Anda di halaman 1dari 27

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LINGKUNGAN KERJA (PERMENAKER NO. 5


TAHUN 2018)

SUBDIT PENGAWASAN NORMA ERGONOMI, LINGKUNGAN KERJA DAN BB


DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA K3
DITJEN BINWASNAKER DAN K3
Dasar Hukum
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU No.13 Tahun 2003

UU No.3 Tahun 1969 + UU No. 1 Tahun 1970

PP No 50 Tahun 2012

Permenaker 5/2018
PP No 50 Tahun 2012
Tentang
Penerapan Sistem
Manajemen K3
Penjelasan untuk Penerapan SMK3 pada elemen 7.2 Pemantauan /Pengukuran
Lingkungan Kerja adalah :
▪7.2.1 . Pemantauan /pengukuran lingkungan kerja dilaksanakan secara teratur dan
hasil nya didokumentasikan, dipelihara dan digunakan untuk penilaian dan
pengendalian risiko.
▪7.2.2. Pemantauan /pengukuran lingkungan kerja meliputi faktor fisika, kimia,
biologi, ergonomi dan psikologi.
▪7.2.3. Pemantauan / Pengukuran Lingkungan Kerja dilakukan oleh petugas atau
pihak yang berkompeten dan berwenang dari dalam dan/ atau luar perusahaan.
PENGERTIAN K3 LINGKER
◻ Higiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya
kepada usaha kesehatan individu maupun usaha pribadi hidup manusia.
◻ Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan
kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
◻ Lingkungan Kerja adalah aspek Higiene di Tempat Kerja yang di dalamnya
mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang
keberadaannya di Tempat Kerja dapat mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan Tenaga Kerja.
◻ K3 Lingkungan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan Tenaga Kerja melalui pengendalian Lingkungan
Kerja dan penerapan Higiene Sanitasi di Tempat Kerja.
Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja dilakukan melalui kegiatan:
1. pengukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja yang meliputi
◉ fisika;

◉ kimia;

◉ biologi;

◉ ergonomi; dan

◉ psikologi

2. penerapan Higiene dan Sanitasi meliputi:


◉ Bangunan Tempat Kerja;

◉ fasilitas Kebersihan (loker dan ruang ganti pakaian);

◉ kebutuhan udara; dan

◉ tata laksana kerumahtanggaan.


Ruang Lingkup

Pengusaha/Pengurus WAJIB Tujuan


Tempat Kerja (Ps 2) (Ps. 4)
Apakah Terdapat Sumber Bahaya Syarat K3 Lingkungan Kerja (Ps.3) mewujudkan Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja Berupa, FAKTOR: 1.Pengendalian Faktor Fisika dan
1.FISIKA; Faktor Kimia agar berada di bawah yang aman, sehat, dan nyaman
2.KIMIA; NAB; dalam rangka mencegah
3.BIOLOGI; 2.Pengendalian Faktor Biologi, Faktor
4.ERGONOMI; Ergonomi, dan Faktor Psikologi Kerja kecelakaan kerja dan penyakit
5.PSIKOLOGI agar memenuhi standar; akibat kerja.
3.Penyediaan fasilitas Kebersihan dan
sarana Higiene di Tempat Kerja yang
bersih dan sehat; dan
4.Penyediaan personil K3 yang
memiliki kompetensi dan
kewenangan K3 di bidang Lingkungan
Kerja
PENGUKURAN DAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
KERJA
FAKTOR KIMIA

◻ Faktor Kimia adalah faktor yang dapat mempengaruhi


aktivitas Tenaga Kerja yang bersifat kimiawi, disebabkan
oleh penggunaan bahan kimia dan turunannya di Tempat
Kerja yang dapat menyebabkan penyakit pada Tenaga
Kerja, meliputi kontaminan kimia di udara berupa gas, uap
dan partikulat.
◻ Nilai Ambang Batas / NAB adalah standar faktor bahaya di Tempat Kerja sebagai
kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima
Tenaga Kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
◻ Pajanan Singkat Diperkenankan / PSD adalah kadar bahan kimia di udara Tempat Kerja yang
tidak boleh dilampaui agar Tenaga Kerja yang terpajan pada periode singkat yaitu tidak lebih
dari 15 menit masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan iritasi, kerusakan jaringan
tubuh maupun terbius yang tidak boleh dilakukan lebih dari 4 kali dalam satu hari kerja.
◻ Kadar Tertinggi Diperkenankan / KTD adalah kadar bahan kimia di udara Tempat Kerja yang
tidak boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap selama Tenaga Kerja melakukan
pekerjaan.
◻ Indeks Pajanan Biologi adalah kadar konsentrasi bahan kimia yang didapatkan dalam
spesimen tubuh Tenaga Kerja dan digunakan untuk menentukan tingkat pajanan terhadap
Tenaga Kerja sehat yang terpajan bahan kimia.
PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN KERJA (Ps.7)

Pengendalian Lingkungan Kerja dilakukan


sesuai hirarki pengendalian meliputi upaya:
◉ eliminasi;
◉ substitusi;
◉ rekayasa teknis;
◉ administratif; dan/atau
◉ penggunaan alat pelindung diri.
NAB Faktor Kimia IPB
NAB CAMPURAN
a. Keadaan Umum

400/750 + 150/200 + 100/200 = 0,53 + 0,75 + 0,5 = 1,78


b. Kasus khusus
b. Efek sendiri-sendiri
Pengendalian terhadap bahaya faktor kimia dilakukan dengan:
a.menghilangkan sumber potensi bahaya kimia dari Tempat Kerja;
b.mengganti bahan kimia dengan bahan kimia lain yang tidak mempunyai potensi
bahaya atau potensi bahaya yang lebih rendah;
c.memodifikasi proses kerja yang menimbulkan sumber potensi bahaya kimia;
d.mengisolasi atau membatasi pajanan sumber potensi bahaya kimia;
e.menyediakan sistem ventilasi;
f.membatasi pajanan sumber potensi bahaya kimia melalui pengaturan waktu
kerja;
g.merotasi Tenaga Kerja ke dalam proses pekerjaan yang tidak terdapat potensi
bahaya bahan kimia;
•penyediaan lembar data keselamatan bahan dan label bahan kimia;
a.penggunaan alat pelindung diri yang sesuai; dan/atau
b.pengendalian lainnya sesuai dengan tingkat risiko.
PENERAPAN HIGIENE DAN
SANITASI
Pakaian Kerja dan Ruang Ganti Pakaian

◻Tenaga Kerja dalam perusahaan tertentu dapat diwajibkan


memakai pakaian kerja sesuai syarat-syarat K3 yang
ditetapkan.
◻Pakaian kerja harus disediakan oleh Pengurus .
◻Dalam hal Tenaga Kerja menggunakan pakaian kerja hanya
selama bekerja, Pengurus harus menyediakan ruang ganti
pakaian yang bersih, terpisah antara laki-laki dan
perempuan serta pemakaiannya harus diatur agar tidak
berdesakan.
◻Ruang ganti pakaian harus tersedia tempat menyimpan
pakaian/loker untuk setiap Pekerja yang terjamin
keamanannya.
Kualitas Udara Dalam Ruangan /KUDR

◻ Kualitas Udara Dalam Ruangan /KUDR adalah


kualitas udara di ruangan Tempat Kerja, yang dalam
kondisi yang buruk yang disebabkan oleh
pencemaran atau kontaminasi udara Tempat Kerja,
yang dapat menimbulkan gangguan kenyamanan
kerja sampai pada gangguan kesehatan Tenaga
Kerja.
◻ Kebutuhan atas udara yang bersih dan sehat harus
dipenuhi pada setiap Tempat Kerja.
◻ Pemenuhan kebutuhan udara di Tempat Kerja dilakukan
melalui:
◉ KUDR;
◉ ventilasi; dan
◉ ruang udara.

◻ Tempat Kerja untuk melakukan jenis pekerjaan administratif,


pelayanan umum dan fungsi manajerial harus memenuhi KUDR yang
sehat dan bersih.
◻ KUDR ditentukan oleh suhu, kelembaban, kadar oksigen dan kadar
kontaminan udara
◻ Suhu ruangan yang nyaman harus dipertahankan
dengan ketentuan:
◉ Suhu Kering 230C– 260C dengan
◉ kelembaban 40% – 60%.
◉ perbedaan suhu antar ruangan tidak melebihi 5oC
❑ Kadar oksigen sebesar 19,5% - 23,5% dari volume udara.
❑ Kadar kontaminan atau polutan tercantum dalam
Lampiran dari Peraturan Menteri.
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN K3
LINGKUNGAN KERJA
Mekanisme

Laporan Riksa Uji SURKET Riksa Uji


memenuhi Berkala
Syarat K3:
YA
Pelaksana Riksa Uji:
Pengawas
Ketenagakerjaan Sp
≤ NAB
K3 LK pada UPT
UPT atau L1, u/ Perusahaan;
Wasnaker;
Wasnaker memenuhi L2, u/ UPT Wasnaker;
standar L3, u/ Ditjen PPK dan K3
Penguji K3 pada
Direktorat Bina K3
beserta UPT K3 dan
UPTD Bidang K3; SURKET Riksa Uji
TIDAK
TIDAK Ulang
AK3 Lingkungan Kerja Memenuhi dan/atau
pada PJK3 Riksa Uji Syarat K3: STIKER
LK
Perusahaan
yang meminta
Formulir Riksa Uji
Surat Keterangan
Stiker
Peninjauan Berkala (Ps. 69)

NAB dan/atau standar dapat ditinjau


secara berkala paling sedikit
3 (tiga) tahun sekali
sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai