Materi : Pengawasan K3 Ergonomi, Lingkungan Kerja & Bahan Berbahaya
Nama : Dini Kusumastuti
Hasil Resume :
FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN kimia, biologi, ergonomi dan psikologi
KERJA yang keberadaannya di tempat kerja
dapat mempengaruhi keselamatan dan
A. Dasar Hukum kesehatan kerja.
1. Undang-undang No.1 tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja; C. Obyek Pengawasan Lingkungan
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Kerja
R.I. Nomor 05 Tahun 2018 tentang 1. Faktor-faktor bahaya lingkungan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja kerja
Lingkungan Kerja. Faktor-faktor bahaya lingkungan
kerja yang dapat menyebabkan
B. Pengertian kecelakaan kerja dan penyakit
Pengawasan K3 lingkungan kerja akibat kerja adalah :
adalah serangkaian kegiatan a) Faktor fisika
pengawasan dari semua tindakan yang 1) Iklim kerja dilakukan oleh pegawai pengawas Pengukuran dan pengendalian ketenagakerjaan atas pemenuhan iklim kerja harus dilakukan pelaksanaan peraturan perundang- pada tempat kerja yang undangan atas objek pengawasan memiliki sumber bahaya lingkungan kerja. tekanan panas dan tekanan Lingkungan kerja adalah aspek dingin. higiene di tempat kerja yang di 2) Kebisingan dalamnya mencakup faktor fisika, Kebisingan di tempat kerja b) Faktor kimia pada umumnya bersumber Faktor kimia adalah faktor di dari operasi peralatan kerja dalam tempat kerja yang bersifat dimana sumbernya bisa kimia yang dalam keputusan ini kebisingan terus menerus, meliputi bentuk padatan (partikel), terputus-putus, impulsif dan cair, gas, kabut, aerosol dan uap yang impulsif berulang. berasal dari bahan-bahan kimia. 3) Getaran Getaran yang memajan c) Faktor biologi tangan/lengan pekerja hingga Potensi bahaya Faktor biologi melebihi batas setiap hari meliputi : kerja, dapat mengakibatkan 1) Mikro organisma dan / atau gangguan terhadap tulang toksinnya sendi serta gangguan syaraf 2) Anthropoda dan / atau toksinnya dan pembuluh darah. Untuk 3) Hewan invertebrata dan / atau mengukur getaran tersebut toksinnya dapat menggunakan 4) Alergen dan toksin dari “Vibration Meter”. tumbuhan 4) Pencahayaan 5) Binatang berbisa Pada tempat-tempat kerja 6) Binatang buas yang pencahayaannya tidak 7) Produk binatang dan tumbuhan memenuhi syarat dapat yang berbahaya lainnya. mengakibatkan kelelahan pada mata pekerja, d) Faktor ergonomi kecelakaan kerja dan Potensi bahaya faktor ergonomi berdampak negatif terhadap meliputi : performansinya dan 1) Cara kerja, posisi kerja, dan produktivitas kerja. Untuk postur tubuh yang tidak sesuai mengukur pencahayaan saat melakukan pekerjaan tersebut dapat menggunakan “Lux Meter”. 2) Desain alat kerja dan tempat 1. Undang-undang No.1 tahun 1970 kerja yang tidak sesuai dengan tentang Keselamatan Kerja antropometri tenaga kerja 2. Undang-Undang No. 3 tahun 1969 3) Pengangkatan beban yang tentang Persetujuan Konvensi melebihi kapasitas kerja Organisasi Perburuhan Internasional No.120 mengenai Hygiene Dalam e) Faktor psikologi Perniagaan dan Kantor-kantor. Potensi bahaya faktor psikologi 3. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan meliputi : R.I. Nomor 05 Tahun 2018 tentang 1) Ketidakjelasan / ketaksaan peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2) Konflik peran Lingkungan Kerja. 3) Beban kerja berlebih secara kualitatif F. Pengertian 4) Beban kerja berlebih secara 1. Higiene kuantitatif Higiene adalah usaha 5) Pengembangan karir kesehatan preventif yang 6) Tanggung jawab terhadap orang menitikberatkan kegiatannya kepada lain usaha kesehatan individu maupun usaha pribadi hidup manusia. D. Personil K3 Bidang Lingkungan 2. Sanitasi Kerja Sanitasi adalah usaha 1. Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja kesehatan preventif yang 2. Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja menitikberatkan kegiatan kepada 3. Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
PENERAPAN HIGIENE DAN
G. Obyek Higiene Sanitasi SANITASI 1. Bangunan tempat kerja a) Halaman E. Dasar Hukum b) Gedung c) Bangunan bawah tanah 2. Fasilitas kebersihan berdasarkan sifat kimia dan atau a) Toilet fisika dan atau toksikologi berbahaya b) Loker dan ruang ganti pakaian terhadap tenaga kerja, instalasi dan c) Tempat sampah lingkungan. d) Peralatan kebersihan 2. Nilai Ambang Kuantitas 3. Kebutuhan udara Nilai Ambang Kuantitas yang a) Kadar Udara Dalam Ruangan selanjutnya disebut NAK adalah b) Ventilasi standar kuantitas bahan kimia c) Ruang udara berbahaya untuk menetapkan potensi 4. Tata laksana kerumah tanggaan bahaya bahan kimia tempat kerja 3. Lembar Data Keselamatan Bahan K3 PADA PENGGUNAAN BAHAN (LDKB) KIMIA BERBAHAYA Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) adalah lembar A. Dasar Hukum petunjuk yang berisi informasi 1. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang sifat fisika, kimia dari bahan tentang Keselamatan Kerja berbahaya, jenis bahaya yang dapat 2. Keputusan Menteri Tenaga Kerja ditimbulkan, cara penanganan dan R.I. No. Kep.187/MEN/1999 tentang tindakan khusus yang berhubungan Pengendalian Bahan Kimia dengan keadaan darurat dalam Berbahaya di Tempat Kerja penanganan bahan berbahaya. 3. Keputusan Dirjen PPK No. Kep. 84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara C. Kriteria Bahan Kimia Berbahaya Penyusunan Dokumen Pengendalian Kriteria bahan kimia di tempat kerja Potensi Bahaya Besar dan Menengah dan nilai ambang kuantitasnya (NAK), sebagaimana yang tertera dalam B. Pengertian Lampiran III Kepmenaker 1. Bahan kimia berbahaya No.Kep.187/Men/1999 tentang Bahan kimia berbahaya pengendalian bahan kimia berbahaya di adalah bahan kimia dalam bentuk tempat kerja. tunggal atau campuran yang Bahan kimia berbahaya mempunyai dengan air melepaskan gas sifatmudah meledak, mudah menyala mudah menyala atau terbakar, oksidator, racun, m) Cairan pengoksidasi karsinogenik, iritasi, sensitivitas, n) Padatan pengoksidasi teratogenik, mutagenik atau o) Peroksida organik korosif.Cara bahan kimia masuk ke p) Korosif terhadap logam dalam tubuh (route of entry) dapat melalui pernapasan, saluran pencernaan 2. Bahaya kesehatan dan penyerapan melalui kulit. a) Toksisitas akut b) Korosi/iritasi kulit D. Klasifikasi Bahan Kimia c) Kerusakan mata serius/iritasi 1. Bahaya Fisik pada mata a) Eksplosif d) Sensitisasi saluran b) Gas mudah menyala (termasuk pernapasan/kulit gas yang tidak stabil secara e) Mutagenitas Sel kimiawi) f) Karsinogenisitas c) Aerosol g) Toksisitas terhadap reproduksi d) Gas pengoksidasi h) Toksisitas pada organ sasaran e) Gas dibawah tekanan spesifik karena paparan tunggal f) Cairan mudah menyala i) Toksisitas pada organ sasaran g) Padatan mudah menyala spesifik karena paparan berulang h) Bahan kimia tunggal dan j) Bahaya aspirasi campuran yang dapat bereaksi sendiri 3. Bahaya lingkungan i) Cairan piroforik a) Bahaya akuatik akut atau jangka j) Padatan piroforik pendek; k) Bahan kimia tunggal atau b) Bahaya akuatik kronik atau campuran yang menimbulkan jangka panjang; dan panas sendiri c) Berbahaya terhadap lapisan ozon l) Bahan kimia tunggal atau campuran yang apabila kontak E. Pemeriksaan dan Pengujian Faktor B. Ruang terbatas dengan izin masuk : Kimia di Tempat Kerja 1. Terdapat potensi gas atm berbahaya. 1. Perusahaan yang dikategorikan 2. Terdapat bahan cairan atau padatan yang potensial memerangkap pekerja mempunyai bahaya besar wajib atau akses keluar masuk. melakukan pemeriksaan dan 3. Mempunyai bentuk atau struktur pengujian faktor kimia di tempat yang dapat memerangkap pekerja. 4. Terdapat bahaya lain yang dapat kerja sekurang-kurangnya 6 bulan menyebabkan cidera serius dan sekali. kematian. 2. Perusahaan yang dikatagorikan C. Ruang terbatas tanpa izin masuk : mempunyai bahaya menengah wajib 1. Tidak berpotensi mengandung gas melakukan pemeriksaan dan atm berbahaya. pengujian faktor kimia di tempat 2. Tidak mengandung substansi cair kerja sekurang-kurangnya sekali atau padat yang membahayakan pekerja. setahun. 3. Pemeriksaan dan pengujian fakor kimia tersebut dapat dilakukan oleh Pusat Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja atau pihak-pihak lain yang ditunjuk Menteri, yang kemudian dipergunakan sebagai acuan dalam melakukan pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja.
RUANG KERJA TERBATAS
A. Klasifikasi Ruang Terbatas
1. Ruang Terbatas dengan Izin Masuk. 2. Ruang Terbatas Tanpa Izin Masuk.