Anda di halaman 1dari 6

Hari/ Tanggal : Selasa, 13 Oktober 2020

Nama Pemateri : H. Ir. Purwanto

Materi : Pengawasan K3 Ergonomi, Lingkungan Kerja & Bahan Berbahaya


Nama : Dini Kusumastuti

Hasil Resume :

FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN kimia, biologi, ergonomi dan psikologi

KERJA yang keberadaannya di tempat kerja


dapat mempengaruhi keselamatan dan

A. Dasar Hukum kesehatan kerja.

1. Undang-undang No.1 tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja; C. Obyek Pengawasan Lingkungan

2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Kerja

R.I. Nomor 05 Tahun 2018 tentang 1. Faktor-faktor bahaya lingkungan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja kerja

Lingkungan Kerja. Faktor-faktor bahaya lingkungan


kerja yang dapat menyebabkan

B. Pengertian kecelakaan kerja dan penyakit

Pengawasan K3 lingkungan kerja akibat kerja adalah :

adalah serangkaian kegiatan a) Faktor fisika


pengawasan dari semua tindakan yang 1) Iklim kerja
dilakukan oleh pegawai pengawas Pengukuran dan pengendalian
ketenagakerjaan atas pemenuhan iklim kerja harus dilakukan
pelaksanaan peraturan perundang- pada tempat kerja yang
undangan atas objek pengawasan memiliki sumber bahaya
lingkungan kerja. tekanan panas dan tekanan
Lingkungan kerja adalah aspek dingin.
higiene di tempat kerja yang di 2) Kebisingan
dalamnya mencakup faktor fisika,
Kebisingan di tempat kerja b) Faktor kimia
pada umumnya bersumber Faktor kimia adalah faktor di
dari operasi peralatan kerja dalam tempat kerja yang bersifat
dimana sumbernya bisa kimia yang dalam keputusan ini
kebisingan terus menerus, meliputi bentuk padatan (partikel),
terputus-putus, impulsif dan cair, gas, kabut, aerosol dan uap yang
impulsif berulang. berasal dari bahan-bahan kimia.
3) Getaran
Getaran yang memajan c) Faktor biologi
tangan/lengan pekerja hingga Potensi bahaya Faktor biologi
melebihi batas setiap hari meliputi :
kerja, dapat mengakibatkan 1) Mikro organisma dan / atau
gangguan terhadap tulang toksinnya
sendi serta gangguan syaraf 2) Anthropoda dan / atau toksinnya
dan pembuluh darah. Untuk 3) Hewan invertebrata dan / atau
mengukur getaran tersebut toksinnya
dapat menggunakan 4) Alergen dan toksin dari
“Vibration Meter”. tumbuhan
4) Pencahayaan 5) Binatang berbisa
Pada tempat-tempat kerja 6) Binatang buas
yang pencahayaannya tidak 7) Produk binatang dan tumbuhan
memenuhi syarat dapat yang berbahaya lainnya.
mengakibatkan kelelahan
pada mata pekerja, d) Faktor ergonomi
kecelakaan kerja dan Potensi bahaya faktor ergonomi
berdampak negatif terhadap meliputi :
performansinya dan 1) Cara kerja, posisi kerja, dan
produktivitas kerja. Untuk postur tubuh yang tidak sesuai
mengukur pencahayaan saat melakukan pekerjaan
tersebut dapat menggunakan
“Lux Meter”.
2) Desain alat kerja dan tempat 1. Undang-undang No.1 tahun 1970
kerja yang tidak sesuai dengan tentang Keselamatan Kerja
antropometri tenaga kerja 2. Undang-Undang No. 3 tahun 1969
3) Pengangkatan beban yang tentang Persetujuan Konvensi
melebihi kapasitas kerja Organisasi Perburuhan Internasional
No.120 mengenai Hygiene Dalam
e) Faktor psikologi Perniagaan dan Kantor-kantor.
Potensi bahaya faktor psikologi 3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
meliputi : R.I. Nomor 05 Tahun 2018 tentang
1) Ketidakjelasan / ketaksaan peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2) Konflik peran Lingkungan Kerja.
3) Beban kerja berlebih secara
kualitatif F. Pengertian
4) Beban kerja berlebih secara 1. Higiene
kuantitatif Higiene adalah usaha
5) Pengembangan karir kesehatan preventif yang
6) Tanggung jawab terhadap orang menitikberatkan kegiatannya kepada
lain usaha kesehatan individu maupun
usaha pribadi hidup manusia.
D. Personil K3 Bidang Lingkungan 2. Sanitasi
Kerja Sanitasi adalah usaha
1. Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja kesehatan preventif yang
2. Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja menitikberatkan kegiatan kepada
3. Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja usaha kesehatan lingkungan hidup
manusia.

PENERAPAN HIGIENE DAN


G. Obyek Higiene Sanitasi
SANITASI
1. Bangunan tempat kerja
a) Halaman
E. Dasar Hukum
b) Gedung
c) Bangunan bawah tanah
2. Fasilitas kebersihan berdasarkan sifat kimia dan atau
a) Toilet fisika dan atau toksikologi berbahaya
b) Loker dan ruang ganti pakaian terhadap tenaga kerja, instalasi dan
c) Tempat sampah lingkungan.
d) Peralatan kebersihan 2. Nilai Ambang Kuantitas
3. Kebutuhan udara Nilai Ambang Kuantitas yang
a) Kadar Udara Dalam Ruangan selanjutnya disebut NAK adalah
b) Ventilasi standar kuantitas bahan kimia
c) Ruang udara berbahaya untuk menetapkan potensi
4. Tata laksana kerumah tanggaan bahaya bahan kimia tempat kerja
3. Lembar Data Keselamatan Bahan
K3 PADA PENGGUNAAN BAHAN (LDKB)
KIMIA BERBAHAYA Lembar Data Keselamatan
Bahan (LDKB) adalah lembar
A. Dasar Hukum petunjuk yang berisi informasi
1. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang sifat fisika, kimia dari bahan
tentang Keselamatan Kerja berbahaya, jenis bahaya yang dapat
2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja ditimbulkan, cara penanganan dan
R.I. No. Kep.187/MEN/1999 tentang tindakan khusus yang berhubungan
Pengendalian Bahan Kimia dengan keadaan darurat dalam
Berbahaya di Tempat Kerja penanganan bahan berbahaya.
3. Keputusan Dirjen PPK No. Kep.
84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara C. Kriteria Bahan Kimia Berbahaya
Penyusunan Dokumen Pengendalian Kriteria bahan kimia di tempat kerja
Potensi Bahaya Besar dan Menengah dan nilai ambang kuantitasnya (NAK),
sebagaimana yang tertera dalam
B. Pengertian Lampiran III Kepmenaker
1. Bahan kimia berbahaya No.Kep.187/Men/1999 tentang
Bahan kimia berbahaya pengendalian bahan kimia berbahaya di
adalah bahan kimia dalam bentuk tempat kerja.
tunggal atau campuran yang
Bahan kimia berbahaya mempunyai dengan air melepaskan gas
sifatmudah meledak, mudah menyala mudah menyala
atau terbakar, oksidator, racun, m) Cairan pengoksidasi
karsinogenik, iritasi, sensitivitas, n) Padatan pengoksidasi
teratogenik, mutagenik atau o) Peroksida organik
korosif.Cara bahan kimia masuk ke p) Korosif terhadap logam
dalam tubuh (route of entry) dapat
melalui pernapasan, saluran pencernaan 2. Bahaya kesehatan
dan penyerapan melalui kulit. a) Toksisitas akut
b) Korosi/iritasi kulit
D. Klasifikasi Bahan Kimia c) Kerusakan mata serius/iritasi
1. Bahaya Fisik pada mata
a) Eksplosif d) Sensitisasi saluran
b) Gas mudah menyala (termasuk pernapasan/kulit
gas yang tidak stabil secara e) Mutagenitas Sel
kimiawi) f) Karsinogenisitas
c) Aerosol g) Toksisitas terhadap reproduksi
d) Gas pengoksidasi h) Toksisitas pada organ sasaran
e) Gas dibawah tekanan spesifik karena paparan tunggal
f) Cairan mudah menyala i) Toksisitas pada organ sasaran
g) Padatan mudah menyala spesifik karena paparan berulang
h) Bahan kimia tunggal dan j) Bahaya aspirasi
campuran yang dapat bereaksi
sendiri 3. Bahaya lingkungan
i) Cairan piroforik a) Bahaya akuatik akut atau jangka
j) Padatan piroforik pendek;
k) Bahan kimia tunggal atau b) Bahaya akuatik kronik atau
campuran yang menimbulkan jangka panjang; dan
panas sendiri c) Berbahaya terhadap lapisan ozon
l) Bahan kimia tunggal atau
campuran yang apabila kontak
E. Pemeriksaan dan Pengujian Faktor B. Ruang terbatas dengan izin masuk :
Kimia di Tempat Kerja 1. Terdapat potensi gas atm berbahaya.
1. Perusahaan yang dikategorikan 2. Terdapat bahan cairan atau padatan
yang potensial memerangkap pekerja
mempunyai bahaya besar wajib
atau akses keluar masuk.
melakukan pemeriksaan dan 3. Mempunyai bentuk atau struktur
pengujian faktor kimia di tempat yang dapat memerangkap pekerja.
4. Terdapat bahaya lain yang dapat
kerja sekurang-kurangnya 6 bulan
menyebabkan cidera serius dan
sekali. kematian.
2. Perusahaan yang dikatagorikan
C. Ruang terbatas tanpa izin masuk :
mempunyai bahaya menengah wajib
1. Tidak berpotensi mengandung gas
melakukan pemeriksaan dan
atm berbahaya.
pengujian faktor kimia di tempat 2. Tidak mengandung substansi cair
kerja sekurang-kurangnya sekali atau padat yang membahayakan
pekerja.
setahun.
3. Pemeriksaan dan pengujian fakor
kimia tersebut dapat dilakukan oleh
Pusat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Balai Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, serta Balai
Hiperkes dan Keselamatan Kerja
atau pihak-pihak lain yang ditunjuk
Menteri, yang kemudian
dipergunakan sebagai acuan dalam
melakukan pengendalian bahan
kimia berbahaya di tempat kerja.

RUANG KERJA TERBATAS

A. Klasifikasi Ruang Terbatas


1. Ruang Terbatas dengan Izin Masuk.
2. Ruang Terbatas Tanpa Izin Masuk.

Anda mungkin juga menyukai