Anda di halaman 1dari 5

Nama : Puspa Dian Pratiwi

Nim : 191100412

Kelas : KP. III

Mk : Psikososial

1. Perbedaan peradaban dan kebudayaan

A. Kebudayaan

Kebudayaan adalah cara orang hidup, yang tercermin misalnya dalam bahasa yang
mereka ucapkan, makanan yang mereka makan, pakaian yang mereka kenakan. Ini
mengekspresikan cara seseorang berpikir dan melakukan sesuatu. Dengan kata lain,
kebudayaan adalah seperangkat pengetahuan, pengalaman dan perilaku yang umumnya
dimiliki oleh sekelompok orang. Ini adalah sesuatu yang diperoleh seseorang melalui
pembelajaran.

Budaya meliputi seni, pengetahuan, kepercayaan, adat istiadat, tradisi, moral, festival,
nilai-nilai, sikap, kebiasaan dan sebagainya yang diwarisi oleh seseorang sebagai anggota
masyarakat. Itu bisa dilihat dalam literatur, musik, bentuk tarian, praktik keagamaan, gaya
berpakaian, kebiasaan makanan, cara menyapa orang lain, rekreasi dan lain-lain. Budaya yang
berbeda dapat ditemukan di tempat yang berbeda, karena bervariasi dari satu daerah ke daerah
lain.

Phraya Anumanrajathon, seorang sarjana Thailand yang terkenal, telah


mendefinisikan “budaya” sebagai pemikiran, konsep, dan kepercayaan manusia yang muncul
dalam empat cara, yaitu;

1. Perilaku sosial
2. Karakteristik umum dalam masyarakat
3. Kegiatan sosial, dan Penciptaan dalam masyarakat.

B. Peradaban

Peradaban adalah proses mengembangkan keadaan masyarakat sejauh budaya,


industri, teknologi, pemerintah, dan lain-lain mencapai tingkat maksimum. Istilah ‘peradaban’
berbicara tentang mengadopsi cara hidup yang lebih baik, dan memanfaatkan sebaik mungkin
sumber daya alam, untuk memenuhi kebutuhan sekelompok orang.
Lebih lanjut, ini menekankan pada sistematisasi masyarakat ke dalam berbagai
kelompok yang bekerja secara kolektif dan terus-menerus untuk meningkatkan kualitas hidup,
mengenai makanan, pendidikan, pakaian, komunikasi, transportasi, dan sejenisnya.

2. Akulturasi budaya

A. Pengertian Akulturasi

Pengertian akulturasi budaya (acculturation) adalah berpadun diantara unsur-unsur


kebudayaan yang berbeda dan bersatu dalam upaya membentuk kebudayaan baru tanpa
dengan maksud menghilangkan kepribadian kebudayaannya yang asli. Definisi akulturasi ini
tentusanya berbalik dengan asimilasi, yang mana pengertian asimilasi adalah adanya
penggamburan dua kebudayaan baru dan menghilangkan kebudayaan yang lama.

B. Proses Akulturasi Budaya

Proses terjadinya, akulturasi dalam pengertian budaya masyarakat biasanya memakan


waktu lama akan tetapi ada yang hanya membutuhkan waktu sedikit, semua kondisi akulturasi
tersebut tentusaja bergantung pada persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang
masuk.

Akulturasi bisa terjadi dalam kurun waktu yang relatif lama apabila masuknya
melalui proses pemaksaaan dalam masyarakat, hal ini tentsauaja akan menimbulkan konflik
sosial yang dapat merusak keteraturan dalam kehidupan masyarakat. Akan tetapi jika
sebaliknya masuknya akulturasi ini melalui proses damai, maka akulturasi tersebut akan
relatif lebih cepat.

Kedua bentuk akulturasi yang ada antara pemaksanaan dan juga dengan damai
memiliki kelebihan dan kekuarangan. Salah satu kelebihannya jika akulturasi dilakukan
dengan keadaan pemaksaaan seperti dalam penggaburan yang dilakukan penjejah di
Indonesia, maka akulturasi akan hilang dengan ceoat takalah penjajahan telah tiada. Dan
untuk kelebihan apabila akulturasi dilakukan secara damai maka budaya yang ada tersebut
akan berlangsung sangat lama dan melekat erat dalam kehidupan masyarakat.

C. Contoh Akulturasi

 Dalam Kehidupan Sehari-Hari

Contoh lainnya, yang mampu menjelaskan dalam akulturasi di kehidupan sehari-


hari misalnya saja menegenai adanya proses belajar mengajar di sekolah. Belajar
mengenajr di sekolah yang khas asli Indonesia adalah sistem pembelajaran Pesantren,
yang tidak menggunakan seragam, akan tetapi karena adanya unsur akulturasi dari
Bangsa-Bangsa di Eropa yang mempengaruhinya sampai saat ini sistem pendidikan kita
adalah bagian daripada akulturasi, karena memakai seragam.

Untuk kurikulum dan tata cara pembelajaran adalah khas Indonesia sedangkan
untuk bagian formalitasnya, seperti penggunaan seragam, memakai meja, memakai kursi,
adalah bagian daripada akulturasi yang di dapat dari bangsa eropa.

 Contoh Akulturasi Budaya Islam (Agama)

Contoh lainnya, dalam penggambaran akulturasi ini misalnya saja dalam


beragama, khususnya dalam Agama Islam. Islam masuk di Indonesia melalui kebudayaan
yang dekat dengan Indonesia, penggambaran ini sebagaimana yang dijelaskan bahwa
adanya sistem Dakwah melalui wayang.

Wayang yang khas kebudayaan Indonesia oleh Sunan Kalijogo diberikan bumbu-
umbu dalam berdakwah. Hingga secara langsung dalam penyampaian wayang dikenal
dengan syahadatain, atau penyampaian kewajiban menyambah Allah.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses terjadinya akulturasi


dilakukan dengan penggabungan dua kebudayaan tanpa menghilangkan salah satu unsur
kebudayaan aslinya. Maka tak khayal akulturasi ini menjadi perubahan sosial yang
biasanya dilakukan tanpa adanya konflik sosial dalam masyarakat.

3. Proses akulturasi budaya palembang

Akulturasi Tiga Budaya Penuh Nilai Eksotika

Palembang merupakan salah satu kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota ini memiliki
cerita panjang dalam sejarah Nusantara. Bermula dari Kerajaan Sriwijaya, hingga kini
menjadi salah satu pusat perdagangan strategis di tanah air. Seiring berjalannya waktu, Kota
Palembang sudah berkembang pesat dengan nuansa eksotis dalam tiga akulturasi budaya yang
unik.
Akulturasi Budaya Melayu, Tionghoa, dan Timur Tengah di Palembang

Kota Palembang kian unik karena menjadi wadah akulturasi budaya Melayu,


Tionghoa, dan Timur Tengah. Meskipun tidak langsung berbatasan dengan laut, aliran-aliran
sungai di kota ini mempermudah kapal para pedagang untuk masuk hingga ke kaki
pegunungan. Selain aktivitas perdagangan, para pedagang yang berasal dari Tiongkok dan
Timur Tengah berbaur dengan masyarakat lokal sehingga menyebabkan akulturasi budaya.

Masyarakat lokal Palembang awalnya merupakan penduduk yang tinggal di sekitar


Sungai Melayu dan lama-kelamaan dikenal dengan sebutan penduduk Melayu. Akulturasi
budaya Melayu, Tionghoa, dan Timur Tengah tampak jelas pada arsitektur bangunan,
kesenian, makanan khas, dan adat istiadat Palembang lainnya. Keunikan ini membuat
Palembang memiliki nuansa istimewa dibandingkan kota-kota lain di tanah air.

Tempat-Tempat Bersejarah di Palembang


1. Jembatan Ampera
Jembatan ini merupakan ikon Kota Palembang yang sangat terkenal. Jembatan
Ampera dibangun pada tahun 1962 saat Indonesia menjadi tuan rumah ajang Asian Games
IV. Anda berkesempatan menikmati pemandangan Kota Palembang yang indah saat berada di
jembatan ini. Di bawah Jembatan Ampera, terbentang Sungai Musi sepanjang 750 km.
Suasana Jembatan Ampera dan Sungai Musi di malam hari kian indah karena pencahayaan
yang luar biasa.

2. Benteng Kuto Besak


Ketika Anda berada di Jembatan Ampera, Anda patut menyempatkan waktu untuk
mengunjungi Benteng Kuto Besak. Dahulu, benteng ini digunakan sebagai salah satu sistem
pertahanan pejuang saat melawan penjajah. Kini, Benteng Kuto Besak semakin populer
sebagai tempat rekreasi. Bila Anda berada di kawasan ini, Anda bisa melihat kapal yang lalu
lalang di Sungai Musi. Suasana benteng di malam hari kian semarak dengan lampu warna-
warni dan para pedagang yang menjajakan aneka jenis dagangan.

3. Masjid Agung Palembang


Masjid besar yang satu ini letaknya dekat dengan Jembatan Ampera, hanya berjarak
beberapa ratus meter saja. Arsitektur Masjid Agung Palembang sangat unik karena
merupakan hasil akulturasi budaya Indonesia, Tiongkok, dan Eropa. Keistimewaan ini
membuat Masjid Agung Palembang sangat populer sebagai destinasi wisata religi di Tanah
Sriwijaya.

4. Taman Purbakala Sriwijaya


Sebagai salah satu kerajaan termahsyur yang pernah ada di nusantara, sejarah
kerajaan Sriwijaya memang menarik untuk dipelajari. Anda pun bisa berkunjung ke Taman
Purbakala Sriwijaya ketika berlibur di Palembang. Tempat wisata bersejarah yang juga
dikenal dengan sebutan Situs Karanganyar ini terdiri dari bekas permukiman dan taman
purbakala. Semua benda-benda peninggalan, parit, dan kolam tetap dipertahankan bentuknya
agar persis dengan hasil karya manusia purba.

Anda mungkin juga menyukai