Anda di halaman 1dari 20

Resume Buku Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB 1 SEJARAH K3

A. Pengertian K3
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik,mental maupun
emosional terhadap pekerja,perusahaan,masyarakat dan lingkungan.
B. Fungsi keslamatan dan kesehatan kerja (K3)
1. Fungsi dari kesehatan
 Identifikasi dan melakukan penilaian terhadap resiko dari bahaya kesehatan ditempt
kerja
 Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktek kerja
termasuk desain tempat kerja.
 Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang kesehatan kerja dan
APD
 Melaksanakan surveilan terhadap kesehatan kerja
 Terlibat dalam pross rehabilitasi
 Mengelolah P3K dan tiridakan darurat
2. Fungsi dari keselamatan
 Antisipasi, identifikasi dan evaluasi kondisi dan praktek berbahaya
 Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program
 Terapkan, dokumentasikan dan informasikan rekan lainnya dalam hal pengendalian
bahaya dan program pengendalian bahaya
3. Peran kesehatan dan keselamatan dalam ilmu K3
berkontribusi dalam upaya perlindungan kesehatan para pekerja dengan upaya
promosi kesehatan, pemantauan dan survailan kesehatan serta upaya peningkatan daya
tubuh dan kebugaran pekerja. Sementara peran keselamatan adalah menciptakan
system kerja yang aman atau yang mempunyai potensi resiko yang rendah terhadap
terjadinya kecelakaan dan menjaga aset perusahaan dari kemungkinan loss.
C. Organisasi K3
Berdasarkan paal 8,9,11,dan 14 Undang – Undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan
dan kesehatan kerja pengurus bertanggung jawab untuk :
1. Memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja
yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat - sifat pekerjaan
yang diberikan padanya.
2. Memeriksa semua tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya secara berkala pada
Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur
3. Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
 Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat
kerjanya
 Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam semua
tempat kerjanya
 Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan
 Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya
4. Bertanggung jawab dalam pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan
pertama dalam kecelakaan.
5. Melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada
pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
6. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat
keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang. undang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-
termpat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau
ahli kesehatan kerja
D. Undang – Undang yang Mengatur K3
1. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
4. Menurut pasal 12 UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
kewajiban dan hak tenaga kerja adalah sebagai berikut :
 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau
ahli keselamatan kerja
 Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan
 Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan yang
diwajibkan
 Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
kesehatan yang diwajibkan
 Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di, mana syarat kesel amatan dan
kesehatan kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.
E. Penerapan K3 di Industri Manufaktur
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah solusi yang
tidak bisa ditawar lagi bagi perusahaan manufaktur. Acuan yang telah terbukti efektif di
dunia untuk Sistem Manajerien K3 ' adalah OHSAS 18001.

OHSAS 18001(2007) adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen


Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
 Sasaran Pengguna OHSA 18001
Standar tersebut dapat diterapkan pada setiap organisasi yang berkemauan untuk
menghapuskan atau meminimalkan resiko bagi karyawan dan pemegang
kepentingan lainnya yang berhubungan langsung dengan resiko K3 menyertai
aktifitas-aktifitas yang ada.
Organisasi yang mengimplementasikan OHSAS 18001 memiliki struktur manajemen
yang terorganisir dengan wewenang dan tanggung-jawab yang tegas, sasaran
perbaikan yang jelas, hasil pencapaian yang dapat diukur dan pendekatan yang
terstruktur untuk penilaian resiko. Demikian pula, pengawasan terhadap kegagalan
manajemen, pelaksanaan audit kinerja dan melakukan tinjauan ulang kebijakan dan
sasaran K3
 Manfaat Penggunaan OHSAS 18001
a. Kepuasan pelanggan melalui pengiriman produk yang secara konsisten
memenuhi persyaratan pelanggan disertai “perlindungan terhadap kesehatan
dan properti para pelanggan
b. Mengurangi ongkos-ongkos operasional dengan mengurangi kehilangan waktu
kerja karena kecelakaan dan penurunan kesehatan dan pengurangan ongkos-
ongkos berkenaan dengan .biaya dan kompensasihukum .
c. Meningkatkan hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
perlindungan pada kesehatan dan properti karyawan, para pelanggan dan
rekanan
d. Persyaratan kepatuhan hukum dengan pemahaman bagaimana persyaratan
suatu peraturan dan perundang-undangan tersebut mempunyai pengaruh
tertentu pada suatu organisasi dan para pelanggan Anda
e. Peningkatan terhadap pengendalian manajemen resiko melalui pengenalan
secara jelas pada kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penerapan pada
pengendalian dan pengukuran
 Penerapan OHSAS 18001 di Industri Manufaktur
Proses implementasi OHSAS 18001 pada industri manufaktur harus menggunakan
pendekatan yang menitik beratan pada proses-proses industri manufaktur yang
memiliki risiko terjadinya keselamatan kerja.
Berikut ini sekilas langkah penerapan OHSAS 18001 pada industri manufaktur:
1. Intrepretasi Wausal pada proses kerja perusahaan.
2. Penyusunan sistem dan dokumen OHSAS 18001
Beberapa prosedur khas OHSAS yang harus dibuat antara lain prosedur tanggap
darurat, prosedur identifikasi . bahaya dan evaluasi, ataupun prosedur
pengendalian operasional. Sementara untuk prosedur sistem pada dasarnya,
hampir sama dengan ISO 9001.
3. mengimplementasikan sistem tersebut
Akan tetapi, yang harus diperhatikan dalam implementasi OHSAS 18001 di
industri manufaktur, ada beberapa perlengkapan K3 yang juga harus disiapkan
seperti APD di proses produksi, penerimaan raw ,material, maupun gudang,
tabung pemadam kebakaran di beberapa tempat yang critical, serta alat-alat
komunikasi yang mengindikasikan risiko. Agar proses implementasi berjalan
dengan efektif. Selain itu, dalam proses implementasi, perusahaan juga perlu
mengkomunikasikan aturan-aturan K3 tidak hanya kepada karyawannya, tetapi
juga kepada para supliernya.
Implementasi OHSAS tanpa dukungan komitmen penuh dari top manajemen
tidak akan berhasil. Dengan mengimplementasi sesuai saran . konsultan OHSAS
kami, serta dukungan penuh dari top manajemen perusahaan, maka langkah
terakhir sebelum sertifikasi adalah menilai kesiapan serta efektivitas
implementasi tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan pendekatan audit internal.
Hasil audit dibahas dalam rapat tinjauan manajemen guna dapat diambil
langkah-langkah perbaikkan. Apabila seluruh proses telah dijalankan, maka
perusahaan dapat melanjutkan ke “tahap sertifikasi oleh badan sertifikasi
independen untuk memperolehm sertifikat pengakuan implementasi OHSAS
18001. Dengan telah diperolehnya sertifikasi OHSAS 18001, maka industri
manufaktur tersebut baru memasuki tahap awal (tahap taat " azas/.compliance)
pemenuhan manajemen K3. Hasil implementasi tersebut. perlu dilakukan
evaluasi guna dapat senantiasa meningkatkan perbaikan terhadap sistem
manajemen K3 yang telah diterapkan perusahaan.

BAB 2 BAHAYA FISIK

A. Pendahuluan
Kondisi fisik lingkungan tempat kerja dimana para pekerja beraktifitas sehari-hari
mengandung banyak bahaya, langsung maupun tidak langsung bagi keselamatan dan
kesehatan pekerja . Bahaya-bahaya tersebut dapat diklasifikasikan sebagai bahaya getaran,
kimia, radiasi, thermal, pencahayaan, dan kebisingan . Resiko bahaya yang dihadapi tenaga
kerja adalah bahaya kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja yang diakibatkan karena
kombinasi dari berbagai faktor seperti tenaga kerja, peralatan kerja, dan lingkungan kerja.
B. Bahaya Fisik
Bahaya ini seperti ruangan yang terlalu panas, terlalu dingin, bising kurang penerangan,
getaran yang berlebihan radiasi dan sebagainya .
 Bila panas lingkungan berlebihan suhu tubuh akan meningkat yang menimbulkan
gangguan kesehatan
 keadaaan yang terlalu dingin juga akan menyebabkan karyawan sering sakit
sehingga akan menurunkan daya tahah tubuhnya.
 Kebisingan mengganggu kosentrasi, komunikasi dan kemampuan berfikir
 Pencahayaan yang kurang memadai atau menyilaukan akan melelahkan mata,
kelelahan mata akan menimbulkan rasa kantuk dan hal ini berbahaya bila karyawan
mengoperasikan mesin-mesin berbahaya sehingga dapat menyebabkan kecelakaan
 Getaran yang berlebihan menyebabkan berbagai penyakit pada pembuluh darah
syaraf sendi dan tulang punggung radiasi panas akan menyebabkan suhu tubuh
meningkat .selain itu terdapat berbagai radiasi seperti radiasi dari bahan radioaktif,
radiasi sinar dan radiasi gelombang mikro yang dapat menimbulkan berbagai
penyakit pada pekerja.

BAB 3 POTENSI BAHAYA DI TEMPAT KERJA

A. Pendahuluan
Faktor biologi tempat kerja adalah faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas
manusia.seperti, infeksi akut dan kronis,parasit,jamur,dan bakteri. faktor biologi tersebut
belum ada peraturan pelaksanaan.
B. Bahaya Biologi Akibat Bakteri,Virus,dan Parasit
1. Bakteri
Bakteri adalah organisme yang bersel tunggal berdiameter 1-2 mikron.beberapa
bakteri menyebabkan penyekit seperti : Tuberkulosis paru,Anthrax kulit an
paru,Brucellosis,sakit kepala,Astragia endokarditis,dll
2. Virus
Merupakan partikel hidup yang paing kecil yang berdiameter antara 0,025-0,25
mikron.merupakan parasit yang menginfeksi manusia,hewan,dan
tumbuhan .seperti,influenza,Flu burung,Demam Berdarah,HIV/AIDS.
3. Parasit
Beberapa macam parasit: Protozoa,dan cacing banyak ditemukan ditempat kerja
seperti : Malaria pada tenaga kerja kehutanan,cacing tibang pada tenaga kerja
pertanian

Cara pencegahan/penanggulangan bahaya biologi:

 Mengenal bahaya-bahaya biologi ditempat kerja


 Menghindari kontak langsung dengan sumber
 Melakukan tindakn aseptik yang benar
 Menjaga kebersihan diri
 Pemeriksaan kesehatan pada pekerja
Pemeriksaan awal : medis,fisik,rotgen foto,uji serologis,mikrobiologis

Pengendalian lingkungan

 Mengurangi hewan resevoir/serangga Vektor


 Penyemprotan insektisida
 Pelihara ikan
 Pengendalian rodensia
 Imunisasi hewan
 Pengendalian/pembasmian hewan import
 Ventilasi keluar untuk debu :antrax,ornitosis

Perlindungan pada pekerja

 Pendidikan kesehatan tentang penyakit


 Higiene perseorangan
 APD
 Penanganan binatang dan produksinya
 Hindari air tercemar
 Hindari munum susu tidak dimasak
 Hindari dari gigitan serangga
C. Bahaya Kimia Akibat Bahan Kimia
Bahaya kimia adalah bahaya yang disebabkan dari hasil selama produksi.bahan ini
terhambur ke lingkungan dikarenakan cara kerja yang salah,kerusakan/kebocoran dan
peralatan /instalasi yang digunakan dalamproses kerja.
1. Bahan kimia ditempat kerja
1. Bahan kimia oksidator
Bahan ini bersifat eksplosif karena sangat reaktif dan tidak stabil,mampu
menghasilkan oksigen dalam reaksi atau penguraiannya sehingg adapat
menimbulkan kebakaran selain ledakan.
2. Bahan reaktif terhadap air
Bahan/zat ini dapat bereaksi secara eksotermik (mengeluarkan panas)yang
besar atau mengeluarkan gas yang mudah terbakar.
3. Gas bertekanan
Gas ini banyak digunakan dalam industri maupun laboratorium.bahaya dari
gas tersebut adalah karena tekanan tinggi dan juga efek yang mungkin
bersifat racun,aspiksisan,korosif,dan mudah terbakar.
D. Pengaruh Akibat Bahan Kimia
Dapat mempengaruhi tubuh tenaga kerja melalui pernafasan,mulut ke saluran
pencernaan,melalu kulit
Potensi bahaya kimia
1. Korosi = menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat dimana terjadi kontak.
2. Iritasi =menyebabkan peradangan pada permukaan ditempat kontak.
3. Reaksi alergi=bahan kimia alergen/sensitizers dapat menyebabkan reaksi alergi pada
kulit/organ pernafasan.
4. Afiksiasi =inert gas yang mengencerkan atmosfer yang dapat mencegah transport
oksigen dan oksigenasi normal pada darah atau mencegah oksigenasi normal pada kulit
5. Kanker
6. Efek reproduksi
7. Racun sistemik

BAB 4 RESIKO FAKTOR PSIKOLOGI

A. Faktor – Faktor Penyebab Stres Kerja


Terdapat dua faktor penyebab atau sumber munculnya stres atau stres kerja,yaitu:
1. faktor lingkungan kerja
Faktor lingkungan kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen kantor maupun
hubungan sorial di lingkungan pekerjaan
2. faktor personal.
faktor personal bisa berupa tipe kepribadian, peristiwa/pengalaman pribadi maupun
kondisi sosial-ekonomi keluarga di mana pribadi berada dan mengembangkan diri.
Secara umum dikelompokkan sebagai berikut.
 Tidak adanya dukungan sosial
 Tidak adanya kesempatan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan dikantor
 Pelecehan seksual
 Kondisi lingkungan kerja
 Manajemen yang tidak sehat
 Peristiwa/pengalaman pribadi
 perpindahan tempat tinggal
B. Management Stres dan Perbaikan Kinerja
Teknik management stress yaitu signal breath,mendengarkan musik untuk
berelaksasi,visualisasi,streching.
C. Perbaikan Kinerja
Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada
pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan
dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak
positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional, mengemukakan pendapatnya bahwa
individu yang memiliki kinerja yang tinggi memiliki beberapa karakteristik, yaitu diantaranya:
(a) Berorientasi pada prestasi, (b) Memiliki percaya diri, (c) Berperngendalian diri, (d)
Kompetensi.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja


Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
1. Kemampuan mereka
2. Motivasi
3. Dukungan yang diterima
4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan
5. Hubungan mereka dengan Organisasi.

E. Penilaian Kinerja
penilaian kinerja dipakai untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu karyawan yang
nantinya hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai dasar pemberian kompensasi,staffing
decision,dan sebagai dasar mengevaluasi sistem seleksi.

BAB 5 KECELAKAAN KERJA

A. Pengertian dan Teori Kecelakaan Kerja


Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan yang berhubung dengan hubungan kerja pada
perusahaan atau perkantoran .Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan dapat
terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan .

Maka dalam hal ini terdapat dua permasalahan penting yaitu: Kecelakaan kerja akibat
langsung pekerjaan, atau Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan

Terdapat tiga kelompok kecelakaan:


1. Kecelakaan akibat kerja diperusahaan dan perkantoran
2. Kecelakaan lalu-lintas
3. Kecelakaan dirumah

B. Analisa Sebab dan Akibat Kecelakaan


menurut Suma'mur (1981), 80-85 H kecelakaan disebabkan Oleh kelalaian (unsafe human
acts) dan kesalahan manusia (human error):.Kecelakaan dan kesalahan manusia tersebut
meliputi faktor usia, jenis kelamin, pengalaman kerja dan pendidikan. Kesalahan akan
meningkat ketika pekerja mengalami stress pada beban pekerjaan yang tidak norma) atau
ketika kapasitas kerja menurun akibat kelelahan. ,

Ada tiga penyebab utama kecelakaan kerja yaitu :


1. Peralatan kerja dan perlengkapannya
2. Tidak tersedianya alat pengaman dan pelindung bagi tenaga kerja
3. Keadaan tempat kerja yang tidak memenuhi syarat
4. Kurangnya pengetahuan pekerja dan pengalaman tentang cara kerja dan
keselamatan kerja.

C. Sebab- Sebab Kecelakaan Kerja


1. Faktor manusia
a. Umur
b. Tingkat pendidikan
c. Pengalaman kerja
2. Faktor pekerjaan
a. Giliran kerja(shift)
b. Jenis(unit)pekerjaan
3. Faktor lingkungan
a. Lingkungan fisik
b. Lingkungan kimia
c. Lingkungan biologi
D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja
1. Faktor manusia meliputi aturan kerja,kemampuan pekerja,disiplin kerja,perbuatan –
perbuatan yang mendatangkan kecelakaan .ketidak cocokan fisik dan mental.
2. Faktor mekanik dan lingkungan,letak mesin,tidak dilengkapi dengan alat
pelindung ,alat pelindung tidak pakai,alat-alat kerja yang telah rusak.
E. Kecelakaan Kerja Karena Faktor Manusia
 Ketidak seimbangan kemampuan psikologis dan fisik pekerja
 Kurang pengetahuan
 Salah pengertian terhadap suatu perintah
 Stres mental
 Stres fisik
 Motivasi menurun
F. Akibat/ Dampak Kecelakaan Kerja
 Kerugian bagi instansi,Kerugian bagi korban,Kerugian bagi masyarakat dan negara

Menurut suma’mur P,K. Kecelakaan kerja menyebabkan 5 jenis kerugian (K3) yaitu :
kerusakan,kekacauan organisasi,kelelahan dan kesedihan,kelainan dan cacat,kematian.

G. Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan Kerja


bersikap mawas diri terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan.bekerjalah dengan
serius,cepat,teliti,dan tekun tanpa melupakan keselamatan kerja.jangan berbuat sesuatu
yang bisa menyebabkan kecelakaan kerja.istirahatlah jika anda sudah merasa bosan
/lelah.hindarilah bercanda pada waktu bekerja.
Pencegahan kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan :
1. Pengamatan resiko bahaya ditempat kerja
2. Pelaksanaan SOP secara benar di tempat kerja
3. Pengendalian faktor kerja di tempat kerja
4. Peningkatan pengetahuan tenaga kerja terhadap keselamatan kerja
5. Pemasangan peringatan bahaya kecelakaan di tempat kerja

Sarana untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi di tempat kerja

1. Penyediaan P3K
2. Penyediaan peralatan dan perlengkapan tanggap darurat
3. Bentuk aktivitas

H. Analisis Kecelakaan Kerja


hal yang perlu dianalisis adalah setiap kecelakaan yang terjadi (termasuk yang tidak
membawa kerugian) , setiap kecelakaan yang membawa kerugian keadaan hampir
celaka(incident) dan keadaan near miss(hampir celaka)

BAB 6 BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

A. Pengertian Limbah dan Limbah B3


Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik(rumah tangga)
Libah B3 adalah sisa suatu usaha dan kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan
beracun yang sifat/konsentrasinya,dan jumlah yang secara langsung maupun tidak dapat
mencemari lingkungan hidup makhluk hidup.
B. Kategori, Jenis dan Sifat B3
Berdasarkan sumernya limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi: Primary sludge,Chemical
sludge,Excess activated sludge,Digested sludge

Limbah B3 dikarakteristikkan berdasarkan beberapa parameter yaitu total solids


residue(TSR),kandungan fixed residue (FR),kansungan volatile solids(VR),kadar air,volume
padatan,serta karakter /sifat B3.

Karakteristik B3

Secara konvesional terdapat 7 kelas bahan berbahaya yaitu flammable,materi yang spontan
terbakar, explosive, oxidizer , corrosive, toxic, radioactive.

C. Pengelolaan dan Penanggulangan Bahaya B3


Pengolahan dilakukan secara on site
1. Jenis dan karakteristik limbah padat yang harus diketahui
2. Jumlah limbah padat yang dihasilkan harus cukup memadai
3. Pengolahan on site memerlukan tenaga tetap
4. Pengaturan yang berlaku dan yang akan datang perlu di antisipasi

Pengolahan limbah B3 harusmemenuhi persyaratan :

1. Lokasi pengolahan
2. Fasilitas pengolahan
3. Hasil pengolahan limbah B3
D. Teknologi Pengolahan
1. Chemical conditioning
2. Treatment,stabilization,and conditioning
3. De-watering and drying
4. Disposa
5. Solidification/stabilization
6. incineration
E. Pembuangan Limbah B3 (Disposal)
Sebagian dari limbah B3 yang telah diolah/tidak dapat diolah dengan teknologi yang tersedia
harus berakhir pada pembuangan (disposa)

BAB 7 PENCEGAHAN DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

A. Pencegahan Kebakaran
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api yang tidak
terkendali dan dapat mengancam keselamatan jiwa maupun harta benda.Berdasarkan
Pengertian tersebut maka pencegahan bahaya kebakaran berarti segala usaha yang
dilakukan agar tidak terjadi penyala api yang tidak terkendali.
B. Klasifikasi Kebakaran
1. Klasifikasi sebelum tahun 1970
2. Klasifikasi sesudah tahun 1970
3. Klasifikasi menurut NFPA(USA)
4. Klasifikasi menurut US Coast Guard (USA)
5. Klasifikasi kebakaran di Indonesia
C. Fasilitas Penunjang dalam Penanggulanagn dan Pencegahan Kebakaran
Keberhasilan pemadaman kebakaran juga ditentukan oleh keberadaan fasilitas penunjang
yang memadai,antara lain:
1. Sistem deteksi asap dan kebakaran
 Alat deteksi nyala api
 Alat deteksi asap
 Alat deteksi panas
2. Alarm kebakaran otomatis
3. Jalan petugas
D. Pencegahan Kebakaran
1. Pengendalian bahan terbakar
2. Pengendalian titik nyala

BAB 8 PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAN

A. Pengertian P3K.
P3K (first Aid) adalah upaya pertolangan dan perawatan terhadap korban kecelakan
sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter.
P3K dimaksudkan memberikan perawatan darurat kepda korban.

PK3 di berikan untuk


a. menyelamatkan nyawa korban
b. meringankan penderitan koban
c. mencegah cidera/penyakit menjadi lebih parah.
d. Mempertahankan daya tahan korban
e. Mencari pertplongan lebih lanjut
B. Peraturan perundang undang
a. Pasar 3: syarat syarat keselamatan kerja untuk memberikan P3k
b. Pasal 9 ayat (3) : Kewajiban membina tenaga kerja dalam pemberian P3K
 Permennkertrans no.per.03/Men/1982
a. Pasal 2: tugas pokok PKK:
b. Pelaksaaan P3K
c. Pendidikan petugas P3K
 Undang undang no. 3 tahun 1969
a. Pasal 19: setiap badan, lembanga atau dinans pemberih jasa, atau bagiannya
yang tunduk kepada konvensi ini, deengan memperhatikan besarnya dan
kemungkinan bahaya harus:
 Menyediakan apotik atau pos P3K sendiri atau
 Memelihara apotek atau pos P3K Bersama sama dengan badan, lembanga atau
kantor pemberi jasa atau bagiannya
 Mempunyai satu atau lebih lemari, kotak atau perlengkapan P3K
 Peraturan khusus AA
a. Dragbar/Bale bale
b. Peti P3K/peti khusus dokter
c. Petugas P3K yang sudah di latih
C. Prinsip penolong P3K
 Bersikaplah tenang,jangan panik. Anda di harapkan menjadi penolong bukan
pembunuh atau menjadi korban selanjutnya ( di tolong)
 Gunakan Mata dengan jeli,setaja mata elang,kuatkanlah hati/tega
melakukan Tindakan yang menbuat korban menjerit kesakitan sementara
demi keseelamatannya lakukan gerakan dengan tangkas dan tepat tanpa
menambah kerusakan.


Perhatikan keadaaan penderita apakah pinsan, ada perdarahan dan luka,
patah tulang, merasa sangat kesakitan.
D. Pemberian pertolongan

 Menilai sutiasi :
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang lain
 Mengamankan tempat kejadiaan
a. Memperhatikan tempat kecelakan
 Memberi pertolongan
a. Bila ada tanda berhenti nafas dan jantung berikanlah resuritasi jantung paru
E. Gangguan umum
a) Gangguan pernafasan
b) Gangguuan kesadaran
c) Gangguan peredaran darah
F. Petugas P3K
G. Jumlah dan jenis kotak P3K

H. Rekomendasi isi minimun kotakP3K bentuk 1.

I. Rekomendasi isi minimun kotakP3K bentuk II

J. Pelaksanaan P3K di tempat kerja


1. Fasilitas
 Kotak P3K
 Isi kotak P3K
 Buku pedoman
 Ruang P3K
 Perlengkapan P3K

2. Personil
 Penanggung jawab
 Petugas P3K : sertifikat pelatihan

Kecelakan pada Maasa Pendarahan shock, Terbakar,tersengat listrik dan keracunan bahan kiamai

1. Kecelakan pada Maasa Pendarahan


 Pendarahan hidung
 Pendarahan karena luka
2. Shock gangguan yang di sebabkan oleh jumblaha daarah yang beredar di dalam pembuluh
darah yang sangat sedikit.

 Gejalah gejalah
 Kesadaran menurun menurun
 Muka pucat dan berkeringat dingim
 Sangat gelisah
 Bibir kering dan merasa sangat haus
 Pernapasan tidak teratur
 Nadi cepat dan suka diraba
Pertolongan bawalah ke rumah sakit terdekat

3. Terbakar
Kebakaran adalah kejadian yang palinhg sering terjadi

 Kontak dengan cairan cairn panas seperti air panas/minyak panas


 Kontak dengan benda yang panask : seterika dll
 Kontak dengan api seperti saat pembakaran
4. Tersengat listrik
Tingkat kerusakan luka yang di sebabkan oleh a;liran listrik tergantunmg pada factor berikut
 Jangka waktu kontak denga listrik
 Kekuatan listrik itu sendiri
 Tingkat kelembapan kuliat
 Jalan yang di lalui listrik dalam melintasi tubuh kita

Pertolongan pertama pada kecelakaan aliran listrik


Menjauh dari korban
 Berdiri di suatu alas yang kering ( selimut, matraks)
 Lilitkan sesuatu yang kering pada tanggan( kain atau baju)

5. Keracuanan bahan kimia


Secara fisiologi Proses masuknya bahan beracun ke tubuh manusia atau mahkhuk hidup
yaitu Inhalasi (pernafasan), (2) tertelan (3) melalui kulit

Mengatasi keracunan
 Bila bahan kimia terhirup maka bahwalah korban ke tempat yang udarahnya sejuk
 Bila bahan kimia masuk ke mata cuci bersih dengan air mengalir
 Minimumkan korban aktif untuk menurukan konsentrasi zat kimia dengan cara
adsorpsi.
 Meminumukan air untuk pengenceran
 Segera bawake klinik/dokter.

BAB 9 PENYAKIT AKIBAT KERJA

A. Pengertian penyakit akibat kerja


Penyakit akibagt kerja adalah penyakit yang specific atau asosiaasi yang kuat dengan
perkerjaaan pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab.

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan
proses maupun lingkungan kerja.

WHO membedahkan empat penyakit akibat kerja:


1. Penyakit yang hanya di sebabkan oleh perkerjaan misalnya pneumoconiosis.
2. Penyakit yang salah satu penyebab adlah pekerjaan misalnya karsinoma
3. Penyakit denagn pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara factor factor
lainnya
4. penyakitb di mana pekerjaan memperberatkan suatu kondisiyang sudah ada
sebelumnya ( Asma)

B. Penyakitt akibat kerja


Golongan fisik ,Golongan kimiawi,Golonhgan biologic,Golongan fisiologikgolongan
psiskososial
C. Pencegahan penyakit akibat Kerja
 Pakailah alat pelindung diri secara teratur
 Kenali resiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut
 Segera akses tempat kmesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan
D. Penanggulangan penyakit akibat kerja
Untuk dapat menanggulangipenyakit akibat kerja pendekatan tsb dapat di susun 7 langkah
a. Tentukan diagnosis klinik
b. Tengtukan perjalanan yang di alami oleh tenaga kerja selama ini
c. Tentukan apakah perjalanan tsb dapat menyebabkan penyakit
d. Tentukan apakah jumlah pejanan yang di alami cukup besar atau dapat mengakibatkan
penyakkit
e. tentukan apakah mungkin ada factor lain yang dapat mempegaruhi
f. cari adanya kemungkinan lain yang dapat menyebabkan penyakit
g. buat keputusan apakah penyakit tesebut di sebatkan oleh perkerjaannya.

BAB 10 SMK3(Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

A. Sejarah SMK3
Sistem manejemen keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) secara normatif sebagaimana
terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, adalah bagian dari system menejemen keseluruan
yang meliputih struktur organisasi,perencaanan, tanggung jawabpelaksanaan,prosedur,
proses dan sumber daya yang di butuhkan .

Selain itu ada penerapan SMK3


1) Mengurangi jam pekerja yang hilang akibat kecelakan kerja.
2) Menghindari kurugian material dan jiwa akibat kecelakan kerja
3) Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karen tenaga kerja merasa aman dalam
bekerja
4) Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
5) Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahan.

Sebagai mana terdapat pada lampiran 1 PERMENAKES NO:PER 05/MEN/1996 sebagai


berikut
1. Komitmen dan kebijakan
 Kepemimpinan dan komitmen,Tinjauan awal k3,Kebijakan k3
2. Perencanaan
 Perencanaan indetifikasi bahaya, penilaian dan pegendalian resiko,Tujuan dan
sasaraan,Indicator kinerja,Perencanaan awal dan perecanaan kegiatan yang
sedenag berlangsung
3. Penerapan
a) Jaminan kemampuan SDM saran dan dana
 Intergrasi ,Tanggung jawab dan tanggung gugat,Konsultasi motivasi dan
kesadaran,Pelatihan dan kompetensi
b) Jaminan kemampuan SDM saran dan dana
 Komunikasi ,pendokumentasi,Pelaporan,Pengendalian dokumen,Pencatatan dan
menejemen informasi
c) Indentifikasi sumber bahaya, pernilaian dan pengendalian resiklo
 Identifikasi sumber bahaya,Pernilaian resiko,Tindakan
pengendalian,Peranacangan dan rekayasa.
4. Pengukura dan evaluasi
 Inspeksi dan pengujian,AuditSMK3,Tindakan perbaikan pengelolaaan
5. Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak menejemen
Kekurangan yang paling dasr adalah peraturang pendukung mengenai k3 yang masuk
terbatas di bandingkan dengan organisasi nasioanal.
6. Model penerapan system manejemen K3.
Din utamaka dua model
1. Rational organatioan theory menekan pada pendekatan top-down
2. Socio-tercnical system theory.melakukan pendekatan dengan investasi organisasi

B. Penerapam SMK3

1. Langkah Langkah penerapan SMK3/OSHAs180001

1. Tahap persiapan
 Komitmen menejemen puncak
 Menentukan ruang lingkup
 Menetapkan cara penerapan
 Membentuk kelompok penerapan
 Menetapkan sumber daya yang di perluhkan
2. Tahap pengembangan dan penerapan
a) Langkah 1. menyatakan komitmen
Pernyataan klomitmen dan penerapan kebijakan untuk menerapkan sebuah
system manejemen K3 dalam organisasi harus di lakukan menejemen puncak.
b) Langkah 2. Dalam merapkan SMK3 perusahan dapat menggunakan jasa
konsultan dengan mempertimbangkan
o Konsultan yang baik atau memiliki pengalaman yang banyak
o Konsultan yang independent
o Konsultan yang jelas memiliki waktu yang cukup.

Sebenarnya perusahan jugab dapat menerpatkan system menejemen K3 tanpa


menggunakan jasa kunsultan, jika organisasi atau perusahan memiliki personal yang cukup mampu
untuk mengorganinasikan dan mengarahkan orang.

c) Langkah 3 membentuk kelompok kerja penerapan


Menjadi penghubung antara menejemen dan unti kerja
Tanggung jawab dan tugas anggota kelompok kerja.

d) Langkah 4 menetapkan sumber daya yang di perluhkan Sumberdaya di sini mencangkup


orang atau personel, perlengkapan waktu dan dana. Orang yang di maksud adalah
beberapa orang yang diangkat secra resmi di luaar tugas tugas pokok dan terlibat penuh
dlam proses.
Perlengkapan adalah kemungkinan menyiapkan ruangan tambahan untuk menyiapkan
dokumen atau computer.
Waktu mengelolah dan menyiapkan data

e) Langkah 5 Kegiatan penyuluhan


Penerapan system menejemen K3 adalah kegiatan dari dan untuk kebutuhan personal
perusahan.
o Kegiatan harus di adakan untuk mencapai tujuan
Membanguan komitmen menyeluruh mulai dari direeksi,maneger, staaf dan
seluruh jajaran dalam perusahan.
o Kegiatan penyuluhan ini dapat dilakukan denagn beberapa cara, misalnya
dengan pernyataan komitmen manajemen,ceramah,surat edaran dan
pembagian buku bukiu terkait dengan sistem menejemen k3.
f) Langkah 6. Peninjauan system.Kelompok kerja penerapan yang telah di bentuk
kemudian melalui bekerja untuk meninjau system yang sedang berlangsung dan
kemudian di bandingkan dengan persyaratan yang ada dalam sitem menejemen K3.
g) Langkah 7. Penyususnan jadwal kegiatan
o Ruang lingkup perkerjaan
o Kemampuan wakil menejemen dan kelompok penerepan
o Keberaadan proyek
h) Langkah 8. Pengembangan system menejemen K3 mencakup dekomentasi , pembagian
kelompok, penyusun bagan air, penusilan manual menejemen K3, prosedur, dan
instruksi kerja.
i) Langkah 9. Penerapan sistem.
j) Langkah 10. Proses sertifikasi

2.Kebijakan SMK3
Referensi hukum.

 UU ketenagakerja NO.13 tahun 2003, pasal L.86-87


 PP tentang penerapan SMK3 NO. 50 tahun 2012 permenaker No.per.05/men/1996
 Permennarkertrans NO.Per.18/Men/X1/2008,PASAL 2(1)

Menetapkan kebijakan K3 dan menjamin komitmen terhapat penerapan SMK3 pengusaha/pengurus


tempat kerja harus menetapkan kebjikana K3.serta menujukan komitmennya terhadap K3 dengan

 mewujutkan organisasi K3
 Menyediakan angaran
 Menyediakan tenaga kerja di bidan K3
 Melakukan kordinasi terdapat perencaaan K3
 Melakulan pernilaian Kerja
 Melakukan tidaklanjut pelaksanaan K3`

C. Pengelola Komunikasi
1. Tujuan Komunikasi
a. Mengantisipasi ketidaktahuan, kesalahpaham dan permasalahan di dalam
organisasi.
b. Bentukpartisipasi perusahan dalam sistemmanajemen K3.
c. Semua personal yang ada dalam perusahan mendukung implementasi K3
2. Tujuan pengelola komunikasi
Agar semua personal perusahaan memahami dan mendukung sitem manejemen K3.
3. Pertimbangan pengelola komunikasi
 Kebijakan dan sasaran K3
 Dokumentasi system manejemen K3 yang relevan
 Hasil tinjuan karyawan terkait K3
 Program pelatihan
4. Bahan pertimbangan dlam penerapan komunikasi

Kebijakan dan sasaran K3


Dokumentasi system manejemen K3 yang relevan
Hasil tinjuan karyawan terkait K3
Program pelatihan.
D. Pengelolaan operasi dan Evaluasi SMK3
1. Pengelolaan Operasi Dan Evaluasi SMK3
Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat persyaratan yang dapat di jadikan
suatu rujukan
1. OHSAS 18001,
2. Permenaker 05/MEN/1996.

BAB 11 PELAKSANAAN K3 DI INDUSTRI

A. Standarisasi K3 penanganan bahan kimia Bahan kimia Berbahaya


Penerapan K3 dalaam penaganan bahan kimia yang di maksud meliputi
 Perencanaan.
 Penerapat
 Perbaikan atau pembinaan dan penangulangan yang bersifat darurat tujiannya adalah
1. Mencegah/menekan sekecil mingkin terjadinya hal hal yang tidak di inginkan
Seperti kebakaran,keracunan,
2. Meningkatkan kualitas manusia atau pekerja di bidang K3
Proses pengadaan bahan kimia berbahaya,Bongkar muat bahan kimia
berbahaya,Penyimpanan bahan kimkia berbahaya ,Kimia pengangkutan bahan kimia
berbahaya,Penggunan bahan kimkia berbahaya,Pembuangan limbah b3 berbahaya

Petunjuk pelaksanaan K3
1. Setiap limbah baik itu karen rusak,purgin,kadaluarsa.maupun hasil proses yang tidak di
gunakan lagi harus di buang pada saluran khusus yang telah di siapakan untuk itu
2. Jikaa limbah bahan kimia tersebut asam dan basah berbahaya harus di netralkan terlebih
dahulusebelum di buang sedangkan untuk zat zat logam berbahaya harus diendapkan
dahulu hingga buangan betul betul aman dan tidak memiliki NAB.
3. Limbah berupa hasil sisah gas yang mudah terbakar dalam jumblah besar harus di bakar
dengan cara yang terkendali
4. Semua wadah atau kemasan bekar kimia berbahaya harus di bakar.

BAB 12 Penerapan K3 Laboratorium

A. Pengertian laboratorium
Laboratoriium adalah sarana penunjang jurusan dalam study yang bersangkutan dan sumber
daya dasar untuk pengembangann ilmu.dalam Pendidikan laboratorium mengajar melaluli
metode pratikum.

Manfaat dari mode pratikum


a. Pengetahuan di pelajari melalui kontak secara langsung dengan alat alat dan bahan
b. Kebebasan individu di laksanakan sebagai dasar dalam belajar
c. Merujuk mkinat dan mengantisipasi dan menguinakan kata kata ungkapan sebagai
objek.
d. Mengembangkan karekterk moral dan intelektual moral mahasiswa
e. Memumpuk sikap untuk melakuaklnm penelitkiandalam memecahkan masalah.

B. PERATURAN DASAR DALAM LABORATORIUM

C. Langkah Langkah Pengelolaan laboratorium


Mengelola adalah mengendalikan,menjalankan, atau mengurus menejemen adalah suatu
proses pengelolaan sumber daya secara efektif untuk mencapai suatu sarana.
Pelaksanaan laboratorium bertujuan agar dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar di laboratorium dan juga kegiatan penelitian agar berlangsung secara optimal.
D. Fasilitas laboratorium
Fasilitas Laboratorium Kesehatan adalah sarana Kesehatan hyang di laksanakan
pengukuran,penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit.
E. Masalah K3 di Laboratorium
1. Kapasiatas kerja
2. Beban kerja
3. Lingkungan kerjaa
F. Indetifikasi masalah k3 di laboratorium
a. Kecelakan kerja
Kecelakana kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak di harapkan
Beberapa contoh kecelakan
1. Terpeleset
2. Mengangkat beban
3. Mengambil sanpel darah
4. Resiko trjadinya kebakaran
G. Penyakit akibat kerja dan penyakit dan penyakit Hubungan kerja
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab spesifik atau asosiasi yang
kuat dengan pekerjaan .
Beberapa penyakit akibat kerja di laboratorium
1. Faktor biologis
Virus yang menyebar melalui kontak dengan darah (HIV)
2. Faktor kimia
Bahan toksik jika tertelan,terhirup atau terserap dapat menyebab kan penyakit
3. Faktor Egonomi
Posisi kerja yang salah sehingga menyebabkanmudah Lelah
4. Faktor Fisisk
Menimbulkan maslah yang terjadi
 Kebisingan
 Pencahayan yang kurang
 Suhu dan kelembabanyang tinggi
5. Faktor psikososial
Pekerjaan pada unit unot tertentu bersifat monoton
H. Pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaan
1. Pengendalian melalui perundang undang
2. Pengendalian melakui administrasi
3. Pengendalian secara Teknik
4. Pengendalian melalui jalut Kesehatan

BAB 13 PENERAPAN K3 RUMAH SAKIT

A. Tujuan sasaran dan rumah sakit


1. Tujuan umum
Terciptannya lingkungan kerja yang aman
2. Tujuan khususs
Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS
3. Sasaran
a. Pengelolaan rumah sakit
b. SDM rumah sakit
4. Ruang lingkup
Standar K3RS Mencakup prinsip program dan kebujakan pelaksaaan K3RS, standar
peleyanan KR3S, Sarana sarana, dan prsanana dan peralatan K3RS, pengelola barang
berbahaya, standar sumber daya manusia K3RS,Pembinaan, pengawasan, pencatatan
dan pelaporan.
B. Pengertian
Kesehatan kerja WHO/ILO(1995), Kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan dan
pemeliharaan derajat kesehat fisik, mental dan sosial, yang setinggi timgginya bagi pekerja
di semua jenis pekerjaan .
C. Prinsip K3RS
1. Kapasitas kerja adalah status Kesehatan kerja dan gizi kerja yang seta kemampuan fisik
yang prima setiap pekerja agar dapat melakukan pekerjaan yang baik.
D. Program
Program K3RS bertujuan untuk melindungi keselamatan dan Kesehatan serta meningkatkan
produktifitas SDM rumah sakit melindungi pasien dan Masyarakat.
E. Kebijakan pelaksanaan K3RS
1. Kebijkan pelaksaan K3RS
a. Membuat kebijakan tertulis dari rumah sakit
b. Meningkatkan system informasi
c. Membudayakan perilaku K3RS.
d. Melakukan sosialoasi
F. Standar pelayanan K3RS
1. Standar pelayanann Kesehatan kerja di rumah sakit
 Pemeriksaaan fisik lengkap
 Kesegaran jasmani
 Rontgen paru paru
 Permriksaaan lain yang di anggap perluh
2. Standar pelayan kerja di rumah skit
G. Standar K3 pembekelan Kesehatan
1. Standar teknik sarana

Lantai,Dinding,Pintu jendela, Plafon,Fentilasi,Atap,Sanitasi,Air


bersih ,Pemipaan ,Saluran ,Jalur yang melandai /lereng,Tangga,Jalur
pejalankaki,Area parker,Pemandangan

2 .Standar teknis prasarana


Penyedian listrik ,Instalasi penangkal petir,Pencegahan dang penanggulangan
kebakaran,System komunikasi,Gas medis,Limbah cair,Pebgelolah limba padat
3. Standar peralatan rumah sakit
a. Memiliki perizianan
b. Diuji dan di kalibrasi secara berkala oleh balai pengujian fasilitas Kesehatan
c. Tersertifikasi badan atau Lembaga terkait
d. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan
e. Penggunaan peralatan medis dan non-medis dirumah sakit harus dilakukan sesuai
dengan indikasi medis pasien.

H. Pengelola Bahan B3
B3 adalah limbah klinis produk farmasi kadaluarsa, peralatan laboratorium terkontaminasi,
kemasan produk, limbah laboratorium, dan radius.
Kategori B3:
Memancarkan radiasi,Mudah meledak,Mudah menyala dan
terbakar,Oksidator,Racun,Korosi,Iritasi ,Karsinogenik,Teratogenic,Mutagenic,Arus listrik

Penanganan bahan kimia dan beracun:

Penanganan untuk personil,Penanganan berdasarkan lokasi,Penanganan administrasi

Anda mungkin juga menyukai