Anda di halaman 1dari 8

Perjuangan Hidup Dani Meraih Mimpi

Namanya Dani, cowok ganteng, cerdas dan atlet basket. Dani terlahir dari keluarga
kaya yang tinggal di Bekasi. Ayahnya mempunyai usaha yang sukses dan ibunya hanya
sebagai ibu rumah tangga. Dani termasuk anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini Dani
duduk di SMA kelas 3 dan mulailah masalah datang padanya. Dalam anganannya Dani, hidup
ia gak mungkin jatuh miskin, ternyata Allah berkehendak lain. Usaha dari ayahnya jatuh
karena sekarang ini ayahnya memulai suka bermabuk-mabukan dan sering berjudi sehingga
gulung tikar usaha dari ayahnya. Dalam rumah tangga ayah dan ibunya pun sering perang
mulut karena kekurangan uang dalam kebutuhan hidup sehari-hari.

Tidak hanya itu, tapi tangan ayahnya juga sering memukul muka dan badan dari ibu
Dani sampai ibu Dani nangis dan merasa kesakitan. Karena ayah Dani galak sehingga ia tidak
punya keberanian untuk membela ibunya dan hanya menonton saja. Setiap hari ibu dan
ayahnya selalu bertengkar sampai Dani bingung Dani memilih keluar rumah untuk
menenangkan pikirannya dia tidak pulang beberapa hari sampai ibunya mencarinya tetapi
ayahnya membiarkannya.

Ayah Dani yang selama ini sering mabuk-mabukan ternyata di bagian punggungnya ada
benjolan dan ternyata benjolan tersebut kanker stadium akhir. Ayahnya di rawat di rumah
sakit, Ibu Dani mencoba menghubungi Dani dan ibu Dani memberi tahu kalau ayah Dani
sakit parah sampai akhirnya Dani menurunkan egonya untuk pergi menjeguk ayahnya yang
sedang sakit di rumah sakit ayahnya di rawat. Setelah dicek oleh dokter lagi, ayahnya belum
bisa diselamatkan walaupun dalam perawatan apapun juga. Ayah Dani hanya pasrah dan
berserah diri saja. Menurut Ayah Dani, penyakit yang di derita nya itu merupakan karma dari
nya karena sering memukul dan menyakiti istrinya. Dari keadaannya yang sangat parah
begitu maka ayah Dani memulai berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan sayang
kepada anak istrinya. Tetapi Tuhan berkehendak lain, ayah Dani meninggal karena penyakit
tersebut. Istri dan anaknya sudah harus mengikhlaskan dan merelakan ayah Dani untuk
meninggalkan mereka untuk selamanya.

Setelah ayahnya meninggal untuk mencukupi kehidupan sehari-hari Dani harus bekerja
di sebuah Perumahan Elite milik Pak Hadi sebagai tukang kebun. setiap hari Dani mencabut
rumput dan menyiram tanaman. Tak menyangka bahwa majikannya Pak Hadi, sangat berbaik
hati, biaya sekolah ditanggung olehnya, Dani dianggap seperti anak sendiri karena Pak Hadi
tidak mempunyai seorang anak. Karena itu, Dani di anggap seperti anak sendiri sampai
dibiayai sekolahnya Dani sangat sangat bersyukur karena di pertemukan dengan orang yang
sangat baik seperti Pak Hadi. Keluarga Dani pun sangat berterimakasih kepada Pak Hadi
selain membiayai sekolah Dani, Pak Hadi juga selalu memberi makan kepada keluarga Dani
setiap harinya sehingga mereka tidak bingung lagi ketika tidak ada makanan yang harus di
makan.

Tak hanya itu, Dani di sekolah terkenal sebagai siswa yang sangat pintar dan tanggap
dalam proses belajar. Semua perhatian guru tertuju padanya, sehingga siswa yang lain iri
kepada Dani. Setiap harinya Dani selalu mendapat ejekan dari teman teman sekolahnya. Tapi
tidak semua teman temanya memperlakukan Dani dengan buruk. Dia mempunyai sahabat
namanya Rudi, Rudi adalah sahabat yang selalu ada dalam keadaan suka maupun duka. Rudi
selalu mendampingi Dani dan selalu mendukung/ support Dani dalam keadaan apapun. Rudi
terlahir dari keluarga yang kaya tapi Rudi tidak pernah menghina dan menyombongkan diri.
Kedekatan meraka sudah seperti saudara sendiri. Mereka kemana-mana selalu berdua.

Setiap hari di pagi hari setelah bangun tidur, Dani selalu berdoa kepada Allah atas
karunia yang telah diberikan oleh Allah walaupun hidupnya masih susah, tetapi Dani selalu
bersyukur padanya. Setelah selesai berdoa dia pergi ke kamar mandi untuk bersiap pergi ke
sekolah dan menyiapkan pelajaran hari ini. Setelah semua kegiatan di rumah selesai makan
dia berangkat sekolah dengan mengayuhkan sepeda yang jarak dari rumah ke sekolah sekitar
3 km. Karena jarak antara sekolah dengan rumah yang cukup jauh, dia langsung buru-buru
untuk masuk sekolah.

Kali ini di sekolahnya ada pertandingan basket antar sekolah. Dani termasuk pemimpin
tim basket yang handal dan terkenal di sekolahnya. Tetapi Dani tidak sombong. Saat Dani
sedang jalan di taman sekolah sendirian tiba tiba ada tiga cowok yang datang menghampiri
Dani dan menariknya menuju kamar mandi. Dani hanya diam saja dan tidak memberontak
karena dia merasa tidak pernah bermasalah dengan mereka. Rudi yang tahu dan melihat akan
kejadian itu lalu mengikuti Dani dan tugas cowok tadi dari belakang.

“Kamu yang namanya Dani!! Awas kamu kalau menang di pertandingan basket ini!”
bentak salah satu cowok dari ketiga cowok itu.
“Kenapa aku harus kalah?” Tanya Dani sambil menatap cowok yang tunjuk jari
kehadapan muka dia.

“Ya, asal kamu tau aja ya kalau gue itu gak pernah dikalahkan oleh siapapun.” Bentak
cowok tadi. “Kalau kamu jantan seharusnya kamu harus bisa buktikan dan jangan asal
ngomong saja” Jawab Dani. Karena semakin memanas cowok itu mau menonjok muka dan
perut Dani. Dengan segera Rudi datang menghampiri mereka, Rudi pun menghentikan cowok
tersebut.

"Siapa kamu mau jadi pahlawan!?" Ucap salah satu cowok tadi dengan tegas.

"Jangan bikin kegaduhan di sini atau saya bakal lapor ke kepala sekolah" ucap Rudi.

Karena takut dengan ancaman Rudi akhirnya mereka bertiga pergi meninggalkan Dani
dan Rudi. Dani tidak menyangka bahwa akan dijegal oleh tim lawan basketnya. Rudi
memegang pundak Dani dan hanya bilang “Sabar dan mungkin mereka khilaf jadi kamu
harus buktikan pada mereka bahwa kamu bisa menang,Dani.” "Terimakasih ya Rud" ucap
Dani dengan tersenyum.

Pertandingan pun sudah di mulai Singkat cerita, ronde pertama pertandingan basket ini
di menangkan oleh tim lawan Dani tim lawan pun yakin bisa mengalahkan tim Dani, akan
tetapi pada detik terakhir akhirnya tim Dani lah yang menang. Banyak yang mengucapkan
selamat kepada Dani,Cowok yang melabrak Dani tersebut pun bersalaman dengan Dani dan
meminta maaf atas kejadian di kamar mandi tadi.

Dani langsung menjabat tangan cowok tersebut dan mengatakan bahwa “Kamu juga
bukan musuh aku kok, selama permainan basket tadi itu hanya sebagai lawan permainan saja
Jadi mulai sekarang kita sebagai teman ya. Daripada punya banyak musuh lebih baik punya
banyak teman.” Cowok tersebut mengangguk dan mengiyakan perkataan Dani mereka pun
menjadi teman baik.

Hari demi hari selama di SMA tak terasa akhirnya usai juga, tiba saatnya detik
kelulusan sekolah Dani dan Rudi. Hal itu membuat para siswa dalam tangisan bahagia. Dani
dan Rudi akhirnya lulus dan keduanya merangkul untuk perpisahan pertemuan mereka. Dani
berbangga hati karena nilai ujiannya tertinggi nomor pertama dari seluruh siswa di SMA.
Sehingga ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke jurusan yang Dani inginkan
yaitu ke peternakan yang merupakan impiannya selama ini. Tapi ia juga ingin sekali mencari
pekerjaan yang lebih baik untuk menghidupi karena dia adalah tulang punggung keluarganya.

Sebelum Dani pergi mencari kerja , ia berpamitan dan menyampaikan ucapan terima
kasih kepada majikannya yaitu Pak Hadi yang telah memberikan bantuan selama ini, pak
Hadi bangga terhadap Dani tidak sia sia ia membiayai sekolah Dani karena Dani
mendapatkan nilai yang sangat bagus,

Setelah berpamitan beberapa hari kemudian Dani melamar pekerjaan di perusahaan


“industri pakan ternak” sebagai sales. Walaupun bukan cita-cita ia menjadi sales tetapi ia
berusaha melakukan terbaik pada proses wawancara tersebut. Memang persyaratan sales itu
tidak mudah karena harus memiliki kepribadian yang menarik, fisik dan mental yang kuat,
memiliki kemampuan komunikasi yang baik, sehat jasmani dan rohani dengan melalui
berbagai tes kesehatan maupun psikotest.

Banyak saingan tapi ia tak mudah putus asa dan yakin padanya kalau ia akan
mendapatkan pekerjaan tersebut. Setelah berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai sales,
selanjutnya ia melakukan berbagai pelatihan di perusahaan tersebut seperti product
knowledge, selling skill, chemical knowledge,dan peraturan perusahaan. Bila sudah lulus
pelatihan ia akan di tugaskan di berbagai kota di seluruh Indonesia.

Pagi sampai sore ia bekerja sedangkan pada sore hari ia kuliah. Padahal hari harinya
sangat capek tapi Dani tidak menyerah itu semua demi keluarganya. Ibunya yang kasihan
ibunya pun membantu Dani dengan cara ibunya bekerja di salah satu tempat laundry baju
untuk membantu Dani dan meringankan beban Dani. Hari haripun di lewati dengan
banyaknya cobaan tetapi Dani tidak menyerah ataupun mengeluh.

Pada suatu malam ia berangkat kuliah dengan mengendarai motor kecepatan tinggi 50
km/jam. Tiba tiba ia menabrak mobil yang ada di depannya dari arah berlawanan. Ia terpental
cukup jauh, jatuh ke jalan, darah keluar deras, dan mata Dani pun mulai gelap. Akhirnya ia
dibawakan ke rumah sakit terdekat dengan tak sadarkan diri. Setelah mobil tiba di rumah
sakit, ia pun dibawa segera ke ruangan UGD untuk mendapatkan penanganan oleh dokter dan
perawat. Setelah mendapatkan penanganan segera, dokter menghubungi ibu Dani yang
mengabarkan bahwa Dani mengalami kecelakaan dan Tangan kiri Dani harus diamputasi.
Segeralah ibu Dani pergi menuju ke rumah sakit tempat Dani di rawat. Karena harus buru
buru dioperasi maka dokter ingin meminta persetujuan dari ibu Dani dan tak pikir panjang
ibu Dani langsung menyetujuinya untuk mengamputasi tangan kiri Dani Setelah dioperasi.
Dani ditempatkan di ruang rawat inap dengan ditemanin oleh ibunya.

Pagi harinya, Dani baru sadarkan diri, ia melihat ibunya meneteskan air mata karena
putra pertamanya berbaring lemah di kasur. Ibu Dani mencoba menghubungi Sahabat Dani
yaitu Rudi untuk memberitahu apa yang sedang terjadi dengan Dani saat ini. Rudi yang
mendengar berita tersebut, langsung bergegas pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Dani
yang dirawat di rumah sakit. Sampai di rumah sakit, Rudi melihat Dani yang baru siuman dan
melihat ibu Dani lagi bersedih. Dani yang merasa kebingungan kalau ada ibu dan Rudi di
sampingnya maka ia mulai bertanya pada ibu dan Rudi.

"Ibu, Dani ada dimana ya? Mengapa pada kumpul semua di sini?" tanya Dani.

"Kamu ada di rumah sakit karena kamu mengalami kecelakaan" Jawab Rudi.

Dani merasa kaget dan mencoba mengigat kejadian kemarin. Saat ia ingin
menggerakkan anggota badannya. Di situlah ia merasa keanehan bahwa ada sesuatu yang
terjadi pada tangan kirinya. Dani merasa sangat kaget dan meneteskan juga air mata,
langsunglah sang ibu memeluk Dani dan Rudi mencoba kasih semangat untuk
menghadapinya.

"Dani ini cobaan dari Allah dan kamu harus tetap kuat dan semangat untuk melewati
semuanya ini. Aku berharap kamu masih bisa optimis untuk mengejar mimpimu" Kata
Rudi untuk menguatkan hati Dani.

"Terima Kasih Rud. Kamu selalu ada buat aku dan selalu support aku" sahut Dani.

"Sama-sama" jawab Rudi.

Setelah beberapa hari cuti karena sakit, akhirnya ia mulai bekerja. Dani merupakan
anak pekerja keras dan tidak pernah putus asa. Ketika ia memulai masuk kerja, semua
karyawan menatap dia dan memulai terdengar desas desus ke telinga teman satu sama lain.
Semua karyawan menganggap remeh Dani karena Dani hanya mempunyai tangan satu saja.
Salah satu karyawan pekerja itu memulai menghina Dani.
"Mana Mungkin seorang sales dengan penampilan begitu!? Mana bisa kunjungan dari
satu tempat ke tempat lain untuk produk kita. Untuk diri sendiri saja masih beban
apalagi harus menjual produk kita juga"

Sahut Dani, "Kita tidak boleh anggap remeh orang lain. Seharusnya kamu itu bersyukur
masih punya anggota badan yang utuh. Yang terpenting aku akan sekuat tenaga untuk
menjual produk perusahaan kita. Tidak hanya penampilan luar saja yangbisa
dicomment tetapi seharusnya dari kemampuan berbicara menjual kita dan pengetahuan
produk kita yang harus bisa memikat dari pembeli. Jika ada orang membully body
shaming juga ada hukumnya dan dikenakan pasal lho" Langsunglah 1 karyawan itu
terdiam dan pergi karena takut di laporkan oleh Dani.

Hari demi hari di lewati Dani, ia berusaha menggunakan motor dengan tangan 1 nya
dan kunjungan ke customernya. Memang ada yang menghina ia, tapi tak sedikitpun yang
berbelas kasihan pada Dani. Karena kegigihan dari Dani itulah atasannya masih selalu
memperkerjakan ia. Atasannya selalu percaya karena Dani yang jujur dan selalu mau
berusaha, tidak mudah putus asa, dan semangat kerjanya bagus. Dengan waktu bersamaan
juga, hari hari di lewati dengan banyaknya cobaan akhirnya Dani memasuki semester terakhir
pada kuliah Jurusan peternakan. Ia memasuki sidang skripsi dan jantung bergetar cepat, raut
wajah gelisah, keringat dingin keluar karena ketakutan Dani jika ia tidak lulus. Tetapi dia
selalu berdoa dan berusaha agar tidak menghianati hasil, tibalah Akhirnya setelah dibacakan
oleh dosennya bahwa ia telah lulus dan mendapatkan nilai IPK tertinggi ibunya sangat
bangga terhadap Dani. Dani sangat lega dan bangga karena ia juga mendapat banyak tawaran
untuk bekerja di perusahaan perusahaan lain yang lebih besar. Tetapi Dani selalu bertahan
sebagai sales di perusahaan pakan ternak. Karena ibunya sering membujuk Dani agar
berpindah kerja yang lebih baik dan jabatan yang lebih tinggi. Akhirnya dani menuruti apa
kata ibunya. Ia menerima pekerjaan di perusahaan ternama Industri produksi peternakan dan
di tempatkan sebagai manager.

Setelah bertahun tahun lamanya ia bekerja di sana, akhirnya ia dipindahkan ke pusat


perusahaan. Ia sangat senang karena impiannya kini telah terwujud dan bisa membahagiakan
keluarganya. Kehidupannya ia berubah dratis menjadi lebih baik. Setelah sudah lama ia kerja
di sana Ia juga bertemu dengan seorang gadis cantik yang berprofesi sales bernama sinta dia
cantik, pekerja keras, dan gadis itu tipe Dani. Dani sangat menyukai gadis tersebut, Akhirnya
Dani berusaha mendekati Sinta tapi ternyata Sinta sudah mempunyai kekasih tetapi Dani
tidak menyerah karena Dani sudah benar-benar tertarik kepada Sinta.

dia selalu memperhatikan Sinta walau dari jauh dan tidak lama dari itu tiba-tiba Sinta
dan kekasihnya mempunyai masalah sehingga mengakibatkan hubungannya tidak baik baik
saja sampai akhirnya Sinta dan kekasihnya putus, Di situlah kesempatan Dani untuk
mendekati Sinta lagi Dani berusaha menenangkan Sinta dari kesedihannya hari hari di lalui
dengan kesedihan sampai akhirnya Sinta sadar ada Dani yang selalu menemani dan memberi
perhatian lebih kepada ia dan akhirnya Dani berhasil mengambil hati Sinta. Sinta mulai suka
dengan Dani Karena kasih sayang Dani yang tulus setiap hari mereka kemana mana selalu
bareng mulai dari berangkat kerja,makan siang,sampai pulang kerja mereka saling menyukai
satu sama lain tibalah waktu yang tepat Dani mengajak Sinta untuk dinner di malam hari
Dani punya keinginan untuk melamar Sinta tapi Dani ragu dan tidak yakin Sinta akan
menerimanya.

Tibalah malam hari Dani menjemput Sinta untuk dinner sesampainya mereka di sana
mereka di sambut dengan pelayan pelayan restoran yang amat sopan dan baik. setelah
ngobrol banyak akhirnya Dani memberanikan diri untuk melamar Sinta.

"Sinta apakah kamu mau menikah denganku?"tanya Dani

"Apakah kamu mau menerima semua kekuranganku?" tanya Sinta

"Pasti pasti aku menerimanya" ucap Dani.

Sinta dengan senang dan kebingungan dia menjawab

"Iya aku mau" ucap Sinta.

Berbulan bulan mereka menjalin hubungan akhirnya mereka memilih ke jenjang yang
lebih serius.Dan karena mereka sudah mengenal lebih dalam dan keluarga keduanya juga
sudah menyetujui dan cocok akhirnya mereka menikah. Setelah menikah Sinta sudah tidak
bekerja lagi melainkan Sinta menjadi ibu rumah tangga dan istri yang sangat perhatian
kepada Dani yang setiap harinya Sinta selalu datang ke kantor untuk mengantar makanan
yang sudah di buat olehnya. Dani pun sangat senang akan hal itu karena mempunyai istri
yang sangat perhatian dengan banyak kekurangan dia ternyata ada orang yang peduli yaitu
istrinya.
Hari hari dilalui 2 bulan setelah menikah mereka akan menjadi orang tua yang artinya
Sinta sedang mengandung sang buah hati, Mereka sangat bahagia karena secepat itu mereka
di percayai tuhan untuk menjaganya. Sinta pun sangat bahagia menikah dengan Dani yang
memperlakukan Sinta dengan baik dan menyayangi Sinta sepenuh hati banyak keinginan
Sinta semasa hamil tetapi tak ada satupun keinginan Sinta yang tak di tolak oleh Dani, sampai
akhirnya di usia kandungan Sinta yang memasuki 9 bulan dan akhirnya melahirkan anak laki
laki yang sangat mirip dengan ayahnya yaitu Dani anaknya di beri nama Doni, tangis bahagia
Sinta dan Dani serta keluarganya. Setelah mempunyai anak sampai perusahaan yang di
pegang oleh Dani bertambah sukses dan Dani berfikir karena dia mempunyai anak laki laki
bahwa ini adalah rezeki yang di hadiahkan untuk anak nya yaitu Doni.

Sampai Dani bisa membangun dan merintis usahanya sendiri dia membuat usaha
peternakan ayam dengan kandang yang begitu besar dan mempunyai 3-5 kandang peternakan
ayam dan berkat usahanya dia mempunyai penghasilan yang cukup amat tinggi lebih dari
gajinya kerja di perushaan orang lain. Ibunya merasa bangga karena mempunyai anak yang
bisa dihandalkan dan kini Dani berhasil meraih cita-citanya yang selama ini diimpikannya
dan mempunyai istri yang sangat pengertian.

Perkataan ibu Dani yang selalu menjadikan motivasi hidup ia, “Jadikan impianmu
sebagai mimpi yang kenyataan, jangan hanya sekedar hanya mimpi saja tetapi tidak bisa
diperjuangkan. Sekurang apapun diri kita jika ada semangat dan kemauan akan terwujud juga
segala mimpimu. Tak luput juga berdoa dan usaha untuk menuju kesuksesan.”

Anda mungkin juga menyukai