Anda di halaman 1dari 6

GADGET MERUSAK PERSAHABATAN

Pada pagi yang cerah, ada dua orang gadis


yang sedang asik bermain congklak, mereka
terlihat sangat senang dengan apa yang
mereka mainkan. Mereka berdua bernama
Ana dan Indri. Mereka berteman baik dari
kecil. Namun, ada sesuatu yang mengganjal
dalam hatinya Indri, yaitu Indri akan pindah
sekolah ke pesantren.

“Ana, aku mohon jangan lupakan aku! Aku


pasti akan jarang bertemu denganmu” Ucap
Indri dengan merasa sedih akan berpisah
dengan sahabat terbaiknya itu.
“Iya Indri aku akan mengingatmu selalu, kau
juga ya Drii jangan lupakan aku” Ucap Ana
sembari senyum menahan rasa sedihnya itu.

Mereka berpelukan dan menangis karena


akan berpisah besok pagi.

Keesokan harinya, Indri berangkat tanpa ada


pertemuan lagi dengan Ana karena Ana
sedang sekolah, Indri takut sahabat baiknya
itu lupa akan dirinya, namun Indri percaya
pada janji Ana.

Ana yang sudah tidak mempunyai sahabat


yang dekat dengannya lagi, kini ia mencoba
mengenali dunia luar melalui handphone yang
dibelikan ayahnya kemarin.
Ia merasa handphone membuat dirinya tak
kesepian lagi, sampai ia lupa sahabat baiknya
itu yang kini sudah di pesantren.

Hari demi hari Ana lewati tanpa mengingat


sahabatnya yang sudah lama pergi. Pagi
bertemu pagi lagi Ana selalu bermain dengan
gadgetnya itu. Hingga pada suatu hari, Indri
sakit dan ia dibawa pulang kerumah oleh
orang tuanya.

Saat Indri menelfon keluarga Ana, lalu tak


lama kemudian mereka datang. Namun,
orang yang ia harapkan tak kunjung datang.

“Tante Ana kemana? Ga ikut?” Tanya Indri


heran.
“Ohh dia, dia sekarang sudah tidak memiliki
waktu untuk kami apalagi untukmu Drii. Dia
kini memiliki teman baru.” Ucap ibunya Ana,
yang seperti kesal dengan anaknya itu.

“Teman baru tan?” ucap Indri yang merasa


terkejut mendengar omongan ibunya Ana itu.

“Iya dia kini sudah memiliki handphone Drii,


maafkan Ana ya Drii dia tidak
menjengukmu” ucap ibunya Ana.

“Ohh iya tidak apa-apa” ucap Indri dusta.

Indri tidak menyangka Ana sudah berjanji


untuk tidak melupakannya kini sudah ingkar
akan janjinya.
Saat Indri akan kembali ke pesantren ia
memutuskan untuk menelfon dan mengajak
bertemu dengan sahabatnya itu.

“Halo Ana! Kita main yuk sebelum aku


kembali ke pesantren, aku ingin
menghabiskan waktu dengan mu.” Ucap Indri
dengan rasa bahagia akan bertemu
sahabatnya itu.

“Aduhhh Indri maaf ya aku ga bisa main


nih,aku lagi malas.” Ucap Ana dengan ketus.

---tttiiiittt---

(telfon terputus).
Indri sangat sedih dengan jawaban
sahabatnya itu.ia menangis lalu pergi kembali
ke pesantren bersama kedua orang tuanya
dengan rasa kecewa karna yang dia anggap
sahabat baiknya itu sejak kecil, sekarang telah
melupakannya.

CERPEN

BY : Nurul Khotimah

X-Perawat

Anda mungkin juga menyukai