Anda di halaman 1dari 14

Pedoman Alat Pelindung Diri (APD)

Sumber: https://sadkes.net/2017/09/11/dasar-hukum-penggunaan-apd/ (18 April 2018)

Undang-undang No.1 tahun 1970


 Pasal 3 ayat (1) butir f : Memberikan alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
 Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja
baru tentang APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan
 Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk
memakai APD yang diwajibkan
 Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyedikan secara cuma-cuma Alat Perlindungan Diri yang
diwajibkan pada pekerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.
Permenakertrans No. Per: 01/Men/1981
 Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan secara cuma-cuma Alat
Perlindungan Diri yang diwajibkan penggunaanya oleh tenaga kerja yang berada dibawah
pimpinannya untuk mencegah Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982
 Pasal 2 menyebutkan memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempmat kerja,
pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelanggaraan makanan ditempat
kerja.
Permenakertrans No. Per.08/Men/VII/2010
 Pasal 2 ayat (1) menyebutkan pengusaha wajib menyediakan Alat Perlindungan Diri bagi
pekerja/buruh ditempat kerja.
 Pasal 5 menyebutkan pengusaha atau pemgurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang
rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan Alat Perlindungan Diri ditempat kerja.
 Pasal 6 ayat (1) menyebutkan pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib
memakai atau menggunakan APD sesyai dengan potensi bahaya dan risiko
 Pasal 7 ayat (1) menyebutkan pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen Alat
Perlindungan Diri di tempat kerja
APD merupakan cara terakhir untuk melindungi tenaga kerja. Dalam proses pemilahan APD, kita
harus mempertimbangkan kesesuaian jenis APD dengan bahaya yang ada dan mampu mengurangi atau
bahkan menghilangkan risiko yang dapat ditimbulkan. Sehingga lakukanlah identifikasi secara benar
sebelum menentukan jenis APD yang digunakan.

1. Helmet
masing-masing Alat Pelindung Diri (APD) memiliki fungisnya masing-masing. Dalam hal ini kita
akan membahas jenis alat pelindung diri untuk bagian kepala. Tujuan dari pelindung kepala
untuk melindungi kepala dari benturan, kejatuhan benda dari atas kepala ataupun benda keras yang
melayang dan meluncur di udara, terpapar oleh radiasi panas, percikkan api dan bahaya-bahaya
lainnya yang mungkin dapat membahayakan area kepala. Untuk beberapa jenis pelindung kepala
juga ditujukkan untuk melindungi rambut-rambut pekerja agar tidak terjerah oleh mesin-mesin
yang berputar.
Umumnya jenis pelindung kepala yaitu helm pengaman, topi, tudung kepala, pengaman rambut dll.
Safety Helmet

1. Safety Helmet
Safety helmet sendiri memiliki empat jenis yaitu Hard Hat kelas A, kelas B, Kelas C dan Bump cap. Bagian
dalam topi pengaman ini umumnya ada hammock/ cradle yang berfungsi untuk menyerap keringat. Untuk
beberapa kondisi seperti pekerja yang membutuhkan penerangan seperti pekerja diterowongan atau tambang,
safety helmetnya dilengkapi dengan lampu penerangan dibagian depannya.
Berdasarkan ANSI/ISEA Z89.1-2014 Safety Helmet dibagi menjadi beberapa bagian yaitu sebagai
berikut:
 Tipe 1 : Tipe 1 merupakan safety helmet yang digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya
yang berasal dari arah atas misalnya kejatuhan benda.
 Tipe 2 : Tipe 2 merupakan safety helmet yang digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya
yang berasal baik dari arah atas atau samping.
Selain kedua tipe diatas, berdasarkan ANSI/ISEA Z89.1-2014 Safety Helmet juga dikelompokkan menjadi
tiga yaitu:
Kelas G : Merupakan jenis safety helmet yang dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang
jatuh dan melindungi arus listrik sampai 2.200 volt
Kelas E : Merupakan jenis safety helmet yang dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang
jatuh dan melindungi arus listrik sampai 20.000 volt
Kelas C: Merupakan jenis safety helmet yang dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang
jatuh namun tidak untuk kejutan listrik ataupun bahan korosif.
Class Helm
Bum Cap : Pelindung kepala ini terbuat dari plastik sehingga hanya digunakan untuk melindungi
benturan dari benda yang menonjol. Bump cap tidak cocok untuk melindungi kepada dari benda yang
jatuh atau bisa dikatakan tidak dapat menggantikan peran hard hat kelas G, E dan C.
Kita juga harus memperhatikan tanda-tanda yang terdapat di helm. Dari beberapa tanda dibawah ini
juga dapat menunjukkan bahwa masing-masing helm memiliki peruntukkan yang berbeda-beda pula.

 LT : Digunakan untuk Suhu Bawah (sampai -30 C atau -22 F)


 HT : Digunakan untuk Suhu Tinggi
 HV : Digunakan Visibilitas Tinggi (Lebih dari 140 F)
2. Hood
Jika bahaya-bahaya yang ada ditempat kerja anda adalah berupa bahan kimia, api, dan panas radiasi
yang tinggi, maka type Hood adalah yang paling tepat. Pelindung kepala ini biasanya terbuat dari
bahan asbes, kulit, wool, katun yang dicammpuri aluminium dan lain-lain. Sehingga bahan ini akan
sangat padat dan tidak ada celah lubangnya.

Hood
3. Hair Cap
Di perusahaan farmasi, atau perusahaan-perusahaan yang sangat critical dengan kontiminasi terhadap
produknya. Biasanya menggunakan hair cap untuk melindungi rambut pekerjanya. Selain melindungi
produk mereka, hair cup juga difungsikan untuk melindungi kepala dari debu ataupun bahaya
terjeratnya rambut pada mesin-mesin berputar. Dengan menggunakan hair cap, umumnya rambut akan
lebih rapi karena berada didalam hair cap tersebut.

Dalam menggunakan safety helmet juga harus memperhatikan ukuran agar sesuai dengan ukuran
kepala. Safety helmet yang terlalu besar atau terlalu kecil tidak akan sesuai untuk digunakan, meski
dalam hal keselamatan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Beberapa safety helmet juga
dilengkapi dengan beberapa aksesoris seperti slot untuk penutup telinga, kacamata pengaman,,
pelindung wajah dan lampu terpasang.
Pembersihan dan inspeksi secara berkala penting dilakukan untuk memastikan kondisi safety helmet
dalam kondisi baik Penyimpanan yang salah dapat mengakibatkan safety helmet mengalami
kerusakaan yang lebih cepat. Misalnya penyimpanan diarea yang bawah sinar matahari langsung.
Karena panas yang ekstrim dalam waktu yang lama dapat merusaknya.

Setiap safety helmet yang sesuai dengan persyaratan ANSI Z89.1-2014 harus ditandai dengan tepat
untuk memverifikasi kepatuhannya. Informasi harus ditandai di dalam safety helmet yaitu:

 Nama pabrikan atau tanda pengenal


 Tanggal produksi
 Legenda, “ANSI Z89.1-2014”
 Penunjukan Tipe dan Kelas

 Kisaran ukuran kepala perkiraan


Warna Helm Safety
Untuk warna helm safety sebenarnya tidak ada standar baku yang ditetapkan. Hal ini merupakan bentuk
improvement dari tempat kerja masing-masing. Namun pada umumnya yang digunakan adalah seperti
gambar dibawah ini:

ANSI membagi pelindung kepala ke dalam beberapa tipe dan kelas yang berbeda. Berikut tipe
dan kelas safety helmet yang dapat Anda jadikan panduan dalam memilih safety helmet yang
tepat sesuai lingkungan kerja:
Tipe
Tipe 1

Safety helmet dapat digunakan untuk mengurangi dampak bahaya dari arah atas, misalnya
jatuhan benda tajam dan/ atau berat dari atas.

Safety helmet tipe 1


Sumber: seton.com

Tipe 2

Safety helmet digunakan untuk mengurangi dampak bahaya dari arah atas sekaligus samping,
misalnya benturan benda tajam dari arah samping. Safety helmet tipe 2 ini dilengkapi lapisan busa
dengan kepadatan tinggi dan suspensi pada bagian dalamnya.

Safety helmet tipe 2


Sumber: coopersafety.com

Kelas
Menurut ANSI/ISEA Z89.1-2014 dan standar Kanada CSA Z94.1- 2015, safety
helmet digolongkan menjadi beberapa kelas, diantaranya:
Kelas E (Electrical)

Safety helmet kelas E digunakan untuk mengurangi risiko bahaya listrik dengan voltase tinggi
bertegangan 20.000 volt. Cocok digunakan untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
kelistrikan. Safety helmet ini hanya memberikan perlindungan pada area kepala saja, bukan untuk
melindungi tubuh pekerja dari bahaya listrik secara keseluruhan.

Kelas G (General)

Safety helmet kelas G digunakan untuk mengurangi risiko bahaya listrik dengan voltase tinggi
bertegangan 2.200 volt. Cocok digunakan untuk semua jenis pekerjaan dan pekerjaan yang
berhubungan dengan listrik bertegangan 2.200 volt. Sama halnya seperti kelas E, safety helmet ini
hanya memberikan perlindungan pada area kepala saja, bukan untuk melindungi tubuh pekerja
dari bahaya listrik secara keseluruhan.

Kelas C (Conductive)

Berbeda dari kelas E dan G, safety helmet kelas C tidak dapat digunakan untuk melindungi pekerja
dari bahaya kelistrikan. Safety helmet kelas ini memiliki ventilasi tambahan dan terbuat dari bahan
konduktif, seperti aluminium.

Bagaimana cara mengetahui tipe dan kelas pada safety helmet?


Hal ini penting untuk mengetahui bahwa semua safety helmet yang mematuhi standar ANSI/ISEA
umumnya memiliki label sertifikasi di bagian dalam shell (tempurung helm). Label ini
mengidentifikasi standar tipe dan kelas helm. Jika label safety helmet Anda hilang atau tidak
terbaca lagi, dianjurkan untuk mengganti safety helmet Anda sesegera mungkin.

Contoh label safety helmet


Sumber: coopersafety.com

Tips singkat memilih safety helmet yang tepat:

 Pilih safety helmet yang nyaman saat digunakan, misalnya suspensi dan bantalan di
dalam helm menawarkan kenyamanan maksimal
 Pilih safety helmet yang terbuat dari material kuat dan ringan, misalnya material komposit
atau plastik ABS
 Pilih safety helmet sesuai standar ANSI dan CSA. Anda bisa memilih tipe dan kelas safety
helmet sesuai tingkat dan jenis bahaya di area kerja Anda
 Pilih safety helmet yang memungkinkan penggunanya dapat menyesuaikan ukuran dan
posisi sesuai kenyamanannya sendiri. Misalnya tersedia fitur bantalan di sekitar dahi atau
gaya ratchet helm yang dapat diubah-ubah sesuai ukuran kepala pekerja.
 Pilih safety helmet yang kompatibel dengan aksesori alat pelindung diri lain, seperti
pelindung mata dan wajah atau pelindung telinga.

Semoga Bermanfaat. Salam safety!

Sumber: www.SafetySign.co.id

2. Safety Glass

ibuan orang mengalami kebutaan dari aktivitas pekerjaan yang mereka lakukan. Padahal hal ini dapat
dicegah dengan menggunakan alat pelindung mata atau kacamata safety. Kacamata safety berfungsi
untuk melindungi mata dari masuknya debu atau partikel-partikel yang dapat menyebabkan iritasi mata
atau risiko-risiko yang dapat terjadi pada mata.

Kejadian potensial pada mata/muka adalah masuknya debu, bubuk, dan asap. Hal ini umumnya
disebabkan akibat pekerjaan operasional seperti gerinda, pemahatan, pengamplasan, dan
penyemprotan. Bahan-bahan berbahaya juga dapat berbahaya jika terkena mata misalnya percikkan
bahan berbahaya. Aktivitas pengelasan, pemotongan logam dan bekerja yang memungkinkan anda
terekspos panas, silau, ultraviolet atau radiasi infra merah juga dapat menimbulkan gangguan pada
mata.

Ada beberapa cara yang dilakukan agar mata tidak banyak terekspose dengan bahan-bahan yang dapat
membahayakan mata, misalnya dengan pemasangan ventilasi atau pengaturan pencahayaan yang
baik. Selain itu, upaya-upaya pemasangan rambu-rambu dan penyedian tempat pencuci mata jika
sewaktu-waktu mata mengalami kontaminasi. Dari jenis bahaya yang berbeda-beda ini, maka kita
tidak dapat sembarangan menentukan penggunaan safety glosess.
From: CSA Standard Z94.3-07 (R2014) Selection, Use And Care Of Protective Eyewear, 2014.
Berikut ini merupakan jenis-jenis dari alat pelindung mata dan wajah/ kacamata safety:
Safety Spectacles dimaksudkan untuk melindungi mata pemakainya dari bahaya seperti fragmen
terbang, benda, dan partikel. Pekerja diwajibkan menggunakan kacamata keselamatan mata dengan
perisai sisi ketika ada bahaya dari benda terbang. Safety spectachles dengan perisai sisi digunakan
sebagai perlindungan utama untuk melindungi mata dari bahaya panas. Untuk melindungi memadai
mata dan wajah dari paparan suhu tinggi, gunakan kacamata keselamatan dalam kombinasi dengan
pelindung wajah panas-reflektif.

Safety Goggles memiliki jenis pelindung yang mengelilingi area mata dan memungkinkan melindungi
dari asap, uap, cairan dan kabut. Kacamata sesuai dengan wajah yang mengelilingi mata dan
membentuk segel pelindung di sekitar mata. Hal ini untuk mencegah obyek masuk di bawah atau di
sekitar kacamata. Safety goggles membentuk segel pelindung di sekitar mata, mencegah benda atau
cairan masuk di bawah atau di sekitar kacamata. Hal ini terutama penting ketika bekerja dengan atau
sekitar logam cair yang mungkin percikan.

Safety Goggles From Https://Www.Amazon.Com


Face Shields merupakan jenis perlindungan wajah penuh. Untuk menghindari terjadinya cipratan kilat
api. Ketika dipakai sendiri, wajah perisai tidak melindungi karyawan dari bahaya dampak. Gunakan
pelindung wajah dalam kombinasi dengan kacamata keselamatan atau kacamata untuk perlindungan
tambahan.

Face Shields From: Http://Www.Rockler.Com


Welding Helmet merupakan jenis APD yang melindungi kepada. Namun rupanya secara fisik, APD
ini digunakan untuk melindungi mata dan muka.

3. Pelindung Telinga

kebisingan adalah masalah umum yang ditemukan di banyak tempat kerja. Penelitian telah
menunjukkan bahwa tingkat kebisingan yang tinggi dapat merusak pendengaran Anda. Kehilangan
pendengaran Anda adalah proses bertahap, dan kurang terlihat dibandingkan dengan jenis luka di
tempat kerja lainnya. Namun, ini merupakan hambatan permanen bagi mereka yang terkena
dampaknya. Perlindungan pendengaran penting karena telinga Anda terdiri dari struktur yang sangat
halus. Kapan pun sebuah suara dihasilkan, udara mulai bergerak seperti gelombang suara.

 Suara dikumpulkan di telinga luar dan disalurkan ke gendang telinga.


 Saat gelombang suara menghantam gendang telinga, getaran bergetar dan mengirimkan suara ke
telinga tengah.
 Telinga tengah menguatkan getaran dan mengirimnya ke telinga bagian dalam. Getaran
merangsang sel-sel rambut di telinga dalam dan menciptakan impuls listrik.
 Dorongan ini bergerak ke otak sepanjang saraf pendengaran, menyebabkan sensasi suara.

Dua Jenis Gangguan Pendengaran


Kerusakan pada struktur telinga Anda yang halus dapat menyebabkan hilangnya kemampuan Anda
untuk mendengar. Ada dua jenis gangguan pendengaran yaitu Konduktif dan Sensori. Kehilangan
pendengaran konduktif disebabkan oleh kerusakan atau kerusakan telinga bagian luar dan tengah
telinga. Ini berakibat pada penurunan pendengaran Anda, namun Anda tetap bisa mengerti
ucapannya. Beberapa gangguan medis menyebabkan gangguan pendengaran konduktif. Gangguan ini
bisa diobati secara medis atau pembedahan. Kelainan ini adalah: Infeksi telinga tengah, Perforasi
gendang telinga, Fixasi rantai ossicular dan Otosklerosis.
Kehilangan pendengaran sensorik adalah gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kerusakan atau
kerusakan telinga bagian dalam, saraf pendengaran, atau otak. Itu membuat lebih sulit untuk memahami
pidato, tapi itu tidak mengakibatkan penurunan kenyaringan. Penyebab gangguan pendengaran
sensorik adalah: Keturunan, Kerusakan pada janin, penuaan, Kebisingan, Penyakit, Cedera dan Obat-
obatan. Kehilangan pendengaran sensorik TIDAK DAPAT dikoreksi secara medis atau pembedahan.
Itu permanen. Seperti yang dapat Anda lihat dari daftar di atas, gangguan pendengaran di tempat kerja
kemungkinan besar merupakan gangguan pendengaran sensorik.

Jenis Perlindungan Pendengaran


Banyak jenis perangkat perlindungan pendengaran yang tersedia. Jenis perangkat perlindungan
pendengaran yang populer adalah: Foam Earplugs, PVC Earplugs dan Earmuffs.

Masing-masing jenis perangkat perlindungan pendengaran memiliki kelebihan dan kekurangan.

Berikut untuk Foam and PVC Earplugs


Kelebihan dari “Foam and PVC Earplugs” adalah:
 Kecil & ringan;
 Nyaman di lingkungan yang panas; dan
 Mudah digunakan dengan peralatan keselamatan lainnya.
Kelemahan “Foam and PVC Earplugs” adalah:
 Bisa bekerja longgar dan membutuhkan penyempurnaan sesekali;
 Membutuhkan instruksi pemasangan yang spesifik; dan

 Sering kotor.
Earmuff adalah jenis perangkat perlindungan pendengaran lainnya.
Kelebihan dari earmuff adalah:
 Mudah bagi atasan Anda untuk mengawasi pemakaian perangkat ini;
 Satu ukuran cocok untuk semua; dan
 Cocok untuk jangka waktu yang lebih lama.
Kelemahan dari earmuff adalah:
 Mungkin pas di kepala Anda;
 Tidak nyaman di lingkungan yang hangat; dan
 Masalah terjadi bila digunakan dengan peralatan lain.
Anda harus memakai alat pelindung pendengaran setiap kali terkena kebisingan yang terdiri dari 85
desibel atau lebih besar selama 8 jam.

Cara Menggunakan Perlindungan Pendengaran


Untuk memasukkan “Foam Earplugs” dengan benar:
 Jangkau bagian belakang kepala Anda, dan tarik perlahan telinga Anda kembali dan ke atas.
 Gulung steker ke diameter kecil.
 Masukkan steker ke saluran telinga.

 Tahan steker pada tempatnya selama beberapa detik saat mengembang dan membentuk segel
bagus.
Untuk memasukkan “PVC Earplugs” dengan benar:
 Jangkau bagian belakang kepala Anda, dan tarik perlahan telinga Anda kembali dan ke atas.
 Mulailah memasukkan steker ke saluran telinga.
 Pasang steker ke saluran telinga dengan gerakan melingkar.
 Setelah dimasukkan, tunggu beberapa detik untuk memastikan steker terpasang dengan kencang
ke telinga Anda.
Saat menggunakan earmuffs:

 Pastikan penutup telinga pas di telinga Anda.


 Pertimbangkan untuk menggunakan penutup telinga jika Anda memakai kacamata, anting, atau
memiliki rambut wajah yang mencegah penutup telinga agar tidak membentuk segel yang baik
di sekitar telinga Anda.

Merawat Peralatan Perlindungan Pendengaran


Foam Earplugs
 Bila tidak menggunakan Foam Earplugs Anda, simpan di tempat yang bersih, sejuk, dan kering.
 Jika Foam Earplugs Anda menjadi kotor, robek atau kaku, buang dan minta atasan atau manajer
keamanan Anda untuk pasangan baru.
PVC Earplugs
 Bila tidak menggunakan penyumbat telinga PVC Anda, simpan di tempat yang bersih, sejuk dan
kering.
 Jika penyumbat telinga PVC Anda menjadi kotor, Anda bisa membersihkannya dengan larutan
sabun dan air ringan. Bilas, lalu keringkan dengan handuk lembut.
 Jika penyumbat telinga PVC Anda menjadi robek atau rapuh, buang dan minta atasan atau
manajer keamanan Anda untuk pasangan baru.
Earmuffs
 Bila tidak menggunakan penutup mulut Anda, simpan di tempat yang bersih, sejuk dan kering.

 Selalu periksa penutup mulut Anda untuk retakan di sekitar cangkir busa. Jika penutup mulut
Anda rusak, mintalah mereka segera diperbaiki atau minta supervisor atau manajer keamanan
Anda untuk pasangan baru.
Referensi : Hudak, Roberta. CDC. Hearing Protection Devices (HPD’s). Mining Hearing Loss
Prevention Workshop in June 21-22, 2005. Information on www.cdc.gov/niosh/mining

4. Safety Shoes

DEFINISI DAN FUNGSI SEPATU KESELAMATAN (SAFETY SHOES)


Secara definisi alat pelindung diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya di tempat kerja. Fungsi dari alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki dari
tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau
dingin, uap panas, terpajan suhu yang ekstrim, terkena bahan kimia berbahaya dan jasad renik,
tergelincir.
Masing-masing alas kaki melindungi dengan berbagai cara artinya masing-masing alas kaki memiliki
kemampuan yang berbeda-beda dalam melindungi kaki kita. Beberapa sepatu keselamatan (safety
shoes)mungkin dirancang agar bersifat elektrik untuk mencegah penumpukan listrik statis untuk
melindungi pekerja dari bahaya listrik di tempat kerja dan lain sebagainya.
LAKUKAN IDENTIFIKASI BAHAYA
OSHA (2014) mencontohkan situasi di mana seorang karyawan harus memakai pelindung kaki
meliputi:

 Bila benda berat seperti barel atau peralatan bisa berguling atau jatuh ke kaki karyawan;
 Bekerja dengan benda tajam seperti paku atau paku yang bisa menembus telapak kaki atau bagian
atas sepatu biasa;
 Paparan logam cair yang mungkin tercoreng pada kaki atau kaki;
 Bekerja pada atau di sekitar permukaan yang panas, basah atau licin; dan
 Bekerja saat ada bahaya listrik.
Dari kondisi tersebut, sebagai seorang ahli K3 yang perlu dilakukan adalah dengan Assessment terlebih
dahulu. Yaitu dengan melihat bagaimana sebenarnya isi dari Identifikasi bahaya yang telah
dilakukan. Dari proses HIRADC tersebutlah sebenarnya akan terlihat kebutuhan-kebutuhan tersebut
termasuk jenis sepatu keselamatan yang diperlukan.
PILIH SAFETY SHOES SESUAI BAHAYA DI AREA KERJA ANDA
Jenis-jenis safety shoes cukup banyak dan masing-masing sepatu keselamatan tersebut memiliki
kemampuan untuk melindungi kaki kita berbeda-beda pula. Ada sepatu yang tahan terhadap cairan
kimia. Sehingga sepatu ini sangat cocok jika anda sering kali berada di ruangan yang terdapat bahan
kimia. Namun akan berbeda lagi jika anda berada di area kerja yang ada banyak potensi tertimpa benda
berat. Secara umum pengelompokkan tersebut berdasarkan jenis bahaya yang dihadapi. Untuk
mudahnya anda bisa melihat melalui matrix simbol & persyaratan safety shoes dibawah ini.
Matrix Safety Shoes Berdasarkan ISO
Sepatu keselamatan yang baik bukanlah yang mahal namun sepatu keselamatan yang sesuai dengan jenis
bahaya/ sifat pekerjaan di area kerja yang dihadapi.
Secara umum yang perlu anda pertimbangkan adalah

 Jenis pekerjaan
 Ukuran sepatu
 Jenis kelamin pemakai
 Merk Sepatu (tergantung selera)
 Harga (Sesuai dengan budget)
Umumnya cara penulisan pada box sepatu keselamatan adalah sebagai berikut:

STANDAR-STANDAR YANG BERKAITAN DENGAN SAFETY SHOES


Untuk di Eropa atau Amerika sendiri ada beberapa standar yang berkaitan dengan sepatu keselamatan
dan nampaknya sudah banyak jadi rujukan secara internasional:

 DIR 89/686/CEE Directive of the European Council regarding Standardization of national laws
 EN ISO 20344:2011 PPE Personal Protection Equipment – Footwear test Methods
 EN ISO 20345:2011 Personal Protection Equipment – Safety Footwear
 EN ISO 20346:2007 Personal Protection Equipment – Protective Footwear
 EN ISO 20347:2012 Personal Protection Equipment –Occupational Footwear
 EN 13287:2012 Requirements and test methods for slip resistance
 CEI EN 61340-5-1 Protection of electronic devices against electrostatic phenomena – ESD
 ANSI Z41-1991 (American National Standard for Personal Protection-Protective Footwear)

Sementara itu, untuk di Indonesia melalui Ketentuan Menteri Perindustrian nomor 164/M-
IND/PER/12/2009 mewajibkan untuk sesuai dengan syarat SNI 0111:2009 dan SNI 7079:2009.

Anda mungkin juga menyukai