Anda di halaman 1dari 9

Essay 16-30

Kelompok 2

Nomor 16
Perusahaan saudara mempunyai Overhead Crane kapasitas 100 ton. Sebutkan dan jelaskan
pemenuhan norma dan persyaratan K3nya, lengkap dengan dasar hukumnya!
Jawaban :
Perusahaan saya menggunakan OVER HEAD CRANE dengan kapasitas 100 ton,
Syarat K3 apa yg harus di penuhi?
Berdasar kan permenaker no 8 thn 2020, perusahaan kami wajib melakukan riksa uji pertama
maupun berkala yang terdapat dalam pasal 5 ayat 4
Pemeriksaan dan pengujian pada pasal 174 meliputi pemeriksaan dan pengujian meliputi
pertama, berkala, khusus dan ulang.,
Tahapan pemeriksaan yang dilakukan untuk izin pesawat uap yaitu :
pemeriksaan dokumen, pemeriksaan visual, pengukuran teknis/dimensi, pengujian tidak merusak
pada komponen utama dan/atau yang menerima beban (Non Distrustif Test/NDT), pengujian
fungsi Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut (hydrotatic test) dan pengujian beban (steam test)
Riksa uji berkala berlaku 2thn setelah pemeriksaan dan pengujian pertama, dan selanjutnya nya
dilakukan 1 thn sekali.
Riksa uji khusus apabila terjadi kecelakan kerja dan riksa uji ulang jika hasilnya diragukan maka
dilakukan pengujian ulang seperti pengujian dan pemeriksaan pertama.
~ operator harus memiliki lisensi yg berlaku 5 th, dengan jumlah operator 1 orang operator dari
kualifikasi operator kelas II

Nomor 17
Jelaskan objek pengawasan lingkungan kerja serta sebutkan peraturan perundangan terkait?
Jawaban :
1. Faktor-faktor bahaya Lingkungan Kerja : UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
pasal 2, pasal 3 ayat 1, f, g, I, j, k, l, m pasal 5, pasal 8, pasal 9 dan pasal 14
Faktor bahaya lingkungan kerja terdiri dari :
- Faktor fisik : Kebisingan, temperatur, cahaya, radiasi, getaran dll
- Faktor kimia : Padat, cair, gas
- Faktor biologi : Serangga, bakteri, virus, parasit dll.
- Faktor fisiologi (ergonomi)

2. Hygiene Perusahaan : UU No.3 tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO No.120
mengenai Hygiene dalam perniagaan dan kantor kantor pasal 7
Merupakan bagian dari kesehatan kerja yang mempelajari tentang identifikasi, evaluasi dan
pengendalian berbagai resiko kesehatan, terutama yang bersifat fisik-kimiawi
Konsep Hygiene perusahaan terdiri dari 3 tahapan, yaitu;
a. Pengenalan lingkungan
Dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif tentang factor bahaya lingkungan
b. Penilaian lingkungan
Dimaksudkan untuk mengetahui secara kualitatif tingkat bahaya dari suatu factor bahaya
lingkungan yang timbul. Hasil penilaian kemudian dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas (NAB)
c. Pengendalian lingkungan
Dimaksudkan sebagai penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan tingkat factor
bahaya lingkungan sampai batas yang masih diterima oleh manusia dan lingkungannya.
Pengendalian tersebut dapat berupa; Substitusi, Ventilasi, perubahan proses, pengeluaran
setempat, pemencilan proses

3. Pengendalian bahaya besar


Menyangkut soal pencegahan dan pengurangan akibat kecelakaan besar
Meliputi kecelakaan besar yang terjadi karena bencana alam atau ulah manusia. Pengendalian
tersebut menyangkut soal pencegahan dan pengurangan akibat, baik manusia, harta benda atau
lingkungan. Penyebab kecelakaan besar antara lain;
a. Karena kekuatan alam; banjir, gempa bumi, dll
b. Karena ulah manusia; Tabrakan, terror, dll
c. Kecelakaan Industri; kebakaran, ledakan,dll

Sistem pengendalian bahaya besar harus mencakup beberapa unsur, yaitu;


a. Yakinkan bahwa manajemen bertanggung jawab terhadap keselamatan karyawan
b. Temukan bagian pabrik yang dapat menimbulkan kecelakaan besar
c. Sistem pelaporan
d. Pemeriksaan laporan
e. Pemeriksaan rutin.
Tanggap darurat dilakukan untuk mengatasi resiko yang masih ada setelah semua tindakan
pencegahan yang sesuai dilakukan. Rencana tanggap darurat dapat direncanakan didalam
perusahaan itu sendiri atau diluar lingkungan perusahaan.

4. Pestisida : Permenaker No.03/Men/1986 tentang syarat keselamatan dan kesehatan di


tempat kerja yang mengelola Pestisida, PP No 7 tahun 1973 tentang syarat keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja yang mengelola Pestisida
Adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk
memberantas hama tanaman, rerumputan, mematikan daun dan sebagainya.

Pedoman penggunaan pestisida adalah cara penggunaan resmi yang dianjurkan atau yang
diharuskan, yang dalam pelaksanaannya diterapkan pada setiap tahapan proses
produksi,penyimpanan, transportasi, distribusi dan pengolahan bahan pangan. Maksud dari
pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan penggunaan adalah untuk melindungi
keselamatan manusia, sumber-sumber kekayaan perairan, flora fauna alami serta menghindari
pencemaran lingkungan

5. Bahan kimia berbahaya : Kepmenaker No.187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan


Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
Adalah zat, bahan kimia atau sesuatu baik dalam keadaan tunggal maupun campuran dapat
membahayakan keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup, baik langsung maupun tidak
langsung.
Kategori bahan kimia berbahaya, adalah;
a. Memancarkan radiasi
b. Mudah meledak
c. Mudah menyala dan terbakar
d. Oksidator
e. Racun
f. Karsinogenik
g. Iritasi
h. Sensitifasir
i. Teratogenik
j. Mutagenik
k. Korosi

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya


a. Daya racun satuan LD50 atau LC50
b. Cara masuk bahan kimia ke dalam tubuh (Route of entry)
c. Konsentrasi dan lama paparan
d. Efek kombinasi bahan kimia

Pengaruh Bahan Kimia dalam Tubuh


a. Menyebabkan iritasi
b. Menimbulkan alergi
c. Menyebabkan sulit bernafas
d. Menimbulkan keracunan sistemik
e. Menyebabkan kanker

6. Sanitasi lingkungan
Adalah usaha kesehatan masyarakat lingkungan industri dengan mengadakan pencegahan
penyebaran penyakit menular atau gangguan lain terhadap pekerja.
Ruang lingkup sanitasi lingkungan mencakup;
a. Penyediaan air bersih
b. Kebersihan makanan
c. Pencegahan dan pembasmian serangga
d. Tata rumah tangga industri
e. Limbah industri
f. Sarana sanitasi, missal; kakus dll

Tujuan sanitasi lingkungan adalah melakukan koreksi dan pencegahan terhadap semua faktor
resiko gangguan kesehatan karyawan dan lingkungan.
Faktor lingkungan dalam menimbulkan penyakit dapat dibedakan atas 4 macam, yaitu;
– Sebagai predisposing factor
– Sebagai penyebab langsung
– Sebagai media transmisi penyakit
– Sebagai factor yang mempengaruhi perjalanan penyakit

7. Alat pelindung diri (APD) : Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.2/M/BW/BK/1984


Adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam pekerjaan
yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja
Jenis-jenis APD , adalah;
1. Alat pelindung kepala
2. Alat pelindung telinga
3. Alat pelindung muka dan mata
4. Alat pelindung pernafasan
5. Pakaian kerja
6. Sarung tangan
7. Tali atau sabuk pengaman
8. Pelindung kaki

Syarat-syarat APD, adalah;


1. Enak dipakai
2. Tidak mengganggu kerja
3. Memberikan perlindungan yang efektif sesuai dengan jenis bahaya ditempat kerja

APD yang dikenakan harus sesuai standar baik teknis maupun administrasi.

8. Limbah industri :
Adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki
lingkungan karena tidak ada nilai ekonomi.
Klasifikasi limbah industri, yaitu;
1. Ekonomis, yaitu; limbah dengan proses lanjutan akan memberikan nilai tambah
2. Non ekonomis, yaitu; limbah yang tidak bernilai tambah meskipun diolah lanjut.

Limbah industri dapat berupa; cair, padat, dan gas. Dilihat dari jenis pencemarnya, limbah industri
dibedakan, sebagai berikut;
1. Limbah oksigen demanding
2. Bahan-bahan penyebab penyakit
3. Bahan makanan tumbuhan
4. Bahan kimia organic
5. Bahan kimia anorganik
6. Sedimen
7. Polusi radioaktif
8. Panas

Nomor 18
Sebutkan apa yang dimaksud dengan pengendalian lingkungan kerja?
Jawaban :
Sesuai dengan PERMENAKER No.5 Tahun 2018 BAB II Pasal 7 ayat 3 yang berisi :
(1) Pengendalian Lingkungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a dan
huruf b dilakukan agar tingkat pajanan Faktor Fisika dan Faktor Kimia berada di bawah NAB.
(2) Pengendalian Lingkungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c, huruf d,
dan huruf e dilakukan agar penerapan Faktor Biologi, Faktor Ergonomi, dan Faktor Psikologi
memenuhi standar.
(3) Pengendalian Lingkungan Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilakukan
sesuai hirarki pengendalian meliputi upaya:
a. eliminasi;
b. substitusi;
c. rekayasa teknis;
d. administratif; dan/atau
e. penggunaan alat pelindung diri.

Nomor 19
Apa yang disebut dengan bahan kimia berbahaya? Sebutkanfaktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat bahaya dari bahan kimia berbahaya?
Jawaban :
Bahan kimia berbahaya adalah zat, bahan kimia atau sesuatu baik dalam keadaan tunggal maupun
campuran dapat membahayakan keamanan, kesehatan dan lingkungan hidup, baik langsung
maupun tidak langsung
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya
a. Daya racun satuan LD50 atau LC50
b. Cara masuk bahan kimia ke dalam tubuh (Route of entry)
c. Konsentrasi dan lama paparan
d. Efek kombinasi bahan kimia

Nomor 20
Sebutkan kewajiban pengusaha dalam mengendalikan bahwa kimia berbahaya!
Jawaban :
Kewajiban pengusaha dalam mengendalikan bahwa kimia berbahaya, antara lain :
a) Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan label
b) Penunjukan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia

Nomor 21
Jelaskan ruang lingkup pengawasan K3 konstruksi bangunan dan sebutkan peraturan terkait!
Jawaban :
Pada PERMENAKER No.1 tahun 1970 pasal 5 ayat 1 tentang pengawasan yang berisikan :
Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini, sedangkan para pegawai
pengawas dan ahli keselamatan kerdja ditugaskan mendjalankan pengawasan langsung terhadap
ditaatinja Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya.
Permenaker No. 1 tahun 1980 pasal 1 ayat A :
Konstruksi Bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan yang
dilakukan di tempat kerja.
Permenaker No. 1 tahun 1980 Pasal 2 :
Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada Direktur atau
Pejabat yang ditunjuknya

Nomor 22
Sebutkan dan jelaskan kewajiban pengurus dalam mengurangi, mencegah dan memadamkan
kebakaran sesuai Kepmenakertrans No.186/1999!
Jawaban :
Terdapat di pasal 2 ayat 2
Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja meliputi:
1. Pengendalian setiap bentuk energy
2. Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana evakuasi
3. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
4. Pembentukan unit penanggulanan kebakaran di tempat kerja
5. Penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara berkala
6. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi tempat kerja yang
mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan atau tempat yang
berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.

Nomor 23
Dalam identifikasi masalah bahaya kebakaran ditempat kerja saudara terdapat beberapa APAR
telah berakhir masa pakai, coba jelaskan tindakan anda sebagai AK3!
Jawaban :
Tindakan yang dilakukan apabila APAR telah berakhir masa pakai, antara lain :
1. Secepatnya melakukan pengisian ulang APAR
2. Inspeksi berkala terkait kondisi APAR
3. Mencatat pembaruan informasi pada kartu control APAR
Nomor 24
Sebutkan hal-hal yang berkaitan dengan Instalasi Penyalur Petir!
Jawaban :
Permenaker 31 tahun 2015 tentang perubahan atas PERMENAKER No. 2 tahun 1989
Pasal 1 ayat h yaitu :
Instalasi penyalur petir ialah seluruh susunan sarana penyalur petir terdiri atas
penerima (Air Terminal/Rod), Penghantar penurunan (Down Conductor), Elektroda
Bumi (Earth Electrode) termasuk perlengkapan lainnya yang merupakan satu kesatuan
berfungsi untuk menangkap muatan petir dan menyalurkannya ke bumi;
PERMENAKER No. 2 tahun 1989 Pasal 2 :
(1) Instalasi penyalur petir harus direncanakan, dibuat, dipasang dan dipelihara sesuai
dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dan atau standard yang diakui;
(2) Instalasi penyalur petir secara umum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. kemampuan perlindungan secara teknis;
b. ketahanan mekanis;
c. ketahanan terhadap korosi,
(3) Bahan dan konstruksi instalasi penyalur petir harus kuat dan memenuhi syarat;
(4) Bagian-bagian instalasi penyalur petir harus memiliki tanda hasil pengujian dan atau
sertifikat yang diakui.
Pasal 6 ayat 1 :
Pemasangan instalasi penyalur petir harus dilakukan oleh Instalasi yang telah
mendapat pengesahan dari Menteri atau Pejabat yang ditunjuknya;
Pasal 8 :
Yang diatur oleh Peraturan Menteri ini adalah Instalasi Penyalur Petir non radioaktif di
tempat kerja.
Pasal 9 ayat 1:
(1) Tempat kerja sebagaimana dimaksud pasal 8 yang perlu dipasang instalasi penyalur petir
antara lain:
a. Bangunan yang terpencil atau tinggi dan lebih tinggi dari pada bangunan sekitarnya seperti:
menara-menara, cerobong, silo, antena pemancar, monumen dan lain-lain;
b. Bangunan dimana disimpan, diolah atau digunakan bahan yang mudah meledak atau terbakar
seperti pabrik-pabrik amunisi, gudang penyimpanan bahan peledak dan lain-lain;
c. Bangunan untuk kepentingan umum seperti: tempat ibadah, rumah sakit, sekolah, gedung
pertunjukan, hotel, pasar, stasiun, candi dan lain-lain;
d. Bangunan untuk menyimpan barang-barang yang sukar diganti seperti: museum, perpustakaan,
tempat penyimpanan arsip dan lain-lain;
e. Daerah-daerah terbuka seperti: daerah perkebunan, Padang Golf, Stadion Olah Raga dan
tempat-tempat lainnya.
Nomor 25
Sebutkan Dasar Hukum Lift!
Jawaban :
Dasar hukum lift
1. Permen No 03/MEN/1999 tentang syarat-syarat K3 Lift untuk pengangkutan orang dan
barang
2. Permen No 407/BW/1999 tentang persyaratan teknisi lift
3. Permenaker No 6 Tahun 2017 tentang K3 Elevator dan Eskalator
4. Permenaker No. Per. 05/Men/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut

Nomor 26
Sebutkan kriteria perusahaan yang wajib memiliki Ahli K3 bidang listrik!
Jawaban :
Perusahaan yang melaksanakan kegiatan (Pasal 4 Ayat 2) yaitu pembangkitan listrik, transmisi
listrik, distribusi listrik, pemanfaatan listrik yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 volt
arus bolak balik atau 120 arus searah. Selain itu juga wajib bagi perusahaan yang memiliki
pembangkitan listrik lebih dari 200 kVA (Pasal 7).

Nomor 27
Jelaskan ruanglingkup pengawasan norma keselamatan dan kesehatan kerja mekanik dan
sebutkan peraturan perundangan K3 terkait?
Jawaban :
Ruang Lingkup Pengawasan K3 Mekanik
1. Perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, penggunaan atau pengoperasian, dan
pemeliharaan pesawat tenaga dan produksi.
2. Perencanaan, pembuatan atau perakitan, penggunaan atau pengoperasian, dan pemeliharaan
pesawat angkat dan angkut
3. Operator yang mengoperasikan peralatan tersebut
Peraturan terkait pengawasan K3 mekanik
1. Permen No.04/Men/1985,tentang pesawat tenaga dan produksi
2. Permen No.05/Men/1985, tentang pesawat angkat dan angkut
3. Permen No.01/Men/1989, tentang kualifikasi dan syarat-syarat operator crane angkat

Nomor 28
Sebutkan kewajiban operator pesawat angkat dan pesawat angkut serta dasar hukumnya!
Jawaban :
Dasar Hukum : Permenaker No 8 Tahun 2020 tentang K3 Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
Kewajiban operator pesawat angkat dan pesawat angkut, antara lain :
1. Mematuhi ketentuan peraturan pcrundangundangan di bidang K3
2. Melaksanakan standar prosedur kerja aman
3. Tidak meninggalkan tempat/ruang kerja pengoperasian Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
selama tenaga penggerak bekerja
4. Mengoordinasikan Operator kelas II dan Operator kelas III bagi Operator kelas I, dan
Operator kelas II mengawasi dan mengoordinasikan Operator kelas III
5. Mengisi buku keija dan membuat laporan harian selama mengoperasikan Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut
6. Segera melaporkan kepada atasan jika Alat Pengaman atau perlengkapan Pesawat Angkat
dan Pesawat Angkut tidak berfungsi dengan baik atau rusak.

Nomor 29
Sebutkan kewajiban operator pesawat angkat dan pesawat angkut serta dasar hukumnya!
Jawaban :
Dasar hukum : Kep.20/DJPPK/2004 tentang sertifikasi K3 Konstruksi
1. Untuk Tenaga kerja lebih dari 100 orang atau penyelenggaraan proyek selama 6 bulan harus
memiliki sekurang kurangnya 1 (Satu) orang Ahli K3 Utama Konstruksi, 1 (Satu) orang Ahli K3
Madya Konstruksi dan 2 (dua) orang Ahli Muda K3 Konstruksi
2. Untuk Tenaga kurang dari 100 orang atau penyelenggaraan proyek kurang dari 6 bulan harus
memiliki sekurang kurangnya 1 (Satu) orang Ahli K3 Madya Konstruksi dan 1 (satu) orang Ahli
Muda K3 Konstruksi
3. Untuk Tenaga kurang dari 25 orang atau penyelenggaraan proyek kurang dari 3 bulan harus
memiliki sekurang kurangnya 1 (satu) orang Ahli Muda K3 Konstruksi.

Nomor 30
Jelaskan ruang lingkup pengawasan norma ruang lingkup pengawasan K3 pesawat uap dan
bejana tekan?
Jawaban :
Meliputi kegiatan perencanaan, pembuatan, pemasangan atau perakitan, modifikasi atau reparasi
dan pemeliharaan.
Lingkup pengawasan meliputi :
1. Pertimbangan-Pertimbangan Desain, mencakup prinsip-prinsip desain termasuk gambar
konstruksi, data ukuran-ukuran, gambar teknik, pelaksanaan pembuatan dan pengujian
2. Spesifikasi Bahan, yaitu bahan yang digunakan harus memenuhi syarat sesuai ketentuan yang
berlaku serta standard penggunaan bahan serta mempunyai sertifikat bahan.
3. Metode Konstruksi, yaitu pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan metode pengelasan
dan pengelingan.
4. Penempatan Ketel Uap,yaitu; bahwa ketel uap harus ditempatkan dalam suatu ruangan atau
bangunan tersendiri yang terpisah dari ruangan kerja . Jarak ruangan operator ketel uap
harus aman sesuai ketentuan.

Anda mungkin juga menyukai