Anda di halaman 1dari 28

PERMENAKER RI NO.

5 TAHUN 2018
TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
LINGKUNGAN KERJA

PT UNILAB PERDANA
Jakarta, 5 September 2018

www.unilabperdana.com
Latar Belakang
 Pengaturan dalam PMP No 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan dan
Penerangan dalam Tempat Kerja yang sudah berusia lebih dari 54 tahun sudah tidak
sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan dunia kerja saat ini;
 Pasal 17 Permenaker No 13 Tahun 2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
dan Kimia di Tempat Kerja, mengamanatkan perlu nya peninjauan kembali
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali sejak diterbitkan, namun sampai dengan
saat ini belum pernah dilakukan perubahan terhadap peraturan ini, walaupun
banyak perubahan terhadap Nilai Ambang Batas;
 Penegakan hukum terhadap PMP No 7 Tahun 1964 sulit dilakukan karena tidak
mengacu pada sanksi hukum baik dalam UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja ataupun UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
 Program nasional untuk simplifikasi peraturan perundang-undangan, perlu
dilakukan revisi sekaligus penggabungan terhadap peraturan yang sejenis

www.unilabperdana.com
Daftar Isi
1. Bab I. Ketentuan Umum
2. Bab II. Pengukuran dan Pengendalian Lingkungan Kerja
3. Bab III. Penerapan Higiene dan Sanitasi
4. Bab IV. Personil K3
5. Bab V. Pemeriksaan dan Pengujian
6. Bab VI. Peninjauan Berkala Nilai Ambang Batas dan Standar
7. Bab VII. Pengawasan
8. Bab VIII. Sanksi
9. Bab IX. Ketentuan Peralihan
10. Bab X. Ketentuan Penutup
11. Lampiran – lampiran

www.unilabperdana.com
Bab I. Ketentuan Umum ( Ps 1 – Ps 5 )
PASAL 1
• Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
• Higiene adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada
usaha kesehatan individu maupun usaha pribadi hidup manusia.
• Sanitasi adalah usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia.
• Lingkungan Kerja adalah aspek Higiene di Tempat Kerja yang di dalamnya mencakup
faktor fisika, kimia, biologi, ergonomi dan psikologi yang keberadaannya di Tempat Kerja
dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan Tenaga Kerja.
• K3 Lingkungan Kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan
dan kesehatan Tenaga Kerja melalui pengendalian Lingkungan Kerja dan penerapan
Higiene Sanitasi di Tempat Kerja.

www.unilabperdana.com
Bab I. Ketentuan Umum ( Ps 1 – Ps 5 )

Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4

Pengusaha/ pengurus wajib Syarat K3 Lingkungan Kerja : mewujudkan Lingkungan


melaksanakan syarat –syarat 1. Pengendalian Faktor Fisika
K3 Lingkungan Kerja dan Faktor Kimia agar Kerja yang aman, sehat, dan
berada di bawah NAB; nyaman dalam rangka
2. Pengendalian Faktor Biologi,
Faktor Ergonomi, dan Faktor mencegah kecelakaan kerja
Psikologi Kerja agar dan penyakit akibat kerja.
memenuhi standar;
3. Penyediaan fasilitas
Kebersihan dan sarana
Higiene di Tempat Kerja yang
bersih dan sehat; dan
4. Penyediaan personil K3 yang
memiliki kompetensi dan
kewenangan K3 di bidang
Lingkungan Kerja

www.unilabperdana.com
Bab I. Ketentuan Umum ( Ps 1 – Ps 5 )
PASAL 5
Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja dilakukan melalui kegiatan:
1. pengukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja yang meliputi
 fisika;

 kimia;

 biologi;
 ergonomi; dan
 psikologi
2. penerapan Higiene dan Sanitasi meliputi:
 Bangunan Tempat Kerja;
 fasilitas Kebersihan;
 kebutuhan udara; dan
 tata laksana kerumahtanggaan.

www.unilabperdana.com
Bab II. Pengukuran dan Pengendalian Lingkungan Kerja
( Ps 6 – Ps 25 )
 Pengukuran lingkungan kerja dilakukan sesuai dengan metode uji yang
ditetapkan standar nasional Indonesia, atau jika tidak pengukuran
dapat dilakukan dengan metode uji lain sesuai dengan standar yang
telah divalidasi oleh lembaga yang berwenang. (Pasal 6)
 Pengendalian lingkungan kerja yang dilakukan agar tingkat pajanan
berada di bawah NAB dan memenuhi standar harus sesuai dengan
hirarki pengendalian meliputi : Eliminasi, substitusi, rekayasa teknis,
administratif dan penggunaan APD. (Pasal 7)

www.unilabperdana.com
Bab II. Pengukuran dan Pengendalian Lingkungan Kerja
( Ps 6 – Ps 25 )
Pengukuran dan pengendalian terhadap faktor fisika meliputi (pasal 8) :
a. Iklim kerja ( pasal 9)
b. Kebisingan (pasal 10)
c. Getaran (pasal 11)
d. Gelombang radio / gelombang mikro (pasal 12)
e. Sinar ultra ungu (pasal 13)
f. Medan magnit statis (pasal 14)
g. Tekanan udara (pasal 15)
h. Pencahayaan (pasal 16 – 19)

www.unilabperdana.com
Bab II. Pengukuran dan Pengendalian Lingkungan Kerja
( Ps 6 – Ps 25 )
PASAL 20
 Pengukuran dan pengendalian faktor kimia harus dilakukan pada tempat kerja
yang memiliki potensi bahaya bahan kimia.
 Pengukuran faktor kimia dilakukan terhadap pajanannya dan terhadap pekerja
yang terpajan.
 Pembanding hasil pengukuran :
1. NAB : pengukuran harus dilakukan paling singkat selama 6 jam.
2. PSD : pengukuran paling singkat selama 15 menit sebanyak 4 kali dalam durasi
8 jam kerja.
3. KTD : pengukuran menggunakan alat pembacaan langsung.
4. IPB : dilakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada specimen tubuh tenaga
kerja

www.unilabperdana.com
Bab II. Pengukuran dan Pengendalian Lingkungan Kerja
( Ps 6 – Ps 25 )
Pengukuran, pemantauan dan pengendalian terhadap faktor biologi harus
dilakukan pada tempat kerja yang memiliki potensi bahaya faktor biologi.
meliputi (pasal 22) :
a. Mikro organisme dan /atau toksinnya
b. Arthopoda dan /atau toksinnya
c. Hewan invertebrate dan /atau toksinnya
d. Alergen dan toksin dari tumbuhan
e. Binatang berbisa
f. Binatang buas
g. Produk binatang dan tumbuhan yang berbahaya

www.unilabperdana.com
Bab II. Pengukuran dan Pengendalian Lingkungan Kerja
( Ps 6 – Ps 25 )
Pengukuran dan pengendalian terhadap faktor Ergonomi harus dilakukan
pada tempat kerja yang memiliki potensi bahaya faktor ergonomic. meliputi
(pasal 23) :
a. Cara kerja, posisi kerja dan postur tubuh yang tidak sesuai saat melakukan
pekerjaan
b. Desain alat kerja dan tempat kerja yang tidak sesuai dengan antropometri
tenaga kerja
c. Pengangkatan beban yang melebihi kapasitas kerja

www.unilabperdana.com
Bab II. Pengukuran dan Pengendalian Lingkungan Kerja
( Ps 6 – Ps 25 )
Pengukuran dan pengendalian terhadap faktor psikologi harus dilakukan pada
tempat kerja yang memiliki potensi bahaya faktor psikologi. meliputi (pasal 24):
a. Ketidakjelasan peran
b. Konflik peran
c. Beban kerja berlebih secara kualitatif
d. Beban kerja berlebih secara kuantitatif
e. Pengembangan karir
f. Tanggung jawab terhadap orang lain

www.unilabperdana.com
Bab III. Penerapan Higiene dan Sanitasi ( Ps 26 – Ps 44 )
Bangunan Halaman (pasal 27)
Tempat Kerja Gedung (pasal 28 - 31)
(pasal 26)
Bangunan bawah tanah (pasal 32)
Toilet dan Kelengkapannya (pasal 34 - 35)
Loker dan Ruang Ganti (pasal 36)
Fasilitas
Kebersihan Tempat Sampah (pasal 37 - 38)
(pasal 33)
Peralatan 1. Suhu
Kebersihan 2. Kelembapan
HIGIENE DAN 3. Kadar Oksigen
SANITASI
4. Kadar Kontaminan
KUDR (pasal 40) dalam udara
Ruang Udara
Kebutuhan (pasal 42) 1. Alami
Udara Ventilasi
(pasal 39) 2. Buatan
(pasal 41)
3. Kombinasi

Tata Laksana Kerumahtanggaan (5S/5R)


(pasal 43 – 44)

www.unilabperdana.com
Bab IV. Personil K3
( Ps 45 – Ps 57 )
Pengukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja harus dilakukan oleh personil K3
bidang Lingkungan Kerja, meliputi: (pasal 45)
 Ahli K3 Muda Lingkungan Kerja;

 Ahli K3 Madya Lingkungan Kerja; dan

 Ahli K3 Utama Lingkungan Kerja.

Personil K3 harus memiliki kompetensi sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional


Indonesia yang ditetapkan oleh Menteri dan kewenangan K3 bidang lingkungan
kerja. (pasal 46)
Dapat diselaraskan dengan SKKNI terkait Higiene Industri Muda (HIMU), Higiene Industri Madya
(HIMA) dan Higiene Industri Utama (HIU)

www.unilabperdana.com
Bab IV. Personil K3
( Ps 45 – Ps 57 )
Persyaratan penunjukan personil K3
Ahli K3 Muda Lingkungan Ahli K3 Madya Lingkungan Ahli K3 Utama Lingkungan
Kerja (pasal 47) Kerja (pasal 48) Kerja (pasal 49)
- Pendidikan D3 - Pendidikan D3 - Pendidikan D3
- berpengalaman paling - berpengalaman paling - berpengalaman paling
sedikit 1 (satu) tahun sedikit 3 (tiga) tahun sedikit 5 (lima) tahun
sebagai Ahli K3 Muda sebagai Ahli K3 Madya
- memiliki sertifikat Lingkungan Kerja Lingkungan Kerja;
kompetensi sesuai - memiliki sertifikat - memiliki sertifikat
bidangnya (HIMU) kompetensi sesuai kompetensi sesuai
- berbadan sehat bidangnya (HIMA) bidangnya (HIU)
- berbadan sehat - berbadan sehat

www.unilabperdana.com
Bab V. Pemeriksaan dan Pengujian
( Ps 58 – Ps 68 )
 Setiap Tempat Kerja yang memiliki potensi bahaya Lingkungan Kerja wajib
dilakukan Pemeriksaan dan/atau Pengujian.
 Pemeriksaan merupakan kegiatan mengamati, menganalisis, membandingkan,
dan mengevaluasi kondisi Lingkungan Kerja untuk memastikan terpenuhinya
persyaratan
 Pengujian merupakan kegiatan pengetesan dan pengukuran kondisi
Lingkungan Kerja yang bersumber dari alat, bahan, dan proses kerja untuk
mengetahui tingkat konsentrasi dan pajanan terhadap Tenaga Kerja untuk
memastikan terpenuhinya persyaratan

www.unilabperdana.com
Bab V. Pemeriksaan dan Pengujian
( Ps 58 – Ps 68 )
Dilakukan secara:
 internal untuk mengukur besaran pajanan sesuai dengan risiko Lingkungan Kerja dan tidak menggugurkan
kewajiban Tempat Kerja untuk melakukan pengukuran dengan pihak eksternal
dilakukan oleh personil K3 bidang Lingkungan Kerja.
 eksternal :
1. Unit Pelaksana Teknis Pengawasan Ketenagakerjaan (Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3
Lingkungan Kerja)
2. Direktorat Bina Keselamatan dan Kesehatan Kerja beserta Unit Pelaksana Teknis Bidang K3 (Penguji K3)
3. Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang membidangi pelayanan Pengujian K3(Penguji K3)
4. lembaga lain yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Menteri (Ahli K3 Lingkungan Kerja)

www.unilabperdana.com
Bab V. Pemeriksaan dan Pengujian
( Ps 58 – Ps 68 )
Jenis Pemeriksaan dan/atau Pengujian :
1. Pertama untuk mengidentifikasi potensi bahaya Lingkungan Kerja di Tempat Kerja
meliputi:
 area kerja dengan pajanan Faktor Fisika, Faktor Kimia, Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi;
 Kualitas Udara Dalam Ruang (KUDR); dan
 Sarana dan fasilitas Sanitasi.
2. Berkala dilakukan secara eksternal paling sedikit 1 (satu) tahun sekali atau sesuai dengan penilaian risiko atau
ketentuan peraturan perundang-undangan, meliputi sda.
3. Ulang dilakukan apabila hasil Pemeriksaan dan/atau Pengujian sebelumnya baik secara internal maupun eksternal
terdapat keraguan.
4. Khusus dilakukan setelah kecelakaan kerja atau laporan dugaan tingkat pajanan di atas NAB

www.unilabperdana.com
Bab V. Pemeriksaan dan Pengujian
( Ps 58 – Ps 68 )
Mekanisme Laporan Riksa Uji SURKETme Riksa Uji
menuhi Berkala
Syarat K3:
YA
Pelaksana Riksa Uji:
Pengawas
Ketenagakerjaan Sp
≤ NAB
K3 LK pada UPT
UPT atau L1, u/ Perusahaan;
Wasnaker;
Wasnaker memenuhi L2, u/ UPT Wasnaker;
standar L3, u/ Ditjen PPK dan K3
Penguji K3 pada
Direktorat Bina K3
beserta UPT K3 dan
UPTD Bidang K3; SURKET Riksa Uji
TIDAK
TIDAK Ulang
AK3 Lingkungan Kerja Memenuhi dan/atau
pada PJK3 Riksa Uji Syarat K3: STIKER
LK
Perusahaan yang
meminta

www.unilabperdana.com
Contoh Formulir Pemeriksaan / Pengujian

www.unilabperdana.com
Contoh Stiker

www.unilabperdana.com
Bab VI. Peninjauan Berkala Nilai Ambang Batas dan Standar
( Pasal 69 )

NAB dan /atau standar dalam peraturan ini dapat ditinjau secara
berkala paling sedikit 3 tahun sekali sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

www.unilabperdana.com
Bab VII. Pengawasan
( Pasal 70 )
Pengawasan pelaksanaan
K3 Lingkungan Kerja dilaksanakan oleh Pengawas
Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Lingkungan Kerja
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

www.unilabperdana.com
Bab VIII. Sanksi
( Pasal 71 )
Pengusaha dan/atau Pengurus
yang tidak memenuhi ketentuan dalam
Peraturan Menteri ini
dikenakan sanksi sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
dan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan.

www.unilabperdana.com
Bab IX. Ketentuan Peralihan
( Pasal 72 )

Lisensi petugas pemantauan lingkungan kerja yang telah


diterbitkan sebelum peraturan menteri ini diundangkan, tetap
berlaku sampai dengan berakhirnya lisensi tersebut dan
selanjutnya disebut lisensi ahli K3 Muda lingkungan kerja

www.unilabperdana.com
Bab X. Ketentuan Penutup
( Pasal 73 & 74 )

• Dengan terbitnya Permenaker 5 tahun 2018 ini mencabut


PMP No 7 Tahun 1964, Permenakertrans No 13 Tahun 2011
dan SE Menaker No 1 Tahun 1978.
• Permenaker 5 tahun 2018 mulai berlaku pada tanggal
diundangkan ( 27 april 2018).

www.unilabperdana.com
Lampiran - lampiran
1. Nilai ambang batas faktor fisika ( Hal 56 – 60)
2. Standar pencahayaan (Hal 61 – 62)
3. Nilai ambang batas faktor kimia (Hal 63 – 142)
4. Indeks pajanan biologi (Hal 143 – 149)
5. Standar faktor biologi (Hal 150)
6. Standar faktor ergonomi (Hal 151 – 205)
7. Standar faktor psikologi (Hal 206 – 207)
8. Pedoman pelaksanaan pembinaan ahli K3 lingkungan kerja (Hal 208 – 209)
9. Formulir pemeriksaan dan atau pengujian (Hal 210 – 253)
10. Stiker tidak memenuhi persyaratan K3 lingkungan kerja (Hal 254 – 258)

www.unilabperdana.com
Sekian dan terima kasih
www.unilabperdana.com

Anda mungkin juga menyukai