhu basah dibawah NAB
- Mempergunakan alat proteksi
- Menyediakan air minum yang cukup
- Penyesuaian berat-ringannya pekerjaan
Mencegah Kesilauan:
- Pilih lampu yang tepat
- Perhitungkan letak jendela saat memasang sumber cahaya terhadap
meja dan mesin
- Gunakan alat pelapis dinding, lantai dan meja yang tidak mengkilap
- Penyaringan sinar matahari langsung
e. Pengaruh Pencahayaan pada kesehatan:
Bila penerangan buruk akan berakibat:
- Kelelahan mata
- Kelelahan mental
- Pegal di daerah mata dan sakit kepala
- Kerusakan indra penglihatan
- Meningkatnya kejadian kecelakaan
Efek Bahan Kimia di Lingkungan kerja: tergantung kadar yang masuk tubuh
Berdasarkan bentuk fisik bahan kimia dibedakan menjadi:
* Padat: Debu, serat atau partikel. Misalnya: debu logam, rokok, mineral
(asbes, silika)
* Cair/ Liquid: Cairan pembasmi serangga
* Gas dan uap: - Gas: O2. N2, CO, CO2, SO2, NH3, NO2, H2S
- Uap: Toluene, benzene dan xylene (pada tinner),
3. FAKTOR BIOLOGI
Virus, Bakteri, Protozoa, Jamur, Cacing, Kutu pinjal, tumbuhan
Misalnya: Tabakosis (petani tembakau) Bagasosis (pekerja gula)
Aspergillosis (Pekerja gandum) Asthma (Jamur sporotri)
4. FAKTOR FISIOLOGI
Aktifitas fisik/ otot me ↑ → metabolisme (pembakaran) ↑ → sisa metabolisme
(CO2 dan Asam Laktat) ↑
Agar tubuh tidak cepat merasa kelelahan maka dibuatlah peralatan kerja
yang menyesuaikan kepada bentuk dan ukuran organ yang menggunakannya
Ilmu yang mempelajari ukuran tubuh manusia disebut “ Antropometri “
5. FAKTOR LINGKUNGAN
Untuk mendapatkan produktifitas maksimal harus menjaga kesehatan Naker
(kesehatan fisik dan jiwa/ mental)
Ciri-ciri Jiwa yang sehat:
* Mampu bekerja dengan berbagai masalah dihadapi
* Mampu menjalin hubungan dengan orang lain
* Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan pekerjaan
* Mampu menyelesaikan kesulitan secara realistis dan konstruktif
* Relatif bebas dari ketegangan dan rasa cemas
* Lebih senang memberi dari menerima
* Memiliki rasa kasih sayang
• Farktor-faktor yang bisa mempengaruhi kesehatan jiwa dan produktifitas :
1. Yang berada dalam tempat kerja:
- Lingkungan kerja mekanik, fisik, kimiawi, biologis dan psikologis
- Hubungan antar manusia, baik vertikal maupun horizontal
- Sistem kerja yang baik yang menyangkut cara dan pengaturan kerja
- Pekerja itu sendiri yang berkaitan dengan sifat jenisnya
2. Yang berada diluar lingkungan kerja:
- Didalam keluarga: situasi rumah tangga, kondisi keluarga, hubungan
antar anggota keluarga, sistem, jumlah dan nilai dalam keluarga
- Didalam masyarakat, menilai norma-norma masyarakat, posisi di
masyarakathubungan dengan anggota masyarakat, lingkungan
masyarakat, kondisi sosioekonomi dan kultur masyarakat
E. HYGIENE PERUSAHAAN
Adalah suatu ilmu dan seni pengenalan,penilaian dan pengendalian faktor-
faktor bahaya sehingga tenaga kerja dan masyarakat terhindar dari efek
samping kemajuan teknologi.
b. Penilaian Lingkungan
* Tujuan: untuk mengetahui secara kualitatif tingkat bahaya lingkungan
* Penilaian: - Dengan pengambilan sampel dan analisa laboratorium lalu
dibandingkan dengan NAB
* Manfaat: - Sebagai dasar menyatakan kondisi lingkungan
- Membantu menngetahui adanya korelasi kecelakaan dan
penyakit dengan kondisi lingkungan
- Dasar perencanakan alat-alat penangguangan
- Sebagai dokumen untuk inspeksi menurut undang-undang
• Maksud Penilaian Lingkungan:
- Engineering surveilance: Pengecekan efektifitas alat proteksi
- Legal surveilance: Inspeksi kondisi lingkungan apakah perusahaan
mentaati perundang-undangan K3
- Epidemiologi dan Penelitian medis: Untuk mengetahui pengaruh
paparan terhadap tenaga kerja
c. Pengendalian Lingkungan
* Tujuan: Menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan ke nilai NAB
NAB: kadar rata-rata bahan kimia yang masih dapat ditolerir pekerja
yang bekerja maksimal 8 jam sehari dan 40 jam per minggu
tanpa mengalami gangguan kesehatan atau kenyamanan kerja
* Metode penanggulangan lingkungan kerja:
1. Substitusi: Mengganti bahan yang tidak/ kurang berbahaya
2. Ventilasi: Menggantikan udara kotor di tempat kerja. Ada 2 cara:
i. Ventilasi alamiah ii. Ventilasi mekanis
3. Merubah proses: Merubah sebagian atau seluruh proses
4. Pengeluaran setempat (Local exhaustion)
5. Pemencilan proses
6. Proteksi perorangan
F. SANITASI LINGKUNGAN
1. Pengertian: Usaha kesehatan masyarakat industri dengan cara pencegahan
penularan penyakit atau gangguan lainnya yang penyebabnya
tidak terpisahkan dari proses produksi
* Ruang lingkupnya mencakup:
1) Penyediaan air bersih dapat diminum dan cukup
2) Menjamin kebersihan penyediaan makanan
3) Pencegahan dan pembasmian serangga dan binatang pengerat
4) Ketatarumahtanggaan yang baik di industri
5) Limbah industri
6) Sarana sanitasi/ kakus, dll
2. Tujuan:
(1) Melakukan koreksi, yaitu memperkecil atau memodifikasi terjadinya
bahaya dari lingkungan terhadap kesehatan
(2) Melakukan pencegahan, yaitu mengefisiensikan pengaturan sumber
lingkungan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia