Di dalam kehidupan ini tentunya kita sebagai manusia tentunya menghadapi berbagai ujian, cobaan dan lainnya. Tidak hanya rasa senang saja yang ada di dalam kehidupan ini, namun terkadang rasa pahit pun juga pasti terjadi kepada kita. Sebagai contoh setiap orang pasti suatu saat akan mengalami rasa kehilangan. Misalnya kehilangan benda tercinta kita, kehilangan kekasih kita, dan kehilangan orang yang paling kita sayangi di dunia ini. Tentunya kita harus siap siap kehilangan apapun yang fana di dunia ini. Sedangkan respon yang dihasilkan dari kehilangan adalah berduka. Secara pengertian, berduka nerupakan respon emosional terhadap rasa kehilangan yang di manifestasikan oleh individu dengan cara yang khusus berdasarkan pengalaman personal, harapan budaya dan kepercayaan spiritual. Dalam menanggapi kehilangan, setiap orang memiliki respon yang berbeda dengan berbagai rangkaian proses berduka seperti berduka secara normal, berduka yang berkomplikasi, berduka yang diantisipasi dan lainnya. Di dalam tugas ini, saya akan menjelaskan terkait tahapan tahapan apa saja yang umum dialami oleh setiap orang dengan mengambil dari teori model proses Rando . Karena menurut saya teori ini yang paling sering dijumpai dalam proses kehilangan seseorang serta yang paling banyak terjadi di kehidupan. Teori kehilangan, berduka, dan kematian menurut Rando : 1. Mengakui rasa kehilangan 2. Bereaksi, mengurangi rasa nyeri akibat kehilangan 3. Mengenang 4. Melepaskan diri 5. Menyesuaikan diri Untuk memperjelas seperti apa teori tersebut dalam kehidupan nyata, maka saya akan menjelaskannya ke dalam sebuah cerita. “Di sebuah keluarga tingglah seorang ayah, ibu dan seorang anaknya yang hidup bahagia. Hari demi hari dilalui dengan suka ria bersama. Setelah 5 tahun menjalani kehidupan bersama dengan anaknya, sang ayah yang bernama bapak Agus kemudian memutuskan untuk menerima panggilan kerja sebagai kayawan di sebuah pabrik elektronik di Jakarta. Rasa berat pun harus dijalani demi menahkahi istri dan anaknya yang bernama Doni. Awalnya Doni pun merasa berat hati untuk bersedia ditinggalkan oleh sang ayah tercinta, namun sang ayah dan ibunya membujuk sekuat tenaga bahkan rela membelikan mainan kesukaan Doni agar sang ayah bisa bekerja di luar kota. Akhirnya dengan kemampuan sang ayah dan ibunya dalam membujuk Doni pun tercapai. Pada hari Minggu pagi sang ayah, Agus bersiap siap untuk berangkat ke luar kota menggunakan kereta api. Awalnya sang anak menangis agar sang ayah tidak jadi berangkat ke luar kota dan akhirnya sang ayah berjanji jika setiap 6 bulan sekali untuk pulang ke rumah berkumpul dengan anak dan istrinya. Tak lama kereta daatang dan sang ayah menaiki kereta. Di dalam kereta sang ayah, Agus melambaikan tangannya kepada sang anak dan istrinya sebagai tanda perpisahannya. Akhirnya sang anak, Doni dan ibunya pulang kerumah. Selama satu minggu Doni menjalani hidupnya dengan rasa sedih, karena ditinggal ayanya bekerja di luar kota. Namun, atas kegigihan sang ibu dalam mendidik dan membujuk anaknhya sehingga sang anak tidak lagi sedih. Di awal bulan merupakan tahun ajaran baru dan Doni masuk ke kelas 1 Sekolah Dasar. Hari demi hari dilalui oleh Doni dengan bahaiga, mulai dari bermain dengan teman temannya, mengerjakan PR bersama sampai bertamasnya bersama. Di malam hari, tak jarang sang ayah menelpon istrinya dan kadang kadang melakukan panggilan video. Doni mengungkapkan rasa rindunya kepada Agus sang ayahnya kalau sudah tidak sabar menunggu pulang kerumah, padahal baru 2 bulan. Doni dengan ibunya hidup sebagaimana mestinya, dan sudah merasa terbiasa tanpa kehadiran sang ayah. Hingga pada suatu hari, teman temannya megajak Doni untuk bermain sepeda. Setelah meminta izin pada ibunya, akhirnya dengan senang hati Doni ikut bersepeda dengan teman temannya. Setelah itu, teman temannya mengajak doni bersepeda menuju pusat kota. Karena baru belajar menggunakan sepeda, Doni belum mahir dalam mengayuh dan memegang stang sepedanya. Hingga pada suatu waktu melewati jalan raya, doni kehilangan kendali karena, suara bising kendaraan besar. Petaka pun menghapiri Doni, saat akan menyebrang ke jalan menuju desa ada motor yang melaju dengan sangat kencang dan menghantam Doni hingga terjatuh ke aspal. Teman temannya pun sangat ketakutan melihat salah satu temannya ,mengalami kecelakaan. Kemudian ada seorang warga yang berinisiatif membawa Doni menuju rumah sakit terdekat di lokasi itu. Akhirnya dibawalah Doni ke rumah sakit dalam keadaan parah. Tak lama, teman temannya pulang menuju rumah Doni untuk memberi tahu kabar yang menyedihkan ini kepada ibunya. Rasa kaget setengah mati dirasakan sang ibu mendengar berita ini, Dengan sedih hati sang ibu menuju rumah sakit dan menanyakan kepada petugas medis menuju ruangan yang ditempai Doni, Setelajh masuk ke ruang ICCU, sang ibu merasa sangat sedih melihat kondisinya yang semakin lama semakin parah. Pendarahan di kepalanya sangat parah, berbagai perawatan intensif telah di lakukan. Ibunya menunggu di luar ruangan sambil menelpon ayahnya yang kebetulan pada hari itu libur. Ayahnya, Agus juga sangat merasa sedih mendengar berita ini dan memutuskan untuk pulang menuju kampung halaman. Tak lama setelah mendengar berita dari sang istri agus naik ke dalam kereta dengan rasa sedih tak teramat untuk segera melihat kondisi putra satu satunya. Hingga pada akhirnya ia mendapat telepon dari istrinya jika nyawa Doni sudah tidak bisa terselamatkan. Tangisan kecil yang sangat dalam setelah mendengarkan berita duka itu, seolah olah tidak percaya jika anak kesayangannya telah pulang ke rumah tuhan.
Berikut ini merupakan teori kehilangan menurut Rando :
1. Mengakui rasa kehilangan Tak lama seteleh sampai di kampunya ia langsung bergegas ke rumahnya untuk melihat sang anak kesayangannya yang baru saja dipulangkan dari rumah sakit untuk dimakamkan, Ayahnya seolah menyangkal dan tidak terima bahwa anak satu satunya telah meninggal dunia, padahal baru 2 bulan kemarin bertemu.dan tak jarang ia seolah olah berbicara kepada anaknya kalau si Doni masih hidup, keluarga dan teman teman Agus seringkali mengingatkan kepadanya, bahwa agus harus merasa lapang hati kalau anaknya sudah meninggal. Namun jawaban Agus hanya “ tidak, anakku masih hidup” di ulang ulang kata itu sampai Agus merasa kelelahan. Tak lama setelah itu, prosesi pemakaman di lakukan dan si Agus mulai lapang hati dan sedikit sedikit mulai mengakui rasa kehilangan walaupun itu sangat menyedihkan. Ia sadar kalau tangisan tidak akan menyelesaikan masalah dan malah akan menambah masalah. 2. Bereaksi, mengalami, dan mengungkapkan rasa akibat kehilangan Tak jarang Agus lupa makan, dan beristirahat. Hingga istrinya sering kali mengingatkan dan menghidanhgkan makanan di depan Agus untuk memakannya. Dengan ucapan dari sang istri untuk melupakan dan jangan terlalu sering memikirkan anaknya dan selalu setiap saat mengingatkannya jika sang suami sedang melamun. 3. Mengenang Setelah sepekan meninggalnya Doni, anak kesayangannya Agus dan istrinya dalam pembicaraan selalu mengenang masa masa indah yang dulu mereka jalani, mulai dari saat makan bersama, saat bertamasya ke pantai dan saat Agus menceritakan dongeng setiap malam kepada Doni. Namun beruntung, Agus memiliki istri yang setia dan penyabar, tak henti hentinya istrinya mengingatkan kalau suaminya harus move on dan menjalani kehidupan seperti biasanya, yaitu bekerja. 4. Melepaskan diri Hari hari Agus lakukan seperti biasanya, dan sudah tidak terlalu memikirkan anaknya yang telah meninggal. Baginya ini merupakan suatu ujian yang dikirim tuhan olehnya agar menjadi manusia yang mulia dan sabar. Ia pun sudah meluruskan niat untuk meninggalkan kampung halamannya dan berbicara kepada istrinya untuk bekerja ke Jakarta seperti dulu lagi. 5. Menyesuaikan diri Ia pun berangkat ke Jakarta untuk bekerja seperti dulu lagi, dengan diantar istrinya dan istrinya mengucapkan sepenggal kata perpisahan dan saling mengingatkan kalau di sana bisa menjaga diri serta giat bekerja.setelah sampai di Jakarta Agus langsung bisa bekerja bersama sama temannya dan bergaul dengan sifat Agus yang rendah hati. Itulah mengenai teori kesedian dan kehilangan menurut Rando dan telah saya jelaskan ke dalam cerita pendek. Pesan dari cerita ini adalah, jika manusia harus bisa mengontrol serta ,mengendalikan dari rasa kehilangan entah itu orang tercinta, anak, orang tua dan lainnya. Jika bersedih dan mengalami kehilangan itu sudah wajar dan lumrah bagi semua orang, tetapi sebagai manusia yang baik alangkah bagusnya kalau kigta menganggap jika kejadian ini merupakan ujian dari tuhan untuk kita agar kedepannya menjadi manusia yang berkualitas, mulia dan sabar.