KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan
untuk memberikan jaminan keselamatan dan
meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja,
promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi
Latar Belakang
Banyaknya kecelakaan kerja pada pekerjaan ruang
terbatas.
Banyaknya pekerjaan2 di tempat kerja, khususnya
pekerjaan Ruang terbatas.
Kewajiban Pengurus/pengusaha melaksanakan kewajiban
Menerapkan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja di ruang terbatas
Penyebab Langsung :
Potensi Bahaya di Ruang
Terbatas
1. Kekurangan dan 4. Perangkap / Engulfment
Kelebihan Oksigen ◦ Substansi cair atau padat yang tersimpan
KEMENTRIAN KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
Agenda
I. Latar Belakang
II. Dasar Hukum
III. Pengertian
IV. Ruang Lingkup dan Tujuan
V. Pengukuran dan Pengendalian Lingkungan Kerja
VI. Penerapan Higiene dan Sanitasi
VII. Personil K3
VIII. Pemeriksaan dan Pengujian
IX. Peninjauan Berkala
X. Pengawasan
XI. Sanksi
XII. Ketentuan Peralihan
XIII. Ketentuan Penutup
I. Latar belakang
Internal
Amanat Pasal 5 dan Pasal 6 Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional
Nomor 120 yang telah di ratifikasi melalui UU No 3 tahun 1969 tentang
Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional No 120 Mengenai
Higiene Dalam Perniagaan dan Kantor-Kantor;
Pasal 2 ayat (2) dan Pasal 3 ayat (1) huruf huruf i, j, k, l dan m Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
Pengaturan dalam PMP No 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan dan Penerangan dalam Tempat Kerja yang sudah berusia lebih dari
54 tahun sudah tidak sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan
dunia kerja saat ini;
Pasal 17 Permenaker No 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor
Fisika dan Kimia di Tempat Kerja, mengamanatkan perlu nya peninjauan
kembali sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali sejak diterbitkan, namun
sampai dengan saat ini belum pernah dilakukan perubahan terhadap peraturan
ini, walaupun banyak perubahan terhadap Nilai Ambang Batas;
Penegakan hukum terhadap PMP No 7 Tahun 1964 sulit dilakukan karena tidak
mengacu pada sanksi hukum baik dalam UU No 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja ataupun UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
III. Pengertian (Pasal 1)
Higiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan
kegiatannya kepada usaha kesehatan individu maupun usaha pribadi hidup
manusia.
Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan
kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
Lingkungan Kerja adalah aspek Higiene di Tempat Kerja yang di
dalamnya mencakup faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi
yang keberadaannya di Tempat Kerja dapat mempengaruhi keselamatan
dan kesehatan Tenaga Kerja.
K3 Lingkungan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan Tenaga Kerja melalui pengendalian
Lingkungan Kerja dan penerapan Higiene Sanitasi di Tempat Kerja.
Nilai Ambang Batas / NAB adalah standar faktor bahaya di Tempat Kerja sebagai
kadar/intensitas rata-rata tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat diterima
Tenaga Kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
Pajanan Singkat Diperkenankan / PSD adalah kadar bahan kimia di udara Tempat Kerja
yang tidak boleh dilampaui agar Tenaga Kerja yang terpajan pada periode singkat yaitu tidak
lebih dari 15 menit masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan iritasi, kerusakan
jaringan tubuh maupun terbius yang tidak boleh dilakukan lebih dari 4 kali dalam satu hari
kerja.
Kadar Tertinggi Diperkenankan / KTD adalah kadar bahan kimia di udara Tempat Kerja
yang tidak boleh dilampaui meskipun dalam waktu sekejap selama Tenaga Kerja melakukan
pekerjaan.
Indeks Pajanan Biologi adalah kadar konsentrasi bahan kimia yang didapatkan dalam
spesimen tubuh Tenaga Kerja dan digunakan untuk menentukan tingkat pajanan terhadap
Tenaga Kerja sehat yang terpajan bahan kimia.
Syarat K3 Lingkungan Kerja
(Ps.3)
1.Pengendalian Faktor Fisika
dan Faktor Kimia agar berada
di bawah NAB;
2.Pengendalian Faktor Biologi,
Faktor Ergonomi, dan Faktor
Psikologi Kerja agar memenuhi
Pengusaha/Pengurus WAJIB
(Ps 2)
standar; Pekerja Hak K3
3.Penyediaan fasilitas
Kebersihan dan sarana Higiene
di Tempat Kerja yang bersih dan
sehat; dan
4.Penyediaan personil K3 yang
memiliki kompetensi dan
kewenangan K3 di bidang
Lingkungan Kerja
IV. Ruang Lingkup
kimia;
biologi;
ergonomi; dan
psikologi
fasilitas Kebersihan;
Faktor Biologi,
Faktor Psikologi
berbahaya lainnya.
Pengendalian bahaya faktor biologi dengan:
a.menghilangkan sumber bahaya Faktor Biologi dari Tempat Kerja;
b.mengganti bahan, dan proses kerja yang menimbulkan sumber bahaya Faktor Biologi;
c.mengisolasi atau membatasi pajanan sumber bahaya Faktor Biologi;
d.menyediakan sistem ventilasi;
e.mengatur atau membatasi waktu pajanan terhadap sumber bahaya Faktor Biologi;
f.menggunakan baju kerja yang sesuai;
g.menggunakan alat pelindung diri yang sesuai;
h.memasang rambu-rambu yang sesuai;
i.memberikan vaksinasi apabila memungkinkan;
j.meningkatkan Higiene perorangan;
k.memberikan desinfektan;
l.penyediaan fasilitas Sanitasi berupa air mengalir dan antiseptik; dan/atau
m.pengendalian lainnya sesuai dengan tingkat risiko.
XI. Sanksi (Ps. 71)