Anda di halaman 1dari 30

PERMENAKER NO 5 TAHUN 2018

TENTANG
K3 LINGKUNGAN KERJA
By RINI KRISTIANTI, ST, MT

DIREKTORAT BINA KELEMBAGAAN K3


DITJEN BINWASNAKER DAN K3
KEMNAKER RI
2023
Latar Belakang
 Amanat Pasal 5 dan Pasal 6 Konvensi Organisasi
Perburuhan Internasional Nomor 120 yang telah di ratifikasi
melalui UU No 3 tahun 1969 tentang Persetujuan Konvensi
Organisasi Perburuhan Internasional No 120 Mengenai
Higiene Dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor;

 Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 3 ayat (1) huruf huruf i, j, k, l dan
m Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja;
TUJUAN
Untuk mewujudkan Lingkungan Kerja
yang aman, sehat dan nyaman dalam
rangka mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja
Agenda
Faktor-faktor bahaya
lingkungan Kerja
01 Dan Penerapan Higiene
Sanitasi

Kewajiban
02 Pengurus/Pengusaha

03 Kesimpulan
01
Faktor – Faktor Bahaya
Lingkungan Kerja dan Penerapan
Higiene & Sanitasi
Higiene adalah usaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan kegiatannya kepada usaha
01 kesehatan individu maupun usaha pribadi hidup
manusia.
.
Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang
menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan
02 lingkungan hidup manusia.

PENGERTIAN Lingkungan Kerja adalah aspek Higiene di Tempat Kerja yang di dalamnya
mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang
keberadaannya di Tempat Kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan

03 kesehatan Tenaga Kerja.

K3 Lingkungan Kerja adalah segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi keselamatan dan
04 kesehatan Tenaga Kerja melalui pengendalian
Lingkungan Kerja dan penerapan Higiene Sanitasi di
Tempat Kerja.
Faktor Faktor Bahaya Lingkungan Kerja
NAB Faktor Fisika
NAB Faktor KIMIA
Penerapan Higiene dan Sanitasi
02
KEWAJIBAN PENGURUS /
PENGUSAHA
Pasal 2
Pengurus dan / atau Pengusaha
wajib melaksanakan syarat – syarat
K3 Lingkungan Kerja
Pasal 3
Syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja meliputi :
A. Pengendalian Faktor C. Penyediaan fasilitas
Fisika dan Faktor Kimia kebersihan dan sarana
agar berada di bawah Higiene di tempat kerja
NAB yang bersih dan sehat

B. Pengendalian Faktor D. Penyediaan Personil K3


Biologi, Ergonomi, yang Kompeten di Bidang
Psikologi Kerja Agar Lingkungan Kerja
memenuhi standar
PASAL 5

Pelaksanaan
• Pengukuran dan Pengendalian
syarat-syarat A
K3 Lingkungan Kerja
Lingkungan
Kerja
dilakukan
melalui B • Penerapan Higiene dan Sanitasi
kegiatan :
Pasal 6
Pengukuran Lingkungan Kerja
dilakukan untuk mengetahui Tingkat
Pajanan Faktor Fisika, Kimia,
Biologi, Ergonomi dan Psikologi
terhadap Tenaga Kerja
Pasal 7
Pengendalian Lingkungan Kerja
dilakukan :
(1) Agar tingkat pajanan Faktor
Fisika dan Faktor Kimia berada
di bawah NAB
(2) Agar penerapan Faktor Biologi,
Ergonomi dan Psikologi
memenuhi standar
PENGENDALIAN
LINGKUNGAN KERJA
(3) SESUAI HIRARKI PENGENDALIAN
MELIPUTI UPAYA :

Rekayasa
Eliminasi Subtitusi Administratif APD
Teknis
Pasal 26
(1) Higiene dan Sanitasi harus
diterapkan pada setiap Bangunan
Tempat Kerja
(2) Meliputi :
a. Halaman
b. Gedung
c. Bangunan Bawah Tanah
Pasal 45
Pengukuran dan Pengendalian
Lingkungan Kerja Harus dilakukan
oleh personil K3 Lingkungan
Kerja :
a. Ahli K3 Muda Lingker
b. Ahli K3 Madya Lingker
c. Ahli K3 Utama Lingker
Pasal 58
Setiap tempat kerja yang memiliki
potensi bahaya lingkungan kerja
wajib dilakukan pemeriksaan dan /
atau pengujian
Pasal 59
03
KESIMPULAN
1. Lingkungan Kerja adalah Tempat Kerja
2. Sumber Bahaya ada di Tempat Kerja
3. Diperlukan Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja
agar tidak terjadi Penyakit Akibat Kerja (ada nya
Pajanan/paparan/Exposure)
4. Standar yang di gunakan adalah NAB untuk
Pajanan 8 Jam
5. Dilakukan Pengujian dan Penerapan Hirarki
Pengendalian
6. Wajib menerapkan Higiene dan Sanitasi dalam
upaya tempat kerja menuju Sehat dan Bersih
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai