Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL....................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktikum.........................................................................................4
B. Manfaat Praktikum.......................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Air..............................................................................................5
B. Pengertian Pencemaran Air..........................................................................5
C. Pengertian Koagulasi dan Flokulasi.............................................................5
D. Koagulan Dan Flokulan...............................................................................6
E. Uji Jar Test...................................................................................................7
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.............................................................7
G. Peraturan Terkait Koagulasi dan Flokulasi..................................................8
H. Dampak Koagulasi dan Flokulasi................................................................8
I. Pengendalian Pencemaran............................................................................8
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Alat.............................................................................................................10
B. Bahan..........................................................................................................10
C. Skema Kerja...............................................................................................10
BAB IV HASIL
A. Tabel Hasil Pengamatan.............................................................................13
B. Gambar Hasil Pengamatan.........................................................................14
BAB V PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pengujian...................................................................................15
B. Gambaran Umum Sampel..........................................................................15
C. Hasil Pengujian..........................................................................................15
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengujian..........................................16
E. Dampak terhadap Lingkungan dan Kesehatan...........................................16
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................18
B. Saran...........................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Koagulasi Flokulasi pada Air Keruh dengan Alkalinitas
Tinggi…………………………………………………………………………….13
Tabel 4.2 Hasil Pengujian Koagulasi Flokulasi pada Air Keruh dengan Alkalinitas
Rendah……………………………………………………………………………13
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Prosedur Kerja Koagulasi Flokulasi pada Air Keruh dengan
ghj

Alkalinitas Tinggi…………………………………………………………………
Gambar 3.2 Skema Prosedur Kerja Koagulasi Flokulasi pada Air Keruh dengan
ghj

Alkalinitas Rendah………………………………………………………………..
Gambar 4.1 Warna Sampel Sebelum Diberi Tawas……………………………..
Gambar 4.2 Warna Sampel Setelah Diberi Tawas……………………………….
Gambar 4.3 Warna Sampel Sebelum Diberi PAC……………………………….
Gambar 4.4 Warna Sampel Setelah Diberi PAC…………………………………
BAB I

PENDAHULUAN
A. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui dosis koagulan tawas secara pembubuhan koagulan
dengan variasi konsentrasi terhadap sampel air Polder Tawang.
2. Untuk mengetahui dosis koagulan PAC secara pembubuhan koagulan
dengan variasi konsentrasi terhadap sampel air Polder Tawang.

B. Manfaat Praktikum
1. Praktikan dapat menentukan dosis koagulan tawas yang efektif untuk
pembentukan flok pada sampel air Polder Tawang.
2. Praktikan dapat menentukan dosis koagulan tawas yang efektif untuk
pembentukan flok pada sampel air Polder Tawang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Air
Air merupakan sumber kehidupan dan merupakan senyawa sederhana.
Air juga disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan lebih banyak
zat daripada cairan apapun. Ini berarti bahwa dimana air mengalir, baik
melalui tanah maupun melalui badan manusia, air membawa serta zat-zat
berharga seperti zat kimia, zat mineral, dan bahan gizi.1
Baik air laut, air hujan, maupun air tanah/air tawar mengandung
mineral. Macam-macam mineral yang terkandung dalam air tawar bervariasi
tergantung struktur tanah dimana air itu diambil. Sebagai contoh mineral yang
terkandung dalam air itu bukan melalui suatu reaksi kimia melainkan terlarut
dari suatu substansi misalnya dari batu andesit (dari batu vulkanis).2

B. Pengertian Pencemaran Air


Definisi pencemaran air menurut surat keputusan menteri negara
kependudukan dan lingkungan hidup Nomor :KEP-2/MENKUH/I/1998
tentang baku mutu lingkungan hidup, bahwa pencemaran air adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,zat,energi dan atau komponen
lain kedalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas air turun sampai ketinggian tertentu yang
menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.3
Pencemaran air disebabkan oleh banyak hal, secara umum
dikategorikan menjadi 2 yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak
langsung. Sumber langsung meliputi sisi limbah yang keluar dari industri,
TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah
kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfer
berupa hujan.4

C. Pengertian Koagulasi dan Flokulasi


Proses koagulasi dan flokulasi adalah salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menghilangkan zat-zat berbahaya dari air. Koagulasi dan
flokulasi merupakan proses yang terjadi secara berurutan untuk
mentidakstabilkan partikel tersuspensi, menyebabkan tumbukan partikel dan
tumbuh menjadi flok.5
Koagulasi adalah proses destabilisasi muatan koloid padatan tersuspensi
termasuk bakteri dan virus, dengan suatu koagulan, sehingga akan terbentuk
flok-flok halus yang dapat diendapkan. Pengadukan cepat (flash mixing)
merupakan bagian integral dari proses koagulasi. Tujuan pengadukan cepat yaitu
untuk mempercepat dan menyeragamkan penyebaran zat kimia melalui air yang
diolah.6
Flokulasi dalam pengolahan air bertujuan untuk mempercepat proses
penggabungan flok-flok yang telah dibibitkan dari proses koagulasi. Partikel-
partikel yang telah distabilkan selanjutnya saling bertumbukan serta
melakukan proses tarik menarik dan membentuk flok yang ukurannya makin
lama makin membesar dan mudah mengendap. Pengadukan lambat (agitasi)
pada proses flokulasi dapat dilakukan dengan metoa yang sama pad
pengadukan cepat koagulasi, perbedaannya terletak pada nilai gradien
kecepatan yang nilainya jauh lebih kecil dibanding gradien kecepatan
koagulasi.7

D. Koagulan Dan Flokulan


Proses koagulasi biasanya dilakukan dengan penambahan koagulan
yang berupa garam-garam aluminium sulfat (Al 2(SO4)3. 14 H2O), Poly
Alumunium Chloride (PAC). Berdasarkan jenisnya, flokulan diklasifikasikan
menjadi 3 golongan yaitu Polielektrolit Kationik (KPE), Polielektronit Anion
(APE), dan polielektronik non-ionik (NPE). Berdasarkan sumber dan cara
mendapatkannya, flokulan dikenal dengan flokulan alami (bioflokulan) dan
flokulan sintetik. Flokulan sintetik adalah flokulan yang dibuat dari
pencampuran bahan organik dengan logam tertentu contohnya Poly
Aluminium Chloride (PAC).8
1. Tawas (Alumunium Sulfta)
Tawas atau alum, Al2(SO4)3. 14 H2O (dalam bentuk batuan, serbuk,
cairan). Massa jenis alum adalah 480 kg/m3, dengan kadar air 11-17%.
Kadar maksimum aplikasi 12-15%. Dua faktor yang penting dalam proses
koagulasi terutama pada saat penambahan koagulan adalah faktor pH dan
dosis koagulan. Range pH optimum alum adalah antara 5,5-6,5.9
2. PAC
PAC memiliki rumus kimia AlnCl(3n-m)(OH)m, banyak digunakan
memiliki rentang pH yang lebih lebar sesuai nilai n dan m pada rumus
kimianya. PAC digunakan untuk mengurangi kebutuhan akan
penyesuaian pH dan badan air penerima lebih tinggi 7,5. Pada air yang
memiliki kekeruhan tinggi, PAC memberikan hasil koagulasi yang lebih
baik dibandingkan alum. Pembentukan flok dengan PAC termasuk cepat
dan lumpur yang muncul lebih padat dengan volume lebih kecil
dibandingkan dengan alum.8

E. Uji Jar Test


Uji jar berfungsi untuk menentukan dosis optimal dari koagulan yang
digunakan pada proses pengolahan air. Kekeruhan air dapat dihilangkan
melalui pembubuhan koagulan. Selain pembubuhan koagulan diperlukan
pengadukan sampai terbentuk flok. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-
partikel kecil dan koloid yang tumbuh dan akhirnya mengendap.10

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


1. pH
Setiap jenis koagulan mempunyai jarak/range pH yang berbeda untuk
bekerja secara efektif, sehingga stabilitas koloid untuk berubah bentuk
menjadi flok yang baik terjadi ada kondisi tertentu.
2. Kecepatan Pengadukan
Dapat mempengaruhi proses pembentukan flok, bila kecepatan terlalu
lambat, maka pembentukan flok akan lambat. Kecepatan pengadukan yang
terlalu cepat dapat menyebabkan pecahnya kembali flok yang telah
terbentuk. Kriteria pengadukan: kecepatan pengadukan cepat antara 100-
150 rpm, kecepatan pengadukan lambat 10-30 rpm.
3. Waktu Pengadukan
Waktu pengadukan akan mempengaruhi proses pengendapan.
4. Suhu
Apabila suhu rendah maka koagulan bertambah.
5. Jenis Koagulan
Akan mempengaruhi mekanisme destabilisasi partikel koloid.11

G. Peraturan Terkait Koagulasi dan Flokulasi


Pada Permenkes No. 46 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan
pengawasan kualitas air, dinyatakan kadar maksimal kekeruhan yang
diperbolehkan dalam standar kualitas air bersih yaitu 25 NTU. 11 Sedangkan
untuk standar kualitas air minum dalam permenkes No. 492 tahun 2010
tentang persyaratan kualitas air minum yaitu 5 NTU.12

H. Dampak Koagulasi dan Flokulasi


Derajat kekeruhan yang tinggi pada air menandakan banyaknya
partikel-partikel yang terkandung dalam air tersebut baik partikel anorganik
dan/atau organik. Dapat juga menandakan bahwa banyaknya kandungan
mikroorganisme/bakteri pathogen penyebab penyakit pada manusia, seperti
diare, disentri, dan penyakit lainnya. Dapat pula air tersebut mengandung
banyak logam berat seperti Pb, Cd, Fe, Mg, dan lain-lain yang dapat
menyebabkan penyakit ginjal, sirosis hati, dan keracunan. Selain itu,
kekeruhan tinggi, maka kegelapan tinggi karena tertutupi oleh partikel-
partikel. Terlalu banyak partikel dalam air menyebabkan matahari tidak dapat
masuk ke dalam air dan tumbuhan autotrop tidak dapat melakukan
fotosintesis dan mati. Tersisa mikroorganisme/bakteri anaerob yang
memproduksi toksik.13

I. Pengendalian Pencemaran
Pengendalian pencemaran perlu dilakukan perlindungan sumber air
dengan cara menata tata ruang yang berwawasan lingkungan dan dilindungi
undang-undang yang berlaku. Pengendalian pencemaran air dapat dilakukan
dengan mengetahui sumber pencemar dan karakteristik zat pencemar. Selain
itu juga perlu diketahui baku mutu atau nilai ambang batas zat pencemar
berdasarkan peraturan yang berlaku.
BAB III

METODE PRAKTIKUM
A. Alat
1. Beaker glass 1000 ml 4 buah
2. Kerucut imhoff 1000 ml 4 buah
3. Gelas ukur 1000 ml 1 buah
4. Pengaduk/spatula 1 buah
5. Sendok 1 buah
6. Timbangan analitik 1 buah
7. Jar test 1 buah
8. Cawan 3 buah
9. Mortar 1 buah

B. Bahan
1. Tawas 25 gr, 30 gr, 35 gr
2. Super PAC 25 gr, 30 gr, 35 gr
3. Sampel air Polder Tawang
4. Aquadest
5. Label
6. pH Meter
7. Tissue

C. Skema Kerja
1. Air Keruh dengan Alkalinitas Tinggi (Menggunakan Tawas)

Disiapkan beaker glass 4 buah, kemudian diisi sampel masing-


masing 1000 ml dan diberi label

Masing-masing sampel diukur pH dengan kertas pH


Serbuk tawas ditimbang dengan berat 25 gr, 30 gr, dan 35 gr

Serbuk tawas dimasukkan ke dalam 3 beaker glass dan 1 beaker


glass dijadikan sebagai kontrol

Sampel dimasukkan ke dalam jar test, diatur kecepatan pada 100 rpm
dalam 1 menit

Diatur kembali kecepatan pada 50 rpm selama 15 menit pengadukan

Beaker glass dikeluarkan dari jar test dan sampe air dituang ke
kerucut imhoff, didiamkan ± 30 menit

Diukur pH akhir sampel dengan kertas pH

Diamati pembentukan flok

ghj Gambar 3.1 Skema Prosedur Kerja Koagulasi Flokulasi pada Air Keruh
dengan Alkalinitas Tinggi

2. Air Keruh dengan Alkalinitas Rendah

Disiapkan beaker glass 4 buah, kemudian diisi sampel masing-


masing 1000 ml dan diberi label

Diukur pH awal dengan kertas pH setiap sampel


PAC ditimbang sebanyak 25 gr, 30 gr, 35 gr dan dimasukka ke 3
beaker glass dan 1 beaker glass dijadikan kontrol

Beaker glass dimasukkan ke dalam jar test, pengaduk diturunkan.


Diatur kecepatan 100 rpm dalam waktu 1 menit , kemudian
kecepatan 50 rpm dalam waktu 15 menit

Sampel dimasukkan ke kerucut imhoff 1000 ml, lalu diukur pH


akhir, didiamkan ± 30 menit

Diamati pembentukan flok dan kejernihan air

ghj Gambar 3.2 Skema Prosedur Kerja Koagulasi Flokulasi pada Air Keruh
dengan Alkalinitas Rendah
BAB IV

HASIL
A. Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Koagulasi Flokulasi pada Air Keruh dengan
Alkalinitas Tinggi

Gram Tingkat Letak pH Volume


Koagulan Kekeruhan Flok Awal Akhir Flok
25 gr Keruh Tidak ada 10 9 -
30 gr Keruh Tidak ada 10 9 -
35 gr Keruh Tidak ada 10 9 -
Kontrol Keruh Tidak ada 10 10 -

Tabel 4.1 menyajikan data hasil pengamatan pengujian koagulasi dan


flokulasi menggunakna tawas dengan dosis yang berbeda dan hasil
pengendapan flok pada pengujian ini tidak ada. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor antara lain konsentrasi koagulan, kesalahan dalam
pengambilan sampel, dan suhu. Selain itu pada pengujian ini tidak diperoleh
dosis efektif koagulan tawas disertai dengan perubahan pH dari pH awal 10
menjadi 9 pada sampel air yang ditambah dengan variasi konsentrasi tawas.

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Koagulasi Flokulasi pada Air Keruh dengan
Alkalinitas Rendah

Gram Tingkat Letak pH Volume


Koagulan Kekeruhan Flok Awal Akhir Flok
25 gr Keruh Tidak ada 10 4 -
30 gr Keruh Tidak ada 10 4 -
35 gr Keruh Tidak ada 10 4 -
Kontrol Keruh Tidak ada 10 10 -

Tabel 4.2 menyajikan data hasil pengamatan pengujian koagulasi dan


flokulasi menggunakna PAC dengan dosis yang berbeda dengan tidak ada
hasil pengendapan volume flok disertai dengan perubahan pH dari pH awal
10 menjadi 4 pada sampel air yang ditambah PAC dengan variasi konsenrasi.
Selain itu juga tidak diperoleh dosis efektif koagulan PAC.

B. Gambar Hasil Pengamatan

Gambar 4.1 Warna sampel sebelum Gambar 4.2 Warna Sampel setelah

ditambah tawas ditambah tawas

Gambar 4.3 Warna sampel sebelum Gambar 4.4 Warna Sampel setelah

ditambah PAC ditambah PAC


BAB V

PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pengujian
Pengujian koagulasi flokulasi pada sampel air Polder Tawang bertujuan
untuk menentukan dosis koagulan optimum dengan penambahan tawas dan
PAC dengan berbagai variasi konsentrasi. Pengujian koagulasi dan flokulasi
dilakukan dengan uji jar test yang dilakukan dengan memberikan dosis
koagulan (tawas dan PAC) yaitu 25 gr, 30 gr, dan 35 gr.
Langkah pertama dalam pengujian koagulasi flokulasi yaitu sampel air
polder tawang sebanyak 1000 ml dimasukkan ke dalam 4 beaker glass dan
masing-masing diberi label. Kemudian ditambahkan koagulan tawas/PAC
sebanyak 25 gr, 30 gr, 35 gr ke dalam 3 beaker glass dan 1 beaker glass
dijadikan sebagai kontrol. Lalu dimasukkan ke dalam jar test dan diatur
kecepatan pada pengadukan cepat yaitu 100 rpm selama 1 menit, kemudian
dilanjutkan pengadukan lambat dengan kecepatan 50 rpm selama 15 menit.
Kemudian sampel air dituang ke kerucut imhoff 1000 ml, lalu diukur pH
akhir dan didiamkan selama ± 30 menit. Kemudian diamati pembentukan flok
dan kejernihan air.

B. Gambaran Umum Sampel


Polder Tawang semarang merupakan suatu sistem untuk memproteksi air
limpahan dari luar kawasan, dan mengendalikan muka air di dalam kota
Lama. Polder tawang Semarang merupakan tempat penampungan air yang
digunakan untuk mengendalikan banjir, karena sistem perairannya yang
tertutup maka air yang masuk kebanyakan berasal dari limbah industri, rumah
tangga, dan air rob. Air yang masuk akan ditampung, apabila sudah melebihi
batas kemampuan daya tampungnya maka akan dipompa keluar ke selokan
pembuangan. Kondisi kualitas air di Polder tawang sangat dipengaruhi oleh
bahan pencemar yang berasal dar limbah domsetik, limbah rumah tangga,
serta industri yang masuk ke dalam polder.

C. Hasil Pengujian
Berdasarkan pengujian pada sampel air polder tawang menggunakan tawas
sebagai koagulan didapatkan hasil adanya perubahan pH awal dari 10
menjadi 9 yang artinya suasana air Polder Tawang cenderung berubah
menjadi basa setelah pengujian. Hal ini dikarenakan koagulan tawas bersifat
asam sehingga membuat pH air polder tawang semakin menurun.
Pengendapan flok ada sampel yang diuji menggunakan koagulan tawas pada
tael 4.1 hasilnya bahwa tidak terbentuk endaan flok dan tidak dihasilkan dosis
efektif koagulan tawas disertai perubahan pH.
Pada pengujian koagulasi flokulasi menggunakan PAC sebagai koagulan
didapatkan hasil adanya perubahan pH awal dari 10 menjadi 4, yang artinya
suasana air Polder taang cenderung berubah menjadi asam setelah pengujian.
Pengendapan flok pada sampel yang diuji menggunakan koagulan PAC pada
tabel 4.2 hasilnya juga tidak ada endapan flok, namun kekeruhan air polder
tawang sebelum pengujian dan sesudah pengujian berbeda tingkat
kekeruhannya. Sampel air setelah pengujian lebih keruh dibandingkan
sebelumnya.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengujian


Faktor-faktor yang dapat mempengruhi hasil pemberian koagulan tawas
dan PAC dari percobaan koagulasi dan flokulasi antara lain, yaiu :
1. Penghomogenan sampel yang kurang merata
2. Waktu pengendapan, penuangan sampel ke dalam kerucut imhoff
dilakukan dengan tidak bersamaan sehingga terjadi perbedaan waktu
pengendapan sampel
3. Konsentrasi koagulan PAC yang berlebihan, sehingga menyebabkan
sampel menjadi berbusa dan tidak membentuk endapan flok
4. Cara pengambilan sampel yang tidak tepat

E. Dampak terhadap Lingkungan dan Kesehatan


Dampak yang terjadi pada lingkungan jika kekeruha tinggi, maka
kegelapan di air tinggi karena tertutupi oleh parikel-partikel. Terlalu banyak
partikel dalam air menyebabkan sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam
air dan tumbuhan autotroph tidak dapat melakukan fotosintesis dan mati.
Tersisa mikroorganisme/bakteri anaerob yang memproduksi toksik.
Sedangkan pada kesehatan dapat menyebabkan penyakit ginjal, sirosis, dan
keracunan.
BAB VI

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada pengujian koagulasi flokulasi pad air keruh dengan alkalinitas tinggi
pada sampel air Polder tawang tidak diperoleh dosis optimum koagulan
tawas karena tidak terbentuk endapan flok dan terjadi perubahan pH pada
sampel yang diberi koagulan tawas dari pH 10 menjadi 9.
2. Pada pengujian koagulasi flokulasi pad air keruh dengan alkalinitas
rendah pada sampel air Polder tawang tidak diperoleh dosis optimum
koagulan PAC karena tidak terbentuk endapan flok dan terjadi perubahan
pH pada sampel yang diberi koagulan tawas dari pH 10 menjadi 4 yang
berarti suasana sampel air cenderung berubah menjadi asam.

B. Saran
1. Diperlukan pemahaman pengambilan sampel yang benar sebagai dasar
pengujian
2. Diperlukan pengetahuan tentang penentuan dosis efektif sehingga
pengujian dapat dilakukan dengan baik
3. Diperlukan ketelitian dalam pengujian koagulasi flokulasi unutk
meminimalisir terjadinya kesalahan
DAFTAR PUSTAKA
1. Tanggul, E. Pengelolaan Sumber Air di Desa Jawesari Kecamatan
Limbangan, Kabupaten Kendal. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012; 8(1):
17-22.
2. Susana, T. Air Sebagai Sumber Kehidupan. Jurnal Oseana. 2008; 28(3): 17-
25.
3. Herlambang, A. Pencemaran Air dan Strategi Penanggulangannya. Jurnal
Akuakultur Indonesia. 2008; 2(1): 16-29.
4. Mahyudin, dkk. Analisis Kualitas Air dan Strategi Pengendalian Pencemaran
Air Sungai Metro di Kota Kepanjen Kabupaten Malang. Jurnal Pembangunan
dan Alam Lestari. 2013; 6(2): 105-114.
5. Wirandani, M.,Y. dkk. Pengolahan Lindi Menggunakan Metode Koagulasi
Flokulasi degan koagulan FeCl3 dan AOPS dengan FeH2O2. Jurnal Teknik
Lingkungan. 2017; 6(1): 1-17.
6. Permatasari, T., J. Optimasi Penggunaan Koagulan dalam Proses Penjernihan
Air. Jurnal Sains dan Seni POMITS. 2013; 2(1): 6-11.
7. Susanto, R. Optimasi Kogulasi Flokulasi dan Analisis Kualitas Air pada
Industri Semen. [Skripsi]. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah. 2008.
8. Amir, Rizal dan James Nabelia Ismaniawardhana. Penentuan Dosis Optimum
Alumunium Sulfat dalam Pengolahan Air Sungai di Cileueur Kota Ciamis
dan Pemanfaatan Resirkulasi Lumpur dengan Parameter pH, warna,
kekeruhan, dan TSS. Bandung : Prodi Tekling, Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan ITB. 2010.
9. Rahimah, Z,. dkk. Pengolahan Limbah Detergen dengan Metode Koagulasi
Flokulasi Menggunakan Koagulan Kapur dan PAC. Jurnal Konversi. 2016;
5(2): 13-19.
10. Oktaviasari, S.A dan Muhammad Mashuri. Optimasi Parameter Proses Jar
Test Menggunakan Metode Taguchi dengan Pendekatan PCR-TOPSIS. Jurnal
Sins dan Seni ITS. 2016; 5(2): 372-377.
11. Rachmawati, S., W., dkk. Pengaruh pH pada Proses Koagulasi dengan
Koagulan Alumunium Sulfat dan Ferri Clorida. Jurnal Teknologi
Lingkungan. 2009; 5(2): 40-45.
12. Prihatiningsihtyas, E. aplikasi Koagulan Alam dari Tepung Jagung
dalamPengolahan Air Bersih. Jurnal Tekno Sains. 2013;2(2): 71-158.
13. Rusydi. A., F., dkk. Pengolahan Ar Limbah Tekstil Melalui Proses Koagulasi
Flokulasi dengan Menggunakan Lempung Sebagai Penyumbang Partikel
Tersuspensi. Jurnal Arena Tekstil. 2017; 31(2): 105-114.
LAMPIRAN
A. Alat dan Bahan

Beaker glass, cawan, kertas pH, Jar Test


kerucut imhoff, label, tissue

Sendok, mortar, timbangan, Jar Test


tawas, PAC

B. Prosedur Kerja
1. Prosedur Kerja Air Keruh dengan Alkalinitas Tinggi (Tawas)
Sampel dituang ke gelas Sampel diukur ph
ukur 1000 ml, dipindah awal dengan kertas pH
ke beaker glass.

Tawas ditimbang dengan Tawas dimasukkan ke


timbangan analitik sampel

Sampel dimasukkan ke dalam Sampel dimasukkan ke


kerucut jar test, diaduk imhoff, didiamkan 30 menit
100 rpm 1 menit, 50 rpm
15 menit
Diukur pH akhir sampel Diamati pembentukan flok
dan kejernihan air

2. Prosedur Kerja Air Keruh dengan Alkalinitas Rendah (PAC)

Sampel dituang ke gelas ukur Sampel diukur pH awal


1000 ml, dipindahkan ke
beaker glass

PAC ditimbang dengan PAC dimasukkan ke sampel


timbangan analitik

Sampel dimasukkan ke jar test Dituang ke kerucut imhoff


Diukur PH akhi Diamati pembentukan flok
serta kejernihan air

Anda mungkin juga menyukai