Anda di halaman 1dari 4

BIODATA PENULIS

Nama : Savadila Adinda Mynur

Tempat, tanggal lahir : Tasikmalaya, 15 Mei 2003

NPM : 212121101

Judul Cerpen : Kekuatan Cinta Dan Keterbatasan

Motto Hidup : Setelah kesulitan, pasti ada kesulitan lainnya.


Kekuatan Cinta Dan Keterbatasan

Di sebuah rumah kecil di pinggiran kota, hidup seorang ayah yang penuh kasih bernama
Dodi. Ia menghadapi tantangan besar dalam hidupnya, karena anaknya, Rina, kehilangan
penglihatannya dalam sebuah kecelakaan tragis beberapa tahun yang lalu dan ibunya
meninggal karena kecelakaan itu, tetapi ia tidak pernah meratapi nasib buruknya. Meskipun
begitu, Dodi rela mengurus Rina seorang diri tanpa mengeluh sedikit pun.

Setiap pagi, Dodi membangunkan Rina dengan lembut. Ia membantunya mencuci wajah dan
mengenakan baju sekolahnya. Meskipun Rina tak lagi bisa melihat dunia seperti yang lain, ia
selalu tersenyum dan mengatakan, "Terima kasih, Ayah."

Dodi mengajar Rina membaca braille dan menggiring tangannya melalui buku-buku dengan
huruf braille yang penuh dengan kisah-kisah petualangan. Mereka berdua sering membaca
bersama di malam hari, dan Rina seringkali terkikis oleh imajinasi yang tak terbatasnya.

Setiap akhir pekan, Dodi membawa Rina ke taman. Ia membawanya mendekati bunga-bunga
dan menggambarkan dengan penuh rinci bagaimana warna dan aroma bunga-bunga itu.
Meskipun Rina tak bisa lagi melihatnya, ia bisa merasakannya melalui kata-kata ayahnya.

Namun, ada satu hal yang selalu mengganggunya, Rina sering di-bully oleh teman-teman
sekelasnya di sekolah. Mereka sering meledek Rina tentang ketidakmampuannya untuk
melihat, dan ini membuatnya merasa terisolasi dan sedih.

Setiap hari, Rina pulang ke rumah dengan hati yang hancur akibat perkataan kasar teman-
temannya. Dodi akan selalu ada di sana untuknya, siap mendengarkan dan memberikan
dukungan yang tak tergoyahkan. Mereka akan duduk bersama di ruang keluarga, Dodi
merangkul Rina dengan lembut, dan dia akan memberi tahu putrinya bahwa dia adalah gadis
yang istimewa dan hebat.

Dodi tidak pernah lupa mengajarkan Rina bahwa keberanian adalah cahaya yang selalu ada
dalam dirinya. Dia mengajarinya untuk tetap berpegang pada impian dan keyakinannya,
bahkan ketika dunia luar terasa begitu dingin. Dodi percaya bahwa Rina bisa mencapai apa
pun yang dia inginkan dalam hidupnya.
Suatu hari, setelah Rina menceritakan pengalaman bully yang baru, Dodi berkata, "Rina,
kamu adalah gadis yang hebat, dan kebutaanmu tidak menentukan siapa kamu. Mereka yang
tidak bisa melihat kebaikan dalam hatimu yang sebenarnya yang seharusnya merasa malu."

Rina tersenyum. Kata-kata ayahnya memberinya kekuatan. Tetapi mereka tidak hanya
mengandalkan kata-kata, mereka juga mengambil tindakan. Dodi pergi ke sekolah dan
berbicara dengan guru-guru dan kepala sekolah untuk memastikan bahwa tindakan diambil
untuk melindungi Rina dari bully.

Suatu hari, Rina datang dengan permintaan. "Ayah, bisakah kamu mengajari aku cara
bermain gitar?"

Dodi merasa senang dengan permintaan itu. "Tentu, Nak! Aku akan mengajarimu."

Mereka mulai belajar bersama. Dodi mengajarinya cara memegang senar-senar gitar, cara
memetiknya, dan cara membaca not balok dalam braille. Rina belajar dengan tekun dan
semangat yang luar biasa. Bermain gitar memberinya kebahagiaan dan pelarian dari rasa sakit
yang dirasakannya di sekolah.

Saat waktu berlalu, Rina semakin mahir dalam bermain gitar. Dia mulai menyanyi lagu-lagu
yang indah, dan teman-temannya yang dulu sering mem-bullynya, sekarang terpesona dengan
bakatnya yang luar biasa. Dodi melihat putrinya berkembang menjadi sosok yang kuat dan
percaya diri.

Suatu hari, Rina memberanikan diri untuk berbicara di depan seluruh kelasnya. Dia berbagi
kisahnya tentang bagaimana dia menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan
dukungan dari sang ayah. Semua orang di kelas, termasuk teman-temannya yang dulu pernah
mengejeknya, terinspirasi oleh ketekunan dan semangatnya.

Rina melihat Dodi dengan bangga saat dia selesai berbicara. Dodi tersenyum dan
menganggukkan kepala. Mereka berdua tahu bahwa mereka telah mengubah pandangan
orang-orang terhadap keberanian dan kemampuan sejati, tidak hanya untuk Rina, tetapi juga
untuk semua yang mendengarnya.

Ketika malam tiba, mereka duduk bersama di teras rumah, menatap bintang-bintang. Rina
berkata, "Ayah, aku tahu aku tak bisa melihat dunia seperti orang laindan seperti dulu, tapi
berkatmu, aku merasa seperti aku memiliki dunia sendiri."
Dodi mengusap pipi Rina dengan lembut dan berkata, "Dan duniamu itu adalah salah satu
yang paling indah yang pernah aku lihat, Rina."

Dalam cahaya bulan dan bintang, Rina dan Dodi merasakan kehangatan hubungan mereka
yang tak tergantikan. Mereka telah membuktikan bahwa cinta seorang ayah dan kekuatan
tekad anaknya dapat mengubah kehidupan yang penuh tantangan menjadi kisah yang penuh
harapan dan kebahagiaan.

Ketika Dodi melihat Rina tidur nyenyak di kasurnya. Ayah itu merenung sejenak, lalu
membuat keputusan yang menggetarkan hatinya. Dia akan mendonorkan mata kirinya untuk
Rina. Dia tahu ini adalah satu-satunya cara untuk memberikan putrinya kesempatan untuk
melihat dunianya lagi yang selama ini hanya bisa dirasakannya.

Suatu hari, Dodi mendengar berita bahwa ada kemungkinan besar untuk mengembalikan
penglihatan Rina melalui operasi mata eksperimental yang berisiko tinggi. Dia tahu risikonya
besar, tetapi juga tahu bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan untuk memberikan putrinya
hidup yang normal dan kesempatan untuk melihat dunianya lagi.

Dalam waktu yang singkat, operasi pun dilakukan. Namun, sayangnya, operasi tersebut gagal
dan meninggalkan Dodi dengan satu mata yang buta. Dodi sekarang berada dalam kegelapan
yang sama seperti yang dirasakan Rina selama ini. Namun, dia tak pernah menyesalinya.
Baginya, yang terpenting adalah kebahagiaan putrinya.

Ketika Rina pertama kali melihat lagi matahari terbit, air matanya tak bisa dihentikan. Dia
tersenyum lebar, merasa kebahagiaan yang tak terlukiskan. "Ayah, mataku sudah bisa melihat
lagi, matahari sangat indah!" kata Rina dengan suara gembira.

Tetapi setelah operasi yang gagal, Rina merasa sedih, tapi dia juga merasa terinspirasi oleh
pengorbanan besar ayahnya. Mereka berdua bersatu dalam keadaan buta, tetapi penuh
semangat. Rina belajar dari ayahnya bagaimana berjuang melalui keterbatasan dan tidak
pernah menyerah.

Anda mungkin juga menyukai